INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )"

Transkripsi

1 INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic Fins (Cas Studis FC > FC th ) Tati Hardiyanti, Ida Sri Oktaviana dan Sriyati Ramadhani Jurusan Tknik Sipil Univrsitas Tadulako-Jalan Sokarno Hatta Km.8 Palu 94118, tatihardiyanti75@yahoo.com ABSTRACT Rlationship of th physical and mchanical bhavior of th sand mixd with fins has not bn appropriat if only to indicat th us onlyof void ratio (),thn th us of intrfin void ratio is rccommndd for sand mixd with fins for fin contnt highr than thrshold contnt of fin grains (FC > FCth). To dtrmin th physical and mchanical proprtis, th thrshold valu contnt of fin grains (FC th ) as wll as th rlationship btwn intrfin void ratio and shar strngth of sand-fin mixturs, laboratory tsting was don by mixing Siuri sand and nonplastic fins in varid prcntag of fins starting from 0% to 100% of th wight of mixtur.th rsult shows that th thrshold fin contnt (FC th ) is rangd btwn 30% - of fin contnt in th mixtur. Furthrmor, volum wight tnd to inclin with th addition of fins up to thrshold fin contnt and dclin aftr it xcd th thrsshold fin contnt. In contrast, th valu of void ratio dclin up to thrshold fin contnt and thn it gos up aftr it xcd FCth. Rlationship btwn intrfin void ratio ( f ) and shar strngth (τ) shows that mixtur with mor than 30% fins rducing intrfin void ratio, as wll as valu of shar strngth (τ) Kywords: Siuri Sand, shar strngth, intrfin void ratio ( f ), fin contnt ABSTRAK Hubungan dari prilaku fisik dan mkanis pada jnis tanah brcampuran butiran halus blumlah tpat jika hanya mngindikasikan pnggunaan nilai angka pori () saja, maka pnggunaan angka pori intrfin disarankan untuk kondisi pasir brcampur butiran halus dngan jumlah butiran halus di atas ambang batas kandungan butiran halus (FC > FC th ). Untuk mngtahui sifat fisik dan mkanik, ltak nilai ambang batas kandungan butiran halus (FC th ) srta hubungan antara angka pori intrfin dan kuat gsr trhadap campuran pasir Siuri dan butiran halusnya, dilakukan pngujian di laboratorium dngan mncampur butiran kasar dan butiran halus pasir Siuri dngan jumlah butiran halus nonplastis yang brvariasi, mulai dari 0% sampai 100% trhadap brat campuran. Hasil pnlitian mnunjukkan bahwa nilai ambang batas kandungan butiran halus (FC th ) brada di antara 30%- pnambahan butiran halus. Untuk hubungan sifat fisik dan mkanik dari campuran pasir dngan butiran halus ini, nilai brat isi akan mningkat sdangkan nilai angka pori mngalami pnurunan sampai pada ambang batas kandungan butiran halus (FC th ), slanjutnya kondisi sbaliknya akan trjadi stlah mlwati nilai (FC th ) trsbut. Untuk hubungan angka pori intrfin ( f ) dngan Kuat gsr (τ) mnunjukkan bahwa dngan pnambahan butiran halus nonplastis di atas ambang batas kandungan butiran halus (FCth 30%), akan mnybabkan pnurunan nilai angka pori intrfin ( f ). Sdangkan untuk nilai tgangan gsrnya juga mngalami pnurunan siring mnurunnya nilai angka pori intrfin ( f ). Kata kunci : Pasir Siuri, kuat gsr, angka pori intrfin ( f ), kadar butiran halus. PENDAHULUAN a. Latar Blakang Pasir yang brcampur butiran halus dngan variasi prsntas pnambahan butiran yang brbda, akan mngalami suatu prubahan karaktristik baik sifat fisik maupun mkanik, sprti yang tlah dijlaskan pada pnlitian pnlitian sblumnya (Bahadori, 2008; Yamamuro dan Covrt, 2001). Prubahan trsbut antara lain mningkatkan nilai brat isi tanah dan mnurunkan nilai angka pori sampai pada nilai ambang batas kandungan butiran halusnya (FC th ), kmudian kondisi sbaliknya akan trjadi stlah mlwati nilai ambang batas kandungan butiran halus trsbut (FC th ). Pada suatu campuran butiran halus yang brtambah banyak akan mnybabkan butiran kasarnya trsbar shingga tidak brkontribusi trhadap rantai gaya antar partiklnya tapi pada angka porinya. Pnggunaan nilai angka pori () saja blum cukup untuk mnjlaskan hubungan dari prilaku fisik dan mkanis pada jnis tanah brcampur butiran halus, shingga angka pori intrfin disarankan untuk digunakan pada pasir brcampur butiran halus dngan jumlah butiran halus di atas ambang batas kandungan butiran halus (FC > FC th )

2 Studi Prubahan Karaktristik Pasir Siuri Akibat Pnambahan Butiran Halus Nonplastis (Studi Kasus Fc > FC th ) (Tati Hardiyanti, Ida Sri Oktaviana dan Sriyati Ramadhani (Thvanayagam,dkk,2002). Fin contnt thrshold (FC th ) didfinisikan sbagai ambang batas kandungan butiran halus, sdangkan angka pori intrfin ( f ) diartikan sbagai volum pori prunit volum dari butiran halus atau angka pori di antara butiran halus. Pnlitian tntang bagaimana prilaku karaktristik pasir sragam yang ditambahkan campuran butiran halus ini prlu dilakukan pada suatu jnis tanah yang srupa yang trdapat di Sulawsi Tngah. Untuk itu akan dilakukan trhadap pasir Siuri yaitu jnis pasir sragam yang trdapat di darah Danau Poso, Kabupatn Poso, Sulawsi Tngah. b. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Pasir Siuri Pasir Siuri mrupakan sjnis pasir dari tpian Danau Poso tpatnya di Pantai Siuri, Kcamatan Pamona Barat, Kabupatn Poso,Propinsi Sulawsi Tngah. Brdasarkan pnlitian sblumnya yang dilakukan olh Oktaviana, (1998) mnyatakan bahwa scara fisik pasir Siuri ini cukup kras (tidak mudah hancur), mmpunyai warna kuning brcampur warna putih, trlihat sragam dan tidak a. campuran tanah brbutir kasar lngkt. Brdasarkan pnlitian trsbut diprolh hasil bahwa nilai Cu dari pngujian analisis distribusi ukuran butiran dari pasir ini adalah kurang dari dari 2 shingga dapat dikatakan bahwa pasir Siuri trmasuk pasir sragam (Bowls, 1991). 2. Angka Pori dan Angka pori intrfin Dalam kadaan tidak jnuh, tanah trdiri dari tiga bagian yaitu : butiran padat, air, dan udara (Hardiyatmo, 1992). Salah satu hubungan yang umum dipakai untuk suatu lmn tanah adalah angka pori (void ratio). Angka pori (void ratio), didfinisikan sbagai prbandingan antara volum pori (Vv) dan volum butiran (Vs) padat. Pada prkmbangan pnlitian slanjutnya bukan hanya nilai angka pori () saja yang dapat digunakan sbagai indks untuk mngkorlasikan hubungannya dngan prilaku mkanis pada suatu jnis tanah. Shingga dalam mnylsaikan pnlitian ini pnulis mnggunakan prhitungan nilai angka pori intrfin ( f ) khususnya untuk pasir brcampur butiran halus di atas ambang batas kandungan butiran halus (FC th ) atau dngan kata lain pada kondisi dominan butiran halus (Thvanayagam,dkk, 2002). b. campuran tanah brbutir halus c. campuran tanah brlapis Hubungan utama antar butiran hubungan pada kondisi dominan butiran kasar FC<FC th Pran butiran halus hubungan pada kondisi dominan butiran halus FC>FC th Pran butiran kasar Hubungan kdua antar butiran Spnuhnya mngikat dalam pori mngikat dan scara parsial brhubungan dngan butiran kasar mngikat & mmisahkan butiran kasar spnuhnya mmisahkan scara parsial mmisahkan lmn yang mnguatkan Mikrostruktur (kasus i) (kasus ii) (kasus iii) (kasus iv-1) (kasus iv-2) Hubungan indks c =(+fc)/(1-fc) ( c ) q =(+(1-b)fc)/(1-(1-b)fc) f =/fc ( f ) q =/(fc+(1-fc)/rd) kpadatan antar butiran Gambar 1. Klasifikasi campuran butiran tanah (Sumbr: Thvanayagam. 2002) 17

3 INFRASTRUKTUR Vol. 3 No. 1 Juni 2013: Pada pnlitian sblumnya, Thvanayagam, dkk (2002) mnjlaskan klasifikasi mikrostruktur campuran intrfin pada Gambar 1. Dari bbrapa variasi, mikrostruktur campuran dibatasi dalam tiga katgori yang kondisinya kstrim: (a) sbagian bsar kontak trjadi antar butiran kasar, (b) sbagian bsar kontak antar butir trjadi antar butiran halus dan mmisahkan kontak antar butiran kasar, sdangkan (c) adalah sistm brlapis. Pada kondisi (b), butiran halus mmisahkan spnuhnya butiran kasar pada jumlah butiran halus yang tinggi di atas ambang batas kandungan butiran halus (FC th ). FC th adalah kadar butiran halus dimana prilaku dominasi pasir (sand-dominatd) brubah k prilaku dominasi lanau (silt-dominatd). Nilai FC th ini ditntukan brdasarkan 185 kombinasi dari 37 jnis pasir dan 5 jnis lanau. Dari kombinasikombinasi trsbut, 62% dari ts trsbut mnyatakan bahwa nilai FC th brkisar antara % (Polito dan Martin, 2001). Untuk mmprtimbangkan brbagai jnis kasus dari struktur campuran komposit antara butiran halus dan butiran kasar, maka sbagai solusinya dibrlakukan prhitungan angka pori intrgranular ( c ) dan angka pori intrfin ( f ). Pada pnlitian ini, pnulis hanya akan mnfokuskan pada kondisi yang tlah digambarkan pada katgori (b) khususnya kasus iv-i. Shingga nilai angka pori yang akan dihitung adalah nilai angka pori intrfin ( f ), yang dapat didfinisikan sbagai volum pori pr unit volum dari butiran halus (Thvanayagam dkk,2000). Angka pori intrfin ( f ) juga diartikan sbagai kadaan dimana butiran halus mndominasi butiran kasar dalam jumlah bsar di atas ambang batas kandungan butiran halus (FC>FC th ). Angka pori intrfin dapat dihitung dngan prsamaan sbagai brikut ; f (1) C dngan : f = angka pori intrfin FC = Prsntas kandungan butiran halus trhadap brat campuran (%) = angka pori METODE PENELITIAN Pnlitian dilakukan dngan cara pngujian sampl di laboratorium untuk mngtahui sifat fisik dan mkanik, ltak nilai ambang batas kandungan butiran halus (FC th ) srta hubungan antara angka pori intrfin dan kuat gsr trhadap campuran pasir Siuri dan butiran halusnya. Sblum pngujian dilakukan, trlbih dahulu dilakukan pncampuran butiran kasar dan butiran halus pasir Siuri dngan jumlah butiran halus nonplastis yang brvariasi, mulai dari 0% sampai 100% trhadap brat campuran. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Uji Karaktristik Pasir Siuri Tabl 1. Nilai paramtr hasil pngujian dan prhitungan untuk campuran pasir Siuri dngan butiran halus nonplastis Paramtr Notasi Satuan Prsntas Butiran Halus (%) Lolos saringan No. 4 Lolos saringan No. 200 Brat jnis tanah Brat isi maksimum Brat isi minimum Angka pori maksimum Angka pori minimum Krapatan rlatif Brat isi volum tanah Angka pori Angka pori intrgranular Angka pori intrfin Sudut gsk Kohsi Tgangan gsr : Untuk tgangan normal 1 Untuk tgangan normal 2 Untuk tgangan normal % % 0 9,84 19,72 27,72 39,91 49,74 59,34 69,17 76,93 83, Gs 2,65 2,64 2,65 2,65 2,64 2,65 2,64 2,66 2,65 2,63 2,64 γ dmaks gr/cm 3 1,47 1,61 1,74 1,8 1,79 1,71 1,68 1,59 1,56 1,52 1,47 γ dmin gr/cm 3 1,33 1,46 1,51 1,57 1,55 1,44 1,39 1,35 1,25 1,20 1,13 maks 0,983 0,814 0,748 0,683 0,840 0,840 0,900 0,960 1,110 1,120 1,350 min 0,797 0,640 0,520 0,473 0,544 0,540 0,580 0,660 0,690 0,740 0,800 Dr % γ d gr/cm 3 1,40 1,53 1,62 1,68 1,66 1,56 1,52 1,46 1,39 1,34 1,28 0,890 0,727 0,634 0,578 0,595 0,690 0,740 0,810 0,900 0,970 1,070 c 0,890 0,919 1,042 1,254 f 1,488 1,384 1,233 1,160 1,130 1,079 1,074 φ ( ) 31,84 32,13 32,40 34,80 33,58 32,21 32,05 28,89 28,68 28,10 26,88 c kg/cm 2 0,09 0,14 0,14 0,13 0,11 0,16 0,10 0,12 0,12 0,12 0,13 τ kg/cm 2 Hasil Pngujian σ n1 kg/cm 2 0,0659 0,0666 0,0673 0,0737 0,070 0,0668 0,0664 0,0585 0,0580 0,0566 0,0538 σ n2 kg/cm 2 0,1317 0,1332 0,1346 0,1474 0,1408 0,1336 0,1328 0,1170 0,1160 0,1133 0,1075 σ n2 kg/cm 2 0,1976 0,1998 0,2019 0,2211 0,2112 0,2004 0,1992 0,1756 0,1741 0,1699 0,

4 Studi Prubahan Karaktristik Pasir Siuri Akibat Pnambahan Butiran Halus Nonplastis (Studi Kasus Fc > FC th ) (Tati Hardiyanti, Ida Sri Oktaviana dan Sriyati Ramadhani Dalam pnlitian ini, data primr diprolh dari pngujian di laboratorium, yang trdiri dari pngujian sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mkanik. Pngujian dilakukan untuk mnntukan karaktristik matrial pasir Siuri murni, butiran halus nonplastis (bahan tambah), srta campuran pasir Siuri dngan butiran halus nonplastis dngan variasi prsntas yang tlah ditntukan. Pngujian yang dilakukan mliputi pmriksaan distribusi ukuran butiran, brat isi, brat jnis, dan gsr langsung. Nilai-nilai paramtr hasil pngujian dan prhitungan yang akan dibahas lbih lanjut dapat dilihat pada Tabl 1. b. Pngaruh Pnambahan Butiran Halus Nonplastis Trhadap Prubahan Karaktristik Pasir Siuri Pnambahan butiran halus nonplastis dngan prsntas butiran yang brbda pada pasir Siuri, trnyata mmpngaruhi prubahan karaktristik dari pasir trsbut. Prubahan trsbut trbntuk dalam satu pola yang scara umum mndskripksikan prilaku pralihan atau transisi dari suatu kondisi dominan pasir yang trlihat pada prsntas 0% - 30%, mnjadi kondisi dominan butiran halus yaitu pada prsntas - 100%. Untuk lbih jlasnya akan dibahas lbih trinci di bawah ini, yang slanjutnya akan ditampilkan dalam bntuk grafik untuk ksluruhan prsntas (0%-100%). Namun untuk pmbahasan hanya dibatasi mulai dari pnambahan butiran halus sampai 100% butiran halus, karna pada batas inilah kondisi dominan butiran halus trjadi (FC>FC th ). Hubungan Antara Fin Contnt (FC) dngan γ dmaks, γ dmin dan γ d γ d FC (%) γd Max γd min Gambar 2. Grafik hubungan FC dngan γ d, γ dmin dan γ dmaks; Pada Gambar 2 tampak bahwa nilai γ d brada di antara nilai γ dmin dan γ dmaks. Slain itu, bisa dilihat juga bahwa siring dngan brtambahnya butiran halus nonplastis, nilai γ d, γ dmin dan γ dmaks juga akan mningkat sampai pada campuran dngan kadar 30% butiran halus, kmudian kmbali mnurun pada campuran dngan kadar butiran halus dan strusnya (sampai 100%). Hal ini mnunjukkan bahwa pnambahan butiran halus nonplastis yang mngisi pori antar butiran sragam pasir Siuri pastinya akan mningkatkan kpadatan dari campuran trsbut yang juga akan mmprbsar brat isi kringnya, ttapi hanya sampai pada kadar butiran halus thrshold ( 30% dan <). Kondisi sbaliknya akan trjadi pada saat kadar butiran halus nonplastis mncapai, karna kontribusi dalam campuran tlah bralih pada butiran halus yang jumlahnya smakin mningkat dan tlah mampu mmisahkan antar butiran pasir Siuri. Hubungan Antara Fin Contnt (FC) dngan maks, min dan FC (%) max min Gambar 3. Grafik hubungan FC dngan, min dan maks; Kondisi yang brbanding trbalik pada Gambar 3. Pada grafik ini, jlas trlihat bahwa siring dngan brtambahnya butiran halus nonplastis, nilai, maks dan min akan mnurun sampai pada campuran dngan kadar 30% butiran halus, kmudian kmbali mningkat pada campuran dngan kadar butiran halus dan strusnya (sampai 100%). Hal ini mnunjukkan bahwa pnambahan butiran halus nonplastis akan mngisi pori antar butiran sragam pasir Siuri dan pningkatan kadarnya scara trus mnrus akan smakin mmprkcil pori, sampai akhirnya tidak akan ada lagi pori pada campuran trsbut, yang artinya tlah mncapai kadar butiran halus thrshold ( 30% dan <). Kondisi sbaliknya akan trjadi pada saat kadar butiran halus nonplastis mncapai 19

5 INFRASTRUKTUR Vol. 3 No. 1 Juni 2013: 16 22, karna kontribusi dalam campuran tlah bralih pada butiran halus yang jumlahnya smakin mningkat (dominasi butiran halus) dan tlah mampu mmisahkan antar butiran pasir Siuri, shingga pningkatan jumlah butiran halus trsbut dianggap juga mmprbsar pori antar butiran kasar pasir Siuri. Hasil ini srupa dngan contoh pnlitian rlvan yang tlah dilakukan sblumnya, yang olh Cubrinovski & Ishihara, Hubungan Antara Fin Contnt (FC) Dngan Pada Krapatan Rlatif Yang Brvariasi Dr(%) Gambar 4. Grafik hubungan FC dngan 0% 10% 20% 30% 80% 90% 100% Sbagaimana yang trlihat pada gambar 4 bahwa antara angka pori () dan krapatan rlatif (Dr) mmiliki hubungan yang brbanding trbalik untuk stiap kondisi pasir, yaitu dngan mningkatnya krapatan rlatif maka nilai angka porinya akan mnurun, bgitu pula sbaliknya. Hal ini tntunya tlah ssuai dngan tori yang ada, bahwa dngan trisinya pori antar butiran maka akan smakin rapat kondisi suatu struktur tanah. Ditinjau dari pngaruh pnambahan butiran halusnya, trlihat stiap krapatan rlatif yang sama angka porinya mnurun sampai pada campuran dngan kadar 30% butiran halus, kmudian kmbali mningkat pada campuran dngan kadar butiran halus dan strusnya (sampai 100%). Hubungan Antara Fin Contnt (FC) Dngan f Pada Krapatan Rlatif Yang Brvariasi Brdasarkan hasil yang diprlihatkan pada Gambar 5, mnunjukkan bahwa smakin bsar nilai krapatan rlatif yang digunakan maka smakin kcil nilai angka pori intrfinnya. Jika dilihat pada Dr, nilai angka pori intrfin akan mngalami pnurunan siring dngan pnambahan prsntas butiran halus nonplastis. Kondisi ini brbanding trbalik dngan nilai pada angka pori saat stlah mlwati ambang batas f kandungan butiran halus (FCth) akan mngalami pningkatan Dr(%) Gambar 5. Grafik hubungan Fc dngan f 80% 90% 100% Hubungan antara angka pori (), angka pori maksimum ( maks ), angka pori minimum ( min ), angka pori intrgranular ( c ), dan angka pori intrfin ( f ) dngan adanya pngaruh pnambahan butiran halus nonplastis scara ksluruhan dapat disajikan dalam bntuk grafik, sbagaimana yang trlihat pada Gambar 6. Prmodlan grafik sprti ini mrujuk dari salah satu pnlitian rlvan sblumnya (Bahadori, dkk., 2008), yaitu untuk mmprlihatkan adanya paramtr baru yang lbih tpat untuk mngontrol kondisi kpadatan antar butiran pada tanah campuran, yang mncakup angka pori intrgranular ( c ) dan angka pori intrfin ( f ) FC (%) max min c f Gambar 6. Grafik Fin Contnt (Fc) dngan maks, min,, c dan f Pada gafik trsbut, trlihat bahwa nilai angka pori intrfin ( f ) mngalami pnurunan siring dngan pningkatan prsntas butiran halus. Pnurunan trsbut hanya trjadi pada prsntas lbih dari 0% butiran halus, karna pada prsntas sama dngan 0%, campuran tanah sama skali tidak mngandung butiran halus, mlainkan 100% butiran kasar atau pasir. Tlah dijlaskan scara tori bahwa untuk nilai angka pori yang kurang dari ambang batas kandungan butiran halus (FC th ), mnggunakan prhitungan 20

6 Studi Prubahan Karaktristik Pasir Siuri Akibat Pnambahan Butiran Halus Nonplastis (Studi Kasus Fc > FC th ) (Tati Hardiyanti, Ida Sri Oktaviana dan Sriyati Ramadhani angka pori intrgranular ( c ), karna pada kondisi ini butiran halus hanya dianggap sbagai pngisi rongga pada butiran kasar. Kondisi yang sbaliknya trjadi pada grafik trsbut untuk nilai angka pori intgranular ( c ) yang trus mningkat hingga mlwati ambang batas kandungan butiran halus (FC th ) siring dngan pnambahan butiran halus nonplastis. Pningkatan nilai trsbut hanya trjadi sampai pada prsntas lbih dari 90% dan kurang dari 100%, karna pada prsntas 100% tlah jlas bahwa campuran tanah sudah tidak mngandung pasir sama skali mlainkan 100% butiran halus. Scara tori kondisi dmikian jlas mnggunakan prhitungan angka pori intrfin ( f ) untuk prsntas butiran yang tlah mlwati ambang batas kandungan butiran halus (FC th ), karna pada kondisi ini butiran halus tlah mndominasi campuran sdangkan butiran kasar sudah tidak mmiliki pranan lagi, shingga angka pori yang trhitung hanyalah pori yang brada di antara butiran halus saja. Pada grafik ini mmprlihatkan adanya prpotongan garis antara nilai angka pori intrgranular ( c ) dan angka pori intrfin ( f ) yang kmungkinan prpotongan trsbut adalah nilai ambang batas kandungan butiran halus (FC th ) dari campuran pasir Siuri dngan butiran halus nonplastis pada variasi prsntas yang brbda. Prpotongan trsbut brada di antara prsntas 30%-, dan dapat diprkirakan brada pada prsntas 38% butiran halus. Hubungan antara Kuat gsr dngan angka pori () dan angka pori Intrfin ( f ) Tlah diktahui scara tori bahwa salah satu faktor yang mmpngaruhi kuat gsr pasir adalah angka pori. Karna angka pori akan brpngaruh pada krapatannya. Pada pngujian gsr langsung, bila angka pori rndah atau krapatan rlatif tinggi, maka nilai kuat gsr (sudut gsk dalam) akan tinggi (Hardiyatmo,1992). f Brdasarkan hasil yang diprlihatkan pada Gambar 7(a), mnunjukkan bahwa pada nilai angka pori yang sama dan tgangan normal yang sama, nilai kuat gsr mningkat siring dngan mningkatnya butiran halus nonplastis, sampai pada ambang batas kandungan butiran halus (FC th ). Stlah mlwati nilai FC th, hal yang sbaliknya trjadi yaitu nilai kuat gsrnya akan mnurun (FC th >) % 90% 100% Tgangan Gsr (kg/cm2) Tgangan Gsr (kg/cm2) (a) (b) Gambar 7. (a) Grafik hubungan antara kuat gsr (τ) dngan angka pori () dan (b). Grafik hubungan antara kuat gsr (τ) dngan angka pori intrfin ( f ) trhadap pnambahan butiran halus Brbanding trbalik dngan kondisi yang diprlihatkan pada gambar 7(b). Dari grafik mnunjukkan bahwa dngan pnambahan butiran halus nonplastis di atas ambang batas kandungan butiran halus (FC th 30%), akan mnybabkan pnurunan nilai angka pori intrfin ( f ). Hal ini trjadi karna pada kondisi ini prilaku dominan butiran halus tlah trjadi, shingga butiran halus mmisahkan spnuhnya butiran kasar pada jumlah butiran halus yang tinggi di atas jumlah butiran halus batas (FC th ). Sdangkan untuk nilai tgangan gsrnya juga mngalami 21

7 INFRASTRUKTUR Vol. 3 No. 1 Juni 2013: pnurunan siring mnurunnya nilai angka pori intrfin ( f ). KESIMPULAN 1. Brdasarkan nilai paramtr-paramtr yang tlah dibahas sblumnya, dapat dilihat bahwa trjadi prubahan karaktristik campuran dngan pola yang srupa, yang mnunjukkan nilai ambang batas butiran halus (FC th ) trjadi di antara 30%- pnambahan butiran halus nonplastis atau dapat diprkirakan brada pada prsnta 38% pnambahan butiran halus. 2. Untuk hubungan sifat fisik dan mkanik dari campuran pasir dngan butiran halus ini, nilai brat isi akan mningkat sdangkan nilai angka pori mngalami pnurunan sampai pada ambang batas kandungan butiran halus (FC th ), slanjutnya kondisi sbaliknya akan trjadi stlah mlwati nilai (FC th ) trsbut. 3. Hubungan angka pori intrfin ( f ) dngan Kuat gsr (τ) mnunjukkan bahwa dngan pnambahan butiran halus nonplastis di atas ambang batas kandungan butiran halus (FCth 30%), akan mnybabkan pnurunan nilai angka pori intrfin ( f ). Sdangkan untuk nilai tgangan gsrnya juga mngalami pnurunan siring mnurunnya nilai angka pori intrfin ( f ). Polito,C.P & Martin, II, J. R., 2001, Effcts of Nonplastic Fins On Th Liqufaction Rsistanc of Sands, 124(6), Thvanayagam, S., & Mohan, S., 2000, Intrgranular Stat Variabl and Strss-strain Bhavior of Silty Sands, Journal of Gotchniqu, 50(1), Thvanayagam,S., Shnthan, T., Mohan,S., & Liang, J. (2002). Undraind Fraglity of Clan sands, Silty Sands and Sandy Silty. Journal of, 128 (10), Yamamuro,J.A & Covrt,K.M., 2001, Monotonic and syclic liqufaction of vry loos sands with high silt contnt. Journal of Gotchnical and Gonvironmntal Enginring, ASCE, 127(4), DAFTAR PUSTAKA Bahadori.H., Ghalandarzadh.A., & Towhata.I., 2008, Effct of Non Plastis Silt on th Anisotropic Bhavior of Sand, Journal of Soils and Foundations, 48(4), Bowls,J.E., 1991, Mkanika Tanah (Sifat-sifat Fisis dan Gotknis Tanah), Edisi kdua. Erlangga. Jakarta. Cubrinovski.M., & Ishihara.K., 2002, Maximum and Minimum Void Ratio Charactristics of Sand. Journal of Soils and Foundations, 42(5), Hardiyatmo,H.C., 1992, Mkanika Tanah 1, PT.Gramdia Pustaka Utama. Jakarta. Oktaviana, Ida, S., 1996, Analisis Pasir Siuri Sbagai Altrnatif Bahan Pngganti Pasir Standar Sand Con, Tugas Akhir FT UNTAD, Palu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR. STUDI KARAKTERISTIK PASIR SIURI DENGAN PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC<FC th )

INFRASTRUKTUR. STUDI KARAKTERISTIK PASIR SIURI DENGAN PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC<FC th ) INFRASTRUKTUR STUDI KARAKTERISTIK PASIR SIURI DENGAN PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN Ad Yudha Iswara, Fahry Husin, Ludfi Djakfar, Hndi Bowoputro Jurusan Tknik Sipil Fakultas Tknik Univrsitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145,

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycin max L. Mrr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polythyln Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Evika Sandi Savitri Staf Pngajar Jurusan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika

Lebih terperinci

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5.1 Pndahuluan Efktivitas pngoprasian kapal di laut pada dasarnya sangat dipngaruhi olh klaiklautan (saworthinss) dan sakindlinss dari kapal itu

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG Horizontal and Vrtical Dformation at Soft Land Ground blow Trial Embankmnt in Kndal, Kaliwungu,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Komposisi Abu Skam Padi Bbrapa studi tlah dilakukan untuk mnganalisis kadar silika di dalam abu skam padi. Trdapat prbdaan tntang kadar silika dalam abu skam padi yang kmungkinan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

INERSIA Vol. V No. 1, Maret 2013 KORELASI ANTARA CBR RENDAMAN DENGAN PARAMETER FISIS PADA MATERIAL TIMBUNAN REKLAMASI LOKAL SAMARINDA

INERSIA Vol. V No. 1, Maret 2013 KORELASI ANTARA CBR RENDAMAN DENGAN PARAMETER FISIS PADA MATERIAL TIMBUNAN REKLAMASI LOKAL SAMARINDA KORELASI ANTARA RENDAMAN DENGAN PARAMETER FISIS PADA MATERIAL TIMBUNAN REKLAMASI LOKAL SAMARINDA Kukuh Prihatin Staff Pngajar Politknik Ngri Samarina Jurusan tknik Sipil ABSTRACT Lan vlopmnt with rclamation

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

DINAMIKA MESIN DAN TANAH MEKANIKA TANAH

DINAMIKA MESIN DAN TANAH MEKANIKA TANAH DINAMIKA MESIN DAN MEKANIKA Joko Pratyo, M.Si MEKANIKA A. Kompoii tanah Tanah trdiri dari : Butiran tanah yang padat (olid) Air (atr) Udara (air) MENGHITUNG OLUME BILA OLUME = = + + a = olum Solid = olum

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia Pngaruh Pngumuman Right Issu Trhadap Rturn Saham, Abnormal Rturn, Frkunsi Prdagangan, Volum Prdagangan, Risiko Saham dan Kapitalisasi Pasar Pada Prusahaan Proprty, Ral Estat and Building Construction yang

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI Pada bab ini akan dipaparkan scara singkat tntang gambaran umum kbradaan sklompok mahasiswa pada sbuahindkos ataupmondokan

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5)

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5) PENGARUH EGEN BOTTLENECK ITEATIK TERHAAP KARAKTERITIK LALU LINTA (TUI KAU: JL. JAIN GINTING K 14.5) Kristian Napitupulu ahasiswa Program arjana Tknik ipil Fakultas Tknik Univrsitas umatra Utara Jln. Prpustakaan

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

I. SIFAT SIFAT UMUM TANAH

I. SIFAT SIFAT UMUM TANAH I. SIFAT SIFAT UMUM TANAH BUTIR TANAH pori risi air pori utir Rongga :. Udara pnuh. Udara air. air pnuh Tanah dapat trdiri dari rapa agian. Tanah yang ring trdiri dari padat atau utiran dan pori-pori rongga

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2

Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2 ISSN 0125-9849, -ISSN 2354-6638 Ris.Go.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Pnlitian Gotknologi Lmbaga Ilmu Pngtahuan Indonsia ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RMR,,

Lebih terperinci

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Nama Lngkap Sriwahyuni Djamil Tmpat/ Tanggal Lahir Gorontalo, 07 Juli 1990 Agama Islam Jnis Klamin Prmpuan Nomor Induk Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL BAB IV SIMULASI MODEL Dalam Bab III tlah dilaskan sifat-sifat sistm dinamis dari modl k & t) = yˆ t) k t), =, srta modl k& t) = yˆ k t), k t)) k t) =, khssnya φ η) = 0. Skarang akan dibat simlasi modl

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU Novi Frlinita Sari 1, Tri Umari 2, Abu Asyari 3 Email :

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG x u comparator MVV RMVV vcc rst vcc rst COUNTER IC 407 COUNTER IC 407 0 0 switch cntral N N2 N3 N4 switch cabang rlay rlay snsor snsor out put out put BLOCK RANGKAIAN RELA BLOCK RANGK TRANSDUCER AC AC

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT ISSN 2088-9321 ISSN -2502-5295 pp. 41-48 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT Frdiansyah Novriza 1, Rnni Anggraini 2, Sugiarto 3 1)

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS Irwanda Pratama 1*, Lia Dstiarti 1, Nurlina 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Univrsitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci