Rancangan Petak Teralur pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancangan Petak Teralur pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman"

Transkripsi

1 Rancangan Petak Tealu pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Petanian Univesitas Mulawaman Stip Plot Design on Beans Havest in the Faculty of Agicultue Mulawaman Univesity Nujannah Masitah 1, Sifiyani 2, Desi Yuniati 3 1 Mahasiswa Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman 2,3 Dosen Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman Itta_moemoenz@yahoo.com 1, Sifianiishaq@yahoo.co.id 2, Desy_yunt@yahoo.com 3 Abstact Stip Plot Design is simila to the Split Plot Design is placed on the main plot facto and othe factos put the subplot, but the Stip Plot Design is moe focused tests on the study of the inteaction between the two factos, so that the two factos is the main plot, but does not ignoe the majo influences each. In this study using a basic design that Randomized Block Design (RAK). This study aims to detemine whethe thee is an inteaction effect between the factos Sp-36 fetilize with KCl fo cops of beans (Phaseolus vulgais L) in the Depatment Agoekoteknologi Faculty of Agicultue. Based on the esults of this study that thee is an inteaction effect between fetilize facto Sp-36 and KCl factos on cop yield of beans (Phaseolus vulgais L) in 2012 at the Depatment Agoekoteknologi Faculty of Agicultue, Univesity of Mulawaman Samainda, East Kalimantan. Keywods: Stip Plot Design, Plot Vetical, Hoizontal Plot, Randomized Block Design, Bean Plants, Fetilizes Sp-36, KCl Pendahuluan Rancangan pecobaan meupakan pola atau tata caa peneapan tindakan-tindakan (pelakuan dan nonpelakuan) dalam suatu pecobaan pada kondisi atau lingkungan tetentu yang kemudian menjadi dasa penataan dan metode analisis statistik tehadap data hasilnya (Hanafiah, 2003). Lebih fomal, kita dapat mendefinisikan pecobaan sebagai tes atau seangkaian tes dimana peubahan yang dibuat betujuan mengamati dan mengidentifikasi peubahanpeubahan pada output espon yang disebabkan oleh peubahan-peubahan yang dilakukan pada vaiabel input dai suatu poses (Montgomey, 2005). Sebagian besa pecobaan dalam poses poduksi meliputi bebeapa vaiabel espon atau lebih dai satu fakto yang diamati dalam suatu pecobaan. Pada situasi ini ancangan yang digunakan adalah ancangan faktoial. Pecobaan faktoial baik dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak Kelompok (RAK) maupun Rancangan Buju Sangka Latin (RBSL) ditujukan untuk meneliti pengauh utama dan inteaksi dengan deajat ketelitian yang sama. Kadang-kadang suatu pecobaan dua fakto diinginkan ketepatan untuk menguku inteaksi anta dua fakto dihaapkan lebih tinggi daipada menguku pengauh utama fakto manapun dai dua fakto yang digunakan. Dalam situasi sepeti ini ancangan yang sesuai digunakan adalah Rancangan Petak Tealu. Rancangan Petak Tealu miip dengan Rancangan Petak Tebagi (RPT), pada RPT satu fakto diletakkan pada petak utama dan fakto lainnya diletakkan pada anak petak, tetapi pada Rancangan Petak Tealu lebih memfokuskan pecobaannya pada studi inteaksi antaa dua fakto A dan fakto B, sehingga kedua fakto meupakan petak utama. Pada Rancangan Petak Tealu tidak ada fakto yang lebih penting, tapi pioitas pengujian lebih ditekankan tehadap pengauh inteaksi, namun dengan tidak mengabaikan pengauh utama masing-masingnya, sehingga kedua faktonya sama-sama diutamakan yaitu fakto A dan fakto B. (Gaspesz, 2006) Pada penelitian ini betujuan untuk mengetahui apakah tedapat inteaksi antaa fakto pupuk Sp-36 dan pupuk KCl tehadap hasil panen tanaman buncis, dengan menggunakan dua fakto dan masing-masing faktonya tedii dai tiga taaf dosis, dengan menggunakan metode Rancangan Petak Tealu. Data yang digunakan adalah data hasil penelitian Heliapianti (2008) mahasiswi Juusan Agoekoteknologi, Fakultas Petanian, Univesitas Mulawaman Samainda, yang melakukan penelitian di Desa Lempake Jaya, Keluahan Lempake Samainda Utaa, Kalimantan Timu, menggunakan ancangan pecobaan dengan Rancangan Faktoial dalam RAK. Penelitian Heliapianti (2008) ini betujuan untuk mengetahui inteaksi pada kedua fakto yaitu pupuk Sp-36 dan pupuk KCl dan dosis optimal pupuk Sp-36 dan KCl yang dapat membeikan petumbuhan dan hasil tanaman buncis yang maksimal. Hasil penelitian Heliapianti (2008) yaitu tedapat inteaksi pembeian pupuk Sp-36 dan KCl tehadap petumbuhan dan hasil tanaman buncis, inteaksi bebeda sangat nyata tehadap umu panen petama tanaman dan beat sega polong petanaman dan dosis optimal pupuk Sp-36 dan KCl untuk petumbuhan dan hasil tanaman buncis Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman 63

2 yang maksimal adalah pada pelakuan P3K4 yaitu 63,04 gam/petak dan 56,51 gam/petak. Asumsi Dasa Rancangan Pecobaan Hasil pehitungan analisis vaiansi yang dipegunakan untuk menguji hipotesis tentang signifikansi pebedaan ata-ata hitung dapat dimanfaatkan dan digenealisasikan jika ia memenuhi bebeapa asumsi dasa beikut ini. a. Kenomalan Data Uji kenomalan data menggunakan uji Shapio-Wilk kaena jumlah data yang akan diuji kuang dai 30 data. Adapun langkah dalam uji Shapio-Wilk sebagai beikut: Hipotesis : H 0 : Galat bedistibusi nomal H 1 : Galat tidak bedistibusi nomal Tingkat signifikansi : α = 5% Statistik uji : T 3 = 1 D dengan n D = X i X 2 i=1 k i=1 a 1 X n i+1 X i ) 2 (1) dimana : D = Bedasakan umus di bawah a 1 = Koefisien tes Shapio Wilk X n-i+1 = Angka ke n-i+1 pada data X i = Angka ke i pada data X = ata-ata data Daeah kitis : H 0 ditolak jika p-value α b. Homogenitas Vaiansi Asumsi homogenitas vaiansi betujuan untuk menguji apakah vaiansi data sama atau tidak. Uji yang biasa digunakan adalah uji levene dengan posedu uji sebagai beikut : Hipotesis : H 0 : σ 2 11 = σ = = σ jk 2 H 1 : minimal tedapat sepasang σ jk yang tidak sama, dimana j = 1,2, a, k = 1,2, b Taaf Signifikansi : α = 0,05 = 5% Statistik Uji : W = (N i) i j =1 N j (Z j. Z..) 2 (2) (i 1) i n i j =1 k=1 (Z jk Z..) 2 Daeah Kitis : H 0 ditolak jika W itung F Tabel atau p value α Rancangan Acak Kelompok Rancangan Acak Kelompok (RAK) meupakan salah satu bentuk ancangan yang telah digunakan secaa meluas dalam bebagai bidang penyelidikan petanian, industi, dan sebagainya. Rancangan ini diciikan oleh adanya kelompok dalam jumlah yang sama, dimana setiap kelompok dikenakan pelakuan-pelakuan. Melalui pengelompokkan yang tepat atau efektif, maka ancangan ini dapat menguangi galat pecobaan. Kalau digunakan RAL maka satuan pecobaan haus homogen sedangkan yang belainan adalah pelakuan, apabila menggunakan RAK satuan pecobaan tidak pelu homogen, di mana satuansatuan pecobaan tesebut dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tetentu sehingga satuan pecobaan dalam kelompok tesebut menjadi elatif homogen. Dengan demikian poses pengelompokan adalah membuat keagaman dalam kelompok menjadi sekecil mungkin dan keagaman anta kelompok menjadi sebesa mungkin. Suatu pengelompokan yang tepat akan meningkatkan pebedaan di antaa kelompok sementaa akan meninggalkan satuan pecobaan di dalam kelompok lebih homogen (Gaspez, 2006). Model linie Model linie untuk RAK dengan t yaitu pelakuan dan yaitu kelompok secaa umum dapat dituliskan sebagai beikut (Gaspez, 2006): y ij = µ + τ i + β j + ε ij (3) dimana : i = 1, 2,, t ; j = 1, 2,, Rancangan Petak Tealu (Stip Plot Design) Rancangan Petak Tealu miip dengan Rancangan Petak Tebagi (RPT) namun dalam Rancangan Petak Tealu kedua fakto meupakan petak utama. Rancangan ini meupakan Rancangan Faktoial dengan pemeiksaan utamanya pada inteaksinya dibandingkan fakto utamanya, dalam Rancangan Petak Tealu tidak ada pembagian petak utama dan anak petak, masing-masing bagian sama dengan petak utama itu sendii. Ini beimplikasi ada kesetangkupan tetentu antaa kedua fakto tesebut sehingga yang satu mempunyai kemungkinan yang sama untuk disebut sebagai pelakuan petak utama, oleh sebab itu subunit pelakuan ditempatkan dalam satu jalu yang tegak luus tehadap pelakuan petak utamanya. Rancangan Petak Tealu dalam Rancangan Acak Kelompok Beikut ini akan dikemukakan posedu pengacakan Rancangan Petak Tealu yang menggunakan ancangan dasa RAK. Pembahasan penggunaan Rancangan Petak Tealu dalam RAK, bahwa model pecobaan ini seing digunakan. Untuk memudahkan pembahasan Rancangan Petak Tealu selanjutnya (Gaspez, 2006). 64 Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman

3 Model Linie Model linie untuk Rancangan Petak Tealu secaa umum untuk ancangan dasa RAK dengan yaitu kelompok, a yaitu fakto a dan b yaitu fakto b, sehingga dapat dituliskan sebagai beikut (Montgomey, 2005) : Y ijk = μ + τ i + β j + (τβ) ij + γ k + (τγ) ik + (βγ) jk + ε ijk (4) dimana i = 1, 2,, ; j = 1, 2,, a ; k = 1, 2,, b Pehitungan Analisis Vaiansi Pehitungan Analisis Vaiansi untuk Rancangan Petak Tealu meliputi pehitungan analisis jumlah kuadat, deajat bebas (db), kuadat tengah, dan nilai F hitung sebagai beikut : a. Analisis Jumlah Kuadat : (5) 1. Fakto Koeksi (FK) : 2 y FK = a b 2. Jumlah Kuadat Total (JKT) : a 2 JKT = y ijk b i=1 j =1 k=1 3. Jumlah Kuadat Kelompok (JKK) : 2 i=1 y i.. JKK = a b 4. Jumlah Kuadat Petak Vetikal (JKPV) : i=1 a 2 j =1 y ij. JKPV = b 5. Jumlah Kuadat Pelakuan Vetikal (JKV) : a 2 j =1 y.j. JKV = b 6. Jumlah Kuadat Galat Fakto A (JKGa) : JKGa = JKPV JKK JKV 7. Jumlah Kuadat Petak Hoizontal (JKPH) : i=1 b 2 k=1 y i.k JKPH = a 8. Jumlah Kuadat Pelakuan Hoizontal (JKH) : b 2 k=1 y..k JKH = a 9. Jumlah Kuadat Galat Fakto B (JKGb) : JKGb = JKPH JKK JKH 10. Jumlah Kuadat Kombinasi Pelakuan (JKKP): a j =1 b 2 k=1 y.jk JKKP = 11. Jumlah Kuadat Inteaksi (JKI) : JKI = JKKP JKV JKH 12. Jumlah Kuadat Galat C (JKGc) : JKGc = JKT JKK JKV JKGa JKH JKGb JKI b. Deajat Bebas (db) : (6) 1. Deajat Bebas Kelompok (v k ) : v k = 1 2. Deajat Bebas Petak Vetikal (v v ) : v v = a 1 3. Deajat Bebas Fakto Vetikal (v 1 ) : v 1 = a 1 4. Deajat Bebas Galat Fakto A (v a ) : v a = v k v 1 5. Deajat Bebas Petak Hoizontal (v ) : v = b 1 6. Deajat Bebas Fakto Hoizontal (v 2 ) : v 2 = b 1 7. Deajat Bebas Galat Fakto B (v b ) : v b = v k v 2 8. Deajat Bebas Inteaksi (v 3 ) : v 3 = v 1 v 2 9. Deajat Bebas Galat C (v c ) : v c = v k v 1 v Deajat Bebas Total (v t ) : v t = ab 1 c. Kuadat Tengah (KT): (7) 1. Kuadat Tengah Kelompok (KTK) : KTK = JKK v k 2. Kuadat Tengah Fakto Vetikal (KTV) : KTV = JKV v 1 3. Kuadat Tengah Galat Fakto A (Ea) : Ea = JKGa v a 4. Kuadat Tengah Fakto Hoizontal (KTH) : KTH = JKH v 2 5. Kuadat Tengah Galat Fakto B (Eb) : Eb = JKGb v b 6. Kuadat Tengah Inteaksi (KTI) : KTI = JKI v 3 7. Kuadat Tengah Galat C (Ec) : Ec = JKGc v c d. Nilai F hitung (8) 1. F hitung kelompok = KTK Ec 2. F hitung fakto vetikal = KTV Ea 3. F hitung fakto hoizontal = KTH Eb 4. F hitung inteaksi = KTI Ec Uji Tukey Uji Tukey atau seing juga disebut uji beda nyata juju (Honestly Significant Diffeence Test/HSD). Penggunaan uji ini sangat sedehana kaena hanya membutuhkan satu nilai tunggal HSD yang digunakan sebagai pembanding. Jika beda dua nilai tengah pelakuan lebih besa daipada nilai HSD, maka kedua pelakuan dinyatakan bebeda. Fomula untuk uji ini adalah (Gaspez, 2006) : w = q α p, f e s y (9) dengan Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman 65

4 s y = KTG b KTG meupakan nilai kuadat tengah galat yang dipeoleh dai analisis vaiansi, seta b adalah jumlah ulangan. Dalam hal ini semua pelakuan mempunyai ulangan yang sama sebanyak b kali Metodologi Penelitian Vaiabel dependen yaitu hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) pada tahun 2012 di Juusan Agoekoteknologi Fakultas Petanianan, Univesitas Mulawaman Samainda, Kalimantan Timu. Vaiabel-vaiabel independent tedii dai 2 fakto : a) Pupuk Sp-36 dengan 3 taaf dosis pemupukan yaitu P1 = 47,04 gam/petak, P2 = 55,04 gam/petak dan P3 = 63,04 gam/petak. b) Pupuk KCl dengan 3 taaf dosis pemupukan yaitu K1 = 32,51 gam/petak, K2 = 40,51 gam/petak dan K3 = 48,51 gam/petak. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Petak Tealu pada RAK. Langkah-langkahnya adalah sebagai beikut: 1. Analisis Statistika deskiptif 2. Peancangan Model Linea 3. Pengujian Asumsi Uji kenomalan menggunakan Shapio-Wilk dan uji homogenitas vaiansi dengan menggunakan uji levene. 4. Membuat Tabel Analisis Vaiansi untuk Rancangan Petak Tealu dalam RAK sebagai beikut : a. Menghitung Analisis jumlah kuadat b. Menentukan deajat bebas c. Menentukan kuadat tengah (KT) d. Menghitung nilai F hitung 5. Pengujian Hipotesis 6. Uji Tukey 7. Kesimpulan Hasil dan Pembahasan Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) pada tahun 2012 di Juusan Agoekoteknologi Fakultas Petanianan, Univesitas Mulawaman Samainda, Kalimantan Timu, yang tedii dai 2 fakto yaitu pupuk Sp- 36 dan pupuk KCl. Pupuk Sp-36 tedii dai 3 taaf dosis yang bebeda-beda dan pupuk KCl tedii dai 3 taaf dosis yang bebeda-beda. Analisis Statistik Deskiptif Pada bagian ini akan dilakukan analisis statistik deskiptif tehadap data hasil panen tanaman buncis. Pada Tabel 1 telihat bahwa banyaknya data hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) ada 27 data, hasil panen tekecilnya adalah 122,10 gam dan hasil panen tebesanya adalah 219,37 gam. Jumlah panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) adalah sebesa 4361,70 gam. Rata-ata panen sebesa 161,54 kg. Vaiansinya sebesa 690,89. Tabel 1. Hasil Statistik Deskiptif Data Statistik Deskiptif Hasil Panen Banyaknya Data 27 Minimum 122,10 Maksimum 219,37 Jumlah Data 4361,70 Rata-ata 161,54 Vaiansi 690,89 Tabel 2. Rata-Rata Hasil Panen bedasakan Pupuk Sp-36 Pupuk Sp-36 P1 P2 P3 142,92 gam 165,55 gam 176,16 gam Tabel 2. Telihat bahwa ata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang menggunakan dosis pemupukan P1 yaitu 142,92 gam, dosis pemupukan P2 yaitu 165,55 gam dan dosis pemupukan P3 yaitu 176,16 gam. Dai ketiga dosis pemupukan Sp-36 tesebut, dosis pemupukan P3 lebih tinggi dibandingkan dengan dua dosis pemupukan Sp-36 yang lain. Tabel 3. Rata-Rata Hasil Panen bedasakan Pupuk KCl Pupuk KCl K1 K2 K3 140,14 gam 161,44 gam 183,04 gam Tabel 3. Telihat bahwa ata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang menggunakan dosis pemupukan K1 yaitu 140,14 gam, dosis pemupukan K2 yaitu 161,44 gam dan dosis pemupukan K3 yaitu 183,04 gam. Dai ketiga dosis pemupukan KCl tesebut, dosis pemupukan K3 lebih tinggi dibandingkan dengan dua dosis pemupukan KCl yang lain. Hasil statistik deskiptif pada ata-ata hasil bedasakan dosis pemupukan pada pupuk Sp-36 dan pupuk KCl, yang paling baik digunakan untuk hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) adalah pada pelakuan P3K3 yaitu pupuk Sp-36 (P3) dengan dosis 63,04 gam/petak dan pupuk KCl (K3) dengan dosis 48,51 gam/petak, kaena ata-ata hasil panen pada dosis P3 dan K3 lebih tinggi dibandingkan dosis pemupukan Sp-36 dan KCl yang lain. Model Linie Model linie untuk Rancangan Petak Tealu dengan ancangan dasa RAK untuk data hasil dapat dituliskan sebagai beikut : Y ijk = μ + τ i + β j + τβ ij + γ k + τγ ik + (βγ) jk + ε ijk dalam hal ini, i = Indeks kelompok ; i = 1, 2, 3 j = Indeks pelakuan pupuk Sp-36 ; j = 1, 2, 3 k= Indeks pelakuan pupuk KCl; k = 1, 2, 3 66 Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman

5 Y ijk = Pengamatan pada hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) kelompok ke-i yang ditanami dengan taaf ke-j dai pupuk Sp-36 dengan taaf ke-k dai pupuk KCl. µ = Rata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang sesungguhnya. τ i β j = Pengauh dai kelompok ke-i. = Pengauh utama taaf ke-j dai pupuk Sp-36. τβ ij = Pengauh acak yang muncul dalam kelompok ke-i pada taaf ke- j dai pupuk Sp-36. Seing disebut galat (a) γ k = Pengauh utama taaf ke-k dai pupuk KCl. τγ ik = Pengauh acak yang muncul dalam kelompok ke-i pada taaf ke-k dai pupuk KCl. Seing disebut galat (b) (βγ) jk = Pengauh inteaksi taaf ke-j dai pupuk Sp-36 dan taaf ke-k dai pupuk KCl. ε ijk = Pengauh acak dai hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) kelompok ke- i ditanami dengan taaf ke-j dai pupuk Sp-36 dengan taaf ke- k dai pupuk KCl. Seing disebut galat (c) Pengujian Asumsi 1. Uji Nomalitas Uji dilakukan dengan menggunakan uji Shapio-Wilk yang dilakukan dengan bantuan softwae SPSS 16, dipeoleh P-value sebesa 0,805 > 0,05, maka H 0 gagal ditolak. Jadi, galat dai data hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) dai kelompok ke-i yang ditanami dengan pupuk Sp-36 ke-j dengan pupuk KCl ke-k bedistibusi nomal. j = 1, 2, 3 ; k = 1, 2, 3 ; i = 1, 2, Uji Homogenitas Vaiansi Dai pengujian homogenitas vaiansi dipeoleh nilai p-value nya yaitu 0,169 > α = 0,05 sehingga H 0 gagal ditolak. Maka vaiansi ketiga pelakuan pupuk Sp-36 dan pupuk KCl sama. Pehitungan Analisis Vaiansi Bedasakan pesamaan (5) sampai dengan pesamaan (8). Dalam pehitungan analisis vaiansi ini dapat dilihat pengauh inteaksi dan pengauh utama masing-masing fakto pada hasil panen tanaman buncis. Beikut Tabel ANAVA Rancangan Petak Tealu dalam RAK. Pengujian Analisis Vaiansi Bedasakan Tabel 4. Analisis Vaiansi Rancangan Petak Tealu dalam RAK diatas dapat disimpulkan bahwa pada inteaksi dai fakto vetikal (pupuk Sp-36) dan fakto hoizontal (pupuk KCl) tedapat pengauh inteaksi antaa fakto pupuk Sp-36 dan fakto pupuk KCl tehadap hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) kaena nilai inteaksi dai F hit yaitu 4,00 lebih dai F tabel yaitu 3,84 sedangkan pada fakto vetikal (pupuk Sp-36) ada pengauh utama taaf ke-j pada fakto pupuk Sp-36 tehadap hasil kaena nilai pupuk Sp-36 dai F hit yaitu 19,42 lebih dai F tabel yaitu 6,94 dan pada fakto hoizontal (pupuk KCl) ada pengauh utama taaf ke-k pada fakto pupuk KCl tehadap hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) kaena nilai pupuk KCl dai F hit yaitu 34,84 lebih dai F tabel yaitu 6,94. Uji Tukey Semua sumbe vaiansi bepengauh tehadap hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L), kaena nilai F hitung jika dibandingkan dengan nilai F tabel jauh lebih besa, maka semua H 0 ditolak pada taaf uji 5% = 0,05 sehingga dilakukan uji lanjutan. Untuk penelitian ini digunakan uji Tukey sebagai uji lanjutannya dilakukan dengan bantuan softwae SPSS Uji Tukey bedasakan Pupuk Sp-36 Dengan menggunakan softwae SPSS 16 dipeoleh nilai p-value dan hasilnya pada Tabel 5. Bedasakan Tabel 5. Statistik uji Tukey pupuk Sp-36 dapat disimpulkan bahwa pada pelakuan P1 dan P2, tedapat pebedaan ata-ata hasil yang dibei pupuk Sp-36 sebanyak dosis 47,04 Tabel 4. Analisis Vaiansi Rancangan Petak Tealu dalam RAK pada Data Hasil Panen Tanaman Buncis Sumbe Keagaman db Jumlah Kuadat Kuadat Tengah F hitung F tabel (0,05) Petak Vetikal Sp , ,38 19,42 6,94 Galat a 4 534,27 133,57 Petak Hoizontal KCl , ,99 34,84 6,94 Galat b 4 475,37 118,84 Inteaksi ,44 505,11 4,00 3,84 Galat c ,35 126,17 TOTAL ,24 Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman 67

6 gam/petak dengan dosis sebanyak 55,04 gam/petak, kaena nilai p-value yaitu 0,007 0,05, sedangkan P1 dan P3 juga tedapat pebedaan ata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang dibei pupuk Sp-36 sebanyak dosis 47,04 gam/petak dengan dosis sebanyak 63,04 gam/petak, kaena nilai p-value yaitu 0,001 0,05 dan pada P2 dan P3, tidak tedapat pebedaan ata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang dibei pupuk Sp-36 sebanyak dosis 55,04 gam/petak dengan dosis sebanyak 63,04 gam/petak, kaena nilai P- value yaitu 0,173 > 0,05. Tabel 5. Statistik Uji Tukey bedasakan Jenis Dosis Pupuk Sp-36 Pupuk Sp-36 Pupuk Sp-36 Pebedaan Rata-Rata p-value P1 P2-226,300 0,007 P3-332,400 0,001 P2 P1 226,300 0,007 P3-106,100 0,173 P3 P1 322,400 0,001 P2 106,100 0, Uji Tukey Bedasakan Pupuk KCl Dengan menggunakan softwae SPSS 16 dipeoleh nilai p-value dan hasilnya pada Tabel 6. Tabel 6. Statistik Uji Tukey bedasakan Jenis Dosis Pupuk KCl Pupuk Pupuk Pebedaan KCl KCl Rata-Rata p-value K1 K ,010 K ,000 K2 K ,010 K ,009 K3 K ,000 K ,009 Bedasakan Tabel 6. Statistik uji Tukey pupuk KCl dapat disimpulkan bahwa pada pelakuan K1 dan K2, Tedapat pebedaan ataata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang dibei pupuk KCl sebanyak dosis 32,51 gam/petak dengan dosis sebanyak 40,51 gam/petak, kaena nilai p-value yaitu 0,010 0,05, sedangkan K1 dan K3, tedapat pebedaan ata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang dibei pupuk KCl sebanyak dosis 32,51 gam/petak dengan dosis sebanyak 48,51 gam/petak, kaena nilai p-value yaitu 0,000 0,05 dan pada K2 dan K3 juga tedapat pebedaan ata-ata hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L) yang dibei pupuk KCl sebanyak dosis 40,51 gam/petak dengan dosis sebanyak 48,51 gam/petak, kaena nilai P- value yaitu 0,009 0,05. pada RAK, dengan menggunakan data hasil pada tahun 2012 di Juusan Agoekoteknologi Fakultas Petanian, Univesitas Mulawaman Samainda, Kalimantan Timu, dengan menggunakan 2 fakto, yaitu pupuk Sp-36 dan pupuk KCl pada 3 kelompok tanah, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tedapat pengauh inteaksi antaa fakto pupuk Sp-36 dan fakto pupuk KCl tehadap hasil panen tanaman buncis (Phaseolus vulgais L). Dafta Pustaka Gaspez, Vincent Teknik Analisis dalam Penelitian Pecobaan 1. Tasito: Bandung Hanafiah, Kemas Ali Rancangan Pecobaan Teoi dan Aplikasi Edisi Ketiga. Raja Gafindo Pesada: Jakata Heliapianti Skipsi Pengauh Pembeian Pupuk P dan K tehadap Petumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgais L). Juusan Agoekoteknologi, Fakultas Petanian, Univesitas Mulawaman: Samainda Montgomey, Douglas C Design and Analysis of Expeiments Sixth Edition. John Wiley and Sons: New Yok Robet, Steel G.D and James Toie, H Pinsip dan Posedu Statistika Suatu Pendekatan Biometik Edisi Kedua. Gamedia Pustaka Utama: Jakata Santoso, Singgih Panduan Menguasai SPSS 16. Jakata: PT. Efek Media Komputindo Sudjana Desain dan Analisis Ekspeimen Edisi Keempat. Tasito: Bandung Sugandi, E Rancangan Pecobaan Teoi dan Aplikasi Edisi Petama. Andi Offset: Yogyakata Walpole, Ronald Penganta Statistika Edisi Ketiga. Gamedia Pustaka Utama: Jakata Kesimpulan Bedasakan analisis dan pembahasan penggunaan metode Rancangan Petak Tealu 68 Pogam Studi Statistika FMIPA Univesitas Mulawaman

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pesyaatan

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomo 1, Tahun 017, Halaman 31-40 Online di: http://ejounal-s1.undip.ac.id/inde.php/gaussian ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN Fada Nu Sa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Junal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomo, Nopembe 014 ISSN 085-789 Analisis Kovaiansi Dalam Rancangan Buju Sangka Latin (Studi Kasus: Pengauh Dosis Pupuk Kimia Tehadap Bobot Gabah Isi Padi di Lahan Sawah Tadah

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Latice Square Design

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Latice Square Design Rancangan Buju Sangka Latin (RBSL) Latice Squae Design RBSL (Rancangan Buju Sangka Latin) Di bebeapa kasus, memungkinkan kita untuk mengontol dua atau lebih sumbe keagamaman RBSL digunakan apabila tedapat

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Analisis Variansi Rancangan Petak Teralur Menggunakan 4 Perulangan

Analisis Variansi Rancangan Petak Teralur Menggunakan 4 Perulangan Analisis Variansi Rancangan Petak Teralur Menggunakan 4 Perulangan Analyze of Variance Strip Plot Design using 4 Iterations (Case Study : Average Number of Strands Results Leaf Seed Oil Palm (Elaeis Guineesis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( ) MODEL CAMPURAN LINEAR Bab 6 Linea Mixed Models (6.1-6.5) Outline Model umum Stuktu Ragam Peagam Model Campuan untuk data longitudinal Menduga pegauh tetap untuk Ragam (V) diketahui Menduga pegauh tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS 3. Pendahuluan Dalam egesi linie sedehana telah dipelajai analisis egesi yang tedii atas dua vaiabel. Dalam pembicaaan tesebut di mana analisisnya tedii

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design)

RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design) RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design) Pendahuluan Rancangan percobaan seperti RBSL, RAKL, dan juga RAL sering mengalami kendala pada perlakuan dengan jumlah yang besar, karena

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Outlie Outlie meupakan suatu pengamatan yang menyimpang cukup jauh dai pengamatan lainnya sehingga menimbulkan kecuigaan bahwa pengamatan tesebut beasal dai distibusi data yang bebeda

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAKPETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG Sri Wahyuningsih R 1, Anisa 2, Raupong ABSTRAK Analisis variansi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari

Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari Pendahuluan Rancangan percobaan seperti RBSL, RAKL, dan juga RAL sering mengalami kendala

Lebih terperinci

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Ade Setiawan 009 Rancangan Petak-Petak Terbagi (RPPT/Split-split Plot) merupakan perluasan dari Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada RPT kita hanya melakukan percobaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Pada kondisi-kondisi tertentu, keheterogenan unit percobaan tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

4 Departemen Statistika FMIPA IPB

4 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci