KAJIAN BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT"

Transkripsi

1 KAJIAN BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT Ttraslmis chuii PADA PENYERAPAN ION Cr 6+ Tiurlina Sirgar*, dan Yomima Agns Bonay** *Univrsitas Cndrawasih, Jalan Raya Abpura, Kampus UNCEN Jayapura-Papua, **) SMAN 5 Jayapura,Papua. Abstrak Tlah dilakukan pnlitian untuk (1) mnguji klayakan biomassa T. chuii dijadikan sbagai adsorbn dalam mnyrap ion Cr 6+ dalam lingkungan yang trcmar (2) mnntukan kondisi intraksi optimum adsorpsi ion Cr 6+ pada biomassa T. chuii srta mnntukan bbrapa pngaruh paramtr sprti variasi waktu intraksi, ph dan konsntrasi. Mtod yang digunakan adalah Spktrofotomtr Srapan Atom (SSA). Prsamaan ord satu dan ord dua digunakan untuk pnntuan kintika adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T. chuii. Waktu intraksi ion Cr 6+ olh biomassa T. chuii adalah 5 mnit. Adsorpsi ion Cr 6+ trhadap biomassa fitoplankton laut T. chuii mngikuti ord dua. Prsamaan Isotrmal Langmuir dan Frundlich digunakan untuk pnntuan isotrmal adsorpsi ion Cr 6+ pada adsorbn trsbut. Hasil mnunjukkan bahwa adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T. chuii mmnuhi prsamaan isotmal Frundlich; harga kapasitas adsorpsi(k) dan intnsitas adsorpsi(n) brturut-turut adalah 2,4189L/g; 0,8678 L/g. Kapasitas adsorpsi ion Cr 6+ paling tinggi diprolh biomassa T. Chuii pada ph 2 Kata kunci: adsorpsi; ion Cr 6+ ; isotrmal Langmuir; Isotrmal Frundlich; SSA; Ttraslmis chuii; Pndahuluan Indonsia mmiliki banyak prairan laut. Pada satu sisi laut mrupakan tmpat hidup brbagai biota laut, ttapi pada sisi lain, laut mrupakan tmpat trakhir dari pmbuangan limbah akibat pncucian atmosfir olh air hujan yang dialirkan mlalui sungai. Mningkatnya aktivitas manusia di brbagai sktor mnybabkan brtambahnya jumlah dan jnis pncmar yang masuk k dalam prairan laut. Hal trsbut dapat mnurunkan daya guna prairan laut. Masalah pncmaran mrupakan salah satu dampak ngatif dari kmajuan bidang industri dan domstik. Limbah industri jika tidak ditangani dngan baik akan mnybabkan dampak bagi lingkungan yang dapat mmpngaruhi khidupan manusia maupun organismorganism yang hidup di skitarnya. Bahan pncmar logam brat yang biasanya brasal dari industri slain brsifat racun bagi organism prairan, juga dapat trakumulasi dalam tubuh ikan (Darmono, 1995) 15

2 16 Pncmaran prairan olh logam brat bukan mrupakan suatu masalah baru yang mngancam ksjahtraan manusia. Hal ini trjadi karna laut tlah lama dipandang sbagai tmpat akhir yang cocok untuk pmbuangan limbah yang dihasilkan manusia. Logam brat trsbut trakumulasi di dalam lingkungan khususnya lingkungan prairan yang dapat mmbahayakan khidupan organism dan khidupan manusia. Kromium mrupakan logam yang sangat banyak pnggunaannya dalam industri pnypuhan, karna daya tahan trhadap korosi pada prmukaan logam. Bntuk yang paling umum adalah kromium brvalnsi nam (Cr 6+ )dan sbagian bsar dihasilkan dari pross industri sangat brbahaya bagi kshatan manusia (Lodiro dkk, 2006). Pnggunaan logam kromium yang branka ragam mnybabkannya logam trsbut dari limbah industri dan alam shingga mnimbulkan pncmaran lingkungan karna kromium brada di atmosfr, tanah dan prairan. Jadi potnsi kbradaannya dalam prairan sangat bsar. Ksadaran publik tlah mningkat trhadap bahaya air limbah yang mngandung logam brat dimasa skarang ini tlah mningkat. Kromium yang mrupakan salah satu unsur logam brat yang pnting bagi manusia trnyata mmiliki dampak ngatif jika mmiliki nilai ambang batas yaitu 0,05 mg/l, batas tolransi logam kromium dalam tubuh (Goyal, 2002). Olh karna itu, dibutuhkan tknik atau mtod untuk mnghilangkan logam-logam trsbut. Salah satu cara yang digunakan yaiu dngan tknik biosorpsi. Biosorpsi mrupakan kmampuan matrial biologi untuk mngakumulasi logam brat mlalui mdia mtabolism. Pross biosorpsi ini dapat trjadi karna adanya matrial biologi yang disbut biosorbn dan adanya larutan yang mngandung logam brat (dngan afinitas yang tinggi) shingga mudah trikat pada biosorbn (Putra dan Putra, 2006). Brbagai pnlitian tntang biosorpsi logam brat olh biomassa alga sbagai bisorbn logam brat di antaranya biomassa macroalga Cystosira baccata sbagai biosorbn untuk Cr 6+ mnunjukkan bahwa Cystosira baccata mampu mnyrap logam dngan cpat yaitu skitar 0,9 mmol/g (101 mg/g) untuk kadmium (II) pada ph 4,5 (Lodiro dkk, 2006). Biosorpsi Cu(II), F(II), Ni(II), dan Zn(II) olh biomassa Phormidium lamonisum untuk larutan logam tunggal dan binr sangat cpat yang trdiri atas fasa tunggal (Blanco dkk, 1998). Pnlitian Raya dkk(2004) mnybutkan bahwa fitoplankton dapat dijadikan sbagai biosorbn trhadap ion logam Cu (II).

3 17 Sprti halnya organism lain mmiliki mkanism prlindungan trhadap logam yang brsifat racun untuk mmprtahankan khidupannya. Mnurut Connl (1990) dan Klaassn dkk, (1986) bahwa mkanism prlindungan ini mlibatkan pmbntukan komplks logam dngan protin dalam sl shingga logam dapat trakumulasi dalam sistm sl tanpa mngganggu prtumbuhannya. Pada konsntrasi logam yang tinggi, akumulasi trsbut dapat mnghambat prtumbuhan sl karna sistm prlindungan organism tidak mampu mngimbangi fk toksisitas logam. Intraksi fitoplankton Chatocros calcitrans dngan ion Cr 6+ dalam mdium conwy cair mnunjukkan kapasitas yang rlatif cukup bsar (Pahmi, 2005), sdangkan dalam pnlitian Astri (2008) mnunjukkan bahwa konsntrasi ion Cr 6+ dalam filtrat mngalami pnurunan yang drastis stlah pmaparan ion Cr 6+. Pross ini disbut biosorpsi. Biosorpsi mrupakan istilah yang digunakan untuk mnjlaskan pnghilangan logam brat dari larutannya dalam air mlalui pngikatan pasif pada biomassa tumbuhan atau mikroorganism yang tidak hidup. Pross ini mnunjukkan bahwa mkanism pnghilangan tidak trkontrol scara mtabolik (Davis dkk, 2003) Brkaitan dngan uraian di atas, pnlitian tntang kintika intraksi ion logam Cr 6+ olh biomassa fitoplankton laut Ttraslmis chuii dilakukan. Mtod Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam pnlitian ini antara lain : alat-alat glas yang umumnya digunakan, pngaduk magnt (magntic stirr), spktrofotomtr srapan atom (SSA) Bulk Scintific Modl 205 VGP, ovn modl SPNISOSFD, nraca digital Ohauss modl NO AP110, ayakan ukuran msh dan FT-IR modl SHIMADZU PC, Pngringan bku (Frz dryr). Bahan yang digunakan dalam pnlitian ini adalah biomassa Ttraslmis chuii kring, akuads, HNO 3, K 2 Cr 2 O 7, krtas ph univrsal dan krtas saring Milipor. Prosdur Krja Pnyiapan Biosorbn Ttraslmiss chuii Fitoplankton uji yang digunakan yaitu spsis Ttraslmis chuii, brasal dari kultur murni pada BRP-BAP Maros. Untuk mmprolh biomassanya, dilakukan dngan cara kulturisasi di akuarium 60 L. Biomassa diprolh stlah mmbiarkan fitoplankton slama 1-2 hari tanpa pnambahan nutrin. Fitoplankton yang mati akan turun k dasar akuarium, kmudian airnya dibuang. Biomassa yang diprolh dicuci dngan

4 18 akuads untuk mnghilangkan kadar garamnya. Untuk mmprtahankan komponn pnyusun mmbran fitoplankton, pngringan dilakukan dalam pngringan bku (frz dryr) slama 48 jam. Biomassa fitoplankton yang diprolh digrus pada lumpang porslin, kmudian diayak dngan ukuran lolos saringan 100 msh ttapi tidak lolos 200 msh. Biomassa Ttraslmiss chuii digunakan dalam ksprimn kintika (variasi waktu) dan ksprimn lainnya. Pmbuatan Larutan Standar Krom (Cr) Untuk pmbuatan larutan baku Cr ppm dibuat dngan mlarutkan 2,8297 gram K 2 Cr 2 O 7 ditimbang kmudian dilarutkan dngan sdikit HNO 3 slanjutnya diltambahkan dngan akuads dalam labu ukur 1000 ml. Pnntuan Waktu Optimum Biosorpi ion Cr 6+ olh biomassa Fitoplankton laut T.chuii Untuk mngamati pngaruh waktu kontak ion Cr 6+ pada biomassa fitoplankton, 75 mg biomassa fitoplankton dimasukkan k dalam 25 ml Cr ppm pada ph 5. Campuran kmudian dikocok dngan stirr magnt slama 5 mnit dan disaring dngan krtas saring Whatman Filtr glass microfibr. Absorbansi filtrat diukur dngan SSA pada panjang glombang maksimum 283,2 nm, untuk logam Cr 357,9 nm. Prcobaan kmudian diulangi dngan variasi waktu pngocokan brturut-turut 10, 15, 30, 45, 60, 90, dan 120 mnit. Larutan hasil pnyaringan lalu diukur konsntrasi ion logam Cr 6+ dngan SSA pada panjang glombang maksimum. Konsntrasi yang diabsorpsi untuk tiap waktu dihitung dari : C adsorpsi = (C awal C akhir ) Banyaknya ion-ion logam yang tradsopsi (mg) pr gram adsorbn ditntukan mnggunakan prsamaan q C o C M V...(4) dimana q : jumlah ion logam yang tradsorpsi (mg/g) C o : konsntrasi ion logam sblum adsorpsi (mg/l) C : konsntrai ion logam stlah adsorpsi ( mg/l) V : volum larutan ion logam (L) M :Jumlah adsorbn, biomassa fitoplankton laut Ttraslmiss chuii (g) Waktu optimum adalah waktu dimana konsntrasi tradsorpsi (C adsorpsi ) trbsar. Kintika adsorpsi dapat diplajari dngan mnggunaka prsamaan ord satu smu. Prsamaan difrnsial adalah sbagai brikut:

5 19 dq dt t k q q...(5) 1 t t q t 1 k q q 2 t...(10) dimana q dan q t brturut-turut mrupakan jumlah ion Pb 2+ dan Cr 6+ yang diadsorpsi (mg/g) pada kstimbangan dan pada waktu trtntu, t ( mnit), k 1 mrupakan ttapan laju ord satu smu (mnit -1 ). Hasil intraksi mmbrikan prsamaan: q log q q t k1 t...(6) yang mrupakan laju ord satu smu. Prsamaan ini dapat ditulis sbagai: log k q q log q t...(7) t Nilai-nilai ttapan laju, k 1, kapasitas adsorpsi dalam kadaan stimbang, q, kofisin korlasi, R 1 2, dihitung dari plot q t log q vrsus t. Data kintika juga dapat diolah dngan modl kintika ord dua smu. Prsamaan difrnsial adalah sbagai brikut: dq dt t k q q 2...(8) 2 t dimana k 2 adalah ttapan laju ord satu smu ( g/mg.min). Intgrasi prsamaan (8) mnghasilkan: q 1 q t 1 k t 2...(9) q yang mrupakan prsamaan laju ord dua smu. Prsamaan ini dapat ditulis dalam bntuk linir sbagai brikut: jika kintika ord dua smu dipnuhi, plot t/q t vrsus t akan mnghasilkan garis lurus. 1. Pnntuan ph Optimum Biosorpi ion Cr 6+ olh biomassa Fitoplankton laut T. chuii dan C. calcitrans Srbuk fitoplankton laut Ttraslmis chuii sbanyak 75 mg dimasukkan k dalam 25 ml larutan timbal dan kromium dngan konsntrasi 10 ppm dan ph 2. Campuran kmudian dikocok dngan stirr magnt slama waktu optimum pada suhu kamar dan disaring dngan krtas saring Whatman Filtr glass microfibr. Absorbansi filtrat diukur dngan SSA pada panjang glombang maksimum. Prcobaan kmudian diulangi dngan variasi ph 3, 4, 5, 6 dan 7. ph optimum adalah ph dimana konstrasi tradsorpsi ( C adsorpsi ) trbsar. 2. Pnntuan Kapasitas adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa fitoplankton laut T. chuii Srbuk fitoplankton laut T. chuii sbanyak 75 mg dimasukkan k dalam 25 ml larutan kromium dngan konsntrasi 5, 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Tiap-tiap campuran dikocok dngan stirr magnt slama waktu optimum dan

6 20 ph optimum stlah itu disaring dngan krtas saring Whatman Filtr glass microfibr. Absorbansi filtrat diukur dngan SSA. Kapasitas adsorpsi dihitung dari prsamaan Frundlich log x / m Langmuir log k 1/ n(log C) prsamaan C 1 C q Qob Q o atau dngan mngalurkan log (x/m) trhadap log C untuk prsamaan Frundlich atau C /Q trhadap C untuk prsamaan Langmuir. Dari intrcpt prsamaan Hasil dan Pmbahasan Hasil pnlitian analisis biomassa T.chuii. dalam mngadsorpsi ion Cr 6+, di dasarkan atas waktu pngadukan, ph dan kapasitas adsorpsi ion Cr Pngaruh Waktu Pngadukan trhadap Biosorpsi Ion Cr 6+ Frundlich diprolh nilai k (kapasitas biosorpsi dan dari kmiringan prsamaan Langmuir dapat diprolh nilai Q 0 yang brhubungan dngan kapasitas biosorpsi. 3. Idntifikasi Gugus Fungsional Adsorbn dngan mnggunakan Spktrofotomtr Inframrah Sbanyak ±1 mg sampl masingmasing adsorbn dibuat plt mnggunakan KBr kring sbanyak ± 300 mg, hasil plt masing-masing adsorbn slanjutnya dianalisis mnggunakan alat spktrrofotomtr inframrah Shimadzu modl FTIR 820IP. Cr 6+ Waktu pngadukan adsorpsi ion olh adsorbn T.chuii ditntukan dngan mnghitung jumlah ion Cr 6+ yang tradsorpsi sbagai fungsi waktu. Data hasil pngukuran dapat dilihat pada Gambar 1. tradsorpsi ( mg/g) Waktu Optimum T.chuii pada ion Cr(VI) Jumlah ion waktu ( mnit) Ion Cr(VI) Gambar 1. Grafik pngaruh waktu pngadukan trhadap jumlah ion Cr 6+ yang tradsorpsi pada adsorbn T.chuii

7 log(q-qt) t/qt) 21 Data mnunjukkan bahwa pada waktu pngadukan 5 mnit biosorbn T. chuii mampu mngikat ion Cr 6+, pada waktu pngadukan 5 mnit, biosorbn mampu mngikat ion Cr 6+ sbanyak 2,70 mg/g. Srapan ini brkurang pada waktu pngadukan 10 mnit sbanyak 2,67 mg/g dan pada waktu pngadukan 60 mnit Brdasarkan data dan grafik hasil adsorpsi ion Cr 6+ olh biomasssa T.chuii, maka dapat dikatakan bahwa brdasarkan variasi pngadukan pnyrapan ion Cr 6+ olh biomassa T.chuii. Waktu pngadukan optimum adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T.chuii masing-masing adalah 5 mnit. Waktu kontak ini digunakan untuk pnlitian slanjutnya. Untuk mngtahui mnjadi 2.70 mg/g, kmudian mnurun pada waktu pngadukan di atas 90 mnit.jumlah ion Pb 2+ dan ion Cr 6+ trlarut yang diadsorpsi akan mncapai batas maksimum. Hal ini mnunjukkan bahwa biomassa T.chuii tlah jnuh hingga tidak mmungkinkan trjadi adsorpsi yang bsar lagi trhadap ion Cr 6+. modl kintika adsorpsi ion Cr 6+ olh T.chuii digunakan prsamaan ord satu smu dan prsamaan ord dua smu. Dngan mmbandingkan nilai kuadrat trkcil, maka pola adsorpsi yang ssuai diprolh (Atkins, 1997). Modl kintika adsorpsi ion Cr 6+ olh T. chuii dapat dilihat pada Gambar y = x R 2 = Waktu( mnit ) y = x R 2 = Waktu ( mnit) Gbr 2. Grafik kintika ord satu dan ord dua untuk adsorpsi ion Cr 6+ olh T.chuii Nilai adsorpsi Cr 2+ olh T. chuii pada kstimbangan (q ) yang diprolh dari prsamaan ord satu adalah mg/g. Nilai ini sangat brbda bila dibandingkan dngan data yang diprolh scara ksprimn 2,70 mg/g untuk T. chuii, mg/g Slain itu, nilai kofisin korlasi (R 2 ) yang diprolh adalah (0,0259 ; 0,9984). Dapat dikatakan bahwa adsorpsi Cr 6+ olh biomassa T. chuii bukan mrupakan raksi ord satu.

8 22 Ord Satu Ord dua q ion k 1 (mnit -1 ) q (mg/g) R 2 k 2 (g/mnit.mg) q (mg/g) R 2 Prcobaan (mg/g) Cr ,70 Tabl 1. Raksi ord satu dan ord dua adsorpsi ion Cr 6+ pada biomassa T. chuii ans Dngan mnggunakan prsamaan raksi ord dua, maka kurva hubungan antara nilai t/q trhadap t diprolh sprti trlihat pada Tabl 2. Nilai konstanta raksi ord dua (k 2 ), Kapasitas adsorpsi (q ) dan kofisin korlasi (R 2 ) dari kurva raksi ord dua ini dibandingkan dngan raksi ord satu. Nilai kofisin korlasi pada raksi ord dua sbsar (1 dan ) untuk T. chuii dan ( dan ) mndkati 1. Shingga, dapat dikatakan bahwa kintika raksi adsorpsi ion Cr 6+ pada biomassa T. chuii mngikuti ord dua. Hal ini ditunjang olh nilai q yang diprolh dari prhitungan 2, 57 B.Pngaruh ph trhadap Biosorpsi Ion Cr 6+ olh Biomassa T.chuii Data di atas mnunjukkan bahwa ion Cr 6+, pada ph 2 biomssa T. chuii mampu mngadsorpsi sbanyak 2,63 mg/g. Nilai ini trus mningkat hingga optimum pada ph 4 sbsar 2,71 mg/g. Prubahan yang trjadi tidak signifikan mg/g untuk T. chuii yang hampir sama dngan q yang diprolh dari ksprimn Pnlitian trdahulu mnunjukkan bahwa adsorpsi ion logam brat olh alga trjadi mlalui dua mkanism yaitu pnyrapan scara fisika atau kimia k dalam prmukaan alga sblum pnyrapan scara biologi k dalam sl (Volsky, 1990). Mkanism scara fisika atau kimia mrupakan adsorpsi pasif trjadi sangat cpat sdangkan mkanism scara biologi atau adsorpsi scara aktif trjadi sangat lambat. Pross adsorpsi ion Cr 6+ ini pada biomasssa T.chuii hanya trjadi pada prmukaan sl saja, karna fungsi biologisnya tidak aktif lagi prbdaannya. Hal ini mnunjukkan trjadinya adsorpsi fisika. Dari studi yang tlah dilakukan, trlihat jlas bahwa adsorpsi ion Cr 6+ trjadi pada suasana asam dan mnunjukkan bahwa ph brpran dalam pnyrapan ion Cr 6+ dari larutan dngan mnggunakanbiomassat.chuii.

9 23 tradsorpsi Pngaruh ( nru ph trhadap ion Cr(VI) pada T.Chuii Jumlah 4.00 ion ph iion Cr(VI) Gbr 3. Grafik pngaruh ph trhadap jumlah ion Cr 6+ yangdiadsorpsi olh biomassa T.chuii Hal ini ssuai dngan tori yang mnyatakan bahwa ktrgantungan adsorpsi ion logam pada ph brhubungan rat dngan gugus fungsi yang ada pada prmukaan biomassa maupun ion-ion logam yang ada dalam larutan. Pada kondisi lingkungan yang sangat asam, biosorbn dan ion logam lbih brmuatan positif shingga trjadi tolakan lktrostatik (Babarind, 2008). Pnurunan ph mnybabkan komptisi mningkatnya antara ion hidrogn dngan ion logam. Sbaliknya mningkatnya nilai ph (brkurangnya ion H + ) mnybabkan komptisi brkurang shingga pngambilan ion logam biosorbn mnjadi mningkat. Pngaruh ph pada pngambilan ion logam olh biomassa dihubungkan dngan pross asosiasi dan disosiasi bbrapa gugus fungsi, sprti gugus karboksilat dan gugus hidroksil yang ada pada biosorbn (biomassa T.chuii dan C.calcitrans) (Pino dkk, 2006) dapat brtindak sbagai ligan dan mnyokong trjadinya raksi dngan ion Cr 6+ pada kondisi yang trlalu asam (ph rndah), muatan di skitar prmukaan sl akan lbih brmuatan positif, shingga mnghambat intraksi gugus fungsi dngan ion logam. Sbaliknya, mningkatnya ph mnybabkan intraksi yang lbih kuat antara ligand dngan ion logam hingga trjadi kstimbangan. Dari studi yang tlah dilakukan, trlihat jlas bahwa adsorpsi ion Cr 6+ trjadi pada suasana asam, hal ini mnunjukkan bahwa ph sangat brpran pnting dalam pnyrapan ion Cr 6+ dari larutan dngan mnggunakan biomassa T.chuii. Brdasarkan gambar 4 grafik hasil adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T.chui,i maka dapat dikatakan bahwa pada biomassa T.chuii ph pnyrapan olh biomassa C.calcitrans adalah 6 dan 2 sdangkan ph optimum adsorpsi Cr 6+ olh

10 24 biomassa T.chuii adalah 4. ph ini digunakan pada pnlitian slanjutnya. C. Kapasitas adsorpsi Ion Cr 6+ olh Biomassa T.chuii dan C.calcitrans Kapasitas adsorpsi mrupakan hubungan antara kstimbangan konsntrasi zat trlarut dalam larutan dan kstimbangan zat trlarut dalam adsorbn pada tmpratur konstan. Kapasitas biosorpsi dapat ditntukan dari data jumlah ion Cr 6+ yang diadsorpsi.data pngaruh konsntrasi awal trhadap jumlah ion yang diadsorpsi dibrikan Tabl 2 Tabl 2. Jumlah ion Cr 6+ yang diadsorpsi olh biomassa T. chuii C 0 C q atau x/m ( mg/g) Data mnunjukkan bahwa makin tinggi konsntrasi awal, makin bsar Ion yang tradsorpsi. Kapasitas adsorpsi dapat diktahui dngan mmbuat grafik konsntrasi kstimbangan (C ) Vs jumlah i o n y a n g t r a d s o r p s i Jumlah ion tradsorpsi (mg/g) ion Cr Konsnrasi(ppm) Gambar 4. Kurva hubungan konsntrasi kstimbangan (C ) dan Jumlah ion yang tradsorpsi (q ) olh biomassa T.chuii

11 C/Q Log Q 25 Brdasarkan Gambar 4. mnunjukkan bahwa jumlah ion yang diadsorpsi mningkat dngan mningkatnya konsntrasi dan sampai pada nilai dimana kjnuhan biosorbn akan trcapai. Pada pnlitian ini, kadaan dimana adsorbn tlah jnuh olh adsorbat blum trcapai karna jumlah ion yang di naiknya konsntrasi. Untuk itu kapasitas adsorpsi akan ditntukan dari isotrmal adsorpsi mnurut modl Langmuir atau Frundlich. Isotrmal Langmuir dan Frundlich untuk adsorpsi ion Pb 2+ dan Cr 6+ olh T. chuii brturut-turut dibrikan pada Gambar 6 sdangkan untuk adsorpsi ion Cr 6+ ditunjukkan olh Gambar 7. adsorpsi masih ttap mningkat dngan Isotrmal langmuir ion Cr(VI) olh biomassa T. chuii Isotrmal Frundlich ion Cr olh Biomassa T.chuii y = x R 2 = y = x R 2 = C log C Gbr 5. Grafik Isotrmal Langmuir dan Frundlich Adsorpsi ion Cr 2+ olh Biomassa T.chuii (waktu pngadukan 5 mnit, ph 4) Tabl 3. Paramtr adsorpsi ion Cr 6+ olh T.chuii yang dihitung dngan mnggunakan isotrmal langmuir dan isotrmal Frundlich Ion logam Modl Langmiur R 2 Modl Frundlich R 2 Q o (mmol/g) b K( mmol/g) n Cr

12 26 Tabl 3 mnunjukan bahwa adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T. chuii mmnuhi prsamaan Frundlich. Nilai ttapan Frundlich yang brhubungan dngan kapasitas adsorpsi (k), kmampuan T.chuii dalam mngadsorpsi ion Cr 6+ D. Enrgi Adsorpsi Pnntuan jnis adsorpsi didasarkan pada nrgi bbas Gibbs (- G), maka data nrgi adsorpsi Cr 6+ olh biomassa T. Chuii dan C.calcitrans dapat di katgorikan sbagai adsorpsi kimia untuk T. Chuii dalam adsorpsi ion Cr 6+ adsorpsi fisika sbsar 2,988 kj/mol dan C. calcitrans dalam mngadsorpsi ion Cr 6+ adalah 0,359 kj/mol. E. Idntifikasi Gugus Fungsional biomassa dngan FTIR Dari studi yang ada (crist, 1989; Wood, 1983; Bony, 1983 dan Oscik, 1989) C.calcitrans diduga mmpunyai gugus-gugus fungsional sbagai brikut; hidroksil(-oh) dari COOH dan SiOH, - mtiln(-ch 2 ), karbonil(-co), Imina (- adalah pada T.chuii. Brdasarkan Priasam dan Namasivayam (2000), karna nilai n brada antara 1-10, maka adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T.chuii cukup baik dan signifikan. NH) dan Amina (-NH 2 ), atom N dan O dari pptida pada C.calcitrans. Untuk mngklarifikasi gugus-gugus fungsional yang trdapat pada biomassa T. chuii yang di intraksikan dngan ion Cr 6+, maka dilakukan idntifikasi gugus fungsional trhadap ktiganya mnggunakan mtod spktroskopi infra mrah, yang mrupakan mtod baku untuk mngidntifikasi gugus fungsional yang trdapat pada suatu zat. Hasil analisis spktra infra mrah (IR) untuk biomassa T. chuii dngan pmaparan ion Cr 6+ trlihat pada Gambar 6. dan data pita srapan trlihat pada Tabl 4. Gbr 6. Spktra infra mrah biomassa Ttraslmis chuii a) sblum intraksi, b) stlah intraksi dngan ion Cr 6+

13 27 Tabl 4. Data Spktra Infra-Mrah (IR) Biomassa Ttraclmis chuii, intraksi ion Cr 6+ No. (cm -1 ) Blanko Gugus fungsi Gugus fungsi yang (cm -1 ) + Cr 6+ Kt. mungkin (1) (2) (3) (6) (7) (8) Hilang N komplks M-N Gsr N trganggu M-S Hilang Pb-S S-S Ttap S komplks C-Cl Gsr C-Cl N-O Ttap N trganggu S=O Ttap Muncul S=O CO CO Ttap Tidak ada intraksi Ttap Tidak ada intraksi OH Ttap C=O, pasangan O-C=O Ttap lktron untuk intraksi C=C Ttap Tidak trjadi intraksi Gsr C-N Hilang Hilang Ttap CH 3 Hilang Untuk Pb N trganggu, ttapi Cr tidak CH Ttap Tidak ada gangguan O-H Ttap Hilang H-O-Cr pak Brdasarkan pada Gambar 6 dan data pada Tabl 4 kolom 2; ada 20 (dua puluh) pita srapan yang dapat mmbrikan ptunjuk analisis bbrapa gugus fungsi yang ada pada biomassa T. chuii yaitu: vibrasi ulur gugus O-H tridntifikasi dngan munculnya srapan pada angka 3387 cm -1. Sdrtan pita srapan sdang yang muncul pada darah 2924,09 cm -1 dan 2854,65 cm -1 mmbrikan ktrangan yang jlas adanya gugus mtiln (-CH 2 ) dan mtil (-CH 3 ).

14 28 Pita srapan yang muncul pada 2276 cm -1 mngindikasikan adanya gugus C-N. Vibrasi ulur gugus C = C muncul dngan pita yang paling tajam pada srapan 1651,07 cm -1. Srapan yang muncul pada bilangan glombang 1543,05 cm -1 mnunjukkan adanya vibrasi tkukan - O-C=O, sdangkan srapan pada bilangan glombang 1419,61 cm -1 mnunjukkan 2- adanya tkukan O-H dan tkukan CO 3 muncul pada srapan glombang 1226,73 cm -1. Srapan pada angka glombang 1033,85 cm -1 dan 918,12 cm -1 mnunjukkan adanya vibrasi ulur S=O dan N-O. Sdrtan pita-pita pada srapan 547,78 cm -1, 470,63 cm -1, 385,6 cm -1 dan 362,62 cm -1 mnunjukkan adanya gugus C-Cl, S-S, M-S dan M-N. Jadi biomassa T. chuii mngandung gugus : O-H,- CH 2, - CH 3, C - N, C = C - O - C = O, 2 CO - 3, S = O, N - O, M-S dan M- N. Brdasar analisis data Tabl 5 kolom 4 dan kolom 4 dapat dinyatakan bahwa puncak yang muncul dari idntifikasi infra mrah pada T. chuii stlah diintraksikan ion Cr 6+ brturutturut trdapat 15 puncak. Trdapat 1 (satu) pita yang muncul stlah intraksi dngan Cr 6+ pada kondisi mati yakni pada pita srapan cm -1. Hal ini mnunjukkan adanya prsamaan antara intraksi ion ion Cr 6+ dngan T. chuii pada kondisi mati. Prsamaan rspon trsbut kmungkinan disbabkan adanya hasil mtabolit skundr yang diproduksi olh T. chuii untuk mngatasi kondisi lingkungan yang tidak mnguntungkan akibat pngaruh kromium. Pita srapan yang muncul ini mnunjukkan adanya ion logam baru Cr yang trdtksi srta trganggunya atom S dan O pada gugus fungsi brturut-turut S-S dan -OH dngan cara pngikatan yang brbda yakni kmungkinan ion Cr 6+ brikatan langsung dngan S dan atom O dalam gugus fungsi OH digantikan dngan atom Pb atau Cr. Pita srapan yang tidak brubah (ttap) baik untuk intraksi dngan ion Cr 6+ adalah gugus CO 2-3, - O- C=O, C=C, -CH 2, -CH 3. Hal ini dapat dijlaskan kmungkinan karna CO 2-3, dan - O-C=O trmasuk katgori basa kras shingga intraksi dngan ion Cr sbagai asam lunak tidak mnimbulkan prubahan. Adapun gugus fungsi C=C mskipun trmasuk katgori basa lunak, ttapi pada strukturnya trltak di sblah dalam atom pngikat shingga cukup sukar untuk trpngaruh olh ion Cr 6+. Sdang gugus - CH 2 dan -CH 3 yang trdtksi kmungkinan masih adanya molkul sisa yang blum trikat yang mngandung gugus fungsi -CH 2 dan -CH 3. Bilangan glombang yang mngalami prgsran trutama dari gugus

15 29 fungsi yang mngandung atom S, O dan N yang kmungkinan trbntuk ikatan Pb-S, S komplks, N komplks atau prubahan struktur -OH. Prbdaan antara ikatan Pb trhadap fitoplankton kondisi mati trutama dari intnsitas pita srapannya. Ksimpulan Waktu intraksi optimum adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa fitoplankton laut T. chuii adalah 5 mnit, dan olh C. calcitrans brturut-turut adalah 10 dan 120 mnit. Kintika adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa fitoplankton T. chuii dan C. calcitrans mngikuti prsamaan ord dua, ttapan laju adsorpsi (k 2 ) ion trsbut olh T. chuii adalah 0,2376 g/mnit, dan olh C.calcitrans k 2 adalah 0,2745 g/mnit. ph intraksi optimum adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T. chuii adalah 4 dan olh C. calcitrans adalah ph 6 dan 2. Adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa T. chuii dan C. calcitrans mmnuhi prsamaan Daftar Pustaka Astri.,(2008), Pmanfaatan Fitoplankton Nannochloropsis salina sbagai Pnjrap Logam Brat Pb. skripsi tidak dipublikasikan, FMIPA, Univrsitas Hasanuddin, Makassar. Connl, D. W., (1990), Bioaccumulation of Xnobiotic Compound, CRC Prss Inc., Florida. Jadi, gugus fungsi pada T. chuii yang potnsial brpran dalam pross adsorpsi ion Cr 6+ adalah: -OH, C-N, S=O, N-O, S- S, M-S dan M-N. Isotrmal Frundlich dngan kapasitas adsorpsi (k) ion Cr 6+ olh T. chuii adalah 1,1482 mg/g dan olh C. calcitrans sbsar 1,1482 mg/g. Gugus fungsi yang trlibat dalam adsorpsi ion Cr 6+ olh biomassa fitoplankton laut T. chui adalah: -OH, - CN, S=S, M-S dan M-N Darmono, 1995, Logam dalam Sistm Biologi Mahkluk Hidup, Univrsitas Indonsia Prss, Jakarta. Davis, T. A., B. Volskya, and Mucci, A., 2003, A Rviw of th Biochmistry of Havy Mtal Biosorption by Brown alga, Wat. Rs., 37( ). Goyal, N., Jain, S. C. dan Banrj, U. C., 2002., Comparativ studis on

16 30 microbial adsorption of havy mtal, advancs in Environmntal Rsarch, 7, Klaassn, C. D., Amdur, N. O., and Doull, J., (1986), Toxicologi th Basic Scic of Poison, Third Edition, Th MacMillan Publishing. Company., Nw York. Lodiro, P. ; Hrrro, R. and Sastr d Vincnt, M. E. (2006) Th Us of Protonatd Sargassum muticum as biosorbnt for Cadmium and Chromium rmoval in fixd-bd column, Journal of Hazardous Matrial B137: Pahmi,H., 2005, Intraksi Fitoplankton Chatocros calcitrans Trhadap Ion Logam Pb(II) untuk Mngatasi Logam Brat di Prairan, Skripsi tidak dipublikasikan, FMIPA, Univrsitas Hasanuddin,Makassar. Pino, G. H., Mosquito, L. M. Z., Torm, M. L., Pinto, G. A. S Biosorption of cadmium by grn coconut shll powdr. Minrals nginring. 19: Putra, S. E. dan Putra, J. A., 2006 Biormoval Mtod Altrnatif Untuk Mnanggulangi Pncmaran Logam Brat. 9 Onlin), ( l&xt=95-34k; diakss 20 agustus Raya, I., Hala, Y. dan Ilham, A., 2004, Kajian Raksi fitoplankton Chatocros calcitrans Dngan Ion Cu(II) Dalam Lingkungan Praian Laut, Laporan tidak ditrbitkan, FMIPA, Univrsitas Hasanuddin. Suharto, 2005, Dampak Pncmaran Logam Timbal (Pb) trhadap Kshatan Masyarakat, Majalah Kshatan Masyarakat, ( 1-3) Volsky, B., and Holan, Z.R., 1995, Biosorption of havy mtals, Biotchnol, Prog., 11,

KAPASITAS ADSORPSI MERKURI MENGGUNAKAN

KAPASITAS ADSORPSI MERKURI MENGGUNAKAN KAPASITAS ADSORPSI MERKURI MENGGUNAKAN ADSORBEN Sargassum crassifolium TERAKTIVASI (Adsorption Capacity of Mrcury Using Sargassum crassifolium Activatd Adsorbnt) Imlda H. Silalahi, Titin Anita Zahara dan

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS Irwanda Pratama 1*, Lia Dstiarti 1, Nurlina 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Univrsitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA

KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA Kusmiyati 1, Virgita Dwi Rachmatika 2, Dnny Vitasari 3, Ahmad M Fuadi 4 1,2,3,4 Jurusan Tknik Kimia Univrsitas

Lebih terperinci

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI DENI SWANTOMO, NOOR ANIS KUNDARI, SATRIAWAN LUHUR PAMBUDI Skolah Tinggi Tknologi Nuklir-Badan Tnaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O.Box 6101

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Komposisi Abu Skam Padi Bbrapa studi tlah dilakukan untuk mnganalisis kadar silika di dalam abu skam padi. Trdapat prbdaan tntang kadar silika dalam abu skam padi yang kmungkinan

Lebih terperinci

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tknologi, dan Kshatan ISSN 2089-3582 KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT 1 Munawar 1 Jurusan Tknik Kimia Politknik Ngri Lhoksumaw, Jl. B. Ach - Mdan Km. 280,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Karbon Aktif dari Ampas Teh sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi β-karoten yang Terkandung dalam Minyak Kelapa Sawit Mentah

Pemanfaatan Karbon Aktif dari Ampas Teh sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi β-karoten yang Terkandung dalam Minyak Kelapa Sawit Mentah Jurnal Rkayasa Kimia dan Lingkungan Vol., No. 2, Hlm. 92-98, Dsmbr 206 ISSN 42-5064, -ISSN 2356-66 DOI: https://doi.org/0.23955/rkl.vi2.5402 Pmanfaatan Karbon Aktif dari Ampas Th sbagai Adsorbn pada Pross

Lebih terperinci

Penjerapan Ion Logam Cadmium dalam Larutan Encer Menggunakan Baggase Fly Ash Teraktivasi

Penjerapan Ion Logam Cadmium dalam Larutan Encer Menggunakan Baggase Fly Ash Teraktivasi Jurnal Rkayasa Pross, Vol. 4, No., 200 7 Pnjrapan Ion Logam Cadmium dalam Larutan Encr Mnggunakan Baggas Fly Ash Traktivasi Martha Hlsanggi, Agus Prastya* Jurusan Tknik Kimia, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

STUDI KINETIKA ADSORPSI BIRU METILENA PADA KITIN DAN KITOSAN

STUDI KINETIKA ADSORPSI BIRU METILENA PADA KITIN DAN KITOSAN J. Sains MIPA, Dsmbr 2007, Vol. 13, No. 3, Hal.: 171-176 ISSN 1978-1873 ABSTRACT STUDI KINETIKA ADSRPSI BIRU METILENA PADA KITIN DAN KITSAN Eirn G. Fransina dan Mathis F.J.D.P. Tanasal Jurusan Kimia FMIPA

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI FENOL DARI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA PADA ARANG AKTIF

KESETIMBANGAN ADSORPSI FENOL DARI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA PADA ARANG AKTIF KESETIMBANGAN ADSORPSI FENOL DARI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA PADA ARANG AKTIF Adsoprtion Equilibrium of Phnol From Liquid Smok of Coconut Shll onto Activatd Carbon Syahrani Kadir 1, Purnama Darmadji

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

Studi Kesetimbangan Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant (RB) Red F3B pada Selulosa Jerami Padi

Studi Kesetimbangan Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant (RB) Red F3B pada Selulosa Jerami Padi Studi Kstimbangan Adsorpsi Zat Warna Tkstil Rmazol Brilliant (RB) Rd F3B pada Slulosa Jrami Padi Muhammad Ali Zulfikar, Tri Widiyansyah, Sapudin Suwarsa KK Kimia Analitik, Institut Tknologi Bandung Jl.

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA REACTIVE BLUE 19

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA REACTIVE BLUE 19 PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA REACTIVE BLUE 19 Hrry Purnama 1), Ambar Rahman Kurnianto 2) 1 Fakultas Tknik, Prodi Tknik Kimia, Univrsitas Muhammadiyah Surakarta mail: hp269@ums.ac.id

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

The Isotherm Adsorption of Cu 2+ Ions in Aquoeus Solutions by Cross-Linked Chitosan-Cellulose Membrane Composite

The Isotherm Adsorption of Cu 2+ Ions in Aquoeus Solutions by Cross-Linked Chitosan-Cellulose Membrane Composite IPTEK, Th Journal for Tchnology and Scinc, Vol. 18, No. 4, Novmbr 2007 103 Th Isothrm Adsorption of Cu 2+ Ions in Aquous Solutions by Cross-inkd Chitosan-Cllulos Mmbran Composit Eko Santoso 1, ndro Yuwono

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycin max L. Mrr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polythyln Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Evika Sandi Savitri Staf Pngajar Jurusan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI 9/08/0 REGREI LINEAR & KORELAI Elty arvia, T., MT. Fakultas Tknik Jurusan Tknik Industri Univrsitas Kristn Maranatha Bandung REGREI jauh ini,kita hanya mmbuat statistik dngan satu variabl pada waktu trtntu,

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS L.) SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC 1) Maya Sukma

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta

Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta Kod: SP-014-010 diisi panitia Procding Biology Education Confrnc (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 770-776 Idntifikasi Lumut Krak (Lichn) Di Ara Kampus Univrsitas Muhammadiyah Surakarta Efri Roziaty Program

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

NILAI MUATAN TITIK NOL (MTN) DAN HUBUNGANNYA DENGAN ERAPAN KALIUM PADA TANAH GAM BUT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TENGAH

NILAI MUATAN TITIK NOL (MTN) DAN HUBUNGANNYA DENGAN ERAPAN KALIUM PADA TANAH GAM BUT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TENGAH Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol. 6 No.2,OktobT 2004: 7582 ISSN 14107333 NILAI MATAN TITIK NOL (MTN) DAN HBNGANNYA DNGAN RAPAN KALIM PADA TANAH GAM BT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TNGAH Valu of th Zro Point

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Ctakan I, Agustus 2014 Ditrbitkan olh: Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, Univrsitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Dskripsi halaman sampul : Gambar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

APLIKASI KITOSAN BERDERAJAT DEASETILASI TINGGI SEBAGAI ADSORBENT ZAT WARNA TARTRAZINA

APLIKASI KITOSAN BERDERAJAT DEASETILASI TINGGI SEBAGAI ADSORBENT ZAT WARNA TARTRAZINA APLIKASI KITOSAN BERDERAJAT DEASETILASI TINGGI SEBAGAI ADSORBENT ZAT WARNA TARTRAZINA Mathis F.J.D.P. Tanasal*, H. Thubijuluw, Srly J. Skwal Jurusan Kimia Fakultas Matmatka dan Ilmu Pngtahuan Alam, Univrsitas

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU Novi Frlinita Sari 1, Tri Umari 2, Abu Asyari 3 Email :

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Mlania, Masluyah Suib, Dsni Yuniarni Pndidikan Guru Pndidikan Anak Usia Dini FKIP Untan, Pontianak Email :

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN Ad Yudha Iswara, Fahry Husin, Ludfi Djakfar, Hndi Bowoputro Jurusan Tknik Sipil Fakultas Tknik Univrsitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145,

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR PADA RUMAH TAGGA DI SEPANJANG KORIDOR TRAYEK TRANS SARBAGITA I B. Wirahaji 1, D. M. Priyantha Wdagama 2, dan P. Alit Suthanaya 2

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS Rani Dliana Panggaban 1 dan Pintor Simamora 1 Alumni Mahasiswa Program Studi Pndidikan Fisika

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Dsa Babalan, Kcamatan Gabus, Kabupatn Pati) Pandu Sandy Utomo, Ir. Chatarina Nurdjati S., MT,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) DAN METANOL DENGAN KATALISATOR KOH

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) DAN METANOL DENGAN KATALISATOR KOH KINETIKA REAKSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH DAN METANOL DENGAN KATALISATOR KOH Murni Yuniwati, Amlia Abdul Karim Jurusan Tknik Kimia, Fakultas Tknologi Industri Institut Sains

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci