USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)"

Transkripsi

1 ISSN: Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuaan dan Service Turbin) M. Randi Yunesa, Hari Adiano, Susy Susany Jurusan Teknik Indusri Insiu Teknologi Nasional (Ienas) Bandung randyyunesa@gmail.com ABSTRAK Makalah ini memaparkan model persediaan Q pada sisem pengendalian persediaan komponen suku cadang dengan laju kerusakan idak konsan unuk pemesanan muli iem di bengkel pembuaan dan servis urbin. Perusahaan perlu menjaga kelancaran proses produksi dengan melakukan penanganan mesin yang baik. Agar mesin dapa beroperasi dengan semesinya, diperlukan sisem perawaan yang dapa memperkecil kemungkinan erjadinya kerusakan mesin. Oleh karena iu diperlukan sisem pengendalian persediaan komponen yang dapa menjamin agar komponen selalu ersedia. Penerapan model persediaan Q diperoleh jumlah pemesanan opimal dan reorder poin komponen suku cadang. Kaa kunci:persediaan, laju kerusakan, pemesenan opimal, reorder poin ABSRTACT This paper describes he applicaion of invenory models Q on invenory conrol sysem componen pars wih damage rae no consan for muli bookings iem in workshop and service urbine. Companies need o mainain smooh producion process by doing good handling machines. So ha he engine can always operae properly, i needs a sysem of care ha can minimize he possibiliy of damage o he machine. Engine mainenance aciviies include inspecion and replacemen of damaged componens. From he resuls of he applicaion of invenory models Q obained opimal order quaniy and reorder poin value componen pars. Keyword: Invenory, he rae of desrucion, he opimal order, reorder poin Reka Inegra-38

2 Usulan Ukuran Pemesanan Opimal Suku Cadangmesin Grinding Berdasarkan Lajukerusakan Menggunakan Meode Q 1. PENDAHULUAN 1.1 Penganar PT. Sinar Saki Mara Nusanara (persero) adalah perusahan yang bergerak dibidang pembuaan urbin, jasa perbaikan aau servis maupun pembuaan komponen urbin. Banyaknya perminaan servis, pembuaan produk dan komponen menyebabkan PT. Sinar Saki Mara Nusanara harus menerapkan suau sisem yang erencana supaya dapa membanu proses produksi dapa berjalan dengan lancar. Salah sau aspek yang sering erlupakan adalah aspek perencanaan perawaan mesin. Perawaan mesin ersebu melipui persediaan komponen mesin apabila erjadi kerusakan, persediaan komponen ini diujukan agar apabila mesin mengalami kerusakan komponen maka bagian mainenance dapa segera melakukan pengganian komponen mesin dengan komponen yang baru, maka mesin ersebu dengan cepa dapa kembali beroperasi sesuai kebuuhan. Salah sau mesin yang digunakan adalah mesin grinda (grinding). Karena ingginya inensias pemakaian mesin grinda mesin ini sering mengalami haus aau kerusakan komponen dibandingkan dengan mesin-mesin lain. Jika erjadi kerusakan pada komponen ini maka bagian mainenance memerlukan komponen penggani secepa mungkin agar proses produksi idak erheni. Oleh sebab iu perusahaan perlu menyediakan komponen ersebu epa waku. 1.2 Idenifikasi Masalah Mesin gerinda adalah mesin yang paling sering mengalami kerusakan, kerusakan yang dialami mesin gerinda adalah rusaknya komponen kelisrikan dari mesin iu sendiri. Pada saa ini perusahaan menyediakan komponen mesin grinda ersebu berdasarkan perkiraan kerusakan saja, idak menggunakan meoda sok barang yang erprogram. Perlunya sisem persediaan pada perusahaan adalah jika erjadi kerusakan maka perusahaan idak membuuhkan waku lama unuk menyediakan komponen ersebu. Karena jika mengalami kerusakan komponen, komponen ersebu idak bisa diperbaiki dan harus digani dengan yang baru. Maka dari iu cadangan komponen penggani harus selalu ada ersedia di gudang. Selama ini perusahaan selalu memesan komponen berdasarkan jumlah persediaan minimal pada gudang spare par. Namun jumlah dan waku pemesanan dilakukan hanya berdasarkan pengalaman saja. Perusahaan belum menerapkan meode yang pasi dalam sisem persediaan. Pada peneliian ini diharapkan perusahaan dapa mengeahui jumlah pemesanan opimal komponen dan reorder poin unuk seiap komponen mesin grinda khususnya. 2. STUDI LITERATUR 2.1 Persediaan Persediaan (invenory) dalam koneks produksi dapa diarikan sebagai sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanju. Proses lebih lanju dapa berupa kegiaan produksi pada sisem manufakur, kegiaan pemasaran pada sisem disribusi. Reka Inegra-39

3 Yunesa, dkk 2.2 Konsep Keandalan (Reliabiliy) Menuru (Ebeling, 1997), keandalan adalah suau penerapan perancangan pada komponen sehingga komponen dapa melaksanakan fungsinya dengan baik, anpa kegagalan, sesuai rancangan aau proses yang dibua. Keandalan merupakan probabilias bahwa suau sisem mempunyai performansi sesuai dengan fungsi yang diharapkan dalam selang waku dan kondisi operasi erenu. 2.3 Disribusi Laju Kerusakan Seiap fungsi reliabiliy hanya mempunyai sau fungsi kerusakan yang dapa dibedakan menjadi beberapa disribusi, yaiu disribusi eksponensial, disribusi normal, dan disribusi weibull. (Jardine, 1973) 2.4 Pengujian Kecocokan Disribusi Weibull Dua Parameer Pengujian disribusi weibul dua parameer digunakan unuk mengeahui daa yang ada mengikui pola disribusi weibull aau idak. Salah sau meode pengujian yang digunakan adalah dengan meode Mann s es (Ebeling,1997). 2.5 Penenuan Parameer Disribusi Waku Anar Kerusakan Meode ini juga cocok digunakan unuk peneliian yang memiliki salah sau karakerisik Sampel peneliian kecil, daa mengenai populasi peneliian yang kurang lengkap, dan disribusi waku anar kerusakan sampel peneliian idak simeris. 2.6 Sisem Persediaan Sisem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonioring kaersediaan dan menenukan ingka persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. 2.7 Ongkos Invenory Tujuan manajemen persediaan adalah mengaur maerial dalam jumlah yang epa, pada waku yang epa, di empa yang epa, dan dengan biaya yang rendah. 2.8 Meode Q dan P Meode Q merupakan pemesanan kembali yang dilakukan pada saa dimana persediaan mencapai suau iik pemesanan kembali (reorder poin) dengan memperhiungkan kebuuhan yang berflukuasi selama waku ancang-ancang (lead ime), persediaan unuk meredam flukuasi selama lead ime disebu persediaan keamanan (safey sock). Meode P merupakan adalah suau sisem pengendalian persediaan yang jarak waku anar dua pesanan adalah eap. (Walpole, 1995) Reka Inegra-40

4 Usulan Ukuran Pemesanan Opimal Suku Cadangmesin Grinding Berdasarkan Lajukerusakan Menggunakan Meode Q 3. METODOLOGI PENELITIAN Beriku adalah diagram alir meodologi peneliian dapa diliha pada Gambar 1. Mulai Idenifikasi masalah Penenuan Meode Penyelesaian Sudi Lieraur 1. Persediaan 2. Meode P 3. Meode Q Pengumpulan daa 1. Daa Umum Perusahaan PT. Sinar Saki Mara Nusanara 2. Alioran Produksi 3. Daa Kerusakan Komponen 4. Daa Harga Komponen 5. Daa Pembelian Kompenen Pengolahan Daa 1. Penenuan Komponen kriis 2. Pengujian Disribusi 3. Penenuan Parameer Disribusi Weibull 4. Penenuan Fungsi Keandalan dan Laju Kerusakan 5. Penenuan Ekspeasi Perminaan Dalam Selang Perencanaan dan Lead Time 6. Penenuan Nilai Q dan r 7. Perhiungan Biaya Toal Analisis Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. MeodologiPeneliian Langkah langkah dalam melakukan peneliian ini adalah sebagai beriku: 1. Tahap Idenifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah, maka dapa dikeahui meode-meode yang dapa digunakan yaiu lieraur enang meode Q, meode P, dan persediaan. 2. Penenuan Meode yang Akan Digunakan Model Q merupakan meode yang erpilih karena sesuai dengan kondisi perusahaan yang membuuhkan sisem persediaan yang erkendalai 3. Tahap Pengumpulan Daa Daa yang digunakanadalah daa umum perusahaan, aliran produksi, daa kerusakan komponen, daa harga komponen, dan daa pembelian komponen. Reka Inegra-41

5 Yunesa, dkk 4. Tahap Pengolahan Daa Pengolahan daa yang dilakukan adalah penenuan mesin kriis, pengujian disribusi, penenuan parameer disribusi Weibull, penenuan fungsi keandalan dan laju kerusakan, penenuan ekspeasi perminaan dalam selang perencanaan dan Lead Time, penenuan nilai Q dan R, perhiungan biaya oal. 5. Tahap Analisis nilai Q dan r opimal yang diperoleh dibandingkan dengan nilai Q dan r yang digunakan perusahaan. Kemudian biaya oal dari hasil perhiungan unuk masingmasing Q dan r yang elah dilakukan juga dibandingkan dengan biaya oal Q dan biaya Q oal perusahaan. 6. Tahap Kesimpulan Daa dan Saran kesimpulan sesuai dengan idenifikasi masalah dan ujuan peneliian yang elah dirumuskan pada ahap awal. Selain iu pada ahap ini juga diberikan beberapa saran yang mungkin dapa membangun dan bermanfaa bagi perusahaan, eruama yang berkaian dengan perawaan (mainenance) mesin dan peralaan produksi. 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Daa Pengumpulan daa merupakan daa-daa yang dibuuhkan dalam peneliian ini. 1. Daa kerusakan komponen kriis pada mesin gerinda. 2. Daa harga komponen mesin gerinda. 3. Biaya operasional perusahaan yaiu gaji karyawan. 4.2 Pengolahan Daa Daa komponen kriis yang elah diperoleh dipilih menggunakan diagram pareo (80/20). Komponen kriis yang dipilih akan dilakukan pengolahan daa menggunakan meode Q. Uji S-mann kemudian daa ersebu dilakukan uji disribusi weibull unuk mendapakan nilai unuk menghiung laju kerusakan komponen, laju kerusakan digunakan unuk melakukan paraneer weibull. Seelah iu dilakukan perhiungan jumlah pemesanan opimal dan reorder poin sera biaya oal persediaan komponen unuk mesin gerinda dengan selang perencanaan yang elah dienukan yaiu 1 ahun. 1. Memilih komponen yang paling kriis menggunakan diagram pareo. Hasil perhiungan pareo dapa diliha pada Tabel 1 dan grafik pada Gambar 1. Tabel 1. Diagram Pareo Jumlah kerusakan Harga Sauan (Rp) Harga Toal (Rp) No Komponen Persenase persenase Kerusakan Kumulaif 1 Carbon Brush 16 28,57 28, Saor 13 23,21 51, Armaure Saor 12 21,43 73, Ball Bearing 6 10,71 83, Gear 4 7,14 91, spindle 3 5,36 96, Dus seal 2 3,57 100, Jumlah Reka Inegra-42

6 Usulan Ukuran Pemesanan Opimal Suku Cadangmesin Grinding Berdasarkan Lajukerusakan Menggunakan Meode Q Gambar 2. Diagram Pareo Daa kerusakan komponen erdapa pada Tabel 2. Tabel 2. Daa Kerusakan Komponen No Carbon Brush Saor Armaure Saor Ball Bearing uji S-Mann Uji S-Mann dilakukan unuk meliha pola daa apakah dapa dilakukan uji disribusi weibull aau idak, dengan membandingkan hasil uji S-Mann dengan disribusi F. Apabila hasil S-Mann lebih kecil dibandingkan disribusi F maka daa erima H 0 arinya daa berdisribusi weibull dan daa ersebu dapa dilanjukan dengan uji disribusi weibull. Hasil uji S-Mann unuk komponen Carbon Brush dapa diliha pada Tabel 3. Reka Inegra-43

7 Yunesa, dkk No Inerval Kerusakan i hari Tabel 3. Uji S-Mann Xi Zi Mi Xi+1 - Xi (Xi+1 - Xi)/Mi (Xi+1 - Xi)/Mi ,197-3,466 1,131 0,105 0, ,303-2,335 0,545 0,000 0, ,303-1,789 0,373 0,095 0, ,398-1,416 0,290 0,167 0, ,565-1,126 0,242 0,208 0, ,773-0,884 0,212 0,061 0, ,833-0,672 0,192 0,057 0, ,890-0,480 0,179 0,154 0, ,045-0,301 0,171 0,174 1, ,219-0,129 0,168 0,039 0, ,258 0,038 0,169 0,038 0, ,296 0,207 0,176 0,071 0, ,367 0,383 0,192 0,216 1, ,584 0,575 0,227 0,054 0, ,638 0,801 0,322 0,653 2, ,290 1,124 TOTAL 5,275 3, Uji disribusi Weibull Pengujian disribusi weibull unuk mendapakan nilai. Hasil uji Weibull dapa diliha pada Tabel 4. Tabel 4. Uji Disribusi Weibull NO Inerval Kerusakan (Hari) F(i) Xi Yi Xi^2 XiYi 1 9 0,04-3,13 2,20 9,81-6, ,10-2,21 2,30 4,89-5, ,16-1,72 2,30 2,94-3, ,23-1,36 2,40 1,86-3, ,29-1,09 2,56 1,18-2, ,35-0,85 2,77 0,72-2, ,41-0,64 2,83 0,41-1, ,47-0,46 2,89 0,21-1, ,53-0,28 3,04 0,08-0, ,59-0,11 3,22 0,01-0, ,65 0,06 3,26 0,00 0, ,71 0,22 3,30 0,05 0, ,77 0,40 3,37 0,16 1, ,84 0,59 3,58 0,35 2, ,90 0,82 3,64 0,67 2, ,96 1,15 4,29 1,32 4,93 Toal -8,62 47,96 24,67-16,42 Reka Inegra-44

8 Usulan Ukuran Pemesanan Opimal Suku Cadangmesin Grinding Berdasarkan Lajukerusakan Menggunakan Meode Q Rekapiulasi nilai β dan θ dilampirkan pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapiulasi Parameer Disribusi Weibull No Komponen β θ 1 Carbon Brush 2,678 38,964 2 Armaure roor 2,940 37,565 3 Saor 3,092 53,457 4 Ball Bearing 3, , Perhiungan laju kerusakan komponen kriis Perhiungan laju kerusakan dilakukan unuk meliha seberapa besar laju kerusakan komponen selama selang perencanaan. Fungsi Keandalan dan Fungsi Laju Kerusakan erdapa pada Tabel 6 dan grafik laju kerusakan dapa diliha pada Gambar 2. Tabel 6. Rekapiulasi Fungsi Keandalan dan Fungsi Laju Kerusakan No Komponen Fungsi keandalan Fungsi laju kerusakan 1 Carbon Brush 2 Armaure roor 3 Saor 4 Ball Bearing R() e R() e R() e R() e 38,964 37,565 53, ,742 2,678 2,940 3,092 3,114 h() h() h() h() 2,6781 2,678 38,964 38,964 2,940 37,565 3,092 53,457 3, ,742 37,565 53, ,742 2,9401 3, ,114 1 Gambar 2 Grafik Laju Kerusakan Rekapiulasi laju kerusakan h() dapa diliha pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapiulasi Laju Kerusakan Raa-Raa No Komponen selangperencanaan h() 1 Carbon Brush Armaure Saor Saor Ball Bearing Reka Inegra-45

9 Yunesa, dkk 5. menghiung ekspekasi perminaan Menghiung jumlah ekspekasi perminaan komponen kriis pada selang perencanaan peneliian. Perhiungan nilai ekspekasi perminaan komponen digunakan unuk menghiung nilai Q dan r. Rekapiulasi ekspekasi perminaan komponen dapa diliha pada Tabel 8. Tabel 8. Rekapiulasi Ekspekasi Demand No Komponen selangperencanaan DT (uni) u (uni) 1 Carbon Brush Armaure Saor Saor Ball Bearing Menghiung nilai pemesanan opimal (Q) dan reorder poin (r) Rekapiulasi jumlah pemesanan opimal (Q) dan nilai reorder poin (r) unuk keempa komponen dapa diliha pada Tabel 9. Tabel 9. Rekapiulasi Jumlah Q dan r No Komponen 1 Carbon Brush Selang perenca naan Q (uni) r (uni) safey sock (uni) Jumlah Komp. /Dus (uni) Jumlah Pemesa nan (dus) Armaure Saor Saor Ball Bearing Perhiungan biaya oal Biaya oal adalah biaya yang dibuuhkan aau yang akan dikeluarkan perusahaan pada saa pemesanan komponen sebesar Q yang elah dihiung sebelumnya unuk selang perencanaan 1 ahun (360 hari). Rekapiulasi biaya oal seiap pemesanan komponen dapa diliha pada Tabel 10. Tabel 10. Rekapiulasi Biaya Toal No Komponen Carbon 1 Brush Armaure 2 saor 3 Saor Ball 4 Bearing Inv O b (Rp) O P (Rp) O S (Rp) O S (Rp) O T (Rp) 13,364, , ,680 28,393 14,834,133 38,458,000 1,435,075 1,607,200 6,901 41,507,176 15,825, , ,000 3,109 17,094,748 11,501, , ,628 8,582 12,616,506 TOTAL 86,052,563 Reka Inegra-46

10 Usulan Ukuran Pemesanan Opimal Suku Cadangmesin Grinding Berdasarkan Lajukerusakan Menggunakan Meode Q 5. ANALISIS 5.1 ANALISIS FUNGSI KEANDALAN dan LAJU KERUSAKAN Fungsi keandalan pada seiap selang mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena laju kerusakan komponen dipengaruhi oleh waku. Semakin besar waku maka fungsi keandalan semakin rendah. Laju kerusakan pada seiap selang mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena laju kerusakan komponen dipengaruhi oleh waku. Semakin besar waku maka laju kerusakan semakin inggi. Kenaikan laju kerusakan membua ekspekasi demand dari seiap komponen juga cenderung naik. 5.2 ANALISIS JUMLAH PEMESANAN (Q) OPTIMAL dan REORDER POINT (r) Jumlahpemesanankomponendipengaruhiolehperminaanerhadapkomponenolehlajuker usakan.perhiungan Q dan r dilakukan dengan menggunakan pendekaan hadley dan whiin. NilaiQ adalah lo size aau ukuran pemesanan dan r adalah reorder poin aau iik pemesanan kembali. Pada meode Q pemesanan dilakukan apabila persediaan komponen elah menyenuh angka sebesar r maka dilakukan pemesanan sebesar Q. Perhiungan Q dan r dilakukan pada selang perencanaan. Pada Tabel 11 erdapa nilai Q dan r dan ekspekasi perminaan seiap komponen yang dielii. Rekapiulasi ekspekasi perminaan dapa diliha pada Tabel 11. Tabel 11. Rekapiulasi ekspekasi perminaan, nilai Q dan r Safey Sock Pemesanan Opimal (uni) Reorder Poin (r) ANALISIS JUMLAH Q dan r YANG DITERAPKAN PERUSAHAAN Terjadi kekurangan komponen pada saa lead ime unuk mesin gerinda seiap selang perencanaannya. Jika erjadi kekurangan komponen perusahaan akan kembali memesan komponen ersebu dengan perkiraan cukup hingga akhir periode, hal ini karena perusahaan mengabaikan laju kerusakan mesin gerinda ersebu. Semakin besar jumlah kebuuhan komponen maka semakin besar pula jumlah komponen yang harus disediakan perusahaan. 5.4 ANALISIS PERHITUNGAN TOTAL BIAYA Toal biaya merupakan penjumlahan seluruh biaya yang harus dikeluarkan perusahaan unuk memenuhi persediaan komponen, mulai dari biaya pengadaan, biaya simpan dan biaya kekurangan persediaan. Rekapiulasi biaya oal peneliian dan perusahaan dapa diliha pada Tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Biaya Toal (carbon brush) Komponen Perusahaan Peneliian Carbon Brush Rp Rp Aramaure Saor Rp Rp Saor Rp Rp Ball Bearing Rp Rp Toal Rp Rp Reka Inegra-47

11 Yunesa, dkk Dari hasil peneliian, didapa biaya oal idak memiliki selisih biaya yang jauh dengan meode yang dierapkan perusahaan. Namun dengan model persediaan yang dilakukan penelii ini, kecil kemungkinan bahwa mesin akan mengalami kekurangan persediaan komponen, maka semakin kecil pula kemungkinan mesin akan berheni beroperasi. Sehingga kerugian perusahaan yang dikarenakan mesin yang berheni beroperasi akan semakin rendah. 6. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapa berdasarkan peneliian adalah : 1. Jumlah pemesanan opimal dan reorder poin hasil dari peneliian dengan selang perencanaan hari unuk komponen carbon brush adalah 198 uni dan 28 reorder poin sebesar uni. Unuk komponen armaure saor jumlah pemesanan opimal adalah sebesar 134 uni dan reorder poin sebesar 56 uni. Unuk komponen saor jumlah pemesanan opimal adalah sebesar 211 uni dan reorder poin sebesar 39 uni. Sedangkan unuk komponen ball bearing jumlah pemesanan opimal adalah sebesar 58 uni dan reorder poin sebesar 10 uni. Semakin lama umur mesin aau waku penggunaan mesin maka akan semakin besar pula laju kerusakan sehingga ekspekasi perminaan kebuuhan komponen semakin besar. 2. Semakin lama umur mesin aau waku penggunaan mesin maka akan semakin besar pula laju kerusakan sehingga ekspekasi perminaan kebuuhan komponen semakin besar. 3. Biaya oal, jumlah biaya oal unuk hasil peneliian lebih kecil dibandinglan dengan biaya oal perusahaan saa ini. 4. Unuk periode kedepannya agar dapa dilakukan perhiungan laju kerusakan 8 mesin gerinda sebelum melakukan persediaan komponen. REFERENSI Ebeling, Charles E. 1997, An Inroducion o Reabiliy and Manainabiliy Engineering, Singapore: McGraw Hill. Jardine. 1973, Manenece, Replacemen and Reabiliy, Canada: Piman Publishing Corporaion. Walpole, E. Ronald. 1995, Ilmu Peluang Dan Saisika Unuk Insinyur Dan Ilmuan, Edisi keempa, Bandung: Penerbi ITB. Reka Inegra-48

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode SEMINAR STATISTIKA FMIPA UNPAD 27 (SNS VI) Menenukan Waku Perawaan Prevenif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacemen Model dan Monograph Mehode Enny Suparini Deparemen Saisika FMIPA UNPAD Bandung

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H e.al. Model Invenory Tingka Linear MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H, T.P Nababan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 124-131 PENENTUAN INTERVAL WAKTU OPTIMUM KOMPONEN SLOT SCREEN PADA MESIN PUSHER CENTRIFUGE 0106M301B DI PT PETROKIMIA GRESIK Nicco Dimas Ari Nugroho S1 Pend Teknik Mesin,

Lebih terperinci

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT Iksan 1 1 adalah Dosen Fakulas Teknik Indusri Insiu Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU DI INDUSTRI MANUFAKTURING PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MEDAN SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA 050803021 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE (Studi Kasus : Belt Conveyor Sistem PLTA Sengguruh)

OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE (Studi Kasus : Belt Conveyor Sistem PLTA Sengguruh) Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE (Sudi Kasus : Bel Conveyor Sisem PLTA Sengguruh) Dwi Wahyu Pujiaro dan Haryono Program Sudi Magiser

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka Sisem persediaaan ini pernah dibua oleh Yuri Prasyo (27) yaiu dengan judul Kompuerisasi sysem persediaan barang pada grahadia compuer sukoharjo.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed, BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63).

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG Prima Fihri 1, Annise Sindikia 1 1 Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias Andalas, Padang Email: ima@f.unand.ac.id Absrac Invenory of raw

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun Peramalan Kebuuhan Premium dengan Meode ARIMAX unuk Opimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun Oleh: Nindia Sekar Dini 1308100088 Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE Dr. Suharono 1 Ouline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik Gula Kwala Madu merupakan Industri manufaktur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik Gula Kwala Madu merupakan Industri manufaktur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Gambaran Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu merupakan Indusri manufakur yang memproduksi gula. PT. Perkebunan Nusanara II merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Indusri

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sisem Produksi Produksi dalam pengerian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan unuk menghasilkan produk aau jasa. Sisem produksi merupakan kumpulan dari

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL Aulia Bahar, Sarwosri Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknologi Informasi, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN. Oleh: Darsih Idayani

KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN. Oleh: Darsih Idayani KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN Oleh: Darsih Idayani 126 1 4 Dosen Pembimbing: Subchan, Ph.D Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci