BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pendeaan vecor auoregression (VAR) non-resriif yang dipilih dalam sudi ini diembangan oleh Sims (980). VAR dibangun unu mengesimasi permasalahan analisis fungsi ransfer dan inervensi. Sims (980) menyiapan VAR agar bisa digunaan sebagai erangaera mulivariabel dimana perubahan dalam sebuah variabel erenu erai era dengan perubahan dalam lag variabel iu sendiri dan perubahan-perubahan dalam lag variabel-variabel lainnya. Isilah auoregressive dalam VAR didasaran pada esisensi nilai lag variabel dependen pada persamaan ruas-anan; sedangan isilah vecor diambil arena model merupaan sebuah veor dua variabel (aau lebih). Menuru Sims (980) ia benar eradi esimulanan anar-variabel dalam model, maa semua variabel ersebu semesinya diperlauan sama; arinya, ida perlu lagi ada pembedaan anara endogen dan esogen. VAR memperlauan semua variabel sebagai variabel endogen yang saling erhubung (oinly endogeneous) dan meneanan ida ada resrisi apriori anarvariabel yang dianalisa. Karena VAR mengespresian variabel-variabel eria hanya sebagai variabel predeermined lag, maa model VAR merupaan sebuah model benu susu. Sims (980) menglaim bahwa VAR non-resriif bisa menadi pendeaan yang lebih bai dalam memahami hubungan anarvariabel eonomi maro dibandingan dengan model-model sruural onvensional. Benu VAR lain yang erap diapliasian adalah VAR eroinegrasi, disebu VECM (vecor error correcion model), yang mengombinasian perilau variabel dalam anga-panang dan relasi anarvariabel dalam anga-pende dan oleh sebab iu mampu mereflesian hubungan anarvariabel dengan lebih bai. Namun, ida ada aminan menggunaan resrisi oinegrasi merupaan basis andal dalam inferensi sruural (liha Faus & Leeper, 997 dan Soc & Wason, 200). Temuan-emuan yang ada seauh ini masih belum egas menyaaan bahwa VECM berinera lebih bai dibandingan VAR non-resriif pada semua horizon peramalan. Sims (980) merupaan salah sau orang perama yang 38 Universias Indonesia Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200.

2 39 mengrii model-model sruural arena dalam melauan peramalan erhadap rend sebuah indiaor eonomi, yang pening diperimbangan sebagai obeif uamanya adalah inga eauraan peramalan ersebu yaiu mendapaan mean square errors peramalan seecil mungin dan buan hanya mengiui posula eori eonomi. Eliminasi aau penghilangan resrisi ini adalah faor yang membua paar maemaia dan eonom mencari alernaif model sruural lainnya agar dapa melauan peramalan yang lebih presisi pada sebuah indiaor eonomi dan menghindari dampa eliminasi resrisi erhadap hasil esimasi. Peranyaan yang muncul adalah enapa menggunaan model VAR, enapa misalnya buan sebuah model (sruural) eonomeri muli-persamaan? Aau enapa buan VECM? Peranyaan ersebu ida mudah diawab dengan cara sederhana; endai begiu, beberapa perimbangan uama enapa model VAR nonresriif dipilih dalam sudi ini adalah sebagai beriu. Perama, mesipun cuup banya lieraur menggagas penerapan VECM apabila variabel-variabel dalam VAR non-resriif ernyaa eroinegrasi, eapi ida sedii pula riius yang mengargumenasian bahwa dalam anga pende VAR non-resriif berperforma lebih bai dibandingan VAR eroinegrasi aau VECM. Kelemahan dari pendeaan ini adalah apabila proses yang sesungguhnya ernyaa buan merupaan sebuah VAR in difference. Beberapa series faanya elah sasioner, aau mungin beberapa ombinasi linier dari beberapa series ersebu bersifa sasioner, seperi dalam VAR oinegrasi. Menuru Hamilon (99), apabila siuasinya adalah seperi iu maa VAR in difference menadi salah spesifiasi. Kasus hilangnya informasi berharga dengan melauan pembedaan uga diduung oleh Sims (980) dan Doan (992). Menuru analisis merea, sebuah sisem variabel eroinegrasi diesimasi sebagai sebuah VAR in level aau sebagai sebuah model VECM, dimana VECM ini adalah benu resriif dari VAR. Jia ida ada oinegrasi, penerapan resrisi ini aan membuahan hasil esimasi yang lebih efisien. Namun demiian dalam anga pende esimasi VECM lebih ida aura dibandingan VAR. Kedua, pada umumnya paar eonomi mempunyai eerarian erenu aas perubahan harga anga-pende (Cuva & Kalinausas, 2009). Dalam ones ini Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

3 0 model-model ime-series (dimana VAR merupaan bagian dari model ersebu) bisa lebih unggul dibandingan model-model eonomeri sruural arena model sruural lebih coco unu analisis eori-eori eonomeri maupun eonomi eapi mempunyai apasias araer peramalan yang lebih ecil. Keiga, seperi yang erulis dalam sudi Cuva & Kalinausas (2009) maupun Farzanegan & Marward (2009), banya perise masa ini, misalnya Enders (995) dan Fildes & Seler (2000), menyaian model-model ime series sebagai sebuah alernaif erhadap model-model sruural yang sanga besar dan variaif. Dalam banya asus, model-model ime series ida mampu mengonfirmasian peramalan yang dialulasi berdasaran model-model eonomeri sruural. Hal ini disebaban model sruural dirancang sesuai dengan eori-eori eonomi, dimana esimasi erhadap parameer-parameernya membuuhan apliasi beragam resrisi. Resrisi uamanya disebu resrisi eliminasi (eliminaion resricion) yang berari variabel-variabel yang dianggap ida bisa menelasan perilau variabel lainnya (ida sesuai dengan eori eonomi) harus dieluaran dari dalam model ersebu walaupun hasil esimasinya signifian secara saisi. Keempa, Lüepohl (200, 2003) dan banya perise lainnya uga mengusulan unu mengapliasian model VAR dalam esimasi peramalan indiaor-indiaor pereonomian arena semua variabel dalam model VAR bersifa endogen. Dan oleh arenanya, ida ada variabel unggal erenu yang dihilangan eia menelasan perilau variabel-variabel lainnya yang erera dalam model. Lebih lanu diungapan bahwa dalam anga-pende VAR nonresriif berperforma lebih bai dibandingan dengan VAR eroinegrasi (sebagai conoh liha Naa & Tufe, 997). Hasil-hasil sudi lainnya, seperi Engle & Yoo (987), Clemens & Hendry (995), dan Hoffman & Rasche (996), mampu memperlihaan bahwa sebuah VAR non-resriif lebih superior (dalam hal varian peramalan) dibandingan VECM resriif pada horizon pende (dalam Maghyereh, 200). Naa & Tufe (997) uga membandingan performa VECM dan VAR non-resriif dalam menganalisa impulse response funcion angapende dan membuian bahwa inera edua meode ersebu hampir ideni. Hal ini menggagas bahwa VAR unu horizon pende sanga bai, hususnya ia Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

4 dispesifiasian dengan epa, dalam menganalisa hasil variance decomposiion dan impulse response funcion. Kelima, Soc & Wason (200) menilai VAR sebagai insrumen yang cuup ua dalam mendesripsian daa dan membangun benchmar peramalan mulivariabel yang andal. Apaah VAR elah menghasilan sumbangan yang signifian erhadap inferensi sruural dan analisis ebiaan adalah hal lain yang masih eap diperdebaan. Kendai demiian, Soc & Wason (200) menyaaan bahwa perdebaan yang sama uga berlau aas model-model alernaif selain VAR. Kalibrasi model-model eonomimaro equilibrium umum soasis dan dinamis memang bersifa esplisi erhadap espeasi dan hubungan ausal dan menyediaan eranga era oheren yang cerdas unu analisis ebiaan. Namun, menuru Soc & Wason (200) model-model yang ada belum cuup sesuai dengan daa yang ersedia. Oleh arenanya, ia VAR digunaan secara bia dan didasaran pada usifiasi eonomi yang bai dan rinci, maa Soc & Wason (200) meyaini VAR ida hanya sesuai dengan daa eapi uga bisa diadian peranga esimasi beberapa hubungan ausal. Sebagai ambahan, menuru Guarai (200), secara enis pendeaan VAR non-resriif mempunyai fiur-fiurs husus sebagai beriu: (a) VAR merupaan sebuah sisem simulan dimana semua variabel dianggap endogen, eapi ida seperi persamaan simulan, VAR bersifa a-eoriis arena ida membuuhan informasi apriori aau eori yang mapan; (b) Dalam sisem VAR, nilai sebuah variabel diepresian sebagai sebuah fungsi linier nilai-nilai variabel iu sendiri di wau sebelumnya, aau lag, dan semua variabel lainnya dimasuan e dalam model; (c) Apabila seiap persamaan mengandung umlah variabel lag yang sama, maa esimasi cuup dilauan dengan OLS anpa perlu meruu pada meode esimasi erenu. Kendai begiu, Guarai (200) menyaaan bahwa penyederhanaan model VAR menyisaan beberapa elemahan, seperi: (a) Menginga erbaasnya umlah observasi yang umumnya erdapa pada analisis-analisis eonomi, maa anangan erbesar dalam model VAR adalah menenuan panang lag. Inrodusi beberapa lag pada seiap variabel aan menghilangan seumlah degrees of freedom; (b) Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

5 2 Apabila seiap persamaan mengandung beberapa lag, maa ida aan selalu mudah menginerpreasian iap-iap oefisien, hususnya ia anda oefisienoefisien ersebu berbeda. Oleh sebab iu, meode IRF (impulse response funcion) dalam pemodelan VAR bisa digunaan unu mencariahu bagaimana variabel dependen memberian respon erhadap goncangan (shoc) yang eradi pada sau aau lebih persamaan dalam sisem; (c) Meode peramalan (forecasing) VAR masih menyimpan perdebaan dan onroversi, sehingga urang sesuai unu analisis ebiaan. Terlepas dari elemahan-elemahan ersebu, model VAR merupaan bagian dari eonomeria yang elah banya diapliasian. Oleh sebab iu, dalam sudi ini penulis memilih meode VAR arena mempunyai emiripan dengan model persamaan-simulan sruural, dan merupaan alernaif model peramalan yang bisa mengganian model-model persamaan simulan sruural. 3. Spesifiasi Model Pada sudi ini ada enam variabel endogen yang diesimasi: inga inflasi, PDB, pengeluaran pemerinah, umlah uang beredar, nilai uar riil, dan harga minya menah. Maa secara umum spesifiasi model unu masing-masing persamaan dengan enam variabel ersebu diespresian sebagai persamaan () s.d. persamaan (6), yaiu: Persamaan () 0 LY LG LM LE LO u Persamaan (2) LY LY 2 LG 2 LM 2 LE 2 LO u 2 Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

6 3 Universias Indonesia Persamaan (3) u LO LE LM LG LY LG Persamaan () u LO LE LM LG LY LM 0 Persamaan (a) 5 u LO LE LR LG LY 0 Persamaan (5) u LO LE LM LG LY LE Persamaan (6) u LO LE LM LG LY LO dimana P = inga inflasi IHK, Y = PDB nominal; G = pengeluaran pemerinah; M = M (umlah uang beredar dalam ari sempi), E = nilai uar rupiah erhadap USD, O = harga minya menah; dan u, u 2, u 3, u, u 5 dan u 6 adalah sochasic error erms, yang dalam bahasa VAR disebu impulses aau innovaions 5 Selain melauan esimasi erhadap M dan erai dengan ebiaan ITF pascarisis, penulis melauan esimasi erhadap suu bunga SBI 3-bulan (sebagai penggani M) guna meliha perbedaan dampa edua variabel ersebu erhadap inflasi. Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200.

7 aau shocs (goncangan). Unu membedaan hasil esimasi anara sebelum dan sesudah risis moneer, maa digunaan huruf A = sebelum risis moneer, dan B = sesudah risis moneer. Oleh arenanya, A, LYA, LGA, LMA, LEA, dan LOA beruru-uru adalah inga inflasi, PDB nominal; pengeluaran pemerinah, M, nilai uar rupiah erhadap USD, dan harga minya menah sebelum risis moneer (969Q-997Q). Sedangan B, LYB, LGB, LMB, LRB, LEB, dan LOB beruru-uru adalah inga inflasi, PDB nominal; pengeluaran pemerinah, M, suu bunga SBI 3-bulan, nilai uar rupiah erhadap USD, dan harga minya menah sesudah risis moneer (999Q-2009Q). Spesifiasi di aas sengaa menggunaan model double log agar lebih mudah diinerpreasian, menginga hasilnya sudah dalam benu elasisias. Secara garis besar, disain VAR dalam sudi ini mencaup ahapan-ahapan beriu: () Melauan ui sasionerias daa melalui ui aar uni unu menenuan deraa inegrasi, apaah VAR in-level ~ I(0) aau VAR in-firs-difference ~ I(), ds. (2) Menenuan ordo VAR aau menenuan panang elambanan (lag), apaah VAR(), VAR(2), ds. (3) Menenuan dan melauan esimasi model VAR berdasaran panang lag yang elah dienuan sebelumnya. () Melauan analisis eonomeria melalui innovaion accouning, yaiu, impulse response funcion (IRF) dan variance decomposiion (VDC). Kemudian hasil analisis eonomeri ini diiui dengan analisis dan inerpreasi hasil yang dibasisan pada eori-eori eonomi. 3.. Ui Aar Uni (Uni Roo Tes) Poin yang renan dideba adalah penenuan model VAR pada level (in level) aau pada pembedaan perama (firs difference). Jia semua variabel yang digunaan mengiui proses I(0), spesifiasi in level menadi sesuai. Namun apabila ebanyaan variabel ime-series non-sasioner, maa aan imbul problem pembedaan. Menuru Hamilon (99), sau opsi yang bisa diempuh adalah mengabaian faa eidasasioneran ini dan mengesimasi VAR in level, dengan mengandalan nilai -saisi dan F-disribusi unu mengui hipoesis yang diauan. Opsi lainnya adalah melauan pembedaan daa ime-series yang nonsasioner sebelum melauan esimasi VAR. Apabila proses yang sebenarnya Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

8 5 adalah VAR in-difference, maa pembedaan aau differencing ini aan meningaan performa sampel yang ecil. Sasionerias daa dalam analisis dere wau merupaan asumsi yang pening unu menamin hasil esimasi yang efeif. Pandangan mayorias, misalnya yang dieanan oleh Granger & Newbold (97) dan Phillips (986), adalah bahwa daa sasioner harus digunaan arena daa non-sasioner bisa mengaibaan hasil regresi yang lancung (spurious), dimana R 2 inggi dan - saisi signifian, eapi ida memberian hasil yang bermana. Dengan demiian, esimasi menadi ida onsisen dan esimpulannya ida berlau. Masalah ini muncul arena eduanya mengalami rend yang ua, adi R 2 yang inggi iu disebaban oleh eberadaan rend ersebu, buan arena hubungan dianara eduanya. Ui sasionerias yang elah menadi sedemiian populer adalah ui aar uni. Sanga elas apabila variabel-variabelnya I(0), maa hal ini buan suau masalah. Kesulian muncul eia harus dilauan pembedaan erhadap variabel-variabel VAR agar mendapaan proses yang sasioner. Oleh arenanya, langah perama yang harus dilauan adalah melauan ui ordo inegrasi variabel. Ui aar uni dilandasan pada ui yang digagas oleh Dicey & Fuller (98), Phillips & Perron (988), maupun Kwiaowsi e al. (992) guna menginvesigasi deraa inegrasi variabel-variabel yang dipaai dalam analisis empiris. Dalam sudi ini digunaan ui aar uni ADF (augmened Dicey-Fuller) dan ui PP (Phillips-Perron). Secara eoriis, ii awal proses aar uni (soasi), dimulai dengan: Y Y u,, dimana u = whie noise error erm. Apabila ρ = (arinya ada aar uni), maa proses soasi ersebu adalah non-sasioner. Oleh arena perlu dilauan regresi Y erhadap Y lag- aau Y pada periode sebelumnya (Y ). Prosedur aual implemenasi ui aar uni yang dipaai dalam sudi ini, bai ui ADF maupun ui PP, dilauan dengan iga proses berbeda: ida mempunyai inercep dan rend; mempunyai inercep; aau mungin dengan inercep di seiar sochasic rend. Secara umum eiga benu persamaan ui ADF dan PP yang berbeda, dengan iga hipoesis nol (H 0 ) yang berbeda adalah: Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

9 6 Y Y Y m Y i Y i anpa inercep, anpa rend; i m Y i Y i dengan inercep, anpa rend; i m 2 Y i Y i dengan inercep dan rend; i dimana ε = pure whie noise error erm dan dimana ΔY = (Y Y 2 ), ΔY 2 = (Y 2 Y 3 ), ds. Jumlah lag yang dimasuan dideerminasian secara empiris dengan umlah lag yang cuup agar error erm menadi serially uncorrelaed. Aau dengan aa lain ui ADF bisa mengaasi emunginan adanya orelasi serial dalam error erms dengan menambahan perbedaan lag dari regresan (variabel esogen). Dalam ui ADF, masih harus dilauan ui unu mengeahui apaah δ=0; dimana ui ADF mengiui disribusi asimois seperi saisi DF, sehingga bisa digunaan nilai riis yang sama. Di lain piha, ui aar uni Phillips Perron (PP) mengusung suau asumsi pening erhadap es DF yaiu error erm u erdisribusi secara independen dan ideni. Phillips dan Perron menggunaan meode saisi nonparameri dalam menanggulangi orelasi serial dalam error erms anpa perlu menambahan perbedaan lag. Bai ADF maupun PP mempunyai disribusi asimoi yang sama. Eviews. uga elah mempunyai program ersendiri, sehingga proses ui ADF maupun PP ini dapa dilauan dengan cara membandingan nilai ADF saisi dan nilai PP saisi dengan nilai riis MacKinnon pada level epercayaan 0%, 5% maupun %. Apabila nilai ADF saisi dan nilai PP saisis lebih ecil (aau lebih negaif) dari nilai riis, maa hipoesis δ = 0 diola, yang arinya ime-series sasioner. Begiu uga sebalinya, apabila nilai ADF saisi dan PP saisi lebih besar (lebih ida negaif) dari nilai riisnya, maa H 0 ida diola, yang arinya ime-series non-sasioner Penenuan Ordo VAR Isu prais lain yang harus diperimbangan meruu pada penenuan ordo VAR (panang lag). Ini adalah peranyaan empiris; erlalu banya lag aan mengonsumsi deraa ebebasan (df), belum lagi emunginan eradinya Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

10 7 muliolinierias. Di dalam model VAR(p), nilai p dapa dienuan dengan menggunaan rieria AIC (Aaie Informaion Crierion) aau SBC (Schwarz Bayesian Crierion) yang diformulasian sebagai beriu: AIC ( p ) Ln def p 2M T 2 p, dan SBC( p ) Ln def p M 2 pln(t ) T, dimana M = banyanya variabel dalam sisem; p = banyanya lag yang digunaan; T = banyanya observasi; dan p = maris varian-ovarian dari residual unu model dengan lag p. Nilai p dipilih sedemiian rupa sehingga AIC aau SBC bernilai seecil mungin. Agar AIC dan SBC dapa dibandingan unu berbagai nilai p, maa banyanya observasi yang digunaan harus sama. Mengiui Widarono (2009) aan diliha dan dibandingan nilai adused R 2 yang paling inggi. Selain iu, unu lebih memasian hasil penenuan ordo VAR, aan dilauan running pada VAR Lag Order Selecion Crieria yang ersedia dalam program Eviews Idenifiasi dan Esimasi Model VAR Seelah dieahui ordonya, maa model dapa dienuan unu emudian dilauan esimasi erhadapnya. Model dasarnya adalah seperi yang erera di aas, yaiu model pada persamaan (), (2), (3), (), (5) dan (6). 3.. Analisis Eonomeria dan Eonomi Unu mengidenifiasi inovasi orogonal pada iap-iap variabel dan respon dinamis erhadap inovasi seperi iu, maris varian-ovarian dalam sisem VAR difaorisasian menggunaan meode deomposisi Cholesy seperi yang disaranan oleh Doan (992). Inovasi error peramalan sau-langah e depan pada wau sebelumnya maupun searang dilauan agar maris yang dihasilan bersifa diagonal. Hal ini mengasumsian bahwa variabel perama dalam uruan pra-spesifiasi mempunyai dampa seeia erhadap semua variabel dalam sisem, ecuali variabel perama ersebu dan seerusnya. Pada enyaaannya, penguruan pra-spesifiasi (pre-specified ordering) adalah sau hal pening arena Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

11 8 dapa merubah dinamia sebuah sisem VAR. Oleh arena iu, ui hipoesis secara eonomeria dalam sudi ini mencaup dua hal: () Impulse response funcion (IRF), dan (2) Cholesy decomposiion aau biasa disebu variance decomposiion (VDC). IRF digunaan unu meliha efe geola aau goncangan (shoc) suau sandar deviasi dari variabel inovasi erhadap nilai searang dan nilai yang aan daang dari variabel-variabel endogen yang erdapa dalam model. IRF merupaan ala analisis dinamia variabel-variabel ersebu dalam anga pende. Tuuan dari invesigasi ini adalah unu mengai seauh mana masing-masing variabel mempengaruhi inflasi. Meode ini meneanan suau penyusunan variabel dalam sisem VAR dan mengaribuan semua efe goncangan sau-wau (one-ime shoc) dari semua omponen erhadap variabel perama di dalam sisem VAR unu mengeahui sau inovasi nilai searang maupun nilai-nilai yang aan daang dari variabel-variabel endogen. Sedangan VDC unu memberian informasi mengenai variabel inovasi yang relaif lebih pening dalam VAR. Pada dasarnya elahaan VDC ini merupaan meode lain unu menggambaran sisem dinamis yang erdapa dalam VAR dan unu menyusun periraan error variance suau variabel, yaiu seberapa besar perbedaan anara varian sebelum dan sesudah goncangan, bai goncangan yang berasal dari diri sendiri maupun goncangan dari variabel lain. VDC memisahan pengaruh masing-masing variabel inovasi secara individual erhadap respon yang dierima suau variabel ermasu inovasi dari variabel iu sendiri. Pembahasan deomposisi varian dalam hal ini dapa dieahui dari emampuan suau variabel dalam menelasan variabel lainnya. Dasar yang digunaan adalah besarnya proporsi relaif suau variabel dalam menelasan variabel lain dan dirinya sendiri. Peramalan esalahan (forecas error) dari analisis VDC mengua informasi enang proporsi pergeraan inflasi yang disebaban oleh goncangan inflasi iu sendiri maupun goncangan dari variabelvariabel lainnya yang berada dalam model VAR. Hasil-hasil analisis eonomeria ersebu aan disandingan dan dibandingan, emudian diinerpreasian secara eonomi. Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

12 9 3.2 Definisi Operasional Variabel CPI aau Indes Harga Konsumen (IHK) merupaan indiaor yang umum digunaan unu menggambaran pergeraan harga. Perubahan IHK dari wau e wau menunuan pergeraan harga dari pae barang dan asa yang dionsumsi masyaraa. Perhiungan IHK dilauan aas dasar survei bulanan di 5 oa, 6 di pasar radisional dan modern erhadap enis barang/asa di seiap oa dan yang secara eseluruhan erdiri dari 7 omodias. 7 Daa yang digunaan berasal dari Laporan Tahunan (berbagai edisi) dan Laporan Pereonomian Indonesia (berbagai edisi) publiasi BI sera Indiaor Eonomi (berbagai edisi) publiasi BPS. Variabel ini diberi label P dan logarimanya. Mengiui Mohany & Klau (200), daa unu variabel PDB yang digunaan dalam sudi ini adalah PDB nominal. Pendapaan nominal aau PDB nominal mempunyai pengaruh negaif dengan asumsi inflasi yang eradi di Indonesia, yaiu ia pendapaan nasional meninga dan umlah barang dan asa meninga, maa inga inflasi aan menurun. PDB diasumsian sebagai salah sau faor yang mempengaruhi inflasi dari sisi perminaan. Daa PDB diesra dari IFS CD ROM (edisi Mare 200). 8 Teapi daa PDB riwulanan yang ersedia hanya sea 990Q, maa dilauan inerpolasi dari daa ahunan unu mendapaan daa riwulanan periode 969Q-989Q dengan menggunaan Eviews version 6. Tanda oefisien yang diharapan adalah negaif. Variabel ini diberi label Y dan logarimanya LY. Pengeluaran pemerinah bisa mengubah pergeraan harga secara langsung melalui ebiaan anggaran seor publi (Leiemo, 200). Pendapa ini diduung Kia (2006) yang menyaaan ebiaan fisal cuup efeif dalam memerangi inflasi arena enaian pengeluaran pemerinah mampu menaian pendapaan nasional riil; namun perlu ehai-haian menginga faor ini ia ida dapa dianisipasi dengan bai aan membawa efe yang berola belaang. Secara 6 Mulai bulan Juni 2008, IHK dihiung di 66 oa (BI, 2009). 7 Menuru uuan pengeluaran sesuai COICOP (Classificaion Of Individual Consumpion by Purpose), 7 omodias IHK dielompoan oleh BPS e dalam 7 elompo barang dan asa yaiu: () bahan maanan, (2) maanan adi, minuman, roo, dan embaau, (3) perumahan, lisri, air, gas, dan bahan baar, () sandang, (5) esehaan, (6) pendidian, rereasi, dan olahraga, sera (7) ranspor, omuniasi, dan asa euangan (BI, 2009) 8 Series Code 53699B..ZF... Gross Domesic Produc (GDP). Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

13 50 eoriis, pengeluaran pemerinah mempunyai apasias mempengaruhi perminaan agrega anga pende, dan enunya uga mempengaruhi harga. Daa pengeluaran pemerinah diunduh dari IFS CD ROM (edisi Mare 200). 9 Daa riwulanan yang ersedia hanya unu periode 990Q s.d. 2009Q3, maa dilauan inerpolasi dari daa ahunan unu mendapaan daa riwulanan periode 969Q-989Q dengan menggunaan Eviews version 6. Variabel ini selanunya disebu G dan logarimanya LG. Jumlah uang beredar dalam sudi ini dirumusan dalam ari sempi (M), yang melipui uang aral dan uang giral. Teori uanias uang beredar berpendapa bahwa nai urunnya inga harga disebaban nai urunnya umlah uang beredar. Hasil-hasil peneliian sebelumnya secara empiris memperlihaan bahwa espansi moneer memainan peran yang sanga pening dalam proses eradinya inflasi dari sisi perminaan. Domac & Elbir (998) menemuan bahwa uang cair (M) lebih bai dalam mempredisi IHK dibandingan uang dalam ari yang lebih luas. Oleh arenanya, M digunaan pada sudi ini. Daa yang digunaan berasal dari Laporan Tahunan (berbagai edisi) dan Laporan Pereonomian Indonesia (berbagai edisi) publiasi BI sera Indiaor Eonomi (berbagai edisi) publiasi BPS. Tanda yang diharapan adalah posiif. Variabel ini selanunya disebu M dan logarimanya LM. Terai dengan ebiaan ITF 0 pascarisis, penulis uga mencoba melauan perbandingan dengan memasuan inga suu bunga sebagai penggani variabel M arena arge operasional yang digunaan dalam ITF adalah suu bunga. Arinya selain esimasi erhadap variabel M, penulis melauan esimasi lainnya menggunaan variabel suu bunga SBI 3-bulan sebagai penggani M pascarisis. Menuru BI (2003) perimbangan pragmais dari digunaannya suu bunga sebagai insrumen uama ebiaan moneer adalah arena masyaraa lebih mudah menangap sinyal ebiaan moneer melalui suu bunga, dibandingan melalui uang primer. Unu respon ebiaannya BI 9 Series Code 5369F..ZF... Governmen Consumpion Expendiure. 0 ITF (Inflaion Targeing Framewor) merupaan eranga ebiaan moneer dimana BI dan pemerinah mengumuman epada publi mengenai arge inflasi yang henda dicapai dalam beberapa periode e depan. Secara esplisi dinyaaan bahwa inflasi yang rendah dan sabil merupaan uuan uama dari ebiaan moneer (BI, 2009). Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

14 5 menggunaan Taylor-ype rule. Pada ininya, suu bunga yang diadian insrumen ebiaan moneer secara langsung merespon deviasi anara proyesi inflasi dan argenya (inflaion gap) dan oupu gap. Rule iu ida digunaan secara meanisis, namun hanya digunaan sebagai benchmar. Judgemen sanga diperluan menginga bahwa adanya eidapasian ransmisi yang eradi anara perubahan suu bunga dan inflasi, dan inensi dari ban senral agar sinyal ebiaan moneer dapa efeif mempengaruhi suu bunga secara berahap dan onsisen. Oleh sebab iu, perubahan suu bunga dengan menggunaan Taylorype rule ersebu enunya eap memperimbangan peningnya menaga agar suu bunga ida bergeola. Daa suu bunga SBI 3-bulan (disebu uga SBI 90- hari) yang digunaan berasal dari Laporan Tahunan (berbagai edisi) dan Laporan Pereonomian Indonesia (berbagai edisi) publiasi BI. Sebagian daa uga diesra dari daa SEKI (Saisi Eonomi dan Keuangan Indonesia) yang dipubliasian secara on-line di Variabel ini selanunya disebu R dan logarimanya LR. Nilai uar nominal dalam sudi ini adalah nilai uar Rupiah per Dolar Ameria (USD). Krisis eonomi yang dipicu oleh volailias nilai uar di ahun membua perumbuhan eonomi mengalami penurunan. Hal ini menunuan bahwa nominal shoc mempunyai pengaruh yang sanga besar pada seor riil dan lau perumbuhan eonomi. Sudi yang dilauan oleh Levy-Yeyai & Surzenegger (2003) menunuan bahwa di negara berembang, semain ida flesibel sisem nilai uarnya, semain rendah pula inga perumbuhan eonominya. Semenara iu, sudi Chong (2008) menunuan bahwa volailias nilai uar memilii pengaruh yang omples erganung dari araerisi masing-masing negara. Di Indonesia, volailias nilai uar berpengaruh erhadap perumbuhan eonomi melalui alur espor dan invesasi. Dengan demiian, nilai uar adalah salah sau yang mempengaruhi inflasi dari sisi penawaran. Daa nilai Auran ini memasuan iga variabel uama: inga inflasi, suu bunga dan perumbuhan PDB (Fii, 200). Sedangan Tanuwidaa & Choy (2006) menyaaan Taylor s Rule ini memposulaan reasi ban senral erhadap perubahan nilai uar nominal. Dalam auran Taylor depresiasi nilai uar aan direspon Ban Indonesia dengan menaian inga suu bunga pada periode beriunya. Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

15 52 uar diunduh dari IFS CD ROM (edisi Mare 200). 2 Tanda yang diharapan adalah posiif. Variabel ini selanunya disebu E dan logarimanya LE. Pasar minya menah (crude oil) merupaan pasar omodias erbesar di dunia, dimana iga ipe harga minya menah yang menadi benchmar adalah: Bren, Wes Texas Inermediae dan Dubai (Maghyereh, 200). Harga minya yang dipaai dalam sudi ini adalah harga minya Wes Texas Inermediae yang berasal dari Dow Jones & Company, Wall Sree Journal (hp://forecass.org/ daa/oirice.hml). Perimbangannya adalah daa sanga lengap, semenara daa-daa dari sumber lain sanga suli didapa (yang dipubliasian on-line paling ua adalah ahun 978). Harga minya resmi dunia (USD/barrel) walau dieluaran oleh berbagai organisasi, pada dasarnya ida auh berbeda dan cenderung mempunyai fluuasi yang seirama dan bergera saling berdeaan sau sama lain (Maghyereh, 200) 3. Temuan empiris berbagai sudi enang hubungan harga minya dan variabel eonomi maro menggagas bahwa goncangan harga minya posiif meningaan nilai uar efeif riil dan mengapresiasi maa uang domesi, yang merupaan salah sau sindrom penyai Duch (Farzanegan & Marward, 2009). Hal ini emudian aan meningaan inflasi. Oleh arena iu, anda yang diharapan dari pengaruh harga minya sebagai salah sau faor yang mempengaruhi inflasi dari sisi penawaran adalah posiif. Variabel ini selanunya disebu O dan logarimanya LO. 3.3 Sumber dan Kolesi Daa Daa yang dipaai adalah daa riwulanan 969Q-2009Q, dimana periode 969Q-997Q adalah masa sebelum risis moneer 997. Pemilihan periode sebelum risis moneer dalam sudi dimulai pada periode 969Q, dan buan ahun-ahun sebelumnya, arena didasaran pada iga alasan: () Inflasi Indonesia lebih sabil mulai ahun 969 (dengan inga inflasi 9,89%). Perlu dicaa bahwa anara ahun 96 (inflasi 76,7%) dan 968 (inflasi 85,%), inga inflasi raaraa di Indonesia sebesar 20,2%; (2) Sraegi pembangunan anga panang mulai erarah dan erencana sea 969; dan (3) Teradi risis moneer 997 yang 2 Series Code 536..AA.ZF... Mare Rae, End of Period. 3 Maghyereh (200) dalam sudinya melauan esimasi menggunaan harga minya Arab ligh, Arab Medium, Dubai dan Wes Texas Inermediae sebagai alernaif unu variabel harga minya dunia dan ernyaa hasil-hasil yang diperoleh ida berbeda secara subsansial. Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

16 53 elah merubah arah ebiaan pereonomian maro Indonesia dan diduga menyebaban eradinya perubahan pengaruh variabel-variabel eonomi maro erhadap inflasi. Sedangan periode 999Q-2009Q merupaan masa sesudah risis moneer. Tahun 998 ida dimasuan sebagai periode pascarisis dalam sudi ini menginga pada ahun ersebu variabel-variabel peneliian berada pada inga yang ida normal, sehingga dihawairan hasilnya aan menadi bias. Kondisi pereonomian baru embali sabil sea periode 999Q. Perlu dicaa bahwa daa ahun 2008 merupaan daa semenara, sedangan ahun 2009 masih merupaan daa sanga semenara. Jenis daa, sauan (uni) daa, maupun sumber daanya bisa diliha pada Tabel 3. beriu: Tabel 3. Jenis Daa, Sauan Daa dan Sumber Daa No Jenis Daa Sauan Sumber Daa Inflasi IHK % BPS, BI 2 PDB nominal Milyar (Rp) IMF CD ROM (March 200) 3 Pengeluaran pemerinah Milyar (Rp) IMF CD ROM (March 200) Jumlah uang beredar (M) Milyar (Rp) BPS, BI 5 Suu bunga SBI 3-bulan (SBI % BI, 90-hari) 6 Nilai uar riil (urs Rp/USD IMF CD ROM (March 200) rupiah/dolar AS) 7 Harga minya inernasional USD/barrel hp://forecass.org/daa/oir ICE.hml 3. Hipoesis Peneliian Hipoesis yang diauan adalah: "ada perubahan pengaruh PDB, pengeluaran pemerinah, umlah uang beredar, nilai uar, harga minya dan inflasi iu sendiri erhadap proses inflasi beralan pada masa sebelum risis dan sesudah risis moneer 997". Idenifiasi faor..., Ferry Imanudin Sadiin, FE UI, 200. Universias Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II LA DASA TEORI

BAB II LA DASA TEORI 9 BAB II LA DASA TEORI.7 Daa Mining Yang dimaksud dengan Daa Mining adalah proses menghasilkan informasi yang valid, komprehensif, dan dapa diolah kembali dari daabase yang massive, dan menggunakannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Vertical Transmission For Rice Price In Lampung Province)

TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Vertical Transmission For Rice Price In Lampung Province) Transmisi Verial Harga Beras... (Reni L., D.H. Darwano dan Jangung H. M.) 85 TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Verical Transmission For Rice Price In Lampung Province) Oleh : Reno Lanarsih

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) Abstrak

Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) Abstrak PEMODELAN DAYA LISTRIK DENGAN PENDEKATAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH). (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) Firoh Amalia, Drs. Haryono, MSIE Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Jurnal EKPOEIAL Volume 5, omor, opember 4 I 85-789 Pemodelan Dan Peramalan Indes Harga Perdagangan Besar (IHPB) Dengan Menggunaan ARFIMA (udi Kasus : IHPB Provinsi Kalimanan Timur bulan Januari Desember

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Kota Samarinda pada Tahun 2014 dengan Metode Filter Kalman. Rainfall Prediction Samarinda in 2014 with Kalman Filter Method

Prediksi Curah Hujan Kota Samarinda pada Tahun 2014 dengan Metode Filter Kalman. Rainfall Prediction Samarinda in 2014 with Kalman Filter Method Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Mei ISSN 8-789 Predisi Curah Hujan Koa Samarinda pada Tahun dengan Meode Filer Kalman Rainfall Predicion Samarinda in wih Kalman Filer Mehod Ea Syafiri Andarini, Sri

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI Ardia Suma Perdana (1308 100 503 Dosen Pembimbing: Ir. Dwiamono A. W., M.Iom JURUSAN STATISTIKA Faulas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X Saviri Herdianawai, Herlina Firihidajai, Tarzan Purnomo Biologi, FMIPA, Universias Negeri

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Unuk meliha sejauh mana rencana implemenasi Peneliian yang akan Penulis bua dalam Proposal Skripsi ini, maka ada baiknya Kia meliha sisemaika kerja dan meode peneliian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Meodologi yang dipergunakan unuk menjawab peranyaan yang diujikan dalam peneliian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian perama eknik pengujian secara empirik

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENURUNAN PAJAK EKSPOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA KE INDIA (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL)

PENURUNAN PAJAK EKSPOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA KE INDIA (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) PENURUNAN PAJAK EKSPOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA KE INDIA (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) Expor Tax Reducion and Is Impac on Indonesian Expor of Palm Oil o India (An

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri ogyakara unuk memenuhi sebagian persyaraan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3. Daa Pada karya akhir ini proxy unuk mengukur kegiaan perekonomian adalah ingka perubahan GDP real per kuaral dari ahun 3:Q sampai dengan ahun 8:Q dengan ahun dasar.

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci