SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA"

Transkripsi

1 SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Ruhana Khabibah, Hery Tri Sutanto 2, Yuliani Puji Astuti 3 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya 6032 ruhanajr@rocetmail.com Abstra Antrian adalah garis tunggu dari pelanggan untu mendapatan pelayanan. Antrian disebaban oleh ebutuhan onsumen untu dilayani melebihi emampuan fasilitas pelayanan, sehingga onsumen yang datang tida dapat langsung mendapatan pelayanan. Permasalahan antrian di pelabuhan sering terjadi setiap harinya. Pelayanan bongar muat apal merupaan fenomena antrian dalam ehidupan seharihari, antrian ini bisa disebaban oleh erusaan alat yang menunjang untu melauan bongar muat, tenaga erja, etersediaan gudang, eterbatasan apasitas tempat sandar apal di dermaga dan lainlain. Pelayanan bongar muat apal di Pelabuhan Tanjung Pera Surabaya dilauan di salah satu terminal yang berada di pelabuhan yaitu Terminal Berlian. Dalam sripsi ini aan menganalisis model antrian pada Terminal Berlian hususnya Berlian Barat dengan menghitung probabilitas watu sibu, probabilitas watu pelayanan dalam eadaan menganggur, probabilitas jumlah apal urang dari apasitas dermaga, dan jumlah optimum pelayanan di dermaga Berliaan Barat. Kata unci : Model antrian, probabilitas watu sibu, probabilitas watu pelayanan dalam eadaan menganggur, probabilitas jumlah apal urang dari apasitas dermaga, dan jumlah optimum pelayanan. Pendahuluan Indonesia merupaan negara epulauan terbesar di dunia. Seja jaman dahulu, Indonesia terenal sebagai negara yang banya melauan egiatan perdagangan dengan jalur perairan. Seiiring dengan perembangan jaman, searang dunia pelayaran dunia mengalami perembangan pesat. Perdagangan dengan menggunaan jasa transportasi laut menjadi pilihan arena biayanya lebih murah atau lebih rendah dibandingan jasa transportasi lainnya. Pelabuhan Tanjung Pera merupaan salah satu pintu gerbang transportasi laut untu Indonesia bagian timur, berperan sebagai pusat oletor dan distributor barang dari Kawasan Timur Indonesia, hususnya dari Propinsi Jawa Timur. Terminal Berlian adalah salah satu dari tujuh terminal yang terleta di Pelabuhan Tanjung Pera Surabaya. Terminal Berlian merupaan terminal yang ditujuan untu melayani egiatan bongar muat apal peti emas dan cargo. Salah satu fasilitas di terminal adalah dermaga, dermaga adalah tempat bersandar dan bongar muatnya apal. Dermagadermaga di terminal-terminal di Pelabuhan Tanjung Pera Surabaya memilii uuran yang berbeda-beda. Jia dermaga yang tersedia di sebuah terminal memilii uuran lebih panjang dari terminal yang lain maa di terminal tersebut bisa menampung lebih banya apal dibandingan dengan terminal yang lain. Tetapi uuran apal juga mempengaruhi jumlah apal yang aan tambat di dermaga. Jia apal-apal dengan uuran besar yang tambat di terminal, maa di terminal tersebut hanya bisa menampung apal dalam jumlah yang sediit. Jadi ada dua hal penting yang menjadi patoan apal yang aan melauan tambat, yaitu panjang dermaga dan uuran apal. Jia apal yang aan tambat belum mendapatan dermaga yang sesuai dengan uuran apalnya, maa apal tersebut harus menunggu. Hal ini aan mengaibatan antrian untu apal-apal sesudahnya. Antrian apal mengaibatan ualitas barang-barang yang diangut apal menjadi turun, bertambahnya pengeluaran dari piha perusahaan. Dalam sripsi ini aan membahas tentang model antrian, peluang sistem dalam ondisi sibu, peluang sistem dalam ondisi menganggur, peluang jumlah apal urang dari apasitas dermaga, dan jumlah optimum pelayanan di dermaga Berlian Barat. Pada sripsi ini menggunaan data seunder yang diperoleh dari PT. PELINDO III periode Januari 20 sampai 3 Maret 20. Antrian yang dimasud dalam tulisan ini adalah antrian apal untu memasui dermaga untu melauan bongar muat. Dermaga yang di teliti adalah dermaga terminal Berlian Barat. Kajian Pustaa Pelabuhan Tanjung Pera Surabaya Pelabuhan Tanjung Pera merupaan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat oletor dan distributor barang e Kawasan Timur Indonesia, hususnya untu Propinsi Jawa Timur. Pelabuhan Tanjung Pera juga merupaan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur Indonesia. Sistem Sebuah sistem adalah seumpulan obye atau entitas (orang atau mesin) yang beerja dan berinterasi bersamaan menurut aturan tertentu e arah esempurnaan suatu tujuan yang logis. Sistem dapat diategorian menjadi dua tipe yaitu sistem disrit dan ontinu. Sistem disrit adalah sistem yang peubah-peubah statenya berubah seetia pada titi yang terpisah dalam satu satuan watu. Dan sistem ontinu adalah suatu sistem dimana peubah-peubah statenya berubah secara ontinu terhadap satu-satuan watu. Teori Antrian Antrian adalah garis tunggu dari pelanggan untu mendapatan pelayanan. Studi matematis dari ejadian atau gejala garis tunggu disebut Teori Antrian. Tujuan mempelajari teori antrian adalah

2 untu meminimuman total dua biaya, yaitu biaya langsungg penyedia fasilitas pelayanan dan biaya ta langsung yang timbul arena para individu harus menunggu untu dilayani. Komponen Dasar Antrian Ada tiga omponen dasar dalam antrian yaitu:. Kedatangan atau proses input, pola edatangan bisa teratur, bisa juga aca (random). 2. Pelayanan, dalam omponen pelayanan biasanya terdapat lebih dari satu pelayanan. 3. Antri, antrian ini tergantung dari dua omponen sebelumnya, edatangan dan pelayanan. Jia terdapat banya edatangan dan lamanya watu pelayanan aan mengaibatan antri dan sebalinya. Meanisme Pelayanan Ada tiga aspe yang harus diperhatian dalam meanisme pelayanan, yaitu:. Tersedianya pelayanan Meanisme pelayanan tida selalu tersedia setiap saat. Misalnya di sebuah loet penjualan tiet onser ada watu pelayanan istirahat atau tida tersedianya tiet. 2. Kapasitas pelayanan Kapasitas dari meanisme pelayanan diuur berdasaran jumlah onsumen (satuan) yang dapat dilayani secara bersama-sama. 3. Lamanya pelayanan Lamanya pelayanan adalah watu yang dibutuhan untu melayani seorang onsumen atau satu-satuan ini harus dinyataan secara pasti. Disiplin Antrian Disiplin antri adalah aturan eputusan yang menjelasan cara melayani pengantri atau disiplin pelayanan yang memuat urutan order. Ada 4 bentu disiplin pelayanan yang biasa digunaan, yaitu :. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (eluar). Misalnya, antrian pada loet pembelian tiet biosop LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terahir yang lebih dulu eluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untu lantai yang sama Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasaran pada peluang secara random, tida soal siapa yang lebih dulu tiba Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberian epada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, mesipun yang terahir ini emunginan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Strutur Antrian Ada 4 model strutur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :. Single Channel Single Phase atau Satu Antrian Satu Pelayanan Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasui sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan. 2. Single Channel Multi Phase atau Satu Antrian Beberapa Pelayanan Seri Istilah Multi Phase menunjuan ada dua atau lebih pelayanan dilasanaan secara berurutan (dalam phasephase). 3. Multi Channel Single Phase atau Satu Antrian Beberapa Pelayanan Single Sistem Multi Channel Single Phase terjadi apan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. 4. Multi Channel Multi Phase atau Beberapa Antrian Beberapa Pelayanan Paralel Sistem Multi Channel Multi Phase merupaan sistem antrian di mana terdapat lebih dari satu pemberi layanan dalam setiap jenis layanan. Distribusi-Distribusi yang Terdapat dalam Antrian Teori antrian adalah suatu metode untu menganalisa suatu sistem yang berhubungan dengan watu, dalam hal ini yang terpenting adalah watu antar edatangan serta watu pelayanan. Distribusi Esponensial Distribusi probabilitas watu antar edatangan dan distribusi watu pelayanan dapat juga sesuai dengan salah satu distribusi probabilitas Esponensial. Variabel random ontinu x berdistribusi esponensial dengan parameter λ dimana λ > 0 jia fungsi densitas probabilitasnya adalah (Thomas J. Kaaiy : 23): f ( x) e x Dan umulatif distribusinya f ( x),untu 0 0, untu yang lain x e, untu x0 0, untu yang lain Distribusi Poisson Distribusi ini digunaan untu mengamati jumlah ejadian-ejadian husus yang terjadi dalam satu satuan watu atau ruang. Distribusi probabilitas Poisson dapat digunaan untu menggambaran tingat edatangan dengan asumsi bahwa jumlah edatangan adalah aca dan edatangan pelanggan antar interval watu saling tida mempengaruhi. Probabilitas tepat terjadinya x edatangan dalam distribusi Poisson dapat dietahui dengan menggunaan rumus: P( x, t) e t ( t) x! x x 0,,2, Di mana: λ = rata-rata banyanya ejadian per satuan watu x = banyanya edatangan per satuan watu Uji Distribusi Kolmogor-Smirnov Uji Kolmogorov-Smirnov merupaan uji secara umum dari fungsi euivalen F A dan F B, dan didasaran pada perbandingan fungsi distribusi omulatif sampel dengan fungsi distribusi omulatif hipotesis. Uji Kolmogorov-Smirnov digunaan untu mengetahui apaah distribusi nilai-nilai sampel yang

3 teramati sesuai dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, poisson, esponensial). Jia perbedaannya cuup besar dibandingan dengan apa yang dihadapan dari suatu uuran sampel tertentu, model teoritisnya aan ditola. Beriut tahapan dalam uji Kolmogorov-Smirnov:. Menentuan distribusi omulatif sampel F A dan distribusi omulatif teoritis hipotesis F B, 2. Menentuan D n dengan menghitung F B F A 3. Menentuan nilai masimum D n = masimum F B F A, 4. Menentuan α, 5. Menentuan titi ritis D n dari tabel titi ritis D n, 6. Jia D masimum < D n tabel maa hipotesis diterima bahwa data mengiuti pola distribusi yang dihipotesisan. (Anthony J Hayter : 2002,806) Pendugaan Distribusi Data Untu pendugaan distribusi data yang ontinu dapat dilauan dengan cara statisti jumlah. Statisti jumlah adalah salah satu cara yang digunaan sebagai penduga distribusi tahap awal. Salah satu fungsi yang digunaan adalah oefisien varians (KV) yang merupaan aara dari perbandingan varians (σ) dan mean (µ) sehingga estimasai dari (KV) adalah: KV 2 Koefisien varians dari distribusi Esponensial mendeati satu (). Dan distribusi Gamma jia oefisien varians urang dari satu (). (William W Sampson : 48) Notasi Kendall Untu emudahan dalam memahami arateristi suatu sistem antrian digunaan notasi Kendall Lee yaitu format umum, (a / b / c) : (d / e / f). Di mana a adalah distribusi edatanagan, b adalah distribusi watu pelayanan atau eberangatan, c adalah jumlah pelayanan ( dimana c =, 2, 3,...), d adalah disiplin pelayanan, e adalah jumlah masimum yang diizinan dalam sistem, f adalah jumlah pelanggan yang ingin memasui sistem. Sistem Antrian (M/M/) : (FCFS/ / ) Dalam model multiserver diberian asumsi sebagai beriut:. Semua pelayanan per unit watu adalah sama, 2. Rerata edatangan dan rerata pelayanan mengiuti distribusi Poisson atau distribusi Esponensial, 3. Pelayanan dilauan atas dasar FCFS. (Thomas J. Kaaiay, 2004: 8) Keterangan atas symbol-simbol yang dipaai adalah sebaga beriut: a. Pn = Probabilitas dari n pelanggan dalam sistem b. = Jumlah server (channel) c. µ = Rata- rata laju pelayan (unit/watu) d. λ = rata-rata laju edatangan (unit/watu) Persamaan yang digunaan untu model ini adalah (Thomas J. Kaaiy : 90): a) Probabilitas server menganggur P 0 adalah probabilitas tida ada pelayanan di dermaga, maa P 0 n0 n! ( ) n b) Probabilitas server sibu ( ) P ( / )! ( / ) P n!( ) c) Probabilitas jumlah pelanggan urang dari server n n P( n ) P0 n0 n! Di mana n = 0,,2,...- d) Jumlah rata-rata yang menunggu dalam antrian adalah L q. ( ) ( P ) 0!( / ) e) Jumlah rata-rata yang menunggu dalam system antrian adalah L s L q f) Rata-rata watu tunggu dalam antrian adalh Lq Wq g) Rata-rata jumlah watu menunggu dalam system antrian adalah L W s s ` Optimasi dari Jumlah Pelayanan Optimasi pelayanan dibahas dengan menggunaan model tingat aspirasi. Di dalam pelayanan majemu, model suatu sistem antrian perlu diurai sehingga nilai optimum dari jumlah pelayanan (server) dapat ditentuan dengan dua uuran pertentangan, yaitu yang dinyataan sebagai beriut:. Adanya espetasi watu menunggu di dalam sistem antrian (W s ) 2. Adanya persentase dari pelayanan untu watu osong (X) Hasil penguuran dari edua hal di atas sangat berpengaruh terhadap aspirasi pelanggan dan pelayanan. Bila dinyataan tingat aspirasi pada batas atas untu Ws dan X diumpamaan α dan β, maa metode tingat aspirasi dapat dinyatan sebagai beriut: 0 2

4 Dilauan analisis untu mendapatan jumlah pelayanan () dengan W s α dan X β. Dimana Ws yang didapatan melalui analisis model (M/M/) : (GD,, ) dan X yang diuraian sebagai beriut: X 00 Solusi dari persoalan ini dapat diperoleh dengan mencari α dan β dari W s dan X dengan bantuan grafi sebagai beriut: Metode Penelitian Pada bab ini aan dibahas tentang pengerjaan laporan penelitian ini. Mulai dari sumber data, pengelompoan data dan pengolahan data. Sumber data Data yang digunaan dalam penilitian adalah data egiatan apal mulai dari apal masu pelabuhan sampai meninggalan pelabuhan selama tiga bulan yaitu pada tanggal Januari 3 Maret 20. Pengelompoan Data Data dielompoan sesuai dengan tanggalnya yang bertujuan untu menghitung:. Jumlah apal Jumlah apal dihitung pada masing-masing elompo. 2. Watu antar edatangan apal Watu antar edatangn apal dihitung mulai dari apal pertama gera hingga apal beriutnya bergera e dalam sistem. 3. Watu pelayanan apal Watu pelayan apal dimulai dari apal iat tali sampai apal eluar dermaga. Pembahasan dan Penerapan Data yang digunaan adalah data seunder yang diperoleh dari PT. PELINDO III cabang Tanjung Pera. Periode data dari tanggal Januari 20 sampai tanggal 3 Maret 20. Data yang digunaan adalah data pada terminal Berlian Barat merupaan terminal yang ditujuan untu pelayan bongar muat apal peti emas dan argo. Pendugaan Distribusi Watu Antar Kedatangan dan Watu Pelayanan Pengolahan pendugaan data untu watu antar edatangan dan watu pelayanan dengan bantuan Minitab 6. Data terdistribusi esponensial, jia oefisien variasinya mendeati satu (). Dari hasil pengolahan data dengan menggunaan Minitab 6 data watu antar edatangan pada bulan Januari terdistribusi esponensial, arena oefisien variasi dari data mendeati satu. Dari hasil pengolahan data dengan Minitab 6 data watu antar edatangan pada bulan Februari terdistribusi esponensial, arena oefisien variasi dari data mendeati satu. Dengan pengolahan yang sama, pada bulan Maret data watu antar edatangan terdistribusi esponensial, arena oefisien variasinya mendeati satu. Untu data watu pelayanan pengujian data juga dibantu dengan program Minitab 6. data watu pelayanan pada bulan Januari terdistribusi esponensial, arena oefisien variasi dari data mendeati satu. Dari hasil pengolahan data dengan Minitab 6 data watu pelayanan pada bulan Februari terdistribusi esponensial, arena oefisien variasi dari data mendeati satu. Dengan pengolahan yang sama, pada bulan Maret data watu pelayanan terdistribusi esponensial, arena oefisien variasinya mendeati satu. Uji Distribusi Esponensial Watu Antar Kedatangan dan Watu Pelayanan Setelah dilauan uji pendugaan distribusi watu antar edatangan dan watu pelayanan, selanjutnya aan dilauan pengujian statisti dengan menggunaan uji Kolmogorov-Smirnov untu memastian data tersebut bedistribusi Esponensial. Pengujian dibantu dengan menggunaan program SPSS 6. Hipotesis untu uji data watu antar edatangan dan watu pelayanan pada setiap harinya adalah: H 0 : berdistribusi esponensial H : ta bedistribusi esponensial Setelah pengujian dilauan dengan mengambil taraf epercayaan = 0,05 atau dengan ata lain watu antar edatangan dan watu pelayanan 95% diterima pada distribusi Esponensial, yaitu dengan menola H 0 jia sig < 0,05. Hasil pengolahan data bulan Januari dengan bantuan SPSS 6 diperoleh nilai sig > 0,05 artinya H 0 diterima, distribusi untu watu antar edatangan apal pada bulan Januari adalah berdistribusi esponensial. Watu antar edatangan pada bulan Februari memilii nilai sig > 0,05, artinya H 0 diterima, distribusi untu watu antar edatangan apal pada bulan Februari adalah berdistribusi esponensial. Watu antar edatangan pada bulan Maret memilii nilai sig > 0,05, artinya H 0 diterima, distribusi untu watu antar edatangan apal pada bulan Maret adalah berdistribusi esponensial. Hasil pengolahan data bulan Januari dengan bantuan SPSS 6 diperoleh nilai sig > 0,05, artinya H 0 diterima, distribusi untu watu pelayanan apal pada bulan Januari adalah berdistribusi esponensial. Watu pelayanan pada bulan Februari memilii nilai sig > 0,05, artinya H 0 diterima, distribusi untu watu antar edatangan apal pada bulan Februari adalah berdistribusi esponensial. Watu pelayanan pada bulan Maret memilii nilai sig > 0,05, artinya H 0 diterima, distribusi untu watu pelayanan apal pada bulan Maret adalah berdistribusi esponensial. Analisa Sistem Antrian di Terminal Berlian Barat Sistem antrian di Berlian Barat menggunaan model pelayanan berganda dengan notasi M/M/, dimana adalah banya server atau banyanya tim pelayanan yang bisa melayani apal. Dengan membagi panjang dermaga dengan panjang apal maa apal yang bisa bersandar di teminal Berlian

5 Barat ada 3. Artinya server di sistem antrian apal di terminal Berlian Barat sama dengan 3 ( = 3). Analisa perhitungan sistem antrian pada tanggal Januari 20 diperoleh probabilitas tida ada pelayanan atau menganggur adalah 0,456. Probabilitas jumlah apal melebihi server pelayanan (P n ) atau pelayanan dalam eadaan sibu adalah 0,04898 dan probabilitas jumlah apal urang dari tempat sandar apal di dermaga (P (n<-) ) adalah 0,950. Berdasaran perhitungan probabilitasprobabilitas eadaan dermaga pada tanggal Januari 20 dapat digambaran bahwa, etiga dermaga tergunaan semua untu sandar apal, tetapi tingat esibuannya tida terlalu tinggi. Hal ini bisa disebaban apal-apal yang bersandar masih menunggu elengapan doumen-doumen sebelum apal meninggalan dermaga atau pelabuhan. Jumlah rata-rata yang menunggu dalam antrian adalah 0,02825, jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem antrian adalah 0,8095, rata-rata watu tunggu dalam antrian adalah 0,00947 atau 3,56 menit/apal dan rata-rata watu tunggu dalam sistem antrian adalah 0,2698 atau 388,5 menit atau seitar 6, jam/apal. Dari seluruh perhitungan analisa sistem antrian selama bulan Januari. Sistem antrian apal pada bulan Januari di dermaga Berlian selalu terdapat apal untu sandar dan tida ada hari yang tida sibu, hampir setiap hari di bulan Januari terdapat esibuan di dermaga Berlian Barat. Dari analisa perhitungan sistem antrian pada tanggal Februari 20 diperoleh probabilitas tida ada pelayanan atau menganggur adalah 0,3059. Probabilitas jumlah apal melebihi server pelayanan (P n ) atau pelayanan dalam eadaan sibu adalah 0,67 dan probabilitas jumlah apal urang dari tempat sandar apal di dermaga (P (n<-) ) adalah 0,8447. Berdasaran perhitungan probabilitasprobabilitas eadaan dermaga pada tanggal Februari 20 dapat digambaran bahwa, etiga dermaga tergunaan semua untu sandar apal, tetapi tingat esibuannya tida terlalu tinggi. Hal ini bisa disebaban apal-apal yang bersandar masih menunggu elengapan doumen-doumen sebelum apal meninggalan dermaga atau pelabuhan. Jumlah rata-rata yang menunggu dalam antrian adalah 0,0553, jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem antrian adalah,87, rata-rata watu tunggu dalam antrian adalah 0,084 atau 26,5 menit/apal dan rata-rata watu tunggu dalam sistem antrian adalah 0,3939 atau 567,2 menit atau seitar 23,6 jam/apal. Dari seluruh perhitungan analisa sistem antrian selama bulan Februari. Sistem antrian apal pada bulan Februari di dermaga Berlian selalu terdapat apal untu sandar dan tida ada hari yang tida sibu, hampir setiap hari di bulan Januari terdapat esibuan di dermaga Berlian Barat. Dari analisa perhitungan sistem antrian pada tanggal Maret 20 di atas diperoleh probabilitas tida ada pelayanan atau menganggur adalah 0,3545. Probabilitas jumlah apal melebihi server pelayanan (P n ) atau pelayanan dalam eadaan sibu adalah 0,0964 dan probabilitas jumlah apal urang dari tempat sandar apal di dermaga (P (n<-) )adalah 0,9036. Berdasaran perhitungan probabilitasprobabilitas eadaan dermaga pada tanggal Maret 20 dapat digambaran bahwa, etiga dermaga tergunaan semua untu sandar apal, tetapi tingat rendah. Hal ini bisa disebaban apal-apal yang bersandar masih menunggu elengapan doumendoumen sebelum apal meninggalan dermaga atau pelabuhan. Jumlah rata-rata yang menunggu dalam antrian adalah 0,04764, jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem antrian adalah,079, ratarata watu tunggu dalam antrian adalah 0,09 atau 7, menit/apal dan rata-rata watu tunggu dalam sistem antrian adalah 0,268 atau 385,9 menit atau seitar 6, jam/apal. Optimasi Jumlah Pelayanan Perhitungan pelayanan optimum yang didasaran watu menunggu (Ws) dan persentase watu osong (X) bertujuan untu menghitung nilai optimum dari jumlah pelayanan. Dalam asus ini, pelayanan (server) adalah dermaga yang bisa disandari apal. Pada bulan Januari diperoleh λ = 4,226 dan µ = 2,468. Tabel 4.: Hasil Perhitungan Ws dan X untu bulan Januari Ls 5,94,329 0,748 0,52 0,399 Ws,40 0,35 0,77 0,27 0,097 X(%) 0 4,4 42,9 57,2 65,8 7,5 Dengan menggunaan grafi diperoleh titi potong di Ws = 0,7 dan X = 35. Artinya espetasi watu menunggu dapat diterima (Ws) jia urang dari 0,7 atau 008 menit atau 6,8 jam dan persentase dari watu osong (X) tida boleh lebih dari 35%. Titi potong dari Ws dan X pada grafi di atas menunjuan bahwa jumlah apal dalam antrian yang ideal adalah 2 sampai 3 apal. Perhitungan pada bulan Februari sama dengan perhitungan di bulan Januari. Pada bulan Februari rata-rata λ = 3,429 dan µ = 2,29 dan diperoleh: Tabel 4.2: Hasil Perhitungan Ws dan X untu bulan Februari Ls 2,97 0,996 0,597 0,427 0,332 Ws 0,86 0,290 0,74 0,25 0,097 X(%) 0 25,2 50, 62, , Dari grafi di atas diperoleh titi potong di Ws = 0,5 dan X = 40%. Artinya espetasi watu menunggu dapat diterima (Ws) jia urang dari 0,5 atau 720 menit atau 2 jam dan persentase dari wati osong (X) tida boleh lebih dari 40%. Titi potong dari Ws dan X pada grafi di atas menunjuan bahwa jumlah apal dalam antrian yang ideal adalah 2 sampai 3 apal. Pada bulan Maret diperoleh λ = 3,967 dan µ = 2,232 dengan hasil perhitungan sebagai beriut: Tabel 4.7: Hasil Perhitungan Ws dan X di bulan Maret Ls 7,96,45 0,799 0,55 0,42 Ws 2,0 0,366 0,20 0,39 0,06 X(%) 0,2 40,8 55,6 64,5 70,4 Dari grafi di atas diperoleh titi potong di Ws = 0,85 dan X = 30%. Artinya espetasi watu menunggu dapat diterima (Ws) jia urang dari 0,85 atau 224 menit atau 20,4 jam dan persentase dari wati osong (X) tida boleh lebih dari 30%. Titi potong dari Ws dan X pada grafi di atas menunjuan bahwa jumlah apal dalam antrian yang ideal adalah 2 sampai 3 apal.

6 Kesimpulan Berdasaran rumusan masalah dan hasil pembahasan, maa dapat disimpulan sebagai beriut:. Model antrian untu sistem antrian apal di pelabuhan Tanjung Pera Surabaya di terminal Berlian Barat adalah (M/M/3):(FCFS/ / ). Dengan distribusi Esponensial untu watu antar edatangan dan watu pelayanan dengan tiga tempat sandar apal. 2. eadaan sibu rata-rata di bulan Januari adalah 0,463. eadaan sibu rata-rata di bulan Februari adalah 0,33. eadaan sibu rata-rata di bulan Maret adalah 0, eadaan menganggur atau tida ada pelayanan rata-rata di bulan Januari adalah 0,57. eadaan menganggur atau tida ada pelayanan rata-rata di bulan Februari adalah 0,224. eadaan menganggur atau tida ada pelayanan rata-rata di bulan Maret adalah 0, Peluang jumlah apal urang dengan apasitas dermaga rata-rata pada bulan Januari adalah 0,537. Peluang jumlah apal urang dengan apasitas dermaga rata-rata pada bulan Februari adalah 0,672. Peluang jumlah apal urang dengan apasitas dermaga rata-rata pada bulan Maret adalah 0, Berdasaran perhitungan optimum jumlah pelayanan yang menggunaan dua tola uur yaitu rata-rata watu menunggu dalam sistem antrian (Ws) dan persentase watu osong pelayanan (X) diperoleh jumlah apal optimum yang terdapat dalam sistem antrian apal di terminal Berlian Barat adalah 2 sampai 3 apal. Dan jumlah tempat sandar (pelayanan) apal yang optimal adalah 2 sampai 3 tempat sandar apal. Pustaa Kaaiy, J. Thomas Dasar Teori Antrian untu Kehidupan Nyata. Andi. Yogyaarta Supriyono Analisis Kinerja Terminal Petiemas di Pelabuhan Tanjung Pera Surabaya. Tesis tida diterbitan. Surabaya : Undip Palupi, Dwi Retno Optimalisasi Jumlah Teller Ban Mandiri Cabang Kertajaya Dengan Menetapan Sistem Antrian. Sripsi tida diterbitan. Surabaya : Unesa Hayter, Anthony J Probability and Statistics for Engineers and Scientist. Duxbury. United State of America Simpson, William W. Tanpa tahun. Modelling Stochastic Fibrous Materials with Mathematica. Springer. Manchester Abadi, Risy. Tanpa tahun. SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL. Tugas ahir tida diterbitan. Surabaya : ITS ( Presentation.pdf diases tanggal 9 Otober 20). Elida, Fitri Simulasi Antrian dan Implementasinya. Sripsi tida diterbitan. Medan : USU ( 4072//09E02904.pdf. diases 2 November 20). Fatmawati, Hastin. 20. Analisis Teori Antrian pada PT. BANK JATIM Cabang DR. SOETOMO. Laporan PKL tida diterbitan. Surabaya: Unesa. Muhyi, Muhammad Abdul. Tanpa Tahun. Teori Antrian. Materi uliah tida diterbitan. Jaarta : Gunadarma ( iles/9276/teori+antrian.pdf. Diases tanggal 0 Otober 20). PT. Pelindo Tim. Tanpa Tahun. Pelabuhan Tanjung Pera. Info Internet tida diterbitan ( elabuhan/tanjung%20pera.pdf. diases tanggal 0 Otober 20).

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] Lhokseumawe-Aceh, 13-14 Agustus 2017 ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Anwar 1, Mukhlis

Lebih terperinci

UJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure

UJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure 8/9/01 UJI TUKEY UJI DUNCAN UJI BARTLETT UJI COCHRAN UJI DUNNET Elty Sarvia, ST., MT. Faultas Teni Jurusan Teni Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Macam Metode Post Hoc Analysis The Fisher

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANSI (ANOVA)

ANALISIS VARIANSI (ANOVA) ANALISIS VARIANSI (ANOVA) ANOVA = Analisis Varians (Anava) = Analisis Ragam = Sidi Ragam Diperenalan oleh R.A. Fisher (195) disebut uji F pengembangan dari uji t dua sampel bebas (independent samples t

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro Berikut ini adalah pembahasan mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dan optimasinya berdasarkan model tingkat aspirasi. Deskripsi mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)

VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:

Lebih terperinci

MODEL SISTEM ANTRIAN

MODEL SISTEM ANTRIAN BB V MODEL SISTEM TRI ada teori antrian, suatu model antrian digunaan untu memperiraan suatu situasi antrian sesungguhnya, sehingga elauan antrian dapat dianalisa secara matemati. Dengan model sistem antrian

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV Nama Mahasiswa : Husien Haial Fasha NRP : 1207 100 011 Jurusan : Matematia FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. Suharmadi, Dipl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KOMULAN TERHADAP BEBERAPA JENIS DISTRIBUSI KHUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution

ANALISIS PERBANDINGAN KOMULAN TERHADAP BEBERAPA JENIS DISTRIBUSI KHUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution Jurnal Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) ANALISIS PRBANDINGAN OMULAN TRHADAP BBRAPA JNIS DISTRIBUSI HUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution ABRAHAM ZACARIA WATTIMNA,

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,

Lebih terperinci

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK Nurul Khotimah *), Farida Hanum, Toni Bahtiar Departemen Matematia FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 44 51 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG ZUL AHMAD ERSYAD, DODI DEVIANTO

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi,

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL (STUDI KASUS TERMINAL MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Oleh : Risky Abadi 1203.109.004 Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN) STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUAS JALAN TOL BELMERA (STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANJUNG MORAWA-BELAWAN) Oloan Sitohang Dosen Program Studi Teni Sipil, Universitas Katoli Santo Thomas SU, Jl.Setia Budi

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan :

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan : ara memperoleh data Zaman dahulu, dgn cara : 1. Melempar dadu 2. Mengoco artu Zaman modern (>1940), dgn cara membentu bilangan aca secara numeri/ aritmati(menggunaan omputer), disebut Pseudo Random Number

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 45 49 (2014) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon SALMON NOTJE AULELE Staf Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

BAB III MODEL KANAL WIRELESS

BAB III MODEL KANAL WIRELESS BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaan Perembanan dunia perbanan yan disertai denan meninatnya omplesitas ativitas perbanan semain memperteas pentinnya tata elola perusahaan yan sehat (ood corporate overnance)

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET (KURIR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FUZZY Jurnal Manti Penusa Vol No Desember ISSN 88-9 ANALISIS EPUASAN ONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAET (URIR DENGAN MENGGUNAAN METODE TOPSIS FUZZY Desi Vinsensia Program Studi Teni Informatia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan Danau Agung 1 Blok A4, Sunter Agung Jakarta Utara. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Vita Dwi Rachmawati 1, Sugito 2, Hasbi Yasin 3 1 Alumni Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana

Lebih terperinci

3. Sebaran Peluang Diskrit

3. Sebaran Peluang Diskrit 3. Sebaran Peluang Disrit EL2002-Probabilitas dan Statisti Dosen: Andriyan B. Susmono Isi 1. Sebaran seragam (uniform) 2. Sebaran binomial dan multinomial 3. Sebaran hipergeometri 4. Sebaran Poisson 5.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS) Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 17-18 Juni 2011 MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) Diyan Mumpuni 1, Bambang Irawanto 2, Dr. Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObjePenelitian Obje penelitian merupaan hal yang tida dapat dipisahan dari suatu penelitian. Obje penelitian merupaan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilauan.

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK

APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK APLIKASI METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK OPTIMALISASI PENENTUAN LOKASI PROMOSI PRODUK Novhirtamely Kahar, ST. 1, Nova Fitri, S.Kom. 2 1&2 Program Studi Teni Informatia, STMIK

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci