OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK"

Transkripsi

1 OPIMASI OPEASIONAL WADUK WONOEJO SEBAGAI WADUK SEBAGUNA MENGGUNAKAN POGAM DINAMIK Dwi Indiyani 1, Pof. D. I. Nadjadji Anwa, MSc 2, D. I. Edijano 2 1 Mahasiswa Pascasajana eknik Sipil Juusan Hidoinfomaik FSP-IS Jl. Gebang Puih 80 Suabaya cebing@ce.is.ac.id 2 Dosen Juusan eknik Sipil FSP-IS ABSAK Waduk Wonoejo meupakan salah sau waduk di Sungai Banas Hulu epanya eleak di Kali Gondang, kuang lebih 16 km sebelah baa Koa ulungagung epanya di Desa Wonoejo Kecamaan Pagewojo. Waduk ini befungsi sebagai waduk ahunan yang diopeasikan sebagai penyuplai keesediaan ai di daeah Suabaya dan sekianya sebesa 8,02 m 3 /deik, pembangki enaga lisik sebesa 6,020 MW dan pengendali banji unuk daeah ulungagung. Waduk Wonoejo mulai diopeasikan ahun 2001, waduk ini dihaapkan dapa memenuhi kebuuhan masyaaka ulungagung dan sekianya sebagai waduk sebaguna sehingga pelu opimasi opeasional waduk yang lebih elii. Dalam menyelesaikan pemasalahan yang ejadi pada peneliian ini beujuan unuk menenukan kaakeisik inflow dan ouflow, menenukan paamee-paamee yang mempengauhi pembenukan model, menenukan model opimasi opeasional waduk sebagai waduk sebaguna dan kemudian dilakukan uji veivikasi model. Peneliian ini diawali dengan sudi lieau, pengumpulan daa, analisa daa, pembenukan model dengan dynamic pogamming dan yang eakhi evaluasi model. Dimana dalam peneliian ini beujuan mengopimasikan opeasional Waduk Wonoejo sebagai waduk sebaguna. Sea dapa digunakan sebagai dasa eoi unuk sisem pengopeasian waduk di daeah lain yang mempunyai pemasalahan yang sama. Kaa kunci : waduk, opimasi, dynamic pogamming. PENDAHULUAN Ai sebagai salah sau sumbe daya alam yang mempunyai keebaasan-keebaasan dai segi jumlah, uang maupun waku. Menginga keebaasan esedianya ai esebu, maka poensi ai yang ada haus dimanfaakan dengan sebaiknya. Dalam hal ini adalah pemanfaaan ai secaa opimal. Unuk dapa meealisasi hal esebu, dipelukan saana dan pasaana pendukungsebaiknya. Dalam hal ini adalah pemanfaaan ai secaa opim, dianaanya dengan pembangunan waduk. Dengan adanya waduk maka kelebihan ai pada musim hujan dapa diampung dan dimanfaakan selama musim kemaau sea dapa sebagai pengendali banji pada musim penghujan. Waduk yang dibangun unuk melayani bebagai kebuuhan dengan ingka pioias dan keunungan bebeda memelukan pengopeasian yang elii. Waduk Wonoejo meupakan salah sau waduk di Sungai Banas Hulu eleak di Kali Gondang, kuang lebih 16 km sebelah baa Koa ulungagung epanya di Desa Wonoejo Kecamaan Pagewojo yang dibangun pada ahun Waduk ini befungsi sebagai waduk ahunan yang diopeasikan sebagai penyuplai keesediaan ai di daeah Suabaya dan sekianya sebesa 8,02 m 3 /deik, pembangki enaga lisik sebesa 6,020 MW, pengendali banji unuk daeah ulungagung, dan paiwisaa. Waduk Wonoejo mulai diopeasikan ahun 2001, waduk ini dihaapkan dapa memenuhi kebuuhan masyaaka ulungagung dan sekianya sebagai waduk sebaguna sehingga pelu opimasi opeasional waduk yang lebih elii. Bebagai meode elah dikembangkan unuk mengopimasi ampungan waduk, dianaanya : peneapan pogam linie, pogam non linie dan pogam dinamik. Penyusunan suau model opeasi waduk sanga eganung pada sisem dan fungsi dai waduk yang diinjau. Pada umumnya suau sisem waduk ISBN mempunyai kaakeisik khusus yang pelu dipeimbangkan dalam penyusunan model. Sehingga idak ada model yang belaku umum dalam bebagai sisem. Maka dai pemasalahan di aas dapa digunakan sebagai bahan peneliian dengan judul Opimasi Opeasional Waduk Wonoejo sebagai Waduk Sebaguna Menggunakan Pogam Dinamik. Hal ini dihaapkan dapa membei gambaan enang peningkaan kebehasilan dalam poduksi unuk Koa ulungagung dan sekianya. Dai pemasalahan esebu maka dapa dibua peumusan masalah unuk peneliian ini yaiu 1. Kaakeisik inflow dan ouflow Waduk Wonoejo. 2. Paamee-paamee apasaja yang mempengauhi pemodelan opeasional Waduk Wonoejo. 3. Model opimasi waduk sebagai waduk sebaguna. 4. ingka efekifias yang dihasilkan dai model pengopeasian Waduk Wonoejo ehadap kondisi akualnya. Baasan - baasan yang diambil dalam peneliian ini adalah : 1. Sisem waduk yang diinjau adalah Waduk Wonoejo sebagai waduk sebaguna. 2. Sisem opeasi Waduk Wonoejo dengan pemanfaaan ai unuk wae suplai, hido powe, dan inseam flow. 3. Peneliian hanya diinjau pada Waduk Wonoejo bukan sau sisem. Peneliian ini beujuan unuk mengeahui sisem pengopeasian Waduk Wonoejo yang bau, sehingga Waduk Wonoejo dapa befungsi sebagai waduk sebaguna secaa opimal. Hasil dai peneliian ini dapa digunakan sebagai dasa eoi unuk sisem pengopeasian waduk di daeah lain yang mempunyai pemasalahan yang sama. MEODE Kegiaan yang selalu dihadapi dalam peencanaan maupun pengelolahan ai adalah kebeadaan ai, yaiu ai yang elalu banyak dan ai yang elalu sediki. Kenyaaan ini menimbulkan inisiaif unuk A-323

2 membangun bangunan ai dianaanya waduk yang meupakan suau upaya pengendalian dan pemanfaaan sumbe daya ai sesuai kebuuhan dai sinilah dipelukan suau pedoman pengopeasian waduk yang opimal dengan memanfaakan yang maksimal. Ada bebeapa pendekaan dasa yang dapa dipakai dalam peencanaan dai sysem waduk 1 : 1. Meode sedehana anpa melakukan analisis, eapi didasakan pada kuva hubungan anaa peluang kejadian dan hasil poduksi. Caa ini khusus unuk sau waduk unggalguna dan analisis hanya unuk peiode kiis. 2. Analisis simulasi, bias dilakukan unuk waduk sebaguna dengan memasukkan unsue sokasik dan dinamik dai sysem waduk. 3. Analisa opimasi, sanga eganung pada kemampuan peencanaan unuk memanipulasi vaiable peancangan dan kebijaksanaan pengopeasian dengan caa yang efisien. Opimasi meupakan suau poses unuk memilih aau mencai nilsai-nilai vaiable aga didapakan nilai opimal dai fungsi ujuan sea memenuhi kendalakendala maeial baku sebagai masukan menjadi sesuau yang lebih bemanfaa sebagai keluaan. Secaa umum sasaan model opimasi sysem ini adalah memaksimalkan oal pendapaan besih selama seaun, sedangkan kendala yang haus dipenuhi adalah : 1. Debi minimum sungai unuk hido powe. 2. kebuuhan minimum suplai ai baku ke Suabaya. 3. Kebuuhan minimum pada inseam flow Banyak alenaive yang memungkinkan unuk digunakan sebagai usaha dalam pemenuhan kebuuhan, sedangkan iap-iap usulan yang ada mempunyai kekuangan dan kelebihan sesuai dengan kaakeisik dan fungsi uamanya, maka pelu dilakukan evaluasi ehadap usulan esebu. Unuk peneliian ini dipegunakan meode yang besifa kuaniaif yaiu Pogam Dinamik. Masalaah-masalah opimasi dalam usaha pengaian lebih seing besifa non limie. Salah sau meode unuk menyelesaikan adalah dengan menggunakan Pogam Dinamik. Oang yang menemukan dan mempekenalkan PD ini adalah ichad Bellman. idak sepei linie pogamming yang mempunyai posedu penyelesaian sanda sepei Simplex, maka pada Pogam Dinamik idak ada posedu penyelesaian yang sanda, dimana konsep dasa posedu penyelesaian adalah sebagai beiku [10] : 1. Dikomposisikan poblem menjadi sub poblem. 2. Komposisi non opimal secaa oomais eeliminasi. 3. Sub poblem-sub poblem dihubungkan sau sama lain sedemikian upa, sehingga idak edapa kemungkinan unuk mengopimasi kombinasikombinasi yang idak feasible. Jadi dalam hal ini, kepuusan yang menyangku suau pesoalan yang disebu dengan ahap, kemudian memecahkan iap ahap dengan mengopimalkan kepuusan aas iap ahap sampai seluuh pesoalan elah epecahkan. Kepuusan opimal aas seluuh pesoalan adalah lkumpulan dai sejumlah kepuusan opimal aas seluuh ahap yang kemudian disebu kebijaksanaan opimal aas seluuh ahap yang kemudian disebu kebijaksasnan opimal. Elemenelemen dai Pogam Dinamik dapa digambakan sebagai beiku [10] : 1 ( 1) 2 ( 2) S 1 S 2 S 3 S -1 S S -1 S ( ) Gamba 1. Elemen-elemen Pogam Dinamik 1. ahap/sage () -1 ( -1 ) ( ) Adal;ah bagian dai poblem dimana kepuusan (decision) diambil. Jika suau poblem dapa dipecahpecah menjadi ahap sub poblem, maka ahap meupakan peiode (12 bulan). 2. Vaiabel kepuusan/decision vaiable( ) Adalah kepuusan diambil pada seiap ahap. Bayaknya vaiable kepuusan pada iap ahap bias lebih dai sau. Dalam hal ini, maka vaiable kepuusan beupa besanya lepasan debi yang dilakukan oleh waduk unuk ahap eenu. 3. Sae vaiable (S) Adalah vaiabel yang memiliki penjelasan sae dai sysem yang behubungan dengan ahap ke-n. Fungsi daipada sae vaiable adalah menghubungkan ahapahap sau dengan yang lain. Dalam hal ini, maka sae vaiable adalah vaiabel yang memiliki penjelasan sae dai sysem yang behubungan dengan ahap ken. Fungsi daipada sae vaiable adalah menghubungkan ahap-ahap sau dengan yang lain. Dalam hal ini, maka sae vaiable bisa beupa volume ai di waduk aau elevasi muka ai waduk. 4. Sage eun funcion ( ) Adalah ukuan scala dai hasil kepuusan yang diambil pada seiap ahap yang meupakan fungsi dai S, S +1,. S, S, 1 (1) Dalam hal ini, maka sage eun beupa keunungan besih dai pemakaian ai unuk wae suplai dan hydopowe. 5. Sage ansfomaion aau sae ansiion ( ) Adalah hubungan : S S, 1.. (2) Dal;am hal ini, maka sage ansfomaion beupa pesamaan koninuias (wae balance) pada Waduk Wonoejo. -1 A-324 Semina Nasional Aplikasi eknologi Pasaana Wilayah 2009

3 Kaakeisik-kaakeisik opeasional dai penyelesaian Pogam Dinamik adalah sebagai beiku : 1. Poblem dipecah menjadi ahap-ahap (sage) dengan vaiabel-vaiabel kepuusan pada seiap ahap. 2. Seiap ahap mempunyai sejumlah sub sage dan seiap sub sage mempunyai sae. 3. Efek daipada kepuusan diiap ahap adalah menghasilkan eun bedasakan fungsi sage eun, menansfomasikan sae vaiable sekaang menjadi sae vaiable unuk ahap beikunya lewa sage ansfomaion. 4. Unuk sae yang sekaang, maka kepuusankepuusan unuk ahap-ahap beikunya idak eganung pada kepuusan-kepuusan yang elah diambil (pada ahap-ahap sebelumnya). Ini yang disebu pinsip opimaliy dai Bellman, yang meupakan dasa dai Pogam Dinamik. 5. Penyelesaian Pogam Dinamik dimulai dai ahap awal dan begeak ke ahap akhi (fowad ecusive) aau sebaliknya (backwad ecusive). 6. Pada fowad ecusive, maka iunuk seiap ahap enukan kebijaksanaan opimal bedasakan aas kebijaksanaan opimal dai ahap sebelumnya dan fungsi ujuan. ujuan/objecive dai opimasi suau waduk adalah unuk mencai jalu/ha kondisi ampungan ai di waduk selama seahun (12 bln = 12 hp/sage), dimana jalu/pah ini akan menghasilkan eun yang maksimum, maka jalu ini disebu sebagai jalu opimal. Unuk mencai jalu yang opimal ini (unuk suau debi inflow dengan kendala eyenu), maka dilakukan diskeisasi ehadap sae space (yang dalam hal ini adalah ampunganakif waduk). Jadi sae space (ampungan akif waduk) dibagi menjadi gid-gid. Apabila kondisi ampungan pada awal ahun haus kembali sama pada akhi ahun, maka diskeisasi sae space dai ampungan waduk dapa digambakan sepei yang diunjukkan pada Gamba 2. Pada Gamba 2 pembagian (diskeisasi) dai ampungan akif waduk sebanyak 13 iik sae (aau 12 gid). Unuk conoh pada gamba esebu di aas, maka pada iap ahap sau sage edapa 2,32981x10 13 jalu/pah. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliian ini meupakan peneliian deskipif, beupa analisa pemodelan opeasional waduk di ulungagung Desa Wonoejo Kecamaan Pagewojo. Sehingga vaiable peneliian adalah debi masuk waduk (inflow), debi keluaan (elease) dai waduk Wonoejo unuk wae suplay ke Suabaya (8,02 m 3 /d), inseam flow dan hido powe, sebagai nilai jual ai unuk masing-masing pemanfaaan. Meode Pogam Dinamik yang akan disajikan dalam sudi ini adalah unuk memaksimalkan pendapaan besih, dengan pebandingan ehadap kebuuhan ai ISBN wae suplai dan hido powe. Oleh kaena iu didalam peneapan meode peneliian sudi dapa dijelaskan sepei ske Gamba 3. Pendekaan dinamik dai suku epeinci sebagai beiku : a. Sage eun Funcion Sage 1 Monh ws in hp ws, Sage 2 Monh 2 in,, D hp,, D ws, in,, D, E hp,, E Sage 3 Monh 3 ws, in,, E hp, ws, in, Sage 4 Monh 4 hp,.. (3) Sage 11 Monh 11 Sage 12 Monh S 0 S 0 S 0 +Q in- = S S 1 +Q in- = S 2 S 2 +Q in- = S 3 S 3 +Q in- = S 4 Gamba 2 Diskeisasi sae space b. Fungsi Sage ansiion S 11+Q in- = S 12 S 12+Q in - = S13 S S QF PP EV, 1,2,.....(4) 1 Dengan syaa K S K, 1,2,... d c. umus fowod ecusive Max S, S S, unuk 2,..., Max 1 S 1 S, unuk (5) 1.(6) Kegiaan pemelihan melipui bebeapa kegiaan uama yaiu : - Invenaisasi dan pengumpulan daa suku - Pemodelan pola opeasi waduk Wonoejo A-325

4 Evapo aion, Inflo w, Suface Pecipiaio Gamba 3. Suku pengolahan ai dai Waduk Wonoejo Kegiaan invenaisasi dan pengumpulan daa sekunde, unuk mendukung pemodelan dilakukan ehadap daa yang bekaian dengan vaiable peneliian yaiu : Daa DAS Kali Gondang di ulungagung Daa Waduk Wonoejo Daa inflow dan ouflow Waduk Wonoejo Daa poduksi ai minum baku dan poduksi pembangki lisik Gamba gafik lengkung kapasias Analisa dalam sudi ini melipui kegiaan pehiungan analisa debi masuk ke waduk, pemilihan daa inflow unuk opimasi, analisa kebuuhan ai baku dan analisa simulasi waduk ujuan daipada opimasi adalah memaksimumkan pendapaan selama sau ahun opeasi (12 ahap), yaiu pendapaan buo ahunan dikuangi biaya ahunan unuk biaya poduksi. Unuk mendapakan fungsi ujuan dan fungsi kandala pogam dinamik dipelukan daa hasil analisa sea asumsi daa sebagai beiku : Masukan debi, kaena keebaasan daa debi maka digunakan daa ne inflow 10 haian yang dijadikan debi bulanan Losses, pada waduk (evapoasi, pekolasi dan embasan pada ubuh bendungan) dianggap konsan sepanjang ahun dengan elevasi waduk eenu dalam pehiungan idak dimasukkan, dengan asumsi bahwa anaa hujan yang ejadi di waduk, evapoasi dan pekolasi/embesan waduk dianggap balance (diasumsikan sama dengan nol) Konvesi haga, haga hasil poduksi ia baku dipeoleh dai haga pasa. Langkah-langkah pendekaan uama unuk poses simulasi meupakan penyedehanaan dai bebeapa kemungkinan poses yang ejadi. Pada sudi ini dilakukan pendekaan sebagai beiku : Poses simulasi, dilakukan sepanjang 30 ahun daa uunan, dengan anggap dapa mewakili poses yang sebenanya. Losses (kehilangan volume ai pada pose evapoasi, pekolasi dan embesan pada ubuh bending) bedasakan esimasi lapangan sebesa nol. Kegagalan ehadap age pogam dinamik pada poses simulasi diinjau bila inflow secaa hisois maupun bangkian yang elah dikuangi Losses sesuai waku dan age lebih kecil dai pada age yang dihasilkan pada pogam dinamik. A-326 S s oag ele ase, Geneae hydopowe Maximise NB B L D G E i i i, i, i, i, i Semina Nasional Aplikasi eknologi Pasaana Wilayah 2009 C K NB = jumlah pendapaan besih (p) i = ahun = bulan B i ( i ) = pendapaan ahun ke i dai age alokas ahun ke i (p) D i, = kekuangan pesediaan ai ahun ke i peiode (m 3 /bln) L i, = kehilangan pesediaan ai ahun ke i peiode (p) E i, = kelebihan pesediaan ai ahun ke i peiode (m 3 /bln) G i, = penambahan pesediaan ai ahun ke i peiode (p) K = kapasias waduk (m 3 /bln) C = biaya opeasional (p) Baasan dasa dalam pemasalahan ini adalah : 1. Mass balance S S QF PP EV unuk semua.(7) 1..(7) 2. Hubungan anaa oal pelepasan ( ) dan pelepasan dai bebeapa ujuan, unuk semua ws, in,..(8) hp, in, unuk semua ws, = pelepasan unuk wae supply (m 3 /bln) in, = pelepasan unuk inseam flow equiemen (m 3 /bln) = pelepasan unuk (m 3 /bln) hp, 3. Kapasias waduk dan iap hubungan peiode ampungan S K K unuk semua d Dimana Kd adalah ampungan mai (dead soage). 4. Pesediaan ai dan age alokasi D E unuk semua (9), ws, ws, ws ws, D ws, = kekuangan pesediaan ai unuk wae supply selama peiode (m 3 /bln) E ws, = kelebihan pesediaan ai unuk wae s upply selama peiode (m 3 /bln) ws, = age alokasi unuk wae supply selama peiode (m 3 /bln) 5. Baas muka ai (inseam flow) dan age alokasi. D E, unuk semua (10) in, in, in, in, EV

5 D in, = kekuangan pesediaan ai unuk inseam flow selama peiode (m 3 /bln) E in, = kelebihan pesediaan ai unuk inseam flow selama peiode (m 3 /bln) in, = age alokasi unuk inseam flow selama peiode (m 3 /bln) 6. Pesediaan ai unuk pembangki enaga lisik dan age alokasi. e k h K S, K S D E, unuk semua..(11) p hp, d d 1 hp, hp, hp, ep = plan efficiency (unuk hydopowe %; [10]) k = faco pengubah h = beda inggi anaa upseam wae suface dan downseam ubin (m) D hp, = kekuangan pesediaan ai unuk hidopowe selama peiode (m 3 /bln) E hp, = kelebihan pesediaan ai unuk hidopowe selama peiode (m 3 /bln) hp, = age alokasi unuk hidopowe selama peiode (m 3 /bln) KESIMPULAN Inpu daa yaiu kebuuhan ai baku dan hidopowe meupakan hasil sudy dan peencanaan yang elah dilaksanakan waku yang lalu dan vaiable ekonomi dianaanya hasil poduksi sea biaya poduksi bedasakan haga dai kondisi pasa seempa. Hasil pehiungan pemanfaaan ai waduk dengan pogam dinamik opeasi Waduk Wonoejodiencanakan menggunakan ools sofwae Hec-5. Sebab dalam penulisan makalah ini, peneliian ini belum sampai ahap unning daa ke sofwae hanya menunjukkan model opimasi opeasional Pogam Dinamik Waduk Wonoejo sebagai waduk sebaguna. [3] Bedien, Philip B dan Hube, Wayne C, (1992), Hydology and Floodplain Analysis, 2 nd ediion, Addison-Weley Pubishing Company, New Yok. [4] Chow, Ven e, (1959), Hidolika Saluan ebuka, ejemahan, Elangga, Jakaa. [5] Enanda, Heu. (2000). Model Opimasi Sisem Pembagian Ai Waduk Gondang dengan Menggunakan Kombinasi Pogam Linie dan Linie Inege, esis Magise, Insiu eknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya. [6] Haboe,, (1980), Inoducion o Dynamic Pogamming in esouces Planning and Opeaion, Sho Couse Febuay 1980, Peugia. [7] Hoggan, Daniel H, (1996), Compue-Assised Floodplain Hydology and Hydaulics, 2nd ediion, McGaw-Hill, New Yok. [8] Kuniawan, Apiano. (1998), Pengopeasian PLA Wonoejo diinjau dai Keesediaan Ai pada Waduk Wonoejo, eknik Sipil, Insiu eknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya. [9] Linsley J, ay K, Kohle, Max A dan Paulhus, Joseph L.H, (1982), Hidologi unuk Insinyu, ejemahan, Edisi keiga, Elangga, Jakaa. [10] Mays, Lay W dan Yeou Koung ung, (1992), Hydosysem Engineeing and Managemen, Mc Gaw-Hill Company Inc, Singapoe [11] obeson, John A, Cassidy, John J dan Chaudhy, M. Hanif, (1997), Hydolic Engineeing, 2nd ediion, John Wiley & Sons, Inc., New Yok. [12] Sumadiman. (2000). Model Opimasi Pemanfaaan Ai Waduk Menggunakan Pogam Dinamik (Sudi Kasus Waduk Blega), esis Magise, Insiu eknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya. [13] Wilson, E.M., (1993), Hidologi eknik, ejemahan, Edisi keempa, IB, Bandung. UCAPAN EIMA KASIH Unuk menyelesaikan peneliian ini, saya ucapkan eimakasih kepada oang ua, adik, dosen pembimbing Pof. D. I. Nadjadji Anwa, M.Sc. dan D. I. Edijano, sea eman-eman yang elah membanu baik moal maupun maei sehingga peneliian dapa elaksana dan semoga dapa eselessaikan dengan cepa. Sea saya ucapkan eima kasih kepada paniia penyelenggaa Semina Nasional dengan opic Aplikasi eknologi Pasaana Wilayah yang diadakan di Pogam Diploma eknim Sipil fakulas eknik Sipil dan Peencanaan Insiu eknologi Sepuluh Nopembe Suabaya. DAFA PUSAKA [1] Danauw,J.D, (1993), Junal Siem Waduk. [2] Aga I.W., (1985), Dinamik dan Inege Pogamming, BPFE, Yogyakaa. ISBN A-327

6 Halaman ini sengaja dikosongkan A-328 Semina Nasional Aplikasi eknologi Pasaana Wilayah 2009

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel 4 METODOLOGI 4. Waku dan Tempa Peneliian dilaksanakan pada Bulan Mae 009 sampai dengan Bulan Mei 009. Peneliian dilaksanakan di Peaian Teluk Banen dengan basis pendaaan di Pelabuhan Peikanan Panai (PPP)

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL ADI JAYA NBI : 4110606 Pogam Teknik Indusi Univeesias 17 Agusus 1945 Suabaya Adijaya1910@gmail.com ABSTRAK Dalam angka peningkaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR Poseding Semina Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabu, 1 Novembe 015 Bale Sawala Kampus Univesias Padjadjaan, Jainango PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR AYU LUSIYANA-1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1 Tansien Slusi umum pesamaan gelmbang Cn cn Swic n kndisi unmaced pecabangan Mudik Alaydus, Uni. Mecu Buana, 008 Pesenasi 9 Pada pembaasan sebelumnya : pengandaikan sinyalyangyang amnis, aau kndisi sinyal

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL METDE BEDA HIGGA UTUK SLUSI UMERIK PERSAMAA DIFERESIAL Sangadi ABSTRACT Tee ae many oblems in alied sciences ysics and engineeing a ae maemaically modeled by using diffeenial euaions and bounday condiions.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia

Jl. Prof. Dr.Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751)444648, Indonesia Analisis Kovaiansi pada Rancangan Acak Lengkap dengan Peubah Pengiing Beganda Menggunakan Pendekaan Maiks Wimi Saika #1, Lufian Almash *, Yenni Kuniawai #3 # Mahemaics Depaemen Sae Univesiy of Padang Jl.

Lebih terperinci

Bab III Rancangan Penelitian

Bab III Rancangan Penelitian Bab III Rancanan Peneliian III. Rencana Pelaksanaan Peneliian Komponen uama penyusun as poduse adalah,,, 4,, N, dan penoo, yan melipui komponen oanik a dan anoanik S, l, N 3, loam alkali. Kebeadaan penoo,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR

PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR Oleh : Ahmad Subandi, Sujadi.P dan M.Azis Fidaus

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT Swesi Yunia Puwani, Asep K. Supiana, Nusani Anggiani Absak Maemaika sanga bepean dalam pengembangan ilmu konol. Aplikasi sisem konol

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BUDI &NAg.A. FAp ACHAIAD, M$/tp, pltfbuu AH l,lwpv 2 A?F L 700? 2 Arrt u 2o o? Dft. Actlurh} E.lt. hlr, Nt*. roo, ro

BUDI &NAg.A. FAp ACHAIAD, M$/tp, pltfbuu AH l,lwpv 2 A?F L 700? 2 Arrt u 2o o? Dft. Actlurh} E.lt. hlr, Nt*. roo, ro FORMULIR PENILATAN KEGIATAN PENII-AIAN PRAKTIK PENGALAMAN KERJA BAGI PEERTA UJIAN PROFEI AKUNTAN PUBLIK TINGKAT PROFEIONAL Nama Pesea (Menee) Kano Tempa Bekeja Tekini Tanggal aa Mulai Bekeja Peama Kali

Lebih terperinci

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON PERCOBAAN I HUKUM NEWTON I. Tujuan Mepelajai geak luus beubah beauan pada bidang daa dengan banuan ai ack ail unuk enenukan hubungan anaa jaak, waku, kecepaan, dan waku, sea hubungan anaa assa, pecepaan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

2. TEORI PENUNJANG. Gambar 2.2. Shielding Effectiveness

2. TEORI PENUNJANG. Gambar 2.2. Shielding Effectiveness PERENCANAAN SHIELDING ROOM UNTUK LABORATORIUM ANTENA DAN PROPAGASI DENGAN MEMANFAATKAN CONTAINER PT.TELKOM EX.SENTRAL OTOMAT Oleh: Sii Munawaoh 06 0 644 Pogam Sudi Telekomunikasi Mulimedia Juusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara Junal Ilmu Adminisasi Publik 3 () (5): 557 Junal Adminisasi Publik hp://ojs.umaid/index.php/publikauma Pengauh Kineja Pegawai Tehadap Efekivias Oganisasi di Bio Umum Bagian Humas dan Pookole Kano Gubenu

Lebih terperinci

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket.

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket. Bab V Bangun Ruang Sisi Lengkung K aa Kunci Tabung Jaing-jaing Keucu Luas Pemukaan Bola Volume K D ompeensi asa 1.1 Menghagai dan menghayai ajaan agama yang dianunya. 2.2 Memiliki asa ingin ahu, pecaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN 0 TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN Penenuan ungsi peluang aau ungsi densias dai ungsi peubah acak bisa juga dilakukan melalui ungsi pembangki momen Dalam penenuannya, enu saja haus digunakan siasia dai ungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat PODNG BN : 978 979 65 T Analisa Kesabilan Ekuilibium Model Maemaika Bebenuk isim Pesamaan Difeensial Tundaan dengan Waku Tundaan Diski ubono eiawan Mahasiswa Juusan Maemaika, Univesias Gadah Mada, Yogyakaa,

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

Diterima: 10 Juli 2009; Disetujui: 15 November 2009 ABSTRACT

Diterima: 10 Juli 2009; Disetujui: 15 November 2009 ABSTRACT ANALISIS BIONOMI IKAN KARANG DI PERAIRAN KABUPATEN RAJA AMPAT, PROVINSI PAPUA BARAT Bionomic Analysis on Coal Fish in Raja Ampa Regency, Wes Papua Povince Oleh: Eny Budi Si Hayani 1*, Akhmad Fauzi, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCESS) DAN SURPLUS PROCESS

HUBUNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCESS) DAN SURPLUS PROCESS HBNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCE DAN RPL PROCE Tohap Manuung Pogam sudi Maemaika FMIPA nivesias am Raulangi Jl Kampus nsa Manado, 955 Kis_on79@yahoocom ABTRAK uau analisis model coninous-ime

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci