Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN"

Transkripsi

1 Model Proporional Hazard Cox Dengan Pendekaan Bayesian (Sudi Kasus : Pasien Rawa Inap Demam Berdarah Dengue di Rumah Saki Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda) Cox Proporsional Hazard Model wih Approach of Bayesian (Case Sudy: Paiens of Dengue Hemorrhagic Fever a General Disric s Hospial Abdul Wahab Sjahranie Samarinda) Nariza Wani Wulan Sari 1, Sri Wahyuningsih 2, Rio Goejanoro 3 1 Mahasiswa Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman 2,3 Dosen Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman naza_7227@yahoo.co.id 1, swahyuningsih@gmail.com 2, riogoejanoro@yahoo.com 3 Absrac This sudy uses Cox proporional hazard model and o esimae he parameers in Cox proporional hazard model used a Bayesian approach wih numeric simulaion Markov Chain Mone Carlo (MCMC), specifically he Gibbs Sampler. In oher o he purpose of his sudy is knowing Cox proporional hazard model of DHF paiens a General Disric s Hospial A. W. Sjahranie Samarinda wih approach of Bayesian. Daa in his research is 165 paiens of DHF a General Disric s Hospial A. W. Sjahranie Samarinda and used righ cencor, Gamma disribuion daa. The resul show ha here exis 2 variables ha affec he recovery rae of DHF paiens he age and hrombocye of he paiens hus Cox proporional risk model obained is h, X = h 0 ()exp ( x x 31 ), where he older a paien o achieve recovery more slowly and he recovery rae of DHF paiens wih under normal hrombocye more longer han normal hrombocye. Keywords: Survival analysis, Bayesian, Cox hazard proporional, dengue hemorrhagic fever (DHF). Pendahuluan Dalam era globalisasi, aplikasi saisika berkembang dengan pesa sebagai suau bidang kajian erapan. Salah sau aplikasi saisika unuk bidang kedokeran dierapkan unuk menganalisis kelangsungan hidup (survival analysis) pasien. Survival analysis aau analisis uji hidup salah sau meode saisika yang berujuan unuk mempelajari dan memodelkan hubungan anara fakor risiko dan waku erjadinya kemaian seorang pasien (Abadi e al., 2011). Daa uji hidup (survival daa) menggambarkan daa pengukuran waku dari suau kejadian ke kejadian yang lain. Meode saisika unuk daa seperi ini menggunakan analisis uji hidup yang secara eksensif banyak digunakan dalam berbagai bidang khususnya bidang medis. Dalam analisis ersebu, waku uji hidup dapa digunakan sebagai variabel respon dan variabel penjelas digunakan sebagai variabel bebas (kovaria). Fungsi yang menggambarkan hubungan anara kovaria dan waku uji hidup disebu sebagai fungsi uji hidup. Karakerisik dari daa ini adalah adanya daa sensor. Daa sensor adalah suau observasi yang waku kejadiannya idak eramai secara sempurna. Pada umumnya, daa uji hidup menggunakan daa sensor kanan dimana awal peneliian dimulai dari waku erkini hingga berjalan secara eraur sampai berakhirnya peneliian (Thamrin, 2008). Salah sau model saisik yang paling pening dalam peneliian medis adalah model proporional hazard (proporional hazard model) (Bender e al., 2004). Model uji hidup yang bersesuaian dengan peneliian ini adalah model proporional hazard Cox (Cox proporional hazard model). Unuk menaksir parameerparameer dalam model proporional hazard Cox digunakan pendekaan Bayesian dengan simulasi numerik Markov Chain Mone Carlo (MCMC), karena dengan pendekaan ini kompleksias dalam model lebih mudah unuk diaasi. Hal ini dikarenakan pendekaan dengan Bayesian dapa dilakukan berdasarkan pada daa yang ada, meskipun idak ada asumsi disribusi pada daa ersebu (Thamrin, 2008). Peneliian ini berujuan unuk mengeahui model proporional hazard Cox pada pasien rawa inap demam berdarah dengue di Rumah Saki Umum Daerah A. W. Sjahranie Samarinda dengan pendekaan Bayesian. Beberapa manfaa yang dapa diperoleh dari dilakukannya peneliian ini adalah memperkaya dan memperluas pengeahuan enang analisis uji hidup dengan pendekaan Bayesian, dan sebagai bahan perimbangan dan masukan bagi Rumah Saki Umum Daerah A. W. Sjahranie Samarinda sera dapa dijadikan sebagai salah sau sumber informasi yang dapa mendukung ujuan bagi Rumah Saki Umum Daerah A. W. Sjahranie Samarinda. Analisis Uji Hidup (Survival Analysis) Analisis uji hidup berujuan memodelkan disribusi yang mendasari variabel waku Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman 9

2 kegagalan (failure ime) dan unuk menaksir keerganungan variabel waku kegagalan dengan variabel bebas (Thamrin, 2006). Secara umum, analisis uji hidup adalah salah sau kumpulan dari prosedur saisika unuk analisis daa dimana variabel hasil adalah waku sampai erjadinya kejadian. Dalam analisis uji hidup, biasanya menunjuk variabel waku sebagai waku uji hidup (survival ime), karena menunjukkan waku iu seseorang elah berahan (survived) selama periode erenu. Juga secara khusus menunjuk kejadian sebagai suau kegagalan, karena kejadian yang menjadi perhaian biasanya adalah kemaian, imbulnya penyaki, aau beberapa kejadian lainnya (Kleinbaum and Klein, 2005). Menuru Lawless (2003), Lee and Wang (2003) disribusi peluang dari T dapa dinyaakan dalam iga cara yaiu : 1. Fungsi Kepadaan peluang Fungsi kepadaan peluang adalah peluang suau individu mai aau gagal dalam inerval waku dari sampai + Δ, dengan waku T merupakan variabel random. Fungsi kepadaan peluang dinoasikan f dan dirumuskan dengan f = lim 0 P( T< + ) (1) 2. Fungsi keahanan (survivor funcion) Fungsi keahanan hidup adalah peluang suau individu yang masih dapa berahan hidup sampai dengan waku ( > 0). Jika T merupakan variabel random dari waku hidup suau individu dalam inerval [0, ), maka fungsi disribusi kumulaif F unuk disribusi koninu dengan fungsi kepadaan peluang f dinyaakan sebagai beriku: F = P T = f x d x, unuk > 0 (2) 0 Oleh karena iu diperoleh fungsi keahanan hidup (survival) yang didefinisikan dengan S = P T = 1 P T = 1 F() 3. Fungsi hazard (hazard funcion) Fungsi hazard adalah peluang suau individu mai dalam inerval waku dari sampai +Δ, jika dikeahui individu ersebu masih dapa berkeahanan hidup sampai dengan waku. Fungsi hazard secara maemaika dinyaakan sebagai: P T Δ T h() lim (3) Δ 0 Δ Sumber kesulian daa pada analisis survival adalah adanya kemungkinan beberapa individu idak bisa diobservasi yang disebu dengan daa ersensor. Menuru Kleinbaum and Klein (2005) dan Nisa dan Budianara (2012) alasan yang menyebabkan erjadinya sensor yaiu: 1. Los of follow up bila pasien memuuskan unuk pindah ke Rumah Saki lain. 2. Drop Ou bila pasien memilih unuk pulang paksa dari Rumah Saki. 3. Sudy ends-no even bila masa peneliian berakhir semenara pasien belum dinyaakan sembuh. 4. Wihdraws from he sudy because of deah bila pasien meninggal dunia. Terdapa beberapa jenis sensor sebagai beriku : 1. Sensor Inerval Terjadi jika kejadian yang menjadi perhaian dikeahui elah erjadi anara waku a dan b. 2. Sensor kanan Jika daa yang diamai T i adalah daa sesudah waku sensor. T i berada pada inerval [C i, ). 3. Sensor kiri Jika daa yang diamai T i adalah daa sebelum waku sensor. T i berada pada inerval (-, C i ] (Lawless, 2003). 4. Sensor ipe I (Sensor waku) Bila uji dihenikan pada waku erenu, maka disebu sensor ipe I. 5. Sensor ipe II (Sensor kegagalan) Bila uji dihenikan seelah diperoleh sejumlah kegagalan erenu, maka disebu sensor ipe II. 6. Sensor ipe III (Sensor acak) Karena masuk yang idak secara bersamasama, sehingga waku disensor juga berbeda. Ini merupakan ipe sensor III (Lee and Wang, 2003). Salah sau disribusi dari waku keahanan adalah disribusi Gamma. Fungsi kepadaan peluang dari disribusi gamma adalah f = Г(γ) ()γ 1 e ; > 0, γ > 0, > 0 (4) dimana Г(γ) didenifisikan sebagai Г γ = x γ 1 e x dx = γ 1! (5) 0 γ merupakan parameer benuk dan 1 sebagai parameer skala (Lawless, 2003). Fungsi disribusi kumulaif F() memiliki benuk yang lebih kompleks: F = dimana, I s, γ = 1 Г(γ) Г(γ) ()γ 1 e dx = I(, γ) (6) 0 s u γ 1 e u du (7) 0 dikeahui sebagai fungsi Gamma yang idak lengkap. Kemudian, unuk fungsi keahanan 1 F() adalah = S = f x dx Г(γ) (x)γ 1 e x dx (8) Fungsi hazardnya adalah h = f() S() = Г(γ ) ( )γ 1 e 1 0 Г(γ ) (x )γ 1 e x dx (9) (Lee and Wang, 2003) Pendugaan disribusi dilakukan dengan saisik uji Anderson-Darling unuk mengeahui disribusi daa uji hidup yang paling sesuai. Persamaan saisik uji Anderson-Darling adalah sebagai beriku: n i 1 2 i 1 lnf X i + ln 1 F X n+1 i (10) A 2 = n 1 n 10 Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman

3 dimana F = fungsi disribusi kumulaif dari disribusi erenu. X i = daa waku uji hidup. Model Proporional Hazard Cox (Cox Propoional Hazard Model) Menuru Nisa dan Budianara (2012) pemodelan daa uji hidup dengan menggunakan model proporional hazard Cox merupakan pemodelan dengan meode paramerik yang digunakan unuk mengesimasi efek kovaria pada daa uji hidup. Pemodelan regresi unuk mengeahui fakor-fakor yang mempengaruhi daa uji hidup unuk daa idak ersensor yang disebu dengan regresi Cox. Model proporional hazard Cox biasanya diulis dalam rumus model hazard sebagai beriku. p h, X = h 0 exp i=1 β i X i (11) X = (X 1,, X p ) Gail e al. (2005) menyaakan ada iga pendekaan umum unuk menaksir asumsi proporional hazard pada model Cox yaiu: a. Graphical (Grafik). b. Goodness-of-fi es (uji Goodness of fi). c. Time-dependen variables. Pendekaan Bayesian pada Esimasi Parameer Dalam eori esimasi, dikenal dua pendekaan yaiu pendekaan saisika klasik dan pendekaan saisika Bayesian. Saisika klasik sepenuhnya mengandalkan proses inferensi pada daa sampel yang diambil dari populasi. Sedangkan saisika Bayesian, disamping memanfaakan daa sampel yang diperoleh dari populasi juga memperhiungkan suau disribusi awal yang disebu prior. Pendekaan Bayesian memandang parameer θ sebagai variabel random yang memiliki disribusi, disebu disribusi prior. Dari disribusi prior selanjunya dapa dienukan disribusi poserior sehingga diperoleh esimaor Bayesian yang merupakan mean dan modus dari disribusi poserior. Telah dikeahui pemodelan dengan menggunakan meode Bayesian didasarkan pada disribusi poserior yang mempunyai perpaduan anara dua informasi, yaiu daa masa lalu sebagai informasi prior dan daa pengamaan yang digunakan sebagai penyusun fungsi likelihood. Misal informasi sebelumnya erdapa dalam p(θ) yang berupa disribusi prior unuk θ dan informasi sampel yang diunjukkan oleh saisik x erdapa dalam fungsi likelihood p(x θ). Dengan menggunakan Teorema Bayes diperoleh disribusi poserior enang parameer θ dibawah ini. p θ x = dimana f x θ p θ f x (12) f x = E(f x θ = f x θ f θ dθ f x θ p(θ) jika θ koninu jika θ diskri f(x) adalah suau konsana yang disebu sebagai normalized consan, selanjunya persamaan (12) dapa diulis menjadi : p(θ x) f x θ p(θ) (13) Persamaan (13) menunjukkan bahwa poserior adalah proporional erhadap likelihood dikalikan dengan prior dari parameer model (Congdon, 2003). Markov Chain Mone Carlo (MCMC) adalah sebuah meode unuk membangkikan peubahpeubah acak yang didasarkan pada ranai markov. Dengan MCMC akan diperoleh sebuah barisan sampel acak yang berkorelasi, yakni nilai ke-j dari barisan {θ j } disampling dari sebuah disribusi peluang yang berganung pada nilai sebelumnya {θ j 1 }. Disribusi eksak dari {θ j } umumnya idak dikeahui, namun disribusi pada seiap ierasi dalam barisan nilai sampel ersebu akan konvergen pada disribusi yang sesungguhnya unuk nilai j yang cukup besar. Oleh karena iu, jika ukuran sampel yang diperbaharui cukup besar maka kelompok erakhir dari nilai yang disampling dalam barisan esebu, missal {θ P+1, θ P+2, } akan mendekai sebuah sampel yang berasal dari disribusi yang diinginkan. Noasi P biasanya disebu sebagai burn in period. Terdapa dua algorima uama dalam MCMC, yaiu algorima Meropolis-Hasings dan algorima Gibbs Sampler. Dalam ulisan ini, algorima Gibbs Sampler digunakan unuk membanu membangkikan sampel-sampel acak dari disribusi poserior yang diinginkan (Mukid dan Sugio, 2011). Gibbs sampler menguraikan ruang parameer dengan sampling dari disribusi bersyara pada disribusi poserior unuk paremeer lain x k dimana vekor x = (x k ) parameer-parameernya idak dikeahui, sehingga mengurangi masalah dimensi inggi. Meodologi Peneliian Daa berupa daa sekunder dari pasien rawa inap demam berdarah dengue (DBD) di Rumah Saki Umum Daerah A. W. Sjahranie Samarinda. Dengan variabel randomnya T yaiu lama pasien demam berdarah dengue rawa inap dalam hari. Dengan populasi daa seluruh pasien rawa inap demam berdarah dengue, sedangkan sampelnya pasien rawa inap demam berdarah dengue periode bulan Juli 2011 Juni 2012 sebanyak 165 daa dengan menggunakan eknik pengambilan sampel purposive. Variabel respon dalam peneliian ini adalah waku aau lama rawa inap yang disimbolkan dengan, yaiu lama rawa inap pasien demam berdarah dengue sampai dengan dinyaakan sembuh aau keluar dan berada dalam baas Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman 11

4 periode peneliian, dalam sauan waku erenu yaiu hari. Variabel respon dikaegorikan menjadi: δ = 1, merupakan daa idak ersensor jika pasien rawa inap dinyaakan sembuh karena keadaan membaik dan berada dalam baas periode peneliian. δ = 0,merupakan daa ersensor jika pasien rawa inap mengalami failure even seperi meninggal, pindah rumah saki, aau melebihi baas akhir peneliian. Variabel predikor yang digunakan dalam peneliian ini adalah: a. Variabel Jenis Kelamin (X 1 ) (1= Laki-Laki, 0= Perempuan). b. Variabel Usia (X 2 ), merupakan usia/umur (ahun) pasien saa memulai pengobaan. c. Variabel Trombosi (X 3 ) (1= dibawah normal (< /mm 3 ), 0= normal ( /mm 3 )). Teknik analisis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah analisis uji hidup yaiu menggunakan meode semiparamerik dimana pola sebaran daanya berdisribusi Gamma. Dalam peneliian ini, analisis daa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beriku: 1. Mendeskripsikan karakerisik pasien rawa inap demam berdarah dengue (DBD) yang dielii. 2. Menduga disribusi daa uji hidup dengan berdasarkan nilai Anderson-Darling erkecil. 3. Memeriksa asumsi proporional hazard unuk seiap variabel predikor. Asumsi ini dapa erpenuhi dengan meliha pola plo anara log{-log S()} erhadap unuk iap variabel penjelas. Jika garis anar kaegori sejajar maka asumsi dapa dikaakan erpenuhi. Dalam hal ini digunakan sofware SPSS Menenukan disribusi variabel dan mengesimasi parameernya. 5. Mengesimasi fungsi keahanan dan fungsi hazard. 6. Mengesimasi parameer model dibanu sofware WinBUGS Menginerpreasikan model yang diperoleh. 8. Menyimpulkan hasil analisis. Hasil dan Pembahasan Dalam peneliian ini jenis sensor yang digunakan adalah sensor kanan dengan C i = 6 hari karena demam berdarah dengue umumnya lamanya sekiar enam aau ujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil erjadi pada akhir masa demam. Waku uji hidup dikaegorikan sebagai daa uji hidup idak ersensor (δ i = 1) jika seorang pasien masuk rawa jalan hingga dinyaakan sembuh karena keadaan membaik dan dalam baas periode peneliian (T 6). Sedangkan jika seorang pasien rawa inap sampai dengan baas periode peneliian dihiung dari pasien masuk Rumah Saki hingga pasien belum dinyaakan sembuh karena keadaan membaik mengalami hal-hal melebihi baas akhir peneliian (T > 6), pasien meninggal, dan pasien pindah Rumah Saki maka daa uji hidup dikaakan daa ersensor (δ i = 0). Peneliian ini erdapa 165 daa dengan 49 daa yang ergolong dalam daa ersensor. Sehingga dapa disimpulkan bahwa daa uji hidup pada peneliian ini ada sebanyak 116 daa. Analisis saisika deskripif unuk waku uji hidup, dan usia adalah raa-raa, variansi, minimum, median, dan maksimum. Beriku adalah hasilnya seelah dilakukan sensor. Tabel 1. Analisis Deskripif Waku Uji Hidup dan Usia Deskripif Waku uji hidup (hari) Usia (ahun) Raa-raa 4,35 26,09 Sandar deviasi 1,073 15,154 Minimum 1 0 Median 5 23 Maksimum 6 71 Tabel 1 memberikan informasi bahwa nilai raa-raa lama rawa inap (waku uji hidup) pasien adalah 5 hari dengan sandar deviasinya sebesar 2 hari. Rawa inap minimum adalah sau hari dan maksimum adalah 6 hari. Raa-raa usia pasien adalah 27 ahun dengan sandar deviasi 16 ahun dan usia pasien paling muda adalah 0 ahun dan yang paling ua adalah 79 ahun. Jenis Kelamin Beriku adalah persenase jenis kelamin pasien penderia DBD yang di rawa di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda seelah sensor. Pada gambar, erliha bahwa sebanyak 45% laki-laki dan 55% perempuan. Maka dari 116 pasien penderia DBD, laki-laki sebanyak 64 pasien dan perempuan sebanyak 52 pasien. 45% Jenis Kelamin 55% Gambar 1 Pie Char jenis kelamin Jumlah Trombosi Trombosi dalam kondisi normal /ml. Tanda-anda keika seseorang erkena DBD adalah keika jumlah rombosi dalam ubuh kurang dari /ml. Beriku adalah analisis unuk rombosi dari pasien penderia DBD seelah sensor. L P 12 Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman

5 79% Trombosi 21% di bawah normal normal Gambar 2. Pie Char jumlah rombosi Dari Gambar 2 dikeahui bahwa dari 116 pasien penderia DBD sebanyak 92 pasien yang jumlah rombosinya dibawah normal, dan sisanya sebanyak 24 pasien dengan jumlah rombosi normal. Pendugaan Disribusi Pendugaan disribusi digunakan unuk mengeahui disribusi daa uji hidup yang digunakan. Uji disribusi daa pada variabel dependen () aau waku uji hidup dilakukan dengan menggunakan saisik uji Anderson- Darling. Beriku adalah hasil analisisnya. Tabel 2. Pengujian Disribusi Daa erhadap Waku Uji Hidup Disribusi Nilai Anderson-Darling Eksponensial 30,491 Gamma 2,338 Log-Logisik 2,444 Log-Normal 2,501 Weibull 3,364 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Anderson-Darling yang paling kecil adalah pada disribusi Gamma, yaiu sebesar 2,338. Sehingga dapa dikaakan bahwa daa waku uji hidup pasien rawa inap demam berdarah dengue berdisribusi Gamma. Uji Asumsi Proporional Hazard Pemeriksaan asumsi proporional hazard dilakukan sebelum penenuan model. Asumsi ini dapa erpenuhi dengan meliha pola plo anara log{-log S()} erhadap waku uji hidup () unuk iap variabel penjelas, yaiu variabel jenis kelamin dan jumlah rombosi. Jika garis anar kaegori sejajar aau idak bersilangan maka asumsi dapa dikaakan erpenuhi dan variabel penjelas yang bersifa kaegori dapa dimasukkan dalam model. 1. Variabel jenis kelamin Berdasarkan Gambar 3, dikeahui plo log{- log S()} unuk variabel jenis kelamin menunjukkan bahwa garis anar kaegorinya sejajar maka asumsi proporional hazard unuk variabel jenis kelamin elah erpenuhi. Gambar 3. Plo log{-log S()} unuk variabel jenis kelamin 2. Variabel jumlah rombosi Gambar 4. Plo log{-log S()} unuk jumlah rombosi Berdasarkan Gambar 4, dikeahui plo log{- log S()} unuk variabel jumlah rombosi menunjukkan bahwa garis anar kaegorinya sejajar maka asumsi proporional hazard unuk variabel jumlah rombosi elah erpenuhi. Esimasi Fungsi Keahanan dan Fungsi Hazard Diperoleh esimasi parameer disribusi Gamma dengan pendekaan Bayesian adalah γ = 1,433 dan = 11,72. Berdasarkan hasil esimasi parameer unuk disribusi Gamma, kemudian digunakan persamaan (4), (8) dan (9) maka fungsi kepadaan peluang, keahanan, dan hazardnya didapakan sebagai beriku: Tabel 3. Esimasi Fungsi Keahanan dan Fungsi Hazard f() S() H() 1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,05793 Berdasarkan Tabel 3 dari fungsi keahanannya menunjukkan bahwa semakin lama pasien menderia penyaki DBD, maka probabilias kesembuhan pasien semakin rendah dan dari fungsi hazard menunjukkan bahwa semakin lama pasien menderia penyaki DBD, maka semakin inggi pula probabilias pasien unuk menderia penyaki DBD. Hal ini berari bahwa semakin lama pasien menderia penyaki DBD maka Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman 13

6 kemampuan berahan pasien erhadap penyaki ersebu semakin rendah dan begiu pula sebaliknya, laju kesembuhan pasien semakin inggi. Dari Tabel 3 diperoleh grafik fungsi keahanan dan hazardnya, sebagai beriku. jenis kelamin. Nilai parameer dianggap signifikan pada araf 5% apabila nilai confidence inerval (inerval kepercayaan) parameernya idak mengandung nilai nol. Sehingga dilakukan esimasi kembali dengan mengeluarkan variabel yang idak signifikan yakni variabel jenis kelamin, dan hasilnya seperi beriku: Tabel 5. Esimasi Parameer Model 2 Raa- Deviasi Inerval Kepercayaan Para Tingka Raa Sandar meer Kesalahan 2,5% 97,5% (Mean) (SD) β 2-0, , ,67E-04-0,0334-0, β 31-0, , , ,8757-0, Gambar 5. Grafik fungsi keahanan dan hazard Berdasarkan Gambar 5 dikeahui bahwa lama pasien menderia penyaki DBD dari hari perama hingga hari keujuh nilai keahanannya mengalami penurunan aau probabilias kesembuhan pasien semakin rendah, dan lama pasien menderia penyaki DBD dari hari perama hingga hari keujuh nilai hazardnya mengalami peningkaan aau probabilias pasien unuk menderia penyaki DBD semakin inggi. Model proporional hazard Cox pada peneliian ini adalah h, X = h 0 ()exp (β 1 x 1i + β 2 x 2 + β 3 x 3j ) dimana, x 1i = Variabel jenis kelamin, i={1, 2} (x 11 = 1 jika jenis kelamin pasien laki-laki, x 12 = 0 jika perempuan). x 2 = Variabel usia. x 3j = Variabel jumlah rombosi, j={1, 2} (x 31 = 1 jika jumlah rombosi pasien dibawah normal, x 32 = 0 normal). Beriku merupakan hasil esimasi parameer model dengan menggunakan pendekaan Bayesian yang dihasilkan oleh pake program WinBugs. Tabel 4. Esimasi Parameer Model 1 Raa- Deviasi Inerval Kepercayaan Para Tingka Raa Sandar meer Kesalahan 2,5% 97,5% (Mean) (SD) β 11-0,1163 2,469 0, ,4336 0, β 2 0, , ,08E-04-0,0338-0,0058 β 31-0,4433 0,219 0, ,8839-0,0014 Dari Tabel 4 esimasi parameer model menggunakan pendekaan Bayesian diperoleh model sebagai beriku: h, X = h 0 ()exp ( 0,1163x 11 0,01976x 2 0,45410x 31 ) Model di aas belum dapa digunakan karena dari hasil esimasi parameer pada Tabel 4 dikeahui bahwa dari iga variabel jenis kelamin, usia, dan jumlah rombosi erdapa nilai esimasi parameer yang idak signifikan, yakni variabel Dari Tabel 5 esimasi parameer model yang ke-2 menggunakan pendekaan Bayesian dengan mengeluarkan variabel jenis kelamin diperoleh nilai dari kedua parameer elah signifikan sehingga modelnya sebagai beriku: h, X = h 0 ()exp ( 0,01976x 2 0,45410x 31 ) Inerpreasi berdasarkan model di aas adalah variabel usia (x 2 ) memiliki nilai β= 0,01976 dan exp(β)=0,98043 menunjukkan bahwa risiko pasien unuk menderia penyaki DBD keika usia pasien sau ahun lebih ua adalah sebesar 1/0,98043 aau 1,01996 kali dari pasien yang berusia sau ahun lebih muda. Sehingga, dapa dikaakan bahwa semakin ua usia seorang pasien, maka unuk mencapai sembuh semakin lama. Sedangkan unuk variabel jumlah rombosi (x 31 ) memiliki nilai β= 0,45410 dan exp(β)=0,63502 menunjukkan bahwa risiko pasien unuk menderia penyaki DBD keika jumlah rombosi pasien dibawah normal adalah sebesar 1/0,63502 aau 1,57476 kali dari pasien yang memiliki jumlah rombosi normal. Sehingga, laju kesembuhan pasien DBD dengan jumlah rombosi dibawah normal cenderung lebih lama apabila dibandingkan dengan pasien yang memiliki jumlah rombosi normal. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa model proporional hazard Cox pada pasien rawa inap demam berdarah dengue di Rumah Saki Umum Daerah A. W. Sjahranie Samarinda dengan pendekaan Bayesian adalah: h, X = h 0 ()exp ( 0,01976x 2 0,45410x 31 ) Fakor-fakor yang mempengaruhi laju kesembuhan pasien demam berdarah dengue di Rumah Saki Umum Daerah A. W. Sjahranie Samarinda adalah usia pasien dan jumlah rombosi. Dimana, semakin ua usia seorang pasien, maka unuk mencapai sembuh semakin lama dan laju kesembuhan pasien DBD dengan jumlah rombosi dibawah normal cenderung 14 Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman

7 lebih lama apabila dibandingkan dengan pasien yang memiliki jumlah rombosi normal. Dafar Pusaka Abadi, A., Saada, S., Yavari, P., Bajdik, C., and Jalili, P Comparison of Aalen s Addiive and Cox Proporional Hazards Models for Breas Cancer Survival: Analysis of Populaion Based Daa from Briish Columbia, Canada. Asian Pacific Journal of Cancer Prevenion, Vol. 12. Bender, R., Augusin, T., and Blener, M Generaing Survival Times o Simulae Cox Proporional Hazard Models. Saisics in Medicine 24: Congdon, Peer Applied Bayesian Modelling. England: Wiley. Gail, M., Krickeberg, K., Same, J., Tsiais, A., and Wong W Saisics for Biology and Healh. Unied Saes of America (USA): Springer. Kleinbaum, David G., and Klein, Michel Survival Analysis A Self-Learning Tex Second Ediion. New York: Springer. Koch, Karl-Rudolf Inroducion o Bayesian Saisics Second, updaed, and enlarged ediion. Bonn: Springer. Lawless, Jerald F Saisical Models and Mehods for Lifeime Daa Second Ediion. Canada: Wiley. Lee, Elisa T. and Wang, John Wenyu Saisical Mehods for Survival Daa Analysis Third Ediion. Canada: Wiley. Nisa, Shofa F. dan Budianara, I Nyoman Analisis Survival dengan Pendekaan Mulivariae Adapive Regression Splines pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Sains dan Seni ITS, Volume 1, Nomor 1, D: Thamrin, Sri Asusi Penggunaan Model Resiko Proporional Cox dengan Pendekaan Bayesian Semiparamerik menggunakan Prior Proses Gamma. Paradigma, Vol 12 No.1, halm Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman 15

8 16 Program Sudi Saisika FMIPA Universias Mulawarman

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember) Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 135-141 135 Esimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepaiis di Kabupaen Jember (Esimaing of Survival Funcion of Hepaiis Virus in Jember) Mohamad Faekurohman Saf Pengajar

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Analisis Survival dengan Model Accelerated Failure Time Berdistribusi Log-normal

Analisis Survival dengan Model Accelerated Failure Time Berdistribusi Log-normal Analisis Survival dengan Model Acceleraed Failure Time Berdisribusi Log-normal Rachmaniyah *, Erna, Saleh 3 ABSTRAK Diabees melius (DM) adalah penyaki yang diandai dengan peningkaan kadar gula darah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING BIASaisics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 1-7 PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING Yeny Krisa Frany 1, Budhi Handoko 2 1,2 Deparemen Saisika FMIPA Universias Padjadjaran

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Distribusi Normal Multivariat

Distribusi Normal Multivariat Vol.4, No., 43-48, Januari 08 Disribusi Normal Mulivaria Husy Serviana Husain Absrak Pada engendalian roses univaria berdasarkan variabel, biasanya digunakan model disribusi normal unuk mengamai kualias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON * PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV HAMILON * BERLIAN SEIAWAY, YANA ADHARINI DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus IPB

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER Abdul Aziz Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Sains Teknologi Universias Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail : abdulaziz_uinmlg@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode SEMINAR STATISTIKA FMIPA UNPAD 27 (SNS VI) Menenukan Waku Perawaan Prevenif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacemen Model dan Monograph Mehode Enny Suparini Deparemen Saisika FMIPA UNPAD Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

1.1 Konsep Distribusi

1.1 Konsep Distribusi BAB DISTRIBUSI PELUANG DALAM EVALUASI KEANDALAN SISTEM. Konsep Disribusi P ada bab sebelumnya elah beberapa konsep enang disribusi peluang (probabiliy disribuion) seperi probabiliy mass funcion, probabiliy

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PREMIUM PRICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR

PREMIUM PRICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR REMIUM RICING IN HEALTH INSURANCE BY NELSON- AALEN ESTIMATOR Najmah Isikaanah rogram Sudi endidikan Maemaika FMIA IKI GRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang ABSTRACT In his paper he using of Nelson

Lebih terperinci

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT PELATIHA STOCK ASSESSMET Modul 5 PERTUMBUHA Mennofaria Boer Kiagus Abdul Aziz Maeri Pelaihan Sock Assessmen Donggala, 1-14 Sepember 27 DIAS PERIKAA DA KELAUTA KABUPATE DOGGALA bekerjasama dengan PKSPL

Lebih terperinci