BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tmpat Pnlitian Pnlitian dimulai pada awal bulan Sptmbr 2002 hingga akhir bulan Januari Lokasi pnlitian di kbun tbu lahan kring milik PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah. Laboratorium pnlitian di Laboratorium Tanah dan Tanaman (Soil and Plant Laboratory) PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah, dan di Laboratorium Fisika-Mkanika Tanah, Dpartmn Tknik Prtanian, Fakultas Tknologi Prtanian, Institut Prtanian Bogor, Darmaga, Bogor. Aral kbun tbu yang digunakan untuk pnlitian brbntuk mpat prsgi panjang sluas 8.50 ha, dan brlokasi di 76TU40, Blok 48, Rayon I, PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah. Pta aral kbun trsbut dapat dilihat dalam Lampiran 1. Bahan dan Pralatan Pnlitian Bahan-bahan untuk pnlitian trdiri atas: 1 Bibit-bibit tbu varitas TC-9 (Tbu Cuping-9) brasal dari Malaysia 2 Sampl tanah dari kbun tbu lahan kring 3 Sampl akar-akar tbu untuk diukur bobot kringnya 4 Sampl batang-batang tbu untuk diukur kadar gulanya 5 Sampl biomassa gulma untuk diukur bobot kringnya 6 Hrbisida untuk pr-mrgnc dan post-mrgnc hrbiciding (Gulmaron, DMA, 24-Diamin, Amxon-3, Hrbatox, dan Sunfit) 7 Insktisida (Furadan) 8 Pupuk (ura dan stillag). Pralatan, instrumn, dan msin, yang digunakan untuk pngukuran di dalam laboratorium dan di lapangan, disajikan pada Tabl 5. Pralatan untuk analisis atau pngolahan data trdiri atas kalkulator dan komputr.

2 45 Tabl 5 Pralatan, instrumn, dan msin untuk pnlitian Pralatan, instrumn, dan msin untuk pngukuran Di laboratorium Satu st pralatan untuk analisis tkstur tanah Glas kaca s datar, prmukaan halus, ukuran 30 x 40 cm 2 Ayakan 0.42 mm, msh no. 35, mrk O.S.K. Ayakan 4.76 mm, msh no. 4, mrk O.S.K. Standard Casagranda, KM No. 708 (Standar JIS A ) Timbangan lktronik, mrk AND, modl F-300, kapasitas 310 g, ktlitian g Timbangan lktronik, mrk AND, modl EP-12KB, kapasitas 12 kg, ktlitian g Mold 10 cm, volum 1 litr Di lapangan Bajak subsoilr, tip straight shank, 2 bottom 1) Bajak singkal, mrk Dowdswll, modl DP-5, 2 bottom 1) Bajak piring standar, mrk C.M.T., modl MTD 1500, 3 bottom 1) Garu piring 2 gang, mrk Baldan, modl CSRG-28, 28 bottom 1) Kair (furrowr), mrk Huard, modl SO-270, 3 bottom 1) Traktor roda mpat, mrk Fiat, modl Fiatagri-Nw Holland Turbo 4 WD, 140 hp, 7140 kg 2) Traktor roda mpat, mrk John Dr, modl JD WD, 100 hp, 3950 kg 2) Ring-ring sampl, mrk Eijklkamp Bas plat dan collar, 10 cm Pntromtr, modl St A, mrk Eijklkamp, Ramr 2.5 kg Ovn dan dsikator Satu st pralatan untuk mngukur kadar gula tbu Glas ukur 200 ml Thrmomtr Watrbath Timbangan brat, kapasitas 25 kg Mtrn gulung 5 m dan 50 m Pncatat waktu (stopwatch) Cangkul, garpu tanah 30x30 cm 2, gunting akar, dan plastik-plastik Jangka sorong dan busur drajat Glas ukur 1000 ml dan thrmomtr Kamra foto Timbangan gantung, kapasitas 15 kg 1) 2) Spsifikasi lngkap dapat dilihat pada Lampiran 2 Spsifikasi lngkap dapat dilihat pada Lampiran 3

3 46 Mtod Pnlitian Rancangan pnlitian untuk mnntukan mtod pngolahan tanah optimum pada budidaya tbu lahan kring dapat dilihat dalam Gambar 14. Bagan rancangan pnlitian dalam Gambar 14 trsbut skaligus digunakan untuk analisis data pnlitian, dan mrupakan pnjabaran alur pikir pnntuan mtod pngolahan tanah optimum pada budidaya tbu lahan kring. Pnlitian dilaksanakan di dua aral kbun, yaitu di aral kbun I dan di aral kbun II. Di aral kbun I dibrikan nam prlakuan kpadatan tanah, sdangkan di aral kbun II dibrikan nam prlakuan mtod pngolahan tanah. Prtumbuhan dan produksi tbu diukur di aral kbun I dan II, yaitu mulai dari bibit tbu ditanam hingga mnjlang pann (tbang tbu), dan ditruskan hingga umur tbu kprasan (ratoon) 6 bulan. Di aral kbun II dilakukan pngukuran unjuk krja alat dan msin pngolahan tanah. Di aral kbun I dan II dilakukan pngukuran dan uji homognitas kondisi sifat fisik-mkanik -kimia tanah awal sblum diolah. Diharapkan kondisi awal tanah trsbut adalah homogn shingga pngaruh kondisi sifat fisik-mkanikkimia tanah awal di aral kbun I dan II adalah sragam. Pngolahan tanah yang dilakukan di aral kbun I dan II trdiri atas: 1 Sub: pmbajakan tanah dalam mnggunakan bajak subsoilr (subsoiling), 2 DP : pmbajakan tanah mnggunakan bajak piring (disk plowing), 3 MP: pmbajakan tanah mnggunakan bajak singkal (moldboard plowing), 4 DH: pnggaruan tanah mnggunakan garu piring (disk harrowing), dan 5 Fur : pngkairan tanah mnggunakan alat kair (furrowing). Mtod pngolahan tanah yang diaplikasikan di aral kbun I adalah Sub- DP1-DP2-DH1-DH2-Fur. Enam prlakuan kpadatan tanah sblum furrowing ditrapkan dngan cara dilintasi roda traktor FIAT (140 hp, 7140 kg) yang trbagi k dalam nam subplot, yaitu: 1 Subplot A: Kpadatan A (kpadatan dari hasil 0 kali lintasan roda traktor) 2 Subplot B : Kpadatan B (kpadatan dari hasil 1 kali lintasan roda traktor) 3 Subplot C : Kpadatan C (kpadatan dari hasil 2 kali lintasan roda traktor) 4 Subplot D: Kpadatan D (kpadatan dari hasil 4 kali lintasan roda traktor) 5 Subplot E : Kpadatan E (kpadatan dari hasil 6 kali lintasan roda traktor) 6 Subplot F : Kpadatan F (kpadatan dari hasil 8 kali lintasan roda traktor).

4 47 Prsaingan Tumbuh Pnutupan dan Bobot Kring Biomassa Gulma Tinggi Batang Pross Intraksi dngan Lingkungan Tumbuh Jumlah Tunas Tbu Muncul Prtumbuhan Tanaman Tbu Prtumbuhan Batang Tbu Batang Rbah Diamtr Batang Iklim Struktur Tanah Ssaat Bibitbibit tbu Prkmbangan Akar Tbu Panjang dan Bobot Kring Akar Tbu Jumlah Anakan Variasi Dnsitas dan Tahanan Pntrasi Tanah Uji homognitas kondisi sifat fisik-mkanikkimia tanah sblum diolah 6 Mtod Pngolahan Tanah Unjuk krja alat dan msin pngolah tanah Kapasitas Lapang Efktif (ha/jam) Waktu Oprasi Pngolahan Tanah (jam/ha) 6 Kpadatan Tanah Aral Kbun I Aral Kbun II Konsumsi Bahan Bakar (litr/jam) Kadar Gula Tbu Rndmn Giling (%) Bobot Batang Tbu Pann Produktivitas Tbu (ton/ha) Jumlah Batang Tbu Luas Tanam (ha) Harga Bahan Bakar (Rp/litr) Konsumsi Bahan Bakar pr satuan Luas Tanah Trolah (litr/ha) Harga Gula (Rp/kg) Produktivitas Gula (ton/ha) Dnsitas dan Tahanan Pntrasi Tanah Optimum Produksi Tbu (ton) Pnrimaan Hasil Pnjualan Gula (Rp/ha) Mtod Pngolahan Tanah Efktif Kuntungan Smntara Bagi Pabrik Gula (Rp/ha) Biaya Konsumsi Bahan Bakar (Rp/ha) Mtod Pngolahan Tanah Efisin METODE PENGOLAHAN TANAH OPTIMUM Gambar 14 Bagan rancangan pnlitian untuk mnntukan mtod pngolahan tanah optimum pada budidaya tbu lahan kring

5 48 Enam prlakuan mtod pngolahan tanah yang ditrapkan di aral kbun II trbagi k dalam nam plot, yaitu: 1 Plot 1: Mtod 1 (Sub-DP-DH-Fur) 2 Plot 2: Mtod 2 (Sub-MP-DH-Fur) 3 Plot 3: Mtod 3 (Sub-DH1-DP-DH2-Fur) 4 Plot 4: Mtod 4 (Sub-DH1-MP-DH2-Fur) 5 Plot 5: Mtod 5 (Sub-DP1-DH1-DP2-DH2-Fur) 6 Plot 6: Mtod 6 (Sub-MP1-DH1-MP2-DH2-Fur). Enam prlakuan kpadatan tanah yang diaplikasikan di aral kbun I dan nam prlakuan mtod pngolahan tanah yang diaplikasikan di aral kbun II akan mnghasilkan variasi nam kondisi sifat fisik-mkanik tanah (dnsitas dan tahanan pntrasi tanah) pada stiap aral kbun trsbut. Variasi dnsitas (DST) dan tahanan pntrasi tanah (TPT) trsbut mrupakan gambaran struktur tanah ssaat hasil pngolahan tanah untuk prtumbuhan awal tanaman dan skaligus untuk mnjalankan pross intraksi dngan lingkungan (iklim) mnuju pross prtumbuhan tanaman sampai dngan pross produksi. Hasil pross intraksi dngan lingkungan tumbuh trsbut ditandai dngan munculnya tunas-tunas tbu dalam jumlah trtntu (JTM) dan mulai muncul pula prsaingan tumbuh dngan gulma di skitar tbu trsbut. Tunas-tunas tbu yang muncul trsbut mngawali prtumbuhan tanaman, dimana slama masa prtumbuhannya dipngaruhi olh bsar pnutupan (PGT) dan bobot kring biomassa gulma (BBG). Prtumbuhan tanaman tbu dapat dinilai dari prkmbangan akar dan prtumbuhan batang tbu. Prkmbangan akar tbu, brupa panjang (PAT) dan bobot kring akar (BKA), mmpngaruhi prtumbuhan batang tbu, karna akar-akar tbu brpranan dalam mnsuplai air dan nutrisi (zat-zat hara) dari dalam tanah k batang. Prtumbuhan batang tbu ditunjukkan olh smakin bsar diamtr (DBT) dan smakin tinggi batang tbu (TBT), dan slama prtumbuhan trsbut akan muncul anakan-anakan tbu. Pada masa prtumbuhan tbu bisa trjadi batang-batang tbu rbah akibat pngaruh kondisi fisik-mkanik tanah, iklim, atau varitas tbu trsbut. Jumlah anakan tbu (JAT) mnntukan banyaknya (jumlah) batang tbu yang akan dipann atau ditbang. Jumlah batang tbu yang banyak, tinggi, dan brdiamtr bsar ktika dipann akan mnghasilkan bobot

6 49 batang tbu yang bsar pula, shingga akan diprolh bobot batang tbu pann pr hktar luas kbun (produktivitas tbu) yang bsar. Krbahan batang tbu (PTR) lbih banyak brpngaruh trhadap brkurangnya pross asimilasi dngan sinar matahari shingga batang tbu mnjadi pndk dan brdiamtr kcil. Pada saat tbu pann digiling maka dapat dihitung kadar gula tbu trsbut dan untuk slanjutnya dapat dihitung rndmn gilingnya dalam satuan prsn (%). Rndmn giling (RGT) dan produktivitas tbu akan mnntukan bobot kristal gula pasir yang dihasilkan dalam satuan bobot kristal gula pasir pr hktar luas pann tbu (produktivitas gula). Smakin tinggi rndmn dan produktivitas tbu akan dihasilkan produktivitas gula yang smakin bsar. Produktivitas tbu dan gula yang tinggi mnunjukkan bahwa tindakan budidaya tbu trsbut, trutama dalam mnghasilkan kondisi sifat fisik-mkanik tanah hasil pngolahan tanah (DST dan TPT), adalah cocok atau ssuai. Dngan dmikian, DST dan TPT optimum dapat ditntukan brdasarkan produktivitas tbu dan gula trtinggi (maksimum). Produktivitas gula (ton/ha) dikalikan dngan harga gula (Rp/kg) akan mnghasilkan pnrimaan hasil pnjualan gula (PHG) dalam satuan Rp/ha. PHG mrupakan hasil akhir pnilaian trhadap bsaran (kuantitas) hasil pngolahan tanah fktif, shingga hasil pngolahan tanah dikatakan smakin fktif apabila PHG yang diprolh smakin bsar. Hasil unjuk krja alat dan msin pngolahan tanah di aral kbun II digunakan untuk mngukur dan mnghitung bsarnya kapasitas lapang fktif (KLE) dan konsumsi bahan bakar (KBB). KLE yang tinggi akan mnybabkan waktu oprasi pngolahan tanah (WPT) yang singkat dan luas lahan trolah yang bsar, shingga diprolh luas tanam yang bsar dalam kurun waktu trsdia untuk pngolahan tanah yang trtntu. Luas tanam yang bsar akan mngakibatkan jumlah batang tbu yang bsar shingga diprolh produksi tbu yang tinggi. KBB (litr/jam) dikalikan dngan WPT (jam/ha) akan mnghasilkan konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) dalam satuan litr/ha. KBL dikalikan dngan harga bahan bakar (Rp/litr) akan diprolh biaya konsumsi bahan bakar (BKB) dalam satuan Rp/ha.

7 50 BKB (Rp/ha) mrupakan hasil akhir pnilaian trhadap kuantitas hasil pngolahan tanah fisin. Pngolahan tanah dikatakan smakin fisin apabila BKB yang diprolh smakin kcil. Slisih antara PHG dan BKB mrupakan kuntungan smntara yang diprolh pabrik gula (KPG) dalam satuan Rp/ha, dimana biasanya faktor-faktor biaya produksi lainnya sprti biaya pmliharaan tanaman dan biaya pann adalah ttap untuk stiap hktar luas tanam dan luas pann. KPG yang diprolh trsbut blum dikurangi dngan biaya-biaya produksi lainnya, shingga mrupakan kuntungan smntara yang bisa diprolh pabrik gula dngan faktor biaya tunggal brupa BKB. Dngan dmikian, sbnarnya KPG hanya mrupakan angka pmbanding bagi 6 prlakuan mtod pngolahan tanah agar dapat ditntukan mtod pngolahan tanah optimum. Pnntuan mtod pngolahan tanah paling optimum mngacu kpada hasil pngolahan tanah paling fktif dan paling fisin, yaitu ditntukan brdasarkan nilai KPG trbsar. Tindakan budidaya tbu lahan kring dilakukan scara sragam untuk sluruh subplot dan plot, trutama pada saat pmliharaan tanaman. Pmupukan prtama dibrikan pada saat stlah pngolahan tanah sblum tanam bibit tbu, sdangkan pmupukan kdua pada 15 hari stlah tanam. Pupuk ura dngan dosis 125 kg/ha dibrikan pada saat pmupukan prtama dan kdua mnggunakan alat pmupuk (aplikator) yang ditarik traktor. Pmupukan untuk tbu ratoon pada 15 hari stlah tbang mnggunakan 250 kg ura/ha litr stillag/ha. Pnymprotan hrbisida mnggunakan boom sprayr dibrikan pada sbagian bsar aral kbun pada 7 hari stlah tanam (pr-mrgnc) pada saat tunas-tunas tbu muncul k prmukaan tanah. Hrbisida yang dibrikan trdiri atas 2 kg Gulmaron/ha litr DMA/ha. Pmbrian hrbisida pada tbu ratoon 21 hari stlah tbang (pr-mrgnc) mnggunakan 2.5 kg Gulmaron/ha litr 24- Diamin/ha, dan pada 2 bulan stlah tbang (post-mrgnc) mnggunakan 3 litr Amxon-3/ha litr 24-Diamin/ha litr Hrbatox/ha litr Sunfit/ha. Pada umur tbu ratoon 50 hari stlah tbang dilakukan pmbrantasan hama pnggrk mnggunakan 30 kg Furadan/ha. Di aral kbun untuk pnlitian tidak dilakukan pmbumbunan dan pmutusan akar-akar tbu kprasan (ratoon) yang prtama.

8 51 Aral kbun I brukuran 185 m x 50 m = ha, trbagi mnjadi 6 luasan (subplot) untuk pnrapan 6 prlakuan kpadatan tanah. Olh karna trdapat aplikasi hrbisida maka dibagi lagi mnjadi 4 luasan, dimana 1 luasan (Non-H) digunakan untuk pngamatan dan pngukuran tanpa aplikasi hrbisida dan 3 luasan (H-1, H-2, dan H-3) untuk ulangan pngamatan dan pngukuran yang mndapat aplikasi hrbisida. Adapun pnntuan lokasi untuk pngambilan data-data pnlitian di aral kbun I dapat dilihat dalam Gambar 15. U (a) H-3 H-2 H-1 Non-H Kpadatan A Kpadatan B Kpadatan C Kpadatan D Kpadatan E Kpadatan F Satuan : m (b) Satuan : m Gambar 15 Pnntuan lokasi titik -titik pngambilan sampl () di aral kbun I pada saat: sblum pngolahan tanah (a), dan ssudah pngolahan tanah (b)

9 52 Aral kbun II brukuran 445 m x 185 m = ha, trbagi mnjadi 6 plot (185 m x 70 m tiap plot) untuk aplikasi 6 prlakuan mtod pngolahan tanah. Stiap plot dibagi lagi mnjadi 9 luasan (subplot), dimana 3 subplot di tngah (Non-H1, Non-H2, dan Non-H3) untuk tanpa aplikasi hrbisida dan 6 luasan di samping (H-U1, H-U2, H-U3, H-S1, H-S2, dan H-S3) untuk aplikasi hrbisida. Adapun pnntuan lokasi pngambilan data-data pnlitian di aral kbun II dapat dilihat dalam Gambar 16 dan Gambar 17. Mtod 1 70 U 5 Mtod 2 Mtod Mtod 4 Mtod 5 Mtod Satuan : m Gambar 16 Pnntuan lokasi titik -titik pngambilan sampl () di aral kbun II pada saat sblum pngolahan tanah

10 53 Gambar 17 Pnntuan lokasi titik -titik pngambilan sampl () di aral kbun II pada saat ssudah pngolahan tanah Titik 2 Titik 1 Titik M t o d 1 Subplot H-U Subplot H-S Subplot Non-H Satuan : m U M t o d 2 M t o d 3 M t o d 4 M t o d 5 M t o d 6

11 54 Data-data yang diprolh dalam pnlitian ini trdiri atas data primr, data skundr, dan data hasil wawancara. Data-data trsbut digunakan untuk mnntukan variabl-variabl pnlitian. Data primr yaitu data yang diprolh dari hasil pngukuran dan atau pngamatan langsung. Data skundr yaitu data yang diprolh dari hasil pngukuran dan atau pngamatan tidak langsung. Data hasil wawancara (prsonal communication) mrupakan data hasil konsultasi dngan ahli atau pakar budidaya tbu lahan kring. Adapun ktiga macam data trsbut disajikan pada Tabl 6. Tabl 6 Data-data primr, skundr, dan hasil wawancara yang digunakan dalam pnlitian No. Data primr Data skundr Data hasil wawancara 1 Sifat fisik -mkanik-kimia tanah 2 Unjuk krja alat dan msin pngolah tanah 3 Prtumbuhan tbu dan gulma 4 Produktivitas tbu dan gula 5 Srangan hama dan pnyakit tanaman tbu Jnis tanah Iklim dan gografi lokasi pnlitian Spsifikasi alat dan msin pngolah tanah Pta topografi lokasi pnlitian Potnsi bibit tbu varitas TC-9 Jadwal saat pngukuran banyaknya tunas tbu muncul Jadwal saat pann (tbang tbu) Pada Tabl 7 ditunjukkan variabl-variabl pnlitian yang digunakan untuk mnntukan sifat fisik -mkanik-kimia tanah, unjuk krja alat dan msin pngolahan tanah, prtumbuhan tbu dan gulma, srta produktivitas tbu dan gula. Di dalam Tabl 7 trsbut disisipkan variabl (pubah) pnlitian yang diprolh dari hasil prhitungan.

12 55 Tabl 7 Variabl (pubah) yang digunakan dalam pnlitian No. Variabl sifat fisik-mkanik - kimia tanah Variabl unjuk krja alat dan msin pngolah tanah Variabl prtumbuhan tbu dan gulma Variabl produktivitas tbu dan gula 1 Tkstur Luas tanah trolah (A) 2 Kadar air (KAT) Waktu lapang total (t) 3 Dnsitas (DST) Kapasitas lapang fktif (KLE) 4 Porositas (PST) Waktu pngolahan tanah (WPT) Jumlah tunas tbu muncul pr satuan waktu trtntu (JTM) Panjang akar tbu (PAT) Bobot kring akar tbu (BKA) Jumlah anakan tbu (JAT) Produktivitas tbu sampling (PTS) Rndmn giling tbu (RGT) Produktivitas gula sampling (PGS) - 5 Tahanan pntrasi (TPT) Konsumsi bahan bakar (KBB) Tinggi batang tbu (TBT) - 6 Konsistnsi (batas cair, batas plastik, dan indks plastisitas) Konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) Diamtr batang tbu (DBT) - 7 Karaktristik pmadatan (uji Proctor) 8 Drajat kasaman (ph) 9 Kandungan unsur hara N (%N) - Prosntas batang tbu rbah (PTR) - Pnutupan gulma tbu (PGT) - Bobot kring biomassa gulma tbu (BBG) Kandungan unsur hara P (P trsdia) 11 Kandungan unsur hara K (KTK K + )

13 56 Variabl-variabl sifat fisik-mkanik -kimia tanah diukur pada kdalaman tanah, jumlah titik pngukuran, dan lokasi pngambilan sampl yang trtntu, srta pada saat sblum dan ssudah dilakukan pngolahan tanah, sprti ditunjukkan pada Tabl 8. Tabl 8 Kdalaman tanah dan jumlah titik pngukuran, srta lokasi pngambilan sampl untuk mnntukan sifat fisik-mkanik-kimia tanah pada saat sblum dan ssudah dilakukan pngolahan tanah Variabl pnlitian Kdalaman tanah (cm) Jumlah titik pngukuran Lokasi pngambilan sampl Pada saat sblum dilakukan pngolahan tanah: 1 Tkstur 0-30 dan titik/plot Aral kbun I dan II 2 Kadar air, dnsitas, dan porositas 0-10, 10-20, dan titik/plot Aral kbun I dan II 3 Tahanan pntrasi Hingga 50, pada stiap intrval 5 3 titik/plot Aral kbun I dan II 4 Konsistnsi dan karaktristik pmadatan tanah 0-30 dan titik hasil pncampuran smua plot Aral kbun I + II 5 Kandungan N, P, K, dan ph 0-30 dan titik/plot Aral kbun I dan II Pada saat ssudah dilakukan pngolahan tanah: 1 Kadar air, dnsitas, dan porositas 0-10, 10-20, dan titik/subplot di dkat rumpun tbu Aral kbun I dan II 2 Tahanan pntrasi Hingga 50, pada stiap intrval 5 1 titik/subplot di dkat rumpun tbu Aral kbun I dan II 3 Kandungan N, P, K, dan ph 0-10, 10-20, dan titik hasil pncampuran smua plot Aral kbun II Pada saat pngolahan tanah di aral kbun I dan II digunakan pola pngolahan tanah spiral (ovrlapping altration) dan hadland from cntr. Pola ovrlapping altration digunakan pada saat dilakukan pmbajakan tanah dalam mnggunakan bajak subsoilr (subsoiling). Pola hadland from cntr digunakan

14 57 pada saat dilakukan pmbajakan tanah mnggunakan bajak piring (disk plowing) dan bajak singkal (moldboard plowing), pnggaruan tanah mnggunakan garu piring (disk harrowing), dan pmbuatan alur tanam atau kairan (furrowing). Pad a Gambar 18 dan Gambar 19 dapat dilihat kdua pola trsbut. 1 MULAI U DAN SETERUSNYA Gambar 18 Pola ovrlapping altration pada kgiatan pngolahan tanah DAN SETERUSNYA U MULAI Gambar 19 Pola hadland from cntr pada kgiatan pngolahan tanah Pada saat ssudah pngolahan tanah, pngukuran dan pngamatan sifat fisik-mkanik-kimia tanah srta prtumbuhan tbu dan gulma dilakukan pada ara yang dihrbisida dan tidak dihrbisida pada umur tbu 0.5, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 9 bulan stlah tanam, srta tbu kprasan (ratoon) pada umur 1, 3, dan 6 bulan. Pngukuran produktivitas tbu dilakukan pada saat umur tbu 9 bulan stlah tanam dan pada saat umur tbu ratoon 6 bulan.

15 58 Prosdur Pngukuran Variabl Pnlitian Prosdur pngukuran variabl-variabl untuk mnntukan sifat fisikmkanik tanah, unjuk krja alat dan msin pngolah tanah, prtumbuhan tbu dan gulma, srta produktivitas tbu dan gula, yang digunakan dalam pnlitian ini, disajikan pada Lampiran 4 hingga Lampiran 7. Produktivitas tbu sampling (PTS) dihitung brdasarkan prosdur pngukuran PTS dalam Lampiran 7. Olh karna PTS ditntukan dngan cara pngambilan contoh (sampling) maka prsamaan (8) untuk mnghitung PTS diuraikan shingga diprolh prsamaan (9) yang mrupakan prsamaan untuk mnghitung PTS brdasarkan data-data aktual di lapangan. PTS = 10 * TBB / LAK. (8) dimana PTS = produktivitas tbu sampling, ton/ha 10 = faktor konvrsi (1 kg/m 2 = 10 ton/ha) TBB = total bobot batang, kg = (TBS / PJS) * TPR TBS = total bobot batang tbu sampling, kg PJS = panjang sampling, m TPR = total panjang alur tanam (row), m = PJA * LBA / JAR PJA = panjang aral kbun, m LBA = lbar aral kbun, m JAR = jarak antar alur tanam, m LAK = luas aral kbun, m 2 = PJA * LBA PTS = 10 * TBS / (PJS * JAR).. (9)

16 59 Analisis Data Pnlitian Analisis data dilakukan untuk data-data hasil pnlitian di subplot-subplot yang tidak dihrbisida, baik di aral kbun I maupun di aral kbun II. Hal ini dimaksudkan untuk mngantisipas i pngaruh kmungkinan ktidaksragaman pmbrian hrbisida, shingga diharapkan variasi hasil pnlitian yang diprolh diakibatkan olh prlakuan yang ditrapkan. Data sifat fisik-mkanik tanah, brupa kadar air (KAT), dnsitas (DST), porositas (PST), dan tahanan pntrasi tanah (TPT), yang digunakan dalam analisis adalah nilai rata-rata pada kdalaman 0-30 cm. Data sifat fisik-mkanik tanah hasil pngolahan tanah adalah stlah dilakukan pngkairan (furrowing) sblum dilakukan pnanaman bibit-bibit tbu. Data trsbut digunakan untuk mnntukan hubungan antara intnsitas pngolahan tanah dan variabl sifat fisikmkanik tanah hasil pngolahan tanah, srta variabl prtumbuhan dan produksi tbu. Hubungan antara variabl sifat fisik-mkanik tanah hasil pngolahan tanah (DST dan TPT) dngan variabl prtumbuhan dan produksi tbu (JTM, PAT, BKA, JAT, TBT, DBT, PTS, RGT, dan PGS) ditunjukkan dalam bntuk kurva hubungan antar variabl, shingga dapat ditntukan hubungan kausalitas antar variabl trsbut. Dngan mnggunakan kurva-kurva trsbut akan dapat ditntukan bsarnya nilai variabl DST dan TPT yang mmbrikan nilai variabl prtumbuhan dan produksi tbu yang minimum dan maksimum, shingga dapat ditntukan DST dan TPT optimum. Mtod pngolahan tanah fktif dapat ditntukan brdasarkan hasil prtumbuhan dan produksi tbu maksimum, ttapi prtumbuhan gulma (PGT dan BBG) minimum. Mtod pngolahan tanah dikatakan optimum apabila mtod pngolahan tanahnya fktif dan fisin. Mtod pngolahan tanah fisin trcapai apabila kapasitas lapang fktif (KLE) tinggi, atau waktu oprasi pngolahan tanah (WPT) rndah, dan konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) rndah. Dngan dmikian, dapat dikatakan bahwa mtod pngolahan tanah akan smakin optimum apabila mtod pngolahan tanahnya smakin fktif dan fisin, yaitu apabila nilai variabl prtumbuhan dan produksi tbu smakin bsar, ttapi nilai variabl prtumbuhan gulma, waktu oprasi pngolahan tanah, dan biaya oprasi pngolahan tanahnya smakin kcil.

17 60 Tolok ukur (indikator) akhir dari mtod pngolahan tanah fktif adalah bsaran (kuantitas) pnrimaan hasil pnjualan gula (PHG) dalam satuan Rp/ha, sdangkan indikator akhir dari mtod pngolahan tanah fisin adalah kuantitas biaya oprasi pngolahan tanah (BPT) dalam satuan Rp/ha. Mtod pngolahan tanah akan smakin optimum apabila PHG yang diprolh smakin bsar, ttapi BPT yang diprolh smakin kcil. PHG akan smakin bsar apabila mtod pngolahan tanahnya smakin fktif, yaitu apabila produktivitas gulanya smakin bsar. BPT akan smakin kcil apabila mtod pngolahan tanahnya smakin fisin, yaitu apabila konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) yang dihasilkan smakin kcil.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Makalah Bidang Daya dan Mesin Pertanian ISSN KAJIAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TANAH PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING.

Makalah Bidang Daya dan Mesin Pertanian ISSN KAJIAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TANAH PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. KAJIAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TANAH PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING (Study of Soil Tillage Effectiveness and Efficiency on Dry Land Sugarcane Cultivation) Gatot Pramuhadi Dosen Departemen

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycin max L. Mrr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polythyln Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Evika Sandi Savitri Staf Pngajar Jurusan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik..., Agus Ruswandi

Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik..., Agus Ruswandi Pngkajian Pngmbangan Modl Pabrikasi Pupuk Organik: Studi Kasus di i Kota Tasikmalaya, Jawa Barat Agus Ruswandi Badan Prncanaan Pmbangunan Darah Provinsi Jawa Barat Jl. Ir. H Juanda No 278- Bandung 40132

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model PENGARUH AKSESIBILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UDARA (STUDI KASUS BANDARA ABDURACHMAN SALEH MALANG-BANDARA JUANDA SURABAYA) Akhriadi, Ludfi Djakfar, Agus Suharyanto

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada

IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Pnntuan Lokasi Pnlitian Pnlitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap prtama, mngumpulkan data skundr dari brbagai instansi yang diprlukan, yang dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS Irwanda Pratama 1*, Lia Dstiarti 1, Nurlina 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Univrsitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 A ANDAAN TEORI Pngrtian MM Multi vl Markting MM adalah salah satu contoh unit usaha yang brpola bisnis unik, yang sdang brkmbang di dalam bidang pnjualan barangbarang kbutuhan manusia, mulai brupaya

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN ETODE DIALLEL Hruna Tanty athmatics & Statistics Dpartmnt, School of Computr Scinc, Binus Univrsity Jl. K. H. Syahdan No. 9 Palmrah Jakarta Barat 11480 hrunatanty@yahoo.com

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Nama Lngkap Sriwahyuni Djamil Tmpat/ Tanggal Lahir Gorontalo, 07 Juli 1990 Agama Islam Jnis Klamin Prmpuan Nomor Induk Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Dsa Babalan, Kcamatan Gabus, Kabupatn Pati) Pandu Sandy Utomo, Ir. Chatarina Nurdjati S., MT,

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 31-37 ANALISIS KINERJA DOSEN PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASARKAN EVALUASI MAHASISWA SEBAGAI STAKEHOLDER PEMBELAJARAN DALAM RANGKA REKONTRUKSI PELAYANAN STKIP

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI 9/08/0 REGREI LINEAR & KORELAI Elty arvia, T., MT. Fakultas Tknik Jurusan Tknik Industri Univrsitas Kristn Maranatha Bandung REGREI jauh ini,kita hanya mmbuat statistik dngan satu variabl pada waktu trtntu,

Lebih terperinci

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL BAB DISTRIBUSI IDUK DA DISTRIBUSI SAMEL.. EDAHULUA Jika suatu bsaran mmiliki nilai ssungguhnya sdangkan hasil ukurnya adalah maka kita mngharapkan hasil pngamatan mndkati, namun knyataannya tidak slalu

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA

WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA LAPORAN KEGIATAN WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA Pnanggung Jawab Kgiatan: DRS. H. SUTIMAN Ktua Plaksana: Yuni Wibowo, M.Pd FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5)

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5) PENGARUH EGEN BOTTLENECK ITEATIK TERHAAP KARAKTERITIK LALU LINTA (TUI KAU: JL. JAIN GINTING K 14.5) Kristian Napitupulu ahasiswa Program arjana Tknik ipil Fakultas Tknik Univrsitas umatra Utara Jln. Prpustakaan

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Komposisi Abu Skam Padi Bbrapa studi tlah dilakukan untuk mnganalisis kadar silika di dalam abu skam padi. Trdapat prbdaan tntang kadar silika dalam abu skam padi yang kmungkinan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pada Studi Kasus. DAS Citarum Hulu

Penerapan Model Pada Studi Kasus. DAS Citarum Hulu Ba V Pnrapan Modl Pada Studi Kasus AS Citarum Hulu V.1 Pnyiapan dan Analisis ata ata yang diprsiapkan dalam pross simulasi aik hidrologis maupun hidrolik adalah data hidroklimatologi yaitu rupa data hujan,

Lebih terperinci

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : 693-75X PERENCANAAN PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP EFEKTIVITAS PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK 5 KV SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN TENGAH - SUMATERA

Lebih terperinci

DIANDRA PARAMITA TIMUR

DIANDRA PARAMITA TIMUR Modl Multinomial Logit Untuk Mnntukan Harga Optimal Pakt Blackbrry Intrnt Srvic (BIS) Tlkomsl dan Indosat (Studi Kasus : Mahasiswa Fakultas Tknik UNS Pngguna Blackbrry) Skripsi DIANDRA PARAMITA TIMUR I0308038

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 Tri Wahyuningsih 1), Abrar Omar,SE,M.Si 2), Agus Suprijanto,SE, MM 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1) EKO-REGIONAL, Vol.3, No.2, Sptmbr 2008 POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Olh: Endang Stiasih 1) 1) Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III Jurusan PGSD Vol: 4 No: Tahun: 06 PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III Kadk Yuda wibawa,

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG x u comparator MVV RMVV vcc rst vcc rst COUNTER IC 407 COUNTER IC 407 0 0 switch cntral N N2 N3 N4 switch cabang rlay rlay snsor snsor out put out put BLOCK RANGKAIAN RELA BLOCK RANGK TRANSDUCER AC AC

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETORK PROCESS (ANP DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI Dorina Htharia 1, Pudji Astuti 2, dan Bbbi Y. Habibi Jurusan Tknik Industri, FTI, Univrsitas

Lebih terperinci

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT BAB V DISTRIBUSI ROBABILITAS DISKRIT 5.. Distribusi Uniform Disrit Bila variabl aca X mmilii nilai,,... dngan probabilitas yang sama, maa distribusi uniform disrit dinyataan sbagai: f (, ) ;,,... paramtr

Lebih terperinci