ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM"

Transkripsi

1 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT TRANSFER ANALYSIS OF WATER- Al2O3 NANOFLUIDS IN VERTICAL HEXAGONAL SUB-CHANNEL Asiah Hasanah 1, Dr. Abrar Ismardi, M.Sc 2, Drs. K. Kamajaya MT. 3 1 Prodi S1 Tknik Fisika, Fakultas TknikElktro, Univrsitas Tlkom 2 Prodi S1 Tknik Fisika, Fakultas Tknik Elktro, Univrsitas Tlkom 3 BATAN, Bandung 1 asiahhasanah26@gmail.com, 2 abrarslah@gmail.com, 3 kamajaya@batan.go.id Pnrapan nanofluida sbagai fluida pndingin raktor nuklir mmiliki banyak aspk yang harus diprhitungkan sprti dimnsi, ukuran, jnis aliran, jnis nanofluida dan konsntrasi nanopartikl di dalam fluida akan mmpngaruhi kofisin prpindahan panas yang dihasilkan. Pnlitian ini mnggunakan nanofluida air-al2o3 sbagai fluida pndingin yang diaplikasikan dalam sub-buluh vrtikal sginam dan mnggunakan aliran konvksi paksa. Prangkat uji bsrta susunan pipa pmanas tlah dirancang sdmikian rupa mnyrupai susunan bahan bakar dan bntuk tras raktor pada raktor TRIGA BATAN Bandung. Prsamaan korlasi prpindahan panas konvksi paksa mnggunakan nanofluida air-al2o3 yang didapat dari pnlitian ini adalah sbagai brikut. Laju aliran 6 litr/mnit : Nu = 6,321 Gz 0,446 ; 159,012 Gz 556,542 Laju aliran 10 litr/mnit : Nu = 0,864 Gz0, 0,761 ; 265,020 Gz 927,570 Laju aliran 12 litr/mnit : Nu = 1,727 Gz 0,707 ; 318,024 Gz 1113,084 Hasil pnlitian mnunjukkan nilai kofisin prpindahan panas nanofluida air Al2O3 lbih tinggi skitar 90%-100% dari kofisin prpindahan panas air. Hal trsbut tlah dibuktikan baik dari prsamaan korlasi yang dihasilkan maupun data ksprimn. Kata kunci: nanofluida, sub-buluh, sginam, Al2O3, konvksi paksa Abstract Application of nanofluids as a nuclar ractor coolant has many aspcts to b rckond such as th dimnsion, siz, typs of fluid flow, typs of nanofluids and concntration of nanoparticls in bas fluid would affct th valu of hat transfr cofficint. This rsarch usd watr-al2o3 nanofluids as a cooling fluid that was applid in a vrtical hxagonal sub-channl and using forcd convction flow. Th rsarch quipmnt and th arrangmnt of hating pips hav bn dsignd to rsmbl th structur of nuclar ractor cor and trrac of ractor TRIGA BATAN Bandung. Th hat transfr mpirical corrlation in forcd convction flow using watr- Al2O3 nanofluids as a cooling fluids from this rsarch could b writtn in quations blow. Flow rat of 6 litrs/minut : Nu = 6,321 Gz 0,446 ; 159,012 Gz 556,542 Flow rat of 10 litrs/minut : Nu = 0,864 Gz0, 0,761 ; 265,020 Gz 927,570 Flow rat 12 litrs/minut : Nu = 1,727 Gz 0,707 ; 318,024 Gz 1113,084 Th rsult showd that hat transfr cofficint of watr-al2o3 nanofluids is highr about 40%-50% than hat transfr cofficint of watr. It has bn provn by both of mpirical corrlation and xprimntal data. Kywords: nanofluids, sub-channl, hxagon, Al2O3, forcd convction 1. Pndahuluan Raktor nuklir mmbutuhkan suatu sistm pndingin yang sangat pnting dalam aspk kslamatan pada saat pngoprasian raktor. Pada umumnya suatu raktor mnggunakan air (H 2O) sbagai fluida pndingin. Namun, blakangan ini nanofluida mnjadi populr karna banyak pnliti yang ingin mmanfaatkan kunggulan dari nanofluida dalam brbagai sistm pndingin trutama sbagai sistm pndingin raktor nuklir [1].

2 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 633 Nanofluida mrupakan fluida yang mngandung nanopartikl di dalamnya. Dalam brbagai aplikasi yang mnyangkut transfr panas, nanofluida mmiliki kmampuan prpindahan panas yang lbih tinggi dibandingkan dngan air biasa. Hal ini tntu sangat mnguntungkan apabila nanofluida diaplikasikan sbagai pndingin raktor karna dapat mnyrap dan mmindahkan kalor lbih baik. Manca t al. mlakukan pnlitian studi numrik invstigasi karaktristik prpindahan panas scara konvksi mnggunakan nanofluida air-al 2O 3 di dalam tabung mlingkar. Dalam pnlitian trsbut, sksi uji yang digunakan brupa tabung mlingkar yang dilngkapi dngan pmanas pada dinding tabung. Hasil pnlitian mnunjukkan bahwa kofisin prpindahan panas mningkat jika laju aliran nanofluida mningkat. Kofisin prpindahan panas juga mningkat pada saat mnggunakan konsntrasi nanopartikl yang lbih tinggi [2]. Brdasarkan pnlitian Jacopo Buongiorno dan Lin-wn Hu, salah satu syarat nanofluida yang dapat digunakan pada sistm pndingin raktor nuklir yaitu mmiliki kmampuan pnyrapan nutron yang rndah dan waktu paruh yang pndk agar tidak mngganggu raksi fisi yang trjadi pada raktor [3]. Saat ini pnlitian mngnai sistm pndingin raktor nuklir hanya mnggunakan nanofluida Al 2O 3 dan ZrO 2 karna kdua matrial trsbut diktahui mmiliki kmampuan pnyrapan nutron yang rndah dan waktu paruh yang pndk shingga ssuai untuk diaplikasikan sbagai fluida pndingin raktor. Pmanfaatan nanofluida sbagai pndingin raktor mmbutuhkan suatu pngkajian. Slain dari sgi dimnsi, ukuran dan jnis aliran yang akan digunakan juga akan brpngaruh dalam pross prpindahan panas. Olh karna itu, analisis mngnai prpindahan panas pada sub-buluh vrtikal mnggunakan nanofluida prlu dilakukan sblum ditrapkan k raktor nuklir. Prhitungan laju aliran yang digunakan, pngukuran tmpratur bahan bakar raktor, dan konsntrasi nanopartikl yang dibrikan dalam nanofluida akan mnntukan nilai kofisin prpindahan panas yang dihasilkan [4]. Pnlitian ini mnggunakan nanofluida air-al 2O 3 dngan konsntrasi 0,05% brat sbagai fluida pndingin mnggunakan konvksi paksa dalam sub-buluh vrtikal sginam. Pmilihan susunan sub-buluh sginam didasari atas susunan bahan bakar yang dibntuk sginam pada raktor nuklir di BATAN Bandung. Pnlitian ini diharapkan dapat mnghasilkan prsamaan-prsamaan korlasi mpirik untuk mmprolh nilai kofisin prpindahan panas di skitar sub-buluh dan mngtahui prbandingan kofisin prpindahan panas pada saat mnggunakan fluida air dan air-al 2O Mtodologi Pnlitian Pnlitian ini mnggunakan modl alat uji sub-buluh vrtikal sginam yang tlah dirancang dalam pnlitian sblumnya yang dilakukan olh M. Maktabifard dan N. P. Tandian yang brjudul Thortical Study of Forcd Convctiv Hat Transfr in Hxagonal Configuration with 7 Rod Bundls Using Zirconia-watr Nanofluid [5]. Pnlitian trsbut mnggunakan simulasi CFD (Computational Fuid Dynamics) FLUENT untuk mndsain alat uji sub-buluh sginam. Alat-alat yang digunakan dalam pnlitian ini mliputi tabung sksi uji, pompa, dua tangki pnampung fluida, jalur pipa, hat xchangr, dan rotamtr. Fluida krja yang digunakan sbagai matrial uji adalah nanofluida air- Al 2O 3. Mtod yang digunakan dalam mnylsaikan prsoalan mngnai prpindahan panas konvksi sub-buluh vrtikal sginam mnggunakan nanofluida air-al 2O 3 adalah mlalui pndkatan scara ksprimntal. Dalam pngujian ini, sistm pndingin primr mnggunakan fluida krja air-al 2O 3. Sistm pndingin skundr mnggunakan fluida krja air. Dbit aliran pndingin primr yang masuk pada sksi uji dngan laju alir konstan sbsar 6, 10, dan 12 litr/mnit, sdangkan laju alir pndingin skundr konstan 20 litr/mnit. Kalor pada sistm pndingin primr ditransfr k sistm pndingin skundr mlalui sbuah hat xchangr tip plat. Kmudian trhadap susunan pmanas yang ditmpatkan pada bagian sksi uji dilakukan prubahan daya pmanas dngan cara mngatur tgangan krja pada pmanas. Daya pmanas mulai dari 200 W, 300 W, 400 W, 500 W, dan 600 W. Bsar arus, tgangan, dan daya listrik yang dibutuhkan untuk stiap pngujian diukur scara langsung mnggunakan clamp mtr. Gambar alat uji yang sudah trinstalasi jalur pipa bsrta konfigurasi susunan pmanas dibrikan pada Gambar 2.1 dan 2.2. Rangkaian alat uji bsrta jalur aliran pndingin primr dan skundr yang trdapat pada pnjlasan sblumnya ditunjukkan pada Gambar 2.3.

3 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 634 P (Pitch) = 1,4 inch D (diamtr) = 1,06 inch Gambar 2.1 Alat uji dan jalur aliran pipa HE : Hat Exchangr FM : Flowmtr HE Gambar 2.2 Konfigurasi susunan pmanas Tangki Prtama Tangki Nanofluida Prtama Pompa Primr Pompa Pompa Skundr Skund Valv 2 FM Valv 3 Valv 1 Tangki Kdua (Air) Gambar 2.3 Rangkaian alat uji Untuk stiap pngujian dilakukan pncatatan tmpratur fluida pndingin dan tmpratur prmukaan pmanas pada tujuh titik pngukuran dngan ktinggian yang brbda. Prkapan data tmpratur untuk stiap pngujian dilakukan stlah pmanas dijalankan slama kurang lbih satu jam untuk mndapatkan nilai tmpratur fluida dan dinding pmanas dalam kondisi stady dilihat dari prubahan nilai data tmpratur salah satu titik pngukuran pipa pmanas. Stiap pmanas mmiliki trmokopl yang ada di dalam pipa pmanas yang brjumlah lima trmokopl. Trmokopl di dalam pipa pmanas brfungsi hanya sbagai indikator untuk mnntukan komponn pmanas yang trdapat di bagian dalam pipa pmanas brfungsi dngan baik. Apabila salah satu komponn pmanas yang trdapat di dalam pipa pmanas mati, maka akan ada bagian dari dinding pmanas yang tidak mngalami pmanasan. Hal trsbut nantinya akan brpngaruh pada data pngukuran yang dihasilkan. Untuk mmastikan stiap pmanas bkrja dngan baik, maka lima trmokopl trsbut dihubungkan k data akuisisi shingga stiap prubahan tmpratur dapat trcatat. Untuk pngambilan data tmpratur fluida dan dinding pmanas sbagai input data tmpratur yang akan dianalisis mnggunakan trmokopl yang dapat digrakkan. Trmokopl trsbut mmiliki ujung dngan dua cabang, dimana cabang prtama mngukur tmpratur dinding pmanas dan cabang yang lainnya mngukur tmpratur fluida. 3. Analisis Nilai kofisin prpindahan panas (h) dari stiap variasi prcobaan dapat dihitung mnggunakan prsamaan umum konvksi yang dituliskan pada Prsamaan 1. Q h A T s T (1) Untuk mmbuat prsamaan korlasi dari prcobaan yang dilakukan, maka nilai dari bbrapa paramtr tak brdimnsi untuk aliran konvksi harus diktahui. Pada dasarnya, prcobaan ini mnggunakan alat yang didsain untuk konvksi paksa. Namun stiap konvksi paksa pasti mmiliki pngaruh konvksi alami juga, hanya saja dibutuhkan bbrapa paramtr khusus untuk mnntukan apakah pngaruh konvksi alami trsbut bsar atau tidak. Olh karna itu, pnntuan jnis konvksi diprlukan sblum mlakukan pmbuatan korlasi agar paramtr dalam pmbuatan korlasi yang digunakan ssuai.

4 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 635 Pnntuan jnis konvksi dilakukan dngan cara mnganalisis bilangan tak brdimnsi yaitu bilangan Richardson. Brikut pnglompokan jnis aliran konvksi brdasarkan bilangan Rhicardson (Gr/R 2 ). (Gr/R 2 ) << 1 mrupakan konvksi paksa (Gr/R 2 ) >> 1 mrupakan konvksi alami (Gr/R 2 ) ~ 1 mrupakan konvksi gabungan Nilai Grashof dan Rynold suatu aliran dinyatakan pada Prsamaan 2 dan 3. Gr= 9pq'Dh4 kv2 R= vpdh µ (2) (3) Prsamaan korlasi yang dihasilkan akan brbda untuk jnis aliran konvksi yang brbda. Jnis prsamaan korlasi untuk konvksi alami, paksa, ataupun gabungan diklompokkan sbagai brikut. Konvksi alami : Nu= C (Gr' 1.Pr 1 r (4) Konvksi paksa : Nu = C (Rm P1 ") (5) Kdua prsamaan trsbut hanya dapat digunakan pada aliran yang tlah brkmbang pnuh (fully dvlopd). Untuk aliran yang masih brkmbang (dvloping), paramtr tak brdimnsi lain dibutuhkan dalam pmbntukan korlasi konvksi. Bilangan tak brdimnsi lainnya yang dapat digunakan adalah bilangan Gratz. Dngan mnggunakan bilanga Gratz, maka korlasi konvksi mrupakan hubungan antara bilangan Nusslt dngan Gratz sprti yang ditunjukkan pada Prsamaan 6. Nu = C (Gz m ) (6) Bilangan Gratz dapat dituliskan dalam bntuk sprti brikut. Gz = R Pr D h/x (7) Adapun x mrprsntasikan jarak ataupun ktinggian posisi pngukuran yang diukur dari ujung bawah pmanas. Dngan mnggunakan paramtr D h/x, maka nilai Nusslt yang dihasilkan pada stiap prcobaan dapat diklompokkan brdasarkan ktinggian posisi pngukuran. Nilai Prandtl dari fluida krja dan Diamtr hidrolik (D h) sginam dinyatakan pada prsamaan brikut. Pr= cpµ. k (8) 2 o, = D [(2 ( ) - 1] (9) 4. Hasil dan Pmbahasan Prcobaan prpindahan panas pada pnlitian ini hanya mnggunakan nanofluida air-al 2O 3 dngan konsntrasi 0,05% brat sbagai fluida pndingin. Untuk mndapatkan data fluida air sbagai pmbanding, pnlitian ini mnggunakan data air yang tlah diprolh dari disrtasi yang dilakukan olh Diah Hidayanti Sukarno yang brjudul Studi Konduktivitas Trmal dan Prpindahan Panas Konvksi Fluida Nano ZrO 2-Air [6]. Data tmpratur fluida dan tmpratur dinding pmanas diambil pada tujuh titik pngukuran pmanas yang brbda. Data tmpratur yang trukur pada titik trbawah pmanas tidak digunakan karna mmiliki fk yang signifikan bagi pmbacaan trmokopl. Aliran fluida yang dras dari pompa yang mngalir mlalui sub buluh dari titik pngukuran trbawah mngganggu pross pmbacaan trmokopl pada saat mngukur tmpratur dinding pmanas dan tmpratur fluida pada titik pngukuran prtama. Olh karna itu data tmpratur yang diolah hanya dari nam titik pngukuran. Adapun jarak titik pngukuran pmanas yang trukur dari ujung bawah pmanas ditampilkan pada tabl brikut. Tabl 4.1 Jarak titik pngukuran pmanas yang trukur dari ujung pmanas Titik pngukuran Jarak dari ujung pmanas (m) 1 0,1 2 0,15 3 0,2 4 0,25 5 0,3 6 0,35

5 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 636 Hasil pngukuran mnunjukkan tmpratur dinding cndrung mningkat dngan adanya knaikan titik pngukuran pmanas, bgitu juga dngan tmpratur nanofluida. Hal ini disbabkan olh nanofluida yang dialirkan k sub-buluh mndapatkan pmanasan scara kontinyu dari ujung pmanas bawah hingga k ujung pmanas atas yang mngakibatkan tmpratur nanofluida smakin bsar pr titik pngukuran. Tmpratur nanofluida yang smakin bsar mngakibatkan kmampuan pnyrapan kalor yang dihasilkan olh pmanas smakin brkurang, shingga tmpratur pmanas juga cndrung mningkat siring dngan knaikan posisi titik pngukuran pmanas. Hal trsbut ditunjukkan pada gambar grafik brikut. so u :: :i., 35 i:::j::i;.:::: :;!! 200W 300W 400W soow a. 30 f Titik pngukuran W... Linar (200 W) Linar (300 W) Linar (400 W)... Linar (500 W) Gambar 4.1 Grafik tmpratur dinding pmanas trhadap titik pngukuran dngan variasi daya pada aliran 12 litr/mnit E :i W 300W 400W ro :;;. E, 30 f t:::::.::t:::::::.... ::::.:::i:::::::::: SOOW 600W Titik pngukuran... Linar (200 W)... Linar (300 W)... Linar (400 W)... Linar (500 W) Gambar 4.2 Grafik tmpratur nanofluida air-al 2O 3 trhadap titik pngukuran dngan variasi daya pada aliran 12 litr/mnit Slain posisi titik pngukuran, input daya yang dibrikan juga mmpngaruhi tmpratur yang diasilkan. Smakin bsar daya yang dibrikan, maka tmpratur yang dihasilkan juga akan smakin tinggi. Dari sluruh variasi prcobaan yang dilakukan, nilai kofisin prpindahan panas maksimum yang dihitung mnggunakan prsamaan 1 untuk daya 200 W hingga 600 W adalah 8060,114 W/m 2 C, 10351,683 W/m 2 C, 10955,265 W/m 2 C, 10131,178 W/m 2 C, dan 12023,398 W/m 2 C. Sluruh nilai kofisin prpindahan maksimum trsbut dihasilkan dari prcobaan yang mnggunakan aliran 12 litr/mnit. Shingga dapat disimpulkan bahwa aliran 12 litr/mnit mrupakan aliran yang paling optimum untuk prcobaan ini. trdapat pada aliran 12 litr/mnit. Data kofisin prpindahan panas untuk aliran 12 litr/mnit ditunjukkan pada gambar grafik brikut.

6 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag ' ' W 300W, ụ E 8000 <; I 6000 s: :,::-: ::: ::. --1.:-::-...': ,,,,1 <', ', ', '.. ',' _ ' Titik pngukuran 400W soow 600W... Powr ( 200 W) Powr ( 300 W) Powr (400 W)... Powr ( 500 W) Gambar 4.3 Grafik kofisin prpindahan panas (h) trhadap titik pngukuran dngan variasi daya pada dbit aliran 12 litr/mnit Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kofisin prpindahan panas mnurun dngan smakin tingginya posisi titik pngukuran. Grafik-grafik yang ditampilkan sblumnya juga mnampilkan tmpratur nanofluida yang cndrung mningkat dngan smakin tingginya posisi titik pngukuran. Hal trsbut trjadi karna nanofluida mndapatkan pmanasan scara trus mnrus pada saat mlwati sub-buluh dari titik pngukuran trbawah. Kmampuan pnyrapan panas nanofluida juga smakin brkurang siring dngan prtambahan ktinggian titik pngukuran. Hal trsbut ditandai dngan slisih tmpratur dinding dan tmpratur nanofluida yang smakin bsar siring dngan smakin tingginya posisi titik pngukuran. Pnntuan jnis aliran konvksi dibutuhkan untuk mnntukan prsamaan korlasi yang tpat. Brdasarkan analisis bilangan Richardson (Gr/R 2 ). Nilai Grashof dan Rynolds diprolh dari prsamaan 2 dan 3. Kdua prsamaan dari bilangan tak brdimnsi trsbut mngandung bbrapa paramtr trmofisik nanofluida. Dalam pnntuan jnis konvksi dan pmbuatan korlasi, bbrapa paramtr trmofisik nanofluida Al 2O 3 prlu diktahui nilainya. Brikut data dari bbrapa paramtr trmofisik nanofluida air-al 2O 3 yang ditampilkan pada Tabl 4.2. Tabl 4.2 Prhitungan paramtr trmofisik nanofluida air-al 2O 3 0,05% Paramtr trmofisik Prsamaan Hasil Massa jnis Pnt = (1-<p)Pbt + 'PPp 1144 kg/m 3 Viskositas µ., 1 = (1 + 2,S<p)µbf 0, kg/ms Konduktivitas panas kn/= [kp + 2kbf - 2<p(kbf - k.,,)] k,, + 2kbf + <p(kbf - k,,,) 1, W/mK Panas spsifik CPnf = <pc1'p + (1- <p)c'pbf 4011,55 J/kgK Dngan mngtahui nilai dari bbrapa paramtr trmofisik nanofluida air-al 2O 3, maka nilai Grashof dan Rynolds untuk stiap variasi prcobaan dapat dikalkulasikan. Nili Richardson yang dihasilkan untuk sluruh prcobaan brada diatas 1. Hal trsbut mnunjukkan jika aliran juga dipngaruhi olh konvksi alami shingga dapat dikatakan bahwa aliran fluida pada prcobaan ini trgolong k konvksi gabungan karna prpindahan panas trjadi akibat pnggunaan pompa dan juga prbdaan krapatan yang diakibatkan olh gradin tmpratur. Brdasarkan pnlitian disrtasi yang dilakukan olh Diah Hidayanti Sukarno yang brjudul Studi Konduktivitas Trmal dan Prpindahan Panas Konvksi Fluida Nano ZrO2-Air, dihasilkan prsamaan korlasi gabungan untuk air yang dinyatakan pada prsamaan 10 [6]. Nu = 1,821 Gz0,557 Ri0,027; 353,00 Gz 4154,51 dan 1,87 Ri 158,30 (10) Pnlitian trsbut mnggunakan alat uji yang sama dngan alat uji pada pnlitian ini dan korlasi yang dihasilkan brlaku dari aliran 5, 7, 9, 11, 13, 15 dan 17 litr/mnit untuk variasi daya dari 100 W hingga 700 W. Dari prsamaan korlasi brikut, didapatkan bahwa pangkat dari bilangan Gratz lbih tinggi dari pangkat bilangan Richardson. Hal trsbut mnunjukkan bahwa pngaruh konvksi paksa dalam aliran konvksi gabungan masih mndominasi. Konsntrasi nanofluida yang digunakan pada pnlitian ini sangat kcil shingga dapat diasumsikan pnggunaan fluida nano Al 2O 3 pada pnlitian ini juga mnghasilkan aliran konvksi gabungan yang didominasi olh konvksi paksa. Olh karna itu pmbuatan korlasi prpindahan panas pada pnlitian ini hanya brfokus pada konvksi paksa baik untuk fluida krja air maupun fluida krja air Al 2O 3.

7 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 638 Brdasarkan grafik hubungan antara tmpratur dngan posisi titik pngukuran yang tlah dipaparkan sblumnya, tmpratur akan cndrung naik dngan smakin tingginya posisi titik pngukuran. Hal trsbut juga brlaku pada nilai kofisin prpindahan panas (h) yang juga cndrung turun dngan smakin tingginya posisi pngukuran. Olh karna itu, bilangan Nusslt yang dihasilkan tidak konstan shingga dapat disimpulkan bahwa aliran yang digunakan pada prcobaan ini masih dalam kadan brkmbang. Shingga prsamaan korlasi yang ssuai adalah hubungan antara paramtr Nusslt dngan Gratz sprti yang dituliskan pada prsamaan 6. Adapun bntuk prsamaan korlasi yang dihasilkan untuk aliran 6, 10, dan 12 litr/mnit nanofluida air-al 2O 3 adalah sbagai brikut. Nu = 6,321 Gz 0,446 ; 159,012 Gz 556,542 (11) Nu = 0,864 Gz 0,761 ; 265,020 Gz 927,570 (12) Nu = 1,727 Gz 0,707 ; 318,024 Gz 1113,084 (13) Pmbuatan prsamaan korlasi untuk air sbagai pmbanding mnggunakan data air yang diprolh dari prcobaan yang dilakukan olh Diah Hidayanti Sukarno dari disrtasi yang brjudul Studi Konduktivitas Trmal dan Prpindahan Panas Konvksi Fluida Nano ZrO 2-Air. Data air yang digunakan dalam prcobaan trsbut mnggunakan alat uji yang sama dan variasi daya yang sama namun dngan variasi dbit aliran yang brbda yaitu 7 litr/mnit, 9 litr/mnit, 11 litr/mnit, 13 litr/mnit, 15 litr/mnit, dan 17 litr/mnit. Korlasi yang dibuat hanya diambil dari salah satu variasi dbit aliran yaitu 11 litr/mnit. Pmilihan 11 litr/mnit didasarkan karna prcobaan nanofluida air-al 2O 3 mngaplikasikan bbrapa variasi aliran yaitu 10 litr/mnit dan 12 litr/mnit, shingga korlasi 11 litr/mnit untuk fluida air akan mudah dibandingkan dngan rata-rata korlasi dari 10 litr/mnit dan 12 litr/mnit nanofluida air-al 2O 3. Brikut ditampilkan grafik korlasi air dan nanofluida air-al 2O 3 pada gambar 4.4. ẓ :::, 2.1..Q y = 0,7314x+0,201 2 R = 0,943,--- I I...., " y = x R 2 = LogGz Korlasi air 11 lpm... Linar (Korlasi air 11 lpm) Korlasi Al lpm... Linar (Korlasi Al lpm) Gambar 4.4 Grafik prbandingan prsamaan korlasi antara air dan nanofluida air-al 2O 3 Adapun bntuk prsamaan korlasi untuk air dan nanofluida air-al 2O 3 ditampilkan pada Prsamaan 14 dan 15. Nu = 4,412 Gz 0,458 ; 489,841 Gz 3428,886 (14) Nu = Gz 0,731 ; 291,522 Gz 1020,327 (15) Grafik korlasi nanofluida air-al 2O 3 trlihat lbih curam daripada grafik korlasi air. Hal trsbut dikarnakan nilai kofisin prpindahan panas (h) yang mrupakan komponn bilangan Nusslt untuk nanofluida air- Al 2O 3 jauh lbih tinggi daripada air dan rntang log Gz untuk nanofluida air-al 2O 3 lbih kcil dari air. Contoh hasil prbandingan nilai kofisin prpindahan panas yang dihasilkan dari prsamaan 14 dan 15 ditampilkan pada tabl brikut. Tabl 4.4 Prbandingan nilai h dari korlasi air dan nanofluida air-al 2O 3 dbit aliran 11 litr/mnit Posisi x pngukuran (m) Gratz Dh. (R Pr-) x Nusslt h (W/m 2 C) air air-al 2O 3 Air air-al 2O 3 air air-al 2O 3 0,2 m 857, , , ,25 m 454, ,614 88, , , ,086 0,35 m 489, ,522 75, ,

8 ISSN : Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 639 Brdasarkan tabl trsbut, nanofluida air-al 2O 3 mmiliki kmampuan prpindahan panas yang lbih baik dari air. Hal trsbut ditunjukkan dngan prbdaan nilai kofisin prpindahan panas nanofluida air-al 2O 3 yang jauh lbih tinggi dibandingkan dngan nilai kofisin prpindahan panas untuk fluida air. 5. Ksimpulan Brdasarkan pnlitian ini, diprolh ksimpulan sbagai brikut. 1. Brdasarkan prhitungan bilangan Rynolds dan Grashof yang didapat, alat uji yang digunakan bsrta dngan variasi aliran yang diaplikasikan sudah mnghasilkan konvksi paksa. 2. Prsamaan korlasi mpiris yang didapat untuk nanofluida air-al 2O 3 untuk dbit aliran 6 litr/mnit, 10 litr/mnit, dan 12 litr/mnit adalah sbagai brikut. Nu = 6,321 Gz 0,446 ; 159,012 Gz 556,542 Nu = 0,864 Gz 0,761 ; 265,020 Gz 927,570 Nu = 1,727 Gz 0,707 ; 318,024 Gz 1113, Kofisin prpindahan panas yang didapat dari prcobaan akan naik siring dngan knaikan daya dan dbit aliran, namun akan turun siring dngan smakin tingginya posisi pngukuran. Pada prcobaan ini, kofisi n prpindahan panas maksimum yang dihasilkan untuk stiap input daya pmanas diprolh pada saat mnggunakan aliran dngan dbit 12 litr/mnit. 4. Prbandingan nilai kofisin prpindahan panas antara air dngan nanofluida air-al 2O 3 cukup bsar. Brdasarkan prhitungan nilai h yang didapat baik dari prsamaan korlasi maupun data prcobaan, rata-rata kofisin prpindahan panas (h) nanofluida air-al 2O 3 lbih tinggi hampir 90% dari kofisin prpindahan panas untuk air dalam kondisi variasi prcobaan yang sama. Daftar Pustaka [1] O. S. Prajapati and A. Rajvanshi, "Effct of Al2O3-Watr Nanofluids in Convctiv Hat Transfr," Intrnational Journal of Nanoscinc, vol. 1, no. 1, p. 1, [2] L. Colla, L. Fdl, O. Manca, L. Marinlli and S. Nardini, "Exprimntal and Numrical Invstigation on Forcd Convction in Circular Tubs," in 4th Micro and Nano Flows Confrnc, London, [3] J. Buongiorno and L.-w. Hu, "Nanofluid Hat Transfr Enhancmnt for Nuclar Ractor Applications," in ASME nd Micro/Nanoscal Hat & Mass Transfr Intrnational Confrnc, Shanghai, [4] A. Waluyo, N. P. Tandian and E. Umar, "Studi Prpindahan Panas Konvksi pada Susunan Silindr Vrtikal dalam Raktor Nuklir atau Pnukar Panas Mnggunakan Program CFD," in Prosiding Sminar Nasional Sains dan Tknologi Nuklir PTNBR, Bandung, [5] M. Maktabifard and N. P. Tandian, "Thortical Study of Forcd Convctiv Hat Transfr in Hxagonal Configuration with 7Rod Bundls Using Zirconia-watr Nanofluid," in Sminar Nasional Tahunan Tknik Msin XIV (SNTTM XIV), Banjarmasin, [6] D. H. Sukarno, Studi Konduktivitas Trmal dan Prpindahan Panas Konvksi Fluida Nano ZrO2 -Air, Bandung: Institut Tknologi Bandung, 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas Pngaruh Posisi Pipa Sgi Empat dalam Aliran Fluida Trhadap Prpindahan Panas Kaprawi Jurusan Tknik Msin, Fakultas Tknik UNSRI, Palmbang E-mail: kaprawis@yahoo.com ABSTRAK Sbuah pipa brpnampang sgi mpat dipasang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tknologi, dan Kshatan ISSN 2089-3582 KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT 1 Munawar 1 Jurusan Tknik Kimia Politknik Ngri Lhoksumaw, Jl. B. Ach - Mdan Km. 280,

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5.1 Pndahuluan Efktivitas pngoprasian kapal di laut pada dasarnya sangat dipngaruhi olh klaiklautan (saworthinss) dan sakindlinss dari kapal itu

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycin max L. Mrr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polythyln Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Evika Sandi Savitri Staf Pngajar Jurusan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS L.) SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC 1) Maya Sukma

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI DENI SWANTOMO, NOOR ANIS KUNDARI, SATRIAWAN LUHUR PAMBUDI Skolah Tinggi Tknologi Nuklir-Badan Tnaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O.Box 6101

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG Horizontal and Vrtical Dformation at Soft Land Ground blow Trial Embankmnt in Kndal, Kaliwungu,

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER

MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER Tomi Tristono 1 1 adalah Dosn Fakultas Tknik Univrsitas Mrdka Madiun Abstract A hat transfr modl of a-multilayrs cylindrical shap with

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III Jurusan PGSD Vol: 4 No: Tahun: 06 PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III Kadk Yuda wibawa,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Komposisi Abu Skam Padi Bbrapa studi tlah dilakukan untuk mnganalisis kadar silika di dalam abu skam padi. Trdapat prbdaan tntang kadar silika dalam abu skam padi yang kmungkinan

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 31-37 ANALISIS KINERJA DOSEN PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASARKAN EVALUASI MAHASISWA SEBAGAI STAKEHOLDER PEMBELAJARAN DALAM RANGKA REKONTRUKSI PELAYANAN STKIP

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Dsa Babalan, Kcamatan Gabus, Kabupatn Pati) Pandu Sandy Utomo, Ir. Chatarina Nurdjati S., MT,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS Irwanda Pratama 1*, Lia Dstiarti 1, Nurlina 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Univrsitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Siti Ainur Rohmah, Sutarman dan Lia Yuliati Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5)

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5) PENGARUH EGEN BOTTLENECK ITEATIK TERHAAP KARAKTERITIK LALU LINTA (TUI KAU: JL. JAIN GINTING K 14.5) Kristian Napitupulu ahasiswa Program arjana Tknik ipil Fakultas Tknik Univrsitas umatra Utara Jln. Prpustakaan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU Novi Frlinita Sari 1, Tri Umari 2, Abu Asyari 3 Email :

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES Latihan, small sidd gams, komponn biomotor... (Jaya Adi Praptama) 1 PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES TERHADAP KOMPONEN BIOMOTOR SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH 70 RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH Olh Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti Abstrak: Hakikat sains

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL J-Statistika Vol 4 No PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL Prmadina Kanah Ariska -mail : blaar_statistika@yahoo.com ABSTRAK Rgrsi logistik

Lebih terperinci