ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK"

Transkripsi

1 ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pasyaat guna mempeoleh gela Sajana Sains Oleh: DWI RETNO SARI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 011

2

3

4

5 HALAMAN MOTTO Aku pasti bisa (Penulis) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyah:6) Tiadanya keyakinanlah yang membuat oang takut menghadapi tantangan, dan saya pecaya pada dii saya sendii. (Muhammad Ali) v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Kupesembahkan kaya kecil ini untuk: Kedua oangtuaku, Ibu dan Bapak tecinta Teima kasih atas doa estu dan kasih sayangnya, sungguh budimu tidak akan bisa tebalaskan. Kakak dan adikku tesayang, Feita Indiyati dan Adhi Suya H Teima kasih atas doa dan dukungannya. Ketiga sahabat tebaikku, Nana, Nuul, Santi Teima kasih atas dukungan, motivasi dan semangat dai kalian. kebesamaan kita, tangis dan tawa besama kalian tak akan penah aku lupakan. Sahabat-sahabat S.O.V: Anna, Azi, Dhita, Fifi, Ika, Lina, Nawang, Riza, Susi Teima kasih semua, atas dukungan, motivasi dan semangat dai kalian. Kana kalian aku bisa menyelesaikan kuliah yang penuh intangan dengan canda dan tawa besama kalian. Teman-teman Matematika Regule 007 vi

7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syuku penulis panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa, yang telah membeikan segala ahmat dan kaunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi dengan judul Analisis Suvival untuk Data Tesenso Tipe II Menggunakan Model Distibusi Log-logistik ini guna memenuhi pesyaatan untuk mempeoleh gela Sajana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata. Penulis mengucapkan teima kasih kepada: 1. Bapak D. Aiswan, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah mendukung penulisan skipsi ini.. Bapak D. Hatono, selaku Ketua Juusan Pendidikan Matematika yang telah mendukung penulisan skipsi ini. 3. Ibu Atmini Dhoui, M.Si, selaku Ketua Pogam Studi Matematika yang telah mendukung penulisan skipsi ini. 4. Ibu D. Dhoiva U.W, selaku dosen pembimbing skipsi yang dengan penuh kesabaan telah meluangkan waktu untuk membeikan bimbingan, saan dan pengaahan dalam menyelesaikan skipsi ini. 5. Seluuh Dosen Juusan Pendidikan Matematika yang telah membeikan ilmu kepada penulis. 6. Bapak dan Ibu seta keluaga semua yang telah mencuahkan kasih sayang. 7. Teman-teman matematika angkatan 007 yang telah membeikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian penulisan skipsi ini. vii

8 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skipsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu pesatu. Penulis menyadai bahwa skipsi ini kuang sempuna, semoga menjadi pelajaan bagi paa pembaca aga bisa menyempunakan penulisan selanjutnya. Semoga skipsi ini bemanfaat bagi paa pembaca, khususnya paa pencinta matematika. Yogyakata, Juli 011 Penulis, viii

9 ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK Oleh: Dwi Retno Sai ABSTRAK Analisis suvival meupakan suatu analisis data mengenai daya tahan hidup atau lamanya waktu hidup suatu individu atau unit pada keadaan tetentu. Tujuan penulisan skipsi ini adalah untuk mendapatkan model suvival untuk data tesenso tipe II, mendapatkan estimasi paamete-paamete, inteval konfidensi untuk paamete-paamete dan contoh peneapannya. Biasanya data suvival akan mengikuti distibusi tetentu. Dalam skipsi ini akan dibahas mengenai data suvival yang bedistibusi log-logistik. Model suvival untuk data tesenso tipe II ditentukan dengan mencai estimasi paamete-paamete yaitu γ dan bedasakan fungsi maximum likelihood dan menentukan inteval konfidensi untuk tiap-tiap paamete dengan mencai matiks infomasi dan matiks kovaian telebih dahulu. Sedangkan contoh data bedistibusi log-logistik didapatkan dengan metode simulasi pembangkitan data dengan softwae Minitab 14. Bedasakan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa model suvival untuk data tesenso tipe II yang bedistibusi log-logistik yaitu Estimasi paamete untuk γ dan pada model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan distibusi log-logistik yaitu menggunakan metode maximum likelihood, dengan inteval konfidensi untuk γ adalah γ z α/ se( γ) γ γ + zα/se( γ), dan inteval konfidensi untuk adalah z α/ se( ) + zα/se( ). Dai contoh data umu penyakit pasien pendeita kanke pau-pau yang bedistibusi loglogistik, didapatkan estimasi paamete untuk γ dan adalah 79, dan, Sedangkan inteval konfidensi untuk γ yaitu 56, γ 10,46855 dan inteval konfidensi untuk yaitu 1, , Peluang hidup untuk pasien yang mendeita kanke pau-pau selama 50 bulan adalah 0,73, sedangkan peluang hidup pasien yang mendeita selama 90 bulan adalah 0,43. ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN.... ii HALAMAN PENGESAHAN.... iii HALAMAN PERNYATAAN iv HALAMAN MOTTO v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Lata Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penulisan... 3 D. Manfaat Penulisan... 3 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasa Peluang... 4 B. Vaiabel Random... 5 C. Konsep Dasa Distibusi Suvival... 6 D. Data Tesenso... 9 E. Distibusi Log-logistik F. Metode Maksimum Likelihood x

11 G. Statistik Teuut H. Matiks Infomasi I. Inteval Konfidensi BAB III PEMBAHASAN A. Data Tesenso Tipe II B. Model Suvival Data Tesenso Tipe II C. Maximum Likelihood Estimato... 1 D. Inteval Konfidensi... 6 E. Contoh Peneapan... 8 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Data Umu Penyakit Bedistibusi Log-logistik 8 xii

13 DAFTAR GAMBAR Gamba Hal..1 Kuva Fungsi Densitas Peluang 7. Kuva Fungsi Densitas Peluang dai Distibusi Log-logistik Ilustasi Model Tesenso Tipe II Kuva Fungsi Densitas Peluang dai Data Kuva Fungsi Hazad dai Data Kuva Fungsi Suvivo dai Data 34 xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampian Hal 1 Output Hasil Analisis Suvival Menggunakan Minitab Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple Tabel Distibusi Nomal 45 xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam bidang matematika tedapat cabang statistika yang telah bekembang pesat dengan adanya penemuan-penemuan alat analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu pemasalahan. Salah satunya adalah uji hidup yang meupakan penelitian daya tahan hidup suatu unit atau individu pada suatu keadaan tetentu. Uji hidup biasa digunakan dalam bidang teknik, biologi, kedoktean dan lain-lain. Penelitian-penelitian tesebut biasanya menggunakan data yang bekaitan dengan waktu hidup dai suatu individu. Analisis yang digunakan untuk menganalisis data waktu hidup tesebut disebut analisis suvival. Analisis suvival mencakup bebagai teknik statistik yang beguna untuk menganalisis bebagai macam vaiabel andom positif. Vaiabel andom positif pada analisis suvival beupa suvival time (waktu tahan hidup) atau failue time (waktu kegagalan). Dalam penelitian uji hidup, data waktu hidup dapat bebentuk data lengkap, data tesenso tipe I dan data tesenso tipe II. Data tesebut lengkap jika data diamati secaa utuh. Data tesenso tipe I meupakan data uji hidup yang dihasilkan setelah penelitian bejalan selama waktu yang telah ditentukan. Sedangkan data tesenso tipe II meupakan data hasil penelitian dimana penelitian dihentikan setelah kematian atau kegagalan tetentu telah tejadi (Lawless, 198). 1

16 Data tesenso tipe II adalah suatu data waktu hidup yang tedapat buah obsevasi dalam sampel andom yang beukuan n dengan 1 n. Dalam suatu penelitian, penyensoan tipe II lebih seing digunakan, kaena dalam uji hidup ini tedapat obsevasi sebanyak n, tetapi penelitian dihentikan ketika obsevasi mengalami kegagalan ke-, sehingga peneliti dapat menghemat waktu dan biaya. Untuk menganalisis data suvival dengan data tesenso dipelukan asumsi tetentu tentang distibusi populasinya. Bebeapa distibusi paametik yang popule dan dapat digunakan untuk menganalisis model suvival adalah Distibusi Weibull, Distibusi Eksponensial, Distibusi Log-nomal, Distibusi Gamma, Distibusi Log-logistik dan lain-lain. Dai bebeapa distibusi yang ada, skipsi ini menggunakan fungsi suvival bedistibusi Log-logistik, atau data waktu hidup diasumsikan mengikuti Distibusi Log-logistik. Distibusi Log-logistik masih jaang digunakan dalam analisis suvival. Distibusi Log-logistik mempunyai bentuk yang hampi sama dengan Distibusi Log-nomal. Misalnya untuk meneliti tahan hidup pasien yang teseang penyakit konis, selain itu di bidang industi, juga untuk analisis tahan hidup komponen dai suatu poduk. Oleh kaena itu penulis mengangkat judul Analisis Suvival Untuk Data Tesenso Tipe II Menggunakan Model Distibusi Log-logistik, untuk menentukan analisis suvival untuk data tesenso tipe II.

17 3 B. RUMUSAN MASALAH Bedasakan uaian lata belakang, maka umusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik?. Bagaimana estimasi paamete model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik? 3. Bagaimana peneapan model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik? C. TUJUAN PENULISAN Tujuan dalam penulisan skipsi ini adalah: 1. Mendapatkan model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik.. Mendapatkan estimasi paamete model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik. 3. Menjelaskan peneapan model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik D. MANFAAT PENULISAN Manfaat dai penulisan ini adalah : 1. Menambah efeensi tentang analisis suvival, khususnya data tesenso tipe II menggunakan distibusi log-logistik.. Menambah pengetahuan tentang peneapan analisis suvival untuk data tesenso tipe II menggunakan distibusi log-logistik.

18 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasa Peluang Pada dasanya statistika bekaitan dengan penyajian dan penafsian hasil yang bekemungkinan (hasil yang belum dapat ditentukan sebelumnya) yang muncul dalam penelitian yang diancang sebelumnya atau yang muncul dalam penelitian ilmiah. Paa statistisi beuusan dengan pencacahan atau pengukuan kaakteistik suatu objek kajian yang hasilnya bebentuk bilangan. Pekejaan sepeti ini biasa disebut pecobaan acak (Abadyo dan Hendo pemadi, 005). Himpunan semua hasil yang mungkin dai suatu pecobaan acak disebut uang sampel dan dinyatakan dengan lambang S. Suatu kejadian adalah himpunan bagian dai uang sampel (Bain dan Engelhadt, 199). Ruang nol atau uang kosong atau himpunan kosong ialah himpunan bagian uang sampel yang tidak mengandung satu pun anggota. Kejadian sepeti ini dinyatakan dengan lambang (Walpole, 1995). Menuut Bain dan Engelhadt (199), untuk sebuah pecobaan, S meupakan uang sampel dan AA, 1, A,... meepesentasikan kejadian-kejadian yang mungkin. Himpunan fungsi yang menghubungkan nilai P(A) dengan setiap kejadian A disebut himpunan fungsi peluang, dan P(A) meupakan peluang dai A, jika memenuhi keadaan sebagai beikut: 1. 0 P(A) untuk setiap A. P(S) = 1 4

19 5 3. P Ai = PA ( i) i= 1 i= 1 dan jika A1, A,... meupakan kejadian-kejadian yang saling asing. B. Vaiabel Random Vaiabel andom X adalah suatu fungsi dengan daeah asal S, dimana S adalah suatu uang sampel dan daeah hasil bilangan eal sedemikian sehingga X(e) = x, dengan e S dan x R(Bain dan Engelhadt, 199). Tedapat dua macam vaiabel andom, yaitu vaiabel andom disket dan vaiabel andom kontinu. Jika semua haga yang mungkin dai vaiabel andom X, adalah himpunan tehitung (countable), { x1, x,..., x n } atau { x1, x,...}, maka X disebut vaiabel andom disket. Fungsi f(x) = P[X = x] dengan x= x1, x,... yang membeikan nilai peluang untuk setiap X yang mungkin, disebut fungsi densitas peluang disket (discete pobability density function / discete pdf). Fungsi Fx ( ) = PX [ x] meupakan fungsi distibusi kumulatif (cumulative distibution function / CDF) dai vaiabel andom X untuk sembaang bilangan eal x. Menuut Bain dan Engelhadt (199), jika himpunan semua nilai yang mungkin dai suatu vaiabel andom X meupakan selang bilangan eal, maka X disebut vaiabel andom kontinu.

20 6 Suatu fungsi f(x) yang didefinisikan pada selang nilai vaiabel andom X disebut fungsi densitas peluang, sehingga fungsi distibusi kumulatifnya dapat dinyatakan sebagai x F( x) = f () t dt. C. Konsep Dasa Distibusi Suvival Data suvival adalah data lamanya individu-individu atau unit-unit dai suatu populasi menjalankan fungsinya dengan baik sampai kematian individuindividu tesebut. Dalam mempelajai peneapan data suvival, telebih dahulu haus diketahui konsep-konsep statistik pada distibusi suvival. Misalkan T meupakan vaiabel andom kontinu non negatif yang menunjukkan tahan hidup individu-individu dai suatu populasi. Pada model kontinu, fungsi-fungsi sepeti fungsi densitas peluang, fungsi distibusi kumulatif, fungsi hazad dan fungsi suvivo didefinisikan dalam inteval [0, ) (Lawless, 198). Fungsi densitas peluang pada analisis suvival adalah peluang suatu individu mati atau gagal dalam inteval waktu t sampai t + t, dengan waktu T meupakan vaiabel andom. Fungsi densitas peluang dai T dapat dinyatakan sebagai f(t), Pt ( T< ( t+ t)) f( t) = lim t 0 t yang mempunyai sifat sebagai beikut: a. f() t 0, t 0

21 7 b. 0 f () t dt = 1 Fungsi f disebut fungsi densitas peluang bagi vaiabel andom kontinu T bila luas daeah di bawah kuva dan di atas sumbu-t sama dengan 1, dan bila luas daeah di bawah kuva antaa t=a dan t=b menyatakan peluang T teletak antaa a dan b (Walpole, 1995), sebagaimana diilustasikan dalam gamba.1. Gamba.1 Kuva fungsi densitas peluang b Dengan demikian luas daeah yang diasi adalah P( a < T < b) = f () t dt dengan ab, [0, ). 1. Fungsi Distibusi Kumulatif Jika T meupakan vaiabel andom dai waktu hidup suatu individu dalam inteval [0, ), maka fungsi distibusi kumulatif F(t) untuk distibusi kontinu dengan fungsi densitas peluang f(t) dinyatakan sebagi beikut (Lawless, 198): Atau Ft () = PT ( t) a t F() t = f ( x) dx, untuk t > 0 0

22 8. Fungsi Suvivo Menuut Lawless (198) fungsi suvivo didefinisikan sebagai peluang suatu individu dapat betahan hidup sampai waktu t. Jika T meupakan vaiabel andom dai waktu hidup suatu individu dalam inteval [0, ), maka fungsi suvivo S(t) dapat dinyatakan dalam pesamaan: St () = PT ( t) = t f ( x) dx Dengan demikian dipeoleh pesamaan yang menyatakan hubungan antaa fungsi suvivo dan fungsi distibusi kumulatif, yaitu St () = 1 Ft () 3. Fungsi Hazad Fungsi hazad menyatakan peluang kegagalan suatu komponen pada waktu t, jika diketahui bahwa komponen tesebut tetap hidup hingga waktu t. Menuut Lawless (198) fungsi hazad adalah peluang suatu individu mati dalam inteval waktu t sampai t + t, jika diketahui individu tesebut masih dapat betahan hidup sampai dengan waktu t, yang dinyatakan sebagai beikut: P( t T < t+ t T t) ht ( ) = lim t 0 t Jika f(t) adalah fungsi densitas peluang pada waktu t, maka dipeoleh ht () P( t T < t+ t T t) = lim t 0 t P[( t T < ( t+ t)) ( T t)] = lim t 0 PT ( t). t

23 9 Pt ( T< ( t+ t)) = lim t 0 PT ( t). t 1 Ft ( + t) Ft () = lim. t 0 t 1 Ft () Ft ( + t) Ft () 1 = lim. t 0 t St () ht () = = F'( t) St () f() t St (). D. Data Tesenso Dalam penelitian uji hidup, data waktu hidup dapat bebentuk data lengkap, data tesenso tipe I dan data tesenso tipe II. Pada pengambilan data menggunakan data lengkap, pecobaan akan dihentikan jika semua komponen atau individu yang diteliti gagal atau mati (Lawless, 198). Metode menggunakan data lengkap memelukan waktu yang lama sehingga jaang digunakan. Data tesenso adalah data yang dipeoleh sebelum semua data teamati waktu hidupnya, sedangkan waktu pengamatan telah beakhi atau oleh sebab lain. Data tesenso tipe I meupakan data uji hidup yang dihasilkan setelah penelitian bejalan selama waktu yang telah ditentukan. Sedangkan data tesenso tipe II meupakan data hasil penelitian dimana penelitian dihentikan setelah kematian atau kegagalan tetentu telah tejadi (Lawless, 198). Data tesenso tipe II meupakan data kematian atau kegagalan yang tidak lengkap (incomplete motality data) yaitu data waktu kematian atau kegagalan

24 10 dai obsevasi tekecil dalam sampel andom yang beukuan n dengan 1 n. Dalam suatu penelitian, penyensoan tipe II lebih seing digunakan, yaitu dalam uji hidup yang tedapat obsevasi sebanyak n, tetapi penelitian dihentikan ketika obsevasi mengalami kegagalan ke-, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Dalam penyensoan ini, ditentukan telebih dahulu sebelum data dikumpulkan. E. Distibusi Log-logistik Dalam statistika, distibusi log-logistik meupakan salah satu distibusi peluang kontinu untuk vaiabel andom non-negatif. Distibusi ini digunakan dalam analisis tahan hidup sebagai model paametik, misalnya untuk meneliti waktu penyembuhan suatu penyakit. Distibusi log-logistik juga telah dikembangkan di bidang industi untuk menganalisis tahan hidup komponen dai suatu poduk. Vaiabel andom T dikatakan mengikuti distibusi log-logistik dengan paamete γ dan paamete shape, jika mempunyai fungsi densitas: 1 t γ γ f(; t γ, ) = t 1 + γ, t > 0, dimana γ > 0 dan > 0. untuk selanjutnya dinotasikan sebagai T L ( γ, ). Nilai paamete shape yaitu menyatakan suatu bentuk yang bemacam-macam dai kuva fungsi densitas yaitu naik, tuun, atau mendata, sehingga kondisi ini sangat cocok digunakan untuk bebagai model data suvival. L

25 11 Gamba. Kuva fungsi densitas peluang dai distibusi log-logistik Fungsi densitas peluang dai distibusi log-logistik dengan γ =1 ditunjukkan pada gamba. untuk nilai yang bebeda. Untuk 0 1 fungsi densitas peluangnya menuun, sedangkan untuk > 1 fungsi densitas peluangnya meupakan fungsi naik dengan sebuah puncak. Semakin besa nilai, puncak dai kuva fungsi densitas peluangnya semakin uncing dan bentuknya semakin simetis. Fungsi distibusi kumulatifnya adalah misal:

26 1

27 13 Jadi Ft (; γ, ) = t γ + t, t > 0, dimana γ > 0 dan > 0 Fungsi suvivo dai T L ( γ, ) didefinisikan sebagai peluang suatu individu dapat betahan hidup sampai waktu t, yaitu St () = 1 Ft () t = 1 γ + t γ = γ + t 1 = t 1+ γ L Fungsi hazad h(t) menyatakan peluang suatu komponen mengalami kegagalan pada waktu t. ht () = f() t St () 1 t γ γ = t 1 + γ F. Metode Maksimum Likelihood Metode maksimum Likelihood adalah salah satu metode yang paling seing digunakan untuk mencai nilai estimasi dai suatu paamete. Fungsi kepadatan besama (joint density function) dai n vaiabel andom X 1, X,..., X n pada x 1, x,..., x n adalah f(x 1, x,..., x n ; θ) disebut sebagai fungsi likelihood.

28 14 Untuk x 1, x,..., x n yang tetap, fungsi likelihood adalah fungsi dai θ dan seing dinotasikan sebagai L(θ). Jika X1, X,..., X n menyatakan sampel andom dengan fungsi densitas peluang f(x; θ) maka: n 1 ; θ )... f ( xn; θ ) = f ( x i ; ) i= 1 L( θ ) = f ( x θ Misalkan L ( θ ) = f ( x1; θ )... f ( x ; θ ), θ Ω adalah fungsi kepadatan n besama dai X 1, X,..., X n. Untuk sekumpulan obsevasi yang dibeikan (x 1, x,..., x n ), suatu nilai θˆ dalam Ω sedemikian hingga L (θ ) maksimum, disebut Maximum Likelihood Estimato (MLE) dai θ. Nilai θˆ adalah nilai θ yang memenuhi: f x, x,..., x ; ˆ) θ = max f ( x, x,..., ( 1 n 1 x n ; θ ) θ Ω Apabila Ω adalah inteval tebuka, dan jika L (θ ) adalah diffeensiabel dan diasumsikan maksimum pada Ω maka MLE adalah solusi dai pesamaan: d ( θ ) = 0 dθ L Hal yang pelu dipehatikan, jika tenyata tedapat lebih dai satu solusi d untuk pesamaan ( θ ) = 0 dθ L, maka haus dilakukan pehitungan tehadap masing-masing solusi untuk mempeoleh solusi yang memaksimumkan L (θ ). Hal ini dilakukan dengan mencai nilai tuunan kedua dai L (θ ), bila nilainya negatif maka solusi tesebut adalah solusi yang maksimum.

29 15 Definisi tentang fungsi likelihood dan estimasi kemungkinan maksimum dapat diteapkan dalam paamete-paamete tak diketahui yang lebih dai satu. Bila θ adalah paamete, katakan θ ( θ θ θ ) = 1,,...,, k, maka estimasi kemungkinan maksimumnya akan beupa pesamaan simultan dengan penuunan pasial tiaptiap paametenya. θ j ln L( θ, θ,..., θ ) = 0 1 k untuk j =1,,...,k. Pesamaan di atas disebut pesamaan kemungkinan maksimum (Maximum Likelihood Equations). Nilai ˆ θ, ˆ θ,..., ˆ θ 1 k meupakan estimato bila pesamaan kemungkinan maksimumnya membeikan nilai maksimum tehadap ( θ θ,..., ) 1,. L θ k G. Statistik Teuut Misalkan himpunan vaiabel andom X 1, X,..., X n meupakan sampel andom yang beukuan n dai suatu populasi dengan fungsi densitas f(x) maka fungsi densitas peluang besama dai vaiabel andom independennya adalah sebagai beikut (Bain dan Engelhadt, 199): (,,..., ) = ( ) ( )... ( ) f x x x f x f x f x 1 n 1 Misalkan X1, X,..., X n adalah sampel andom yang beukuan n dai fungsi densitas peluang f(x), dimana untuk f(x) kontinu dan f(x) > 0, a < x < b, n maka fungsi densitas peluang dai statistik teuut ke-k, Y k n! g ( y ) = F y F y f y 1!! ( k ) ( n k) k 1 n k ( ) 1 ( ) ( ) k k k k k adalah, jika a< yk < b.

30 16 H. Matiks Infomasi Misalkan y1, y,..., y n meupakan sampel andom dai suatu distibusi dengan fungsi densitas peluang f(y;θ), dimana θ = ( θ1,..., θ k )' meupakan vekto dai paamete-paamete yang belum diketahui nilainya yang meupakan himpunan bagian dai Ω. Fungsi likelihood dai θ adalah n L( θ) = f( yi; θ) i= 1 sehingga pesamaan maximum likelihoodnya adalah l( θ ) U j ( θ ) =, j = 1,..., k. θ j Menuut Lawless (003), U ( θ ) mempunyai ata-ata 0 dan matiks kovaian 1 I( θ ), dimana log L( θ ) Iij ( θ ) = E, i, j = 1,..., k. sehingga matik I( θ ) θi θ j disebut matiks infomasi. I. Inteval Konfidensi Misalkan X1, X..., X n mempunyai fungsi densitas peluang besama f( x, x..., x ; θ); θ Ω, dimana Ω suatu inteval dan misalkan 1 n L X1 X X n = (,..., ) dan U= ax ( 1, X..., X n ). Suatu inteval ( ( x, x..., x ), a( x, x..., x )) meupakan inteval konfidensi 100 α % untuk θ jika 1 n 1 n [ (,..., ) θ (,..., )] P X X X < < a X X X = α 1 n 1 n

31 17 dimana 0< α < 1. Sedangkan nilai dai ( x1, x..., x n ) dan ax ( 1, x..., x n ) disebut batas konfidensi bawah dan batas konfidensi atas (Bain dan Engelhadt, 199). Jika Q= qx ( 1, X,..., Xn; θ ) adalah sebuah vaiabel andom dai fungsi X1, X,..., X n dan θ, maka Q disebut nilai pivot, jika distibusinya tidak tegantung pada θ atau paamete-paamete lain yang tidak diketahui (Bain dan Engelhadt, 199). Estimasi inteval konfidensi untuk θ dapat dipeoleh dengan menggunakan ( θ ) sebagai nomal bivaiat dengan ata-ata ( θ ) dan matik kovaian 1 V = I( θ ), sehingga standad eo untuk θ adalah 1/ se( θ) = As va( θ) dimana Asva meupakan vaiansinya (Lawless, 003). Inteval konfidensi untuk suatu fungsi paametik ψ = g( θ) menggunakan pendekatan nomal ψ ~ N( ψ, Vψ ). Dengan demikian nilai pivot dengan pendekatan nomalnya adalah Z ψ ψ = V 1/ ψ dan inteval konfidensi 1 α untuk ψ adalah ψ ± z 1/ Vψ (Lawless, 003). α /

32 BAB III PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai model suvival dai data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik. Model suvival ini ditentukan bedasakan fungsi likelihoodnya. Selanjutnya akan dibahas mengenai peneapan model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi log-logistik. A. Data Tesenso Tipe II Data tesenso tipe II adalah suatu data waktu kematian atau waktu tahan hidup yang hanya tedapat buah obsevasi dalam sampel andom yang beukuan n dengan 1 n. Kebanyakan penelitian menunjukkan penyensoan tipe II lebih seing digunakan, kaena dapat menghemat waktu dan biaya. Dalam uji hidup ini, total obsevasi sebanyak n, tetapi uji akan behenti pada waktu obsevasi sampel mempunyai waktu kematian atau kegagalan ke- untuk 1 n (Lawless, 198). B. Model Suvival Data Tesenso Tipe II Menuut Lawless (003), misalkan T meupakan vaiabel andom tahan hidup dengan T adalah vaiabel andom kontinu non negatif yang menunjukkan tahan hidup individu-individu dalam suatu populasi yang bedistibusi Loglogistik dengan fungsi densitas peluang yaitu 1 t γ γ f(; t γ, ) = t 1 + γ, t > 0, 18

33 19 γ > 0 dan > 0. Fungsi suvivonya adalah t St (; γ, ) = 1+ γ 1 dan fungsi hazadnya adalah 1 t γ γ ht (; γ, ) =. t 1 + γ Dalam data tesenso tipe II, tedapat pengamatan dai n sampel yang diamati, dan ekspeimen akan dihentikan setelah kegagalan ke- yang tejadi sebelum waktu t i. Data tedii dai tahan hidup tekecil T(1) T() T(3)... T( ) dai sampel andom yang tedii dai n tahan hidup T 1, T, T 3,..., T n, sepei diilustasikan pada Gamba T (1) T T () ( ) T ( + 1) T ( + ) T ( n) Data tesenso Gamba 3.1. Ilustasi model tesenso tipe II Misalkan T meupakan vaiabel andom dai n individu yang diamati, f(t 1 ) meupakan fungsi densitas peluang dai vaiabel andom individu ke-1, f(t ) meupakan fungsi densitas peluang dai vaiabel andom individu ke-, dan seteusnya hingga f(t ) untuk vaiabel andom individu ke-. Individu yang gagal, yaitu individu ke-1 sampai individu ke- masingmasing sebanyak satu komponen. Sedangkan individu yang masih betahan

34 0 melebihi kegagalan dai individu ke- dituliskan dengan T + 1, T +, T + 3,..., T n sebanyak n-. Sampel andom beukuan n dengan kegagalan ini mengikuti distibusi multinomial, sehingga tedapat tejadi dai n pengamatan. n! 1!1!...1!( n )! uutan yang mungkin Fungsi densitas peluang besama dai T 1, T, T 3,..., T n dai data yang diamati dapat ditulis sebagai beikut: n! f( t1, t,..., t ) = f( t1) f( t)... f( t) [ P( T+ 1 t)... P( Tn t) ] ( n )! n! = ft ( ) ( 1 PT ( + 1 < t) )...( 1 PT ( < t) ) ( n )! i n i= 1 n! = f( t) ( 1 Ft ( ))...( 1 Ft ( )) ( n )! = i i 1 n! = f( t) 1 ( ) ( n )! i i= 1 i i= 1 [ Ft ] n! = f( t) ( ) ( n )! [ St ] Fungsi densitas peluang besama data tesenso tipe II dai t 1, t,..., t untuk n n! < n adalah f( t1, t,..., t) = f( ti) [ S( t)] ( n )! i= 1 n n. Kaena diketahui bahwa 1 ti γ γ f( ti ) = ti 1 + γ dan t St ( ) = 1+ γ 1, maka fungsi likelihoodnya adalah sebagai beikut

35 1 n! f( t1, t,..., t) = f( ti) [ S( t)] ( n )! i= 1 n (3.1) Jadi fungsi likelihood dai distibusi log-logistik untuk data tesenso tipe II memiliki bentuk (3.) C. Maximum Likelihood Estimato (MLE) Dalam analisis data suvival telebih dahulu dipilih bentuk distibusi dai data, kemudian dicai bentuk fungsi paamete yang diwakili data suvival tesebut. Dalam skipsi ini menggunakan metode maksimum likelihood untuk mencai estimasi paamete dai distibusi log-logistik. Metode maksimum likelihood menggunakan nilai dalam uang paamete Ω yang besesuaian dengan haga kemungkinan maksimum dai data obsevasi sebagai estimasi dai paamete yang tidak diketahui. Dalam aplikasinya L ( γ, ) menunjukkan fungsi densitas peluang besama L dai sampel andom. Jika Ω uang paamete yang meupakan inteval tebuka dan

36 L (, ) L γ meupakan fungsi yang dapat dituunkan seta diasumsikan maksimum pada Ω, maka pesamaan maksimum likelihoodnya adalah LL ( γ, ) γ = 0 dan LL ( γ, ) = 0 Jika penyelesaian dai pesamaan tesebut ada, maka maksimum dai L (, ) L γ dapat tepenuhi. Apabila penyelesaian dai pesamaan tesebut sulit untuk diselesaikan maka fungsi L ( γ, ) dapat dibuat logaitma natualnya, L dengan ketentuan ln LL ( γ, ) maksimum, sehingga pesamaan logaitma natual maksimum likelihoodnya adalah ln LL ( γ, ) γ = 0 dan ln LL ( γ, ) = 0 Untuk mengetahui apakah penduga dai γ dan tesebut telah maksimum, maka dicai tuunan ke- dai ln LL ( γ, ), jika hasilnya negatif, maka maksimum likelihood untuk γ dan didapat dengan menyelesaikan pesamaan ln LL ( γ, ) γ = 0 dan ln LL ( γ, ) = 0. Dai pesamaan likelihood sampel tesenso tipe II dipeoleh fungsi likelihood untuk distibusi log-logistik

37 3 Kemudian fungsi likelihood dikalikan dengan logaitma natual (ln), sehingga dipeoleh fungsi log-likelihood dai distibusi log-logistik sebagai beikut 1 n n! ti ti t i= 1 γ i= 1 γ γ ln LL ( γ, ) = ln + ln ln γ + ln + ln ln 1 + ( n )! ln LL ( γ, ) = ln + ln ln γ + ( 1) ln + ln 1 + ( n )! n! ti ti i= 1 γ i= 1 γ t + ( n) ln 1 + γ (3.3) Pehitungan tuunan ln LL ( γ, ) tehadap γ adalah sebagai beikut ln LL ( γ, ) γ 1 (1 ) ti ti ( n) t = + + ( ) 1 + γ γ i= 1 γ γ γ t γ γ 1+ γ 1 ti ti ( ) t 1 i= 1 t n = + + γ γ γ γ γ γ 1+ γ (3.4) Pehitungan tuunan ke- dai ln L ( γ, ) tehadap γ adalah sebagai beikut L

38 4 1 t i t i t + i 1 ln L ( γ, ) γ γ + γ γ γ = 1 + γ L γ γ γ i= 1 t i ( ) n 1 t t t γ γ γ γ γ γ t 1 + γ (3.5) Pehitungan tuunan ke- dai ln LL ( γ, ) tehadap γ mendapatkan hasil yang negatif, sehingga maximum likelihood estimato γ dipeoleh dengan menyelesaikan ln LL ( γ, ) γ = 0 1 t ( ) i t i n t + 1+ = 0 γ γ i= 1 γ γ t γ γ 1+ γ (3.6) Pehitungan tuunan ln LL ( γ, ) tehadap adalah sebagai beikut 1 L γ t i t i ti ti n = + ln 1 + ln + ln i= 1 γ i= 1 γ γ γ t γ γ ln L (, ) ( ) t t 1+ γ (3.7) Pehitungan tuunan ke- dai ln LL ( γ, ) tehadap adalah sebagai beikut

39 5 i i ln LL( γ, ) γ ( n) t t γ ln i= 1 γ γ ti t t t ln = γ γ (3.8) Pehitungan tuunan ke- dai ln LL ( γ, ) tehadap mendapatkan hasil yang negatif, sehingga maximum likelihood estimato dipeoleh dengan menyelesaikan ln LL ( γ, ) = 0. 1 t i t i t i t i ( n) t t + ln 1 ln + + ln 0 = i= 1 γ i= 1 γ γ γ t γ γ 1+ γ Jadi dai pehitungan yang telah dilakukan, maka maximum likelihood estimato γ dan dipeoleh dengan menyelesaikan pesamaan 1 t ( ) i t i n t = 0 γ γ i= 1 γ γ t γ γ 1+ γ (3.9) dan 1 t i t i t i t i ( n) t t + ln 1 ln + + ln 0 = i= 1 γ i= 1 γ γ γ t γ γ 1+ γ (3.10)

40 6 Kedua pesamaan tesebut sulit diselesaikan secaa manual kaena memiliki bentuk yang kompleks, sehingga dipelukan bantuan dengan menggunakan suatu pogam atau softwae tetentu yang dapat digunakan untuk analisis suvival dengan distibusi log-logistik. D. Inteval Konfidensi Pada analisis suvival ini, setelah didapatkan nilai dai γ dan, selanjutnya akan dihitung inteval konfidensi untuk γ dan. Langkah petama adalah menentukan matik infomasi log L( θ ) Iij ( θ ) = E θi θ j ( I( γ, ) ) dai data yaitu I( γ, ) ln L γ ln L γ ln L γ ln L = Dai pehitungan sebelumnya telah didapatkan pesamaan ln L dan γ ln L pada pesamaan (3.5) dan (3.8). selanjutnya akan dihitung pesamaan ln L γ dan ln L γ. Kedua pesamaan tesebut memiliki hasil yang sama, sehingga ln L ln L = γ γ

41 7 ti ti ti ti ti ti = ln 1 + ln 1 + γ γ i= 1 γ γ γ γ γ γ ( n) 1 t t t t t 1 ln 1 ln + + γ γ γ γ γ γ γ t 1 + γ (3.11) Matiks kovaian V meupakan inves dai matiks Infomasi yaitu: 1 V = I( γ, ) V11 V 1 V = V 1 V dengan standad eo untuk γ adalah se( γ ) = V 1/ 11, dan standad eo untuk adalah se( ) = V 1/. Inteval konfidensi untuk γ dan dapat dipeoleh dai pendekatan nilai pivot Z 1 γ γ = dan se( γ ) Z = se( ) dengan keduanya mendekati distibusi nomal N(0,1) untuk sampel besa. Sehingga dengan taaf signifikansi 1 α didapatkan inteval konfidensi untuk γ adalah P( z Z z ) = 1 α / 1 α / α γ γ P( zα/ z α/) = 1 α se( γ )

42 8 γ z se( γ) γ γ + z se( γ) α / α / dan inteval konfidensi 1 α untuk adalah P( z Z z ) = 1 α / α / α P( zα/ z α/) = 1 α se( ) z se( ) + z se( ). α / α / E. Contoh Peneapan Beikut ini adalah data 30 umu penyakit hingga pasien meninggal dai 50 pasien yang mendeita penyakit kanke pau-pau. Data beasal dai hasil metode simulasi pembangkitan data dengan bantuan softwae Minitab 14 yang bedistibusi log-logistik. Tabel 3.1. Data umu penyakit pasien (bulan) 0,835 36,917 45,787 61,168 71,817 3,364 37,794 46,38 64,449 7,157 7,959 40,37 49,080 64,56 7,896 30,830 41,869 53,179 65,448 7,99 31,395 4,985 56,004 67,540 73,0 33,600 43,959 59,18 69,055 74,316 Dai 50 pengamatan yang ada, hanya diambil 30 hasil pengamatan petama. Banyaknya pengamatan yang diambil telah ditentukan sebelum penelitian dilakukan. Pada data ini hanya diambil 30 pengamatan, sehingga tedapat 0 pengamatan yang tesenso. Akan dicai nilai dai maximum likelihood estimato untuk γ dan, untuk menghitung peluang hidup seoang pasien yang mendeita penyakit kanke pau-pau selama 50 dan 90 bulan.

43 9 Untuk mempemudah pehitungan dalam mencai nilai maximum likelihood estimato, dapat menggunakan softwae Minitab. Dalam skipsi ini menggunakan softwae Minitab 14. Dalam softwae ini, fungsi densitas peluang yang digunakan adalah f( y) = ln y µ exp σ ln y µ σ 1 + exp σ (3.1) dengan µ = location paamete σ = scale paamete. Bentuk fungsi densitas pada pesamaan (3.1) meupakan hasil tansfomasi dai fungsi densitas 1 t γ γ f(; t γ, ) = t 1 + γ 1, dimana γ = exp( µ ) dan =. σ Dai hasil output softwae Minitab 14 (lampian 1), dipeoleh nilai location paamete dai data adalah 4,37719 dan nilai dai scale paamete adalah 0,465591, sehingga didapatkan: γ = exp( location paamete ) = 4,37719 e = 79,

44 30 = 1/ scale paamete 1 = 0, =, Setelah dilakukan pengecekan dengan softwae maple 11 (lampian ), nilai dai γ dan tesebut memenuhi pesamaan (3.9) dan (3.10), kaena menghasilkan nilai yang mendekati nol. Jadi nilai untuk γ adalah 79, dan nilai untuk adalah, Selanjutnya akan ditentukan inteval konfidensi untuk γ dan. Dai pehitungan sebelumnya telah didapatkan pesamaan ln L, γ ln L dan ln L ln L = γ γ pada pesamaan (3.5), (3.8), dan (3.11). Dengan bantuan pogam maple 11 pada lampian 3, nilai dai ln L γ dimana γ = 79, dan =, adalah 0, Nilai dai ln L pada lampian 4 adalah 9, , sedangkan nilai dai ln L ln L = γ γ pada lampian 5 adalah -0, Oleh kaena itu didapatkan matik infomasi I( γ, ) ln L γ ln L γ ln L γ ln L =

45 31 0, , I( γ, ) = 0, , dan matik kovaian 1 V = I( γ, ) 0, , V = 0, , V11 V1 V = V 1 V 135, , V =, , , sehingga se( γ ) = V 1/ 11 = 11, dan se( ) = V 1/ = 0, Inteval konfidensi untuk γ didapatkan dai nilai pivot Z 1 γ γ = yang se( γ ) bedistibusi nomal. Dengan taaf signifikansi 0,05, inteval konfidensi untuk γ yaitu γ ± z 0,05 se( γ). Dai tabel z pada lampian 6 didapatkan nilai dai z 0,05 adalah 1,96, dengan demikian γ z se( γ) γ γ + z se( γ) α/ α/ γ 1,96 se( γ) γ γ + 1,96 se( γ) 79, ,96(11,657569) γ 79, ,96(11,657569) 56, γ 10, Jadi batas konfidensi bawah untuk γ adalah 56, dan batas konfidensi atasnya adalah 10,46855.

46 3 Inteval konfidensi untuk didapatkan dai nilai pivot Z = yang se( ) bedistibusi nomal. Dengan taaf signifikansi 0,05, inteval konfidensi untuk yaitu ± z α / se( ). Dai tabel z pada lampian 6 didapatkan nilai dai z 0,05 adalah 1,96, dengan demikian z se( ) + z se( ) α/ α/ 1, 96 se( ) + 1, 96 se( ), ,96(0, ), ,96(0, ) 1, , Jadi batas konfidensi bawah untuk adalah dan batas konfidensi atasnya adalah Beikut ini adalah bentuk fungsi densitas peluang dai data, sedangkan bentuk kuvanya ditunjukkan pada gamba 3.: f( t ) = i ( 0, ) ti 79, , , ti , (3.13)

47 33 Gamba 3.. Kuva fungsi densitas peluang dai data umu penyakit pasien Bentuk fungsi hazad ditunjukkan pada pesamaan 3.14 dan kuva fungsi hazad dai data pada gamba 3.3. ht ( ) = i ( 0, ) 1, ti 79, , ti , (3.14) Gamba 3.3 Kuva fungsi hazad dai data umu penyakit pasien

48 34 Bentuk fungsi suvivo ditunjukkan pada pesamaan 3.15 dan kuva fungsi suvivo dai data pada gamba 3.4. St ( ) = i 1 ti 1+ 79, , (3.15) Gamba 3.4 Kuva fungsi suvivo dai data umu penyakit pasien Jika fungsi suvivo telah didapatkan, maka dapat dihitung peluang seoang pasien untuk hidup jika mendeita penyakit kanke pau-pau selama 50 dan 90 bulan. S (50) = , S (50) = 0, , Jadi peluang seoang pasien untuk hidup jika mendeita kanke pau-pau selama 50 bulan adalah 0,73. Sedangkan peluang pasien untuk hidup jika mendeita kanke pau-pau selama 90 bulan adalah

49 35 S (90) = , S (90) = 0, , Jadi peluang seoang pasien untuk hidup jika mendeita kanke pau-pau selama 90 bulan adalah 0,43.

50 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dai pembahasan, dipeoleh bebeapa kesimpulan mengenai model suvival dan infeensia statistik data tahan hidup tesenso tipe II yang bedistibusi log-logistik, yaitu sebagai beikut: 1. Model suvival untuk data tesenso tipe II bedasakan model distibusi loglogistik adalah Model suvival ini dipeoleh dengan mencai fungsi likelihood dai data tesenso tipe II yang bedistibusi log-logistik. Fungsi likelihood untuk data n! tesenso tipe II tesebut adalah f( t1, t,..., t) = f( ti) [ S( t)] ( n )! i= 1. Infeensia statistik data suvival tesenso tipe II bedasakan distibusi loglogistik adalah sebagai beikut: a. Menentukan nilai maximum likelihood estimato untuk γ dan yaitu γ n dan. Dai fungsi likelihood untuk data tesenso tipe II, dapat dipeoleh maximum likelihood estimato untuk γ dan yaitu γ dan dengan menuunkan fungsi log-likelihoodnya tehadap γ dan tehadap dan menyelesaikan kedua pesamaan tesebut, yaitu 36

51 t ( ) i t i n t = 0 γ γ i= 1 γ γ t γ γ 1+ γ dan 1 t i t i t i t i ( n) t t + ln 1 ln + + ln 0 = i= 1 γ i= 1 γ γ γ t γ γ 1+ γ Kedua pesamaan tesebut sulit diselesaikan secaa manual kaena memiliki bentuk yang kompleks, sehingga dalam skipsi ini memelukan bantuan softwae Minitab14 untuk mencai nilai maximum likelihood estimatonya. b. Menentukan inteval konfidensi untuk γ dan. Untuk menentukan inteval konfidensi data tesenso, digunakan pendekatan nilai pivot Z 1 γ γ = dan se( γ ) Z 1 = dengan keduanya se( ) mendekati distibusi nomal N(0,1). Oleh kaena itu inteval konfidensi untuk γ adalah γ z se( γ) γ γ + z se( γ) dan inteval konfidensi α/ α/ untuk adalah z se( ) + z se( ). α/ α/ 3. Hasil pengolahan dai data umu pasien yang mendeita penyakit kanke pau-pau dengan simulasi pembangkitan data bedistibusi log-logistik adalah nilai estimasi untuk γ yaitu 79, dan estimasi untuk yaitu, Sedangkan inteval konfidensi untuk γ adalah 56, γ 10, dan inteval konfidensi untuk adalah

52 38 1, , Sehingga didapatkan peluang hidup untuk pasien yang mendeita kanke pau-pau selama 50 bulan adalah 0,73, sedangkan peluang hidup pasien yang mendeita selama 90 bulan adalah 0,43. B. SARAN Skipsi ini membahas tentang model suvival dengan menentukan maximum likelihood estimato untuk γ dan yang meupakan paametepaamete dai distibusi log-logistik. Dalam penulisan ini hanya membahas model suvival untuk data tesenso tipe II. Oleh kaena itu disaankan adanya penelitian lebih lanjut mengenai model suvival dengan menggunakan distibusi log-logistik untuk data tesenso tipe I dan juga untuk distibusi-distibusi lain pada data bekelompok.

53 DAFTAR PUSTAKA Abadyo dan Hendo Pemadi Metode Statistika Paktis. Malang: UM Pess. Bain, L.J and Engelhadt Intoduction to Pobability and Mathematical Statistics. nd ed. Califonia: Duxbuy Pess. Collett, David Modelling Suvival Data in Medical Reseach. nd London: Chapman and Hall. ed. Dixit, Asha Exact Compaison of Hazad Rate Functions of Log-logistic Suvival Distibution [Tesis]. Alabama: Aubun Univesity. Lawless, J.F Statistical Model and Methods fo Lifetime Data. New Yok: John Wiley and Sons, Inc. Lawless, J.F Statistical Model and Methods fo Lifetime Data. nd ed. New Jesey: John Wiley and Sons Inc. Machin, David, Yin Bun C and Mahesh Pama Suvival Analysis A Pactical Appoach. nd ed. Chiceste: John Wiley and Sons Ltd. Rao, G.S, Kantam and K.Rosaih Reliability Estimation in Log-logistic Distibution fom Cencoed Samples, Pob.Stat.,0,5-67. Walpole, Ronald E Penganta Statistika Edisi ke-3. Jakata: Gamedia Pustaka Utama. 39

54

55 40 Lampian 1 Output Hasil Analisis Suvival Menggunakan Minitab 14 Distibution Analysis: data Vaiable: data Censoing Infomation Count Uncensoed value 30 Right censoed value 0 Type (Failue) Censoed at 31 Estimation Method: Maximum Likelihood Distibution: Loglogistic Paamete Estimates Standad 95,0% Nomal CI Paamete Estimate Eo Lowe Uppe Location 4, ,1486 4,1371 4,6176 Scale 0, , , , Log-Likelihood = -168,968 Goodness-of-Fit Andeson-Daling (adjusted) = 18,746

56 41 Lampian Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple 11

57 4 Lampian 3 Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple 11

58 43 Lampian 4 Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple 11

59 44 Lampian 5 Output Hasil Pehitungan Menggunakan Maple 11

60 45 Lampian 6 Tabel Distibusi Nomal

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II YANG BERDISTRIBUSI WEIBULL PADA ANALISIS DATA UJI HIDUP S K R I P S I

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II YANG BERDISTRIBUSI WEIBULL PADA ANALISIS DATA UJI HIDUP S K R I P S I ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II YANG BERDISTRIBUSI WEIBULL PADA ANALISIS DATA UJI HIDUP S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian pesyaatan mencapai deajat sajana (S - 1) HERDIANA F1A1 12 092

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II Ryndha, Anna 2, Nasrah 3 ABSTRAK Data survival adalah data yang menunjukkan waktu suatu individu atau objek dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( ) MODEL CAMPURAN LINEAR Bab 6 Linea Mixed Models (6.1-6.5) Outline Model umum Stuktu Ragam Peagam Model Campuan untuk data longitudinal Menduga pegauh tetap untuk Ragam (V) diketahui Menduga pegauh tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pesyaatan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembicaraan statistik, jawaban yang diinginkan adalah jawaban untuk ruang lingkup yang lebih luas, yakni populasi. Tetapi objek dari studi ini menggunakan sampel

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Percobaan dan Ruang Sampel Menurut Walpole (1995), istilah percobaan digunakan untuk sembarang proses yang dapat membangkitkan data. Himpunan semua hasil suatu percobaan disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Outlie Outlie meupakan suatu pengamatan yang menyimpang cukup jauh dai pengamatan lainnya sehingga menimbulkan kecuigaan bahwa pengamatan tesebut beasal dai distibusi data yang bebeda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi sebagai landasan dalam penelitian ini. Konsep dasar ini berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PROSES IDENTIFIKASI DAN ESTIMASI VARIABEL KEADAAN PADA MODEL TEREDUKSI

PROSES IDENTIFIKASI DAN ESTIMASI VARIABEL KEADAAN PADA MODEL TEREDUKSI ESIS-SM 45 PROSES IDENIFIKASI DAN ESIMASI VARIABEL KEADAAN PADA MODEL EREDUKSI RIFENA PUNANA LESNUSSA 5 DOSEN PEMBIMBING D. Didik Khusnul Aif, S.Si., M.Si. D.Dieky Adzkiya, S.Si, M.Si PROGRAM MAGISER DEPAREMEN

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DISTRIBUSI HALF LOGISTIK. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DISTRIBUSI HALF LOGISTIK. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Jurnal Matematika Murni dan Terapan εpsilon Vol. 07, No.01, 201, Hal. 45 52 ESTIMASI PARAMETER UNTUK DISTRIBUSI HALF LOGISTIK Rizqi Elmuna Hidayah 1, Nur Salam 2 dan Dewi Sri Susanti 1,2, Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 83-92 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK Ibnu

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (05) 337-350 (30-98X Pint) D-7 Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Poduksi dengan Sistem Sei Menggunakan Pendekatan Analisis Makov di PT. X Luh Ade

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV UNTUK MENDUGA VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV UNTUK MENDUGA VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM Junal Pima KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV UNUK MENDUGA VOLAILIAS INDEKS HARGA SAHAM Abdul Baist Pendidikan Matematika FKIP Univesitas Muhammadiyah angeang abdulbaist79@gmail.com Abstak Volatility is a measue

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS 3. Pendahuluan Dalam egesi linie sedehana telah dipelajai analisis egesi yang tedii atas dua vaiabel. Dalam pembicaaan tesebut di mana analisisnya tedii

Lebih terperinci