BAB II LA DASA TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LA DASA TEORI"

Transkripsi

1 9 BAB II LA DASA TEORI.7 Daa Mining Yang dimaksud dengan Daa Mining adalah proses menghasilkan informasi yang valid, komprehensif, dan dapa diolah kembali dari daabase yang massive, dan menggunakannya dalam pengambilan kepuusan bisnis yang krusial [Connolly & Begg 2005]. Secara garis besar, Operasi Daa Mining dibagi menjadi empa operasi. Perama, Predicive Modelling, aau pemodelan prediksi, dapa diumpamakan sebagai proses pembelajaran manusia aas pengalamannya yang digunakan unuk mengobservasi dan membenuk model yang erdiri dari karakerisik-karakerisik yang pening dari suau fenomena. Terdapa dua eknik Daa Mining yang erkai dengan Predicive Modelling, yaiu: Classificaion dan Value Predicion. Classificaion digunakan unuk menenukan suau record dapa dimasukkan ke dalam kelas erenu. Value Predicion digunakan unuk menduga nilai yang bersifa koninyu erkai dengan daabase. Kedua, Daabase segmenaion berujuan unuk membua pengelompokan record-record yang erdapa pada daabase sesuai dengan kemiripannya. Keiga, Link analysis digunakan unuk membua hubungan aau kaian anar record aau anar sekumpulan record. Link Analysis dapa dibagi ke dalam iga spesialisasi, yaiu: Associaions Discovery, Sequenial Paern Discovery, dan Similar Time Sequence Discovery. Keempa, Deviaion deecion menggunakan eknik saisik dan visualisasi dalam menemukan ouliers yang mencerminkan deviasi suau Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

2 0 daabase. Teknik Daa Mining yang sau ini merupakan eknik yang relaif baru dibandingkan dengan eknik-eknik yang lain [Connolly & Begg 2005]. Salah sau operasi dalam Daa Mining adalah Predicive Modelling. Predicive Modelling merupakan pemodelan yang dipakai unuk memprediksi daa berdasarkan daa yang dikeahui. Salah sau pemodelannya adalah regresi. Regresi akan menghasilkan persamaan yang menunjukkan hubungan suau variabel dengan variabel lainnya [Han & Kamber 200]. Ada berbagai macam regresi, mulai dari regresi sederhana yang hanya melibakan dua variabel sampai regresi berganda, auo-regresi, Vecor Auo Regression (VAR), dan General-o- Specific (GeS) Modelling..8 Pemodelan Ekonomi Dalam membanu menjelaskan fenomena ekonomi, para ekonom menggunakan persamaan maemais. Persamaan maemais inilah yang disebu sebagai model ekonomi. Model ekonomi dengan berbagai eknik penghiungannya mengalami perkembangan. Terkai dengan peneliian ini, maka beriku ini akan disajikan empa model ekonomi yang anara lain: Regresi, Auo-Regresi, Vecor Auo Regression, dan General-o-Specific Modelling. Sub bab yang membahas enang pemodelan ekonomi ini akan diuup dengan eknik pemilihan model ekonomi. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

3 2.2. Regresi Model ekonomi yang ergolong paling dasar adalah model regresi sederhana. Model ini dapa menjelaskan hubungan dua variabel melalui persamaan maemais sebagai beriku: Y = b + b X + u dimana: Y = variabel endogen / explained variable X = variabel eksogen / explanaory variable b 0 & b = parameer u = error =, 2,..., N N = banyaknya observasi 0 Persamaan maemais di aas dapa menjelaskan hubungan variabel X dengan variabel Y. Jika X=0, maka nilai Y sebesar parameer b 0. Sedangkan parameer b bermakna besarnya perubahan yang akan erjadi pada Y jika X berambah sebesar sau sauan [Gujarai 2004]. Variabel Y, selain dikenal sebagai variabel endogen aau explained variable, juga dikenal sebagai response variable. Sedangkan variabel X, selain dikenal sebagai variabel eksogen aau explanaory variable, juga dikenal dengan isilah predicor variable [Han & Kamber 200]. Regresi sederhana merupakan dasar VAR dan GeS Modelling yang digunakan sebagai pemodelan yang digunakan dalam peneliian ini. Namun, peneliian ini idak menggunakan regresi sederhana sebagai salah sau pemodelan pembanding karena regresi sederhana idak dapa menangkap dampak akumulaif variabel erkai di masa lalu. Conohnya unuk variabel PDB Riil saa ini idak Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

4 2 akan erlepas dari PDB Riil periode-periode sebelumnya aau PDB Riil saa ini sebagiannya diinvesasikan yang enu akan mempengaruhi nilai PDB Riil di periode-periode yang akan daang Auo-Regresi Yang dimaksud dengan auo-regresi adalah regresi suau variabel dengan variabel iu sendiri dengan menggunakan selang waku (lag). Secara maemais, hubungan ini dapa dijelaskan dalam persamaan beriku: Y = b + b Y + u 0 - dimana: Y = variabel endogen / explained variable Y - = variabel eksogen / explanaory variable b 0 & b = parameer u = error =, 2,..., N N = banyaknya observasi Persamaan di aas digunakan unuk menjelaskan pengaruh nilai variabel Y di masa lalu (sau periode sebelum periode ke-) dengan lag erenu erhadap nilai variabel Y di masa sekarang. Nilai parameer b 0 dan b secara prinsip sama dengan parameer pada regresi sederhana [Gujarai 2004]. Auo-regresi merupakan dasar VAR dan GeS Modelling yang digunakan sebagai pemodelan dalam peneliian ini. Namun, auo-regresi juga idak digunakan sebagai pemodelan dalam peneliian ini karena idak dapa menjelaskan pengaruh suau variabel erhadap variabel lainnya. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

5 Vecor Auo Regression Vecor Auo Regression (VAR) merupakan pengembangan dari regresi sederhana dan auo-regresi. Pemodelan ini diulis perama kali oleh Sims pada ahun 980 di Universias Princeon. Secara sederhana, VAR dapa dijelaskan sebagai penggabungan anara regresi sederhana dan auo regresi. VAR merupakan sisem persamaan yang erdiri dari persamaan-persamaan dengan variabel-variabel yang erliba sau per sau menjadi explained variable. Peneliian ini menggunakan VAR sebagai salah sau pemodelan prediksi yang dipakai karena VAR mampu merangkum kedinamisan (flukuasi) yang erdapa dalam daa ime series dengan kerangka kerja yang sederhana dan sisemais [Sock & Wason 200]. Enders [995] menggunakan sisem persamaan dengan dua variabel, Y dan Z, unuk memudahkan dalam memahami meode VAR sebagai beriku: y = b - b z + γ y + γ z + ε z = b - b y + γ y + γ z + ε y z dengan asumsi bahwa y dan z sasioner, ε y dan ε z adalah whie noise (residual yang memiliki reraa=0, varians yang konsan, dan non-ookorelasi serial) dengan sandar deviasi σ y dan σ, dan { } z ε dan { } y ε adalah whie noise yang idak berkorelasi. Sisem persamaan ini sering disebu sebagai VAR srukural aau sisem primiif. Variabel Y dan Z dalam sisem persamaan ersebu secara langsung saling mempengaruhi dan secara idak langsung dipengaruhi oleh nilai variabel periode sebelumnya. z Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

6 4 Sisem persamaan di aas dengan menggunakan aljabar mariks, dapa diulis sebagai beriku: aau b2 y b0 γ γ2 y- ε = + + b2 z b20 γ2 γ22 z- ε 4243 { B x Γ 0 Γ x ε y z Bx = Γ + Γ x + ε 0 - dengan asumsi bahwa B selalu memiliki invers, maka dengan mengalikan - B pada persamaan di aas sehingga diperoleh: aau B { B x { = B Γ + B Γ x { - + B ε { x A x- e A 0 x = A + A x + e 0 dengan mendefinisikan noasi a i0 merupakan elemen i dari vekor A 0, - a ij merupakan elemen yang mewakili baris i dan kolom j mariks A, dan merupakan elemen i vekor e, maka persamaan ersebu dapa diulis kembali sebagai beriku: e i y = a + a y + a z + e z = a + a y + a z + e - y z model inilah yang disebu sebagai Model VAR dalam benuk sandar. VAR dapa dianggap sebagai gebrakan erhadap pola pikir ekonom yang memaksakan suau eori ekonomi ke dalam persamaan maemais. Pemaksaan ini Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

7 5 akan menimbulkan masalah keika eori ekonomi yang ada idak cukup unuk melakukan spesifikasi yang epa dalam mendeskripsikan hubungan anar variabel. Bahkan, idak sediki eori ekonomi yang berbeda pandangan dalam menjelaskan suau fenomena ekonomi sehingga membua para penelii bersikap subyekif dengan mengikui salah sau eori dan mengabaikan eori lainnya. Kelemahan yang lain adalah subyekifias dalam melakukan proses idenifikasi persamaan dalam sisem yang mengasumsikan bahwa predeermined variables hanya erdapa dalam beberapa persamaan. Terkadang proses esimasi dan inferensi akan menjadi lebih rumi keika variabel endogen erdapa di sisi dependen dan independen sekaligus. Model VAR yang dikembangkan oleh Sims mampu mengaasi kelemahan ersebu. Model VAR idak erlalu berganung pada eori ekonomi [Sims 980]. Variabel-variabel yang berineraksi dalam Model VAR dapa dipilih selama hubungan anar variabel ersebu masih relevan dengan eori ekonomi aau dapa dijelaskan dengan logika. Model VAR idak membedakan variabel endogen maupun eksogen, karena jika erdapa hubungan yang simulan anar variabel yang diamai, maka perlakuan erhadap variabel-variabel ersebu harus disamakan. Jadi, model VAR menguamakan pemilihan variabel yang dielii dan lag opimum yang dapa menangkap keerkaian anar variabel sebagai fokus dalam proses pembenukan sisem persamaannya. Lag opimum dapa dierjemahkan sebagai explanaory variable dengan selang waku yang masih dapa menjelaskan hubungan yang erdapa dalam daa. VAR merupakan pemodelan yang dapa menjelaskan sisem persamaan dengan baik. Namun, penulis menduga bahwa penyeragaman lag masing-masing Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

8 6 variabel pada iap persamaan dalam sisem persamaan VAR merupakan kelemahan VAR. Oleh karena iu, penulis menawarkan solusi pemodelan berupa GeS Modelling. Ide dasar GeS Modelling adalah mencari model yang dapa dengan epa menjelaskan daa. Dengan dasar ersebu, GeS Modelling bebas dari penyeragaman lag yang merupakan kelemahan VAR yang mendasar General-o-Specific Modelling Pada ahun 980an sampai ahun 990an di Universias Oxford, David F. Hendry juga melakukan peneliian enang pemodelan prediksi yang berdasarkan daa. Pemodelan prediksi ini idak memaksakan eori ekonomi pada persamaan maemais. Peneliian Hendry inilah yang akhirnya dikenal sebagai General-o- Specific (GeS) Modelling aau biasa disebu juga dengan nama Hendry s Approach [Hendry 997]. Ide dasar model ini adalah mencoba-coba sau per sau explanaory variable sampai didapakan model erbaik. Krieria model erbaik akan dijelaskan pada sub sub bab beriku ini. GeS Modelling digunakan sebagai salah sau pemodelan dalam peneliian ini karena pemodelan ini memperlakukan suau persamaan (model) secara khusus sehingga diperoleh model erbaik yang dapa digunakan unuk prediksi [Affandi, komunikasi pribadi 2008]. GeS Modelling cocok unuk pemodelan ekonomeri karena menggunakan kerangka kerja yang sisemais unuk uji hipoesis saisik, pemodelan dan evaluasi model, sera relaif populer di kalangan para pemodel ekonomeri [Bauwens 2006]. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

9 Pemilihan Model Dalam pemilihan model erbaik, erdapa iga krieria yang dapa dijadikan sebagai dasarnya. Krieria ersebu adalah adalah adjused R 2, Akaike Informaion Crierion (AIC), dan Schwarz Informaion Crierion (SIC). Adjused R 2 merupakan pengembangan dari R 2. R 2 sanga berguna unuk mengukur kedekaan anara nilai prediksi dengan nilai sesungguhnya [Nachrowi 2005]. Suau model dianggap paling baik menjelaskan daa observasi jika memiliki nilai adjused R 2 yang inggi, nilai AIC yang rendah, dan nilai SIC yang rendah. Semakin besar R 2, maka semakin besar pula hubungan anara variabel erika dengan variabel bebasnya [Nachrowi 2005]. R 2 SSR = SST = - SSE SST i 2 i u = - (Y - Y) 2 dimana: SSR : Sum of Square Regression SSE : Sum of Square Error / Residual SST : Sum of Square Toal Berdasarkan rumus di aas, berapapun jumlah variabel bebas yang digunakan idak akan mempengaruhi SST. Selain iu, semakin banyak variabel bebas akan membua nilai SSE semakin kecil, aau seidaknya eap, dan nilai SSR semakin besar. Kedua hal ersebu berdampak pada semakin besarnya nilai R 2 seiring dengan berambahnya variabel bebas yang digunakan [Nachrowi 2005]. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

10 8 Masalah di aas dapa diaasi menggunakan adjused R 2. Adjused R 2 memberikan penali seiring berambahnya variabel bebas yang digunakan sehingga dapa lebih merepresenasikan kedekaan anara daa prediksi dengan daa sesungguhnya. Rumus adjused R 2 sebagai beriku: R 2 ui /( n k) = ( Y Y ) /( n ) i 2 dimana: k : jumlah parameer model regresi ermasuk inercep Pemilihan model juga dapa dilakukan berdasarkan nilai AIC. AIC merupakan krieria informasi yang dapa digunakan unuk meliha kesesuaian model dimana semakin kecil nilai AIC, maka semakin baik model ersebu menjelaskan daa prediksi dengan daa sesungguhnya [Nachrowi 2005]. Rumus AIC sebagai beriku: AIC = e aau dapa juga diulis sebagai beriku: 2 2k / n i 2k / n u n = e SSE n dimana: 2k ln AIC = n + k : jumlah parameer dalam model ermasuk inercep n : jumlah observasi (sampel) RSS ln n Pemilihan model lainnya dapa menggunakan nilai SIC sebagai dasarnya. Seperi halnya AIC, SIC merupakan krieria informasi yang dapa digunakan Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

11 9 unuk meliha kesesuaian model dimana semakin kecil nilai SIC, maka semakin baik model ersebu menjelaskan daa prediksi dengan daa sesungguhnya [Nachrowi 2005]. Rumus SIC sebagai beriku: SIC = n 2 k / n i k / n u n = n SSE n aau dapa diulis sebagai beriku: k RSS ln SIC = ln n+ ln n n Keiga krieria pemilihan model erbaik (adjused R 2, AIC, dan SIC) idak memiliki skala erenu. Hal ini disebabkan keiga krieria ini merupakan nilai yang digunakan unuk membandingkan suau model dengan model lainnya. Jadi, model erbaik yang dapa menjelaskan kesesuaian daa prediksi dengan daa sesungguhnya adalah model yang memiliki nilai adjused R 2 yang lebih inggi dan nilai AIC dan SIC yang lebih rendah [Nachrowi 2005]..9 Tinjauan Lieraur Daa Mining pada umumnya erkai dengan daa dalam jumlah besar. Daa perekonomian dalam jumlah besar dan bersifa ime series dapa diemui di bursa saham. Peneliian Nachrowi enang dampak perekonomian negara-negara maju erhadap negara sedang berkembang menggunakan menggunakan VAR dan daa peneliian bersumber dari indeks harga saham iga negara, yaiu: Dow Jones Amerika Serika dan Nikkei Jepang mewakili negara maju, dan Bursa Efek Indonesia mewakili negara sedang berkembang. Hasil peneliian ersebu menunjukkan bahwa indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

12 20 oleh Dow Jones Amerika Serika dan Nikkei Jepang. Sedangkan indeks harga saham di Dow Jones Amerika Serika dan Nikkei Jepang idak erpengaruh oleh indeks harga saham Bursa Efek Indonesia [Nachrowi 2005]. Daa indeks harga saham dibandingkan dengan daa makroekonomi seperi PDB Riil memang persamaan dan perbedaan. Persamaannya erleak pada sifa ime series sehingga dapa diolah menggunakan VAR. Perbedaannya erleak pada besarnya keersediaan jumlah daa unuk peneliian. Daa indeks harga saham erdapa dalam jumlah besar karena sifa sekor keuangan yang dapa menyesuaikan dalam hiungan deik sehingga dapa menghasilkan daa dalam jumlah besar. Sedangkan, daa makroekonomi seperi jumlah daa PDB Riil idak sebesar iu karena sifa sekor riil yang buuh penyesuaian lebih lama (sau sampai iga bulan) unuk berflukuasi. Oleh karena iu, peneliian yang menggunakan Model Broda ini merupakan daa mining dengan jumlah daa yang idak erlalu besar. Pada ahun 2003, Broda dan Tille melakukan peneliian enang peranan sisem nilai ukar dalam merespon dampak penurunan harga komodii ekspor sebesar 0% erhadap PDB riil di 75 negara sedang berkembang. Mereka mengklasifikasikan negara-negara sedang berkembang berdasarkan sisem nilai ukar yang dierapkan di masing-masing negara. Peneliian mereka menyimpulkan bahwa PDB riil negara-negara sedang berkembang yang menggunakan sisem nilai ukar mengambang idak erpengaruh secara signifikan (hanya sebesar 0,2%) erhadap penurunan harga komodii ekspor. Namun, hal sebaliknya erjadi pada negara-negara sedang berkembang yang menggunakan sisem nilai ukar eap di Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

13 2 mana PDB riil negara-negara ersebu mengalami penurunan sebesar 2% seelah erjadinya penurunan harga komodii ekspor [Broda & Tille 2003]. Hasil yang diperoleh dari peneliian ersebu memperkua eori yang menyaakan bahwa sisem nilai ukar yang digunakan oleh suau negara mempengaruhi efekifias negara ersebu dalam mengaasi masalah yang diimbulkan oleh memburuknya TOT. Dalam sisem nilai ukar eap, nilai maa uang domesik dipaok erhadap nilai maa uang asing erenu. Sebaliknya, dalam sisem nilai ukar mengambang, nilai maa uang domesik dibiarkan bergerak bebas dalam merespon perminaan dan penawaran di pasar valua asing. Teori menegaskan bahwa negara-negara dengan sisem nilai ukar mengambang akan lebih dapa menyesuaikan diri dalam mengaasi masalah yang diimbulkan oleh memburuknya TOT. Unuk memahami eori ersebu, bayangkan sebuah negara yang mengalami penurunan harga komodii ekspor. Perama, menurunnya perminaan erhadap komodii ekspor, yang salah saunya dapa disebabkan oleh menurunnya pendapaan negara ujuan ekspor, akan berakiba pada memburuknya TOT dan akan mengurangi pendapaan eksporir sehingga akan menurunkan akivias dalam sekor indusri komodii ekspor. Semenara para eksporir menerima maa uang asing dalam jumlah yang relaif sediki sehingga mereka akan membawa maa uang asing dalam jumlah yang relaif lebih sediki juga ke pasar valua asing. Begiu maa uang asing ersebu menjadi langka, semakin sediki pemain pasar yang mau menjual maa uang asingnya unuk dibelikan maa uang domesik, sehingga maa uang domesik akan erdepresiasi. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

14 22 Oorias moneer, pada umumnya bank senral, di negara-negara yang menganu sisem nilai ukar eap akan menginervensi pasar valua asing unuk menjaga kesabilan nilai maa uangnya. Kebijakan ini akan mengurangi jumlah maa uang domesik yang ersedia di pasar uang unuk invesasi dan ekspansi bisnis. Karena kebijakan pemerinah sejalan dengan dampak kebijakan uang kea, maka respon erhadap penurunan harga komodii ekspor ini akan mengarah pada erjadinya konraksi oupu sehingga berujung pada menurunnya PDB riil negara ersebu. Sebaliknya, oorias moneer negara-negara yang menganu sisem nilai ukar mengambang idak akan menginervensi pasar valua asing dan akan membiarkan maa uangnya mengalami depresiasi. Depresiasi yang erjadi cukup efekif unuk menyerap real shock yang erjadi sehingga akan membua komodii ekspor semakin kompeiif di pasar inernasional yang kemudian akan diiringi dengan peningkaan perminaan komodii ersebu. Peningkaan perminaan komodii ekspor ini akan merangsang akivias di sekor indusri komodii ekspor dan melindungi oupu (PDB riil) dari dampak buruk yang akan diimbulkan TOT. Jadi, dapa disimpulkan bahwa negara-negara sedang berkembang dengan sisem nilai ukar eap akan melakukan penyesuaian erhadap penurunan TOT melalui konraksi oupu, sedangkan negara-negara sedang berkembang dengan sisem nilai ukar mengambang akan melakukan penyesuaian melalui depresiasi maa uang yang secara signifikan akan mengaasi dampak buruk yang diimbulkan erhadap oupu. Faka empiris erhadap hal ersebu yang diemukan di anaranya adalah adanya peningkaan jumlah negara-negara penganu sisem nilai ukar Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

15 23 mengambang dari ujuh negara (dari oal 70 negara) pada ahun 973 menjadi 53 negara (dari oal 75 negara) pada ahun 998. Penulis menemukan pemikiran dan model lain erkai dengan Model Broda. Perama, pemikiran Milon Friedman pada ahun 953 enang penerapan sisem nilai ukar mengambang lebih baik daripada penerapan sisem nilai ukar eap. Hal ini didasarkan pada kenyaaan bahwa nilai ukar nominal dapa digunakan unuk melindungi perekonomian suau negara dari real shock yang dalam peneliian diasumsikan erjadi pada TOT [Broda & Tille 2003]. Kedua, Peneliian Senhadji enang hubungan dinamis anara erms of rade dengan neraca berjalan pada leas developed counries (LDCs). Mereka menggunakan meode Vecor Auo Regression (VAR) dan menemukan bahwa erdapa hubungan dinamis anara kedua variabel yang akan membenuk kurva S. Keunikan Peneliian Senhadji erleak pada konsep TOT yang digunakan dimana TOT yang digunakan merupakan rasio harga impor erhadap harga ekspor. Konsep ini berbanding erbalik dengan konsep yang lazim digunakan dimana TOT didefinisikan sebagai rasio harga ekspor erhadap harga impor. Modifikasi erhadap formula TOT ini dilakukan unuk memenuhi kebuuhan peneliian yang mengharuskan TOT dalam sauan per uni harga ekspor (P x ) sehingga dalam formula TOT berperan sebagai penyebu [Senhadji 998]. Selain karena hal ersebu, penulis memilih Peneliian Broda sebagai model peneliian daripada Pemikiran Friedman aau Peneliian Senhadji karena model yang digunakan lebih dapa menjelaskan fenomena penurunan PDB Riil suau negara akiba resesi yang erjadi di negara mira dagangnya. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoriis 3.1.1. Analisis Penawaran Gula Model penawaran dan perminaan merupakan salah sau dari persamaan simulan. Penawaran dan perminaan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM)

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM) Analisis Hubungan Produk Domesik Bruo dan Ekspor Indonesia dengan Pendekaan Threshold Vecor Error Correcion Model (TVECM) Gama Pura Danu Sohibien 1, Brodjol Suijo Suprih Ulama 2 12) Program Sudi Saisika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Prin) D-8 Conagions Effec Kurs 5 Negara ASEAN (Associaion of Souheas Asian Naions) Menggunakan Vecor Auoregressive (VAR) Mirna Chairany,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci