Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X"

Transkripsi

1 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X PERENCANAAN PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP EFEKTIVITAS PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK 5 KV SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN TENGAH - SUMATERA BAGIAN SELATAN Yusrni Warmi, ST, MT Minarni. S.Si. M.T. Dasman. ST. M.T. Lcturr at Elctrical Enginring Dpartmnt, Institut Tknologi Padang Jl. Gajah Mada, Kandis nanggalo, Padang mn_nafi@yahoo.com Abstrak Pnlitian ini mrupakan pngmbangan dari pnlitian sblumnya tntang prncanaan koordinasi isolasi pralatan tgangan tinggi Gardu Induk (GI) 5 kv, namun brdasarkan hasil pnlitian trsbut, pnntuan pnmpatan arrstr trhadap transformator sangat mnntukan tgangan lbih yang timbul pada pralatan yang ada pada GI. Maka brdasarkan prnyataan trsbut, prlu dilakukan pnlitian slanjutnya mngnai prncanaan pnmpatan arrstr trhadap fktivitas transformator pada GI 5 kv. Pnlitian ini brtujuan untuk mningkatkan stabilitas sistm tnaga listrik untuk jangka panjang, khususnya untuk mlihat fktivitas protksi pada transformator, shingga dapat mmprkcil tgangan lbih yang muncul pada pralatan GI yakni transformator. Simulasi dilakukan dngan mnggunakan Elctromagntic Transints Program (EMTP) sbagai prangkat lunak dngan cara mmodlkan GI ssuai rprsntasi pralatan-pralatan di gardu, dngan cara mmprtimbangkan faktor-faktor yang mmpngaruhi bsarnya tgangan surja dan arus surja yang trjadi pada masing-masing sistm, sprti pngawatan arrstr, panjang kawat yang diprgunakan dalam sistm pnmpatan arrstr, kcuraman glombang datang, dan kcpatan mrambat glombang surja. Shingga pada akhirnya didapatkan satu sistm pnmpatan arrstr yang fktif sbagai protksi tranformator pada GI5 kv untuk sistm intrkonksi Sumbagtng dan Sumbagsl, guna mngvaluasi koordinasi isolasi pada GI trsbut. Hasil simulasi mmprlihatkan adanya pngaruh pltakan arrstr, bntuk glombang surja ptir trhadap bsarnya tgangan lbih yang trjadi pada transformator daya. Slain itu hasil simulasi akan bisa dijadikan rfrnsi untuk prncanaan pltakan arrstr trhadap transformator pada prncanaan GI dngan tingkat tgangan yang lbih tinggi pada Sumbagtng shingga diprolh koordinasi yang optimal. Kata Kunci: Pnmpatan Arrstr, Transformator, Tgangan lbih A. Pndahuluan Saluran Transmisi mmgang pranan pnting dalam pross pnyaluran daya dari pusat-pusat pmbangkit hingga k pusatpusat bban. Agar dapat mlayani kbutuhan trsbut maka diprlukan sistm transmisi tnaga listrik yang handal dngan tingkat kamanan yang mmadai. Pada sistm intrkonksi klistrikan di pulau Sumatra Bagian Slatan (Sumbagsl) dan pulau Sumatra Bagian Tngah (Sumbagtng), diprgunakan Saluran Udara Tgangan Tinggi (SUTT) 5 kv. Sambaran ptir pada saluran transmisi dapat mnimbulkan tgangan lbih transin pada pralatan, hal ini akan mmbahayakan bila tgangan trsbut mlampaui tingkat isolasi dasar pralatan (BIL). Shingga untuk mnanggulangi prmasalahan trsbut ditrapkan konsp koordinasi isolasi pada sistm (Jaya A.,). Koordinasi isolasi pada sistm tnaga listrik mrupakan prmilihan kkuatan listrik dari pralatan dan aplikasinya. Hal ini brhubungan dngan tgangan yang akan 76

2 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X timbul di dalam sistm, dimana pralatan harus mampu mnahan tgangan trsbut dngan mmprhitungkan karaktristik dari pralatan protksi, shingga dapat mngurangi ancaman tgangan lbih yang akan timbul pada pralatan scara tknis dan konomis (E Kuffl, 984). Prncanaan sbuah gardu induk harus dibuat sdmikian rupa shingga trlindung fktif dari tgangan lbih. Gangguan-gangguan tgangan lbih mrupakan faktor yang mmpngaruhi kandalan dan kontinyuitas playanan daya listrik. Tgangan lbih yang mmbahayakan isolasi pralatan listrik di gardu induk brasal dari glombang brjalan akibat sambaran ptir dispanjang hantaran yang mnuju gardu induk. Prncanaan koordinasi isolasi yang baik agar trlindung dari tgangan lbih dngan hanya mnambah tingkat isolasi pralatan gardu induk atau pralatan protksi saja, tntu mmbutuhkan biaya yang bsar, sdangkan dngan mnambah tingkat isolasi saluran transmisi saja juga tidak dibnarkan, karna smakin tinggi tingkat isolasi saluran transmisi smakin bsar pula tgangan lbih yang mrambat k GI (Sodibyo, 7). Pada kasus-kasus dimana saluran daya (kawat fasa) langsung trkna ptir (kgagalan prlindungan), krusakan pralatan mungkin trjadi pada ujung-ujung saluran, hal ini disbabkan olh adanya tgangan lbih transin yang mrambat mnuju gardu induk. Tgangan ini biasanya sampai lbih dari satu juta volt. Bila tgangan trsbut tidak diamankan dngan alat pngaman, maka akan mnybabkan krusakan isolasi pada pralatan. Sambaran ptir pada kawat tanah atau mnara dapat juga mnimbulkan back flashovr pada kawat fasa. Back flashovr trjadi bila glombang arus ptir yang mngnai kawat tanah mrambat mlalui impdansi surja mnara k tanah, namun karna rsistansi tanah cukup bsar mnybabkan glombang arus pantul akan mrambat kmbali k puncak mnara. Bila glombang tgangan pantul trsbut mlbihi tgangan tmbus isolator yang ada pada tiang transmisi, maka arus ptir akan trinjksi k kawat fasa (Hutauruk, 99). Prlindungan pralatan pada gardu induk biasanya mnggunakan arrstr yang dapat mmbatasi harga tgangan surja di bawah tingkat isolasi dasar pralatan. Namun pngaruh glombang brjalan akan mnimbulkan tgangan yang lbih tinggi di tmpat-tmpat yang agak jauh dari arrstr (Naidu, 995). Glombang brjalan akan mnimbulkan tgangan lbih yang tinggi mlbihi kmampuan isolasi trafo hingga mnybabkan krusakan isolasi yang fatal. Untuk mncgah trjadinya hal trsbut maka stiap pmasangan tranformator slalu dilngkapi dngan arrstr. Sprti yang sudah dilakukan pada pnlitian hibah brsaing ( ) sblumnya tntang prncanaan koordinasi isolasi pralatan tgangan tinggi gardu induk 5 kv, pnntuan pltakan arrtr trhadap tansformator sangat mnntukan nilai tgangan lbih yang sampai k pralatan Gardu Induk. Olh karna itu pada pnlitian ini akan dilakukan prncanaan pltakan optimal yang diizinkan antara arrstr dan tranformator, shingga dapat ditntukan fktivitas protksi pada tranformator atau kbrhasilan prlindungan yang dibrikan pada tranformator agar bisa mmprkcil tgangan lbih yang trjadi pada tranformator trsbut. Dngan cara mmprtimbangkan faktor-faktor yang mmpngaruhi bsarnya tgangan surja dan arus surja yang trjadi pada masing-masing sistm, sprti pngawatan arrstr, panjang kawat yang diprgunakan dalam sistm pnmpatan arrstr, kcuraman glombang datang, dan kcpatan mrambat glombang surja. Shingga pada akhirnya didapatkan satu sistm pnmpatan arrstr yang fktif sbagai protksi tranformator pada Gardu Induk 5 kv untuk sistm intrkonksi Sumbagtng dan Sumbagsl. B. Mtodologi Rist Pnlitian ini dilakukan slama dua tahun, pada tahun prtama dilakukan pmbuatan pmodlan untuk Sumbagsl, dngan cara mmbuat pmodlan kondisi sbnarnya (diagram satu pada lampiran) dan brdasarkan pada data-data ral yang diambil dari P3B Sumatra. Ruang lingkup matri pnlitian ini mngkaji tntang prncanaan jarak pltakan antara arrstr dan transformator yang masih diprbolhkan srta mmprhatikan bntuk glombang surja yang datang, shingga diprolh konsp koordinasi isolasi yang 77

3 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X optimal pada gardu induk. Dngan dmikian matri kajian trdiri dari atas: Pnlitian tahuan prtama mliputi tiga tahap:. Pmbuatan modl saluran SUTT Sumbagsl. Pantauan nilai stiap paramtr saluran ssuai dngan kondisi yang ada. 3. Pnrapan pmodlan kdalam pmrogaman EMTP (Elctromagntic Transints Progam), dngan langkah sbagai brikut; EMTP dapat digunakan untuk mnganalisis transin pada rangkaian yang mngandung paramtr trkonsntrasi (R, L dan C). Saluran transmisi dngan paramtr trdistribusi, saluran yang ditransposisikan atau saluran yang tidak ditransposisi. Prsamaan-prsamaan difrnsial pada saluran transmisi tanpa rugi-rugi untuk saluran multi konduktor dngan N fasa, diprolh: V z Z Y V (.) V Z Y I (.) z dngan V dan I adalah bsaran fasa, juga dinyatakan dngan V fasa dan I fasa. Dngan mnggunakan transformasi moda dua matrik ignvctor, T v dan T, untuk [Z][Y] dan [Y][Z] diprolh: Z I T I fasa nod V V T V fasa T v nod T dan t dngan mnggunakan transformasi moda, sistm trkopl N fasa awal dapat ditransformasikan k dalam sistm-sistm N fasa tunggal taktrkopl (atau konduktor tunggal), sprti yang diprlihatkan pada gambar.: v i( z, t) LZ z R z i( z z, t) v( z, t) G z C z v ( z z, t ) i( z, t) i( z z, t ) (a) Domain Waktu v( z, t ) I ( z ) R z I( z z) jlz jc z G z V ( z z) z I ( z ) I ( z z, t ) z z (b) Domain frkunsi Gambar. Bagian yang Sangat Kcil dari Saluran Transmisi Dua Konduktor Pada prinsipnya, liminasi kopling modamoda adalah dngan diagonalisasi matrikmatrik impdansi dan admitans (hanya lmn diagonal yang tidak nol). Olh karna itu diprolh: 78

4 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X Z T Z T mod a v (.6) fasa Y T Y T mod a (.7) dngan bus Z moda dan Y bus adalah matrikmatrik diagonal. Solusi dari prsamaan diatas adalah: V I z z dngan z V V I fasa R j L G j C (.) +V, V, I, dan I mrupakan glombangglombang tgangan dan arus datang dan pantul. Smua bsaran-bsaran R, L, G dan C mrupakan bsaran-bsaran moda prsatuan panjang. Prsamaan (.9) dapat dituliskan sbagai: I z z V V z Zc (.) dngan Zc adalah impdansi surja moda saluran, yang didfinisikan sbagai: Zc v R G j L j C Suatu glombang brjalan maju pada satu trminal dan glombang brjalan kmbali (pantul) pada trminal lainnya dapat diralisasikan. Hal ini mnimbulkan suatu hubungan antara tgangan dan arus pada trminal-trminal saluran yang akan z mnjlaaskan suatu modl cabang (.8) yang digunakan dngan cabang-cabang yang mrprsntasikan bagian-bagian lain dari z z I sistm (transformator, kapasitor, shunt, (.9) dll). t k ik Z c t t Prsamaan cabang domain waktu untk nod k adalah: i k m im Z c k Zc m t t Zc i m ( t t) (a) Saluran Fisik Konduktor Tunggal t (b) Rangkaian Ekivaln Gambar 3. Modl Saluran Konduktor Tunggal EMTP Cabang-cabang yang didfinisikan olh prsamaan (.) diprlihatkan pada gambar 3., suatu cabang pada stiap nod. Bahan dan Alat Pnlitian Pralatan utama untuk mlaksanakan pnlitian ini adalah Komputr dngan spsifikasi Procssor Pntium, RAM 5MB, dan Harddisk GB. M. Komputr ini digunakan sbagai validasai hasil pngukuran yang dngan mnggunakan Softwar Elctromagntic transints Program (EMTP). C. Diskusi dan Hasil Tgangan dan Arus Surja Sistm Pnmpatan Arrstr Kawat yang digunakan sbagai pngawatan dari kmpat sistm pnmpatan arrstr mnggunakan pnghantar jnis AAAC dngan luas pnampang (A) 7 mm, ktinggian kawat di atas tanah (h) 85 cm dan jari-jari (r) kawat adalah: 8 r 5,475mm, 5475cm shingga brdasarkan Prsamaan (-6) impdansi surja kawat udara adalah 79

5 xa _9 >LIGHT -TOP (Typ 8) x a_ 9>LINEA(Typ 4 ) xa_ 9>L INEB(Typ 4) xa _9>LINEC(Typ 4) x a_ 9>MODELS-CLOSE (Typ 9) xa_ 9>M ODELS-U (Typ 9) xa _9>PTA (Ty p 4) xa _9 >PTB (Ty p 4) x a_ 9>PTC (Typ 4 ) xa_ 9>SICA - (Ty p 8) xa _9>SICB - (Typ 8 ) x a_ 9>SICC - (Typ 8) xa_ 9>TR4 A(Ty p 4) xa _9>TR4 B(Typ 4) Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X h z 6 ln r.9 6 ln,5475 z 485,876 sdangkan impdansi surja diambil z T = 5 transformator Sknario- Sistm ini mnunjukkan rangkaian dua prcabangan saluran pada struktur yang sragam dalam tiga bagian dngan nilai impdansi surja z = z = z 3 = 49. Dalam hubungan dua prcabangan saluran- dan saluran-3 yang mmiliki nilai impdansi surja z dan z 3 yang sama shingga dalam suatu hubungan parall nilai impdansi mnjadi stngahnya. Sbuah glombang datang dngan nilai puncak E =% mrambat pada saluran-, stlah sampai pada titik C glombang dibagi k dalam dua prcabangan saluran. Shingga glombang tgangan pada saluran- ( ) yang mnuju arrstr dan saluran-3 ( 3 ) yang mnuju trafo brdasarkan Prsamaan (-9) akan mmiliki amplitudo sbsar: E E 3 E 3 (3-) Nilai tgangan surja fungsi waktu yang akan diamati adalah pada arrstr di titik A dan pada trafo di titik T. Sdangkan nilai arus surja fungsi waktu yang akan diamati adalah pada saluran-3 yang mnjadi tmpat trpasangnya PMT. Sknario- 5 Magnitud (Mag) Tim (us) Grafik 3.. Distribusi tgangan surja pada arrstr di titik A pada waktu t = sampai t =,7 s untuk sknario- Tgangan surja pada arrstr di titik A Untuk mmudahkan, Gambar 5. diwujudkan dalam rangkaian pngganti sbagaimana brikut ini: z C A z 3 C Gambar 3.. Rangkaian pngganti sistm- Glombang sbagai glombang datang pada saluran- mmiliki amplitudo sbsar: t / ta t / tb t Av. E. (3-) Bntuk glombang diprlihatkan pada Gambar 5.3. di bawah ini: z A z A 8

6 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X (%) t (mikrodtk) Gambar 3.. Glombang tgangan surja datang pada saluran- untuk sknario- Dngan kcpatan rambat glombang v = 3. 8 m/s maka prjalanan glombang surja dari titik C k titik A yang brjarak S =,5 m mmbutuhkan waktu t,5,7s Nilai tgangan titik A sbagai fungsi waktu [v A (t)] ditntukan dngan mtod pantulan brulang. Pross pantulan glombang surja dapat digambarkan dalam sbuah diagram tangga di bawah ini (Gambar 3.4). z Titik C C,3333 t t,34s t,68 4 s A A z A C C 3 A C A C Titik A A z A t,7 s t3,5s t 5,85s Gambar 3.3. Diagram Tangga Glombang tgangan titik C dan A untuk sistm- Diagram ini mmprlihatkan glombang datang dngan nilai puncak E = 66,67 % yang datang pada saluran- dan kmudian dipantulkan stlah sampai pada titik A dan C. Distribusi tgangan surja yang trjadi di titik A [v A (t)] dari t = sampai t =,7 s akibat pross prjalanan glombang datang dapat diamati pada Grafik 5. di atas. Total tgangan surja di titik A dari t = s hingga t = 4,5. -6 s diprlihatkan dalam tabl pada Lampiran dan Grafik 4.. Total tgangan surja di titik A mrupakan pnjumlahan glombang tgangan dngan glombang tgangan surja yang timbul akibat pross pantulan di titik A dan C pada bbrapa waktu t. v total (%) t (s) Grafik 3.3. Total tgangan surja pada arrstr di titik A untuk sknario- 8

7 x a_ 9>LIGHT -TOP (Typ 8) x a_9>linea(typ 4) xa_9>lineb(typ 4) xa_9>linec(typ 4) xa_ 9>MODELS-CLOSE (Typ 9) x a_ 9>MODELS-U (Typ 9) x a_9>pta (Typ 4) x a_ 9>PTB (Typ 4) x a_9>ptc (Typ 4) xa_9>sica - (Typ 8) xa_9>sicb - (Typ 8) xa_ 9>SICC - (Typ 8) x a_ 9>TR4A(Typ 4) x a_9>tr4b(typ 4) Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X Tgangan surja trtinggi di titik A, yaitu sbsar V A = 99,9888 % yang trjadi pada waktu t =, s atau,893 s. Dari Grafik 4. trlihat bahwa stlah tgangan surja mncapai nilai puncaknya pada waktu yang ssaat, pada saat-saat brikutnya tgangan surja akan trus mngalami pnurunan. z z C C 3 z 3 T T Gambar 3.4. Rangkaian pngganti sistm- z T Tgangan surja pada trafo di titik T Rangkaian pngganti dari sistm- mnjadi sprti di bawah ini: Sknario- 4 3 Magnitud (Mag) Tim (us) Grafik 3.4. Distribusi tgangan surja di titik T pada waktu t = hingga t =,77 s untuk sknario- dan glombang 3 fungsi waktunya adalah t / ta t / tb 3 t Av. E3. (3-4) Prjalanan glombang 3 dari titik C k titik T yang brjarak S = m (panjang saluran + panjang kawat lbur), mmbutuhkan waktu t,7s Diagram ini mmprlihatkan glombang datang 3 dngan nilai puncak E 3 = 66,67% yang datang dan kmudian dipantulkan scara brulang stlah sampai di titik T dan C. saluran-. Prbdaan trltak pada kofisin pantulan tgangan pada titik T ( T ). Shingga glombang 3 yang sampai pada titik T dngan arah maju akan mnghasilkan glombang pantulan yang bsar amplitudonya adalah T.E 3 = 54,749 % yang mnuju k titik C, glombang ini slanjutnya akan dipantulkan dalam bbrapa waktu t shingga mmunculkan glombang-glombang pantul baru stlah glombang surja dipantulkan dari titik C atau stlah dipantulkan dari titik T. Total tgangan surja di titik T dari t = s hingga t =, s diprlihatkan dalam tabl pada Lampiran dan Grafik 5.4. Pross prjalanan glombang 3 sbagai glombang datang pada saluran-3, sprti halnya prjalanan glombang pada 8

8 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X v total (%) t (s) Grafik 3.5. Total tgangan pada trafo di titik T untuk sistm- Tgangan surja trtinggi yang trjadi di titik T, yaitu sbsar V T = 95,358 % dan trjadi pada waktu t =, s atau,93 s. Dari Grafik 4.4 trlihat bahwa stlah tgangan surja mncapai nilai puncaknya pada waktu yang ssaat, pada saatsaat brikutnya tgangan surja akan trus mngalami pnurunan. Nilai arus surja pada saluran-3 Bsarnya arus surja pada sknario- yang prlu diktahui adalah pada saluran-3, karna pada saluran ini trpasang PMT yang brfungsi sbagai pngaman arus lbih. PMT yang dilngkapi kawat lbur mmiliki batasan dalam mngalirkan arus pada frkunsi jalajala (5 Hz). Kawat lbur dapat dngan cpat mlbur atau putus bila nrgi yang timbul padanya tlah mlampaui batas kmampuannya. Sdangkan arus surja ptir yang mngalir pada kawat lbur pada slang waktu trtntu akan mnghasilkan nrgi pada kawat lbur. Enrgi pmutusan kawat lbur pada frkunsi jala-jala akan dijadikan sbagai tolak ukur dalam mnntukan kmampuan kawat lbur mnahan nrgi yang disbabkan olh surja ptir. Enrgi pmutusan kawat lbur pada frkunsi jala-jala ditntukan brdasarkan kurva karaktristik waktu-arus dari kawat lbur. Pada kurva ini akan ditunjukkan waktu lbur minimum dimana pada waktu ini akan trdapat arus lbur atau pmutusan minimum yang mrupakan arus prkiraan minimum yang mampu diputuskan olh plbur. Arus lbur minimum ini akan digunakan untuk mnntukan bsarnya nrgi pmutusan minimum dari kawat lbur. Enrgi pmutusan minimum dari kawat lbur inilah yang akan dijadikan sbagai tolak ukur dalam mnntukan kmampuan kawat lbur mnahan nrgi ptir. Enrgi pmutusannya didasarkan pada prsamaan brikut ini: W pmutusan R R T T i I t m dt. sin t dt (3-6) dimana R adalah tahanan kawat lbur dianggap sama dngan. Enrgi pmutusan kawat lbur atau disbut nrgi spsifik yang artinya sama dngan nrgi yang timbul pada tahanan R = pada rangkaian, slama plburnya bkrja (SPLN 64:985:). Dan nrgi pmutusan minimum pada waktu, skon dari bbrapa angka pngnal kawat lbur tip K (cpat) yang umum digunakan di lapangan dapat dituliskan dalam Tabl 3. di bawah ini: Angka pngnal (rating) kawat lbur yang kcil akan mnghasilkan nrgi pmutusan yang kcil sdangkan angka pngnal kawat lbur yang bsar akan mnghasilkan nrgi pmutusan yang bsar juga. Dngan dmikian untuk mmastikan kmampuan kawat lbur dari PMT dalam mnahan nrgi ptir yang timbul pada kawat lbur trsbut, dapat digunakan angka pngnal kawat lbur yang trkcil, yaitu 6 A. Bila kawat lbur yang digunakan dalam suatu sistm pnmpatan arrstr dngan angka 83

9 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X pngnal 6 A dapat mnahan atau tidak mngalami pmutusan saat timbul nrgi ptir pada sistm trsbut, maka dapat dipastikan kawat lbur dngan angka pngnal yang lbih bsar juga tidak akan mngalami pmutusan bila digunakan dalam sistm trsbut. Ssuai dngan data yang ada di lapangan, maka digunakan anak plbur tip K dngan angka pngnal arus 6 A, ini mrupakan angka pngnal (rating) kawat lbur yang trkcil dari kurva waktu-arus brdasarkan standar SPLN 5-3:983. Grafik 3.5. Distribusi arus saluran-3 pada t = sampai t =,4 s untuk sknario- Modl untuk Sknario - Modl untuk Sknario - Modl untuk Sknario -3 84

10 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X D. Ksimpulan dan Saran Dari hasil analisis dan prhitungan dapat diambil ksimpulan: a. Sknario pnmpatan arrstr pada trafo saluran transmisi 5 kv sangat mmpngaruhi bsarnya tgangan surja yang trjadi pada trafo dan arrstr, dan mmpngaruhi bsarnya arus surja yang mngalir pada kawat lbur dari PMT. Tgangan dan arus surja dari masing-masing sknario pnmpatan arrstr adalah sbagai brikut: Sknario-, nilai tgangan surja lbih bsar pada arrstr dibandingkan dngan tgangan surja pada trafo, shingga krja dari arrstr untuk mlindungi trafo dari tgangan surja trsbut mnjadi lbih ringan. Dan arus surja yang trjadi pada kawat lbur sangat kcil, mnimbulkan nrgi ptir lbih kcil joul shingga tidak mmutuskan kawat lbur dari nrgi pmutusan yang dimiliki olh PMT. Sknario- mrupakan sknario pnmpatan arrstr yang fktif. Dari sgi tgangan surja yang dihasilkan: sknario ini tidak mudah mnghasilkan tgangan surja yang tinggi shingga dari kmpat sknario yang ada, sknario- mrupakan sknario yang mnghasilkan tgangan surja paling rndah baik pada trafo maupun pada arrstr. Dari sgi arus surja yang dihasilkan: sknario ini tidak mudah mnghasillkan arus surja yang tinggi shingga nrgi ptir yang ditimbulkannya tidak akan mmutuskan kawat lbur dari PMT/plbur. Smakin curam bntuk glombang arus ptir yang masuk k gardu induk, maka smakin bsar nilai tgangan lbih yang sampai pada pralatan yang dilindungi. Untuk jarak pltakan yang sama yaitu 8 mtr, diprolh 634,344 kv untuk sambaran ptir ka, 8/ s. Tingkat prlindungan koordinasi isolasi pada GI 5 kv Kilirian Jao Muaro masih dalam batas aman, yaitu di atas standar IEEE (,) bila bntuk arus surja ptir yang masuk maksimum ka, 8/ s. Namun untuk arus surja ptir ka (/7 s,,/5 s ) tidak aman lagi karna tingkat prlindungannya lbih kcil dari,. Saran Prlu adanya pnlitian tntang pnntuan nilai impdansi surja dari transformator transmisi 5 kv. DAFTAR PUSTAKA Domml, H.W (Agustus 996). Elctromagntic Transints Progam. Vancouvr, Kanada. EMTP Dvlopmnt Coordination Group (998). Th Elctromagntic Transints Progam (Vrsion 3,; Rul book Volum,,3), EPRI Rport. EKuffl, W.S, Zangl,984. High Voltag Enginring, Pragamon Prss Oxford Hutauruk (99). Glombang Brjalan dan Protksi Surja. Jakarta: Pnrbit Erlangga. Jaya A. (). Evaluasi Koordinasi Isolasi Pada GITET 5 kv. Tsis S Univrsitas Gajah Mada Kadir Abdul (998). Transmisi Tnaga Listrik. Jakarta: Pnrbit Univrsitas Indonsia Lornzo T, (). Trnd Isulation Coordination Toward, Intrnational Symposium On Modrn Insulator Tcnologis Marsudi Djitng (99). Oprasi Sistm Tnaga Listrik. Jakarta: Institut Sains dan Tknologi Nasional. Muhammad Rudianto (7). Studi Pnmpatan Arrstr Trhadap Transformator Distribusi kv Pada Gardu Transformator Tiang. Skripsi S Univrsitas Brajiwa. Naidu, N.S, Karamaju (995). High Voltag Enginring. Tata Mc. Graw-Hill Publishing Company Limitd. 85

11 Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : X Tobing Bonggas L. (3). Pralatan Tgangan Tinggi. Jakarta: Pnrbit Gramdia Pustaka Utama. Tim SOP PLN-UPBSBT (Agustus 3). Standing Opration Procdur Sistm Intrkonksi Sumbar Riau. Padang Pariaman Sumbar. William D. (994). Powr Sistm Analysis. Singapor: Intrnational Edition. Warmi Y. (). Analisis Pngaruh Plpasan Bban Trhadap Tgangan Lbih Transin Dngan Mnggunakan Elctromagntic Progam. Tugas Akhir S UGM. Warmi Y. (7). Analisis Pngaruh Surja Hubung Trhadap Tgangan Lbih Transin pada SUTT 5 kv Dngan Mnggunakan Elctromagntic Transints Program. Pnlitian Dosn Muda Koprtis Warmi Y, Pngaruh Plpasan bban pada SUTT 5 kv, Procding, SNTE, 3 Warmi Y, Analisa Pngaruh Plpasan Bban Trhadap Tgangan Lbih Transin Payakumbuh Koto Panjang, Momntu, Fbruari 8 Warmi Y, Pngaruh Panjang saluran Trhadap Tgangan Lbih Akibat Plpasan Bban, Momntum, Sptmbr 9 Warmi Y, Evaluasi Koordinasi Isolasi pada GI dngan mmprhatikan Bntuk Glombang Surja ptir dngan Mnggunakan EMTP, Poli Rkayasa, Mart Warmi Y, Analisis Pngaruh Surja Hubung Trhadap Tgangan Lbih Transin dngan mnggunakann EMTP, Elctrician, Sptmbr Warmi Y, Pngaruh Surja Hubung Trhadap Tgangan Lbih Transin Pada Sistm Intrkonksi Sumbagtng dan Sumbagsl, procding PIMIMD, Januari Warmi Y, Analisa Tgangan Lbih Pada Gardu Induk 5 kv Akibat Sambaran Ptir Pada Saluran Transmisi (Umbilin Kilirian Jao), Momntum, Agustus Yamada T, t al (995). Exprint Evaluation of UHV Towr Modl for Lighning Surg Analisys. IEEE Transaction on PWRD vol No. 86

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X Perencanaan Koordinasi Isolasi Peralatan Tegangan Tinggi Gardu Induk 150 Kv Berdasarkan Arus Surja Petir Pada Sistem Interkoneksi Sumbagsel Dan Sumbagteng Yusreni Warmi, Minarni, Dasman*) *)Dosen Teknik

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena Availabl onlin at TRANSMISI Wbsit http://journal.undip.ac.id/indx.php/transmisi TRANSMISI, 13 (1), 2011, 39-45 Rsarch Articl Prancangan dan Analisa Antna Mikrostrip dngan Frkunsi 850 MHz untuk Aplikasi

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Bultin Ilmiah Math. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 3 (2015), hal 295 304. PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Wicaksana Ovrsas

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK MODELING PENGTURN KECEPTN MOTOR DC DENGN SIMULINK Olh : I N Satya Kumara Staf Pngajar Tknik Elktro Univrsitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Email: ins_kumara@yahoo.com Intisari Motor arus sarah (motor

Lebih terperinci

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5.1 Pndahuluan Efktivitas pngoprasian kapal di laut pada dasarnya sangat dipngaruhi olh klaiklautan (saworthinss) dan sakindlinss dari kapal itu

Lebih terperinci

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA MODEL PEGEALA POLA : KASUS PEMILAHA WARA SUARA SARO DA BOAG PADA GAMELA JAWA Sumarna #1, Risanuri Hidayat, Ph. D. *2 # Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Tknik Elktro FT UGM *Dosn Pasca Sarjana Jurusan Tknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 A ANDAAN TEORI Pngrtian MM Multi vl Markting MM adalah salah satu contoh unit usaha yang brpola bisnis unik, yang sdang brkmbang di dalam bidang pnjualan barangbarang kbutuhan manusia, mulai brupaya

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA. Abasrak

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA. Abasrak MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA Sumarna #, Risanuri Hidayat * # Dosn Jurusan Pndidikan Fiaika FMIPA UNY, (sumarna@uny.ac.id) *Dosn Pasca Sarjana Jurusan

Lebih terperinci

SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2)

SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2) SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2) Abstrak Ssuai dngan praturan trbaru yang ditrbitkan olh Pmrintah Indonsia, sistm prpipaan transmisi dan distribusi untuk minyak

Lebih terperinci

PERHITUNGAN OUTAGE RATE

PERHITUNGAN OUTAGE RATE Makala Sminar Tugas Akir PERHITUNGAN OUTAGE RATE AKIBAT SAMBARAN KILAT TIDAK LANGSUNG PADA SALURAN DISTRIBUSI 2 K (STUDI KASUS : FEEDER SRL 4 GI SRONDOL) Fuad Hidaanto - L2F 2 579 Jurusan Tknik Elktro

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR PADA RUMAH TAGGA DI SEPANJANG KORIDOR TRAYEK TRANS SARBAGITA I B. Wirahaji 1, D. M. Priyantha Wdagama 2, dan P. Alit Suthanaya 2

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

APLIKASI METODE STATED PREFERENCE PADA PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (RUTE MAKASSAR MAJENE)

APLIKASI METODE STATED PREFERENCE PADA PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (RUTE MAKASSAR MAJENE) APLIKASI METODE STATED PREFERENCE PADA PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (RUTE MAKASSAR MAJENE) Abdul Gaus Program Studi Tknik Siil Fakultas Tknik Univrsitas Khairun Trnat Tl/Fax (091) 38049 Irnawaty

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN KTROMAGNTIKA TRAPAN GOMBANG INTAS MDIUM D W I A N D I N U R M A N T R I S U N A N G S U N A R YA H A S A N A H P U T R I AT I K N O V I A N T I POKOK BAHASAN PNDAHUUAN KOFISIN PANTU, KOFISIN TRUS, DAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS L.) SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC 1) Maya Sukma

Lebih terperinci

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2 Soal: Dibrikan suatu lapisan tana sprti trliat pada Gambar 1a. Tbal lapisan pasir 4m dan tbal lapisan lmpung 8m. Muka air tana (MAT) trdapat pada kdalaman 3m dari prmukaan tana. Brat isi pasir di atas

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

PENERAPAN MIN PLUS ALGEBRA PADA PENENTUAN RUTE TERCEPAT DISTRIBUSI SUSU

PENERAPAN MIN PLUS ALGEBRA PADA PENENTUAN RUTE TERCEPAT DISTRIBUSI SUSU J. Math. and Its ppl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 829-605X Vol. 4, No. 2, Dsmbr 207, 5-24 PENERPN MIN PLUS LGEBR PD PENENTUN RUTE TERCEPT DISTRIBUSI SUSU Vivi Suwanti, Poht Bintoto 2, Riski Nur Istiqomah

Lebih terperinci

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPEC HV-505

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPEC HV-505 FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN JAMU IJI (Psidium guajava L) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPE HV505 osro Sobagio, Taofik Rusdiana, dan Ad Kurniawati S. Fakultas Farmasi Univrsitas Padjadjaran ASTRAK

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Dsa Babalan, Kcamatan Gabus, Kabupatn Pati) Pandu Sandy Utomo, Ir. Chatarina Nurdjati S., MT,

Lebih terperinci