ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP
|
|
- Hamdani Djaja Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati : Alat-Alat Sambung Mkanis Pada Kayu : Paku an Baut, 008 USU -Rpository 008
2 ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT Evalina Hrawati, S.Hut, M.Si Staf Pngajar partmn Khutanan Fakultas Prtanian - USU PENAHULUAN Kkuatan dan stabilitas stiap struktur sangat brgantung pada pnyambungan atau pngikatan yang mnyatukan bagian-bagiannya. Salah satu kuntungan utama kayu sbagai bahan struktural adalah dalam hal kmudahan, dimana bagian-bagian struktural kayu dapat disambung dngan brbagai macam alat sambung/pngikat, sprti paku, baut, skrup dan alat-alat sambung logam lainnya (Soltis, 1999). Umumnya alat-alat sambung/pngikat kayu trbuat dari logam dan mmiliki kkuatan yang tinggi shingga krusakan pada alat sambung/pngikatnya sndiri tidak mnjadi prhatian. Prsyaratan utamanya adalah kuat pgangnya, yaitu kmampuannya untuk mnruskan tgangan dari satu lmn k lmn lainnya tanpa mnimbulkan krusakan. Kuat pgang brhubungan dngan sifat kkuatan struktural dan kondisi kayu (Hoadly, 000). Alat-alat sambung kayu tlah mngalami prbaikan dan prkmbangan slama brtahun-tahun. Saat ini, sambungan dapat dirancang dngan akurasi yang sama dngan bagian lain dari suatu struktur. Alat-alat sambung ini trdiri dari paku, skrup, lag scrw, dowl, pin bralur (drift pin), baut bralur (drift bolt) dan baut. Sdangkan alat-alat sambung yang lain adalah paku khusus, kokot (stapl), paku sumbat kayu (timbr rivt), cincin blah (split ring), plat gsr (shar plat), spik grid, toothd sht-stl plat, plat klm (clamping plat), framing anchor, joist, purlin hangr dan sbagainya (Fahrty, 1997). Hoadly (000) mnyatakan bahwa diprkirakan skitar alat sambung/pngikat, utamanya paku, digunakan di stiap rumah. Paku umumnya 1
3 digunakan untuk mnahan bban yang ringan, sprti pada konstruksi rangka ringan, diafragma dan dinding gsr (shar wall). Smntara itu, baut digunakan untuk mnahan bban dngan jarak rlatif bsar yang prlu ditruskan mlalui sbuah sambungan, juga digunakan pada konstruksi kayu brat dan konstruksi rangka ringan untuk mngantisipasi bban yang bsar. Pnggunaan alat-alat sambung logam pada kayu yang tlah dibri prlakuan dngan bahan kimia pnghambat api dapat mnybabkan korosi. Shingga pnggunaan alat-alat sambung stainlss stl disarankan jika kondisi ini trjadi. Smntara itu, bahan kimia pnghambat api tlah dikmbangkan shingga mnghilangkan masalah korosi (Fahrty, 1997). Banyak alat sambung/pngikat yang dapat digunakan dalam sambungan kayu, namun yang akan diuraikan dalam tulisan ini adalah dua di antaranya yaitu paku dan baut. Paku dan baut mrupakan alat sambung/pngikat yang sudah diknal sjak lama dan banyak digunakan. PAKU Paku mrupakan alat sambung/pngikat mkanis yang paling umum digunakan dalam konstruksi kayu. Trdapat banyak tip, ukuran dan bntuk paku ssuai pruntukannya (Soltis, 1999). Paku kawat biasa (common wir nail) dan paku bsar (spik) adalah paku yang paling sring digunakan. Banyak tip paku tlah mngalami prkmbangan sprti prubahan pada bntuk batangnya dan prmukaan yang dilapisi. Paku kawat biasa dan paku bsar pada dasarnya sama kcuali paku bsar mmiliki diamtr yang lbih bsar (Fahrty, 1997). Yap (1984) mnyatakan bahwa sambungan dngan paku mmiliki bbrapa klbihan dibandingkan sambungan dngan baut. Hal ini trkait antara lain dngan fisinsi paku yang lbih bsar, prlmahan yang dibrikan rlatif kcil yaitu kira-kira 10% shingga sring diabaikan, lbih kaku dan pngrjaannya rlatif lbih mudah bila kayu yang akan dikrjakan tidak trlalu kras dan bagian yang disambung tidak trlalu tbal shingga tidak prlu dibor trlbih dahulu. Paku dalam pnggunaannya mnahan bban tarik, bban latral atau kombinasi dari kduanya. Ktahanan tarik dan latral dipngaruhi olh kayu, paku dan kondisi pnggunaan. Scara umum variasi pada faktor-faktor ini
4 mmiliki pngaruh yang lbih nyata pada ktahanan tarik dibandingkan pada ktahanan latral (Soltis, 1999). Tip pmbbanan pada paku baik pmbbanan latral (tgak lurus sumbu paku) maupun pmbbanan tarik (sjajar sumbu paku) dapat dlihat pada gambar brikut (Fahrty, 1997): Sid mmbr Main mmbr (a) Gambar 1. Tip Pmbbanan Pada Paku, (a) Pmbbanan latral, (b) Pmbbanan tarik Nilai rancangan (dsign valu) untuk brbagai tip paku disusun dngan mmprhatikan ktbalan lmn kayu, brat jnis kayu dan ukuran paku. Jika dalam satu sambungan digunakan lbih dari satu paku maka nilai rancangan total baik ktahanan tarik maupun ktahanan latral adalah jumlah dari nilai rancangan untuk masing-masing paku (Fahrty, 1997). Pnmpatan paku dapat dilakukan dngan brbagai variasi mnurut bbrapa rujukan. Bbrapa hal yang dapat mmpngaruhi trjadinya blah (split) pada kayu ktika paku ditancapkan adalah krapatan, kadar air, arah srat, diamtr batang paku dan tip ujung. Untuk mnghindari trjadinya blah, sblum paku ditancapkan trlbih dahulu dibuat lubang dngan ukuran maksimum 90% dari diamtr paku untuk jnis kayu yang mmiliki brat jnis lbih dari 0,6 sdangkan jika kurang dari atau sama dngan 0,6 maka ukuran lubang maksimum 75% dari diamtr paku (AITC, 005). Slanjutnya uraian mngnai ktahanan tarik dan latral brikut ini diambil dari Fahrty (1997). Ktahanan Tarik; ktahanan tarik sangat dipngaruhi olh bbrapa faktor sprti tip ujung paku, tip batang, plapisan prmukaan, lama waktu paku brada di dalam kayu dan prubahan kadar air kayu. Prsamaan yang digunakan olh National sign Spcification (NS) untuk mmprolh nilai rancangan adalah: P = 1380G 5/ dimana P = nilai rancangan yang diijinkan, G = brat jnis (BJ) kayu dan = diamtr paku. (b) 3
5 Prsamaan ini digunakan pada kondisi: paku ditancapkan tanpa trjadinya blah, kayu dikringkan atau tidak, durasi bban normal, paku ditancapkan pada arah srat samping dan suhu normal. Ktahanan Latral; kapasitas bban latral akhir pada gsr tunggal trgantung pada sifat-sifat matrial dan dimnsi sambungan, yaitu ktbalan dan kkuatan patah kayu srta diamtr dan kkuatan paku. Brdasarkan Europan Yild Modl (EYM), trdapat mpat kmungkinan modl krusakan untuk sambungan dua lmn pada gsr tunggal. Modl trsbut adalah sbagai brikut: Mod Is tsf Z = K s Mod IIIm k1pfm Z = K( 1+ R ) Mod IIIs k Z = K tsfm ( + R ) Mod IV Z = K FmFyb 3(1 + R ) dimana : F yb (1 + R ) k 1 = -1 + (1 + R ) + 3F m p (1 + R ) F yb(1 + R ) k = R 3Fmts R = F m /F s P = pntrasi, lmn utama (in) t s = ktbalan lmn pnunjang atau L/3 untuk sambungan tonail (in) F m = kkuatan sangga lmn utama (lb/in ) F s = kkuatan sangga, lmn kdua (lb/in ) = diamtr paku (in) F yb = kkuatan hasil lntur (psi) K =, untuk 0,17, K = ,5 untuk 0,17 in < < 0,5 in, K = 3,0 untuk 0,5 in Nilai rancangan latral Z pada gsr ganda (sambungan tiga lmn) sambungan kayu dngan kayu adalah dua kali nilai trkcil Z yang ditntukan 4
6 untuk tiap bidang gsr yang disiapkan t m > 6, dimana t m adalah ktbalan lmn utama dan adalah diamtr batang paku. Faktor kdalaman pntrasi digunakan brdasarkan pntrasi paku pada lmn dimana ujung paku brada. Tonail; tonailing sring digunakan untuk mngikat tiang dan joist dngan plat. Paku ditancapkan pada sudut 30 o trhadap lmn dan dimulai kira-kira 1/3 panjang paku. Tonailing dihindari pada struktur ktknikan karna kualitas pkrjaan dan bahan sangat diprlukan untuk mndapatkan kualitas yang baik. 30 o Paku 1/3 panjang paku Gambar. Tonail Nilai rancangan untuk pmbbanan tarik sharusnya tidak mlbihi /3 dari nilai tarik pada arah samping. Nilai rancangan untuk pmbbanan latral sharusnya tidak mlbihi 5/6 dari nilai yang diprbolhkan untuk paku yang ditancapkan pada arah samping dan dibbani scara latral. Smua faktor pnysuaian yang digunakan untuk nilai latral dan tarik untuk arah samping juga digunakan untuk tonail kcuali faktor layan basah (wt-srvic) tidak digunakan untuk tonail dngan bban tarik. BAUT Baut tidak mmpunyai kapasitas mmbawa bban yang bsar sprti pasak kayu namun dalam banyak kasus, baut mnydiakan kkuatan lbih dari mmadai dan mrupakan alat sambung mkanis yang pnting bagi konstruksi kayu (Hoyl, 1978). Yap (1984) mnyatakan bahwa mskipun baut banyak dipakai, sbtulnya dianggap tidak bgitu baik karna fisinsinya rndah dan dformasinya bsar. Baut lbih mudah dipasang karna tidak mmrlukan pmbuatan alur dan lmn yang tlah disambung tidak prlu dipisahkan. 5
7 Fahrty (1997) mnyatakan bahwa ukuran standar untuk diamtr baut brkisar ¼ - 1½ in (6,35-5,4 mm) dan panjang 1-16 in (5,4-406 mm). Lubang untuk baut brukuran 1/3-1/16 in (0,794-1,588 mm) lbih bsar dari diamtr baut, nilai yang lbih bsar ditrapkan untuk diamtr baut yang lbih bsar. Bila lubang baut tidak lurus dngan tpat, dapat mngakibatkan prubahan distribusi bban trhadap baut shingga dapat mnybabkan dflksi. Cincin pnutup (washr) digunakan agar kpala baut atau mur tidak masuk k dalam kayu ktika baut dikncangkan. Pnntuan nilai rancangan yang diizinkan tidak mmprhitungkan washr. Smua mur harus dipasang dngan kncang kmudian dikncangkan lagi stlah kayu mncapai kadar air ksimbangannya. Kualitas sambungan dngan baut dipngaruhi olh kualitas kayu dan baut yang digunakan (Soltis, 1999). Smntara itu Fahrty (1997) mnyatakan bbrapa faktor yang prlu diprhatikan dalam sambungan kayu dngan baut ini adalah bban pada baut, kualitas lubang baut, bban yang diizinkan, pnmpatan, bidang brsih dan pnysuaian untuk nilai yang diizinkan, sprti diuraikan di bawah ini. Bban Pada Baut; Bban pada baut dapat brupa bban sjajar, tgak lurus atau pada satu sudut trtntu trhadap srat dari kayu yang disambung. Kapasitas bban akhir dari sambungan trgantung pada sifat matrial, dimnsi dan jumlah bidang gsr. Mnurut EYM trdapat nam kmungkinan modl krusakan untuk sambungan baut pada gsr tunggal dan mpat kmungkinan modl krusakan untuk sambungan baut pada gsr ganda. Nilai pngawasan untuk sambungan dua lmn (gsr tunggal) adalah nilai trkcil dari Z yang diprolh dngan mnylsaikan nam prsamaan brikut: Prsamaan: Modl hasil tmfm Z = Modl I m 4 t F Z = Modl I s 4 s s Z k1tsfs = Modl II 3.6 6
8 Z Z k t F = Modl III m m m 3.(1 + R ) k3tsfm = Modl III s 3.( + R ) Z = FmFyb 3.K 3(1 + R ) θ Modl IV dimana : k 1 = R + R (1 + R t + Rt ) + Rt R (1 + R ) F yb(1 + R ) k = -1 + (1 + R ) + 3F t (1 + R R ) k 3 = m m F yb(1 + R ) 3Fmts 3 R (1 + R ) R = F m /F s R t = t m /t s t m = ktbalan lmn utama (in) t s = ktbalan lmn pnunjang (in) F m = kkuatan sangga lmn utama (lb/in ) F s = kkuatan sangga, lmn kdua (lb/in ) F // = 1100G, kkuatan sangga sjajar srat (lb) 6100G F =, kkuatan sangga tgak lurus srat (lb) F yb = kkuatan hasil lntur (psi) = diamtr baut nominal (in) = 1 + (θ max /360 o ) θ max = sudut maksimum bban trhadap srat (0 o θ 90 o ) t 7
9 Modl krusakan sambungan baut pada gsr tunggal dan gsr ganda dapat dilihat sbagai brikut ini: Mod I m Mod III m Mod I s Mod III s Mod II Mod IV (a) Sambungan Gsr Tunggal Mod I m Mod III s Mod I s Mod IV (b) Sambungan Gsr Ganda Gambar 3. Modl Krusakan Sambungan Baut pada Gsr Tunggal dan Gsr Ganda Nilai pngawasan untuk sambungan tiga lmn (gsr ganda) adalah nilai trkcil dari Z yang diprolh dngan mnylsaikan prsamaan brikut ini: Prsamaan: Modl hasil t F Z = Modl I m 4 m m Z Z t F = Modl I s s s k3tsfm = Modl III s 1.6( + R ) 8
10 Z FmFyb = 1.6K 3(1 + R ) θ Modl IV Kurva hubungan antara bban sjajar srat dngan trjadinya slip pada sambungan awalnya mnunjukkan garis linar dngan sdikit slip. Pada batas proporsinal, slip mulai mningkat dngan pningkatan bban dan akhirnya kurva mnjadi mndatar dan slip mnjadi sangat bsar dngan trjadinya pningkatan bban atau tidak. Hasil pngujian mnunjukkan bahwa sambungan dngan kayu yang dikringkan dan dua plat sambung baja mmiliki tgangan pnyangga sjajar srat pada batas proporsional skitar 60% dari kkuatan patah untuk softwood dan 80% untuk hardwood. Ktika plat samping kayu digunakan, masing-masing sama dngan stngah ktbalan lmn utama, tgangan pnyangga skitar 80% dari yang diprolh untuk plat sambung baja. Nilai batas proporsional lbih kcil untuk sambungan baut yang dibbani tgak lurus srat dari pada sambungan yang dibbani sjajar srat. Hal ini karna kkuatan patah (crushing strngth) lbih kcil pada tgak lurus srat. Kualitas Lubang Baut; Kkuatan sangga kayu dngan baut dipngaruhi olh ukuran dan kualitas lubang tmpat baut dimasukkan. Jika trlalu bsar, kkuatan sangga tidak sragam dan jika trlalu kcil kayu akan blah (split) ktika baut dimasukkan atau ktika mngring k kadar air ksimbangan. Lubang yang halus akan mmbrikan nilai sangga yang lbih tinggi dari pada lubang yang kasar. formasi akibat bban juga mningkat dngan mningkatnya kkasaran lubang. Bban yang diizinkan; Nilai rancangan yang diizinkan untuk bban latral tlah disusun dalam suatu bntuk tabl baik untuk sjajar maupun tgak lurus srat dalam sambungan gsr tunggal. Nilai yang trpisah dibrikan untuk pmbbanan lmn utama atau pnunjang tgak lurus srat trmasuk nilai Z yang diaplikasikan ktika kdua lmn dibbani tgak lurus srat. Nilai yang diizinkan untuk sudut bban antara 0 o (sjajar srat) dan 90 o (tgak lurus srat) dapat diprolh dari nilai sjajar dan tgak lurus dngan mnggunakan rumus Hankinson atau nomograf Scholtn. Plot nilai yang 9
11 diizinkan (sjajar dan tgak lurus srat) untuk dua ukuran baut dalam sambungan tiga lmn (gsr ganda), mnunjukkan nilai yang mningkat scara proporsional dngan ktbalan lmn utama dan pnunjang sampai mncapai nilai maksimum. Jika lmn kayu yang disambung brbda jnisnya, nilai rancangan yang diizinkan dipilih brdasarkan jnis dngan kkuatan sangga yang trkcil. Pnmpatan; alam mnmpatkan baut, prlu mmprtimbangkan jarak ujung, jarak tpi/pinggir, spasi dalam baris dan spasi antar baris. Prlu juga mnntukan pnmpatan baut pada arah sjajar dan tgak lurus srat dan mmprtimbangkan bban pada suatu sudut trhadap srat. NS mmbrikan nilai untuk spasi ktika bban yang dibrikan sjajar maupun tgak lurus srat. Kbanyakan nilai jarak brdasarkan diamtr baut () dan dibrikan dari tngah k tngah lubang baut. Bidang brsih; Elmn harus dipriksa untuk kapasitas pmbawa bban pada bidang brsih kritis dari sambungan. Bidang kotor dari lmn harus dikurangi untuk lubang. Pada lmn tgangan dan tkanan, ara brsih yang diprlukan (in ) ditntukan dngan mmbagi bban total yang ditruskan mlalui bidang brsih kritis dngan tgangan rancangan yang diizinkan untuk jnis dan mutu bahan yang digunakan. Pnysuaian untuk nilai yang diizinkan; Pnysuaian harus mmprtimbangkan: Lama atau durasi bban Kondisi kadar air dalam pmakaian Suhu kayu dalam pmakaian Faktor aksi grup Prlakuan bahan pnghambat api Gomtri pnmpatan baut PENUTUP Alat-alat sambung/pngikat dalam suatu konstruksi kayu mrupakan hal yang sangat pnting diprhatikan karna mnntukan kkuatan konstruksi scara ksluruhan. Masing-masing alat sambung/pngikat mmiliki karaktristik 10
12 sndiri ssuai dngan pruntukannya masing-masing. Hal yang prlu mnjadi prhatian tidak hanya alat sambung/pngikatnya namun juga kondisi kayu dalam pmakaiannya. AFTAR PUSTAKA [AITC] Amrican Institut of Timbr Construction Timbr Construction Manual Fifth Edition. John Wily & Sons, Inc. Nw Jrsy. Fahrty, KF Mchanical Fastnrs and Connctors. i dalam Wood Enginring and Construction Handbook. Fahrty KF, Williamson TG, ditor. McGraw-Hill, Inc. Nw York. Soltis, LA Fastnings. i dalam: Wood Handbook, Wood as an Enginring Matrial. Madison, WI: USA Forst Srvic, Forst Products Laboratory. Hoadly, RB Undrstanding Wood: a craftsman s guid to wood tchnology. Th Taunton Prss. Nwtown. Hoyl, R.J Wood Tchnology in th sign of Structurs. Mounting Prss Publishing Co. Montana. Yap KHF Konstruksi Kayu. Binacipta. Bandung. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.
6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi
Lebih terperinciANALISIS SAMBUNGAN PAKU
4 ANALISIS SAMBUNGAN PAKU Alat sambung paku masih sring ijumpai paa struktur atap, ining, atau paa struktur rangka rumah. Tbal kayu yang isambung biasanya tiak trlalu tbal brkisar antara 0 mm sampai ngan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).
BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf
II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan
Lebih terperinciAnalisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang
Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil
Lebih terperinciPada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.
nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan
Lebih terperinciPertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh
ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui
Lebih terperinciMuatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu
Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya
Lebih terperinciANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V
Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar
Lebih terperinciIV. Konsolidasi. Pertemuan VII
Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh
Lebih terperinciANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI
ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com
Lebih terperinciUJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)
UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat
Lebih terperinciAplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan
Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam
Lebih terperinciPengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal
Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian
Lebih terperinciKonsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan
Lebih terperinciANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER
Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti
Lebih terperinciMETODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT
METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan
Lebih terperinciGABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1
TEGSN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 UNIT 10 RINSI GBUNGN OBJEKTIF : mplajari dan mmahami prinsip gabungan tgasan trus dan tgasan lntur, prkaitannya dngan bban sipi, strusnya mngira dan mlakar taburan tgasan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI
Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,
Lebih terperinciROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR
ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak
Lebih terperinciVI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH
VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,
Lebih terperinciMODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL
ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,
Lebih terperinciPELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN
JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)
RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas
Lebih terperinci8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik
8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON
Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON
Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga
Lebih terperinciBAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM
BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY
BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,
Lebih terperinciOleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,
Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV
Lebih terperinciSAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN
BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian
Lebih terperinciMETODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT
METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus
Lebih terperinciFisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern
Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )
INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic
Lebih terperinciIntegral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma
Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar
BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi
Lebih terperinciImplementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor
Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst
Lebih terperinciPembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :
Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang
Lebih terperinciBab 6 Sumber dan Perambatan Galat
Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat
Lebih terperinci1. Proses Normalisasi
BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman
Lebih terperinciTekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2
Soal: Dibrikan suatu lapisan tana sprti trliat pada Gambar 1a. Tbal lapisan pasir 4m dan tbal lapisan lmpung 8m. Muka air tana (MAT) trdapat pada kdalaman 3m dari prmukaan tana. Brat isi pasir di atas
Lebih terperinciDebuging Program dengan EasyCase
Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN
65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta
Lebih terperinciANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK
ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS
18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo
Lebih terperinci3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :
3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20
Lebih terperinciINFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER
INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI
Lebih terperinciKARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL
Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,
Lebih terperinciReduksi data gravitasi
Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM
ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT
Lebih terperinci+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua
Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan
Lebih terperinciSIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE
SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas
Lebih terperinciPENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan
Lebih terperinciModifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone
Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas
Lebih terperincimodel pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag
Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya
Lebih terperinciANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA
ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I
Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi
Lebih terperinciFUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH
Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompnsasi Masalah kompnsasi bukanlah masalah yang sdrhana, tapi cukup komplks shingga stiap ngara hndaknya dapat mmpunyai suatu pdoman bagaimana mntapkan kompnsasi yang tpat
Lebih terperinciTINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER
TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata
Lebih terperinciDEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG
DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG Horizontal and Vrtical Dformation at Soft Land Ground blow Trial Embankmnt in Kndal, Kaliwungu,
Lebih terperinciBab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;
Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai
Lebih terperinciISOMORFISMA PADA GRAF P 4
ISOMORFISMA PADA GRAF P Eka Adhistiasari, I Ktut Budayasa 2 Jurusan Matmatika, Fakultas Martmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, UNESA Kampus Ktintang 6023,Surabaya Email : tias-adhis@yahoocoid, ktutbudayasa@yahoocom
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7
Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg
Lebih terperinciPenentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang
Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation
Lebih terperinciEvika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK
PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycin max L. Mrr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polythyln Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Evika Sandi Savitri Staf Pngajar Jurusan Biologi, Fakultas
Lebih terperinciDeret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT
Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja
BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl
Lebih terperinciVol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X
Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : 693-75X PERENCANAAN PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP EFEKTIVITAS PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK 5 KV SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN TENGAH - SUMATERA
Lebih terperinciOnline Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014
Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)
KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Charactristic and Accidnt Probability on Privat Car in Urban Ara) Lasmini Ambarwati, Harnn Sulistio, Gama Hndika Ngara, Zanuar
Lebih terperinciTinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial
injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.
Lebih terperinciTinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim
Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00
Lebih terperinciMINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN
Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar
Lebih terperinciKINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tknologi, dan Kshatan ISSN 2089-3582 KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT 1 Munawar 1 Jurusan Tknik Kimia Politknik Ngri Lhoksumaw, Jl. B. Ach - Mdan Km. 280,
Lebih terperinciBAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB V DISTRIBUSI ROBABILITAS DISKRIT 5.. Distribusi Uniform Disrit Bila variabl aca X mmilii nilai,,... dngan probabilitas yang sama, maa distribusi uniform disrit dinyataan sbagai: f (, ) ;,,... paramtr
Lebih terperinciBAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA
BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tmpat Pnlitian Pnlitian dimulai pada awal bulan Sptmbr 2002 hingga akhir bulan Januari 2004. Lokasi pnlitian di kbun tbu lahan kring milik PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah.
Lebih terperinciPROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX
Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.
Lebih terperinciSusunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.
Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 A ANDAAN TEORI Pngrtian MM Multi vl Markting MM adalah salah satu contoh unit usaha yang brpola bisnis unik, yang sdang brkmbang di dalam bidang pnjualan barangbarang kbutuhan manusia, mulai brupaya
Lebih terperinciPENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM
PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI Olh: INDA SAFITRI NIM. 065009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
Lebih terperinciPresentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi
Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan
Lebih terperinciKESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI
KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,
Lebih terperinciNILAI MUATAN TITIK NOL (MTN) DAN HUBUNGANNYA DENGAN ERAPAN KALIUM PADA TANAH GAM BUT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TENGAH
Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol. 6 No.2,OktobT 2004: 7582 ISSN 14107333 NILAI MATAN TITIK NOL (MTN) DAN HBNGANNYA DNGAN RAPAN KALIM PADA TANAH GAM BT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TNGAH Valu of th Zro Point
Lebih terperinciPerancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena
Availabl onlin at TRANSMISI Wbsit http://journal.undip.ac.id/indx.php/transmisi TRANSMISI, 13 (1), 2011, 39-45 Rsarch Articl Prancangan dan Analisa Antna Mikrostrip dngan Frkunsi 850 MHz untuk Aplikasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENYEBAB PUTUSNYA RANTAI RECLAIM FEEDER
BAB IV AALISA PEYEBAB PUTUSYA RATAI RECLAIM FEEDER Rclaim Fdr adalah buah min ang digunakan dalam itm pngiriman matrial (matrial input). Dalam hal ini, rclaim fdr mrupakan alat bantu pada itim konvor dalam
Lebih terperinci