ANALISIS PERBANDINGAN KOMULAN TERHADAP BEBERAPA JENIS DISTRIBUSI KHUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution

dokumen-dokumen yang mirip
Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

3. Sebaran Peluang Diskrit

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

KARAKTERISTIK POHON FUZZY

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH

BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR

OSN 2014 Matematika SMA/MA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI YANG TIDAK LINIER DENGAN ANALISIS REGRESI FOURIER

BAB 3 RUANG BERNORM-2

mungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing

2.1 Bilangan prima dan faktorisasi prima

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan :

( ) terdapat sedemikian sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE SCHNABEL

Kegiatan Belajar 4. Fungsi Trigonometri

4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 1. Distribusi Seragam Diskrit

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure

Ukuran Pemusatan Data

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

MAT. 12. Barisan dan Deret

SOLUSI BAGIAN PERTAMA

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

DISTRIBUSI SKEW-NORMAL SKRIPSI

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si

Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan

3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

Dalam setiap sub daerah, pilih suatu titik P k (x k, y k ) dan bentuklah jumlah :

METODE PANGKAT BALIK TERGESER UNTUK MENCARI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

PENERAPAN PROGRAM DINAMIS UNTUK MENGHITUNG ANGKA FIBONACCI DAN KOEFISIEN BINOMIAL

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV

MATA KULIAH METODE RUNTUN WAKTU. Oleh : Entit Puspita Nip

PENAKSIR RASIO-PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

Danang Mursita Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2002

FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) ANALISIS PRBANDINGAN OMULAN TRHADAP BBRAPA JNIS DISTRIBUSI HUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution ABRAHAM ZACARIA WATTIMNA, VICTOR LATOMPSSY Jurusan Matematia Faultas MIPA Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena, ampusunpatti, Poa-Ambon, Maluu aryawan BRI Cabang Ambon Jl. Diponegoro Ambon, Maluu e-mail: ampiwattimena@rocetmail.com ABSTRA Dalam penelitian ini adalah berbicara tentang Distribusi, hususnya distribusi ontinu. Dimana aan dicari omulan dari distribusi ontinu hususnya distribusi normal dan distribusi uniform, emudian setelah mendapat omulan dari masing-masing distribusi, emudian omulan dari edua distribusi aan dibandingan. ata unci: Distribusi, Distribusi ontinu, Distribusi Normal, Distribusi Uniform, omulan. PNDAHULUAN Peluang (probabilitas) berawal dari sebuah perudian yang dilauan oleh matematiawan dan fisiawan Italy, yaitu Girolamo Cardan (50 576) yang ditulis dalam buunya yang berudul Liber de Ludo Aleae (Boo On Games Of Changes) pada tahun 565 yang banya membahas tentang masalah perudian. Peluang emudian dibahas oleh para ahli hingga searang. Distribusi normal adalah arya dari Abraham de Moivre yang diperenalan pertama ali pada tahun 77, emudian ditulis ulang pada tahun 78 dengan udul The Doctrime Of Chances yang membahas tentang pendeatan distribusi binomial untu n yang besar, emudian dilanutan oleh Laplace dalam buunya yang berudul Analytical Theory Of Probability pada tahun 8, yang searang dienal dengan Teorema De Moivre Laplace. Berbeda dengan peluang yang berawal dari perudian, statistia sendiri berawal dari egiatan pengumpulan data yang dilauan oleh John Grannt di ropa pada tahun 66, hal ini merupaan awal munculnya Statistia Desriptif. Pada awal abad e-9 diperenalan arti dari Statistia yani ilmu mengenai pengumpulan dan lasifiasi data. Nama dan arti Statistia pertama ali diperenalan dalam bahasa Inggris oleh Sir John Sinclair, yang emudian muncullah enis-enis distribusi yang lain yang salah satunya adalah distribusi uniform yang merupaan salah satu distribusi dengan bentu distribusi disrit maupun ontinu. Dalam statisti, distribusi chi square termasu dalam statisti nonparametri. Distribusi nonparametri adalah distribusi dimana besaran-besaran populasi tida dietahui. Distribusi ini sangat bermanfaat dalam melauan analisis statisti ia ita tida memilii informasi tentang populasi atau ia asumsi-asumsi yang dipersyaratan untu penggunaan statisti parametri tida terpenuhi. Sedangan distribusi Normal adalah distribusi probabilitas yang paling banya digunaan dalam berbagai analisis statistia, distribusi ini uga diului urva lonceng. Distribusi normal dan distribusi uniform erap digunaan dalam apliasi-apliasi statisti di dalam ehidupan sehari-hari. Dalam apliasinya harus memenuhi etentuan-etentuan tertentu untu menentuan enis distribusi yang dipaai. Perbedaan antara distribusi normal dan distribusi uniform membuat tertari peneliti untu mengangat masalah ini dalam penelitian dengan udul Analisis Perbandingan omulan Terhadap beberapa Distribusi ontinu. TINJAUAN PUSTAA Istilah statistia awalnya berarti seumpulan bilangan. Dewasa ini statistia merupaan istilah yang luas, yang eluasannya aan sulit dibayangan oleh para

Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) perumus istilah. umpulan bilangan yang asli searang disebut data dan statistia berarti ilmu pengambilan eputusan (Dudewicz 995). Dalam ilmu statistia matematia, teori peluang (probability theory) merupaan dasar dan pengantar untu penyusunan statistia lebih auh, dimana dipaai pada penentuan selang untu distribusi peluang yang terbagi atas distribusi peluang disrit dan distribusi peluang ontinu (Bain 99). Dalam penelitian ini lebih diteanan pada distribusi peluang ontinu hususnya pada distribusi normal dan distribusi Chi Square.. Deret Taylor Bentu umum: f(z) = f(z 0 ) + f (z 0 )! + f (z 0 ) (z z! 0 ) + f (z 0 ) (z z! 0 ) +. Deret Mclaurin Deret Mclaurin merupaan deret taylor dengan z0 0. Bentu umum deret Mclaurin: f(z) = f(z 0 ) + f (z 0 )z + f (z 0 )! z + f (z 0 ) z +!. Fungsi Distribusi Definisi Jia himpunan semua emunginan nilai peubah aca adalah himpunan hingga,,..., atau ta hingga n,,... maa, disebut peubah aca deret, fungsi,,... yang dianggap peluang f P X, untu setiap himpunan nilai X, yang aan disebut fungsi distribusi peluang. Teorema Suatu fungsi PX ( ) adalah suatu fungsi peluang ia dan hanya ia memenuhi sifat-sifat beriut :. 0 PX ( ), untu semua X. P( X i), P X 0, ia,,... i Definisi Bila X suatu peubah aca, fungsi distribusinya didefinisian sebagai : F P X untu semua., Teorema Bila X suatu peubah aca, maa fungsi distribusi hususnya F(), mempunyai sifat sebagai beriut : F F y bila y. F tida turun yaitu,. F lim F 0 dan F F lim arena P X adi P X. F ontinu dari anan yaitu: lim F h F, h0 6.. Distribusi Normal Distribusi normal sering disebut uga dengan distribusi Gauss, inilah distribusi peluang ontinu yang terpenting dan paling banya digunaan. Grafinya disebut urva normal, berbentu seperti lonceng. Pada tahun 7, De Moivre menemuan persamaan matematia untu urva normal yang menadi dasar dalam banya teori statistia indutif. Definisi Suatu peubah aca berdistribusi normal z dengan ratarata μ dan variansi σ mempunyai fungsi densitas: f() = σ π e ( μ σ ) dimana < X < Distribusi normal dilambangan dengan X~ N(μ, σ ), dimana nilai dari distribusi normal z ditentuan oleh: z = μ σ Dengan mentransformasian fungsi densitas terhadap z diperoleh fungsi densitas yang berbentu: f(z) = (z ) π e Untu z dalam daerah < z < Beraitan dengan sifat yang berlau untu sebuah fungsi densitas, dalam distribusi normal berlau pula: i) σ π e ( μ ii) P(a < X < b) = σ ) d = σ π e ( μ σ ) d.. Distribusi Uniform Definisi 4 Jia peubah aca yang berdistribusi uniform, ia hanya ia mempunyai fungsi densitas sebagai beriut:, untu a b f(; a, b) = { b a 0, untu yang lain Dimana < X < Distribusi uniform dilambangan dengan X~ UNIF (a, b) 4. Mean Dan Variansi Definisi 5 Jia X peubah aca ontinu dengan fungsi distribusi F(), maa nilai harapan (mean) dari X diperoleh : X P X d Teorema Jia X peubah aca dengan fungsi distribusi P(X) dan g() adalah fungsi bernilai real, maa g g P X d Definisi 6 Misalan X peubah aca ontinu dengan fungsi distribusi P(X) maa momen e- dari X didefinisian sebagai, ' M X P X d Wattimena Leatompessy

Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) Definisi 7 Misalan X peubah aca ontinu dengan fungsi distribusi P(X) maa momen pusat e- dari X didefinisian sebagai : M X X X X P X d Teorema 4 Jia c suatu onstanta dan g() dan h() nilai harapannya ada maa c c.. cg c g. g h g h Definisi 8 Variansi dari peubah aca X didefinisian sebagai Var X X X Teorema 5 Jia X peubah aca dan nilai harapannya ada maa Var X X X. Teorema 6 Jia a, b onstanta-onstanta, maa. Var a 0. Var ax a Var X. Var ax b a Var X 5. Fungsi Pembangit Momen Definisi 9 Jia X peubah aca disrit maa momen e-t t t M t e e X P d disebut fungsi pembangit momen dari X, ia nilai harapannya ada untu semua nilai t pada interval h<t<h dan h > 0. Teorema 7 Jia fungsi pembangit momen X ada untu t Dan M h dan h > 0, maa X X ada dm dt t t 0 t dari peubah aca Teorema 8 Jia a, b sebagai onstanta dan Y ax b, maa M y bt t e M at 6. Fungsi arateristi Definisi 0 Fungsi arateristi dari peubah aca disebut X dan didefinisian sebagai beriut it t e cos tx i sin tx untu semua t sin cost P X d i t P X d Teorema 9. Fungsi onstanta peubah aca X selalu ada 0, t t.. t, untu semua t Teorema 0 Untu sembarang onstanta a dan b berlau ibt t e at ( ab) 7. omulan Definisi Untu suatu peubah aca X dengan fungsi omulan e- ditulis it oefisien dari! pangat 7, maa dan X, didefinisian sebagai dengan espansi Taylor dari deret log t dimana it it t!! ep it...... t it log 0! dengan menggunaan deret pangat ep( ) dimana : it X maa didapatan t ep it X ( it X ) it X...! X it X it it!... X t 0! Jadi didapat X it log t log 0! dengan menggunaan persamaan Taylor, maa deret log X, yaitu: log maa dengan mengambil X X 0! 0 it Wattimena Leatompessy

Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) didapatan esamaan log t X it 0 0 Dari Definisi, maa omulan dapat diturunan dengan menyataan oefisien persamaan beriut masingmasing untu =,,... dan t = 0! it X it! 0 0 0! HASIL DAN PMBAHASAN Hubungan Antara omulan dan Momen Suatu Fungsi Distribusi omulan dari suatu peubah aca pada suatu fungsi distribusi memilii hubungan dengan momen dari fungsi distribusi tersebut. Hubungan ini dapat dilihat pada Lemma. dan Lemma. Lemma X ) X ( X ) ) X X X ( X ) ) 4 4) 4 X 4 X X X 4 X X 6 X Buti Dengan menggunaan Definisi 0 dan dengan menggunaan oefisien persamaan omulan, masingmasing =,,,... dan t = 0, diperoleh: Untu =! i t X i t 0 0 0! it X it 0 X it X it... X it... X, untu t = 0 Untu =! it 0 X it X it! X it X it X it X it...!! it X X it! X it X it X X it! X X, untu t = 0 Untu =! it 0 X it X it X it! X it X it X it!! X it X it X it! 8...!! X it X it X it...!! X X X X, untu t = 0 Dengan cara yang sama diperoleh = 4 dan seterusnya. Lemma X... 4. X X X 4 6 Buti X. 4 4 4 (pembutiannya elas);. X (pembutiannya elas);. X X X X X ( ) X 4. Dengan cara yang sama pada bagian sebelumnya maa dapat dibutian bagian 4. Dari Lemma dan Lemma, maa diperoleh hubungan antara omulan dan momen sebagai beriut : ' ' X M M i 4.. omulan dari Distribusi Normal Untu menentuan omulan e-n dari distribusi normal, terlebih dahulu harus dihitung setiap momen X distribusi tersebut untu =,,. Beriut aan dihitung omulan dari distribusi normal untu = dan = berlau seterusnya untu setiap. Wattimena Leatompessy

Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) Diberian peubah aca dengan X~N(μ, σ ) berdasaran Definisi diperoleh fungsi densitas f() = σ π e ( μ σ ) untu dalam daerah < <. Untu nilai distribusi normal z μ z = σ dapat dibentu suatu fungsi arateristi φ(z) = z π e, dan < z <. Dapat dilihat fungsi arateristi φ(z) merupaan fungsi genap dengan φ( z) = ( z) π e = z π e = φ(z) berdasaran bentu ini diperoleh φ (z) = zφ(z) φ (z) = (z )φ(z) Selanutnya dapat dihitung nilai (Z) dan (Z ) untu emudian dapat memudahan dalam perhitungan momen distribusi normal. (Z) = zφ(z)dz = ( zφ(z))dz = ( zφ(z))dz = φ (z)dz = φ(z) = φ() ( φ()) = φ() ( φ()) = 0 (Z ) = z φ(z)dz = ((z ) + )φ(z)dz = (z )φ(z)dz + φ(z)dz = φ (z)dz + φ(z)dz = φ (z) + = 0 + = Untu =, (X) = σ π e ( μ σ ) d dengan mentransformasian nilai z terhadap diperoleh = σz + μ dan d = σdz (X) = (σz + μ)φ(z)dz = σzφ(z)dz + μφ(z)dz = σ zφ(z)dz + μ φ(z)dz = σ. 0 + μ. = 0 + μ = μ (X ) = σ π e ( μ σ ) d = (σz + μ) φ(z)dz = (σ z + σμz + μ )φ(z)dz = σ z φ(z)dz + σμzφ(z)dz + μ φ(z)dz = σ z φ(z)dz + σμ zφ(z)dz + μ φ(z)dz = σ. + σμ. 0 + μ. = σ + μ Berdasaran Lemma maa: Untu = X Untu = X (X ) ( ) 9 4.. omulan dari Distribusi Uniform Untu menentuan omulan e-n dari distribusi uniform, terlebih dahulu harus dihitung setiap momen X distribusi tersebut untu =,,. Beriut aan dihitung omulan dari distribusi uniform untu = dan = berlau seterusnya untu setiap. Diberian peubah aca dengan X~UNIF(a, b) berdasaran Definisi 4 diperoleh fungsi densitas, untu a b f(; a, b) = { b a o, untu yang lain Untu =, b (X) = ( ) d a b a Wattimena Leatompessy

Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) = ( b a ) b b = ( b a ) (b a ) (b + a)(b a) = (b a) a + b = (X b ) = ( ) d a b a = ( b a ) b = ( b a ) (b a ) = b a (b a) = (b + ab + a )(b a) (b a) = (b + ab + a ) Berdasaran Lemma maa: Untu = X Untu = X ( a+ b) b (X ) ( b ab a ) ( a+ b) ( b ab a ) ( a+ b) 4 4( b ab a ) ( a+ b) 4b 4ab 4a a 6ab b b ab a b a 4.4. Perbandingan omulan dari Distribusi Normal dan Distribusi Uniform Berdasaran hasil perhitungan omulan dari distribusi normal pada subbab 4.. dan hasil perhitungan omulan distribusi uniform pada subbab 4.. diperoleh masing-masing nilai dan untu edua distribusi sebagai beriut: Distribusi Normal = μ dan = σ dimana nilai merupaan nilai rataan pada distribusi normal dan nilai merupaan nilai variansi pada distribusi normal. Distribusi Uniform = a+b dan = (b a) 0 dimana nilai merupaan nilai rataan pada distribusi uniform dan nilai merupaan nilai variansi pada distribusi uniform. Jadi nilai pada edua distribusi tersebut pada dasarnya adalah sama yaitu merupaan nilai rataan pada edua distribusi, sedangan yang membedaan hasil ahirnya berdasaran perbedaan fungsi densitas masingmasing enis distribusi. Demiian pula hal yang sama berlau pada nilai yang sama-sama merupaan nilai variansi dari edua distribusi tersebut, perbedaan yang timbul merupaan aibat dari perbedaan fungsi densitas masing-masing enis distribusi. Dan berlau seterusnya pada nilai-nilai omulan yang lain untu setiap dengan =,,. Perbedaan yang mendasar pada fungsi densitas edua distribusi tersebut uga menentuan eefetifan perhitungan analisis omulan pada edua distribusi. Pada distribusi normal dengan fungsi densitas lebih rumit mengharusan mentransformasian fungsi densitas terhadap z membuat proses perhitungan omulan yang lebih panang, sebalinya ia dibandingan dengan fungsi uniform yang fungsi densitasnya sederhana mengaibatan perhitungan omulan pada fungsi uniform menadi lebih singat. SIMPULAN Berdasaran analisis omulan terhadap distribusi normal dan distribusi uniform yang telah dibahas pada bab sebelumnya, ditari esimpulan sebagai beriut :. Nilai omulan e- untu =,, berbeda untu setiap distribusi, hal ini diarenaan adanya perbedaan pada fungsi densitas masing-masing distribusi.. Untu distribusi dengan fungsi densitas yang sederhana membuat proses perhitungan omulan menadi lebih singat, sebalinya untu distribusi dengan fungsi densitas yang rumit membuat proses perhitungan omulan menadi panang dan tida efisien.. Berdasaran hubungan omulan dengan momen pada distribusi, maa momen e-n dari suatu distibusi dapat dihitung ia telah terlebih dahulu dietahui nilai setiap omulan e- untu =,,, n. DAFTAR PUSTAA [] Bain Lee J, Ma ngelhardt.(99), Introduction To Probability And Mathematical Statistics The Dubury Advanced Series In Statistics And Decision Sciences. [] Dudewicz dward J. Satya N. Misra, (995), Statistia Matematia Modern, Penerbit ITB Bandung. [] reyszig,. (99), Matematia telah lanutan (Statisti lanutan) edisi e-6. penerbit PT Gramedia pustaa, Jaarta [4] Pursell dwin J. Dale Varberg, (99), alulus Dan Geometri Analisis. disi elima, Penerbit rlangga. Wattimena Leatompessy