BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA"

Transkripsi

1 BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional Kusus (TIK). Maasiswa dapat mnjlaskan sistm pipa dngan turbin dan pompa. Maasiswa dapat mnjlaskan prinsip sistm pipa sri, pipa kivaln, pipa pararl dan pipa brcabang. Maasiswa dapat mngitung bsarnya dbit dan kilangan nrgi pada sistm dan jaringan pipa 4. Maasiswa dapat mrncanakan sistm dan jaringan pipa 7.. Pndauluan Sistm prpipaan brungsi untuk mngalirkan zat cair dari satu tmpat k tmpat yang lain. Aliran trjadi karna adanya prbdaan tinggi tkanan di kdua tmpat, yang bisa trjadi karna adanya prbdaan lvasi muka air atau karna adanya pompa. Bbrapa conto sistm prpipaan adala pngaliran minyak antar kota/dara (misalnya angkutan minyak prtamina dari Cilacap k Yogyakarta), pipa pmbawa dan pipa psat dari waduk k turbin pmbangkit listrik tnaga air, jaringan air minum diprkotaan, dan sbagainya. 7. Pipa ngan Turbin i dalam pmbangkit tnaga listrik, tnaga air digunakan untuk mmutar turbin. Untuk mndapatkan kcpatan yang bsar guna mmutar turbin, pada ujung pipa dibri curat. Sprti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. dngan

2 mnganggap kilangan tnaga skundr kcil maka dispanjang pipa garis tnaga brimpit dngan garis tkanan. Garis tnaga turun scara tratur (prlaanlaan), karna adanya kilangan tnaga akibat gskan. i bagian curat, garis tnaga turun dngan tajam mnuju ujung ilir curat dimana tkanan adala atmosr. H s Garis tnaga H Garis tkanan V s Gambar 7. Pipa dngan curat ngan mnganggap kilangan tnaga skundr diabaikan, tinggi tkanan kti H adala sama dngan tinggi statis H s dikurangi kilangan tnaga akibat gskan. H H s Kilangan tnaga dibrikan ol prsamaan arcy-wisbac : V 8 g gπ Mngingat V / A / ¼ π ngan dmikian tinggi tkanan kti adala : 8 H H s - (7.) gπ 7

3 aya yang trsdia pada curat : H γ (kg m/dtk) (7.) ngan: dbit aliran (m /dtk) H tinggi tkanan kti (m) γ brat jnis zat cair (kg/m ) Apabila dikndaki satuan dalam p (ors powr,daya kuda) maka: Hγ ( p) (7.) 7 Apabila isinsi turbin adala η maka daya yang dibrikan ol turbin adala: Hγη ( p) (7.4) 7 Substitusi dari prsamaan (7.) k dalam prsamaan (7.4) maka : γη 8 H s (7.) 7 gπ 7.. Pipa ngan Pompa Jika pompa mnaikkan zat cair dari kolam satu k kolam lain dngan slisi lvasi muka air H sprti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. maka daya yang digunakan ol pompa untuk mnaikkan zat cair stinggi H s adala sama dngan tinggi H ditamba dngan kilangan tnaga slama pngaliran dalam pipa trsbut. Kilangan tnaga adala kivaln dngan pnambaan tinggi lvasi, singga knya sama dngan jika pompa mnaikkan zat cair stinggi H H + 7

4 . alam gambar trsbut tinggi kcpatan diabaikan singga garis tnaga brimpit dngan garis tkanan. H H H P/γ B A P/γ P H Gambar 7.. Pipa dngan pompa Kilangan tnaga trjadi pada pngaliran pipa dan yaitu sbsar dan. Pada pipa yang mrupakan pipa isap, garis tnaga (dan tkanan) mnurun sampai dibawa pipa. Bagian pipa dimana garis tkanan di bawa sumbu pipa mmpunyai tkanan ngati. Sdang pipa mrupakan pipa tkan. aya yang diprlukan pompa untuk mnaikkan zat cair : atau Hγ ( kg m/dtk) (7.6) η Hγ ( p) (7.7) 7η dngan η adala isinsi pompa. Pada pmakaian pompa, isinsi pompa digunakan sbagai pmbagi dalam rumus daya pompa 7

5 7.4. Pipa Hubungan Sri Apabila suatu saluran pipa trdiri dari pipa-pipa dngan ukuran yang brbda, pipa trsbut adala dalam ubungan sri. Gambar 7. mnunjukkan suatu sistm tiga pipa dngan karaktristik brbda yang diubungkan scara sri. Panjang, diamtr, dan koisin gskan masing-masing pipa adala,, ;,, ; dan,,. Jika bda tinggi muka air kdua kolam diktaui, akan dicari bsar dbit aliran dngan mnggunakan prsamaan kontinuitas dan nrgi (Brnoulli). angka prtama yang arus dilakukan adala mnggambarkan garis tnaga. Sprti trliat dalam Gambar 7. garis tnaga akan mnurun k ara aliran. Kilangan tnaga pada masing-masing pipa adala,, dan. ianggap bawa kilangan tnaga skundr cukup kcil singga diabaikan. (7.8) H H H H A H H B Gambar 7.. Pipa dalam ubungan sri 74

6 ngan mnggunakan prsamaan Brnoulli untuk titik dan (pada garis aliran) adala : P V P V + + z z + γ g γ g Pada kdua titik tinggi tkanan adala H dan H, dan kcpatan V V 0 (tampang aliran sangat bsar) singga prsamaan di atas mnjadi : z + H z + H (z + H ) (z + H ) + + atau H + + (7.9) ngan mnggunakan prsamaan arcy-wisbac, prsamaan (7.9) mnjadi : V V V H + + (7.0) g g g Untuk masing-masing pipa, kcpatan aliran adala : V / (¼ π ) ; V / (¼ π ) ; V / (¼ π ) Substitusi nilai V, V, dan V k dalam prsamaan (7.0) maka akan di dapat: 8 H + + (7.) gπ bit aliran adala: ( / + / + / ) / π gh (7.) 4 Kadang-kadang pnylsaian pipa sri dilakukan dngan suatu pipa kivaln yang mmpunyai pnampang sragam. Pipa disbut kivaln apabila kilangan tkanan pada pngaliran di dalam pipa kivaln sama dngan pipa-pipa yang 7

7 diganti. Sjumla pipa dngan brmacam-macam nila,, dan akan dijadikan mnjadi satu pipa kivaln. Untuk itu diambil diamtr dan koisin gskan dari pipa yang trpanjang (atau yang tla ditntukan) dan kmudian ditntukan panjang pipa kivaln. Kilangan tnaga dalam pipa kivaln : 8 H (7.) gπ + + (7.4) 7.. Pipa Hubungan Pararl Pada kadaan dimana aliran mlalui dua atau lbi pipa diubungkan scara pararl sprti dalam Gambar 7.4 maka prsamaan kontinuitas adala : + + (7.) Prsamaan trsbut dapat ditulis dalam bntuk : ¼ π ( V + V + V ) (7.6) Prsamaan nrgi : H (7.7) Prsamaan trsbut dapat ditulis dalam bntuk : V V V H (7.8) g g g 76

8 77 Gambar 7.4. Pipa ubungan pararl Panjang pipa kivaln ditntukan dngan cara yang sama sprti pada ubungan sri. ari prsamaan (7.6) di dapat : / / H g 4 π ngan cara sprti di atas : / / H g 4 π / / H g 4 π / / H g 4 π Substitusi prsamaan trsbut k dalam prsamaan (7.) maka akan di dapat : / / / / + + (7.9) A B H

9 7.6. Pipa Brcabang Sring suatu pipa mngubungkan tiga atau lbi kolam. Gambar 7. mnunjukkan suatu sistm pompa brcabang yang mnguungkan tiga bua kolam. Akan di cari dbit aliran mlalui tiap-tiap pipa yang mngubungkan ktiga kolam trsbut apabila panjang, diamtr,macam pipa (kkasaran k), dibrikan dan rapat massa srta kkntalan zat cair diktaui. Garis tkanan akan brada pada muka air di tiap-tiap kolam, dan akan brtmu pada satu titik di atas titik cabang T. bit aliran mlalui tiap pipa ditntukan ol kmiringan garis tkanan masing-masing. Ara aliran sama dngan ara kmiringan (pnurunan) garis tnaga. A Z A A T T Z B A Gambar 7.. Pipa mngubungkan tiga kolam Prsamaan kontinuitas pada titik cabang, yaitu aliran mnuju titik cabang T arus sama dngan yang mninggalkan T. Pada gambar trsbut trliat bawa aliran akan kluar dari kolam A dan masuk k kolam C. Aliran kluar atau masuk 78

10 k dalam kolam B trgantung pada siat pipa dan srta lvasi muka air kolam A, B, dan C. Prsamaan kontinuitas adala sala satu dari kdua bntuk brikut: + (7.0) atau + (7.) Yang trgantung apaka lvasi garis tkanan di titik cabang lbi bsar atau lbi kcil dari pada lvasi muka air kolam B. Prsamaan (7.0) brlaku apabila lvasi garis tkanan di T lbi tinggi dari lvasi muka air kolam B, dan apabila sbaliknya brlaku prsamaan (7.). Prosdur itungan adala sbagai brikut :. Anggap garis tkanan di titik T mmpunyai lvasi T.. Hitung,, dan untuk kadaan trsbut.. Jika prsamaan kontinuitas dipnui, maka nilai,, dan adala bnar. 4. Jika aliran mnuju T tidak sama dngan aliran mninggalkan T, di buat anggapan baru lvasi garis tkanan di T, yaitu dngan mnaikkan garis tkanan di T apabila aliran masuk lbi bsar daripada aliran kluar dan mnurunkannya apabila aliran masuk lbi kcil dari aliran kluar.. Ulangi prosdur trsbut sampai dipnuinya prsamaan kontinuitas. Pada kadaan sprti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. dngan mnganggap bawa lvasi muka air kolam C sbagai bidang rrnsi dan dianggap bawa lvasi garis tkanan di T di bawa lvasi muka air kolam B ( T < z B ) maka prsamaan aliran mmpunyai ubungan sbagai brikut ini. Prsamaan nrgi : 79

11 V z A - T (7.) g V z B - T (7.) g V (7.4) g T Prsamaan kontinuitas : + (7.) ari prsamaan di atas, jika z A, z B, dan siat-siat pipa diktaui maka T,,, dan dapat diitu 7.7. Jaringan Pipa Pmakaian jaringan pipa dalam bidang tknik sipil trdapat pada sistm jaringan distribusi air minum. Sistm jaringan ini mrupakan bagian yang paling maal dari suatu prusaaan air minum. Ol karna itu arus dibuat prncanaan yang tliti untuk mndapatkan sistm distribusi yang isin. Jumla atau dbit air yang disdiakan trgantung pada jumla pnduduk dan macam industri yang dilayani. Analisis jaringan pipa ini cukup rumit dan mmrlukan pritungan yang bsar, ol karna itu pmakaian komputr untuk analisis ini akan mngurangi ksulitan. dilakukan. Untuk jaringan kcil, pmakaian kalkulator untuk itungan masi Ada bbrapa mtod untuk mnylsaikan pritungan sistm jaringan pipa, diantaranya adala mtod Hardy Cross dan mtod matriks. 80

12 alam buku ini anya akan dibaas mtod Hardy Cross. Gambar 7.6 adala conto suatu sistm jaringan pipa. 4 Gambar 7.6. Conto suatu sistm jaringan pipa Aliran kluar dari sistm biasanya dianggap trjadi pada titik-titik simpul. Mtod Hardy Cross ini dilakukan scara itrati. Pada awal itungan dittapkan dbit aliran mlalui masing-masing pipa scara smbarang. Kmudian diitung dbit aliran di smua pipa brdasarkan nilai awl trsbut. Prosdur itungan diulangi lagi sampai prsamaan kontinuitas di stiap titik simpul dipnui. Pada jaringan pipa arus dipnui prsamaan kontinuitas dan tnaga yaitu :. Aliran di dalam pipa arus mmnui okum-ukum gskan pipa untuk aliran dalam pipa tunggal. 8 gπ. Aliran masuk k dalam tiap-tiap simpul arus sama dngan aliran yang kluar. i 0 (7.6) 8

13 . Jumla aljabar dari kilangan tnaga dalam satu jaringan trtutup arus sama dngan nol. 0 (7.7) 7.8. Rumus Kilangan Tnaga Akibat Gskan Stiap pipa dari sistm jaringan trdapat ubungan antara kilangan tnaga dan dbit. Scara umum ubungan trsbut dinyatakan dalam bntuk : k m (7.8) ngan m trgantung pada rumus gskan pipa yang digunakan, dan koisin k trgantung pada rumus gskan pipa dan karaktristik pipa. Sbnarnya nilai pangkat m tidak slalu konstan, kcuali bila pngairan brada pada kadaan idraulis kasar, yang sdapat mungkin diindari. Akan ttapi karna prbdaan kcpatan pada masing-masing pipa tidak bsar, maka biasanya nilai m di anggap konstan untuk smua pipa. Sbagai conto untuk rumus arcy-wisbac. k (7.9) ngan: 8 (7.0) gπ 7.9. Mtod Hardy Cross ianggap bawa karaktristik pipa dan aliran yang masuk dan mninggalkan jaringan pipa diktaui dan akan diitung dbit pada stiap lmn dari jaringan trsbut. Jika tkanan pada sluru jaringan juga diitung, maka 8

14 tinggi tkanan pada satu titik arus diktaui. Prosdur pritungan dngan mtod Hardy Cross adala sbagai brikut :. Pili pmbagian dbit mlalui tiap-tiap pipa 0 ingga trpnui syarat kontinuitas.. Hitung kilangan tnaga pada tiap pipa dngan rumus k.. Jaringan pipa dibagi mnjadi sjumla jaring trtutup sdmikian singga tiap pipa trmasuk dalam paling sdikit satu jaring. 4. Hitung jumla krugian tinggi tnaga skliling tiap-tiap jaring, yaitu 0.. Hitung nilai k untuk tiap jaring. 6. Pada tiap jarring diadakan korksi dbit supaya kilangan tinggi tnaga dalam jarring simbang. Adapun korksinya adala : k 0 (7.) k 0 7. ngan dbit yang tla dikorksi sbsar 0 +, prosdur dari no. sampai no.6 diulangi ingga akir 0, dngan adala dbit sbnarnya, 0 adala dbit dimisalkan, dan adala dbit korksi. Pnurunan rumus (7.) adala sbagai brikut : k k ( 0 + ) k 0 + k 0 + k Untuk << 0 maka 0 singga : k 0 + k 0 8

15 Jumla kilangan tnaga dalam tiap jaringan adala nol : 0 k 0 k 0 0 k k 0 Untuk jaringan pipa yang cukup bsar itungan dilakukan dngan komputr, ttapi untuk jaringan kcil/sdrana dapat mnggunakan kalkulator. Hitungan jaringan pipa sdrana dilakukan dngan mmbuat tabl untuk stiap jaring. alam stiap jaring trsbut jumla aljabar kilangan tnaga adala nol, dngan catatan aliran sara jarum jam (ditinjau dari pusat jaringan) dibri tanda positi, sdang yang brlawanan brtanda ngati. Untuk mmudakan itungan, dalam tiap jaringan slalu dimulai dngan aliran yang sara jarum jam. Korksi dbit diitung dngan rumus (7.). Ara korksi arus dissuaikan dngan ara aliran. Apabila dalam satu jaring kilangan tnaga karna aliran sara jarum jam lbi bsar dari yang brlawanan ( k 0 > 0) maka ara korksi dbit adala brlawanan jarum jam (ngati). Jika suatu pipa mnyusun dua jaring, maka korksi dbit untuk pipa trsbut trdiri dari dua bua yang diprol dari dua jaring trsbut. Hasil itungan yang bnar di capai apabila 0. 84

16 7.0. Prlatian ) Kolam A dan B dngan bda tinggi muka air m (kolam A lbi tinggi ari kolam B) diubungkan ol srangkaian pipa,, dan yang diubungkan scara sri. Pipa ( 0, 600 m, 0,06), pipa ( 0, 400 m, 0,04), dan pipa ( 4, 40 m, 0,8). Kilangan tinggi tnaga skundr diabaikan. a. Tntukan dbit pipa b. Tntukan tkanan pada titik-titik sambung pipa jika jarak antara muka air pada kdua kolam dan sumbu pipa 0 m (rangkaian pipa dianggap lurus) c. Tntukan panjang pipa kivaln (tradap pipa trpanjang) Pnylsaian Karaktristik pipa : 600 m 0 0, m 0 0,04 40 m 4 0,8 a. Mncari dbit aliran Prsamaan tnaga H gπ gπ gπ 8 x 0,06 x x 0,04 x x 0,08 x ,8x π x 0,76 9,8 x π x 0,08 9,8 x π x 0, mnjadi : ngan prsamaan kontinuitas maka prsamaan diatas,088 +, ,9 8

17 4,7,006 m /dtk b. tkanan pada titik sambung Tkanan di titik C dan E dapat diitung brdasarkan tinggi tkanan di titik C dan E (jarak vrtikal dari kdua titik trsbut tradap garis tkanan). Sbagai cinto tinggi tkanan di titik C adala : P c γ 0 + x ngan x adala jarak vrtikal dari titik C k sambungan kolam dan ujung ulu pipa. Jarak vrtikal dari titik C dan E sampai garis orisontal mlalui ujung ulu sambung pipa : x y ( + + ) ( + + ) + H H 40 ( ) 0,4 m ( ) 7,4m 8,088 x gπ (,006), m 8,677 x gπ Tinggi tkanan di titik C : (,006),84 m P C γ 0 + x 0 + 0,4, 7, m P C 7, γ 7, t/m 7, x (000 / 0.000) P C,7 kg/cm (MKS) 86

18 atau P C 7, ρg 7, x 000 x 9, N/m P C 68,98 kn/m (SI) Tkanan di titik E : PE γ 0 + y ( + ) 0 + 7,4 6,967 0,74 m P E 0,74 x 0,74 t/m,074 kg/cm (MKS) atau P E 0,74 x 000 x 9, N/m 00,788 kn/m (SI) c. panjang pipa kivaln Panjang pipa kivaln diitung dngan prsamaan: + + Nila dan disamakan dngan nilai trsbut dari pipa, singga : ( 0,76) 0,06 0,06 x 600 0,04 x 400 0,08 x ( 0,76) ( 0,08) ( 0,6096) 480,76 m ). Air di pompa dari kolam A k kolam B mlalui pipa ( 4, 40 m) yang kmudian brcabang mnjadi pia (, 600 m) dan pipa ( 8, 600 m). Pompa trltak pada kolam A dan muka air kolam B brada 60 m di atas air kolam A. Koisin gskan () untuk smua pipa 0,0. bit aliran 00 l/dtk. a. Tntukan panjang pipa kivaln tradap pipa b. aya pompa dalam tnaga kuda (isinsi pompa 7 %) c. bit masing-masing pipa brcabang 87

19 Pnylsaian Karaktristik pipa : 40 m 4 0,6096 0,0 600 m 0,048 0,0 600 m 8 0,47 0,0 Rumus kilangan tnaga karna gskan : 8 gπ atau gπ 8 a. Panjang kivaln untuk pipa pararl Bagian pipa yang mmpunyai ubungan pararl (pipa dan pipa ) di ganti ol pipa kivaln tradap pipa. / / + / ngan mngambil dan, maka : ( 0,6096) / ( 0,048) / ( 0,47) 0,0 x 0,0 x 600,06 0, ,0408 6, m total + 8, m + 0,0 x 600 / 88

20 b. Mngitungkan daya pompa Hitungan didasarkan pada panjang pipa kivaln. 8 x 0,0 x 8, 9,8 x π x ( 0,6096) ( 0,), m Tinggi tkanan kti : aya pompa : H H s , 6, m Hγ 0, x 6, x 000 7, p 7η 7 x 0,7 c. Mngitung dbit pompa di pipa dan pipa alam prtanyaan (a) tla diitung panjang pipa kivaln yang mnggantikan pipa pararl dan. bit aliran yang mlalui pipa kivaln trsbut adala 00 l/dtk. Kilangan tnaga pada masing-masing pipa yang mmpunyai ubungan pararl adala sama. 8 gπ 8 x 0,0 x 6, π x 9,8x ( ) ( ) 0,6096 0,,4049 m Untuk mngitung dbit pipa digunakan ubungan,4049 m 8,4049 gπ π 8 x 0,0 x 600 x 9,8x ( 0,048) atau 0,07988 m /dtk 79,88 l/dtk Mngitung dbit pipa yaitu,4049 m 89

21 8,4049 gπ π 8 x 0,0 x 600 x 9,8x ( 0,47) di dapat 0,0 m /dtk 0, l/dtk alam prtanyaan (c) di atas, itungan dilakukan brdasarkan pipa kivaln. Untuk mngitung dbit aliran bisa juga mnggunakan sistm pipa yang ada. Brikut ini dibrikan cara itungan trsbut. Kilangan tnaga spanjang aliran : atau + + dngan mnyamakan kdua prsamaan trsbut di dapat : 8 gπ 8 gπ π 8 x 0,0 x 600 x 9,8 x 8 x 0,0 x 600 ( 0,048) π x 9,8 x ( 0,47) atau 0,6 Prsamaan kontinuitas : + 0, 0,6 + 0,0 m /dtk 0, l/dtk 90

22 bit pipa : aya pompa : 00 0, 79,9 l/dtk 8 8 x 0,0 x 600 gπ π x 9,8 x ( ) ( ) 0,048 0,07988,4049 m 8 8 x 0,0 x 40 gπ π x 9,8 x +, ,79,0 m H s , 6, m Hγ 0, x 6, x 000 7, p 7η 7 x 0,7 ( ) ( ) 0,6096 0, 0,79 m ). iktaui pipa brcabang (Gambar.9), ujung pipa trbuka k udara luar (tkanan atmosr). ata pipa adala 440 m, 60 mm ; 00 m, 406 mm ; 0 m, 0 mm. Nilai smua pipa adala sama yaitu 0,09. Hitung dbit masing-masing pipa. Pnylsaian z A lvasi A lvasi 96,7 6,6 4, m z B lvasi B lvasi 90,0 6,6 7,4 m Karna lvasi garis tkanan di C tidak diktaui (smua aliran tidak diktaui), maka pnylsaian dilakukan dngan cara coba-banding. Pmisalan I ianggap lvasi garis tkanan di C sama dngan lvasi muka air di B. Jadi aliran k atau dari kolam B adala nol. 9

23 0 C lvasi garis tkanan di C lvasi z B 90,0 6,6 7,4 m Kilangan tnaga di pipa : z A C 4, 7,4 6,7 m 8 8 x 0,09 x 440 6,7 gπ π x 9,8 x Kilangan tnaga di pipa : 0 atau 0 Kilangan tnaga di pipa : c 7,4 m ( 0,6) 0,m /dtk 8 7,4 gπ π 8 x 0,09 x 0 x 9,8 x ( 0,0) 0,7 m /dtk islidiki prsamaan kontinuitas : ( + ) 0, (0 + 0,7) 0,4 > 0 Jadi prsamaan kontinuitas blum dipnui. Hasil itungan dngan pmisalan trsbut mnunjukkan bawa garis tkanan di C arus dinaikkan, singga akan mngurangi aliran dar A dan mnaikkan aliran k dan dngan pnambaan aliran k B. Pmisalan II Elvasi garis tkanan di C adala 9,0 m (pmisalan smbarang) C 9,0 6,6 0,4 m 9

24 4, 0,4,7 m / / gπ 8 C z B 0,4 7,4,0 m,7 x 9,8 x π x (0,6) 8 x 0,09 x 440 / / gπ 8 C 0,4 m,0 x 9,8x π x (0,406) 8 x 0,09 x 00 / / gπ 8 0,4 x 9,8 x π x (0,0) 8 x 0,09 x 0 0,m /dtk 0,07 m /dtk 0,66 m islidiki prsamaan kontinuitas : ( + ) 0, (0,07 + 0,66) - 0,04 < 0 Jadi prsamaan kontinuitas blum dipnui. Pmisalan III Pmisalan brikutnya dilakukan dngan cara intrpolasi brdasarkan asil itungan pada pmisalan I dan II dngan mnggunakan Gambar 7. yang mrupakan ubungan antara (ordinat) dan ( + ) (absis). Brdasarkan ukum sgitiga sbangun : /dtk 0,04 x 0,4 (0, 0, x) Pmisalan brikutnya adala : 0, + x 0,48 x 0,07 ngan diktaui maka dapat diitung. 8 8 x 0,09 x 440 (0,48) 4,6 m gπ π x 9,8 x ( 0,6) 9

25 Elvasi garis tkanan di C 96,7 4,6 9,44 m C 9,44 6,6 9,84 m 9,84 7,4,44 m bit pipa : / / gπ 8 C 9,84 m,44 x 9,8x π x (0,406) 8 x 0,09 x 00 / / gπ 9,84 x 9,8x π x (0,0) 8 8 x 0,09 x 0 islidiki prsamaan kontinuitas : 0,097 m /dtk 0,64 m ( + ) 0,48 (0,097 0,64) - 0,0 < 0 Jadi prsamaan kontinuitas blum dipnui. Pmisalan IV Pmisalan brikutnya dilakukan dngan intrpolasi sprti pada pmisalan III, yaitu brdasarkan asil itungan pada pmisalan II dan III. /dtk 0,04 0,0 0,04 0,48-0, x x 0,0 0, + x 0,6 m /dtk ngan cara sprti pada langka sblumnya, di dapat : 4,7 m Elvasi garis tkanan di C 96,7 4,7 9,6 m C 9,6 6,6 9,6 m C z B,6 m 0,09 m /dtk 94

26 Kilangan tnaga pada pipa : C 9,6 m idapat : 0,6 m /dtk Prsamaan kontinuitas : ( + ) 0,00 0 (suda dipnui) Jadi : 0,6 m /dtk ; 0,09 m /dtk ; 0,6 m /dtk 9

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2 Soal: Dibrikan suatu lapisan tana sprti trliat pada Gambar 1a. Tbal lapisan pasir 4m dan tbal lapisan lmpung 8m. Muka air tana (MAT) trdapat pada kdalaman 3m dari prmukaan tana. Brat isi pasir di atas

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

PERHITUNGAN OUTAGE RATE

PERHITUNGAN OUTAGE RATE Makala Sminar Tugas Akir PERHITUNGAN OUTAGE RATE AKIBAT SAMBARAN KILAT TIDAK LANGSUNG PADA SALURAN DISTRIBUSI 2 K (STUDI KASUS : FEEDER SRL 4 GI SRONDOL) Fuad Hidaanto - L2F 2 579 Jurusan Tknik Elktro

Lebih terperinci

Pengontrolan Penjejak Dinding dengan Batasan Orientasi pada Kursi Roda Robotik

Pengontrolan Penjejak Dinding dengan Batasan Orientasi pada Kursi Roda Robotik J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 8 (), 016 ISSN : 085-517 Pngontrolan Pnjjak Dinding dngan Batasan Orintasi pada Kursi Roda Robotik 1 Stpn Andronicus, 1 Amrial Nainggolan, 1 Antony Anggriawan Siswoyo

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

BAB VIII KRISTAL SEMIKONDUKTOR

BAB VIII KRISTAL SEMIKONDUKTOR Pndauluan Fisika Zat Padat BAB VIII KRISTAL SEMIKONDUKTOR Indikator :. Dapat mmbdakan jnis smikonduktor. Dapat mngitung konsntrasi lktron dan konsntrasi ol smikonduktor 3. Dapat mmbdakan antara lktron

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU 4 ANALISIS SAMBUNGAN PAKU Alat sambung paku masih sring ijumpai paa struktur atap, ining, atau paa struktur rangka rumah. Tbal kayu yang isambung biasanya tiak trlalu tbal brkisar antara 0 mm sampai ngan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTERPOLASI HERMITE KUBIK DALAM PENYELESAIAN PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGGUNAAN INTERPOLASI HERMITE KUBIK DALAM PENYELESAIAN PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE ELEMEN HINGGA JM Volum I Nomor Juli PNGGNAAN INTRPOLASI RMIT KBIK DALAM PNYLSAIAN PRSAMAAN STRM-LIOVILL DNGAN MTOD LMN INGGA Dwi Maryono Proram Studi Pndidikan Matmatika FKIP NS ABSTRAK Pnrapan matmatika dalam bidan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG x u comparator MVV RMVV vcc rst vcc rst COUNTER IC 407 COUNTER IC 407 0 0 switch cntral N N2 N3 N4 switch cabang rlay rlay snsor snsor out put out put BLOCK RANGKAIAN RELA BLOCK RANGK TRANSDUCER AC AC

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Ringkasan atri Kuliah ETODE-ETODE DASAR PERSAAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Pndahuluan Prsamaan dirnsial adalah prsamaan ang mmuat turunan satu atau bbrapa) ungsi ang takdiktahui skipun prsamaan sprti itu harusna

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

TURUNAN RANGKUMAN MATERI. '( x) lim. '( x) lim lim 0. Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan sebagai berikut. f (x+h) f (x) x x + h

TURUNAN RANGKUMAN MATERI. '( x) lim. '( x) lim lim 0. Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan sebagai berikut. f (x+h) f (x) x x + h TURUNAN RANGKUMAN MATERI Turunan fungsi f() traap ifinisikan sbagai brikut f f ( ) f ( ) '( ) lim 0 f (+) f () + Scara gomtri turunan fungsi i = mrupakan grain/kmiringan kurva fungsi trsbut i =. Torma:

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

Materi : 5.1. Kapasitas panas fonon 5.2. Rapat keadaan model Debye 5.3. Temperatur Debye 5.4. Persamaan Debye T 3

Materi : 5.1. Kapasitas panas fonon 5.2. Rapat keadaan model Debye 5.3. Temperatur Debye 5.4. Persamaan Debye T 3 IIKAOR Maasiswa arus dapat : Mnntuan rapat adaan modl y. Mngitung tmpratur y. Mngitung apasitas panas fonon. Mnggunaan prsamaan y untu apasitas panas fonon. Matri : 5.. Kapasitas panas fonon 5.. Rapat

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas Pngaruh Posisi Pipa Sgi Empat dalam Aliran Fluida Trhadap Prpindahan Panas Kaprawi Jurusan Tknik Msin, Fakultas Tknik UNSRI, Palmbang E-mail: kaprawis@yahoo.com ABSTRAK Sbuah pipa brpnampang sgi mpat dipasang

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

Teori graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objekobjek dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Teori graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objekobjek dan hubungan antara objek-objek tersebut. 06//0 Tori graf Sumiyatun, S.Kom Pndahuluan Graf digunakan untuk mrprsntasikan objkobjk dan hubungan antara objk-objk trsbut. Gambar di bawah ini sbuah graf yang mnyatakan pta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 5 Transformasi Fourier

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 5 Transformasi Fourier TKE 403 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 5 Transformasi Fourir Bagian II Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Tknik Elkro Fakulas Tknik dan Ilmu Kompur Univrsias Mrcu Buana Yogyakara 009 KULIAH 5

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1 8. FUNGSI TRANSENDEN MA4 KALKULU I 8. Fungsi Invrs Misalkan : D R a y dngan () Dinisi 8. Fungsi y () disbut satu-satu jika (u) (v) maka u v atau jika u v maka ( u) ( v) y y y u v ungsi y satu-satu ungsi

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1 8. FUNGSI TRANSENDEN MA4 KALKULU I 8. Invrs Fungsi Misalkan : D R! y dngan () Dinisi 8. Fungsi y () disbut satu-satu jika (u) (v) maka u v atau jika u v maka ( u) ( v) y y y u v ungsi y satu-satu ungsi

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK MODELING PENGTURN KECEPTN MOTOR DC DENGN SIMULINK Olh : I N Satya Kumara Staf Pngajar Tknik Elktro Univrsitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Email: ins_kumara@yahoo.com Intisari Motor arus sarah (motor

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN ETODE DIALLEL Hruna Tanty athmatics & Statistics Dpartmnt, School of Computr Scinc, Binus Univrsity Jl. K. H. Syahdan No. 9 Palmrah Jakarta Barat 11480 hrunatanty@yahoo.com

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

GABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1

GABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 TEGSN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 UNIT 10 RINSI GBUNGN OBJEKTIF : mplajari dan mmahami prinsip gabungan tgasan trus dan tgasan lntur, prkaitannya dngan bban sipi, strusnya mngira dan mlakar taburan tgasan

Lebih terperinci

Transformasi Peubah Acak (Lanjutan)

Transformasi Peubah Acak (Lanjutan) Dpt. Statistika IPB, 0 Transormasi Pubah Acak Lanjutan B. Mtod Pnggantian Pubah Mtod ini mrupakan pngmbangan dari mtod ungsi sbaran. Misalkan diktahui kp bagi p.a. adalah x. Jika didinisikan p.a. lainna

Lebih terperinci

BAB 4 MODEL MATEMATIKA PENGARUH TERAPI OBAT TERHADAP DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 4 MODEL MATEMATIKA PENGARUH TERAPI OBAT TERHADAP DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 4 MODEL MATEMATIKA PENGARUH TERAPI OBAT TERHADAP DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH Sjak bbrapa ahun yang lalu, ilmuwan asal Amrika Marin Nowak dan Sbasian Bonhoffr mncoba mmplo daa dari pnliian oba ani-hiv.

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TRANSFER MOMENTUM (MEKANIKA FLUIDA) : STUDI GAYA DAN PERGERAKAN FLUIDA DINAMIKA FLUIDA : STATIKA FLUIDA : FLUIDA KALA GERAK

TRANSFER MOMENTUM TRANSFER MOMENTUM (MEKANIKA FLUIDA) : STUDI GAYA DAN PERGERAKAN FLUIDA DINAMIKA FLUIDA : STATIKA FLUIDA : FLUIDA KALA GERAK FLUA STATS TRANSFER MOMENTUM TRANSFER MOMENTUM (MEKANKA FLUA) : STU GAYA AN ERGERAKAN FLUA STATKA FLUA : FLUA KALA AM NAMKA FLUA : FLUA KALA GERAK STATKA FLUA C C A B Fluida : at an mnalami dformasi bntuk

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 29 November 2013

Hendra Gunawan. 29 November 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hndra Gunawan Smstr I, 013/014 9 Novmbr 013 Latihan (Kuliah yang Lalu) Ssorangygtingginya~1,60 m brdiri ditpiatastbing, mlihat lh k laut yang brada ~18,40 m di bawahnya. Pada saatitu

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB III : ALAT-ALAT OPTIK

BAB III : ALAT-ALAT OPTIK BAB III : ALAT-ALAT OPTIK Pada bab ini mmbaa tntang bbrapa lat optik yang mnggunakan lna, prti : mata dan kacamata (lna kontak), lup (kaca pmbar), mikrokop, tropong (tlkop). III.. Mata manuia dan Kacamata

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN KTROMAGNTIKA TRAPAN GOMBANG INTAS MDIUM D W I A N D I N U R M A N T R I S U N A N G S U N A R YA H A S A N A H P U T R I AT I K N O V I A N T I POKOK BAHASAN PNDAHUUAN KOFISIN PANTU, KOFISIN TRUS, DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci