PREMIUM PRICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PREMIUM PRICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR"

Transkripsi

1 REMIUM RICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR Najmah Isikaanah rogram Sudi endidikan Maemaika FMIA IKI GRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang ABSTRACT In his paper he using of Nelson Aalen esimaors are presened o esimae ransiion probabiliies of mulisae model. Based on discree ime Markov, we will ge ransiion marices which he elemens are ransiion probabiliies from Nelson Aalen esimaor. Because of he daa ha used in he consrucion of ransiion marices are person s healh hisories, hen i can be seen as a morbidiy value, which can be used o premium pricing. Key words: Markov process, mulisae model, Nelson Aalen, ransiion probabiliy.. endahuluan Kegiaan asuransi pada saa ini elah berkembang dengan pesa sekali, bahkan di banyak negara elah merupakan indusri ersendiri. Jenis asuransi juga makin bervariasi, mula-mula lebih erarah pada barang, kemudian pada jasa, unuk selanjunya keika hidup dan kehidupan mulai dapa dinilai dalam benuk rupiah (concep of human life value), berkembanglah asuransi jiwa (life insurance) sera asuransi kesehaan (healh insurance.) Asuransi kesehaan merupakan cara unuk mengaasi resiko dan keidakpasian perisiwa saki sera semua biaya- biaya yang diakibakannya. Dalam penenuan besar premi maka suau perusahaan asuransi perlu mengeahui besarnya peluang seseorang mengalami penyaki erenu dan besar peluang seseorang yang menderia penyaki erenu unuk meninggal. Unuk mengeahui besarnya peluangpeluang ransisi ini maka digunakanlah model muli saus dimana kondisi seseorang dibagi menjadi beberapa saus. Besarnya peluang- peluang ransisi ini diperoleh berdasarkan aas riwaya kesehaan seseorang. Dalam proses sokasik mulisaus peluang peluang ransisi dicari dengan menggunakan inensias ransisi sebagai komponen uama dalam pembenukan model dan merupakan jalan yang menghubungkan daa-daa awal menjadi suau formula penyelesaian. Model mulisaus pada peneliian kali ini memiliki enpa saus, yaiu seha, saki kaegori, saki kaegori 2 dan saki kaegori 3. Menuru Aalen dan Johansen (978), peluang ransisi ini dapa diesimasi dari inegral perkalian marik inensias ransisi dengan asumsi proses Markov berlaku yang kemudian dikenal sebagai esimaor

2 Nelson- Aalen. Esimaor inilah yang digunakan pada peneliian kali ini yang selanjunya dapa digunakan unuk mencari premi pada model mulisaus dalam asuransi kesehaan. 2. Landasan Teori 2. Teori eluang dan Disribusi eluang Definisi 2.. (Bain dan Engelhard, 992) Apabila dilakukan suau percobaan, S dimisalkan merupakan ruang sample dan A, A 2,... merupakan kejadian- kejadian yang mungkin. Suau himpunan yang memeakan (A) yang bernilai real dengan iap- iap kejadian A disebu sebagai fungsi himpunan peluang, kemudian (A) disebu peluang dari A, yaiu jika memenuhi sifa- sifa beriku ini: 0 A ( ) unuk seiap A (2. ) S ( ) (2. 2) Ai ( Ai) (2. 3) i i dimana A, A 2,...adalah kejadian yang saling asing Definisi 2..2 (Bain dan Engelhard, 992) Variabel random X adalah fungsi yang didefinisikan pada ruang sample S yang bernilai real. Apabila semua nilai yang mungkin dari variabel random X merupakan suau himpunan yang dapa dihiung baik berhingga x, x2,... x n aau ak berhingga 2 x, x,..., maka X disebu sebagai variable random diskre. Kemudian fungsi 2 f ( x) X x x x, x,... (2. 4) menyaakan peluang masing - masing nilai yang mungkin dari x, yang kemudian disebu sebagai fungsi kepadaan peluang diskre (discree pdf). Apabila X adalah variabel random diskri dengan fungsi kepadaan peluang f(x), maka harga harapan dari X dapa didefinisikan oleh E[ X ] f ( x) 2.2 roses Sokasik x (2. 5)

3 roses sokasik adalah himpunan variable acak yang merupakan fungsi waku aau sering pula disebu proses acak (random process). Ruang saus adalah himpunan harga- harga yang mungkin unuk suau variable acak X n. X n dari suau proses sokasik, n ada proses sokasik banyak sekali proses yang mempunyai sifa khas, salah saunya adalah yang sering disebu dengan sifa Markov. Definisi 2.2. (Ross, 2003) Sifa Markov dinyaakan dengan hubungan seperi dibawah ini, jika xn, n 0 merupakan suau proses sokasik dengan sifa ( X x X x, X x,..., X x ) ( X x X x ) n n 0 0 n n n n n n (2. 6) Suau proses Markov X ( ), T dapa memiliki ruang saus diskre maupun koninu. roses Markov yang memiliki ruang saus diskre seperi diaas disebu ranai Markov. Ranai Markov ruang diskre dikaakan sasioner aau homogen dalam waku jika peluang pergerakan dari suau saus ke saus yang lain adalah independen erhadap waku dimana unuk seiap saus i dan j berlaku : X j X i X j X i n n n n dimana = -(n-), -(n-2),..., -, 0,, 2,... ij (2. 7) 2.3 Fungsi Survival Model survival adalah suau disribusi peluang unuk suau jenis variabel random erenu. Survival ime dapa didefinisikan sebagai waku hingga erjadinya suau kejadian (even). Jika T melambangkan survival ime, maka fungsi survival dilambangkan dengan S (), yang didefinisikan sebagai peluang suau individu akan berahan lebih lama dari S() T ( T ) F ( ) 0 S( ), S(0), S( ) 0 (2.8)

4 Unuk variable random koninu, fungsi kepadaan peluang (DF) didefinisikan sebagai urunan dari F () sehingga dapa diulis d f ( ) F( ) (2.9) d Dari persamaan (2.8) maka diperoleh d f ( ) ( S( )) d d S () d Fungsi hazard disimbolkan dengan () didefinisikan sebagai (2.0) f() () (2.) S () Dari persamaan (2.0) akan diperoleh d S () () d S () sehingga d ln S ( ) (2.2) d ln S( ) ( y) dy (2.3) aau dengan kaa lain 0 S( ) exp ( y) dy (2.4) 0 Dengan demikian fungsi densias f() dapa diulis kembali menjadi f ( ) ( )exp ( y) dy (2.5) 0 Fungsi Hazard Kumulaif (CHF) disimbolkan dengan A dapa didefinisikan sebagai A( ) ( y) dy (2. 6) 0 ersamaan (2. 20) ini digunakan pada daa yang bersifa koninu. Dengan demikian perlu dikeahui benuk fungsi kumulaif hazard pada kasus diskre.ada kasus diskre waku

5 dapa diparisi sebagai 2... n, Misalkan N () adalah jumlah ransisi dari saus h ke saus j dalam inerval [0, ] dan Yh () adalah jumlah individu dalam saus h pada saa -, maka fungsi kumulaif hazard dapa diesimasi dengan N ( ) ˆ hj n Ahj () = å (2. 7) n Y ( n) h ersamaan inilah yang selanjunya dikenal sebagai esimaor Nelson Aalen. hj 3. EMBAHASAN Dalam model mulisaus dengan ruang saus 0,,,K, misalkan X (T) menunjukkan saus seorang individu pada waku. Dengan demikian peluang ransisinya dapa diesimasi dan dimodelkan dengan (3. ) dimana h dan j adalah saus dan inerval [0, s ). adalah serangkaian proses mulisaus selama eluang ransisi ini dapa diuliskan dalam benuk mariks [ s, ] ( hj ( s, )), yaiu é ( s, ) 2 ( s, ) K n( s, ) ù 2 ( s, ) 22 ( s, ) K 2 n( s, ) ( s, ) = M M M M ê n( s, ) n 2( s, ) nn ( s, ) ú ë K û (3. 2) Menuru Aalen dan Johansen (978), peluang ransisi pada persamaan (3. ) dapa diesimasi dari inegral perkalian marik inensias ransisi dengan asumsi proses Markov berlaku yang kemudian dikenal sebagai esimaor Nelson- Aalen. Definisi 3.2. (Aalen dan Johansen, 978) Misalkan Nhj () adalah jumlah ransisi dari saus h ke saus j dalam inerval [0, ] dan Yh () adalah jumlah individu dalam saus h pada saa -, maka esimasi inensias ransisi (3. 7.) dari saus h ke saus j didefinisikan dengan [ ( s) ¹ 0] ˆ I Y ( ) h Aij = ò dnhj ( s ) (3.3) 0 Y () s h

6 dimana I( Y ( s) 0) h ì Yh ( s) ¹ 0 ¹ = ï í ï ïî 0 Yh ( s) = 0 Dari definisi diaas maka dapa dibenuk suau mariks yang komponenkomponennya merupakan esimaor Nelson-Aalen, yaiu Aˆ () éaˆ ( ) Aˆ ˆ 2( ) A n( ) ù K ˆ ( ) ˆ ( ) ˆ êa A K A ( ) ú M M M M êa ˆ ˆ ˆ n( ) An 2( ) Ann ( ) ú ë K û n = ê ú dengan Aˆ ˆ hh =-å A hj () j¹ h (3. 4) ada peneliian model mulisaus ini, pendekaan waku yang dipakai adalah diskre. Semenara dikeahui bahwa benuk esimaor Nelson-Aalen (3. 0) merupakan penyelesaian unuk pendekaan model waku koninu. Model mulisaus kali ini, waku yang ada dapa diparisi dalam benuk 0,, 2, 3,..., n, n +,... dimana 0 = 0 < < 2 < 3... < n< n + <.... Dengan demikian sesuai berdasarkan persamaan (2.23) pada bab sebelumnya, maka persamaan (3. 3) dapa diuliskan kembali sebagai ì 0, n Aˆ hj () = ï í Nhj ( n) ï å (3. 5), n n ïî Yh ( n) Kemudian unuk mariks peluang ransisi (3. 2) dapa diesimasi dengan ˆ[, ] p s = éi+ daˆ ( u ) ù ë û ( s, ) ( 3. 6) dimana I merupakan mariks idenias berukuran (K+) x (K+) dan p adalah inegral perkalian (Aalen & Johansen, 978). Definisi (Gill, 2004) Misalkan X() adalah mariks yang komponen- komponennya merupakan fungsi dari waku, Î [ 0, ]. Kemudian dimisalkan juga X mempunyai llmi kiri kanan, maka inegral perkalian dari X selama (0, ] dapa didefinisikan dengan

7 p lim ( s, ) i i- [ + dx ( s) ] = ( + ( X ( )- X ( )) max - 0 I I (3.7) Berdasarkan definisi maka selanjunya esimaor peluang ransisi pada persamaan (3. 6) unuk model waku diskre akan menjadi ˆ[ s, ] = é A ˆ ( ) A ˆ ( ) A ˆ ë I + ù û é ë I + + ù ûl é ë I + ( u ) ù û (3. 8) Model mulisaus yang akan dibahas ini kali memiliki empa saus, yaiu seha, saki kaegori, saki kaegori 2, saki kaegori 3. i i Gambar. Model Mulisaus dengan Empa Saus Beriku adalah penjelasan dari simbol-simbol pada Gambar 0 : Seha 2 : Saki kaegori 2 : Saki kaegori 3 : Saki kaegori 3 eluang ransisi model mulisaus dengan empa saus ini dapa diuliskan dalam benuk mariks [ s, ] ( ( s, )) hj é 00( s, ) 0 ( s, ) 02 ( s, ) 03 ( s, ) ù 0 ( s, ) ( s, ) 2 ( s, ) 3 ( s, ) ( s, ) = 20 ( s, ) 2 ( s, ) 22 ( s, ) 23 ( s, ) (3. 9) ê 30( s, ) 3 ( s, ) 32 ( s, ) 33 ( s, ) ú ë û Unuk mengesimasi nilai peluang- peluang ransisi ini maka digunakan esimaor Nelson Aalen. Dari persamaan (3. 4) maka unuk model asuransi kesehaan dengan empa saus ini dapa dibenuk mariks yang komponen- komponenya berisi esimaor Nelson Aalen yaiu :

8 éa ˆ 00( ) Aˆ 0( ) Aˆ 02( ) Aˆ 03( ) ù ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ A0 ( ) A ( ) A2 ( ) A3 ( ) A () = (3. 0) Aˆ ˆ ˆ ˆ 20( ) A2 ( ) A22 ( ) A23 ( ) Aˆ ˆ ˆ ˆ êë 30( ) A3 ( ) A32 ( ) A33 ( ) úû dengan Aˆ ˆ hh =-å A hj () j¹ h Tujuan akhir dalam perhiungan akuaria di bidang asuransi adalah peneapan harga premi. erhiungan premi yang akan dibahas dalam bagian ini adalah premi bersih. Menuru Bowers dkk (997) nilai sekarang unuk asuransi jiwa berjangka n ahun dengan memberikan uni pada akhir ahun kemaian (diskre), unuk seorang individu yang berusia x ahun dirumuskan dengan xn : n A v p q (3. ) k0 k k x xk Analog dengan persamaan diaas maka selanjunya dapa dicari perumusan premi unuk model mulisaus dalam asuransi kesehaan. Apabila digunakan conoh aplikasi sebelumnya yaiu model asuransi kesehaan dengan empa saus maka akan didefinisikan erlebih dahulu variabel-variabel yang ada dalam persamaan(3. ) dengan langkah- langkah beriku ini :. eriode yang digunakan adalah hari, dengan demikian x,k,n menyaakan banyaknya hari. 2. k p x diganikan dengan peluang seseorang yang seha pada hari ke- akan eap seha selama k hari( 00 ), peluang seseorang yang saki kaegori pada hari ke- akan eap saki kaegori selama k hari ( ), peluang seseorang yang saki kaegori 2 pada hari ke- akan eap saki kaegori 2 selama k hari( 22 ), peluang seseorang yang saki kaegori 3 pada hari ke- akan eap saki kaegori 3 selama k hari ( 33 ). 3. q x k diganikan dengan peluang seseorang yang seha pada hari ke- +k akan saki kaegori seelahnya( 0 ), peluang seseorang yang seha pada hari ke- +k akan saki kaegori 2 seelahnya ( 02 ), peluang seseorang yang seha pada hari ke- +k akan saki kaegori 3 seelahnya( 03 ).

9 4. ada model ini erdapa ransisi anar masing masing kaegori saki sehingga erdapa peluang 0, 2, 3, 20, 2, 23, 30, 3, 32 yang definisinya analog dengan yang sebelumnya. Secara umum dapa dinyaakan bahwa merupakan peluang seseorang yang memiliki saus j pada hari ke +k akan berada pada saus h seelah hari ke +k. Dengan demikian akan diperoleh premi unuk model dengan empa saus yaiu NS b v (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) i (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) b3 v jh i (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) b v dengan i =, n dimana n merupakan banyaknya inerval waku v = ingka suku bunga perhari. b = besar sanunan unuk saki kaegori b 2 = besar sanunan unuk saki kaegori 2 b 3 = besar sanunan unuk saki kaegori 3 (0, ) (, ) i i i 23 (3.2) 4. ALIKASI NUMERIK Dalam sudi digunakan daa yang ersedia di salah sau klinik pengobaan. ada daa ini jumlah subjek adalah sebanyak 4892 orang dan erdapa 2880 kejadian. ada daa ini biaya pengobaan akan mengkaegorikan ingka penyaki pasien. Tabel engkaegorian Biaya engobaan Biaya Kaegori Dengan demikian model mulisaus pada daa ini erdapa empa saus, yaiu : seha(0), saki kaegori (), saki kaegori 2 (2), saki kaegori 3 (3). ada daa ini ransisi

10 anar saus dimungkinkan erjadi sehingga seseorang yang berada dalam saki kaegori dapa menjadi saki kaegori 2 maupun 3 dan begiupun sebaliknya. Dari daa ersebu maka dibenuk mariks yang menghubungkan anara pasien dengan waku kedaangan. Dari 2880 daa diperoleh 393 iik waku kedaangan selama 894 hari. ada peneliian ini awalnya semua pasien berada dalam kondisi seha sehingga pada = 0 semua pasien berada dalam saus 0. Dengan demikian dapa dibenuk mariks berukuran 4892 X 394, di mana pasien menyaakan baris dan iik waku kedaangan menyaakan kolom. Kemudian misalkan ( 0, ) merupakan inerval aau selang waku anara iik waku perama dan kedua yang selanjunya cukup akan diulis dengan saja, maka akan diperoleh sebanyak 393 inerval iik waku yang berupa ( n, n). ada daa ini akan diperoleh 393 mariks 4 X 4 yang komponen- komponennya merupakan esimaor Nelson Aalen. Kemudian dapa dicari peluang ransisi di semua inerval waku yang diinginkan. ˆ[, ] ˆ ( ) n _ n = é ëi+ A ù n û ˆ[ ˆ ˆ ˆ 0, n ] = é ëi + A ( ) ùé ûë I + A ( 2 ) ù û... é ëi + A ( n ) ù û ada daa ini akan dicari semua ˆ[, ] ˆ ( ) n _ n = é ëi+ A ù n û dan ˆ[ ˆ ˆ ˆ 0, n ] = é ëi + A ( ) ùé ûë I + A ( 2 ) ù û... é ëi + A ( n ) ù ûdimana n = 393. Dengan demikian akan diperoleh 2785 mariks 4 X 4 yang komponen- komponennyanya merupakan peluang ransisi.(lampiran ) erhiungan benefi diperoleh dari raa- raa biaya pengobaan pasien perkaegori. Beriku ini akan disajikan nilai benefi masing- masing kaegori Tabel 2 Nilai Benefi perkaegori Kaegori Benefi (b) Rp 2.359,33 2 Rp ,64 3 Rp ,62 eneliian ini menggunakan periode hari, maka erlebih dahulu perlu dicari suku bunga perhari sehingga dengan menggunakan suku bunga SBI 0,06 maka akan diperoleh premi unggal bersih jangka waku 894 hari

11 NS v (2359,33) (0, ) (, 2 ) (0, ) (, ) (0, ) (, 2 ) (35685,64) (67962,62) i (0, i ) ( i, i) ( v i (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) v 0, ) (, ) (0, ) (, ) i i i i i i ENUTU Dalam arikel ini dibahas enang konsruksi model peluang ransisi model mulisaus dengan asumsi Markov waku diskre. eluang ransisi yang berasal dari esimaor Nelson Aalen ini selanjunya dapa digunakan unuk perhiungan premi pada model mulisaus dalam asuransi kesehaan. : erhiungan premi dapa diperoleh dengn mengikui alur premi asuransi jiwa berjangka. Dengan demikian unuk premi unuk model mulisaus dengan empa saus diperoleh NS b v (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) i (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) b3 v i (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) (0, i ) ( i, i) b v dengan i =, n dimana n merupakan banyaknya inerval waku v = ingka suku bunga perhari. b = besar sanunan unuk saki kaegori b 2 = besar sanunan unuk saki kaegori 2 b 3 = besar sanunan unuk saki kaegori 3 (0, ) (, ) i i i Makalah ini hanya membahas model premi unggal unuk asuransi kesehaan individu berjangka sehingga perlu unuk produk asuransi kesehaan yang lain : misal kelompok. Model muli saus yang digunakan pada makalah ini anpa diberikan pengaruh kovaria sebagai informasi ambahan dari riwaya kesehaan pasien sehingga diperlukan sudi lebih lanju dengan adanya pengaruh kovaria. 23

12 DAFTAR USTAKA Aalen, dkk, 2008, Survival and Even Hisory Analysis, Springer. Andersen dan. Klein, 2006, Regression Analysis for Mulisae Models Based on a seudo-value Approach wih applicaions o Bone Marrow Transplanaion Sudies, Scandinavian Journal of Saisics, Oxford. Bain, L. J., dan Engelhard, Max, 992, Inroducion o robabiliy andmahemaical Saisics 2nd Ediion, Duxbury ress, Belmon, California Bowers, dkk, C.J., 997, Acuarial Mahemaics 2nd Ediion, The Sociey of Acuaries, Iasca, Illinois. Gill, 200, roduc Inegraion, Mahemaical Insiue, Neherlands. Haberman, S. and iacco, E., 999, Acuarial Models for Disabiliy Insurance, Chapman and Hall, London. Jones, B.L., 993, Modelling Muli-Sae rocesses Using a Markov Assumpion, Acuarial Research Clearing, 993, Jones, B.L., 994, Acuarial Calculaions Using a Markov Model, Transacions of he Sociey of Acuaries, 46, Klein dan Moeschberger.997. Survival Analysis: Techniques for Censored and Truncaed Daa. Springer Verlag. New York. London, Dick, 997, Survival Models and Their Esimaion 3rd Ediion, Acex ublicaion, Winsed. Lee, E.T., 992, Saisical Mehods for Survival Daa Analysis 2nd Ediion, John Wiley & Sons, New York Marinussen dan Scheike, 2006, Dynamic regression Models for Survival Daa, Springer. rapono, M.A, 986, enganar roses Sokasik I, Karunika, Jakara. Ross, S. M. 996, Sochasic rocesses. John Wiley& Sons, New York. Ross, S. M., 2003, Inroducion o robabiliy Models 8h Ediion, Academic ress, Barkeley, California. Waers, H.R., 984, An Approach o The Sudy of Muliple Sae Models, Journal of he Insiue of Acuaries,,

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

Pemodelan Intensitas Transisi dan Peluang pada Asuransi Perawatan Jangka Panjang

Pemodelan Intensitas Transisi dan Peluang pada Asuransi Perawatan Jangka Panjang Pemodelan Inensias Transisi dan Peluang pada Asuransi Perawaan Jangka Panjang Rosia Kusumawai 1, dan Gunardi 2 1 Universias egeri Yogyakara, 2 Universias Gadjah Mada Inisari Proses perubahan saus kesehaan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember) Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 135-141 135 Esimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepaiis di Kabupaen Jember (Esimaing of Survival Funcion of Hepaiis Virus in Jember) Mohamad Faekurohman Saf Pengajar

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI

PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI Irma Fauziah Dosen Maemaika FST Universias Islam Negeri Syarif

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

MODEL PENYUSUTAN DARAB JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA. Sunarsih 1, Meidar Sakinata 2

MODEL PENYUSUTAN DARAB JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA. Sunarsih 1, Meidar Sakinata 2 MODEL PENYUSUTAN DARAB JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA Sunarsih, Meidar Sakinaa 2 Program Sudi Maemaika FMIPA UNDIP 2 Alumni Program Sudi Maemaika FMIPA UNDIP Absrac Muliple decremen model in

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON * PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV HAMILON * BERLIAN SEIAWAY, YANA ADHARINI DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus IPB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Estimasi Parameter. Modul 1 PENDAHULUAN

Estimasi Parameter. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Esimasi Parameer Dr. Suawanir Darwis P PENDAHULUAN roses sokasik S,,, S adalah koleksi peubah acak S dengan menyaakan indeks waku,. Kumpulan semua nilai S yang mungkin, dinamakan sae space. Suau

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING BIASaisics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 1-7 PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING Yeny Krisa Frany 1, Budhi Handoko 2 1,2 Deparemen Saisika FMIPA Universias Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Distribusi Normal Multivariat

Distribusi Normal Multivariat Vol.4, No., 43-48, Januari 08 Disribusi Normal Mulivaria Husy Serviana Husain Absrak Pada engendalian roses univaria berdasarkan variabel, biasanya digunakan model disribusi normal unuk mengamai kualias

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu Mah Educa Jurnal () (7): 86-95 Jur na l Maem aika Pend i di ka n Maema i ka Email: mejuinibpag@gmailcm Hubungan anara Keerbservasian Keerknsruksian Sisem Linier Kninu Berganung Waku Ezhari Asfa ani adris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Model Proporional Hazard Cox Dengan Pendekaan Bayesian (Sudi Kasus : Pasien Rawa Inap Demam Berdarah Dengue di Rumah Saki Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda) Cox Proporsional Hazard Model wih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PEDAHULUA Laar Belakang Menduga dan meramal sae yang idak bisa diamai secara langsung dari suau kejadian ekonomi adalah ening Pemerinah melalui bank senral dan ara regulaor daa menggunakan informasi enang

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode SEMINAR STATISTIKA FMIPA UNPAD 27 (SNS VI) Menenukan Waku Perawaan Prevenif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacemen Model dan Monograph Mehode Enny Suparini Deparemen Saisika FMIPA UNPAD Bandung

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

MODEl PERSAMAAN DIFERENSIAL STOKASTIK UNTUK PROSES PRENDIVILLE

MODEl PERSAMAAN DIFERENSIAL STOKASTIK UNTUK PROSES PRENDIVILLE βea p-issn: 285-5893 / e-issn: 2541-458 hp://jurnalbea.ac.id Vol. 5 No. 1 (Mei) 212, Hal. 75-8 βea 212 MODEl PERSAMAAN DIFERENSIAL STOKASTIK UNTUK PROSES PRENDIVILLE Grania Absrak: Suau model yang banyak

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H e.al. Model Invenory Tingka Linear MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H, T.P Nababan,

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER Abdul Aziz Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Sains Teknologi Universias Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail : abdulaziz_uinmlg@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN CAAGA PREMI ASURASI PESIU UTUK PESIU ORMAL PAA STATUS HIUP GABUGA esi oiasari Silaban *, Hasriai, Musraini Mahasiswa Program S Maemaika osen Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN UJI BREDENKAP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDAN Firi Caur Lesari ABSTRACT Saisics is a science ha has imporan role in decision making The decision is made based on he daa and uses cerain mehods, especially

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

MEMBAWA MATRIKS KE DALAM BENTUK KANONIK JORDAN. Irmawati Liliana. KD Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unswagati

MEMBAWA MATRIKS KE DALAM BENTUK KANONIK JORDAN. Irmawati Liliana. KD Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unswagati Jurnal Euclid, vol., No., p.568 MEMBW MTRIKS KE DLM BENTUK KNONIK JORDN Irmawai Liliana. KD Program Sudi Pendidikan Maemaika FKIP Unswagai irmawai.liliana@gmail.com bsrak Benuk kanonik Jordan erbenuk apabila

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci