PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI"

Transkripsi

1 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... PERHITUNGAN PREMI ASURANSI JIWA DWIGUNA PASUTRI SEBAGAI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI Irma Fauziah Dosen Maemaika FST Universias Islam Negeri Syarif Hidayaullah Jakara / Absrac In learning mahemaical economics, he calculaion of life insurance premiums is a maer concerning he applicaion of a combinaion of compound ineres, probabiliy, differenial and inegral. Life insurance wih mulilife concep is he one of applied in acuarial mahemaics. A funcions, in he acuarial calculaion, relaed o deah sequence in mulilife concep is called as coningen funcion. Usage ha funcion in calculaion of insurance premium will assis he insurer in giving he bene precisely. Coningen probabiliies are resuled by muliplicaion beween he force of moraliy of life in he las sequence of deah which have been deermined and probabiliies of life all family member in mulilife saus. Insurance formulaion is obained by muiplying his probabiliies wih v discoun facor and hey are inegraed by using he assumpion of a uniform disribuion of deah hroughou he year of age. Keywords : Compound Ineres, Probabiliy, Differenial and Inegral, Deah Sequence, Mulilife concep, Insurance Premium 99

2 Irma Fauziah PENDAHULUAN Maemaika ekonomi digunakan unuk pendekaan analisa ekonomi dengan menggunakan noasi maemais yang sesuai dengan permasalahan ekonomi. Salah sau masalah ekonomi yang dapa dinyaakan dalam noasi maemaika adalah permasalahan perhiungan premi asuransi. Dalam pembelajaran maemaika ekonomi, perhiungan premi asuransi merupakan penerapan dari maeri enang bunga majemuk, probabilias, diferensial dan inegral. Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang menyediakan pengalihan kerugian nansial yang idak erduga yang disebabkan oleh meninggalnya erlalu cepa aau hidupnya erlalu lama. Berdasarkan banyaknya eranggung, asuransi jiwa dibagi menjadi dua yaiu asuransi jiwa single life dan asuransi mulilife. Asuransi MuliLife adalah asuransi jiwa yang menanggung minimal dua jiwa dimana bene nya dibayarkan jika salah seorang eranggung meninggal dunia dalam masa konrak asuransi (Caarya, 1998, h.2.6), salah sau conohnya adalah asuransi jiwa dwiguna unuk pasangan suami-isri. Ciri khas Asuransi Jiwa Dwiguna adalah proeksi yang memberikan bene pada saa eranggung meninggal dalam periode erenu dan sekaligus memberikan bene jika ia masih hidup pada masa akhir konrak asuransi. Karena memberikan dua manfaa inilah, asuransi ini disebu dwiguna. Produk ini berguna bagi calon pemegang polis yang ingin eranggung erlindung dari dampak keuangan karena kemaian dini. Asuransi ini cocok unuk pasuri yang memerlukan dana bagi pendidikan anak, yang ingin memiliki sejumlah dana unuk kebuuhan di masa depan dan yang ingin memiliki dana pensiun. Kemaian dapa erjadi pada siapa saja, maka uruan kemaian menjadi pening unuk memperjelas aas kemaian siapa bene diberikan. Seiap hal dalam perhiungan premi yang berhubungan dengan uruan kemaian yang ercakup dalam fungsi kehidupan disebu fungsi koningensi. Jika erdapa dua eranggung 100

3 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... dengan sau uruan kemaian maka perhiungan probabiliasnya menggunakan probabilias dari fungsi koningensi sederhana. Sedangkan jika erdapa minimal iga eranggung dengan minimal dua uruan kemaian maka probabiliasnya menggunakan probabilias dari fungsi koningensi majemuk. Peneliian ini menggunakan benuk asuransi dwiguna mulilife dengan conoh ilusrasi asuransi keluarga dengan penjelasan uruan kemaian dengan pembayaran premi dilakukan pada waku erenu, probabilias kehidupan dan kemaian dihiung berdasarkan pengamaan jumlah orang yang meninggal pada sekelompok orang dan dalam kurun waku erenu, anuias hidup dengan pembayaran berkala adalah sama dan bene asuransi dibayarkan begiu buki kemaian eranggung secara lengkap disampaikan pada perusahaan asuransi aau jika keduanya masih hidup pada akhir konrak asuransi. LANDASAN TEORI Bunga Majemuk Semua polis asuransi jiwa baik single life maupun mulilife mengharuskan premi dibayar di muka sebelum asuransi efekif sedangkan bene baru akan dibayarkan pada masa yang akan daang sehingga premi iu dikenakan bunga. Oleh karena iu, perhiungan bunga pada asuransi menggunakan eknik perhiungan bunga majemuk dan diskono. Akumulasi bunga majemuk dari dana sebesar Rp 1,. adalah a()(1) i unuk 0 dengan i menyaakan suku bunga dalam sau periode. Fakor diskono dinoasikan dengan v yang diberikan oleh, a () v i unuk 0 Saus Single Life Fungsi Survival Misalkan X adalah variabel random koninu yang menyaakan jaah usia yang akan dijalani oleh seorang bayi yang baru lahir, maka fungsi disribusi dari X adalah 101

4 Irma Fauziah X, dan fungsi survival yang menyaakan probabilias seorang bayi yang baru lahir akan mencapai usia x ahun adalah s( x) 1 FX x Pr X x, Sisa Usia Bagi (x) Noasi T(x) menyaakan sisa usia dari ( x) dinyaakan dengan T(x) = X x. Noasi akuaria yang berhubungan dengan probabilias enang T(x) dinyaakan sebagai, 1. Probabilias ( x) akan meninggal ahun kemudian dinyaakan sebagai beriku : s() x qx Pr() T x 1 s() x 2. Probabilias ( x) akan hidup mencapai usia x+ ahun dinyaakan sebagai beriku : s() x p 1 q Pr() T X s() x x x Tabel Moralias Tabel moralias adalah salah sau elemen pening dalam mengkalkulasi premi, yang berguna unuk mengeahui besarnya klaim yang disebabkan kemaian, dan meramalkan berapa lama baas waku (usia) raa-raa seseorang bisa hidup. Dalam penggunaan abel moralias, sandar yang dipakai unuk menghiung jumlah kemaian adalah Tabel Moralias Indonesia II 1999 yang lazim digunakan pada perusahaan asuransi di Indonesia pada umumnya dengan suku bunga sebesar 2,5%. Hubungan Tabel Moralias dan Fungsi Survival Misalkan (x) merupakan variabel random yang menyaakan jumlah orang yang masih hidup sampai usia x ahun 102

5 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... yang dinyaakan dengan (x) = l0 I j x. j 1 1. (x) : Binomial( l0,()) s x j dengan 2. Karena E I j s() x maka l x E [ (x)] = l 0.s(x). Probabilias seseorang yang berusia x akan hidup paling sediki ahun yaiu p x l l x maka probabilias seseorang berusia x x akan meninggal sebelum mancapai usia x+ ahun adalah l l d. x x x qx 1 px lx lx Force of Moraliy Probabilias kemaian dalam seahun yang dinoasikan dengan yang merupakan hasil bagi dari jumlah orang yang meninggal anara usia x dan x+1 dinoasikan dengan, jumlah orang yang epa berusia x dinoasikan dengan maka. Force of moraliy dide nisikan sebagai, aau dengan 103

6 Irma Fauziah adalah jumlah orang yang berusia 0 ahun. Unuk fungsi hidup koninu, usia idak bula dan dianggap dapa mencapai nilai 0 sampai w (usia eringgi dalam abel moralias) maka force of moraliy dan jumlah orang yang epa berusia x ahun unuk usia pecahan adalah. Maka diperoleh beberapa perhiungan beriku : 1. Jumlah orang yang meninggal dari sejumlah orang sebelum mencapai usia x+1 ahun adalah. 2. Probabilias seseorang berusia x akan hidup mencapai usia x+n ahun adalah sebesar n 3. Probabilias seseorang berusia x akan meninggal sebelum mencapai usia x+n ahun adalah sebesar 4. Probabilias seseorang berusia x akan meninggal anara usia x+n dan x+n+1 adalah Proses penginegrasian menggunakan asumsi bahwa peluang kemaian pada seiap ahun usia berdisribusi Uniform. Tiga hal yang mendasari pengasumsian ini yaiu : 1. Inerpolasi Linear, usia pecahan dapa dikeahui menggunakan inerpolasi Linear (Indra Caarya, 1986, 1.11) 2. Force Of Moraliy ( bernilai konsan. Nilai konsan pada inerval 0 < < 1 yaiu 3. Kelinearan peluang kemaian yaiu yang dikenal dengan hipoesa 104

7 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... Balducci yang digunakan dalam pembuaan abel moralias. (Han U. Gerber, 1997, 21) Simbol Komuasi Simbol komuasi koninu idak lepas dari simbol komuasi diskri. Simbol ini dibua unuk menyederhanakan perhiungan. Simbol komuasi unuk diskri adalah sebagai beriku : dimana dengan i adalah suku bunga dalam seahun. ; ; w adalah usia eringgi yang dapa dicapai oleh anggoa cohor. Sedangkan simbol komuasi unuk fungsi hidup koninu adalah sebagai beriku : Anuias Hidup Mulilife Anuias adalah serangkaian pembayaran. Pembayaran premi oleh si eranggung pada perusahaan asuransi pada umumnya berbenuk anuias. Berdasarkan ada aau idak adanya syara, anuias dibagi menjadi dua yaiu : anuias enu dan anuias hidup. Anuias enu dilakukan anpa syara sedangkan anuias hidup dilakukan dengan syara anuian masih hidup. Pada seiap anuias erdapa nilai unai. Nilai unai adalah nilai seluruh pembayaran jika dibayar sekaligus pada awal periode. Sedangkan, nilai akhir adalah jumlah seluruh pembayaran 105

8 Irma Fauziah dengan bunganya jika seluruhnya dinilai pada suau waku di kemudian hari. Jumlah nilai unai dan nilai akhir erganung pada ingka bunga yang digunakan. Berdasarkan banyaknya eranggung maka anuias juga dibagi dua yaiu anuias single life dan anuias mulilife. Anuias hidup mulilife dibedakan menjadi : 1. Anuias Mulilife Seumur Hidup, Anuias Awal Seumur Hidup Anuias Akhir Seumur Hidup 2. Endowmen Murni Mulilife 3. Anuias Hidup Mulilife Berjangka Anuias Awal Seumur Hidup Anuias Akhir Seumur Hidup 4. Anuias Hidup Mulilife Terunda Anuias Hidup Seumur Hidup Mulilife Terunda m ahun Anuias Awal Seumur Anuias Akhir Seumur Hidup Hidup 106

9 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... Anuias Hidup Semenara Mulilife Terunda m ahun Anuias Awal Seumur Anuias Akhir Seumur Hidup Hidup Sisem Pembayaran Bene Asuransi Single Life Sebuah asuransi jiwa menyediakan suau pembayaran sanunan asuransi (claim) dari jumlah yang dieapkan aas suau kemaian eranggung (insured). Dalam pembayaran ini diasumsikan pembayaran sanunan asuransi diberikan pada ahli waris begiu buki kemaian eranggung diserahkan pada perusahaan asuransi. 1. Asuransi Jiwa Seumur Hidup, dengan 2. Asuransi Jiwa Berjangka n Tahun 3. Asuransi Dwiguna n Tahun 4. Asuransi Terunda m Tahun Asuransi Berjangka Terunda m Tahun 107

10 Irma Fauziah Asuransi Dwiguna Terunda m Tahun Asuransi Seumur Hidup Terunda m Tahun PEMBAHASAN Fungsi Koningensi Suau fungsi dalam asuransi mulilife yang berhubungan dengan uruan kemaian dalam fungsi kehidupan dimana variabel bebasnya adalah usia dari anggoa kehidupan (x i ) dengan i = 1, 2,..,m dan variabel ak bebasnya adalah peluang uruan kemaian dari (x i ) dinamakan fungsi koningensi. Uruan kemaian adalah suau hal yang pening dalam asuransi jiwa gabungan unuk mengeahui besarnya premi dan memperjelas aas kemaian siapa sanunan akan diberikan, berdasarkan peluang koningensinya. Berdasarkan banyaknya uruan kemaian fungsi koningensi dibagi menjadi dua yaiu : fungsi koningensi sederhana dan berganda. Dalam fungsi koningensi sederhana erdapa sau uruan kemaian dari minimal dua jiwa dalam saus hidup gabungan sedangkan dalam fungsi koningensi berganda erdapa minimal iga jiwa dengan minimal 2 uruan kemaian. Fungsi koningensi berhubungan dengan uruan kemaian maka peluang koningensi merupakan peluang uruan kemaian. Peluang koningensi sederhana dimana (x) akan meninggal sebelum (y) dalam n ahun dinoasikan dengan diberikan oleh, Sedangkan peluang koningensi sederhana dimana (x) meninggal seelah (y) meninggal erlebih dulu dalam n ahun dinoasikan dengan diberikan oleh, 108

11 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... Anuias Hidup Koningensi Teranggung dalam asuransi keluarga ini erdiri dari dua jiwa yaiu suami dan seorang isri maka anuias yang digunakan adalah anuias mulilife. Sisem Pembayaran Bene Asuransi Jiwa Dwiguna Pasuri dengan Uruan Kemaian pada Fungsi Hidup Koninu Asuransi jiwa dwiguna pasuri dengan sau uruan kemaian pada fungsi hidup koninu adalah asuransi yang menanggung minimal dua jiwa dengan sau uruan kemaian dimana bene akan dibayarkan pada saa eranggung yang elah diperhiungkan uruan kemaiannya berdasarkan peluang koingensinya meninggal dunia dalam jangka waku asuransi dan jika pasangan suami-isri keduanya masih dalam jangka waku ersebu maka bene akan dibayarkan pada saa konrak asuransi berakhir. Jika x menyaakan usia suami dan y menyaakan usia isri maka premi unggal bersih asuransi dwiguna n ahun dimana bene dibayarkan perusahaan jika suami meninggal sebelum isri dalam masa konrak asuransi dan jika dalam waku n ahun keduanya masih hidup maka akan dibayarkan bene sebesar Rp. C,. diberikan oleh rumus A C. A E x: y: n x: y: n n x: y 1 1 I dengan : 1 v A v p d v d l n n 1 I x: y: n 1 ln 1 xy x x v v v y 0 lxl y 0 ln v 1 v 109

12 Irma Fauziah menyaakan premi unggal bersih asuransi berjangka join life koninu dimana bene dibayarkan jika ( x) meninggal sebelum (y) dalam masa konrak asuransi (n ahun) Jika pembayaran bene sebesar Rp. C,. dilakukan pada saa erjadi kemaian kedua yaiu pada saa isri meninggal dimana suami elah erlebih dahulu meninggal maka premi unggal bersih dari asuransi dwiguna pasuri koninu dinoasikan oleh : I x y: n x y: n n x: y dengan : n I I I x y: n x y y y: n x y: n A v q p d A A Dari rumus diaas, premi unggal bersih asuransi jiwa berjangka pasuri dengan bene dibayarkan pada saa pasangan suami isri ersebu keduanya meninggal dalam masa konrak asuransi sama dengan premi unggal bersih asuransi jiwa berjangka single life suami dengan pembayaran bene dibayarkan jika suami meninggal dalam masa konrak asuransi dikurangi dengan premi unggal bersih asuransi jiwa berjangka mulilife pasuri selama n ahun dengan pembayaran bene pada saa suami meninggal lebih dulu dari isri dalam masa konrak asuransi. Rumus unuk ruas paling kanan diberikan oleh, 1 v A v p d v d l n n 1 I x: y: n xy y y v 1 v ln v 1 l x 0 xl y 0 ln v 1 v Simulasi Kasus Daa diperoleh dari sebuah perusahaan asuransi yang sedang berkembang di Indonesia dengan rincian sebagai beriku : 110

13 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... Usia Suami Usia Isri No Tanggal Lahir Mulai Asuransi Suami Isri (x) (y) 1 5/9/1953 6/15/1964 7/1/ /14/1952 7/14/1954 8/1/ /17/1953 3/29/1956 6/1/ /5/1955 5/5/1954 6/1/ /31/1959 3/23/1963 7/1/ Jaminan kesejaheraan keluarga yang dilih oleh ke-5 breadwinner diaas adalah dengan membeli polis dwiguna yang berujuan unuk menginvesasikan sebagian penghasilan bulanan unuk mengaasi kesulian keluarga dan menyediakan dana unuk hari ua dengan menyediakan dana bagi keluarga dengan sanunan sebesar Rp ,. yang langsung dibayarkan begiu buki dari kemaian si eranggung yang elah diperkirakan uruan kemaiannya, yang kemudian menjadi paokan dalam pembayaran sanunan, secara lengkap disampaikan pada perusahaan asuransi. Pembayaran premi dilakukan seiap awal ahun selama 5 ahun dan ingka bunga sebesar 2,5% perahun dengan memberikan beberapa alernaif pembayaran sanunan asuransi sebagai beriku : 1. Sanunan dibayarkan pada saa suami meninggal lebih dulu dari isri aau jika sampai lima ahun idak ada yang meninggal maka sanunan akan dibayarkan pada saa konrak asuransi berakhir. 2. Sanunan dibayarkan pada saa isri meninggal sebagai kemaian perama aau jika sampai konrak asuransi berakhir semua eranggung belum meninggal maka sanunan akan dibayarkan pada saa konrak asuransi berakhir. 3. Sanunan dibayarkan pada saa isri meninggal sebagai kemaian yang kedua dalam saus hidup gabungan dua jiwa yaiu suami dan isri, jika sampai konrak asuransi isri belum meninggal maka sanunana akan dibayarkan pada saa konrak asuransi berakhir. 111

14 Irma Fauziah Hasil perhiungan premi unuk keluarga eranggung perama adalah sebagai beriku : 1. Hasil perhiungan unuk alernaif perama Thn Ke- Usia Suami Usia Isri Premi ( Rp) Bunga Bunga* Premi (Rp) Nilai Tunai (Rp) Tabel 1.a. Perhiungan Nilai Premi Tahunan Asuransi Jiwa Keluarga dengan Uruan Kemaian Perama Suami, Usia Suami 54 Tahun dan Isri 43 Tahun Unuk kolom premi pada alernaif perama diperoleh dari rumus beriku : Besar Premi = 10 6 x Nilai 10 6 x ( adalah nilai yang memberikan ari bahwa jika suami meninggal maka isri dan ahli waris yang lain akan memperoleh sanunan sebesar Rp ,. begiu buki kemaian suami secara lengkap disampaikan pada perusahaan asuransi dan pembayaran premi berheni. Teapi jika sampai waku lima ahun suami belum meninggal maka sanunan akan dibayarkan pada saa konrak asuransi berakhir. Sedangkan nilai menyaakan inensias pembayaran dari konrak asuransi pada alernaif perama. 112

15 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... Kolom nilai unai adalah akumulasi premi yang elah dibayarkan beriku bunga yang erkumpul di perusahaan asuransi anpa memperhiungkan biaya adminisrasi polis dan biaya-biaya yang lain. Sedangkan perhiungan nilai premi pada kolom premi di alernaif kedua diperoleh dengan rumus beriku : Besar Premi = 10 6 x Dari abel 1.a dan abel 1.b dapa diliha bahwa besar premi yang harus dibayarkan dengan memperimbangkan uruan kemaian dari eanggung, berbeda. Tabel 1.a premi unggal bersih sebesar Rp ,. sedangkan pada abel 1.b. premi unggal bersih sebesar Rp ,. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan probabilias kemaian dari eranggung yang diperkirakan uruan kemaiannya. 113

16 Irma Fauziah Dari abel moralias dapa diliha bahwa probabilias kemaian suami lebih besar dibandingkan isri karena usia suami lebih ua dari isri yang mengakibakan premi yang harus dibayarkan keika suami diperkirakan meninggal lebih dulu pada uruan kemaian alernaif perama menjadi lebih besar nominal preminya dibandingkan alernaif kedua. 2. Hasil perhiungan unuk alernaif kedua Thn Usia Ke- Suami Usia Isri Premi (Rp) Bunga Bunga* Premi (Rp) Nilai Tunai (Rp) Tabel 1.b. Perhiungan Nilai Premi Tahunan Asuransi Jiwa Keluarga Berjangka Dengan Uruan Kemaian Perama Isri, Usia Suami 54 Tahun dan Isri 43 Tahun 114

17 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna Hasil perhiungan unuk alernaif keiga Bunga* Thn Usia Usia Premi Nilai Tunai (Rp) Bunga Premi Ke- Suami Isri ( Rp) (Rp) Tabel 1.c. Perhiungan Nilai Premi Tahunan Asuransi Jiwa Keluarga Berjangka Dengan Uruan Kemaian Perama Suami dan Isri Sebagai Kemaian kedua, Usia Suami 54 Tahun dan Isri 43 Tahun Dari iga alernaif ersebu nominal premi unggal bersih yang paling besar adalah alernaif keiga sebesar Rp ,. Nilai ini diperoleh dengan rumus PTB sebagai beriku : Besar Premi = 10 6 x KESIMPULAN Perhiungan premi asuransi jiwa merupakan penerapan maemaika ekonomi. Dalam pembelajaran maemaika ekonomi, perhiungan premi asuransi jiwa menggabungkan maeri enang bunga majemuk, probabilias, diferensial dan inegral. Dalam penenuan probabilias koningensi sederhana pada fungsi hidup koninu akan lebih mudah dengan memformulasikan inegral dari probabilias kemaian sesaa dari eranggung yang elah diperkirakan uruan kemaiannya. Penyelesaian benuk inegral ersebu dengan mengasumsikan bahwa peluang kemaian pada seiap ahun usia berdisribusi Uniform. Besar premi unggal bersih (PTB) dari asuransi jiwa dwiguna pasuri dimana sanunan dibayarkan pada saa suami 115

18 Irma Fauziah meninggal lebih dahulu dari isri berbeda dengan asuransi jiwa dwiguna pasuri dengan sanunan dibayarkan pada saa isri meninggal lebih dulu dari suami, begiu juga berbeda dengan besar premi asuransi jiwa keluarga dimana sanunan dibayarkan pada suami dan isri ersebu kedua-duanya meninggal dunia. 116

19 Perhiungan Premi Asuransi Jiwa Dwiguna... DAFTAR PUSTAKA Bowers, Newon L, Jr.,Gerber, Hans U,.ec Acuarial Mahemaics, Second Ed.The Sociey Of Acuaries. Schaunburg Illinois Jordan Jr, Cheser, Wallace Life Coningencies, Second Ed. The Sociey Of Acuaries. Chicago P.F. Hooker & L.H. Longley Cook Life and Oher Coningencies. Cambridge Universiy. Press London 117

MODEL PENYUSUTAN DARAB JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA. Sunarsih 1, Meidar Sakinata 2

MODEL PENYUSUTAN DARAB JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA. Sunarsih 1, Meidar Sakinata 2 MODEL PENYUSUTAN DARAB JUMLAH PESERTA ASURANSI PADA ASURANSI JIWA Sunarsih, Meidar Sakinaa 2 Program Sudi Maemaika FMIPA UNDIP 2 Alumni Program Sudi Maemaika FMIPA UNDIP Absrac Muliple decremen model in

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO... v. PRAKATA...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO... v. PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii Halaman HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN CAAGA PREMI ASURASI PESIU UTUK PESIU ORMAL PAA STATUS HIUP GABUGA esi oiasari Silaban *, Hasriai, Musraini Mahasiswa Program S Maemaika osen Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PREMIUM PRICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR

PREMIUM PRICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR REMIUM RICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR Najmah Isikaanah rogram Sudi endidikan Maemaika FMIA IKI GRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang ABSTRACT In his paper he using of Nelson

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Pemodelan Intensitas Transisi dan Peluang pada Asuransi Perawatan Jangka Panjang

Pemodelan Intensitas Transisi dan Peluang pada Asuransi Perawatan Jangka Panjang Pemodelan Inensias Transisi dan Peluang pada Asuransi Perawaan Jangka Panjang Rosia Kusumawai 1, dan Gunardi 2 1 Universias egeri Yogyakara, 2 Universias Gadjah Mada Inisari Proses perubahan saus kesehaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

1.1 Konsep Distribusi

1.1 Konsep Distribusi BAB DISTRIBUSI PELUANG DALAM EVALUASI KEANDALAN SISTEM. Konsep Disribusi P ada bab sebelumnya elah beberapa konsep enang disribusi peluang (probabiliy disribuion) seperi probabiliy mass funcion, probabiliy

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN UJI BREDENKAP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDAN Firi Caur Lesari ABSTRACT Saisics is a science ha has imporan role in decision making The decision is made based on he daa and uses cerain mehods, especially

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT PELATIHA STOCK ASSESSMET Modul 5 PERTUMBUHA Mennofaria Boer Kiagus Abdul Aziz Maeri Pelaihan Sock Assessmen Donggala, 1-14 Sepember 27 DIAS PERIKAA DA KELAUTA KABUPATE DOGGALA bekerjasama dengan PKSPL

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci