KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL"

Transkripsi

1 Jurnal Barkng Vol 5 No Hal (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti, Poka-Ambon -mail: hnry_4t00@yahoocom, richardlvinus@yahoocom, rwmatakupan@yahoocom ABSTAK Elmn idmpotn dalam suatu ring dngan lmn satuan disbut idmpotnt cntral jika untuk sbarang r brlaku r r Slanjutnya dibntuk ring yang mrupakan subring dngan lmn satuan Dimotivasi dari struktur ring akan dislidiki sifat-sifat dalam ring modul diantaranya, indcomposabl, homomorfisma radikal Jacobson, dalam kaitannya dngan lmn idmpotnt cntral Dalam tulisan ini akan diplajari karaktrisasi Kata kunci: indcomposabl, homomorfisma, radikal Jacobson, idmpotn cntral PENDAHULUAN Dalam struktur ring yang komutatif, jika dipunyai suatu lmn idmpotn ring trsbut dapat didkomposisikan (dcomposabl) mnjadi hasil kali langsung dari ring ( ) Dilain pihak, trdapat ring yang tidak dapat dinyatakan sbagai hasil kali langsung dari dua ring yang tak nol ing ini disbut ring yang tidak dapat didkomposisikan (indcomposabl) Dalam ring yang indcomposabl ini, hanya 0 yang mrupakan lmn idmpotn atau sring disbut idmpotn trivial Sbaliknya dalam tori ring nonkomutatif, lmn idmpotn diknal dngan sbutan idmpotn cntral Hal ini brarti suatu ring yang tak nol disbut indcomposabl jika ring trsbut tidak mmiliki lmn idmpotn cntral yang nontrivial Slanjutnya untuk mmahami struktur ring indcomposabl ini, diprlukan pngtahuan tntang karaktristik lmn idmpotn cntral yang dalam prkmbangannya lbih banyak brpran dalam tori ring nonkomutatif dibandingkan dalam tori ring komutatif Olh karna itu dalam tulisan ini akan dibahas karaktristik lmn idmpotn khususnya lmn idmpotn cntral TINJAUAN PUSTAKA Untuk mmplajari karaktristik lmn idmpotn cntral ini diprlukan bbrapa pngtahuan dasar tntang ring modul diantaranya idal maksimal, homomorfisma, radikal Jacobson jumlah langsung (dirct sum) yang dikaji dari Malik (997) Fullr (99) Slanjutnya dalam bukunya yang brjudul A first Cours in Noncommutativ ings, Tsit Yun Lam (99) mnjlaskan bbrapa sifat lmn idmpotn cntral pranannya dalam struktur ring modul ing yang dibicarakan dalam tulisan ini adalah ring dngan lmn satuan Jadi, tidak harus komutatif trhadap oprasi prgandaan Brikut ini dibrikan bbrapa dfinisi sifat yang mlandasi karaktrisasi lmn idmpotn cntral Dfinisi Suatu lmn disbut lmn idmpotn jika Slanjutnya dibrikan bbrapa sifat dalam idal kanan ( ) dngan asumsi analog untuk idal kiri ( )

2 Barkng Vol 5 No Hal (0) Proposisi Misalkan lmn idmpotn dalam Suatu idal kanan ( ) dapat dinyatakan sbagai brikut ( ) ( ) r r r r Slanjutnya didfinisikan hasil tambah langsung (dirct sum) dari idal kanan ( ) sbagai brikut Dfinisi Misalkan ( ) idal kanan dalam disbut dirct sum dari idal kanan ( ), dinotasikan ( ), jika ( ) ( ) 0 Brikut ini dibrikan dfinisi bbrapa sifat dari idal kanan maksimal dalam suatu ring dngan asumsi bahwa dfinisi sifat-sifat trsbut juga brlaku untuk idal kiri maksimal Dfinisi 3 Idal kanan M disbut idal kanan maksimal jika M tidak trdapat suatu idal kanan I sdmikian shingga M I Slanjutnya, suatu idal kanan N disbut idal kanan minimal jika N 0 tidak trdapat idal kanan J sdmikan hingga 0 J N Brikut ini dibrikan pngrtian radikal Jacobson dari suatu ring dalam kaitannya dngan idal kanan maksimal dngan asumsi yang analog untuk idal kiri maksimal Dfinisi 4 adikal Jacobson dari suatu ring (dinotasikan Jac()) adalah irisan dari smua idal kanan maksimal dalam Jadi, ( ) M M idal kanan maksimal dalam Jac = Brdasarkan Dfinisi 3, dapat dipahami bahwa idal kanan M disbut idal kanan maksimal jika trdapat suatu idal kanan I yang mmnuhi sifat M I brlaku I M atau I Slanjutnya, suatu idal I disbut idal sjati jika I Slain itu radikal Jacobson dari suatu ring dapat dipahami dngan bantuan lmn unit dalam ring trsbut, sprti yang trmuat dalam sifat brikut ini Torma Jika y Jac( ) xy mrupakan unit kiri untuk stiap x Diambil sbarang y Jac( ) Akan ditunjukkan xy mrupakan unit kiri dalam Diandaikan trdapat xy yang bukan unit kiri dalam Artinya ( xy) ( xy) Karna idal 34 ( xy) trmuat dalam suatu idal maksimal M Akibatnya, xy M y M shingga diprolh M Timbul kontradiksi dngan M sbagai idal maksimal, xy mrupakan unit kiri dalam HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bagian ini akan dibahas bbrapa sifat lmn idmpotn cntral sbagai brikut Karaktrisasi Elmn Idmpotn Cntral Misalkan ring dngan lmn satuan Jika idal brturut-turut mrupakan idal kanan yang dibangun olh lmn idmpotn ring dapat dinyatakan sbagai dkomposisi dari, sprti yang dijlaskan dalam proposisi brikut ini Proposisi Misalkan ring dngan lmn satuan Elmn idmpotn di, brlaku: () idal kanan dalam () ( ) () Diambil sbarang r, r s Akan ditunjukkan idal kanan dalam Diprolh, r r ( r r ) r s ( rs) Trbukti mrupakan idal kanan dalam Analog untuk ( ) () Diambil sbarang a diktahui lmn idmpotn dalam Akan ditunjukkan ( ) Diprolh a a a a a a dngan a ( ) a ( ) Hal ini brarti ( ) Slanjutnya diambil sbarang b ( ) yang artinya b c b( ) d untuk suatu c, d Jika digandakan dngan akan diprolh b ( ) d dmikian b b 0 b c c b ( ) d ( ) d 0 Dngan atau ( ) 0 Trbukti ( ) Brdasarkan Proposisi dapat dinyatakan bahwa, suatu ring juga mrupakan jumlah langsung dari idalidal kiri dalam yang dibangun olh lmn idmpotn (dinotasikan ( ) ) Sgkan untuk ring 0 yang tidak dapat dinyatakan sbagai jumlah langsung dari sbarang dua idal yang tak nol disbut ring indcomposabl ing trsbut hanya mmiliki lmn idmpotn yang trivial yaitu 0

3 Barkng Vol 5 No Hal (0) Slanjutnya, jika lmn idmpotn cntral ring r r mrupakan subring dngan lmn satuan Namun sblumnya dibrikan dfinisi lmn idmpotn cntral sbagai brikut Dfinisi 5 Suatu lmn idmpotn disbut cntral jika untuk sbarang r brlaku r r Himpunan smua lmn idmpotn cntral dinotasikan dngan C ( ) Proposisi 3 Jika ring dngan lmn idmpotn cntral r r mrupakan subring dngan lmn satuan Diambil sbarang x, x dngan x r x r, untuk suatu r, r Akan ditunjukkan mrupakan subring dngan lmn satuan x x r r ( r r ) (i) (ii) x x ( r )( r ) r r ( r r ) ( r r ) Dari (i) (ii) trbukti mrupakan subring Misalkan dngan untuk stiap x dngan x r diprolh x ( r) r r x x ( r) r r x Trbukti subring dngan lmn satuan Brdasarkan Proposisi 3 suatu ring f f dapat dinyatakan sbagai brikut (i) r r r r (ii) f f fr r rf r () dngan f brturut-turut mrupakan lmn idmpotn cntral skaligus mrupakan lmn satuan Slanjutnya, dibrikan proposisi tntang lmn idmpotn cntral yang ditinjau dari () Proposisi 4 Suatu lmn idmpotn mrupakan idmpotn cntral ( C( ) f f 0 ) jika hanya jika Diambil sbarang r dibrikan, f C( ) dngan f Akan ditunjukkan f f 0 Diprolh rf r( ) r r r r 0 fr ( ) r r r r r 0 Trbukti f 0 f Sbaliknya, dibrikan f f 0 35 Akan ditunjukkan untuk stiap r brlaku C( ) atau r r 0 Jika rf 0 dngan f brlaku r( ) 0 atau r r 0 Akibatnya, r r Slanjutnya, jika fr 0 brlaku ( ) r 0 atau r r 0 Akibatnya, r r Trbukti, r r r Dalam suatu ring yang mmiliki sbarang lmn idmpotn ', dapat ditntukan Hom (, ) sbagai homomorfisma dari k Brikut ini dibrikan suatu isomorfisma antara dngan suatu ring Proposisi 5 Jika dibrikan sbarang lmn idmpotn dalam suatu ring M modul kanan atas ring trdapat suatu isomorfisma grup aditif : Hom (, M ) M Dibrikan suatu homomorfisma modul, M Untuk stiap r dngan r diprolh : ( r) m sgkan untuk r juga diprolh ( ) m Karna lmn idmpotn () m shingga brlaku ( r) m ( ) Slanjutnya, didfinisikan suatu pmtaan : Hom (, M ) M ' dngan ( ) m, untuk stiap m M Jika () m diprolh m ( ) ( ) ( ) m atau dngan kata lain m m M, shingga brlaku ( ) m m ( ) Akan ditunjukkan isomorfisma grup aditif atau Hom (, M ) M (i) Akan ditunjukkan trdfinisi Diambil sbarang, Hom(, M) dngan Akan ditunjukkan ( ) ( ) Jika atau dngan kata lain 0 untuk suatu lmn idmpotn diprolh ( ) 0 Slanjutnya, karna suatu homomorfisma modul brlaku ( ) ( ) 0 atau ( ) ( ) Mngingat dfinisi ( ) ( ) untuk ( ) ( ) diprolh ( ) ( ) Trbukti, trdfinisi (ii) Akan ditunjukkan homomorfisma grup Diambil sbarang, Hom(, M) Diprolh ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Trbukti, homomorfisma grup (iii) Akan ditunjukkan injktif

4 Barkng Vol 5 No Hal (0) Diambil sbarang ( ), ( ) M dngan ( ) ( ) Akan ditunjukkan Karna ( ) ( ) atau ( ) ( ) 0 untuk suatu homomorfisma diprolh ( ) 0 Slanjutnya, karna didfinisikan ( ) ( ) untuk ( ) 0 diprolh ( ) 0 atau ( ) ( ) 0 Akibatnya, ( ) ( ) atau Trbukti, injktif (iv) Akan ditunjukkan surjktif Diambil sbarang () M Akan ditunjukkan trdapat Hom (, M ) shingga brlaku ( ) ( ) Karna ( ) m m ( ) akan slalu ditmukan Hom (, M ) shingga ( ) ( ) Trbukti, surjktif Brdasarkan bukti (i)-(iv) trbukti bahwa Hom (, M ) M Brdasarkan Proposisi 5 diprolh suatu akibat sbagai brikut Akibat Jika dibrikan sbarang lmn idmpotn dalam suatu ring Hom (, ' ) ' Pada Proposisi 5 tlah dibuktikan bahwa trdapat suatu isomorfisma grup aditif : Hom (, M ) M atau Hom (, M ) M Dngan asumsi M, diprolh Hom (, ' ) ' Dari Akibat diprolh suatu akibat sbagai brikut Akibat Untuk suatu idmpotn trdapat suatu isomorfisma ring, End ( ) Diambil sbarang idmpotn ' dngan Akan ditunjukkan End ( ) Brdasarkan Akibat Hom (, ' ) ' Jika diasumsikan lmn idmpotn diprolh End ( ) Hom (, ) Slanjutnya untuk suatu pmtaan : dngan dfinisi ( r) r, r srta mngingat Proposisi 5 yaitu ( r) m m untuk suatu pmtaan : Hom(, ) diprolh ( ) r ( r) m m Dapat disimpulkan m yang artinya m m m Akan dibuktikan homomorfisma ring Diambil sbarang, End ( ) diprolh: (i) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (ii) ( ) ( ) ( m) ( m) ( ) m ( ) ( ) ' 36 Brikut ini didfinisikan lmn idmpotn yang saling ortogonal dibrikan bbrapa sifat indcomposabl dalam ring Dfinisi 6 Dua lmn idmpotn, dikatakan saling ortogonal jika 0 Dfinisi 7 Suatu ring disbut indcomposabl jika ring trsbut tidak mmiliki lmn idmpotn cntral yang nontrivial atau dngan kata lain hanya 0 yang mrupakan lmn idmpotn cntral dalam Dari sifat ring indcomposabl, idmpotn cntral idmpotn ortogonal, dapat didfinisikan lmn idmpotn yang primitif, namun sblumnya dibrikan suatu proposisi yang mndasari pndfinisian trsbut Proposisi 7 Untuk sbarang idmpotn yang tidak nol, bbrapa prnyataan brikut ini kuivaln indcomposabl sbagai -modul kanan indcomposabl sbagai -modul kiri ing tidak mmiliki idmpotn yang non trivial 3 Elmn tidak dapat didkomposisikan k dalam bntuk dcngan, adalah idmpotn tidak nol yang saling ortogonal () () Diktahui indcomposabl sbagai - modul kanan Akan ditunjukkan ring tidak mmiliki idmpotn yang nontrivial Brdasarkan Akibat End ( ) ring juga indcomposabl dngan kata lain ring tidak mmiliki idmpotn yang nontrivial Dngan asumsi yang sama dibuktikan untuk prnyataan indcomposabl sbagai -modul kiri () (3) Dibuktikan dngan kontradiksi Andaikan dngan idmpotn tak nol yang saling ortogonal diprolh ( ) 0 ( ) 0 Diprolh 0 kontradiksi dngan () karna mmuat idmpotn yang nontrivial Pngandaian diingkari, trbukti dngan dngan idmpotn tak nol yang saling ortogonal (3) () Dibuktikan dngan kontradiksi Diandaikan ring mmiliki idmpotn yang nontrivial shingga untuk suatu komplmn idmpotn dari yaitu dngan

5 Barkng Vol 5 No Hal (0), akan dipunyai suatu dkomposisi dari idmpotn yang ortogonal yaitu Akibatnya timbul kontradiksi dngan prnyataan (3), shingga ring tidak mmpunyai lmn idmpotn yang nontrivial Brdasarkan Proposisi 7 didfinisikan suatu idmpotn primitif sbagai brikut Dfinisi 8 Suatu lmn idmpotn 0 disbut idmpotn primitif dari, jika mmnuhi salah satu dari kondisi brikut ini indcomposabl sbagai -modul kanan sgkan indcomposabl sbagai -modul kiri ing tidak mmiliki idmpotn yang non trivial 3 Elmn tidak dapat didkomposisikan k dalam bntuk dcngan, adalah idmpotn tak nol yang saling ortogonal Slanjutnya, struktur Jac ( ) dapat dipahami dngan mmanfaatkan torma homomorfisma ring Torma Dibrikan suatu lmn idmpotnt dalam J Jac( ) Diprolh Jac ( ) J ( ) J / Jac ( ) Dibrikan lmn idmpotn J Jac( ) Akan ditunjukkan: Jac ( ) J ( ) J / Jac ( ) Akan ditunjukkan Jac ( ) J ( ) J Dibuktikan dngan bbrapa tahapan sbagai brikut: (i) rjac ( ) r J, (ii) rj ( ) r J, (iii) r J r Jac ( ) Pmbuktian sprti brikut: (i) Diambil sbarang r Jac ( ) Akan ditunjukkan r J Brdasarkan Torma jika rj Jac( ) yr unit dalam, untuk stiap y Dngan asumsi yang sama untuk stiap r Jac ( ) y brlaku y r yang mrupakan unit dalam Artinya untuk suatu b brlaku b( y r), akibatnya b( y r) Karna b b b b shingga brlaku b( yr) Mngingat y diprolh b( yr) Di lain pihak, jika digandakan dngan yr dari ruas kiri pada 37 b( yr) diprolh yrb( yr) yr yr akibatnya yrb yrb yr yr Dibrikan ( yrb), ( yr) brlaku ( yrb)( yr) ( yr) yrb( yr) yr yr Trbukti bahwa trdapat yrb shingga brlaku ( yrb )( yr) atau dngan kata lain yr unit dalam (ii) Diambil sbarang r J Akan ditunjukkan r J Jika r J yang artinya r J r brlaku r r Sgkan di lain pihak tlah diktahui bahwa r J mngingat bahwa J diprolh r r J (iii) Diambil sbarang r J J Akan ditunjukkan r Jac ( ) Brdasarkan Torma yaitu untuk stiap y yr mrupakan unit dalam Di lain pihak karna r J J Jac( ) yr mrupakan unit dalam, yang artinya trdapat suatu x shingga brlaku x( yr) Diprolh x( yr) x( yr) x( yr) x( yr) x( yr) Dngan kata lain x adalah invrs kiri dari yr atau yr unit di Akan ditunjukkan / Jac ( ) Dibrikan suatu pmtaan : yang trdfinisi dngan ( r) r Suatu pmtaan mrupakan homomorfisma ring dari k, yakni untuk sbarang r, r diprolh : ( r r ) ( ( r r ) ) ( r r ) (i) (ii) ( r r ) r r ( r ) ( r ) ( r r ) ( r r ) ( r r ) Di lain pihak ( r r ) ( r r ) ( r r ) r r ( r ) ( r ) : juga mrupakan suatu pimorfisma karna untuk stiap r dngan masing-masing r adalah bayangan dari r shingga brlaku r ( J)( r J)( J) r J Hal ini brarti untuk stiap r dapat ditmukan r shingga brlaku

6 Barkng Vol 5 No Hal (0) ( r) r Diprolh, untuk stiap r brlaku Im( ) r ( r) r Kr ( ) r ( r) 0 r r 0 r r J 0 J Jika J r rj Slanjutnya, mngingat bukti (i) (ii), jika J ( ) J rj Kr ( ) J rad ( ) Dngan mngingat torma utama homomorfisma ring diprolh / Kr ( ) Im( ) Trbukti / Jac ( ) Brikut ini dibrikan proposisi yang mndasari dfinisi isomorfisma antara dua lmn idmpotn dalam suatu ring Proposisi 8 Dibrikan lmn idmpotn, f, prnyataanprnyataan brikut ini kuivaln f sbagai -modul kanan f sbagai -modul kiri Trdapat lmn a f b f sdmikian shingga ab f ba 3 Trdapat lmn a, b sdmikian shingga ab f ba Dibrikan f sbagai modul kanan atas Akan ditunjukkan ab f ba Brdasarkan Proposisi 5, untuk sbarang lmn idmpotn f, dngan f dapat ditmukan suatu isomorfisma : f atau Hom (, f ) f dngan dfinisi () b f Sbaliknya untuk suatu pmtaan invrs : f atau Hom ( f, ) f didfinisikan ( f ) a f Karna b f dngan f, yang juga mrupakan lmn satuan brlaku fb b b untuk stiap a f brlaku a a af diprolh ( ( )) ( )( ) ( b) ( f) b ab, ( fb) ( ( f )) ( a) ( a) () a ba Dari hasil komposisi, lmn diptakan k ab lmn f diptakan k ba Karna trbukti =ab f=ba 38 Bukti f sbagai -modul kiri dikrjakan scara analog dngan asumsi f sbagai modul kiri atas 3 Prnyataan 3 adalah prnyataan yang trivial 3 Dibrikan a, b dngan ab f ba Akan ditunjukkan f sbagai modul kanan atas Dipunyai b b( ab) ( ba) b fb f af a( ba) ( ab) a a Slanjutnya, didfinisikan : f dngan () b f shingga untuk stiap x diprolh ( x) ( x) () x bx f Didfinisikan juga : f dngan ( f ) a shingga untuk stiap y brlaku ( y) ( fy) Karna () b fb b ( f ) a a af ( f) y ay diprolh () ( ( )) ( b) a( b) ( ab) ( f ) ( ( f )) ( af ) b( af ) ( ba) f ff f f Karna, trbukti f Brdasarkan Proposisi 8 dapat didfinisikan isomorfisma antara dua lmn idmpotn dalam sbagai brikut Dfinisi 9 Elmn idmpotn dikatakan saling isomorfisma dngan idmpotn f (dinotasikan f ) jika mmnuhi salah satu dari kondisi brikut ini f f sbagai modul kanan atas sgkan sbagai modul kiri atas Trdapat lmn af b f sdmikian shingga ab f ba 3 Trdapat lmn a, b sdmikian shingga ab f ba KESIMPULAN Brdasarkan pmbahasan dapat disimpulkan bahwa bbrapa karaktristik dari lmn idmpotnt cntral adalah sbagai brikut: Syarat prlu cukup suatu lmn idmpotn mrupakan idmpotn cntral adalah f f 0

7 Barkng Vol 5 No Hal (0) 39 Jika dibrikan sbarang lmn idmpotn dalam suatu ring M modul kanan atas ring trdapat suatu isomorfisma grup aditif : Hom (, M ) M 4 Untuk sbarang idmpotn yang tidak nol, bbrapa prnyataan brikut ini kuivaln yaitu ( ) indcomposabl sbagai -modul kanan (modul kiri), ring tidak mmiliki idmpotn yang non trivial, lmn tidak dapat didkomposisikan k dalam bntuk dcngan, adalah idmpotn tidak nol yang saling ortogonal 5 Jika dibrikan suatu lmn idmpotn dalam J Jac( ) diprolh Jac ( ) J ( ) J / Jac ( ) 6 Untuk sbarang lmn idmpotn, f, bbrapa prnyataan brikut ini kuivaln yaitu: f ( f ) sbagai -modul kanan (-modul kiri), trdapat lmn a f b f sdmikian shingga ab lmn a, b shingga ab f ba, trdapat f ba DAFTA PUSTAKA Andrson, W Fullr, K, 99, ing and Catgoris of Moduls, Springr Vrlag, Nw York Lam, TY, 99, A First Cours in Noncommutativ ings, Springr Vrlag, Nw York Malik, DS, Mordson, J M, Sn, M K, 997, Fundamntals of Abstract Algbra, Th McGraw- Hill Companis, Inc, NwYork

APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA JALUR TAKSI UNTUK MEMAKSIMUMKAN PENDAPATAN PENGEMUDI TAKSI

APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA JALUR TAKSI UNTUK MEMAKSIMUMKAN PENDAPATAN PENGEMUDI TAKSI Jurnal Barekeng Vol 5 No Hal 9 3 (0) APLIKASI ALJABA MAKS-PLUS PADA JALU TAKSI UNTUK MEMAKSIMUMKAN PENDAPATAN PENGEMUDI TAKSI DOTEUS LODEWYIK AHAKBAUW Staf Jurusan Matematika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhena,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

OPERASI GABUNGAN, JOIN, KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA GRAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA. Tina Anggitta Novia 1 dan Lucia Ratnasari 2

OPERASI GABUNGAN, JOIN, KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA GRAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA. Tina Anggitta Novia 1 dan Lucia Ratnasari 2 OPERASI ABUNAN JOIN KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA RAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA Tina Anggitta Novia Lucia Ratnasari Program Studi Matmatika FMIPA UNDIP Jl Prof Sodarto SH Smarang 5075 Abstract

Lebih terperinci

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4 ISOMORFISMA PADA GRAF P Eka Adhistiasari, I Ktut Budayasa 2 Jurusan Matmatika, Fakultas Martmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, UNESA Kampus Ktintang 6023,Surabaya Email : tias-adhis@yahoocoid, ktutbudayasa@yahoocom

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

Minggu Ke XII Matriks dan Graf

Minggu Ke XII Matriks dan Graf Minggu K XII. Matriks dan Graf Misal G adalah graf dngan titik-titik,,,., dan garis-garis,,,, n. Kadang-kadang dngan praktis khususnya untuk alasan-alasan prhitungan, dapat mngganti G dngan suatu matriks.

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM JIMT Vol. 4 No. Juni 07 (Hal 56-69) ISSN : 450 766X PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM S.Pranata, I. W. Sudarsana dan S.Musdalifah 3,,3 Program Studi Matmatika Jurusan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Ringkasan atri Kuliah ETODE-ETODE DASAR PERSAAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Pndahuluan Prsamaan dirnsial adalah prsamaan ang mmuat turunan satu atau bbrapa) ungsi ang takdiktahui skipun prsamaan sprti itu harusna

Lebih terperinci

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring Jurnal Barekeng Vol 8 No Hal 33 39 (14) KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring ELVINUS RICHARD PERSULESSY Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Jl Ir M Putuhena, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

FUNGSI EKSPONEN, TRIGONOMETRI DAN HYPERBOLIK BAB I FUNGSI EKSPONEN

FUNGSI EKSPONEN, TRIGONOMETRI DAN HYPERBOLIK BAB I FUNGSI EKSPONEN BAB I FUNGSI EKSPONEN Dfinisi Fungsi ksponn aalah fungsi f yang mnntukan k. Rumusnya ialah f(. Fungsi ksponn ngan pubah bbas + yi ( an y bilangan ral aalah (cos y + i sin y. Dari finisi ini, jika : y 0

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1 8. FUNGSI TRANSENDEN MA4 KALKULU I 8. Fungsi Invrs Misalkan : D R a y dngan () Dinisi 8. Fungsi y () disbut satu-satu jika (u) (v) maka u v atau jika u v maka ( u) ( v) y y y u v ungsi y satu-satu ungsi

Lebih terperinci

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1 8. FUNGSI TRANSENDEN MA4 KALKULU I 8. Invrs Fungsi Misalkan : D R! y dngan () Dinisi 8. Fungsi y () disbut satu-satu jika (u) (v) maka u v atau jika u v maka ( u) ( v) y y y u v ungsi y satu-satu ungsi

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai teori grup. 2.1 Grup Dalam struktur aljabar, himpunan

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye DEAL DFEENSAL DAN HOMOMOFSMA DFEENSAL Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat l. end. A. Yani Km. 36 Kampus Unlam Banjarbaru Email : imah_math@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

BAB NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN

BAB NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN BAB 8 RUANG EIGEN Masalah nilai dan vkor ign banyak skali dijumpai dalam bidang rkayasa, spri maslah ksabilan sism, opimasi dngan SVD, komprsi pada pngolahan cira, dan lain-lain. Unuk lbih mmahami masalah

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Transformasi Peubah Acak (Lanjutan)

Transformasi Peubah Acak (Lanjutan) Dpt. Statistika IPB, 0 Transormasi Pubah Acak Lanjutan B. Mtod Pnggantian Pubah Mtod ini mrupakan pngmbangan dari mtod ungsi sbaran. Misalkan diktahui kp bagi p.a. adalah x. Jika didinisikan p.a. lainna

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 41 46 (2013) IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring YOHANA YUNET BAKARBESSY 1, HENRY W. M. PATTY

Lebih terperinci

Transformasi Satu Peubah Acak (Lanjutan) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016

Transformasi Satu Peubah Acak (Lanjutan) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016 Transformasi Satu Pubah Acak (Lanjutan) Dr. Kusman Sadik, M.Si Dpartmn Statistika IPB, 06 Transformasi Pubah Acak (Lanjutan) B. Mtod Pnggantian Pubah Mtod ini mrupakan pngmbangan dari mtod fungsi sbaran.

Lebih terperinci

Transformasi Satu Peubah Acak (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017

Transformasi Satu Peubah Acak (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017 Transformasi Satu Pubah Acak Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Dpartmn Statistika IPB, 07 Transformasi Pubah Acak Lanjutan) B. Mtod Pnggantian Pubah Mtod ini mrupakan pngmbangan dari mtod fungsi sbaran.

Lebih terperinci

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. BAB III Standard Kompetensi 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat 3.1 Menyebutkan definisi

Lebih terperinci

Teori graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objekobjek dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Teori graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objekobjek dan hubungan antara objek-objek tersebut. 06//0 Tori graf Sumiyatun, S.Kom Pndahuluan Graf digunakan untuk mrprsntasikan objkobjk dan hubungan antara objk-objk trsbut. Gambar di bawah ini sbuah graf yang mnyatakan pta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan Pertemuan 13 PENGERTIAN RING A. Pendahuluan Target yang diharapkan dalam pertemuan ke 13 ini (pertemuan pertama tentang teori ring) adalah mahasiswa dapat : a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan

Lebih terperinci

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015 Volume 9 Nomor 1 Maret 015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 1 10 KARAKTERISASI DAERAH DEDEKIND Elvinus R. Persulessy 1, Novita Dahoklory 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Bultin Ilmiah Math. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 3 (2015), hal 295 304. PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Wicaksana Ovrsas

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Nama Matakuliah : FUNGSI VARIABEL KOMPLEKS I 2. Kod/SKS : MMM2112/2 SKS 3. Prasarat : Kalkulus Multivariabl I (prnah mngambil) 4. Status Matakuliah

Lebih terperinci

PENERAPAN MIN PLUS ALGEBRA PADA PENENTUAN RUTE TERCEPAT DISTRIBUSI SUSU

PENERAPAN MIN PLUS ALGEBRA PADA PENENTUAN RUTE TERCEPAT DISTRIBUSI SUSU J. Math. and Its ppl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 829-605X Vol. 4, No. 2, Dsmbr 207, 5-24 PENERPN MIN PLUS LGEBR PD PENENTUN RUTE TERCEPT DISTRIBUSI SUSU Vivi Suwanti, Poht Bintoto 2, Riski Nur Istiqomah

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang grup, ring, dan modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. 2.1 Ring Sebelum didefinisikan pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

PENDEKATAN NUMERIK FUNGSI GAMMA UNTUK PERHITUNGAN LEVY FLIGHT PADA ALGORITMA CUCKOO SEARCH

PENDEKATAN NUMERIK FUNGSI GAMMA UNTUK PERHITUNGAN LEVY FLIGHT PADA ALGORITMA CUCKOO SEARCH Sminar Nasional Matmatika dan Aplikasinya, Oktobr 07 PENDEKATAN NUMERIK FUNGSI GAMMA UNTUK PERHITUNGAN LEVY FLIGHT PADA ALGORITMA CUCKOO SEARCH Eto Wuryanto ), Dyah Hrawati ), Kartono 3), Rimuljo Hradi

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5 (Skripsi) Olh SITI FATIMAH FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

TURUNAN RANGKUMAN MATERI. '( x) lim. '( x) lim lim 0. Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan sebagai berikut. f (x+h) f (x) x x + h

TURUNAN RANGKUMAN MATERI. '( x) lim. '( x) lim lim 0. Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan sebagai berikut. f (x+h) f (x) x x + h TURUNAN RANGKUMAN MATERI Turunan fungsi f() traap ifinisikan sbagai brikut f f ( ) f ( ) '( ) lim 0 f (+) f () + Scara gomtri turunan fungsi i = mrupakan grain/kmiringan kurva fungsi trsbut i =. Torma:

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA MODEL PEGEALA POLA : KASUS PEMILAHA WARA SUARA SARO DA BOAG PADA GAMELA JAWA Sumarna #1, Risanuri Hidayat, Ph. D. *2 # Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Tknik Elktro FT UGM *Dosn Pasca Sarjana Jurusan Tknik

Lebih terperinci

Setiap Modul merupakan Submodul dari Suatu Modul Bersih

Setiap Modul merupakan Submodul dari Suatu Modul Bersih Jurnal Matematika Integrati ISSN 4-684 Volume No, April 05, pp 65-74 Setiap Modul merupakan Submodul dari Suatu Modul Bersih Kartika Sari, Indah Emilia Wijayanti ) Jurusan Matematika,Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 29 November 2013

Hendra Gunawan. 29 November 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hndra Gunawan Smstr I, 013/014 9 Novmbr 013 Latihan (Kuliah yang Lalu) Ssorangygtingginya~1,60 m brdiri ditpiatastbing, mlihat lh k laut yang brada ~18,40 m di bawahnya. Pada saatitu

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Saintifik..

Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Saintifik.. Pngmbangan Modul Brbasis Pndkatan Saintifik.. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KD 3.8 MENDESKRIPSIKAN PASAR MODAL DALAM PEREKONOMIAN KELAS XI IPS SMAN 1 MOJOKERTO Putri Fbrina Kasaomada

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

BAB V BEBERAPA MODEL DISTRIBUSI PELUANG PEUBAH ACAK KONTINU

BAB V BEBERAPA MODEL DISTRIBUSI PELUANG PEUBAH ACAK KONTINU H. Maman Suhrman,Drs.,M.Si BAB V BEBERAPA MODEL DISTRIBUSI PELUANG PEUBAH ACAK KONTINU Pada bab sblumnya, khususnya pada BAB II kita tlah mngnal distribusi pluang scara umum baik untuk pubah acak diskrit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan dalam pembahasan penelitian ini. Untuk lebih mudah memahami, akan diberikan beberapa contoh. Berikut ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagan n akan dbrkan konsp dasar graf dan blangan kromatk lokas pada suatu graf sbaga landasan tor pada pnltan n 21 Konsp Dasar Graf Bbrapa konsp dasar yang dgunakan dalam pnltan

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 5 Transformasi Fourier

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 5 Transformasi Fourier TKE 403 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 5 Transformasi Fourir Bagian II Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Tknik Elkro Fakulas Tknik dan Ilmu Kompur Univrsias Mrcu Buana Yogyakara 009 KULIAH 5

Lebih terperinci

Teorema Jacobson Density

Teorema Jacobson Density Teorema Jacobson Density Budi Santoso 1, Fitriani 2, Ahmad Faisol 3 Jurusan Matematika FMIPA, Unila, Bandar Lampung, Indonesia 1,2,3 E-mail: budi.klik@gmail.com Abstrak. Misalkan adalah ring (tidak harus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI Olh: INDA SAFITRI NIM. 065009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

BAB 3 PERSAMAAN DIFFERENSIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA SUATU ASET TURUNAN

BAB 3 PERSAMAAN DIFFERENSIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA SUATU ASET TURUNAN BAB 3 PERSAMAAN DIFFERENSIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA SUATU ASET TURUNAN Pmbahasan harga opsi idak dapa dilpaskan dari pmbahasan nang skurias lain yang brhubungan dngan haga opsi. Shingga prlu dibahas masalah

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

23. FUNGSI EKSPONENSIAL

23. FUNGSI EKSPONENSIAL BAB III FUNGSI-FUNGSI ELEMENTER Paa bagian ini kita slalu mmprtimbangkan fungsi lmntr yang iplajari alam kalkulus an mnfinisikan hubungannya ngan fungsi ari suatu variabl komplks. Khususnya, kita finisikan

Lebih terperinci

RING STABIL BERHINGGA

RING STABIL BERHINGGA RING STABIL BERHINGGA Samsul Arifin Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Surya, Tangerang Email: samsul.arifin@stkipsurya.ac.id ABSTRACT Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai karakteristik ring

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Siti Ainur Rohmah, Sutarman dan Lia Yuliati Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB 4 MODEL MATEMATIKA PENGARUH TERAPI OBAT TERHADAP DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 4 MODEL MATEMATIKA PENGARUH TERAPI OBAT TERHADAP DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 4 MODEL MATEMATIKA PENGARUH TERAPI OBAT TERHADAP DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH Sjak bbrapa ahun yang lalu, ilmuwan asal Amrika Marin Nowak dan Sbasian Bonhoffr mncoba mmplo daa dari pnliian oba ani-hiv.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika yang dikembangkan untuk menunjang pemahaman mengenai struktur bilangan. Struktur atau sistem aljabar

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA. Abasrak

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA. Abasrak MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA Sumarna #, Risanuri Hidayat * # Dosn Jurusan Pndidikan Fiaika FMIPA UNY, (sumarna@uny.ac.id) *Dosn Pasca Sarjana Jurusan

Lebih terperinci

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK HASIL KALI TENSO: KONSTUKSI, EKSISTENSI AN KAITANNYA ENGAN BAISAN EKSAK Samsul Arifin samsul_arifin@mail.ugm.ac.id Mahasiswa S Matematika FMIPA UGM alam tulisan ini akan dibahas mengenai konstruksi hasil

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 35, 8 Banjarbaru ABSTRAK Penelitian ini membahas ideal near-ring yang

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA. Dadan Rosana

MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA. Dadan Rosana Jurnal Pnlitian dan Evaluasi Pndidikan MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA Pndidikan Fisika FMIPA UNY haidaraufa@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci