BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompnsasi Masalah kompnsasi bukanlah masalah yang sdrhana, tapi cukup komplks shingga stiap ngara hndaknya dapat mmpunyai suatu pdoman bagaimana mntapkan kompnsasi yang tpat trsbut. Kompnsasi adalah balas jasa yang dibrikan ngara kpada warganya yang dapat dinilai dngan uang dan mmpunyai kcndrungan dibntuk scara ttap (Sukirno 2004). Pndapat lain tntang kompnsasi trsbut adalah sbagai brikut: Kompnsasi adalah salah satu yang ditrima warga sbagai balas jasa atas krja mrka (Dliarnov 1995). Kompnsasi tidak sama dngan upah, dapat juga brupa tunjangan in natura, fasilitas prumahan, fasilitas kndaraan dan masih banyak yang lain yang dapat dinilai dngan uang dan cndrung ditrima scara ttap. Masalah kompnsasi bukan hanya pnting karna mrupakan dorongan utama ssorang mnjadi karyawan. Tapi, masalah kompnsasi ini pnting juga karna kompnsasi dibrikan shingga bsar pngaruhnya trhadap kinginan orang untuk bkrja. Kompnsasi mncakup juga pnghargaan-pnghargaan tidak langsung, baik finansial maupun non finansial, sprti tunjangan dan playanan trhadap karyawan. Yang trmasuk dalam tunjangan adalah pnsiun, uang psangon, tunjangan kshatan, asuransi kclakaan krja dan sbagainya. Sdangkan yang trmasuk playanan karyawan dapat brupa majalah prusahaan, sarana olahraga, playanan kshatan, fasilitas prumahan, kndaran dan sbagainya. Tunjangan dan playanan dapat mmnuhi kbutuhan dan fungsi pnting antara lain mnghindarkan rsiko dan rasa sakit, kclakaan dan pngangguran. Adapun jnis tunjangan dan playanan trsbut dapat diklompokkan dalam mpat bagian: (Sukirno 2004). Jaminan rasa aman karyawan. Sprti mmbuat kondisi krja aman, mlakukan kgiatan pncgahan kclakaan, asuransi dan lain-lain. Gaji dan upah yang dibayarkan pada saat karyawan tidak dapat bkrja sprti hari-hari sakit, liburan dan cuti atau alasan lain. Bonus dan pngharagaan.

2 Program playanan sprti program rkrasi, prumahan, Caftaria, fasilitas kndaraan, biasiswa dan lain-lain. 2.2 Gaji dan Upah Trdapat prbdaan pngrtian antara gaji dan upah, gaji ditrima olh tnaga-tnaga manajrial dan tata usaha (crictical workr) atas sumbangan jasanya, yang mnrima uang dalam jumlah yang ttap brdasarkan tarif mingguan, bulanan dan tahunan. Sdangkan upah ditrima olh buruh dan karyawan oprasional atas sumbangan jasanya yang dihitung brdasarkan tarif prjam, harian atau prsatuan produk. Upah mnurut dwan pngupahan nasional adalah suatu pnrimaan sbagai imbalan dari pmbrian pkrjaan atau jasa atau yang tlah dan akan dilakukan. Upah juga dapat diartikan sbagai imbalan yang ditrima ssorang didalam hubungan krja yang dapat brupa uang atau barang mlalui suatu prjanjian krja. Sdangkan upah mnurut undang-undang kclakaan tahun 1974 pasal 7 ayat A dan B adalah: (Sukirno 2004) Tiap-tiap pmbayaran brupa uang yang ditrima olh buruh sbagai ganti pkrjaan. Prumahan, makanan, bahan makanan dan pakaian dngan prcuma yang nilainya ditaksir mnurut harga umum. Ada bbrapa macam sistm pmbayaran upah, sistm pmbayaran trsbut trdiri dari: 1. Sistm Gaji / Upah Bulanan Untuk mnghitung upah yang akan dibrikan kpada pkrja bulanan tidaklah bgitu sulit, karna upah atau gaji bulanan tlah dittapkan stiap bulan dan bgitu juga kalau ada tunjangan-tunjangan juga tlah ditntukan bsarnya. Kalaupun ada pningkatan gaji atau upah bulanan ini pada prusahaan, maka bsar pnghasilan para tnaga krja juga tlah ditntukan Untuk stiap bulannya. 2. Sistm Gaji / Upah Harian Dalam mmbrikan balas jasa kpada pkrja yang brarti bahwa para pkrja trsbut dibayar upahnya brdasarkan banyaknya hari krja dikalikan dngan tarif atau gaji standar yang biasanya untuk tujuh jam krja stiap hari.

3 A. Upah Dalam mmbrikan kompnsasi kpada pkrja, upah dibrikan brdasarkan hasil kali produksi yang dihasilkan dngan tarif trtntu. Untuk itu di dalam mmbrikan kompnsasi sbanding dngan kuantitas hasil produksi. Hal ini akan mndorong pkrja untuk bkrja lbih giat lagi karna smakin banyak produksi yang dihasilkan akan dapat mningkatkan jumlah upah yang ditrimanya, dan upah ini masing-masing pkrja dibuat kartu upah borongan. B. Upah ditambah Prmi Dalam pmbrian kompnsasi dngan sistm ini, hampir brsamaan dngan sistm upah dan prbdaannya adalah brtujuan untuk mmbrikan prangsang kpada pkrja shingga dngan adanya tambahan prmi ini mrka akan lbih giat lagi bkrja. C. Upah dalam Golongan Dalam pmbrian upah sistm ini, dilakukan bukanlah brdasarkan prorangan saja, ttapi didasarkan pada sklompok pkrja. Pada sistm ini upah yang diprolh brdasarkan kuantitas hasil produksi yang kmudian dikalikan dngan tarif yang tlah ditntukan prkilogram, lusin maupun prkodi yang kmudian dibagi rata mnurut banyaknya pkrja yang bkrja dalam satu klompok krja trsbut dan untuk ini dibuat kartu karyawannya. Sprti tlah diuraikan trlbih dahulu di samping pnghargaan langsung yang brsifat finansial. Kompnsasi mncakup juga pnghargan-pnghargaan tidak langsung tidak langsung baik finansial maupun non finansial sprti tunjangan dan playanan trhadap karyawan. Yang trmasuk dalam tunjangan adalah pnsiun, uang psangon, tunjangan kshatan, asuransi kclakaan krja dan sbagainya. Sdangkan yang trmasuk playanan karyawan dapat brupa majalah prusahaan. Sarana olahraga, playanan kshatan, fasilitas prumahan, kndaraan dan sbagainya. 2.3 Pnganggur Tak plak lagi di antara skian banyak masalah konomi, pngangguran mrupakan yang paling mnyakitkan, paling tidak untuk mrka yang mnganggur. Ttapi bukan mrka saja yang mnanggung bbannya. Lalu knapa

4 ada pngangguran? Sbrapa bsar masalahnya dan apa jalan kluarnya? Prtama-tama apa dfinisi pngangguran? pngangguran adalah orang yang ingin bkrja ttapi tidak mndapat pkrjaan. Slanjutnya akan dibahas biaya yang timbul dari adanya pngangguran. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pngangguran adalah masalah smua orang dan bukan hanya mrka yang mnganggur. Slanjutnya ditilik jnis-jnis pngangguran. Lalu dibahas bbrapa pnybab timbulnya pngangguran dan trakhir ktrkaitan pngangguran dngan variabl konomi makro khususnya inflasi. Siapa yang mmbayar? Tntunya yang paling jlas mnanggung ongkos pngangguran adalah si pngangguran itu sndiri. Sorang pngangguran sring mngalami kkcwaan, rndah diri dan khilangan kprcayaan. Dan makin lama ia mnganggur makin bsar pula kmungkinan ia khilangan kahliannya, yang mmbutuhkan ongkos banyak untuk dipulihkan. Tntunya ini bukan hanya mrugikan dirinya sndiri ttapi kita smua. Dari sudut pandang konomi makro pngangguran juga mnimbulkan ongkos yakni: Hilangnya output. Syogyannya si pngangguran dapat mnghasilkan jasa, ttapi karna tidak maka PDB juga lbih rndah dari yang sharusnya. Hilangnya pndapatan pajak. Dngan tidak bkrja, ssorang tidak mmbayar pajak dan ini brarti hilangnya pndapatan bagi pmrintah. Bagi ngara yang mmiliki jaminan sosial pmrintah harus mngluarkan dana untuk mnanggung para pngangguran. Untuk ngara tanpa jaminan sosial paling tidak pmrintah harus mngluarkan dana smacam jaminan pngamanan sosial untuk mnanggulangi masalah kmiskinan yang rat kaitannya dngan pngangguran. Pngangguran mnybabkan rndahnya daya bli yang pada gilirannya mnybabkan rndahnya pnjualan prusahaan dan tntunya brdampak pada tingkat kuntungan. Ksimpulannya pngangguran mmbbani kita smua dan dngan dmikian adalah masalah kita smua.

5 Jnis-jnis Pngangguran Paling ada mpat jnis pngangguran yang sring dibahas, yakni: siklikal, musiman, friksional dan struktural. Pngangguran siklikal trjadi karna kurangnya prmintaan tnaga krja dibanding pnawarannya. Karna itu pngangguran jnis ini sangat trkait dngan siklus konomi. Pada saat prtumbuhan konomi sdang tinggi akan trjadi sdikit pngangguran siklikal karna prmintaan tnaga krja akan bsar. Sbaliknya pada saat prtumbuhan sdang rndah pngangguran siklikal akan naik karna rndahnya prmintaan tnaga krja. Di samping itu pada saat prtumbuhan rndah atau bahkan pada saat rssi akan trjadi pngurangan pgawai yang tntunya mnambah jumlah pngangguran. Pngangguran musiman dngan mudah dapat dilihat pada pasar buruh tani. Pada saat musim tanam atau musim pann akan banyak buruh diprkrjakan dan di antara kdua musim ini mrka mnganggur. Fnomna yang sama juga dapat dilihat pada pkrja di sktor jasa lainnya sprti hotl, rstoran, dan produkproduk yang trkait dngan prayaaan-prayaan trtntu. Pngangguran friksional trjadi saat sorang brhnti bkrja dan blum mndapat pkrjaan baru. Jika ia bruntung maka dngan cpat ia dapat mmprolh pkrjaan baru, atau waktu tunggu -nya pndk. Makin fisin suatu pasar tnaga krja maka waktu tunggu rata-rata akan makin pndk. Faktor utama yang mmpngaruhi panjangnya waktu-tunggu ini adalah informasi. Slain itu scara umum makin tinggi prtumbuhan konomi makin pndk pula waktu-tunggu ini karna tingginya prmintaan brarti makin cpat ssorang mndapatkan pkrjaan yang ssuai. Jnis k-mpat adalah pngangguran struktural. Hal ini trjadi pada saat trjadi prubahan struktur industri atau prkonomian pada umumnya. Misalnya di Indonsia trjadi prubahan struktural dari suatu prkonomian yang didominasi sktor prtanian k sktor industri. Dngan dmikian trjadi prpindahan tnaga krja dari sktor prtanian k industri. Ttapi prpindahan tidak slalu mulus. Dan di saat pranan sktor prtanian mulai mnyurut trdapat plpasan tnaga krja yang tidak smuanya langsung disrap sktor industri.

6 Pada umumnya pngangguran struktural dipngaruhi tiga hal, yakni: mobilitas tnaga krja, kcpatan prubahan struktural itu sndiri dan aspk rgional dari prubahan struktural. Jika mobilitas tnaga krja tinggi, misalnya karna pndidikan yang cukup baik, maka prgrakan tnaga krja antar sktor dapat brlangsung lbih cpat dan ini mminimalkan pngangguran struktural. Kcpatan prubahan struktural juga brpngaruh. Misalnya prubahan trjadi sangat cpat, maka para pkrja juga akan mngalami ksulitan dalam mlakukan adaptasi. Aspk rgional juga sangat brpran. Sbagai contoh adalah pnurunan pranan sktor prtanian yang trjadi di Jawa Tngah akan mnybabkan pngangguran struktural (paling tidak smntara) karna pningkatan pranan sktor industri yang utama trjadi di Jawa Barat. Dngan dmikian trjadi biaya dan waktu tambahan bagi mrka yang tadinya bkrja di sktor prtanian di Jawa Tngah untuk brpindah mnjadi buruh industri di Jawa Barat. 2.4 Pkrja Aktivitas suatu produksi tidak akan trlpas dari tnaga krja, karna pkrja adalah orang atau klompok yang mlakukan aktifitas di sktor produksi. Olh sbab itu, pnmpatan tnaga krja harus bnar-bnar dapat mndorong mrka untuk dapat bkrja lbih giat lagi dngan tujuan yang tlah dittapkan prusahaan. Dalam hal ini pranan manajmn prsonalia akan smakin pnting dalam mmplajari dan mngmbangkan brbagai jalan agar manusia bisa diintgrasikan scara fktif k dalam brbagai organisasi yang diprlukan masyarakat. Hal ini mnggambarkan akan smakin kuatnya prmintaan untuk mmprhatikan manusia. Dfnisi tos krja sudah banyak dikmukakan olh para ahli namun dfnisi tos krja trsbut mmpunyai pngrtian dan maksud yang sama, yaitu: Etos atau aslinya thos adalah kata brasal dari bahasa yunani yang mrupakan asal kata tika. Etos artinya watak ksusilaan atau adat. Dngan dmikian tos mrupakan suatu tata nilai yang diyakini, yang mnjadi aturan hidup atau (sila) yang lbih baik. Etos krja dngan dmikian dapat dijabarkan sbagai tata nilai

7 yang diyakini, yang mnjadi landasan smangat krja. Untuk mndapatkan hasil prikhidupan yang lbih baik. Dari uraian-uraian di atas, maka dapat ditarik sbuah dfnisi yaitu: (Khasanah 2004) Etos krja mrupakan rajutan nilai-nilai yang mmbntuk kpribadian ssorang dalam mngaktualisasikan diri dalam bntuk krja. Rajutan nilai-nilai trsbut dapat mncakup nilai sosial, agama, budaya srta lingkungan dimana anda slama ini banyak mlakukan intraksi hidup. Slain itu pngrtian tos krja yaitu: Mrupakan rflksi dari sikap hidup yang mndasar yang brsumbr dari nilai-nilai trsbut yang diwujudkan dalam bntuk kgairahan krja. Mnurut Hrll bahwa tos krja itu adalah: Krja kras, dimana dalam hal ini dihubungkan dngan kumpulan nilai yang komplks yang mncakup pngorbanan diri, saling ktrgantungan rasa prcaya dan hmat. Prspsi Untuk trcapainya khidupan yang baik, dngan kata lain insntif untuk bkrja kras scara langsung brhubungan dngan martabat sosial dan jaminan masa dpan. Adanya orintasi jangka panjang dalam unit-unit konomi dalam mningkatkan ksjahtaraan kturunan. Jadi pndapat Hrll trsbut, dapat disimpulkan bahwa tos krja itu adalah: suatu nilai budaya yang mnurut ssorang mnginvstasikan sumbrsumbr dayanya dalam usaha jangka panjang guna mningkatkan ksjahtraan matri dan mningkatkan martabat sosialnya. Brdasarkan dfinisi di atas, dapat dilihat bahwa tos krja itu mrupakan prwujudan sikap ssorang dalam mlakukan pkrjaan dngan kmauan dan mmprhatikan nilai-nilai srta aturan yang brlaku dalam prusahaan shingga pkrjaan dapat dilaksanakan dngan baik. Etos krja mmpunyai pngaruh dngan smangat dan brgairahnya karyawan dalam mlakukan pkrjaannya shingga hasil yang dicapai juga akan dapat mningkat baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Dalam kontks pmbicaraan tos krja di dalam organisasi prusahaan, maka tos krja yang dimaksud adalah kyakinan brsama, bahwa stiap karyawan harus dapat

8 mmbrikan pkrjaan atau karya trbaiknya untuk prusahaan, shingga pada akhirnya prusahaan dapat mmbrikan karya trbaiknya. Dalam GBHN 1988 dinyatakan bahwa manusia Indonsia, harus mmilki sifat antara lain tangguh, crdas, trampil mandiri dan mmilki rasa kstiakawanan, krja kras, hmat, produktif, brdisiplin srta brorintasi kmasa dpan untuk mnciptakan khidupan yang lbih baik. Smangat tos krja, harus dapat disbarluaskan untuk mmprolh manfaat antara lain: Mnjamin hasil krja dngan kualitas yang baik. Mmbuka sluruh komunikasi, ktrbukaan, cpat mnmukan ksalahan dngan cpat mmprbaikinya. Cpat mnysuaikan diri dngan prkmbangan dari luar. Mngurangi laporan yang brupa data dan informasi yang salah atau palsu. Pningkatan produktivitas juga suatu hal yang harus diprhatikan olh Pimpinan prusahan, ini mnggambarkan bahwa prusahaan trsbut brusaha untuk maju. Hal ini dapat dilakukan apabila prusahaan juga mmpunyai usaha atau cara untuk mningkatkan kualitas tnaga krja sbagai plaksana, untuk brproduksi dan juga dngan cara mmbrikan motivasi yang cukup. Untuk itu di sini prlu kiranya kita parhatikan sifat-sifat tika yang harus dikmbangkan dalam tos krja mnurut Wbr adalah: (Abdullah 1997). Sifat brtanggung jawab. Jujur dalam prbuatan. Lingkungan Krja. Mnurut Khasanah (1995) adalah: Dalam mlaksanakan Kgiatan oprasionalnya prusahaan faktor lingkungan krja mrupakan suatu hal yang harus diprhatikan olh pihak prusahaan. Dimana lingkungan krja itu sndiri adalah sgala ssuatu yang ada diskitar para pkrja dan yang dapat mmpngaruhi dalam mnjalankan tugas-tugas yang dibbankan. Pngrtian di atas mnggambarkan bahwa lingkungan krja mmpunyai pngaruh yang bsar bagi pkrja dalam mnjalankan tugas-tugasnya. Olh karna itu prusahaan harus mngusahakan agar faktor-faktor yang trmasuk

9 dalam lingkungan krja diprhatikan scara baik shingga mmpunyai pangaruh yang positif bagi produktivitas krja karyawannya. Dari uraian di atas jlas bahwa lingkungan krja bila tidak diprhatikan akan brakibat ngatif pada produktivitas krja karyawan. Misalnya banyaknya kclakaan krja trjadi disbabkan olh potongan-potongan kayu atau logam atau mungkin juga tumpahan minyak. Sbaliknya suasana lingkungan krja yang mnynangkan akan dapat mmpngaruhi pkrjaan. Sprti suasana krja yang tnang, yaitu bkrja sambil diiringi musik yang mrdu, hal itu bisa mnynangkan hati para pkrja, tapi lbih dari itu misalnya kbrsihan, pnrangan, vntilasi dan masih banyak yang lain akan mmpngaruhi lingkungan tmpat krja. Banyak prusahaan yang mngabaikan masalah-masalah yang dianggap kcil dalam lingkungan tmpat bkrja padahal sbnarnya mmpunyai pngaruh cukup bsar dalam lingkungan trsbut. 2.5 Ksjahtraan Ekonomi Ada dua pndkatan yang dapat diambil trhadap ksjahtraan konomi, yaitu pndkatan No-Klasik dan pndkatan ksjahtraan konomi yang baru. Pndkatan No-klasik tlah dikmbangkan olh Pigou, Bntham, Sidgwich, Edgworth, dan Marshall. Pndkatan No-Klasik brasumsi bahwa nilai guna mrupakan kardinal dan konsumsi tambahan itu mnydiakan pningkatan yang smakin kcil dalam nilai guna. Pndkatan No-Klasik lbih lanjut brasumsi bahwa smua individu mmpunyai fungsi nilai guna yang srupa, olh karna itu hal trsbut mmpunyai makna untuk mmbandingkan nilai guna individu dngan nilai guna milik orang lain. Olh karna asumsi ini, hal trsbut mmungkinkan untuk mmbangun suatu fungsi ksjahtraan sosial dngan hanya mnjumlahkan sluruh fungsi nilai guna individu. Pndkatan ksjahtraan konomi yang baru didasarkan pada yang dikrjakan olh Parto, Hicks, Kaldor, Boulding, Arrow, Robbin, Scitovsky, Galbrairh dan Sn. Pndkatan ksjahtraan konomi yang baru dngan tgas mngnalkan prbdaan antara bagian fisinsi dari disiplin dan bagian distribusi srta mmprlakukannya dngan cara yang brbda. Prtanyaan dari fisinsi

10 ditaksir dngan ukuran-ukuran sprti fisinsi Parto dan uji kompnsasi Kaldor- Hicks, sdangkan prtanyaan dari distribusi pndapatan dicakup di dalam spsifikasi fungsi ksjahtraan sosial. Lbih lanjut, fisinsi tidak prlu mmrlukan ukuran kardinal nilai guna, nilai guna ordinal adalah cukup untuk analisis ini. Banyak titik-tolak pmikiran konomi dapat diambil untuk mmbahas masalah wlfar (ksjahtraan) dan wlfar conomics (ilmu konomi yang brorintasi ksjahtraan). Th Amrican Economics Association yang mnmpatkan Knnth Boulding sbagai salah satu pmikir konomi kontmporr pada waktu itu, brsjajaran dngan tokoh-tokoh lain sprti John Knnth Galbraith, ragnar Nurks, Paul A. Samulson, Wassly Lointif, Mozz Abramoritz, Andras Papandrou, Norman Buchanan, Paul Baran dan Milton Fridman. Lbih dari stngah abad yang lalu, Howard S. Ellis dari Univrsity of California, Brkly slaku ditor mnrbitkan buku A Survy of Contmporary Economic I yang disponsori olh Th Amrican Economics II trbit pula dngan ditor Prof. Brnard F. Haly dari Stanford Univrsity, yang juga disponsori olh th Amrican Economics Association. Kdua jilid buku ini sbagai ksatuan bolh dibilang mrupakan karya monumntal dalam pmikiran konomi. Stngah abad yang lalu itu masih dngan tgas dikatakan olh Knnth Boulding bahwa th subjct mattr of wlfar conomic, brbda dngan lain-lain bntuk wlfar, harus didkati dari konsp harta atau richs konomi (Scitovsky 1996). Stlah dngan sangat brilian dan tliti mnggambarkan hubungan antara wlfar and comptition (dianggap sbagi dua sjoli) akhirnya Tibor Scitovsky mngmukakan mlalui bukunya yang trknal Wlfar and Comptition, bahwa comptition mmiliki brbagai klmahan (shortcomings). Bila kaum konom mnganggap pran kbijaksanaan konomi adalah mmprtahankan pkrjaan (mploymnt) dan stabilitas harga (pric stability), tugas ngara adalah mngobati klmahan-klmahan yang ada pada diri comptition dmi mnjamin wlfar. Ngara, mnurut Scitovsky, harus mnydiakan jasa-jasa yang masyarakat scara kolktif dapat mngambil manfaat. Ia mndukung antitrust lgislation dan mnolak aggrssiv comptition yang brtujuan mngakkan monopoli. Namun ia

11 pada dasarnya ttap brkcndrungan mmihak ord komptisi dan mnghndaki pmbatasan trhadap kontrol olh ngara. Stlah Rdr dan Samulson mlmparkan kritik trhadap wlfar conomics-nya Boulding, Paul A. Baran lima tahun kmudian mngaskan bahwa wlfar conomics barunya Rdr dan Samulson itu pun masih trbatas pada masalah prlu tidaknya makna dan dimnsi wlfar di luar konomi an sich prlu diprhitungkan. Baran scara kritis mnunjukkan bahwa fisinsi konomi mmang mmbrikan kontribusi kpada human wlfar brdasar kritria bahwa pada dirinya fisinsi konomi mrupakan suatu ord sosial konomi yang hidup di dalam masyarakat. Namun bagi Prof. Baran, posisi wlfar conomics yang mngundang prdbatan toritikal dan moral ssungguhnya trltak pada mlncngnya ord sosial konomi dari tujuan khidupan konomi yang lbih utuh dan mulia, dimana hubungan lmbaga-lmbaga konomi dan sosial pada masyarakat kapitalis (yang mndwakan slf intrst, prfct individual librty, consumrs sovrignty dan stlsl laissz fair itu) tlah mnghalangi trcapainya wll bing masyarakat sbagai tujuan khidupan konomi masyarakat yang utuh, yaitu suatu masyarakat yang bbas dari kapatisan mntal dan psikis (mntal and psychic stupor) yang diakibatkan olh idology kapitalis yang mlumpuhkan masyarakat miskin.. Pada ksmpatan ini Baran smpat mngungkit khranannya trhadap sikap John Stuart Mill, Alfrd Marshall, K. Wicksll dan A.C. Pigou yang trganggu olh munculnya kraguan trhadap th visibl hand. Baran mmuji F. Bastiat dan J.B. Clark yang mnmpatkan wlfar brdasar stlsl laissz fair sbagai iron low yang mngabaikan nobl sntimnts dan high thical standards para protagon yang mnghndaki prinsipprinsip konomi yang shat dalam ord konomi. Partian optimum, kata Baran, mngundang suatu pmikiran untuk rformasi sosial. sdang Th nw conomics -nya Kyns, mskipun dilihat olh Baran sbagai dasar-dasar prncanaan untuk mncapai full mploymnt dalam sistm kapitalism, tlah mngaskan tidak trjadinya otomatism pasar atau tidak adanya mkanism built in untuk mnjaga aggrgat ffctiv dmand dalam mmprtahankan full mploymnt. Namun Kyns tidak mlihat kmrosotan aggrgat dmand itu sbagai masalah struktural dalam alokasi sumbr-sumbr konomi.

12 Kita prlu pula mncatat apa yang dikmukakan olh Abramovitz, bahwa.our intrst in conomic growth stms from, and is rlvant to, our intrst in long trm changs in conomics wlfar. But th two subjcts ar not quivalnts. (Kpntingan kita pada prtumbuhan konomi brmula dari, dan rlvan dngan, kpntingan kita pada prubahan ksjahtraan konomi dalam jangka panjang. Ttapi kdua subjk itu tidaklah sama). Dngan pngasannya ini ia spaham dngan Clark. Sampai saat ini kiranya masih brlaku, yaitu bahkan saat ini banyak di antara kita yang brbicara mngnai growth namun mngabaikan conomic wlfar pada tataran sosialnya (dalam dimnsi socital wlfar). Pandangan mngnai wlfar conomics, substansi dan dimnsinya trus makin brkmbang, diawali antara lain olh Robrt A. Dahl dan Charls A. Lindblom dalam buku Politics, Political Economics and Wlfar. Smntara itu, Oscar Lang mlpaskan diri dari prcaturan mngnai apakah wlfar conomics hanya brdasar kritria konomi smpit ataukah harus mngandung nilai-nilai tikal, apakah wlfar conomics brlandaskan pada ilmu konomi positif atau normatif, apakah brdasar pada proposisi what thr is atau what thr ought to b. Lang mngaskan bahwa lingkup ilmu konomi adalah mnntukan cara-cara trbaik untuk mncapai tujuan konomi yang tlah ditntukan scara politik. Tujuan konomi yang ia maksudkan itu adalah dalam tatarannya sbagai social prfrnc dan social choic. Makna wlfar akhirnya bukan lagi skdar trcapainya conomic gain scara optimal blaka. Efisinsi brdimnsi sosial, politik, psikologi dan filosofi, mnjangkau tujuan humanisasi dan humanism. Akhirnya dahl dan Lindblom mmbuka jalan untuk suatu diskusi public yang lbih luas, suatu yang opn nding dan mungkin akan makin mmbingungkan kaum konom konvnsional. Slanjutnya masalah wlfar, lbih mngmuka lagi, stlah Amartya Sn mngdpankan masalah tika dalam bukunya On Ethics and Economics dan dmikian pula Amitai Etziomi, sorang sosiolog trkmuka, dngan buku monumntalnya Th Moral Dimnsions: Toward a Nw Economics.

13 2.6 Modl Ekonomi dan Pngangguran Modl tradisional pngangguran dan konomi mmprtimbangkan suatu intraksi pngangguran dan konomi. Pmbahasan pakar konomi dalam modl tradisional pngangguran dan konomi, umumnya banyak yang mmbahas dampak ngatif pngangguran trhadap konomi. Ttapi modl trsbut mmprknalkan bbrapa hipotsis dasar sbagai pijakan dalam modl pmbrian kompnsasi bagi pngangguran untuk mncapai ksjahtraan konomi. Didfinisikan dalam modl tradisional konomi tingkat inflasi dilambangkan π (t) (turunan dari P & / P, di mana P adalah harga). Vrsi xpctations augmntd dari Philip mngasumsikan hubungan tingkat inflasi, dngan tingkat tarif pngangguran, N u (t) dan tingkat inflasi yang diharapkan, π (t). Modl ditulis dalam bntuk: π ( t) = a bn ( t) + hπ ( t), ( 0 < h 1). u Di mana a, b, h adalah paramtr. Dalam suatu ngara jika tingkat inflasi yang nyata mlbihi tingkat inflasi yang diharapkan, kmudian tingkat inflasi yang diharapkan cndrung naik Scitovsky (1996). Maka tingkat inflasi yang diharapkan dittapkan dalam aturan sbagai brikut: (2.2) & π ( t) = j( π ( t) & π ( t), ( 0 < j 1). Saldo nominal uang dalam suatu ngara dilambangkan dngan M dan tingkat prtumbuhan saldo uang yaitu μ = M & / M. Modl brisi suatu umpan balik dari inflasi k pngangguran, yaitu: & = K( μ p), K > 0 Di mana N u (2.1) (2.3) μ π mnjadi tingkat ksimbangan prtumbuhan ral-mony. K adalah paramtr modl trsbut. Dinamika prkmbangan ral-mony dinyatakan dalam bntuk prsamaan difrnsial kdua. Subtitusikan prsamaan (2.2) dngan prsamaan (2.1), mnghasilkan: & π ( t) = j( a bnu) + j( h 1) π. (2.4)

14 Prsamaan (2.4) didfrnsial trhadap t: & π ( t) = jbn& u + j( h 1) π. Subtitusi prsamaan (2.5) dngan prsamaan (2.1), diprolh: jbk = & ) & μ π + ( bk + j jh π + jbkπ, di mana & j. π = π / + π (2.5) 2.7 Ekuilibrium Ekuilibrium adalah suatu kumpulan variabl-variabl trpilih yang saling brhubungan (intrrlatd) dan dissuaikan satu dngan lainnya dngan cara sdmikian rupa, shingga tidak ada kcndrungan yang mlkat (inhrnt) dalam modl trsbut untuk brubah (Chiang & Wainwright 2005). Prnyataan trpilih mnunjukkan knyataan ada variabl yang tidak dimasukkan k dalam modl, shingga apabila modlnya diprluas dngan mmasukkan variabl tambahan maka kuilibrium pada modl smula tidak dapat digunakan lagi. Prnyataan saling brhubungan mnunjukkan bahwa untuk dapat mncapai kulibrium, smua variabl dalam modl harus scara brsamaan dalam kadaan ttap. Sdangkan prnyataan mlkat mnunjukkan bahwa dalam mndfinisikan kulibrium kadaan ttap variabl dalam modl hanya didasarkan pada pnyimbang kkuatan intrnal dari modl trsbut, sdangkan faktor-faktor kstrnal dianggap ttap. Pada intinya, kuilibrium untuk suatu modl trtntu adalah suatu kadaan yang mmpunyai ciri tidak adanya kcndrungan untuk brubah. 2.8 Solusi Optimum Optimasi ialah suatu pross untuk mncapai hasil yang idal atau optimum (nilai fktif yang dapat dicapai). Untuk dapat mncapai nilai optimum, baik minimum atau maksimum trsbut, scara sistmatis dilakukan pmilihan nilai variabl yang akan mmbrikan solusi optimum. Misalkan fungsi f : A R (mmtakan himpunan A k himpunan bilangan nyata), maka jika: x 0 Aadalah solusi optimum dari fungsi f jika dan hanya a. x A, f ( x0 ) f ( x) atau

15 b. x A, f ( x0 ) f ( x) jika kondisi prtama yang dipnuhi maka x0 adalah solusi minimum dari fungsi f, namun jika kondisi kdua yang trpnuhi maka x 0 adalah solusi maksimum dari fungsi f. Untuk mnntukan nilai optimum suatu fungsi, dibrikan Torma 2.1 dan Torma 2.2 brikut (Stwart 1998). Torma 2.1 Misalkan fungsi f trdifrsialkan pada intrval I dan c I. ' x = c akan mnjadi titik maksimum atau minimum dalam I jika f ( c) = 0. Torma 2.2 c I maka brlaku: Jika fungsi f trdfrsialkan dua kali pada intrval I dan ' '' a. Jika f ( c) = 0 dan f ( c) < 0 maka c adalah titik maksimum dari f; ' '' b. Jika f ( c) = 0 dan f ( c) > 0 maka c adalah titik minimum dari f; ' '' c. Jika f ( c) = 0 dan f ( c) = 0 maka c bukan titik maksimum atau titik minimum dari f.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kbijakan Prdagangan Intrnasional 1 2 3 4 Kbijakan Ekonomi 21 Prioritas kbijakan bidang konomi trdiri dari tujuh bidang : Pngmbangan Infrastruktur Prcpatan pnylsaian infrastruktur

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I THE IMPLEMENTATION OF RECIPROCAL TEACHING ON COOPERATIVE

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan,dan Kerja Sama. Hartoyo

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan,dan Kerja Sama. Hartoyo KATA PENGANTAR Sgala puji kpada Allah SWT, karna atas rahmat-nya, Biro Prncanaan, Pngawasan, dan Krja Sama, Ombudsman RI dapat mlaksanakan sluruh tugas dan fungsi pada tahun 2015 dngan baik. Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area) KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Charactristic and Accidnt Probability on Privat Car in Urban Ara) Lasmini Ambarwati, Harnn Sulistio, Gama Hndika Ngara, Zanuar

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1) EKO-REGIONAL, Vol.3, No.2, Sptmbr 2008 POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Olh: Endang Stiasih 1) 1) Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL BAB IV SIMULASI MODEL Dalam Bab III tlah dilaskan sifat-sifat sistm dinamis dari modl k & t) = yˆ t) k t), =, srta modl k& t) = yˆ k t), k t)) k t) =, khssnya φ η) = 0. Skarang akan dibat simlasi modl

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Mlania, Masluyah Suib, Dsni Yuniarni Pndidikan Guru Pndidikan Anak Usia Dini FKIP Untan, Pontianak Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS PEMANFAATAN KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMARINDA ANALISIS PEMANFAATAN KEDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMAINDA atna Wulaningrum ( Staf Pngajar Jurusan Akuntansi Politknik Ngri Samarinda ) Muhammad Suyudi ( Staf Pngajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH 70 RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH Olh Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti Abstrak: Hakikat sains

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 A ANDAAN TEORI Pngrtian MM Multi vl Markting MM adalah salah satu contoh unit usaha yang brpola bisnis unik, yang sdang brkmbang di dalam bidang pnjualan barangbarang kbutuhan manusia, mulai brupaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah prgrakan manusia dan barang antara satu zona asal dan zona tujuan dalam wilayah yang brsangkutan. Prgrakan trsbut dapat dilakukan dngan mnggunakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG Bobby Satria Program Studi Pndidikan Luar Skolah FIP Univrsitas Ngri Padang Email: satriab234@yahoo.co.id Absract

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 31-37 ANALISIS KINERJA DOSEN PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASARKAN EVALUASI MAHASISWA SEBAGAI STAKEHOLDER PEMBELAJARAN DALAM RANGKA REKONTRUKSI PELAYANAN STKIP

Lebih terperinci

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4 ISOMORFISMA PADA GRAF P Eka Adhistiasari, I Ktut Budayasa 2 Jurusan Matmatika, Fakultas Martmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, UNESA Kampus Ktintang 6023,Surabaya Email : tias-adhis@yahoocoid, ktutbudayasa@yahoocom

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

e Mempunyai fasilitas jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, baik

e Mempunyai fasilitas jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, baik BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN OBJEK WISATA PENELITIAN KELAUTAN Pada Bab IV ini akan dijlaskan hal-hal yang brkaitan dngan konsp prncanaan dan prancangan objk wisata pnlitian klautan. Akan dijlaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI Pada bab ini akan dipaparkan scara singkat tntang gambaran umum kbradaan sklompok mahasiswa pada sbuahindkos ataupmondokan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA

WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA LAPORAN KEGIATAN WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA Pnanggung Jawab Kgiatan: DRS. H. SUTIMAN Ktua Plaksana: Yuni Wibowo, M.Pd FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU Novi Frlinita Sari 1, Tri Umari 2, Abu Asyari 3 Email :

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Selviana Walsen *) Abstract

PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Selviana Walsen *) Abstract PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Slviana Walsn *) Abstract Incrasd numbr of studnts, staff, and faculty ld to th incrasing activity of vhicl movmnt insid campus.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Nama Matakuliah : FUNGSI VARIABEL KOMPLEKS I 2. Kod/SKS : MMM2112/2 SKS 3. Prasarat : Kalkulus Multivariabl I (prnah mngambil) 4. Status Matakuliah

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model PENGARUH AKSESIBILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UDARA (STUDI KASUS BANDARA ABDURACHMAN SALEH MALANG-BANDARA JUANDA SURABAYA) Akhriadi, Ludfi Djakfar, Agus Suharyanto

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,

Lebih terperinci

DATA INDIVIDU DAN KELUARGA INDONESIA

DATA INDIVIDU DAN KELUARGA INDONESIA -... J2; r-. Ir==--------. PERPUSTAKAAN IKK '... D? FEMA IPB..,-..", BAHAN AJAR M.K. EKOLOGI KELUARGA (IKK 21)... '. DATA INDIVIDU DAN KELUARGA INDONESIA. - DISUSUN OLEH: HERIEN PUSPITA W ATI ' ' '.. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada

IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Pnntuan Lokasi Pnlitian Pnlitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap prtama, mngumpulkan data skundr dari brbagai instansi yang diprlukan, yang dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

Umitri Astuti 1), Siti Wahyuningsih 2), Chumdari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Umitri Astuti 1), Siti Wahyuningsih 2), Chumdari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta   1) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP AKTIVITAS EKONOMI BERKAITAN DENGAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA SISWA SEKOLAH DASAR Umitri Astuti

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SISWA AKSELERASI MAN 3 PALEMBANG. Fara Hamdana 1 * dan Alhamdu²* UIN Raden Fatah Palembang.

SISWA AKSELERASI MAN 3 PALEMBANG. Fara Hamdana 1 * dan Alhamdu²* UIN Raden Fatah Palembang. FAA HAMDANA & ALHAMDU PSIKIS-Jurnal Subjctiv Psikologi Wll-Bing Islami Vol. dan 1 Prstasi No. 2 (2015) Blajar 115-124 SUBJECTIVE WELL-BEING DAN PESTASI BELAJA SISWA AKSELEASI MAN 3 PALEMBANG Fara Hamdana

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian

Lebih terperinci

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL BAB DISTRIBUSI IDUK DA DISTRIBUSI SAMEL.. EDAHULUA Jika suatu bsaran mmiliki nilai ssungguhnya sdangkan hasil ukurnya adalah maka kita mngharapkan hasil pngamatan mndkati, namun knyataannya tidak slalu

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

Rayadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Panca Bhakti Pontianak Abstract

Rayadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Panca Bhakti Pontianak Abstract PENGAUH KONDISI KAYAWAN TEHADAP KEPUASAN KEJA DAN DAMPAKNYA TEHADAP ETENSI KAYAWAN PT. JASA SELAAS BEDASAKAN PEBANDINGAN PENDEKATAN SPSS DAN LISEL ayadi Akadmi Manajmn Informatika dan Komputr Panca Bhakti

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Siti Ainur Rohmah, Sutarman dan Lia Yuliati Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci