Pemodelan Sistem Interaksi Obat dengan Menggunakan Fuzzy Inference System dan Pareto Optimality

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan Sistem Interaksi Obat dengan Menggunakan Fuzzy Inference System dan Pareto Optimality"

Transkripsi

1 IJCCS, Vol.6, No.1, Januay 2012, pp. 23~32 ISSN: Pemodelan Sistem Inteaksi Obat dengan Menggunakan Fuzzy Infeence System dan Paeto Optimality Elena Yustina* 1, Subana 2 1 Pogam Studi S2/S3 Ilkom, FMIPA, UGM, Yogyakata 2 Juusan Ilmu Kompute dan Elektonika, FMIPA UGM, Yogyakata * 1 elena4488@gmail.com, 2 subana@yahoo.com Abstak Inteaksi obat meupakan inteaksi yang tejadi anta obat yang di konsumsi secaa besamaan. Inteaksi obat dapat menghasilkan efek baik tehadap pasien, namun tidak jaang menghasilkan efek buuk. Pendeita penyakit hipetensi yang disetai diabetes dihaapkan dapat mengontol tekanan daah dan kada gula daah aga tetap dalam keadaan nomal, untuk itu pelu dipehatikan penggunaan obat untuk kedua penyakit tesebut aga menghasilkan teapi yang efektif. Paeto optimality adalah konsep popula dalam penentuan solusi optimal masalah multi-objektif. Dalam menentukan solusi optimal masalah multi-objektif haus dipehatikan setiap fungsi tujuan, tidak jaang fungsi tujuan betentangan. Inteaksi dua obat mempunyai dua fungsi tujuan yaitu memaksimalkan efek positif dan meminimalkan efek negatif, sehingga pelu dicai solusi optimal penggunaannya untuk mencapai teapi yang dihaapkan. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy Infeence Sistem (FIS) untuk menentukan obat yang sesuai untuk menjaga aga tekanan daah pendeita penyakit hipetensi dan kada gula daah pendeita diabetes tetap tekontol dalam keadaan nomal seta paeto optimality dalam mencai solusi optimal penggunaan obat. Fuzzy Infeence System menghasilkan output pilihan golongan obat bedasakan atuan-atuan fuzzy sesuai dengan kondisi penyakit pasien. Pehitungan optimasi dengan metode paeto optimality menghasilkan pasangan solusi untuk pemakaian obat diabetes dan hipetensi yang memenuhi batasan nilai kada minimal efektif (Minimum Effective Concentation; MEC) dan kada toksik maksimum (Minimum Toxic Concentation; MTC) masing-masing obat. Kata kunci Fuzzy Infeence System, Paeto Optimality, Inteaksi Obat Abstact Dug inteactions is the inteaction occus between dugs that consumption simultaneously. Dug inteactions can poduce a good effect on patients, but not aely poduce advese effects. Patients with diabetes and hypetension expected to contol blood pessue and blood glucose levels to emain in nomal cicumstances, it is necessay to conside the use of medications fo both diseases in ode to poduce effective theapies. Paeto optimality is a popula concept in the detemination optimal solution of multiobjective poblems. In detemining the optimal solution of multiobjective poblem should pay attention fo each objective function, fequently conflicting objective functions. The inteaction of two dugs has two objective function that is maximizing the positive effects and minimize negative effects. So its use is necessay to find optimal solutions to achieve the expected theapeutic. This eseach using Fuzzy Infeence Sistem (FIS) to detemine the appopiate medication to keep blood pessue and blood glucose levels of patients with hypetension and diabetes unde contol in nomal and Paeto optimality to detemine dug optimal solution. Fuzzy Infeence System geneates output choice of dug classes based on fuzzy ules in accodance with the patient's disease condition. Paeto optimality poduces a pai solution fo Received Febuay 22 th,2012; Revised Mach 15 th, 2012; Accepted June 10 th, 2012

2 24 ISSN: diabetes and hypetension dug that satisfy thesholds the minimum effective level (Minimum Effective Concentation; MEC) and maximum toxic levels (Minimum Toxic Concentation; MTC) of each dug. Keywods Fuzzy Infeence System, Paeto Optimality, Dug Inteaction. O 1. PENDAHULUAN bat meupakan elemen yang sangat penting untuk mencegah maupun mengobati penyakit dan keluhan kesehatan. Pesatnya kemajuan teknologi dalam pengembangan obat bau memungkinkan pasien untuk mempeoleh pengobatan yang tepat, efektif dan efisien, namun juga mengandung esiko yang dapat membahayakan keselamatan pasien. Hampi setiap oang penah minum obat, tetapi mungkin banyak yang tidak menauh pehatian tehadap obat yang dikonsumsi. Banyak oang minum obat bebas atau obat yang diesepkan dokte tanpa mempedulikan kemungkinan timbulnya efek samping dai obat yang diminum. Salah satu fakto yang dapat mengubah espon obat-obat adalah pembeian secaa besamaan dengan obat-obat lain. Inteaksi obat atau yang lebih dikenal dengan istilah dug inteaction meupakan inteaksi yang tejadi anta obat yang di konsumsi secaa besamaan. Inteaksi obat dapat menghasilkan efek baik tehadap pasien, namun tidak jaang menghasilkan efek buuk, sehingga hal ini meupakan salah satu penyebab banyak tejadinya kesalahan pengobatan. Secaa umum, kesalahan pengobatan akibat inteaksi obat jaang teungkap akibat kuangnya pengetahuan tehadap efek samping yang ditimbulkan. Teapi yang optimal memelukan penentuan jenis obat secaa tepat temasuk dosisnya. Tecapainya kada optimal mempunyai ati bahwa kada obat di dalam daah beada dalam kisaan teapi, yaitu tidak melampaui kada toksik minimal (KTM) sehingga tidak menimbulkan efek samping atau efek toksik, dan tidak beada di bawah kada efektif minimal (KEM) yang menyebabkan kegagalan teapi[1]. Pelayanan infomasi obat sebagai salah satu bentuk pelayanan famasi klinis diaahkan untuk mengoptimalkan kualitas medis. Pelayanan famasi klinis betujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat meneima obat yang asional, yakni sesuai dengan kebutuhan pasien, sehingga dihaapkan dapat menguangi isiko eaksi obat yang tidak dikehendaki yang mungkin tejadi. Inteaksi obat dapat menyebabkan eaksi obat yang tidak dikehendaki apabila potensi tejadinya inteaksi tesebut tidak diketahui sebelumnya sehingga tidak dapat dilakukan upayaupaya optimalisasi. Potensi inteaksi obat dengan mempetimbangkan isk and benefit aga dapat mengatasi kemungkinan tejadinya potensi inteaksi[2]. Banyak masalah optimisasi memelukan peancang untuk mengoptimisasi sejumlah objektif yang bemasalah. Objektif objektif tesebut betentangan satu dengan yang lainnya jika sebuah peningkatan dalam satu objektif menimbulkan kemunduan pada yang lain. Penelitian tesebut mengkaji secaa teoitis pemasalahan linie dan non linie dengan meneapkan metode paeto font untuk menyelesaikan optimisasi pada pemasalahan multi objektif. Sistem yang dibuat dan diancang pada saat input fungsi objektif dan kendala, baik yang besifat linie ataupun non linie dan meupakan multi objektif maka akan diselesaikan dengan paeto font dengan hasil yang dipeoleh beupa numeik dan gafik[3]. Penyakit dan efek obat adalah sesuatu yang tidak bisa di tentukan secaa pasti sebeapa pengauhnya. Penyakit hipetensi dan diabetes meupakan fakto esiko bebagai penyakit sepeti stoke, seangan jantung, gagal jantung dan aneuisma ateial, gagal jantung dan sebagainya, untuk menguangi kemungkinan timbulnya penyakit tesebut dapat dilakukan dengan mengontol tekanan daah pada pendeita hipetensi dan untuk pendeita penyakit diabetes dilakukan dengan mengontol kada gula daah aga tetap dalam keadaan nomal. Hal ini tentu dipelukan obat yang dapat menjaga aga tekanan daah dan gula daah selalu dalam keadaan nomal. IJCCS Vol. 6, No. 1, Januay 2012 : 23 32

3 IJCCS ISSN: IJCCS ISSN: Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy Infeence Sistem (FIS) untuk menentukan obat yang sesuai untuk menjaga aga tekanan daah pendeita penyakit hipetensi dan kada gula daah pendeita diabetes tetap tekontol dalam keadaan nomal. Solusi yang baik dai pembeian obat yang behubungan dengan esep obat dengan mempetimbangkan efek inteaksi anta obat dan tidak membuat efek inteaksi obat yang lain menjadi lebih buuk. Solusi optimal dapat ditentukan jika tidak tejadi konflik yaitu timbul efek inteaksi obat yang negatif, namun jika tejadi konflik maka solusi optimalnya adalah solusi optimal paeto, untuk itu Paeto Optimality yang digunakan untuk menentukan solusi optimal penggunaan obat. 2. METODE PENELITIAN Sistem yang di bangun akan menggunakan dua metode yaitu Fuzzy Infeence System untuk menentukan obat yang akan digunakan untuk kondisi penyakit tetentu dan Metode Optimasi menggunakan paeto optimality dalam menyelesaikan optimalitas penggunaan dua obat secaa besama. Adapun langkah demi langkah tahapan jalannya sistem yang dibuat yaitu : 1. Input data yang dibutuhkan sistem, yaitu data obat. 2. Use menginputkan kondisi tekanan daah sistolik dan diastolik seta kada glukosa daah untuk menentukan tingkat penyakit hipetensi dan diabetes. 3. Use memilih dua obat yang akan di gunakan secaa besama dai data obat yang tesedia. 4. Bedasakan obat yang telah dipilih maka dibuat model matematika untuk menghitung optimalitas penggunaan obat tesebut. 5. Pehitungan optimasi menghasilkan kombinasi 2 obat untuk penyakit hipetensi dan diabetes yang dapat di gunakan oleh use sebagai acuan penggunaan obat, hasil di tampilkan dalam tabel hasil optimasi dan secaa gafik. Flowchat sistem dapat dilihat pada Gamba 1 Mulai Input Tekanan daah, kada glukosa daah Selesaikan Dengan FIS Output Obat Hipetensi dan Diabetes Selesaikan Paeto Output Obat Optimal Selesai Gamba 1. Flowchat Sistem 2.1 Konstuksi FIS Himpunan fuzzy yang dibuat untuk tiap-tiap vaiabel input telihat pada Tabel 1 Fungsi deajat keanggotaan yang digunakan pada tiap vaiabel fuzzy ditentukan bedasakan klasifikasi tingkat penyakit. Deajat keanggotaan ( ) untuk setiap himpunan fuzzy mempunyai inteval dai Sistem Inteaksi Obat Menggunakan FIS dan Paeto Optimality (Elena Yustina)

4 26 ISSN: sampai dengan 1. Nilai 1 menunjukkan kanggotaan mutlak (100%) sedangkan hilai 0 menunjukkan tidak adanya keanggotaan (0%) di dalam himpunan fuzzy tesebut. Tabel 1 Himpunan Input Fuzzy Vaiabel Himpunan input fuzzy Nama Notasi Nama Domain Nomal [90, 130] hs Pe-hipetensi [120, 140] Hipetensi1 [135, 165] Hipetensi2 [155, 200] Tekanan Daah Sistolik Tekanan Daah Diastolik Kada Glukosa Daah hd dp Nomal [60, 80] Pe-hipetensi [75, 95] Hipetensi1 [90, 105] Hipetensi2 [100, 120] Nomal Ringan [90, 120] [110, 180] Sedang [170, 220] Beat [200, 300] Tabel 2 Himpunan Output Fuzzy Vaiabel Himpunan input fuzzy Nama Notasi Nama Domain ACE I [0,25] Golongan Obat ARB [20,45] gh Diuetik [40,65] Hipetensi Beta Blocke [60,85] CCB [80,100] Sulfoniluea [0,25] Golongan Obat Diabetes Gd Tiazolidindion [20,45] Penghambat α- [40,65] glukosidase Biguanida [60,85] Insulin [80,100] Fungsi deajat keanggotaan dai vaiabel tekanan daah sistolik di definisikan pesamaan: (1) (2) (3) (4) Fungsi deajat keanggotaan dai vaiabel tekanan daah diastolik di definisikan pesamaan: IJCCS Vol. 6, No. 1, Januay 2012 : 23 32

5 IJCCS ISSN: IJCCS ISSN: (5) (6) (7) (8) Fungsi deajat keanggotaan dai vaiabel kada glukosa daah di definisikan pesamaan (9) (10) (11) (12) Secaa umum ules dibuat oleh paka bedasakan teoi dan paktek dilapangan. Rules beupa penyataan-penyataan kualitatif yang ditulis dalam bentuk IF THEN, sehingga mudah di mengeti. Rules pada FIS penelitian ini dipeoleh dai teoi paktis tentang penyakit hipetensi dan diabetes seta pendapat dai dokte. 2.2 Model Matematika Inteaksi Obat Model matematika dibuat bedasakan obat yang dipilih oleh pengguna dai golongan tetentu sesuai dengan kondisi penyakit, masing-masing obat memiliki data yang bebeda, oleh sebeb itu model matematika yang tebentuk bebeda untuk setiap obat. Paamete famakokinetika suatu obat dapat mengalami peubahan kaena tejadinya inteaksi suatu obat dengan obat lain di dalam tubuh pada pemakaian secaa besamaan atau beuutan. Inteaksi obat didefinisikan sebagai suatu keadaan bilamana suatu obat di pengauhi oleh penambahan obat lain dan mendapat pengauh klinis. Akibat dai inteaksi tesebut dapat Sistem Inteaksi Obat Menggunakan FIS dan Paeto Optimality (Elena Yustina)

6 28 ISSN: beupa efek obat ataupun peubahan poses famakokinetika dan famakodinamika masingmasing obat. Untuk bebeapa obat, hubungan antaa jumlah obat yang dibeikan dan efeknya entitas, disebut sebagai famakodinamika, seing dimodelkan oleh fungsi sigmoid. Model famakodinamik dinyatakan sebagai fungsi dai konsentasi kompatemen efek. Sebuah kuva sigmoid dapat diadopsi untuk menggambakan baik efek positif dan negatif famakodinamik obat. Untuk satu obat, model dapat diingkas dalam pesaman beikut:[4] (13) dimana E max adalah efek individu obat positif dan E maxn adalah efek individu obat negatif; EC 50 dan EC 50N adalah dosis obat yang dibutuhkan untuk mencapai 50 % dai efek positif dan negatif maksimum; γ dan γ N adalah paamete modulasi kemiingan kuva sigmoid masing-masing positif dan negatif; C adalah konsentasi obat dalam kompatemen efek. Dalam kasus administasi gabungan dai dua atau lebih obat, potensi inteaksi haus dipetimbangkan, di mana kombinasi obat dianggap sebagai obat bau yang mempunyai hubungan famakodinamik sigmoid sendii. Model ini disebut sebagai Minto model. Minto Model dipeluas untuk mempehitungkan inteaksi yang timbul dai efek negatif. Untuk pemahaman yang lebih baik dai peluasan yang diusulkan, aspek-aspek utama dai model Minto secaa singkat diingkas dalam kombinasi dua obat, tetapi model ini umumnya belaku untuk kombinasi dai dua obat atau lebih. Kombinasi dua obat didefinisikan oleh asio konsentasi nomalisasi (θ) yaitu: (14) (15) (17) dimana U A dan U B adalah konsentasi dinomalisasi masing-masing obat A dan B, dan asio obat (θ bekisa dai 0 hingga 1). Menuut pendekatan Minto Model, efek positif dai kombinasi dapat dimodelkan oleh elasi famakodinamik sigmoid dimana paamete adalah fungsi dai asio obat, paamete famakodinamik individu masing-masing obat, dan paamete lainnya yang menggambakan efek inteaksi. Penelitian ini tedapat dua fungsi tujuan yaitu efek positif dan efek negatif, efek positif diumuskan dalam pesamaan (16) (18) dimana paamete famakodinamik global dapat dinyatakan dai fungsi paamete famakodinamik obat tunggal, asio obat (θ) dan paamete inteaksi (β i ) (19) (20) (21) dengan mempeluas pendekatan ini, maka untuk efek negatif diumuskan dalam pesamaan IJCCS Vol. 6, No. 1, Januay 2012 : 23 32

7 IJCCS ISSN: IJCCS ISSN: (22) dimana Rasio θ N didefinisikan dengan : (23) (24) (25) (28) dengan pendekatan ini, paamete obat yang dibeikan hanya tebatas paamete inteaksi yang dipelukan dalam angka untuk menghitung fungsi kesehatan untuk mempeoleh efek yang dihasilkan. Keuntungan utama dai pendekatan ini adalah dengan ketebatasan yang ditetapkan oleh efek negatif ke dalam ekspesi untuk fungsi kesehatan, "jangkauan optimal" dai kompatemen konsentasi efek dapat diidentifikasi sebagai set konsentasi yang mengaah ke maksimum atau setidaknya untuk nilai fungsi kesehatan yang memadai. 2.3 Komputasi Paeto Ketika menghitung Paeto Font, dua penyelesaian dibandingkan dan penyelesaian yang didominasi dikeluakan dai kumpulan kandidat pengoptimal Paeto. Oleh sebab itu, Paeto Font tedii dai penyelesaian-penyelesaian yang tidak didominasi. [5] Untuk memposes, bebeapa notasi dibutuhkan. Misalkan (26) (27) T 1, x2, x3 xn (29) x x,..., Buatlah ke- sebagai kandidat penyelesaian optimal Paeto, = 1,2,...,R, di mana R adalah jumlah kandidat penyelesaian Paeto. Misalkan T ( x ) f1 ( x1 ), f2( x2 ), f3( x3 ),..., fl ( xn (30) f ) Pehitungan nilai vekto fungsi obyektif, untuk suatu kandidat penyelesaian bau x j, evaluasi vekto fungsi obyektif f(x j ), kemudian bandingkan kandidat penyelesaian bau dengan penyelesaian-penyelesaian Paeto yang ada. Pelu dipetimbangkan tiga hal: x j mendominasi setidaknya satu kandidat penyelesaian. x j tidak mendominasi kandidat-kandidat penyelesaian yang lain. x j didominasi oleh satu kandidat penyelesaian. Jika x j mendominasi setidaknya satu kandidat penyelesaian, penyelesaian yang didominasi tesebut haus dihapus dai kumpulan penyelesaian tesebut dan tambahkan penyelesaian yang bau x j ke kumpulan kandidat. Kasus kedua, saat kandidat penyelesaian bau x j tidak mendominasi kandidat penyelesaian Paeto yang lain, tambahkan penyelesaian Paeto yang bau tesebut ke dalam kumpulan kandidat penyelesaian Paeto. Kasus ketiga, ketika kandidat penyelesaian yang bau didominasi oleh paling tidak satu kandidat penyelesaian Paeto yang ada, maka tidak boleh mengubah kumpulan kandidat penyelesaian Paeto yang ada. Sistem Inteaksi Obat Menggunakan FIS dan Paeto Optimality (Elena Yustina)

8 30 ISSN: Algoitma untuk membangkitkan Paeto Font yang mengimplementasikan ide-ide yang awal/yang telebih dahulu. Algoitma ini adalah sebuah modifikasi mino dai algoitma Osyczka (91, pp ). Misalkan J meupakan jumlah kandidat penyelesaian yang dicek/dipeiksa sebagai untuk pengoptimalisasian, sementaa R adalah jumlah kandidat penyelesaian Paeto saat ini. Ingatlah bahwa l adalah jumlah fungsi obyektif, dimensi vekto fungsi obyektif, dan n adalah dimensi uang keputusan, yang adalah, jumlah dai komponen x. Algoitma tedii dai delapan langkah. Algoitma untuk membangkitkan sebuah Paeto Font: 1. Bangkitkan sebuah inisial penyelesaian x 1 dan evaluasi f *1 = f(x 1 ). Penyelesaian petama yang digeneetkan ini diambil sebagai sebuah kandidat penyelesaian Paeto. Kumpulan inisial mengindikasikan R:= 1 dan j:=1. 2. Atu j := j+1. Jika j J, kemudian geneetkan penyelesaian x j dan lanjutkan ke langkah 3. Sebaliknya, behenti, kaena semua penyelesaian kandidat sudah dipetimbangkan. 3. Atu := 1 dan q := 0 ( q mewakili jumlah penyelesaian-penyelesaian yang dikeluakan dai kumpulan penyelesaian Paeto yang ada). 4. Jika untuk semua i = 1,2,...,l, j fi ( x ) fi( x ) Kemudian kumpulan q := q + 1, f *R := f(x j ), penyelesaian tesebut yang sehausnya dikeluakan/dieliminasi, dan lanjutkan ke langkah Jika untuk semua i = 1,2,...,l, j fi ( x ) fi( x ) Selanjutnya lanjutkan ke langkah Atu := + 1. Jika R, lanjutkan ke langkah Jika q 0, hapuslah dai kumpulan kandidat Paeto yang di elimine pada langkah 4, tambahkan penyelesaian x j sebagai kandidat bau penyelesaian Paeto, dan lanjutkan ke langkah Atu R := R + 1, x *R := x j, f *R := f (x j ), dan lanjutkan ke langkah HASIL DAN PEMBAHASAN Poses FIS dalam mencai nilai pemakaian obat yang sesuai dengan kondisi pasien contoh kasus : Seoang pasien X mendeita penyakit hipetensi dan diabetes, setelah diuku tekanan daah sistolik yaitu 140, tekanan daah diastolic 80, dan kada gula daah 220 pasien X bemaksud mengkonsumsi obat aga dapat menuunkan tekanan daahnya dan kada gula daah menjadi nomal, adapun tampilan untuk masukan sepeti pada Gamba 2 Gamba 2 Tampilan input untuk poses FIS Langkah petama yang dilakukan adalah mencai deajat keanggotaan fuzzy pada setiap vaiabel input yaitu: 1. Tekanan daah Sistolik jika tekanan daah sistolik = 140 maka deajat keanggotaan fuzzy adalah : 2. Tekanan daah diastolik jika tekanan daah diastolik = 80 maka deajat keanggotaan fuzzy adalah : IJCCS Vol. 6, No. 1, Januay 2012 : 23 32

9 IJCCS ISSN: IJCCS ISSN: Kada gula daah jika kada gula daah = 220 maka deajat keanggotaan fuzzy adalah : Langkah kedua adalah meneapkan fungsi implikasi untuk mendapatkan modifikasi output daeah fuzzy dai setiap ule yang belaku. Ada dua fungsi yang seing digunakan dalam poses implikasi yaitu min (minimum) dan pod (poduct). Fungsi implikasi yang digunakan dalam tesis ini adalah metode Min (α-cut). Fungsi Min memilih yang tekecil antaa dua bilangan atau lebih hasil opeasi fuzzy logic. α 40 = Λ Λ α 40 = min( Λ Λ ) α 40 = min(1, 0.333, 0.667) = ( Beta Blocke, Insulin ) Nilai Z untuk Output Golongan Obat Hipetensi = (Beta Blocke) dan Nilai Z untuk Output Golongan Obat Diabetes = 83.33(Insulin) Dalam kasus diatas pasien akan mengkonsumsi obat diabetes ACTRAPIS HM dai golongan insulin dan obat hipetensi LETONAL dai golongan Beta Blocke, dai obat yang dipilih, maka akan dibuat model matematika untuk pehitungan optimasi. Fungsi efek positif f1 (maksimal), Fungsi efek positif f2 (minimal), Model matematika dai model inteaksi anta dua obat meupakan multiobyektif nonlinie, kedua fungsi obyektif mempunyai bentuk nonlinie yaitu fungsi petama yang akan dimaksimalkan f1(ca,cb) dan fungsi kedua meupakan fungsi yang akan diminimalkan f2(ca,cb), fungsi kendala juga besifat nonlinie, untuk menyelesaikan masalah multiobyektif nonlinie, digunakan pendekatan paeto optimal untuk mempeoleh pasangan nilai optimal untuk f1 dan f2. Hasil optimasi paeto tedapat sekumpulan titik-titik yang meupakan hasil optimasi, namun dalam kasus ini pebedaaan dai pasangan titik-titik solusi tidak signifikan sehingga paeto font yang dipeoleh hanya ada satu titik. Paeto font yaitu titik yang paling mendominasi meupakan solusi yang optimal, dai titik tesebut di peoleh CA dan CB, CA dan CB untuk masing-masing obat sepeti telihat pada Gamba 3. Gamba 3 Tampilan gafik hasil optimasi paeto Sistem Inteaksi Obat Menggunakan FIS dan Paeto Optimality (Elena Yustina)

10 32 ISSN: Kondisi tekanan daah sistolik 140, tekanan daah diastolic 80, dan kada gula daah 220. Obat pilihan obat diabetes ACTRAPIS HM dai golongan obat insulin dan obat hipetensi dai golongan Beta Blocke, dipeoleh CA yaitu konsentasi obat ACTRAPIS HM sebesa dan CB yaitu konsentasi obat LETONAL sebesa maka untuk penggunaan obat tesebut dosis disesuaikan dengan konsentasi masing-masing obat, sehingga dapat menghasilkan teapi optimal untuk kedua penyakit hipetensi dan diabetes. 4. KESIMPULAN Bedasakan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka diambil kesimpulan sebagai beikut: 1. Poses Fuzzy Infeence System didasakan pada kondisi penyakit pasien pada saat itu yaitu dai hasil pengukuan tekanan daah dan kada gula daah sehingga didapatkan output pilihan golongan obat sesuai dengan kondisi penyakit pasien. 2. Inteaksi obat dapat diselesaikan dengan menggunakan paeto optimality yang menghasilkan pasangan nilai solusi optimal yang memenuhi batasan nilai kada minimal efektif (Minimum Effective Concentation; MEC) dan kada toksik maksimum (Minimum Toxic Concentation; MTC) masing-masing obat. 3. Solusi akhi dipeoleh dai output yang dihasilkan pada poses Fuzzy Infeence System sehingga pilihan obat pasien didasakan pada golongan obat yang sesuai dengan kondisi pasien, dan optimalitas pengunaan obat yaitu dai pasangan nilai solusi optimal paeto. 5. SARAN Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, Pehitungan solusi optimal pada penelitian ini hanya tebatas pada inteaksi anta dua obat, selanjutnya di haapkan dapat mengembangkan pada inteaksi tiga obat atau lebih, dapat juga mengembangkan penentuan solusi optimal inteaksi obat dengan makanan. DAFTAR PUSTAKA [1] Hayanti, S., 2004, Evaluasi Penggunaan Dosis Antibiotika dan Inteaksi Obat pada pasien Gagal Ginjal Konik di Empat Rumah Sakit di Jogjakata Peiode Januai-Juni 2004, Tesis, Magiste Famasi Klinik Univesitas Gadjah Mada, Yogyakata. [2] Sai, Andiana., 2010, Pengauh Pelayanan Infomasi Obat Tehadap Potensi Inteaksi Obat pada Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam di RSUD Pof.D.Magono Soekajo Puwoketo Peiode Maet Agustus 2010, Tesis, Magiste Famasi Klinik Univesitas Gadjah Mada, Yogyakata. [3] Hiswati, Maselina E., 2010, Optimasi Multi Obyektif pada Fungsi Linie Menggunakan Paeto Font, Tesis, S2 Ilmu Kompute Univesitas Gadjah Mada, Yogyakata. [4] Zandeigo, E., Valentina, S., Goazd, Thomas, B., Pete, S., Michele, C., Manfed, M., 2005, A New Model fo Dug Inteactions and Optimal Dug Dosing, Poceeding, Engineeing in Medicine and Biology 27 th Annual Confeence, China. [5] Chong, E.K.P dan Zak, S.H, 2008, An Intoduction to Optimization, Thid edition, John Wiley & Sons, New Yok. IJCCS Vol. 6, No. 1, Januay 2012 : 23 32

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

Rancangan Petak Teralur pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Rancangan Petak Teralur pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Rancangan Petak Tealu pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Petanian Univesitas Mulawaman Stip Plot Design on Beans Havest in the Faculty of Agicultue Mulawaman Univesity Nujannah Masitah 1, Sifiyani

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Studi Inteaksi Dua (Bima Anang Dwijaya)247 STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Oleh : Bima

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 Decision Suppot System untuk Penentuan Pembeian Beasiswa Pestasi di Peguuan Tinggi Devi Dwi Puwanto Abstak Tiap peguuan tinggi biasanya membeikan bebeapa untuk mahasiswa,

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBAYARAN PIUTANG DI RS JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PEMBAYARAN PIUTANG DI RS JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PEMBAYARA PIUTAG DI RS JASA KARTII KOTA TASIKMALAYA anang Suciyn 1, Elis Msah 2 STMIK TASIKMALAYA Jl.R.E.Matadinata.272 A Indihiang Kta Tasikmalaya, Jawa Baat e-mail: ¹nangsuciyn2@gmail.cm,² elismasah@gmail.cm

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci