MODEL LOT PRODUKSI EKONOMIS GABUNGAN VENDOR-BUYER DENGAN INSPEKSI TAK SEMPURNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL LOT PRODUKSI EKONOMIS GABUNGAN VENDOR-BUYER DENGAN INSPEKSI TAK SEMPURNA"

Transkripsi

1 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 MOEL LOT OUKSI EKONOMIS GABUNGAN VENO-BUYE ENGAN INSEKSI TAK SEMUNA Hai aseyo*, Gusi aua * Saf engaja Teknik Indusi Univesias Muammadiya Suakaa apas@yaooom, odja3@yaooom ABSTAK ada peneliian ini dimodelkan penenuan panjang siklus poduksi gabungan -buye dengan pengiiman seaa beaap ipeimbangkan kondisi sisem poduksi mengalami penuunan kineja dengan laju peubaan yang idak konsan i samping iu, buye meaki komponen yang dipasok ole kemudian menjual poduk jadi ke konsumen aki end use dengan kebijakan gaansi NW Non-enewing ee eplaemen Waany, seingga buye juga melakukan konak gaansi dengan unuk membagi esiko klaim gaansi Unuk menguangi ongkos gaansi, dan buye bekeja sama melakukan inspeksi seluu komponen sebelum mengiimkannya ke buye Model maemaik penenuan panjang siklus poduksi dengan pespekif besama -buye diasilkan pada peneliian ini Minimasi oal oal ongkos buye-, baik pe-sale maupun pos sale, digunakan sebagai ukuan kineja model Meode analiik digunakan unuk menai solusi model yang dikembangkan Kemudian dibagian aki dibeikan ono numeik unuk melia peilaku model, sea aa peneliian lanjuan Kaa kuni: penuunan kineja, panjang siklus poduksi, JELS, gaansi, inspeksi ENAHULUAN ada poses yang mengalami penuunan kineja, saus poses sewaku-waku dapa beuba dai ekendali in-onol menjadi ak ekendali ou of onol ada saa sisem beada pada saus ak ekendali, poduk yang diasilkan memiliki poposi non-onfoming iem idak memenui spesifikasi yang ela dieapkan yang lebi besa dibandingkan pada saa sisem beada dalam saus ekendali Unuk mengaasi al iu, biasanya melakukan esoasi pada aki siklus poduksi keika dikeaui bawa poses ela beuba saus menjadi ak ekendali Selain iu, juga mengau lo poduksinya seingga oal ongkos poduksinya minimal eneliian mengenai penenuan ukuan lo opimal unuk poses yang mengalami penuunan kineja dilakukan anaa lain ole oeus 986, dan ossenbla dan Lee 986 Unuk poduk yang dijual dengan jaminan gaansi, non-onfoming iem yang dieima ole konsumen memiliki laju keusakan yang inggi seingga pobabilias ejadinya klaim gaansi ole konsumen akan besa Hal ini menyebabkan ongkos gaansi, yang edii dai ongkos pebaikan dan ongkos adminisasi, menjadi besa pula alam mengendalikan poduksi melalui penenuan ukuan lo poduksinya, aus mempeimbangkan pengau non-onfoming iem eadap beban ongkos gaansi Bebeapa penelii yang membaas al ini anaa lain: jamaludin e al, 994, Wang dan Seu a, b, Ye e al, dan Wang 4 Seaa umum, dengan melibakan ongkos gaansi ukuan lo opimal yang diasilkan menjadi lebi pendek ada lingkungan anai pasok jus-in ime JIT, buye menginginkan unuk mengiim lo seaa beaap dalam sub-lo keil Sekilas, al ini meugikan bagi kaena aus menanggung ongkos pesediaan Seola-ola ISBN :

2 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 dipaksa unuk mempoduksi dalam ukuan lo besa dan menyimpan kelebian poduk di gudang aga selalu siap dikiim Sniedejans 993 menyaakan bawa sisem JIT sebenanya idak memindakan pesediaan kepada, eapi peusaaan dengan sisem JIT selalu menai yang juga melaksanakan sisem JIT, seingga peusaaan buye dan meupakan sau kesauan sisem Kim dan Ha 3 menelii enang penenuan ukuan lo Q dan fekuensi pengiiman n opimal gabungan anaa dan buye, diaapkan Q gabungan yang diasilkan akan menguangi ongkos pesediaan aa-aa kedua bela piak ada kondisi iil di lapangan, poses poduksi yang beada dalam sisem anai pasok JIT akan mengalami penuunan kineja seiing dengan jumla komponen yang diasilkan Ole kaena iu sebelum dikiimkan kepada buye dilakukan inspeksi eadap seluu komponen unuk menjamin bawa komponen yang dikiim bekualias baik Kemudian buye meaki komponen menjadi poduk yang dijual ke konsumen dengan kebijakan gaansi Cono iil dai sisem ini misalnya buye peakian sepeda moo TAHM Asa Honda Moo yang menjual poduk ke konsumen dengan gaansi Buye mendapakan pasokan komponen dai, seingga buye dan besama-sama akan menanggung esiko jika ejadi klaim gaansi dai konsumen eneliian aseyo dan aua 5a membaas penenuan ukuan lo dan fekuensi pengiiman gabungan opimal unuk dan buye dimana poses poduksi mengalami penuunan kineja yang bedisibusi eksponensial Kemudian aseyo dan aua 5b meelaksasi asumsi penuunan kineja yang bedisibusi eksponensial dengan disibusi yang umum Namun kedua peneliian esebu belum melibakan aspek pengendalian kualias sebagai sala sau aa unuk menguangi nononfoming iem yang dieima ole konsumen eneliian ini mempebaiki kondisi peneliian sebelumnya Inspeksi dilakukan eadap seluu komponen sebelum dikiimkan kepada buye OMULASI MOEL Kaakeisasi Sisem Sisem yang dikaji dalam peneliian ini adala adala sisem anai pasok buye yang beada dalam lingkungan JIT Vendo mempoduksi komponen unggal yang sifanya epaiable Sisem poduksi mengalami penuunan kineja seiing dengan jumla komponen yang diasilkan ada awal poses poduksi, =, kondisi sisem beada pada saus ekendali oses poduksi mengalami penuunan kineja dan begese ke saus ak ekendali egesean saus ejadi seaa aak Kondisi peubaan saus poses anya dapa dikeaui melalui inspeksi Unuk memonio dan mengendalikan poses dilakukan inspeksi eadap saus poses seaa peiodik, yaiu seiap selang waku poduksi yang konsan Jika pada saa inspeksi kondisi poses ak ekendali maka dilakukan esoasi unuk mengembalikan sisem ke kondisi ekendali Andaikan X meupakan vaiabel aak peubaan saus yang ejadi maka pada saa inspeksi edapa dua kondisi saus sisem yang mungkin: sisem beada pada saus ekendali aau X, seingga idak pelu dilakukan esoasi dan anya dipelukan seup dengan ongkos K, aau sisem beada pada saus ak ekendali aau X <, seingga dipelukan indakan esoasi aau sisem dikembalikan ke saus ekendali, dan juga seup ada saa sisem beada dalam saus ak ekendali, sisem akan mempoduksi non-onfoming iem dengan pobabilias θ, sedangkan pada saa sisem ekendali sisem akan mengasilkan non-onfoming iem dengan pobabilias θ, dimana θ < θ ISBN : A--

3 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 engendalian poses melalui inspeksi dilakukan anya sau kali selama sau siklus poduksi, dengan kaa lain peiode inspeksi sama dengan panjang siklus poduksi Unuk memenui peminaan buye, bepoduksi dengan ukuan lo eenu, kemudian lo esebu dibagi menjadi bebeapa sub-lo pengiiman Unuk menjaga kualias komponen, sebelum komponen dikiimkan kepada buye dilakukan inspeksi eadap seiap komponen Seluu ongkos pengiiman dianggung ole buye, al ini dapa dimengei kaena dengan pengiiman yang keil buye lebi diunungkan dalam al pengelolaan pesediaan Kondisi ini diilusasikan dalam Gamba Seela meneima komponen dalam sub-lo kemudian buye melakukan peakian oduk yang diasilkan dai peakian ini kemudian dijual ke konsumen dengan gaansi NW Nonenewing fee eplaemen waany dengan masa gaansi W engan NW, semua keusakan selama W dipebaiki anpa dikenakan ongkos kepada konsumen Gamba oduksi dan pengiiman pesanan dalam sub lo Keika poses poduksi beada dalam saus ak ekendali pobabilias diasilkannya poduk yang idak memenui syaa non-onfoming iem lebi besa daipada saa saus poses ekendali Kaena menyimpang dai spesifikasi eknik, laju keusakan non-onfoming iem lebi inggi dibandingkan dengan laju keusakan onfoming iem seingga pobabilias klaim gaansi dalam masa W juga akan lebi besa Konsumen beak mengajukan klaim jika dalam masa gaansi poduk esebu usak Jika keusakan disebabkan ole komponen yang dipoduksi ole maka aus mempebaiki keusakan dengan semua ongkos dibebankan kepada Meskipun demikian, ongkos inangable beupa menuunnya image poduk, pindanya konsumen ke poduk lain, dan lain-lain eap dianggung ole buye Ole kaena iu, penyelesaian pengendalian poduksi seaa inegal yang melibakan baik sisi maupun buye menjadi pening unuk dilakukan Model penenuan ukuan lo gabungan aau JELS yang mengakomodasi kepeningan, baik buye maupun, diusulkan dalam peneliian ini Kieia pefomansi yang digunakan adala oal ongkos sisem yang melibakan oal ongkos dan oal ongkos buye ada bagian beikunya akan dibaas langka-langka fomulasi model maemaik penenuan ukuan lo poduksi dan sub lo pengiiman gabungan buye Noasi dan Asumsi Noasi yang digunakan adala: Noasi Keeangan Sauan Vaiabel kepuusan : panjang siklus poduksi aun n : jumla pengiiman n dan inege pe siklus aamee A : ongkos pemesanan $/pesan : laju peminaan uni/aun : poposi nononfoming iem pe uni ISBN : A--3

4 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 : laju poduksi uni/aun K : ongkos seup $/siklus : ongkos esoasi $/sekali esoasi p : ongkos pebaikan komponen $/sekali pebaikan i : ongkos inspeksi $/uni w : ongkos gaansi $/klaim : ongkos anspoasi $/sekali kiim /buye : ongkos simpan /buye $/uniaun : pob onfoming iem pada saus ekendali : pob non-onfoming iem pada saus ekendali : pobabilias melakukan kesalaan ipe I : pobabilias melakukan kesalaan ipe II : laju peubaan saus sisem : fungsi laju keusakan onfoming iem : fungsi laju keusakan non-onfoming iem E[NCI] : Ekspekasi non-onfoming iem uni TC : Toal ongkos sisem $ TC v : Toal ongkos pe aun $ TC b : Toal ongkos buye pe aun $ Asumsi yang mendasai model yang akan dikembangkan adala: - Adanya kesediaan, baik maupun buye, unuk menjalankan kepuusan besama - Laju peminaan dikeaui dan konsan - oses poduksi mengalami penuunan kineja dengan laju peubaan bedisibusi umum semenaa poses peakian buye idak mengalami penuunan kineja - engendalian poses poduksi melalui inspeksi anya sau kali selama sau siklus poduksi peioda inspeksi = panjang siklus poduksi Model Maemaik ada bagian ini akan diumuskan oal ongkos sisem pe aun TC yang meupakan kieia pefomansi dai model yang akan dikembangkan Toal ongkos sisem pe aun meupakan penjumlaan oal ongkos pe aun TCv dan oal ongkos buye pe aun TCb Komponen oal ongkos yang dipeimbangkan dalam model ini adala ongkos seup, ongkos esoasi, ongkos simpan, dan ongkos pebaikan Adapun komponen oal ongkos buye yang dipeimbangkan adala ongkos pemesanan, ongkos simpan, ongkos anspoasi, dan ongkos gaansi emodelan dai masing-masing komponen ongkos dijelaskan pada bagian beiku ini Ekspekasi Toal Ongkos Vendo TCv Suku oal ongkos pe aun TCv dai model adala sebagai beiku: Ekspekasi Toal ongkos Ongkos pesediaan Ekspekasi ongkos esoasi Ekspekasi ongkos pebaikan Ongkos seup a Toal Ongkos Seup pe aun Ekspesi maemaik dai oal ongkos seup pe aun adala sebagai beiku: Toal Ongkos Seup Ongkos Jumla x K dan poduksi pe sekali seup seup pe b Ongkos esediaan pe aun Ekspesi maemaik dai oal ongkos pesediaan pe aun adala sebagai beiku: Toal Ongkos aa - aa jumla Ongkos simpan x n n pesediaan pe pesediaan pe pe uni/ n ISBN : A--4

5 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 Ekspekasi Ongkos esoasi pe aun Ekspesi maemaik dai oal ongkos esoasi pe aun adala sebagai beiku: Toal Ongkos ekspekasi ongkos Jumla x 3 esoasi pe esoasi pe siklus siklus/ d Ekspekasi Ongkos ebaikan pe aun Sebelum poduk dikiim ke buye, melakukan inspeksi eadap seluu poduk Kegiaan inspeksi diasumsikan memiliki kesalaan ipe I yaiu menyaakan komponen emasuk non-onfoming iem padaal sebenanya onfoming iem sebesa, dan kesalaan ipe II yaiu menyaakan komponen emasuk onfoming iem padaal sebenanya non-onfoming iem sebesa Skema yang menunjukkan jumla non-onfoming iem dan onfoming iem yang aus dipebaiki dan yang dikiim ke buye akiba kesalaan inspeksi dapa dilia pada Gamba engan mengadopsi model Wang4, ekspekasi jumla non-onfoming iem sebelum dikiim ke buye E[NCI] pe siklus adala: x dx E [ NCI ] E [N C I] E [N C I] E [C I] E [N C I] E [C I] B u y e E [C I] E [C I]+ - E [N C I] e p a i Gamba Skema inspeksi % dengan ipe kesalaan I [] dan II[] poposi NCI, diuliskan, adala: x dx Jika p meupakan ongkos pebaikan pe uni, dai Gamba oal ongkos pebaikan pe aun dapa diuliskan: 4 p ai penjumlaan pesamaan,, 3, dan 4 dipeole oal ongkos TCv sebagai beiku: TC v K, n p n n n Ekspekasi Toal Ongkos Buye TCb Suku oal ongkos buye pe aun TCb dai model adala sebagai beiku: EkspekasiToal Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos ongkos buye pemesanan pesediaan anspoasi gaansi Masing-masing komponen ongkos akan diuaikan lebi lanju beiku ini a Ongkos emesanan pe aun Ekspesi maemaik dai oal ongkos pemesanan pe aun adala sebagai beiku: Toal Ongkos Ongkos Jumla x pemesanan pe sekali pesan pemesanan pe A 5 6 ISBN : A--5

6 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 b Ongkos esediaan pe aun Ekspesi maemaik dai oal ongkos pesediaan pe aun adala sebagai beiku: Toal Ongkos aa - aa jumla Ongkos simpan x pesediaan pe pesediaan pe pe uni/ buye n 7 Ongkos Tanspoasi pe aun Ekspesi maemaik dai oal ongkos anspoasi pe aun adala sebagai beiku: Toal Ongkos fekuensi pengiiman Ongkos sekali x anspoasi pe pe pengiiman n 8 d Ongkos Gaansi pe aun ai Gamba, ekspekasi non onfoming iem E[NCI ] pe siklus yang dieima buye adala: E[ NCI '] E[ NCI ] dan poposi NCI, Andaikan w adala ongkos penanganan keusakan selama masa gaansi, sedangkan laju keusakan unuk onfoming iem [non-onfoming iem] adala [], dan ekspekasi jumla poduk usak unuk onfoming iem [non-onfoming iem] selama selang waku [,w] adala d oal ongkos gaansi adala: d, maka ekspekasi w 9 ai penjumlaan pesamaan 6, 7, 8, dan 9 dipeole oal ongkos buye TCb sebagai beiku : n A buye TC, n b n w Toal ongkos dai sisem meupakan penjumlaan oal ongkos dan oal ongkos buye ai penjumlaan pesamaan 5 dan pesamaan maka dipeole oal ongkos sisem TC sebagai beiku: K n n n TC, n p A w buye n n ENCAIAN SOLUSI MOEL Unuk mendapakan solusi vaiabel kepuusan * dan n* seaa analiik, maka dilakukan langka-langka sebagai beiku : Langka esamaan oal ongkos sisem diai uunan peama n kemudian di-se sama dengan Hasil uunan esebu adala sebagai beiku: TC, n buye, n* n ISBN : A--6

7 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 ISBN : A--7 Misalkan: buye seingga n*= dengan mensubsiusikan nilai n* kedalam pesamaan maka fungsi oal ongkos menjadi :, A K n TC w buye p 3 Langka Beikunya menai uunan peama pesamaan 3 eadap kemudian di-se sama dengan Hasil uunan esebu adala sebagai beiku: ' ' f A K TC w p 4 dimana dx x ' Tuunan peama oal ongkos sisem eadap vaiabel mengasilkan pesamaan implisi seingga pembukian nilai * iu ada dan unik dilakukan dengan Teoema Teoema Asumsikan bawa lim f, lim f dan f> unuk semua << Maka edapa * yang meminimasi oal ongkos Buki Misalkan: ' TC B f A K 5 dimana dx x B w p Kaena meupakan fungsi koninyu eadap maka: A K lim < dan lim > 6 seingga paling idak edapa sau kali peubaan anda dai negaif ke posiif aau dengan kaa lain pena memoong iik nol Beai solusi * ada enjelasan kaakeisik * dan penaian solusi * dan n* menggunakan aa yang sama dengan model aseyo dan aua 5b Cono Numeik ada ono numeik ini laju peubaan sisem bedisibusi Weibull dengan fungsi pada kumulaif e dimana > ungsi aad ae unuk onfoming iem adala: dimana >, fungsi aad ae unuk non-onfoming iem adala dimana <<

8 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 a enenuan Nilai aamee Nilai paamee yang digunakan pada ono numeik ini adala: Simbol Sauan Simbol Sauan A = $/pesan = 5 = 48 uni/aun = 65 = uni/aun w = 5 $/klaim pe aun K = 5 $/siklus = 65 = $/sekali esoasi = = 5 $/sekali kiim = = $/uniaun = buye = 4 $/uniaun W = aun = = 5 = 5 p = $/ pebaikan = i = $/uni b Hasil Cono Numeik Unuk mendapakan asil ono numeik digunakan sofwae Maad i ofessional Beiku ini akan disajikan asil iap langka algoima penaian vaiabel kepuusan * dan n* sesuai algoima model aseyo dan aua 5b Langka : ai pesamaan didapakan nilai n* = 3863 Langka : Nilai n* disubsisusikan pesamaan, diasilkan TC Langka 3 : TC =, dipeole *= 36 Langka 4 : engan mensubsiusikan nilai * asil langka 3 ke pesamaan langka dipeole nilai n*= 76 Langka 5 : Nilai inege dai n* yaiu n* - = dan n* + = Langka 6 : Menai * dan * masing-masing unuk n* - = dan n* + = diasilkan * = 36 dengan TC* = 3785 dan * =39 dengan TC* = 3789 Langka 7 : Maka nilai *= 36 dan n*= dengan TC*,n*= 3785 ANALISIS AN KESIMULAN Hasil numeik peneliian ini menunjukkan bawa oal ongkos yang didapakan dengan melakukan inspeksi eadap komponen jau lebi keil dai pada oal ongkos anpa inspeksi Model anpa inspeksi aseyo dan aua 5 mengasilkan oal ongkos sebesa $4976,35 dengan ongkos gaansi $44, semenaa model dengan inspeksi ini mengasilkan oal ongkos sebesa $8585 ongkos oal elevan + ongkos inspeksi = dengan ongkos gaan si $444 Hasil numeik peneliian ini juga menunjukkan bawa inspeksi dapa mempepanjang siklus poduksi ai peneliian ini diasilkan model penenuan waku siklus dan fekuensi pengiiman gabungan -buye, dimana poses poduksi mengalami penuunan kineja dengan laju peubaan sisem idak konsan dalam kasus ini meningka, kemudian fako pengendalian kualias eadap komponen dilakukan unuk menguangi biaya pos-sale Kondisi ini lebi ealisis daipada peneliian aseyo dan aua 5a,b yang belum memasukkan fako pengendalian kualias ako pengendalian kualias yang digunakan dalam peneliian ini adala inspeksi ak sempuna seingga unuk peneliian beikunya dapa disaankan unuk menggunakan fako pengendalian kualias poduk lainnya, sepei bun-in, aepane sampling dan sebagainya Kemudian elaksasi eadap asumsi penuunan kineja anya ejadi pada poses poduksi bisa dilakukan aga lebi meneminkan kondisi iil Selain iu model penenuan ukuan lo unuk buye dengan muli- juga meupakan opik peneliian lanjuan yang dapa dilakukan ISBN : A--8

9 osiding Semina Nasional Manajemen Teknologi II ogam Sudi MMT-ITS, Suabaya 3 Juli 5 ATA USTAKA jamaludin, I, Muy, N, and Wilson, J 994, Qualiy Conol Toug Lo Siing fo Iems Sold wi Waany Inenaional Jounal of oduion Eonomis, Vol33, pp97-7 Kim, SL dan Ha, 3, A JIT Lo-Spliing Model fo Supply Cain Managemen: Enaning Buye-supplie Linkage Inenaional Jounal of oduion Eonomis Vol86 Hal - oeus, EL 986, Opimal Lo Siing, oess Qualiy Impovemen and Seup Cos eduion Opeaions esea, Vol34, Hal37-44 aseyo, H dan aua, G 5, enenuan anjang Siklus oduksi dan ekuensi engiiman Gabungan pada Sisem yang Mengalami enuunan Kineja oeeding Semina Nasional Opimasi Sisem Indusi, UN Yogyakaa ossenbla, MJ dan Lee, HL 986, Eonomi oduion Cyles wi Impefe oduion oess IIE Tansaion, Vol8, Hal48-55 Sniedejans, MJ 993, Topis in jus -in-ime managemen Allyn and Baon Massauses Wang, CH, and Seu, SH a, Te Effes of Te Waany Cos on Te Impefe EMQ Model Wi Geneal isee Sif isibuion, oduion lanning and Conol, Vol3, pp6-68 Wang, CH, and Seu, SH b, Simulaneous eeminaion of Te Opimal oduion-invenoy and odu Inspeion oliies fo eeioaing oduion Sysem, Compue & Opeaion esea, Vol 8, pp93- Wang, CH, 4, Te Impa of ee -epai Waany oliy on EMQ Model fo Impefe oduion Sysem, submied Ye, H, Ho, WT dan Tseng, ST, Opimal oduion un Leng fo odus Sold wi Waany Euopean Jounal of Opeaional esea, Vol, Hal ISBN : A--9

Model Economic Manufacturing Quantity (EMQ) dengan Perbaikan Proses Produksi dan Proses Burn-In *

Model Economic Manufacturing Quantity (EMQ) dengan Perbaikan Proses Produksi dan Proses Burn-In * Reka Inega ISSN: 338-581 Juusan eknik Inusi Ienas No. Vol.1 Junal Online Insiu ekologi Nasional Okobe 13 Moel Eonomi Manufauing Quaniy EMQ engan Pebaikan Poses Pouksi an Poses Bun-In * RIZAL AHYU FADLILAH

Lebih terperinci

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1 Tansien Slusi umum pesamaan gelmbang Cn cn Swic n kndisi unmaced pecabangan Mudik Alaydus, Uni. Mecu Buana, 008 Pesenasi 9 Pada pembaasan sebelumnya : pengandaikan sinyalyangyang amnis, aau kndisi sinyal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Dekomposisi Graf Hasil Kali Tiga Lintasan ke Dalam Sub Graf Perentang Reguler

Dekomposisi Graf Hasil Kali Tiga Lintasan ke Dalam Sub Graf Perentang Reguler Vol. 10, No. 1, 14-25, Juli 2013 Dekompoii Gaf Hail Kali Tiga Linaan ke Dalam Sub Gaf Peenang Regule Hamaai 1 Abak Dekompoii gaf G adala impunan * + dengan meupakan ubgaf dai Gyang memenui ( ) ( ) ( )

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

Pertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok

Pertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok Baan Aja ekanika Baan ulai, ST, T Peemuan X,X,X Tegangan Pada Balok Lenuan Pada Balok Pemeanan ang ekeja pada alok meneakan alok melenu, seingga sumuna edefomasi memenuk lengkungan ang diseu kuva defleksi

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel 4 METODOLOGI 4. Waku dan Tempa Peneliian dilaksanakan pada Bulan Mae 009 sampai dengan Bulan Mei 009. Peneliian dilaksanakan di Peaian Teluk Banen dengan basis pendaaan di Pelabuhan Peikanan Panai (PPP)

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL ADI JAYA NBI : 4110606 Pogam Teknik Indusi Univeesias 17 Agusus 1945 Suabaya Adijaya1910@gmail.com ABSTRAK Dalam angka peningkaan

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

Bab. Limit. Anda telah mempelajari nilai fungsi f di a pada Bab 5. Sebagai contoh, diketahui f(x( ) = x 2

Bab. Limit. Anda telah mempelajari nilai fungsi f di a pada Bab 5. Sebagai contoh, diketahui f(x( ) = x 2 Bab Limi 7 Sumber: davelicence.zenfolio.com Seela mempelajari bab ini, Anda arus mampu menjelaskan i fungsi di sau iik dan di ak ingga besera eknis periungannya; menggunakan sifa i fungsi unuk mengiung

Lebih terperinci

Teori perdagangan internasional. Meet 4 Hariyatno. Negara berkembang

Teori perdagangan internasional. Meet 4 Hariyatno. Negara berkembang Teoi pedagangan Mee 4 Haiyano Negaa bekembang Negaa bekembang = negaa dunia ke- =negaa belum maju (salvaoe :49 ) Cii negaa bekembang : ) Rendahnya pendapaan pekapia ) Tingginya angkaan keja diseko peanian

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL METDE BEDA HIGGA UTUK SLUSI UMERIK PERSAMAA DIFERESIAL Sangadi ABSTRACT Tee ae many oblems in alied sciences ysics and engineeing a ae maemaically modeled by using diffeenial euaions and bounday condiions.

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN 0 TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN Penenuan ungsi peluang aau ungsi densias dai ungsi peubah acak bisa juga dilakukan melalui ungsi pembangki momen Dalam penenuannya, enu saja haus digunakan siasia dai ungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Bab III Rancangan Penelitian

Bab III Rancangan Penelitian Bab III Rancanan Peneliian III. Rencana Pelaksanaan Peneliian Komponen uama penyusun as poduse adalah,,, 4,, N, dan penoo, yan melipui komponen oanik a dan anoanik S, l, N 3, loam alkali. Kebeadaan penoo,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK

OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK OPIMASI OPEASIONAL WADUK WONOEJO SEBAGAI WADUK SEBAGUNA MENGGUNAKAN POGAM DINAMIK Dwi Indiyani 1, Pof. D. I. Nadjadji Anwa, MSc 2, D. I. Edijano 2 1 Mahasiswa Pascasajana eknik Sipil Juusan Hidoinfomaik

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin) ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Teri Morfologi dan klasifikasi ikan teri

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Teri Morfologi dan klasifikasi ikan teri TINJAUAN PUSTAA.1 Ikan Tei Ikan ei (Solepous spp.) meupakan sumbe poein dan kalsium yang pening bagi akya Indonesia. andungan gizi unuk seiap 100 gam ikan ei sega melipui enegi 77 kal; poein l6 g; lemak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

z`?ï%!$# (#qãztb#uä (#qãy?ïètgó?$# Î?ö9 Á9$$Î/ Ío4qn= Á9$#ur 4 bî)

z`?ï%!$# (#qãztb#uä (#qãy?ïètgó?$# Î?ö9 Á9$$Î/ Ío4qn= Á9$#ur 4 bî) Juma, 15 Januai 2016 10:58 RIHLAH IBADAH HAJI SABAR DAN SABAR LAGI [1] g'» ì B û ï É» Á Ç Ê Ì È z`ï% (qzbu (qyïgó ö Á/ Ío4qn= Áu 4 b Aina: Hai oang-oang ang beiman, Jadikanlah saba dan shala sebagai penolongmu[ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PENGONTROLAN PROSES SECARA STATISTIK MULTIPLE STREAM PROCESSES, STUDY KASUS : PROSES PRODUKSI REXONA SL AP STICK

PENGONTROLAN PROSES SECARA STATISTIK MULTIPLE STREAM PROCESSES, STUDY KASUS : PROSES PRODUKSI REXONA SL AP STICK PENGONROLAN PROSES SECARA SAISIK MULIPLE SREAM PROCESSES, SUY KASUS : PROSES PROUKSI REXONA SL AP SICK Vina Kuniasai, dan. Muhammad Mashui, M Mahasiswa Juusan Saisika FMIPA-IS () osen Juusan Saisika FMIPA-IS

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci

Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola interferensi (terang-gelap)

Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola interferensi (terang-gelap) NTRFRNS CAHAYA nefeensi cahaya meupakan ineaksi dua aau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suau adiasi yang menyimpang dai jumlah masing-masing komponen adiasi gelombangnya. nefeensi cahaya menghasilkan

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT Swesi Yunia Puwani, Asep K. Supiana, Nusani Anggiani Absak Maemaika sanga bepean dalam pengembangan ilmu konol. Aplikasi sisem konol

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat PODNG BN : 978 979 65 T Analisa Kesabilan Ekuilibium Model Maemaika Bebenuk isim Pesamaan Difeensial Tundaan dengan Waku Tundaan Diski ubono eiawan Mahasiswa Juusan Maemaika, Univesias Gadah Mada, Yogyakaa,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Pengembangan Model. Gambar 4.1 Strategi Layanan Yang Diusulkan. Penggantian. W waktu

Pengembangan Model. Gambar 4.1 Strategi Layanan Yang Diusulkan. Penggantian. W waktu Bab IV Pngbangan Modl Pada bab IV ini akan dijlaskan pngbangan sagi layanan gaansi unuk poduk dngan pola pnggunaan inin Pada sub bab IV akan dijlaskan foulasi odl unuk sagi layanan yang dikbangkan IV oulasi

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H e.al. Model Invenory Tingka Linear MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H, T.P Nababan,

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN. Oleh: Darsih Idayani

KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN. Oleh: Darsih Idayani KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN Oleh: Darsih Idayani 126 1 4 Dosen Pembimbing: Subchan, Ph.D Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun Peramalan Kebuuhan Premium dengan Meode ARIMAX unuk Opimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun Oleh: Nindia Sekar Dini 1308100088 Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE Dr. Suharono 1 Ouline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci