KAPASITAS ADSORPSI MERKURI MENGGUNAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAPASITAS ADSORPSI MERKURI MENGGUNAKAN"

Transkripsi

1 KAPASITAS ADSORPSI MERKURI MENGGUNAKAN ADSORBEN Sargassum crassifolium TERAKTIVASI (Adsorption Capacity of Mrcury Using Sargassum crassifolium Activatd Adsorbnt) Imlda H. Silalahi, Titin Anita Zahara dan Hnry Martua Tampubolon Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Univrsitas Tanjungpura, Pontianak ABSTRAK. Pnlitian ini brtujuan untuk mngtahui kapasitas adsorpsi maksimum mrkuri mnggunakan adsorbn Sargassum crassifolium traktivasi. Sargassum crassifolium diaktivasi mlalui protonasi mnggunakan asam sulfat (H 2 SO 4 ) 1 M dilanjutkan dngan pmanasan slama 24 jam pada suhu 100 O C. Kondisi optimum adsorpsi ditntukan brdasarkan ph larutan dan waktu kontak trhadap kapasitas adsorpsi snyawa mrkuri. Hasil analisis mnunjukkan bahwa adsorpsi optimum pada ph 7 dngan waktu kontak 60 mnit. Brdasarkan prsamaan isotrm Langmuir diprolh kapasitas adsorpsi maksimum sbsar 2,90 mmol/g. Kata Kunci: adsorpsi, mrkuri, Sargassum crassifolium ABSTRACT. This study aims to dtrmin th maximum adsorption capacity of Hg using activatd Sargassum crassifolium adsorbnt. Sargassum crassifolium was activatd by protonation using sulfuric acid (H 2 SO 4 ) 1 M followd by hating for 24 hours at 100 O C. Optimum conditions of adsorption was discovrd through various of ph and contact tim to th Hg(II) concntration dcras. Th analysis showd that th optimum ph was 7 and contact tim was 60 minuts. Finally th maximum adsorption capacity of Hg(II) using activatd Sargassum crassifolium adsorbnt was 2,90 mmol/g dtrmind by Langmuir Isothrm quation. Kywords : adsorption, mrcury, Sargassum crassifolium 1. PENDAHULUAN Mrkuri mrupakan salah satu logam brat toksik yang dapat mncmari lingkungan. Mrkuri dapat ditmukan mlalui pmbuangan brbagai pralatan sprti komponn batrai, trmomtr, baromtr, crmin cair pada tlskop, maupun mlalui aktivitas pnambangan mas (Martaningtyas, 2006). Mrkuri dapat trakumulasi dalam mikroorganism yang hidup di air (sungai, danau, laut) mlalui pross mtabolism. Bahan-bahan yang mngandung mrkuri yang trbuang k dalam sungai atau laut dimakan olh mikroorganism trsbut dan scara kimiawi brubah mnjadi snyawa mtil mrkuri yang kmudian dapat trakumulasi dalam tubuh manusia mlalui rantai makanan (Ghadi t al, 2006; Stwrtka, 1998). Krusakan yang diakibatkan olh logam mrkuri dalam tubuh umumnya brsifat prmann (Palar, 1994). Mrkuri atau air raksa (Hg) muncul di lingkungan scara alamiah dan brada dalam bbrapa bntuk yang pada prinsipnya dapat dibagi mnjadi 3 bntuk utama yaitu mrkuri mtal (Hg 0 ), snyawa mrkuri anorganik dan mrkuri organik (Sugiyarto, 2004). Sbagai mrkuri anorganik misalnya garam mrkurous (Hg 2 Cl 2 ) dan garam mrkurik (HgCl 2 ). Mrkuri (II) klorida sangat larut dalam air dan sangat toksik, sbaliknya Hg 2 Cl 2 tidak larut dan kurang toksik (Alfian,2006). Sifat snyawa HgCl 2 yang lain adalah sangat larut dalam alkohol, tr dan larut dalam asam astat (Kay, 1973). Mrkuri (II) klorida dapat trbntuk olh campuran dua 28

2 Kapasitas Adsorpsi Mrkuri Mnggunakan Adsorbn Sargassum crassifolium Traktivasi (Imlda H. Silalahi) unsur dasar, Hg dan Cl 2 mnurut prsamaan raksi (Sugiyarto, 2004): Hg (l) + Cl 2(g) HgCl 2(s) Pada air prmukaan, mrkuri tidak trdapat dalam bntuk ion bbas Hg 2+ ttapi pada fas trlarut yang trutama trdapat sbagai campuran snyawaan hidroksida (Hg(OH) 2, [Hg(OH)] +, [Hg(OH) 3 ] - ), komplks klorida ([HgCl 4 ] 2-, HgCl 2, HgOHCl, [HgCl 3 ] - ) yang trgantung pada ph dan konsntrasi ion klorida srta karbon organik trlarut (dissolv organic carbon) maupun dissolv organic mattr yang brikatan dngan mrkuri. Pada ph rndah spsi yang dominan adalah HgCl 2. Spsi ntral Hg(OH) 2 dan HgOHCl adalah dua spsi pnting dalam larutan hanya jika kandungan klorida rndah dan ph nya tinggi (>8) (Morl, t al, 1998). Mrkuri dalam larutan brair dapat brada pada spsi yang brbda brgantung pada tingkat kasaman larutan. Gambar 1 mnunjukkan distribusi spsi Hg(II) pada brbagai ph: Gambar 1 Grafik distribusi spsi Hg(II) (%) pada brbagai ph. Brdasarkan grafik trsbut trlihat bahwa pada ph 2 hingga ph 5 spsi yang paling dominan yaitu HgCl 2 skitar hampir 100% ttapi pada ph di atas 5 jumlah spsi HgCl 2 mnurun tajam siring dngan pningkatan jumlah spsi Hg(OH) 2 hingga paling dominan pada ph di atas 8, dimana jumlah spsi trsbut hampir 80%. Pada ph 6-8 trdapat 3 spsi Hg yang brpran signifikan yaitu spsi HgCl 2 skitar 40-80%, spsi Hg(OH) 2 skitar 60% dan spsi Hg(OH)Cl skitar 20% (Hrro t al, 2005). Pada dasarnya logam brat dalam air buangan dapat dipisahkan dngan brbagai cara, yaitu dngan pross fisika, kimia dan biologi. Pross pngambilan logam brat yang trlarut dalam suatu larutan biasanya dilakukan dngan cara prsipitasi, rvrs osmosis, prtukaran ion, dan adsorpsi (Vglio dan Bolchini, 1997). Adsorpsi logam trjadi karna intraksi ion logam yang brmuatan positif dngan pusat aktif yang brmuatan ngatif pada prmukaan dinding sl atau dalam polimr-polimr kstraslulr, sprti protin dan polisakarida sbagai sumbr gugus fungsi yang brpran pnting dalam mngikat ion logam. Pross pnyrapan ini brlangsung cpat dan trjadi pada sl hidup maupun sl yang tlah mati (Volsky, 2000). Slain itu adsorpsi juga trjadi karna adanya pristiwa prtukaran ion dimana ion monovaln dan divaln sprti Na +, Mg 2+, Ca 2+, K + pada dinding sl digantikan olh ion-ion logam brat (Suhndrayatna, 2001). Spsis Sargassum mrupakan salah satu adsorbn logam brat yang mngandung polisakarida pada dinding sl brupa asam alginat. Asam alginat disusun olh dua monomr yaitu ß-D-asam manuronat dan α-l-asam guluronat. Alginat juga dapat brupa htropolimr jika monomr pnyusunnya adalah gabungan kdua jnis monomr trsbut (Winarno,1990). Ruliatima (2008) mlaporkan Sargassum crassifolium mmiliki gugus fungsi karboksil, hidroksil, pptida, sulfonat dan sulfonil. Gugusgugus fungsi trsbut brpran dalam mngadsorpsi logam-logam brat mlalui mkanism prtukaran ion maupun pmbntukan komplks. Sargassum crassifolium yang diaktivasi mnggunakan H 2 SO 4 1 M dilanjutkan dngan pmanasan tlah diuji kapasitas adsorpsi maksimum trhadap Cr(III). Hasilnya mnunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum Sargassum crassifolium traktivasi mningkat signifikan dibandingkan Sargassum crassifolium yang tidak traktivasi. Bbrapa pnlitian sudah dilakukan dalam mngadsorpsi mrkuri 29

3 mnggunakan spsis Sargassum, diantaranya adsorpsi ion Hg(II) mnggunakan Sargassum cristafolium yang diaktivasi mlalui pmanasan, optimum pada ph 4 dngan kapasitas adsorpsi maksimum 0,22 mmol/g (Alcantara, 2007). Sobral t al (2005) mnunjukkan hasil adsorpsi ion Hg(II) mnggunakan Sargassum Sp yang diaktivasi mlalui pmanasan, optimum pada ph 6 dngan waktu kontak 2 jam mnghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum 0,41 mmol/g. Adsorpsi Hg(II) dalam bntuk molkul juga tlah dilakukan mnggunakan Cystosira baccata yang diaktivasi mlalui pmanasan dimana hasilnya mnunjukkan bahwa adsorpsi optimum pada ph 6 dngan kapasitas adsorpsi maksimum 1,64 mmol/g (Hrro t al, 2005). Pada pnlitian ini dilakukan adsorpsi Hg(II) mnggunakan Sargassum crassifolium traktivasi pada kondisi optimum ph dan waktu kontak kmudian ditntukan kapasitas adsorpsi maksimum. 2. METODE PENELITIAN Pngambilan Sampl Sargassum crassifolium Sargassum crassifolium diambil dari Prairan Pulau Lmukutan, Kabupatn Bngkayang, Kalimantan Barat. Data mngnai ph dan kdalaman air dicatat. Kmudian sampl dibrsihkan dan dilakukan dtrminasi di Laboratorium Biologi, Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, Univrsitas Tanjungpura Pontianak. Prparasi Adsorbn Sampl dicuci dan dibrsihkan dngan akuabids, kmudian dikringkananginkan slama tiga hari. Stlah itu, sampl dihaluskan dan pross aktivasi alga mnjadi adsorbn trprotonasi dilakukan dngan mrndam sampl yang tlah dihaluskan dalam larutan H 2 SO 4 1 M slama 24 jam. Stlah sampl dirndam slama 24 jam kmudian dicuci dngan akuabids sampai ph konstan dan dikringkan-anginkan. Stlah itu sampl trsbut dipanaskan dalam ovn pada suhu 100 C slama 24 jam kmudian didinginkan. Mtod ini mrupakan hasil optimasi yang tlah dilakukan olh Ruliatima (2008). Kmudian sampl diayak 40 msh untuk mmprolh ksragaman bntuk. Karaktrisasi Adsorbn Hasil Prparasi Sampl adsorbn hasil prparasi yang dihasilkan dari langkah dikaraktrisasi mnggunakan Spktrofotomtr Infra Mrah (IR). Karaktrisasi dngan Spktrofotomtr Infra Mrah (IR) brtujuan untuk mngtahui kbradaan gugus aktif yang trdapat pada adsorbn hasil prparasi. Pnntuan Kondisi ph Optimum Adsorpsi Sbanyak 0,1 gram adsorbn hasil prparasi dimasukkan k dalam botol plastik yang brisi masing-masing 120 ml larutan Hg(II) dngan konsntrasi 1 mg/l dimana ph larutan trsbut yang divariasikan, kmudian diaduk dngan rotary shakr kcpatan 200 rpm dngan waktu kontak yang konstan. Variasi ph larutan Hg(II) yang digunakan adalah 4, 6, 7 dan 8 dan waktu kontak yang digunakan adalah 30 mnit. Pngaturan ph mnggunakan larutan HNO 3 dan larutan NaOH. Slanjutnya didiamkan slama 15 mnit. Larutan mrkuri yang tlah diintraksikan dngan adsorbn kmudian disaring. Konsntrasi Hg(II) pada filtrat ditntukan mnggunakan Spktrofotomtr Srapan Atom (SSA). Smua prlakuan dilakukan scara duplo. Data yang diprolh dari hasil Spktrofotomtr Srapan Atom yaitu konsntrasi Hg(II), yang tradsorpsi (slisih konsntrasi Hg(II) awal dan konsntrasi sisa dalam larutan Hg(II)). Kandungan Hg yang tradsorpsi dihitung dngan mnggunakan prsamaan: q C i C W xv Dngan q : kapasitas adsorpsi (mg/g), C i : konsntrasi awal logam (mg/l), C : konsntrasi akhir logam (mg/l), W : massa dari adsorbn (g) dan V : volum larutan logam (L). 30

4 Kapasitas Adsorpsi Mrkuri Mnggunakan Adsorbn Sargassum crassifolium Traktivasi (Imlda H. Silalahi) Pnntuan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Sbanyak 0,1 gram adsorbn hasil prparasi dimasukkan k dalam botol plastik yang brisi masing-masing 120 ml larutan Hg(II) dngan konsntrasi 1 mg/l dimana ph larutan diatur ssuai ph optimum, kmudian diaduk dngan rotary shakr kcpatan 200 rpm. Variasi waktu kontak yang digunakan adalah 30 mnit, 60 mnit, 90 mnit, 120 mnit. Pngaturan ph mnggunakan larutan HNO 3 dan larutan NaOH. Slanjutnya didiamkan slama 15 mnit. Larutan mrkuri yang tlah diintraksikan dngan adsorbn kmudian disaring. Konsntrasi Hg(II) pada filtrat ditntukan mnggunakan Spktrofotomtr Srapan Atom (SSA). Smua prlakuan dilakukan scara duplo. Data yang diprolh dari hasil Spktrofotomtr Srapan Atom yaitu konsntrasi Hg(II), yang tradsorpsi (slisih konsntrasi Hg(II) awal dan konsntrasi sisa dalam larutan Hg(II)). Kandungan Hg yang tradsorpsi dihitung dngan mnggunakan prsamaan: q C i C W Dngan q : kapasitas adsorpsi (mg/g), C i : konsntrasi awal logam (mg/l), C : konsntrasi akhir logam (mg/l), W : massa dari adsorbn (g) dan V : volum larutan logam (L). Pnntuan Kapasitas Adsorpsi Sbanyak 0,1 gram adsorbn hasil prparasi dimasukkan k dalam botol plastik yang brisi masing-masing 25 ml larutan Hg(II), dimana divariasikan konsntrasi larutan Hg(II) yang digunakan yaitu 30 mg/l; 80 mg/l; 130 mg/l, 180 mg/l; 380 mg/l; dan 580 mg/l. Kmudian diaduk dngan rotary shakr kcpatan 200 rpm dngan ph dan waktu kontak yang optimum. Slanjutnya didiamkan slama 15 mnit. Larutan mrkuri yang tlah diintraksikan dngan adsorbn kmudian disaring. Konsntrasi Hg(II) pada filtrat ditntukan mnggunakan Spktrofotomtr Srapan Atom (SSA). Smua prlakuan dilakukan scara duplo. xv Data yang diprolh dari hasil Spktrofotomtr Srapan Atom yaitu konsntrasi Hg(II), yang tradsorpsi (slisih konsntrasi Hg(II) awal dan konsntrasi sisa dalam larutan Hg(II)). Kandungan Hg yang tradsorpsi dihitung dngan mnggunakan prsamaan: q C i C W xv Dngan q : kapasitas adsorpsi (mg/g), C i : konsntrasi awal logam (mg/l), C : konsntrasi akhir logam (mg/l), W : massa dari adsorbn (gr) dan V : volum larutan logam (L). Kapasitas adsorpsi maksimum ditntukan brdasarkan prsamaan Langmuir yaitu 1 q 1 1 x q b C max 1 q max dngan q adalah kapasitas adsorpsi (mg/g), C adalah konsntrasi kstimbangan ion logam dalam larutan (mg/l), q max adalah kapasitas adsorpsi maksimum (mg/g); dan b adalah konstanta kstimbangan adsorpsi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Prparasi dan Karaktrisasi Adsorbn Sargassum crassifolium Sampl diambil dari prairan Pulau Lmukutan dngan kdalaman skitar 45 cm, dngan ph air yaitu 8. Titik pngambilan sampl trltak di LU= 0"45'37,26 dan BT = 108'42'52,39. Sampl diambil sluruh bagian tanaman kmudian dimasukkan k dalam kantong plastik dan dipisahkan sbagian untuk didtrminasi. Hasil idntifikasi mnunjukkan bahwa sampl alga trsbut adalah spsis Sargassum crassifolium. Sampl yang tlah diambil kmudian dicuci dngan air kmudian dibilas dngan akuabids yang brtujuan untuk mnghilangkan pngotor-pngotor yang mnmpl pada alga, shingga didapatkan alga yang brsih. Kmudian alga trsbut dikringanginkan dngan udara trbuka slama 3 hari yang brtujuan untuk mngurangi kadar air yang trdapat pada alga shingga diprolh alga yang 31

5 kring. Alga yang tlah kring kmudian dihaluskan untuk mmprolh ukuran yang halus dan slanjutnya diaktivasi. Pross aktivasi alga dilakukan dngan dua tahap yaitu aktivasi kimia yang dilanjutkan dngan aktivasi fisika. Aktivasi scara kimia dilakukan dngan mrndam alga yang tlah dihaluskan dalam larutan H 2 SO 4 1 M slama 24 jam yang mnybabkan trjadinya protonasi. Protonasi brtujuan untuk mndkomposisikan garam-garam minral sprti natrium, kalium, magnsium yang brikatan dngan alginat sbagai pnyusun utama struktur rangka sl Sargassum crassifolium sdangkan pmanasan pada T=100 O C slama 24 jam akan mngaktifkan gugus fungsi pada Sargassum crassifolium yaitu munculnya gugus sulfonat (RS(O) 2 O - ) dan sulfonil (RS(O) 2 R') (Ruliatima, 2008). Pngaktifan gugus fungsi sulfonat (RS(O) 2 O - )dan sulfonil (RS(O) 2 R') diharapkan akan mningkatkan kapasitas adsorpsi logam brat. Spktr FTIR adsorbn Sargassum crassifolium yang tidak traktivasi dan yang traktivasi trdapat pada Gambar 2. Gambar 2. Spktra infra mrah Sargassum crassifolium (A) tidak traktivasi dan (B) traktivasi. Scara umum pola srapan Sargassum crassifoluim tanpa traktivasi dan traktivasi adalah sama. Pada adsorbn yang tidak traktivasi muncul pita srapan pada bilangan glombang 3425,58 cm -1 yang mnunjukkan adanya vibrasi rgangan dari gugus OH dan vibrasi rgangan gugus NH dari amina. Srapan pada bilangan glombang 2924,09 cm -1 mnunjukkan adanya vibrasi rgangan C-H dari gugus mtiln (-CH 2 ) (Park t al, 2004). Kmudian bilangan glombang 1033,85 cm -1 mnunjukkan adanya vibrasi rgangan dari gugus C-O (Sastrohamidjojo, 1991). Pada bilangan glombang 1620,21 cm -1 mnunjukkan adanya vibrasi rgangan gugus C=O dari natrium alginat (Fourst and Volsky, 1996) Pada spktrum adsorbn yang traktivasi trjadi prgsran bilangan glombang k arah yang lbih bsar. Pada vibrasi rgangan dari gugus OH dan vibrasi rgangan gugus NH dari amina bilangan glombang brgsr mnjadi 3448 cm -1. Bilangan glombang dari vibrasi rgangan C-H dari gugus mtiln (- CH 2 ) brgsr mnjadi 2970 cm -1. Kmudian pada bilangan glombang vibrasi rgangan C-O brgsr mnjadi 32

6 Kapasitas Adsorpsi Mrkuri Mnggunakan Adsorbn Sargassum crassifolium Traktivasi (Imlda H. Silalahi) 1103,28 cm -1 dan vibrasi C=O brgsr mnjadi 1635,64 cm -1. Prgsran bilangan glombang srapan FTIR pada spktrum adsorbn yang traktivasi dikarnakan ion H + dari larutan asam sulfat mnybabkan kation logam yang trikat pada gugus fungsi pada alga akan larut dan mngalami protonasi. Akibatnya gugus fungsi pada alga akan mmrlukan nrgi yang bsar untuk brvibrasi. Hal ini mnybabkan trjadinya prgsran intnsitas srapan k arah yang lbih bsar (Chn and Yang, 2006). Spktra pada Gambar 2 juga mnunjukkan trjadi prbdaan puncak srapan pada bilangan glombang 1103,28 cm -1 dan 1373,32 cm -1. Pada adsorbn tidak traktivasi srapan pada bilangan glombang 1103,28 cm -1 dan 1373,32 cm -1 tidak muncul sdangkan pada adsorbn yang traktivasi muncul pita srapan pada bilangan glombang trsbut. Pita srapan dari adsorbn yang traktivasi pada bilangan glombang 1103,28 cm -1 dan 1373,32 cm -1 mnunjukkan adanya vibrasi rgangan simtri dan asimtri dari gugus SO 2 (Sastrohamidjojo,1991). Pita srapan trsbut muncul diduga brasal dari gugus sulfonat (RS(O) 2 O - ) dan sulfonil (RS(O) 2 R'). Hal ini dikarnakan pada adsorbn yang tidak traktivasi gugus sulfonat dan gugus sulfonil masih brikatan dngan snyawa organik volatil dalam air laut. Pita srapan pada bilangan glombang 1103,28 cm -1 dan 1373,32 cm -1 muncul akibat pmanasan 100 O C. Mnurut Ruliatima (2008) pmanasan mngakibatkan lpasnya snyawa-snyawa organik yang brsifat volatil trsbut shingga pmanasan dapat mngaktifkan gugus fungsional yaitu gugus sulfonat dan gugus sulfonil pada adsorbn yang traktivasi. Brdasarkan hasil karaktristik mnggunakan Spktrofotomtr Infra Mrah (IR) maka dapat disimpulkan bahwa Sargassum crassifolium mngandung gugus-gugus fungsi amina (- NH), hidroksil (-OH), karbonil (C=O). Slain itu, Sargassum crassifolium juga mngandung gugus fungsi sulfonat (RS(O) 2 O - ) dan sulfonil (RS(O) 2 R ). ph Optimum Adorpsi Hg(II) Grafik yang mnunjukkan pngaruh ph trhadap kapasitas adsorpsi Hg(II) olh adsorbn Sargassum crassifolium trdapat pada Gambar 3. Gambar 3 Grafik ph trhadap kapasitas adsorpsi. Gambar 3 mnunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi mningkat dari ph 4 sampai optimum pada ph 7 sdangkan di atas 7 kapasitas adsorpsi mulai mnurun. Fnomna trsbut dapat dijlaskan brdasarkan tinjauan kualitatif kbradaan spsi logam dan adsorbn di dalam larutan. Pada ph rndah yaitu ph 4-6 kapasitas adsorpsi Hg(II) rlatif kcil, dimana pada kondisi asam, ion H + pada larutan akan brkomptisi dngan Hg(II) dalam brikatan dngan gugus fungsi di prmukaan dinding sl alga. Namun, pada ph 7 kapasitas adsorpsi rlatif tinggi. Hal ini dikarnakan ion OH - dalam larutan lbih banyak, shingga komptisi ion H + dngan Hg(II) akan brkurang dalam brikatan dngan gugus aktif dari 33

7 adsorbn. Slain itu, pada ph 7 spsi molkul Hg(OH)Cl mncapai jumlah maksimum sdangkan jumlah molkul HgCl 2, dan Hg(OH) 2 tlah brkurang dibandingkan dngan pada ph di bawah 7 atau di atas 7 (Gambar 1). Molkul Hg(OH)Cl lbih mudah brintraksi dngan gugus aktif pada alga dibandingkan dngan komplks HgCl 2 dan Hg(OH) 2 shingga brdampak pada mningkatnya kapasitas adsorpsi pada ph 7. Slanjutnya pada ph lbih dari 7 kapasitas adsorpsi mulai mnurun karna spsi Hg(II) akan mulai mmbntuk ndapan (Tuzn, 2009). Uji statistik mnggunakan analisis ANOVA mnunjukkan bahwa rata-rata kapasitas adsorpsi pada brbagai variasi ph larutan brbda scara signifikan. Uji last significant diffrnc (LSD) mnunjukkan bahwa pada drajat kprcayaan 95 %, ph 4 tidak brbda signifikan dngan ph 6, bgitu pula dngan ph 6 tidak brbda signifikan dngan ph 8. Sdangkan pada ph 7 brbda signifikan (tidak idntik) dngan ph 4, 6 dan 8 pada kapasitas adsorpsi. Olh karna itu dapat disimpulkan bahwa ph optimum dalam pnlitian ini adalah ph 7. Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Hg(II) Waktu kontak mrupakan salah satu faktor yang dapat mmpngaruhi nilai kapasitas adsorpsi, dimana waktu kontak diprlukan untuk mncapai kstimbangan adsorpsi. Hasil pnlitian mnunjukkan bahwa pada waktu kontak lbih dari 120 mnit hingga 240 mnit kapasitas adsorpsi cndrung mnurun. Grafik yang mnunjukkan pngaruh waktu kontak trhadap kapasitas adsorpsi Hg(II) trdapat pada Gambar 4. Grafik pada gambar 4 mnunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi pada waktu kontak 30 mnit lbih rndah dibandingkan dngan 60 mnit. Hal ini dimungkinkan karna waktu kontak yang blum cukup bagi gugus aktif dari adsorbn brintraksi dngan logam dalam larutan, artinya blum banyak gugus aktif yang brpran mngadsorpsi Hg(II). Kmudian pada waktu kontak 60, 90, dan 120 mnit kapasitas adsorpsi mnunjukkan nilai yang tidak jauh brbda dan cndrung konstan. Hal ini diduga karna gugus aktif dari adsorbn sudah mncapai kjnuhan untuk brintraksi dngan Hg(II). Gambar 4 Grafik waktu kontak trhadap kapasitas adsorpsi. Pntapan waktu kontak optimum dilakukan dngan uji statistik mnggunakan analisis ANOVA yang mnunjukkan bahwa rata-rata kapasitas adsorpsi trhadap variasi waktu kontak brbda scara signifikan. Uji last significant diffrnc (LSD) mnunjukkan bahwa pada drajat kprcayaan 95%, waktu kontak slama 30 mnit brbda scara signifikan trhadap smua waktu kontak yaitu 60, 90 dan 120 mnit. Sdangkan pada waktu kontak 60 mnit tidak brbda scara signifikan trhadap waktu kontak 90 dan 120 mnit, ttapi pada waktu kontak 60, 90 dan 120 mnit brbda signifikan trhadap waktu kontak 30 mnit. Brdasarkan uji statistik maka disimpulkan bahwa waktu kontak optimum dalam pnlitian ini yaitu pada waktu kontak 60 mnit. Kapasitas Adsorpsi Maksimum Hg(II) Kapasitas adsorpsi maksimum Hg(II) ditntukan mlalui prsamaan isotrm adsorpsi dngan variasi konsntrasi awal dngan pross adsorpsi dilakukan pada ph dan waktu kontak optimum yaitu ph 7 dan 60 mnit. Kurva isotrm adsorpsi yang mnunjukkan hubungan antara jumlah Hg(II) yang tradsorpsi pada adsorbn Sargassum crassifolium dngan konsntrasi Hg(II) stlah adsorpsi mncapai kstimbangan trlihat dalam Gambar 5. 34

8 Kapasitas Adsorpsi Mrkuri Mnggunakan Adsorbn Sargassum crassifolium Traktivasi (Imlda H. Silalahi) Gambar 5 Kurva isotrm adsorpsi Hg(II) Kurva pada Gambar 5 mnunjukkan bahwa pola isotrm adsorpsi trbntuk dari monolapis diikuti dngan pmbntukan multilapis. Hal ini dapat dilihat pada konsntrasi awal yang rndah ditunjukkan olh nilai konsntrasi kstimbangan yang rndah dan kapasitas adsorpsi yang sama cndrung mmbntuk monolapis. Pada konsntrasi awal yang smakin bsar, nilai konsntrasi kstimbangan juga smakin bsar dan mnybabkan kapasitas adsorpsi mningkat dngan sdikit tajam. Gambaran kurva trsbut mnunjukkan trjadinya intraksi lanjutan antara adsorbat dngan adsorbn yang mmungkinkan trjadi pmbntukan multilapis. Tabl 1. ph awal dan ph stlah adsorpsi pada variasi konsntrasi awal Konsntrasi Awal (mmol/l) ph Awal ph Akhir 0,158 7,0 2,8 0,421 7,0 2,8 0,684 7,0 2,9 0,958 7,0 3,1 1,987 7,0 3,3 2,848 7,0 3,4 Pada kadaan monolapis yaitu pada konsntrasi akhir 0,158 hingga 0,421 mmol/l, diduga mkanism adsorpsi adalah prtukaran ion H + dngan Hg(II). Data pngukuran ph akhir stlah adsorpsi (Tabl 1) mnunjukkan bahwa trjadi plpasan ion H + dari gugus aktif adsorbn k dalam larutan shingga trjadi pnurunan ph stlah adsorpsi pada variasi konsntrasi ditandai olh mnurunnya ph stlah adsorpsi. Slanjutnya brdasarkan kurva isotrm adsorpsi garis yang cndrung linir mnunjukkan kadaan transisi dari monolapis k multilapis. Hal ini mngindikasikan trjadinya mkanism adsorpsi slain prtukaran ion yang diduga adalah pmbntukan komplks. Hal ini didukung olh data ph akhir stlah adsorpsi yang cndrung mningkat siring dngan pningkatan konsntrasi awal. Mskipun ph akhir mningkat siring dngan brtambahnya konsntrasi awal namun kapasitas adsorpsinya mningkat dngan signifikan. Mningkatnya kapasitas adsorpsi siring dngan pningkatan konsntrasi awal dapat pula dijlaskan brdasarkan rapatan partikl. Pada ph optimum 7 spsi yang trbntuk yaitu HgCl 2, Hg(OH)Cl, Hg(OH) 2 brbntuk molkulr, shingga dngan brtambahnya konsntrasi, krapatan partikl smakin bsar dan akan trjadi intraksi antar molkul Hg(II) mmbntuk multilapis. Modl isotrm adsorpsi dapat digunakan untuk mmbrikan karaktrisitik adsorpsi pada prmukaan adsorbn. Modl isotrm adsorpsi Langmuir mngasumsikan bahwa prmukaan adsorbn mmbntuk lapisan monolapis. Sdangkan modl isotrm Frundlich mngasumsikan bahwa prmukaan adsorbn mmbntuk lapisan yang multilapis. Evaluasi paramtr adsorpsi dapat dilakukan dngan mntapkan modl isotrm Langmuir dan Frundlich. Grafik linir isotrm Langmuir dapat diprolh dngan mmbuat hubungan linir antara 1/C dan1/q sprti trlihat pada Gambar 6, sdangkan grafik linir isotrm adsorpsi Frundlich dapat diprolh dngan mmbuat hubungan antara log C dan log q (Gambar 7). Brdasarkan Gambar 6 dan 7, adsorpsi Hg(II) olh Sargassum crassifolium cndrung mngikuti pola isotrm adsorpsi Langmuir dan Frundlich. Hal ini dapat dilihat dari harga kofisin korlasi (R 2 ) (Tabl 2). Data trsbut ssuai dngan modl isotrm adsorpsi yang mnunjukkan bahwa adsorpsi trjadi scara monolapis dan diikuti dngan multilapis. 35

9 Gambar 6 Kurva linir brdasarkan prsamaan isotrm adsorpsi Langmuir. Gambar 7 Kurva linir brdasarkan prsamaan isotrm adsorpsi Frundlich. Brdasarkan Gambar 6 dan 7, adsorpsi Hg(II) olh Sargassum crassifolium cndrung mngikuti pola isotrm adsorpsi Langmuir dan Frundlich. Hal ini dapat dilihat dari harga kofisin korlasi (R 2 ) (Tabl 2). Data trsbut ssuai dngan modl isotrm adsorpsi yang mnunjukkan bahwa adsorpsi trjadi scara monolapis dan diikuti dngan multilapis. Tabl 2. Prsamaan korlasi modl adsorpsi Isotrm Langmuir dan Frundlich pada adsorpsi Hg(II) olh Sargassum crassifolium traktivasi. Isotrm Adsorpsi Langmuir Isotrm Adsorpsi Frundlich Prsamaan garis R 2 Prsamaan garis R 2 y= 7,4897x + 0,3437 0,9992 y= 0,9484x 0,9006 0,9959 Brdasarkan prsamaan dari kurva isotrm Langmuir pada Gambar 6, maka diprolh nilai kapasitas adsorpsi maksimum (q max ) Hg(II) mnggunakan Sargassum crassifolium sbsar 2,90 mmol/g. Bsarnya nilai kapasitas adsorpsi suatu adsorbn brgantung dari jumlah gugus-gugus ion yang dapat ditukarkan yang trkandung dalam stiap gram adsorbn trsbut. Smakin bsar jumlah gugus-gugus trsbut smakin bsar pula nilai kapasitas adsorpsinya (Day dan Undrwood, 2002). Pnlitian yang sudah dilakukan dalam mngadsorpsi Hg(II) dalam bntuk molkul yaitu adsorpsi Hg(II) mnggunakan Cystosira baccata yang diaktivasi mlalui pmanasan mnunjukkan bahwa adsorpsi optimum pada ph 6 dngan kapasitas adsorpsi maksimum sbsar 1,64 mmol/g (Hrro, t al, 2005). Hasil pnlitian trsbut lbih kcil bila dibandingkan dngan hasil pnlitian ini. Prbdaan ini diduga karna pada pnlitian sblumnya adsorbn yang digunakan hanya mlalui tahapan aktivasi 36

10 Kapasitas Adsorpsi Mrkuri Mnggunakan Adsorbn Sargassum crassifolium Traktivasi (Imlda H. Silalahi) dngan pmanasan, shingga kapasitas adsorpsi maksimum yang dihasilkan lbih rndah, sdangkan pada pnlitian ini adsorbn yang digunakan trlbih dulu diaktivasi mlalui protonasi yang dilanjutkan dngan pmanasan. 4. KESIMPULAN Brdasarkan hasil pnlitian yang tlah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum adsorpsi Hg(II) mnggunakan Sargassum crassifolium traktivasi adalah pada ph 7 dan waktu kontak 60 mnit, sdangkan kapasitas adsorpsi maksimum ion Hg(II) mnggunakan Sargassum crassifolium traktivasi adalah 2,90 mmol/g. UCAPAN TERIMA KASIH Trima kasih kpada DIT.LITABMAS, DIKTI yang tlah mnydiakan dana pnlitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alcantara, R.T. Apodaca, D.C. dan D Guzman, M.R Th Effct Of Th Prsnc Of Cu 2+ And F 3+ Mtal Ions On Th Sorption Of Mrcuric Ion (Hg 2+ ) By Sargassum cristafolium. A. J. Ch. E. 7: Alfian, Z Mrkuri Antara Manfaat dan Efk Pnggunaannya Bagi Kshatan Manusia dan Lingkungannya. Rpository. Univrsitas Sumatra Utara. Chn, Paul, J., and Yang, L Study of a Havy Mtal Biosorption onto Raw and Chmically Modifid Sargassum sp. Via Spctroscopic and Modlling Analysis. J. Langmuir. (22): Day, R.A. dan Undrwood, A. 2002, Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi k- 6. Erlangga. Jakarta. Fourst, E., dan Volsky, B. 1996, Contribution of Sulfonat Groups and Alginat to Havy Mtal Biosorption by Th Dry Biomass of Sargassum fluitans. Environ. Sci. Tchnol. 30: Ghadi, M., M.R. Fathi, A. Shokrollahi, F. Shajarat Highly Slctiv And Snsitiv Prconcntration Of Mrcury Ion And Dtrmination By Cold Vapor Atomic Absorption Spctroscopy. Anal. Ltt. 39: Hrro, R., P. Lodiro, C. Ry-Castr, T. Vilarino dan M.E. Sastr d Vicnt Rmoval of Inorganic Mrcury From Aquous Solutions by Biomass of Th Marin Macroalga Cystosira Baccata. Watr Rs. 39: Kay, G.W. dan T.H. Laby Tabls of Physical and Chmical Constans. London and Nw York, Longman. Martaningtyas, D Logam Brat Mrkuri. Dalam Pikiran Rakyat Cybr Mdia. Edisi Bandung. Morl, F.M.M., Ann M.L.K., dan Marc K Th Chmical Cycl and Bioaccumulation of Mrcury. Annual Rviw of Ecology and Systmatics. Vol 29, Pp Palar, H., Pncmaran Dan Toksikologi Logam Brat. Rinka Cipta. Jakarta. Park, D., Yun, Y.S., dan Park, J.M Studis of Hxavalnt Chromium Biosorption by Chmically-tratd Biomass of Ecklonia sp. J. Chmosphr. 60 (2005) , South Kora. Ruliatima Kintika Dan Kapasitas Adsorpsi Ion Cr(III) Olh Sargassum crassifolium Traktivasi. Skripsi. Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, Univrsitas Tanjungpura. Pontianak. Sastrohamidjodjo, H Spktroskopi. Edisi k-2. Librty. Yogyakarta. Sobral, L.G.S., Frnands, A.L.V. dan Lima, R.B., Polishing Tratmnt Of Mrcury-Baring Liquid Efflunt 37

11 From Th Chlor-Alkali Industry By Using Th Biomass Sargassum Sp. Dalam Intrnational Confrnc on Mrcury. By Global Polutant (Icmgp). Slovnia. Stwrtka, A. 1998, Guid To Th Elmnts. Oxford Univrsity Prss. Nw York. Suhndrayatna Biormoval Logam Brat Dngan Mnggunakan Mikroorganism: Suatu Kajian Kpustakaan. Dalam Sminar Biotknologi. Sinrgi Forum-Institut Of Tchnology. Tokyo. Sugiyarto, K.H Kimia Anorganik II. Univrsitas Ngri Yogyakarta. Yogyakarta Tuzn, M., Ahmt, S., Durali, dan M., Mustafa, S Biosorptiv Rmoval of Mrcury(II) from Aquous Solution Using Lichn (Xanthoparmlia consprsa) Biomass: Kintic and Equilibrium Studis. Journal of Hazardous Matrials. 169 (2009) , Turky. Vglio, F dan F. Bolchini Rmoval of Mtals By Biosorption: A Rviw. Hydromtallurgy. 44: Volsky, B Biosorption Of Havy Mtals. CRC Prss. Boston. Winarno, F.G Tknologi Pngolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 38

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI Dsi Hltina Jurusan Tknik Kimia,Fakultas Tknik Univrsitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam Pkanbaru Riau Tlp. (0761) 566937,

Lebih terperinci

KAJIAN BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT

KAJIAN BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT KAJIAN BIOMASSA FITOPLANKTON LAUT Ttraslmis chuii PADA PENYERAPAN ION Cr 6+ Tiurlina Sirgar*, dan Yomima Agns Bonay** *Univrsitas Cndrawasih, Jalan Raya Abpura, Kampus UNCEN Jayapura-Papua, **) SMAN 5

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS Irwanda Pratama 1*, Lia Dstiarti 1, Nurlina 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Univrsitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI DENI SWANTOMO, NOOR ANIS KUNDARI, SATRIAWAN LUHUR PAMBUDI Skolah Tinggi Tknologi Nuklir-Badan Tnaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O.Box 6101

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

Pemanfaatan Karbon Aktif dari Ampas Teh sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi β-karoten yang Terkandung dalam Minyak Kelapa Sawit Mentah

Pemanfaatan Karbon Aktif dari Ampas Teh sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi β-karoten yang Terkandung dalam Minyak Kelapa Sawit Mentah Jurnal Rkayasa Kimia dan Lingkungan Vol., No. 2, Hlm. 92-98, Dsmbr 206 ISSN 42-5064, -ISSN 2356-66 DOI: https://doi.org/0.23955/rkl.vi2.5402 Pmanfaatan Karbon Aktif dari Ampas Th sbagai Adsorbn pada Pross

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ADSORPSI FENOL DARI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA PADA ARANG AKTIF

KESETIMBANGAN ADSORPSI FENOL DARI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA PADA ARANG AKTIF KESETIMBANGAN ADSORPSI FENOL DARI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA PADA ARANG AKTIF Adsoprtion Equilibrium of Phnol From Liquid Smok of Coconut Shll onto Activatd Carbon Syahrani Kadir 1, Purnama Darmadji

Lebih terperinci

Penjerapan Ion Logam Cadmium dalam Larutan Encer Menggunakan Baggase Fly Ash Teraktivasi

Penjerapan Ion Logam Cadmium dalam Larutan Encer Menggunakan Baggase Fly Ash Teraktivasi Jurnal Rkayasa Pross, Vol. 4, No., 200 7 Pnjrapan Ion Logam Cadmium dalam Larutan Encr Mnggunakan Baggas Fly Ash Traktivasi Martha Hlsanggi, Agus Prastya* Jurusan Tknik Kimia, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tknologi, dan Kshatan ISSN 2089-3582 KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT 1 Munawar 1 Jurusan Tknik Kimia Politknik Ngri Lhoksumaw, Jl. B. Ach - Mdan Km. 280,

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA

KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA KINETIKA DAN THERMODINAMIKA ADSORBSI ORANGE DNA 13 DENGAN ADSORBEN KARBON AKTIF ARANG BATU BARA Kusmiyati 1, Virgita Dwi Rachmatika 2, Dnny Vitasari 3, Ahmad M Fuadi 4 1,2,3,4 Jurusan Tknik Kimia Univrsitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *)

PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM Cu. Mochtar Hadiwidodo *) PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG MENGANDUNG LOGAM u Mochtar Hadiwidodo *) Abstract Th industrial dvlopmnt hav bn incrasd togthr with th incrasmnt of th socity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Komposisi Abu Skam Padi Bbrapa studi tlah dilakukan untuk mnganalisis kadar silika di dalam abu skam padi. Trdapat prbdaan tntang kadar silika dalam abu skam padi yang kmungkinan

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA REACTIVE BLUE 19

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA REACTIVE BLUE 19 PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA REACTIVE BLUE 19 Hrry Purnama 1), Ambar Rahman Kurnianto 2) 1 Fakultas Tknik, Prodi Tknik Kimia, Univrsitas Muhammadiyah Surakarta mail: hp269@ums.ac.id

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

Studi Kesetimbangan Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant (RB) Red F3B pada Selulosa Jerami Padi

Studi Kesetimbangan Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant (RB) Red F3B pada Selulosa Jerami Padi Studi Kstimbangan Adsorpsi Zat Warna Tkstil Rmazol Brilliant (RB) Rd F3B pada Slulosa Jrami Padi Muhammad Ali Zulfikar, Tri Widiyansyah, Sapudin Suwarsa KK Kimia Analitik, Institut Tknologi Bandung Jl.

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

STUDI KINETIKA ADSORPSI BIRU METILENA PADA KITIN DAN KITOSAN

STUDI KINETIKA ADSORPSI BIRU METILENA PADA KITIN DAN KITOSAN J. Sains MIPA, Dsmbr 2007, Vol. 13, No. 3, Hal.: 171-176 ISSN 1978-1873 ABSTRACT STUDI KINETIKA ADSRPSI BIRU METILENA PADA KITIN DAN KITSAN Eirn G. Fransina dan Mathis F.J.D.P. Tanasal Jurusan Kimia FMIPA

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

The Isotherm Adsorption of Cu 2+ Ions in Aquoeus Solutions by Cross-Linked Chitosan-Cellulose Membrane Composite

The Isotherm Adsorption of Cu 2+ Ions in Aquoeus Solutions by Cross-Linked Chitosan-Cellulose Membrane Composite IPTEK, Th Journal for Tchnology and Scinc, Vol. 18, No. 4, Novmbr 2007 103 Th Isothrm Adsorption of Cu 2+ Ions in Aquous Solutions by Cross-inkd Chitosan-Cllulos Mmbran Composit Eko Santoso 1, ndro Yuwono

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER PENGARUH VARIASI JARAK KOLOM KAPUR DALAM STABILISASI LEMPUNG LUNAK PADA TINJAUAN NILAI

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

NILAI MUATAN TITIK NOL (MTN) DAN HUBUNGANNYA DENGAN ERAPAN KALIUM PADA TANAH GAM BUT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TENGAH

NILAI MUATAN TITIK NOL (MTN) DAN HUBUNGANNYA DENGAN ERAPAN KALIUM PADA TANAH GAM BUT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TENGAH Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol. 6 No.2,OktobT 2004: 7582 ISSN 14107333 NILAI MATAN TITIK NOL (MTN) DAN HBNGANNYA DNGAN RAPAN KALIM PADA TANAH GAM BT PANTAI JAMBI DAN KALIMANTAN TNGAH Valu of th Zro Point

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Ctakan I, Agustus 2014 Ditrbitkan olh: Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, Univrsitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Dskripsi halaman sampul : Gambar yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS L.) SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC 1) Maya Sukma

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

APLIKASI KITOSAN BERDERAJAT DEASETILASI TINGGI SEBAGAI ADSORBENT ZAT WARNA TARTRAZINA

APLIKASI KITOSAN BERDERAJAT DEASETILASI TINGGI SEBAGAI ADSORBENT ZAT WARNA TARTRAZINA APLIKASI KITOSAN BERDERAJAT DEASETILASI TINGGI SEBAGAI ADSORBENT ZAT WARNA TARTRAZINA Mathis F.J.D.P. Tanasal*, H. Thubijuluw, Srly J. Skwal Jurusan Kimia Fakultas Matmatka dan Ilmu Pngtahuan Alam, Univrsitas

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta

Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta Kod: SP-014-010 diisi panitia Procding Biology Education Confrnc (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 770-776 Idntifikasi Lumut Krak (Lichn) Di Ara Kampus Univrsitas Muhammadiyah Surakarta Efri Roziaty Program

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPEC HV-505

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPEC HV-505 FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN JAMU IJI (Psidium guajava L) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPE HV505 osro Sobagio, Taofik Rusdiana, dan Ad Kurniawati S. Fakultas Farmasi Univrsitas Padjadjaran ASTRAK

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Nama Lngkap Sriwahyuni Djamil Tmpat/ Tanggal Lahir Gorontalo, 07 Juli 1990 Agama Islam Jnis Klamin Prmpuan Nomor Induk Mahasiswa

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA (Kode : C-10) PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEMBAGA DENGAN MEMANFAATKAN ADSORBEN ZEOLIT ALAM YANG TERIMPREGNASI

KIMIA FISIKA (Kode : C-10) PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEMBAGA DENGAN MEMANFAATKAN ADSORBEN ZEOLIT ALAM YANG TERIMPREGNASI MAKALAH PEDAMPIG KIMIA FISIKA (Kod : C-10) ISB : 978-979-1533-85-0 PEGOLAHA LIMBAH CAIR TEMBAGA DEGA MEMAFAATKA ADSORBE ZEOLIT ALAM YAG TERIMPREGASI Danil Indrayana Satyautra* *Staf Pngajar Program Studi

Lebih terperinci

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH 70 RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH Olh Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti Abstrak: Hakikat sains

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area) KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Charactristic and Accidnt Probability on Privat Car in Urban Ara) Lasmini Ambarwati, Harnn Sulistio, Gama Hndika Ngara, Zanuar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI MEMBRAN NANOKOMPOSIT SEBAGAI ELEKTROLIT SEL BAHAN BAKAR HIDROGEN PADA PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL

APLIKASI MEMBRAN NANOKOMPOSIT SEBAGAI ELEKTROLIT SEL BAHAN BAKAR HIDROGEN PADA PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL Jurnal Sains Matri Indonsia Indonsian Journal of Matrials Scinc Vol. 12, No. 1, Oktobr 2, hal : 2-8 ISSN : 1411-98 Akrditasi LIPI Nomor : 42/D/2 Tanggal 6 Mi 2 APLIKASI MEMBRAN NANOKOMPOSIT SEBAGAI ELEKTROLIT

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5.1 Pndahuluan Efktivitas pngoprasian kapal di laut pada dasarnya sangat dipngaruhi olh klaiklautan (saworthinss) dan sakindlinss dari kapal itu

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1) EKO-REGIONAL, Vol.3, No.2, Sptmbr 2008 POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Olh: Endang Stiasih 1) 1) Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci