BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Utami Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah, yang pada akhinya memicu tejadinya longsoan (Pieson, 1980; Huang dan Lin, 2002). Muntoha dkk. (2013) menjelaskan bahwa infiltasi pada leeng akan meningkatkan tekanan ai poi, dan menguangi kuat gese tanah. Kondisi ini menyebabkan tejadi keuntuhan leeng. Pada keadaan ini kuat gese tanah ditentukan oleh kuat gese esidu (esidual shea stength). Puta dkk. (2014) juga menyebutkan bahwa semakin tinggi infiltasi yang tejadi, maka peubahan tekanan ai poi akan semakin besa. Infiltasi akan lebih bepegauh secaa signifikan bila kondisi awal tanah yang keing (memiliki deajat kejenuhan endah) menuju kondisi basah dai pada tanah yang memiliki deajat kejenuhan yang tinggi. Zhan dkk. (2004) dalam penelitiannya mengkaji pengauh jenis tanah dan intensitas hujan tehadap stabilitas leeng. Secaa umum dijelaskan poses infiltasi ai hujan ke dalam tanah dipengauhi oleh nilai koefisien pemeabilitas tanah jenuh ai (k s ). Semakin besa nilai k s maka semakin cepat laju infiltasi dan deajat kejenuhan tanah. Kestabilan leeng yang diuku dengan nilai fakto aman menunjukkan peubahan pola mengikuti pola intensitas hujan. Hossain (2013) menjelaskan bahwa pada pemukaan leeng tak jenuh, infiltasi ai hujan menguangi tekanan hisap (matic suction) seiing dengan duasi hujan. Intensitas hujan yang kecil namun memiliki duasi yang lama lebih bepengauh tehadap stabilitas leeng daipada cuah hujan dengan intensitas yang tinggi namun memiliki peiode yang sebenta. 4
2 5 B. Tanah Tak Jenuh Ai dan Tekanan Hisap 1. Kondisi Tanah Tak Jenuh Ai Pada tanah tak jenuh ai atau jenuh sebagian, sebagian poi-poi teisi oleh ai dan sebagian lagi teisi oleh udaa. Saat jenuh, poi-poi pada tanah akan teisi oleh ai, sedang saat jenuh sebagian, batas antaa ai dan udaa poi akan membentuk miniskus yang jai-jainya di pengauhi oleh ukuan tanah (Muntoha, 2009). Pada kondisi ini tekanan ai poi (u w ) akan lebih kecil dai tekanan udaa poi (u a ) akibat adanya tegangan pemukaan (lihat pada Gamba 2.1). udaa butian tanah ai Gamba 2.1 Kondisi tanah pada keadaan tak jenuh sebagian
3 6 Tegangan efektif untuk tanah jenuh sebagian sepeti dituliskan dalam pesamaan 2.1. ' ( u ) ( u u ) (2.1) a a w dengan, : tegangan efektif; u a u w : tegangan total; : tekanan udaa; : tekanan ai poi; (u a u w ) : tekanan hisap tanah (matic suction); : paamete yang meupakan fungsi deajat kejenuhan (untuk tanah dalam keadaan jenuh ai maka nilai deajat jenuh ai S = 1, maka = 1, dan bila tanah dalam keadaan keing S = 0, = 0). Mengacu pada kiteia keuntuhan Moh-Coloumb, kuat gese tanah pada kondisi jenuh sebagian dituliskan dalam pesamaan 2.2. f c' ' tan' (2.2) dengan, f : kuat gese tanah; : tegangan total; c : kohesi tanah ; : sudut gesek intenal tanah; Subtitusi tegangan efektif dalam pesamaan 2.1. kedalam pesamaan 2.2, maka : c' f ( u ) ( u u ) tan' a f a w f (2.3) Vanaapalli dan Fedlund (2000) membeikan hubungan antaa paamete tegangan efektif dengan deajat kejenuhan bedasa paamete hasil uji kuat gese pada tanah lempung, lanau, dan pasi. Hubungan tesebut dibeikan pesamaan 2.4.
4 7 dengan, w s k Khalili dan Khabbaz (1998) mengusulkan nilai k =1, maka : w S S 1 S s (2.4) (2.5) w s : kada ai volumetik tanah; : kada ai volumetik tanah jenuh ai; : kada ai volumetik tanah esidu; S : deajat jenuh ai pada nilai w ; S S 1 S : deajat kejenuhan efektif (S e ) Pesamaan-pesamaan tesebut menunjukan bahwa jika tejadi hujan pada tanah tak jenuh ai, maka deajat kejenuhan ai (S ) akan meningkat yang mana akan meningkatkan tekanan ai poi ( u w ) sehingga u a u w akan bekuang dan mempekecil kuat gese tanah, akibat selanjutnya, bila tejadi pada leeng adalah longso pada leeng. 2. Kuva Retensi Ai-Tanah Menuut Jotisankasa dan Maiaing (2010) kuva etensi ai-tanah (soil wate etention cuve, SWRC) adalah fungsi yang mendiskipsikan hubungan antaa suction atau hisapan dengan kada ai volumetik. Kondisi tanah basah dapat dinyatakan melalui deajat kejenuhan S, kada ai w, dan kada ai volumetik. SWRC ditentukan dengan pengujian di laboatoium menggunakan tensiomete pada bebeapa kondisi kada ai tanah hingga mencapai jenuh ai sempuna. Jotisankasa dkk. (2007) menggunakan miniatue tensiomete untuk mempeoleh SWRC. Model miniatue tensiomete sepeti disajikan pada Gamba 2.2. Tipikal SWRC hasil dai pengujian miniatue tensiomete disajikan pada Gamba 2.3.
5 8 1BAR AEV poous stone Satuated with wate with vacuum pump Smooth sufaced acylic tube 1 cm MEMs pessue senso Gamba 2. 2 Miniatue tensiomete (Jotisankasa dkk., 2007) Gamba 2. 3 Tipikal SWRC hasil pengujian miniatue tensiomete (Jotisankasa dkk., 2007) Untuk analisis numeik, Muntoha (2015) menyebutkan bahwa pengukuan SWRC dapat dimodelkan dengan pesamaan-pesamaan matematika sepeti
6 9 model van Genuchten pada pesamaan 2.6. SWRC dengan model pesamaan van Gunechten memiliki paamete sepeti ditunjukkan pada Gamba 2.4. n m a 1 (2.6) s a dimana a Se (2.7) s a dan, m11 n (2.8) Pesamaan diatas mengandung empat independen yaitu a, s,,, n. Nilai dan n adalah paamete yang dipeoleh dai kuva. Gamba 2. 4 Estimasi SWRC model van Genuchten - Mualem C. Hubungan Antaa Fasa Tanah ]Hubungan fasa tanah bekaitan dengan beat yaitu kada ai dan beat volume tanah. Kada ai (w) atau jumlah kandungan ai tanah didefinisikan sebagai pebandingan beat ai dengan beat butian tanah untuk suatu volume tanah, sedangkan beat volume tanah adalah beat total tanah pe satuan volume total. w W W w (2.9) s
7 10 dengan, W w : Beat ai W s : Beat butian tanah Beat volume tanah dalam keadaan basah (atau t ) dinyatakan sebagai pebandingan beat tanah total (beat butian dan ai) tehadap volume total tanah. Pesamaan 2.10 membeikan hubungan beat volume tanah. W (2.10) V Untuk suatu keadaan kada ai w, beat volume tanah dapat dinyatakan dalam beat volume tanah keing ( d ) sepeti dituliskan dalam pesamaan d (2.11) 1 w Hubungan beat volume tanah dengan volume tanah dapat dinyatakan dalam angka poi (e) dan poositas (n) sepeti dalam pesamaan 2.12 dan Dengan, Gs w e 1 (2.12) d e n 1 e (2.13) G s : beat jenis; w : beat volume ai. Hubungan anta volume tanah dai angka poi tehadap deajat jenuh ai (S ) dapat dituliskan dalam pesamaan S G. s w (2.14) e D. Kuat Gese Tanah Teoi kuat gese yang lazim digunakan dalam analisis keuntuhan tanah adalah teoi keuntuhan Moh Coulomb (Muntoha, 2009). Keuntuhan dalam suatu bahan dapat tejadi akibat kombinasi dai tegangan nomal dan tegangan gese kitis, bukan salah satu dai tegangan nomal maksimum atau tegangan
8 11 gese maksimum. Hubungan fungsi antaa tegangan nomal dan tegangan gese pada bidang untuhmya dinyatakan menuut pesamaan : f ( ) (2.15) dengan adalah tegangan gese saat pada saat tejadinya keuntuhan atau kegagalan dan adalah tegangan nomal pada saat kondisi tesebut. Coloumb (1776) menyebutkan bahwa bila tanah mengalami pembebanan akan di tahan oleh : 1. Kohesi tanah yang tegantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi jika tegantung dai tegangan vetikal yang bekeja pada bidang gesenya. 2. Gesekan antaa buti buti tanah yang besanya bebanding luus dengan tegangan vetical pada bidang gesenya. Atau dapat diumuskan sebagai beikut : c tan (2.16) Dengan, : kuat gese tanah : tegangan nomal : kohesi tanah dalam definisi tegangan nomal Dalam kiteia keuntuhan moh-columb, keuntuhan akan tejadi di setiap titik dalam tanah sebagai akibat adanya kombinasi antaa tegangan nomal dan tegangan gese. Untuk menggambakan kondisi tegangan dapat juga di gambakan dalam koodinat p dan q sepeti ditunjukan dalam Gamba 2.5, dimana p meupakan tegangan gese dan q adalah ata-ata dai tegangan-tegangan utama yang dinyatakan sebagai : ( ' 1 ' 3 ) p' 2 (2.17) ( ' 1 ' 3 ) q' 2 (2.18)
9 12 Gamba 2. 5 Modifikasi Lingkaan Moh-Coloumb Tegangan-tegangan utama yang ada dalam lingkaan moh adalah tegangan utama mayo ( 1) dan tegangan mino ( 3) yang dapat diumuskan sebagai beikut : Tegangan utama mino = tegangan utama sel = ( 3) Tegangan utama mayo, ( 1) = 3 ) Tegangan pada titik d beada pada suatu gais luus yang meupakan kuva selubung keuntuhan yang telah dimodifikasi yang mana diumuskan sebagai beikut : ( 3 ' 1 ' 3 ) ( ' 1 ' ) a tan 2 2 (2.20) Dengan a dan adalah paamete kuat gese tanah modifikasi. Untuk itu paamete kuat gese tanah c dan ' ditentukan dengan pesamaan : ' sin 1 a c' cos' (tan ) (2.21) (2.22) E. Uji Tiaksial Tak Tekonsolodasi Tak Tedainase Uji tiaksial meupakan jenis pengujian kuat gese tanah yang banyak digunakan dan sesuai untuk tanah kohesif dan tanah ganule seta batuan (Muntoha,
10 ). Pada uji tiaksial, tegangan-tegangan yang bekeja pada benda uji beada pada kondisi axial-symmety. Pengujian tiaksial pada kondisi tak tekonsolidasi-tak tedainase atau unconsolidated-undained (UU) pada pinsipnya pengujian ini seupa dengan pengujian CU namun benda uji tak pelu dilakukan poses konsolidasi selama peneapan tegangan sel 3 dan tidak dipebolehkan tejadinya poses dainase ai poi. Pada uji tiaksial UU, tegangan deviato sama dengan beban aksial yang dibeikan kepada benda uji yang dibagi dengan luas penampang yang sudah dikoeksi. Tegangan deviato dibeikan pada benda uji hingga mencapai keuntuhan gese tanpa dipebolehkan tejadinya dainase. Tekanan ai poi menjadi meningkat lagi yaitu Δ ud akibat peneapan tegangan deviato. F. Analisis Stabilitas Leeng Tak Hingga Metode analisis stabilitas leeng dengan model leeng tak-hingga dan pengauh infiltasi dapat mempehitungkan pengauh peubahan tekanan ai poi selama poses infiltasi (Gamba 2.6). Mengacu pada kiteia Moh-Coloumb untuk tanah tak jenuh ai yang dituliskan dalam Fedlund et al. (1978), maka fakto aman leeng dapat dinyatakan dalam Pesamaan Gamba 2.6 Skema leeng tak hingga dan batas antaa tanah tak jenuh b c' n ua tan ( ua uw) tan FS. z.sin.cos t f (2.26)
11 14 Dengan, t : beat volume tanah ; c ' : sudut kohesi efektif tanah (kpa); ' : sudut gesek intenal tanah (deajat) Z f : kedalaman bidang keuntuhan (m), : sudut kemiingan leeng (deajat), u a : tekanan udaa poi (kpa) u w : tekanan ai poi (kpa) ua uw : matic suction (kpa) n : tegangan nomal total (kpa) b : sudut gesek tekait dengan kuat gese tanah akibat matic suction Untuk model kuat gese tanah dalam kondisi tak jenuh ai, Vanapalli dkk. (1996) mengusulakan hubungan antaa kuat gese dan suction dengan mempehitungkan fungsi hidaulika tanah. Maka pesamaan 2.26 dapat dituliskan kembali sepeti pada Pesamaan c' tan'. FS 1 t. Zf.sin.cos tan t. Zf.cos Dimana, s 2 (2.27) Dengan θ dan θ s masing-masing adalah kada ai volumetik esidu dan saat tanah jenuh ai. G. Analisis infiltasi menggunakan HYDRUS 1D Hydus 1D meupakan paket peangkat lunak untuk simulasi geakan ai, panas dan caian dalam bebagai media jenuh yang dikembangkan oleh Depatment Of Envionmental Sciences, Univesity of Califonia Riveside. Peangkat lunak tedii atas pogam kompute HYDRUS dan gafik inteaktif HYDRUS 1D. HYDRUS 1D dapat diteapkan untuk mensimulasikan alian ai dalam tanah pada kondisi tidak jenuh satu dimensi (Ma dkk., 2010).
12 15 Model infiltasi satu dimensi didasakan pada pesamaan difeensial Richads (Pesamaan 2.5) untuk mensimulasikan pegeakan ai dalam media yang jenuh ai. Pesamaan ini diselesaikan dengan menggunakan metode numeik (Šimůnek dkk., 2005). Pesamaan dasa infiltasi satu dimensi adalah sebagai beikut :, t K 1 t z z (2.28) dimana adalah tinggi tekaanan ai posi (soil wate pessue head), () meupakan kada ai volumetik tanah (volumetic wate content), t adalah waktu, z adalah koodinat vetikal dai pemukaan tanah (benilai positif bila ke atas), dan K() adalah koefiesien pemeabilitas tak jenuh ai. Sifat-sifat hidaulika tanah tak jenuh ai, θ() dan K()), dalam Pesamaan (2.4) meupakan fungsi non-linie tehadap tinggi tekanan ai poi. Sifat-sifat hidaulika tanah dapat disajikan dalam bentuk model analitik sepeti diusulkan oleh Books dan Coey, van Genuchten, Vogel and Císleová, dan Kosugi. H. Laju Infiltasi Hubungan antaa laju infiltasi dan waktu digambakan dalam suatu gafik untuk mendapatkan kapasitas infiltasi. Hasil pengukuan laju infiltasi tanah di lapangan dianalisis untuk mendapatkan laju infiltasi tanah bedasakan pesamaan model Hoton (1941) yang dapat dituliskan sebagai beikut : Kt f t f f f e (2.29) c o c dengan : f(t) = laju infiltasi pada waktu ke-t (cm/jam), f c = kapasitas infiltasi konstan (cm/jam), f o = kapasitas infiltasi awal (cm/jam), t = waktu (jam). Paamete f c, f o, dan k, dalam pesamaan 2.29 dapat ditentukan dengan egesi fungsi exponential dalam pesamaan y y ae bt o (2.30)
13 16 dengan, f(t) = y, (f o f c ) = a, f o = y o, dan K = b. Metode kuadat tekecil digunakan untuk menentukan koefisien egesi y o, a, dan b. Analisis egesi dapat dilakukan menggunakan softwae SigmaPlot. Gamba 2.7 Gafik hubungan antaa waktu dengan kapasitas infiltasi
BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON
1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang
Lebih terperinciIV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor
IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut
Lebih terperinciPenggunaan Hukum Newton
Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang
14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel
Lebih terperinciData dan Metode Pengolahan Data
Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),
Lebih terperinciMOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.
. TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda
Lebih terperinciContoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum
BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciHUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik
HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperincitrigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri
tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciPENGARUH ULTIMATE PIT SLOPE TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG BATUBARA PT X ABSTRAK ABSTRACT
PENGARUH ULTIMATE PIT SLOPE TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG BATUBARA PT X Maan Gultom 1, Apud Djajulie, Fansiswantonny 3, Habibi 4 1,,3,4 STEM Akamigas, Jl. Gajah Mada 38 epu E-mail : gultommaan @gmail.com
Lebih terperinciDAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0
DAFTA ISI I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K II. III. IV. TEOI EMBESAN KONSOLIDASI DAN PENUUNAN STABILITAS LEENG Meania Tanah II 0 I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K DEBIT AI SUMU MENENTUKAN DI LAPANGAN Ai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciIDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran
Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat
Lebih terperinciHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET
HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciAnalisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK
Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperinciListrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.
LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI
ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pesyaatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL Yuni Hemawan 1, Santoso Mulyadi 1 1 Staf Pengaja Juusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Outlie Outlie meupakan suatu pengamatan yang menyimpang cukup jauh dai pengamatan lainnya sehingga menimbulkan kecuigaan bahwa pengamatan tesebut beasal dai distibusi data yang bebeda
Lebih terperinciTRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas
TRIGONOMETRI Untuk SM dan Sedeajat Husein Tampomas Penebit 0 Husein Tampomas, Tigonometi, Unntuk SM dan Sedeajat, 018 PENGERTIN 1 PENGNTR KE FUNGSI TRIGONOMETRI Dalam bahasa Yunani, tigonometi tedii dai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2
LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciEFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI FEBRY RACHMAT 06 0604 014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C
pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciThe Production Process and Cost (I)
The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan
Lebih terperinciESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton
K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan
Lebih terperinci6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL
6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,
Lebih terperinciGeometri Analitik Bidang (Lingkaran)
9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tugas Akhi SI-40Z1 Modal Pushove Analysis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasa Mekanisme Gempa Gempa bumi adalah getaan yang tejadi di pemukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pegeakan keak bumi
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN
ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomo 1, Tahun 017, Halaman 31-40 Online di: http://ejounal-s1.undip.ac.id/inde.php/gaussian ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN Fada Nu Sa
Lebih terperinciBANGUN RUANG SISI LENGKUNG
MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciBab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola
Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS
Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan
Lebih terperinciFisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:
Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap
Lebih terperinciANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk pesamaan egesi dengan dua vaiabel indenpenden adalah: Y = a + b X + b X Bentuk pesaman egesi dengan 3 veiabel independen adalah: Y = a + b X + b X + b 3 X
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi
III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan
Lebih terperinci