Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 2, No. 9, september 2018, hlm Pemoelan Regresi Linear Untuk Preiksi Konsumsi Energi Primer Inonesia Menggunakan Hybri Particle Swarm Optimization Dan Continuous Ant Colony Optimization Faris Febrianto 1, Canra Dewi 2, Bayu Rahayui 3 Program Stui Teknik Informatika, 1 farisfebrianto@outlook.com, 2 ewi_canra@ub.ac.i, 3 ubay1@ub.ac.i Abstrak Preiksi konsumsi energi primer merupakan hal penting alam menasari kebijakan energi semua negara, akan tetapi banyak preiksi konsumsi energi primer tergolong tiak akurat an kurangnya sumber ata. Konsumsi energi primer Inonesia merupakan yang terbesar ibaningkan engan konsumsi negara lain i kawasan Asia Tenggara an terbesar keempat i kawasan Asia Pasifik. Konsumsi energi primer Inonesia mengalami peningkatan yang pesat sebagai akibat pertumbuhan ekonomi alam beberapa tahun terakhir yakni meningkat 16% hanya alam rentang tiga tahun yakni Mtoe paa tahun 2010 menjai Mtoe tahun Konsumsi energi primer i Inonesia sebagian besar berasal ari energi fosil yakni minyak bumi, gas alam, an batubara, seangkan tenaga air an energi terbarukan lainnya hanya 3.33% ari total konsumsi energi primer paa tahun Tujuan ari penelitian ini untuk menghasilkan preiksi konsumsi energi primer serealistis mungkin melalui parameter Gross National Income, Gross Domestic Prouct, jumlah populasi, impor, an ekspor Inonesia. Preiksi konsumsi energi primer Inonesia ilakukan menggunakan regresi linear bergana engan penentuan nilai intersep an koefisien kemiringan regresi menggunakan hybri Particle Swarm Optimization an Continuous Ant Colony Optimization. Dari hasil pengujian pemoelan regresi linear yang terbentuk memiliki rata-rata nilai kesalahan Mean Absolute Percentage Error sebesar 10.1% yang menunjukkan bahwa metoe yang igunakan termasuk alam kategori baik igunakan alam preiksi konsumsi energi primer Inonesia. Metoe hybri juga ibaningkan engan penggunaan pemoelan regresi menggunakan Particle Swarm Optimization an Continuous Ant Colony Optimization saja. Kata kunci: optimasi kontinyu, preiksi konsumsi energi primer Inonesia, Particle Swarm Optimization, Ant Colony Optimization, regresi linear bergana, metoe hybri. Abstract Primary energy consumption preiction is an important to project future government energy policy in any country. However, many primary energy consumption preiction often lack of accuracy an ata sources. Inonesia primary energy consumption is the biggest than other country in south east asia region an fourth in asia pacific. Inonesia primary energy consumption always increase ue to rapi economic growth in last few years, it raise 16% only in three years, Mtoe in 2010 to Mtoe in Inonesia primary energy sources from fossils energy, oil, gas, an coal, otherwise hyro energy, an other renewables energy only 3.33% from total consumption. Our aim is to create primary energy consumption preiction accurately from five input parameter, Gross National Income, Gross Domestic Prouct, population, import, an eksport. We use multiple linear regression moelling with fin intercept an slope coefficient using hybri Particle Swarm Optimization an Continuous Ant Colony Optimization. Experiment results shows that linear regression moel has average Mean Absolute Percentage Error 10.1% which is goo category for primary energy consumption preiction. Hybri metho also compare with regression using stanalone Particle Swarm Optimization an stanalone Continuous Ant Colony Optimization. Keywors: continuous optimization, Inonesia primary energy consumption preiction, Particle Swarm Optimization, Ant Colony Optimization, multiple linear regression, hybri metho. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2760

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer PENDAHULUAN Energi primer merupakan energi yang iperoleh ari alam an belum mengalami proses pengolahan lebih lanjut. Preiksi konsumsi energi primer merupakan hal penting alam menasari kebijakan energi semua negara untuk mencapai target perkembangan ekonomi, pemeliharaan lingkungan, an ketepatan perencanaan paa sumber energi yang aa (Barak & Saegh, 2016). Konsumsi energi primer Inonesia, mengalami peningkatan yang pesat sebagai akibat pertumbuhan ekonomi alam beberapa tahun terakhir. Konsumsi energi primer paa tahun 2010 baru sekitar Mtoe an bertambah menjai Mtoe paa tahun 2013 atau mengalami peningkatan hampir 16% hanya alam rentang tiga tahun. Untuk mengontrol konsumsi energi primer pemerintah mengeluarkan PP No. 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), ampaknya konsumsi energi primer nasional turun menjai 162.9Mtoe paa tahun Konsumsi energi primer Inonesia merupakan yang terbesar ibaningkan engan konsumsi negara lain i kawasan Asia Tenggara an terbesar keempat i kawasan Asia Pasifik (Gambar 1). Konsumsi energi primer i Inonesia berasal ari minyak bumi, gas alam, batubara, tenaga air, an energi terbarukan lain berupa tenaga surya, tenaga angin, panas bumi, an biomassa. Paa tahun 2016 konsumsi energi primer Inonesia sebesar Mtoe yang sebagian besar berupa energi fosil yakni 96.67% ari keseluruhan konsumsi energi primer atau Mtoe. Angka konsumsi energi primer ari fosil berasal ari minyak bumi (41.47%) paa konsumsi teratas isusul batubara (35.82%) an gas alam (19.38%), seangkan tenaga air an energi terbarukan lain hanya menyumbang 3.33% ari total konsumsi energi primer paa tahun Permasalahannya banyak preiksi konsumsi energi primer tergolong tiak akurat an kekurangan sumber ata (Barak & Saegh, 2016). Preiksi konsumsi energi primer tergantung paa banyak faktor sosial-ekonomi seperti gross omestic prouct (GDP), populasi, impor, ekspor, tingkat pertumbuhan an keterseiaan sumber energi (Kiran, et al., 2012). Akan tetapi, preiksi konsumsi energi merupakan hal yang sangat sulit ilakukan, karena beberapa hal lain seperti percepatan perkembangan ekonomi, penggunaan teknologi, an keputusan pemerintah juga ikut mempengaruhi. Menentukan parameterparameter apa saja yang ibutuhkan untuk memoelkan preiksi konsumsi energi merupakan hal yang sulit karena membutuhkan penelitian lebih lanjut an banyak ata, imana ata tersebut banyak yang tiak terseia. Oleh sebab itu, preiksi konsumsi energi apat icari engan menggunakan persamaan matematika seerhana seperti regresi linear menggunakan ata yang aa (Kiran, et al., 2012). Diantara banyak macam metoe swarm intelligence, particle swarm optimization (PSO) an ant colony optimization (ACO) merupakan metoe optimasi metaheuristik yang sering igunakan. Berbea engan PSO yang memang itujukan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi kontinyu, ACO banyak igunakan terutama untuk menyelesaikan permasalahan optimasi kombinatorial. ACO terinspirasi ari perilaku mencari makan kawanan semut. ACO biasa hanya bisa menyelesaikan permasalahan iskrit atau kombinatorial. Untuk mengaplikasikan ACO paa permasalahan kontinyu, variabel kontinyu sering kali iubah menjai iskrit terlebih ahulu engan ketelitian beberapa ibelakang koma. Penekatan ini memiliki beberapa kelemahan terutama paa permasalahan paa ruang pencarian iantara range positif an negatif, ruang pencarian atau kasus engan imensi yang sangat besar, atau paa kasus yang memerlukan ketelitian tinggi. Socha & Dorigo (2008) mengembangkan metoe berbasis ACO engan nama ACO R untuk mengatasi permasalahan optimasi kontinyu. Konvergensi ini yang menyebabkan set solusi jatuh ke local minimum mungkin terjai paa PSO an ACO R. Konvergensi ini salah satunya isebabkan oleh kurangnya iversifikasi atau global exploration paa proses pencarian. Untuk mengatasi permasalahan ini para peneliti melakukan hibriasi yang menggabungkan ua metoe swarm intelligence yang berbea. Paa penelitian ini teknik hibriasi yang igunakan aalah teknik hybri PSO an ACO R secara sekuensial yang ikembangkan oleh Huang & Huang (2013). Tujuan ari penelitian ini untuk menghasilkan pemoelan regresi linear untuk mempreiksi konsumsi energi primer serealistis mungkin melalui parameter gross national income (GNI), GDP, jumlah populasi, impor, an ekspor Inonesia. Intersep an kemiringan koefisien regresi icari menggunakan hybri ari PSO an ACO R (PSOACO R) secara sekuensial. Harapannya penelitian ini apat

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer 2762 menjai referensi bagi pihak perencana kebijakan energi nasional berasarkan faktorfaktor yang berkaitan agar tiak terjai efisit energi serta menjaga keseimbangan rasio konsumsi engan prouksi energi. Gambar 1. Konsumsi energi primer i Asia Pasifik 2. PENELITIAN TERDAHULU Paa banyak literatur, penelitian paa preiksi energi primer telah banyak ilakukan. Preiksi menggunakan Autoregressive Integrate Moving Average (ARIMA), Artificial Neural Network (ANN), Grey Moel, Genetic Algorithm (GA), logika fuzzy, Support Vector Regression (SVR), Ant Colony Optimization (ACO), Particle Swarm Optimization (PSO), an Long-Range Energy Alternatives Planning (LEAP) merupakan beberapa moel yang paling banyak igunakan alam penelitian preiksi energi primer (Suganthi & Samuel, 2012). Deka, et al. (2016) membuat pemoelan untuk mempreiksi kebutuhan energi primer Amerika Serikat menggunakan lima teknik yang berbea yakni ua ANN, ua pemoelan regresi, an satu ARIMA. Data yang igunakan mulai ari tahun berupa ata konsumsi energi primer, GDP, GNI, an penapatan per kapita. Hasil menggunakan moel ANN pertama merupakan yang terbaik engan RMSE paa ata uji sebesar Kiran, et al. (2012) mengembangkan metoe pemoelan regresi linear an quaratik menggunakan hybri ACO (bukan kontinyu) an PSO untuk mempreiksi kebutuhan energi primer i Turki. Fungsi fitness yang ipakai berupa selisih kuarat antara nilai aktual an preiksi paa ata latih. Data yang ipakai paa penelitian ini berupa ata GDP, populasi, impor, an ekspor negara Iran. Hasil pengujian menunjukkan metoe yang igunakan memiliki nilai relative error terkecil sebesar Penggunaan metoe hybri tersebut juga lebih baik 8.79% aripaa regresi linear ACO an lebih baik 2.14% ari regresi linear PSO. Paa tahun 2013, Huang & Huang melakukan empat tipe hibriasi antara continuous ant colony optimization (ACO R) an PSO untuk iaplikasikan paa permasalahan klustering. Empat tipe hibriasi tersebut yakni sekuensial, paralel, sekuensial engan memperbesar tabel partikel, an perbaningan global best. Dari empat tipe hybri tersebut yang terbaik aalah sekuensial engan memperbesar tabel partikel karena tabel partikel yang iperbesar menambah iversifikasi (global exploration) paa PSO an ACO R, efek ini sama engan memperbesar popsize itu seniri karena tabel partikel menjai ua kali lipat lebih besar ari yang awal. Hasil terbaik keua aalah tipe sekuensial biasa tanpa perlu memperbesar tabel partikel. Dari penelitian-penelitian sebelumnya tersebut maka paa penelitian ini metoe yang igunakan berupa pemoelan regresi linear menggunakan hybri PSO an ACO R (PSOACO R) secara sekuensial untuk mempreiksi konsumsi energi primer Inonesia. Faktor-faktor yang igunakan untuk menentukan nilai konsumsi energi berupa nilai GDP, GNI, populasi, impor, an ekspor. 3. DASAR TEORI 3.1. Regresi Linear Bergana Pemoelan regresi banyak ipakai untuk mempreiksi konsumsi energi primer karena tergolong seerhana an muah, beberapa iantaranya, regresi linear (Deka, et al., 2016), regresi linear an kuaratik (Kıran, et al., 2012), serta regresi linear, eksponensial, an kuaratik (Yu, et al., 2012). Regresi linear bergana igunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas (X i ) lebih ari satu terhaap variabel terikat (Y) (Pascual, et al., 2016). Pemoelan regresi linear bergana itunjukkan alam Persamaan 1. k Y = b 0 + b i X i ± ε (1) i=1 imana b 0 aalah intersep. Intersep aalah ratarata nilai Y saat X i bernilai 0. b i merupakan koefisien kemiringan regresi ari variabel bebas X i. Untuk mencari nilai ε (ranom error) iapat ari ε i = Y i Y i, imana Y i aalah nilai aktual

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer 2763 ke-i, an Y i aalah nilai preiksi ke-i Particle Swarm Optimization Particle swarm optimization (PSO) aalah salah teknik metaheuristik stochastic yang iperkenalkan oleh Kenney an Eberhart paa tahun 1995 untuk menyelesaikan permasalahan kontinyu (Bonyai, et al., 2014). Dalam PSO, solusi potensial isebut partikel, bergerak alam ruang pencarian mengikuti partikel optimum sebelumnya engan meng-upate posisi partikel setiap iterasinya. Tahap inisialisasi paa PSO berupa inisialisasi kecepatan partikel, inisialisasi partikel secara uniformly istribute, an inisialisasi Pbest an Gbest. Paa tahap iterasi, kecepatan partikel i-upate menggunakan Persamaan 2. v i (t + 1) = w v i (t) + c 1 r 1 (pbest i (t) x i (t)) + c 2 (2) r 2 (gbest i (t) x i (t)) imana c 1 an c 2 bernilai konstan untuk setiap iterasi. Nilai keua koefisien ini yang sering igunakan aalah 2 atau 2.05 atau (Bonyai, et al., 2014). r 1 an r 2 merupakan bilangan ranom uniformly istribute yang terletak antara (0,1). Upate kecepatan yang ihasilkan harus melalui proses velocity clamping untuk mencegah terjainya velocity explotion. Jika nilai v i (t + 1) lebih besar ari batas atas v max maka nilainya akan iganti oleh v max, begitupun sebaliknya jika lebih kecil ari batas bawah v max maka nilainya akan iganti oleh v max. Untuk menentukan v max an v max Marini & Walczak (2015) menggunakan Persamaan 3 imana k aalah nilai konstanta engan nilai antara 0-1, x max aalah batas atas ruang pencarian imensi ke-, an x min aalah batas terbawahnya. v max = k (x max x min ) 2 (3) Untuk meng-upate posisi partikel maka nilai setiap imensi ke- ari partikel baru ke-i ihitung menggunakan Persamaan 4, imana x i (t) aalah nilai partikel iterasi sebelumnya an v i (t + 1) aalah kecepatan partikel yang saat ini. x i (t + 1) = x i (t) + v i (t + 1) (4) Terakhir upate Pbest an Gbest. Setiap partikel menyimpan posisi terbaik yang pernah icapai sebelumnya alam Pbest yang itentukan ari baik tiaknya nilai fitness, an nilai terbaik ari keseluruhan Pbest isimpan alam Gbest Ant Colony Optimization for Continuous Domain Paa ACO R kumpulan solusi isimpan alam alam sebuah solution archive T. Paa metoe hybri paa penelitian ini tabel solusi isebut tabel partikel, namun tetap mengacu paa solution archive T yang sama paa ACO R. Struktur solusi archive itunjukkan paa Gambar 2. s s 1 s 1.. s 1.. D s 1 f(s 1 ) ω 1 s s 2 s 2.. s 2.. D s 2 f(s 2 ) ω s i s i s i.. s i.. D s i f(s i ) ω i s 1 2 g s g s D g.. s g.. s g f(s g ) ω g... s k s 1 k s 2 k.. s k D.. s k f(s k ) ω k Gambar 2. Archive solusi paa ACO R solusi iurutkan berasarkan nilai fitness-nya, imulai ari yang terbaik contoh untuk permasalahan global minimum maka solusi engan fitness terkecil akan beraa paling atas, sehingga nilai f(s 1 ) f(s 2 ) f(s i ) f(s k ). Setiap solusi iasosiasikan engan ω engan besar nilai ω 1 ω 2 ω l ω k. Langkah-langkah ACO R secara seerhana berupa beberapa tahap inisialisasi yakni inisialisasi solusi secara ranom engan uniformly istribute, urutkan solusi mulai ari solusi engan fitness terbaik, inisialisasi sbest, hitung ω engan menggunakan Persamaan 5. ω i = 1 /2q2k2 e (i 1)2 qk 2π (5) hitung peluang p i (Persamaan 6) berasarkan nilai ω i yang akan igunakan untuk proses pemilihan semut menggunakan roulette wheel (Huang & Huang, 2013). p i = ω i k i=1 ω i (6) Lakukan perulangan sebanyak m kali untuk membuat semut baru yang berjumlah m k

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer 2764 engan memilih salah satu solusi s i engan roulette wheel. Setelah solusi s g terpilih kemuian hitung nilai sigma perimensi solusi terpilih menggunakan Persamaan 7. σ k g = ξ s i s g k 1 i=1 (7) imana ξ engan nilai ξ > 0, mempunyai efek yang sama engan evaporation rate aa ACO. Semakin besar nilai ξ, maka tingkat konvergensi akan semakin melambat (Socha & Dorigo, 2008). s i aalah nilai solusi ke-i imensi ke-, s g aalah solusi terpilih imensi ke- an k merupakan archivesize. Untuk setiap imensi ke- semut baru, generate ranom z yang teristribusi secara normal (normally istribute) untuk igunakan paa Persamaan 8. s m = s g + z σ g (8) imana s m aalah nilai solusi imensi ke- semut baru ke-m, σ g merupakan nilai stanar eviasi atau sigma imensi ke-, an s g aalah nilai solusi imensi ke- yang terpilih menggunakan roulette wheel. Setelah semut baru i-generate, gabungkan an urutkan solusi semut baru engan solusi sebelumnya. Hapus solusi terburuk agar sesuai ukuran archivesize an upate sbest Perhitungan Tingkat Kesalahan Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesalahan pemoelan regresi linear preiksi konsumsi energi primer yang ihasilkan, iperlukan metoe untuk menghitung tingkat kesalahan preiksi. Dalam penelitian ini igunakan metoe Mean Absolute Percentage Error (MAPE), metoe ini paling tepat igunakan karena tingkat kesalahan inyatakan alam skala yang berbea (Azaeh, et al., 2013). Menurut Tsai, et al. (2016) nilai akurasi ikategorikan sangat baik jika MAPE yang ihasilkan kurang ari 10%, an ikategorikan baik jika MAPE antara 10-20%. Rumus MAPE itunjukkan paa Persamaan 9. MAPE = n i=1 Y i Y i /Y i 100% (9) n imana Y i aalah nilai aktual, Y i nilai hasil preiksi, an n aalah jumlah ata. 4. PREDIKSI KONSUMSI ENERGI PRIMER MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR HYBRID PSO DAN ACO R 4.1. Data Penelitian Data iperoleh ari ua situs internet resmi yakni Worl Bank berupa variabel GNI, GDP, populasi, impor, an ekspor Inonesia engan nilai kurs jual 1 US$ = IDR, serta ata konsumsi energi primer Inonesia yang iperoleh ari British Petroleum. Data-ata tersebut imulai ari tahun , karena terapat ata yang tiak aa maka ata yang ipakai hanya ari tahun saja Pemoelan Regresi Linear - PSOACO R Preiksi energi ikembangkan ari pemoelan regresi linear-psoaco R untuk menemukan global minimum. Lima inikator ekonomi yakni GNI, GDP, populasi, impor, an ekspor Inonesia igunakan untuk mempreiksi konsumsi energi primer Inonesia. Paa penelitian ini preiksi konsumsi energi primer imoelkan alam bentuk pemoelan regresi linear bergana seperti paa Persamaan 10 berikut: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 (10) imana b 0 aalah intersep regresi, b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 merupakan bobot kemiringan koefisien regresi, an X i aalah variabel bebas (GNI, GDP, populasi, impor, an ekspor). Tujuan utama pencarian intersep an koefisien kemiringan regresi yakni mencari fittest moel persamaan regresi ari ata latih. Fungsi fitness ari moel tersebut yakni paa Persamaan 11. R fitness = (Y r Y r) 2 r=1 (11) imana Y r aalah nilai aktual konsumsi energi primer paa tahun ke-r. Y r aalah nilai preiksi konsumsi energi primer paa tahun ke-r. Tahap-tahap preiksi konsumsi energi primer menggunakan hybri PSO an ACO R seperti yang itunjukkan paa Gambar Mengambil ata latih ari tahun 1967 sampai 2006 sekaligus ata uji mulai tahun 2007 sampai 2016 yang isimpan alam atabase SQlite berupa ata konsumsi energi primer, GNI, GDP, populasi, impor, an ekspor Inonesia. 2. Menentukan parameter PSOACO R berupa nilai c1, c2, w, k velocity clamping, q, ξ, m, popsize, min konvergen, an max iterasi. 3. Inisialisasi tabel partikel secara uniformly istribute. 4. Inisialisasi kecepatan awal partikel engan

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer 2765 nilai sebesar 0 untuk semua partikel 5. Inisialisasi Pbest engan menyalin semua nilai partikel awal beserta fitness-nya paa tabel partikel 6. Inisialisasi Gbest yakni Pbest engan fitness terkecil 7. Hitung nilai ω engan Persamaan 5 an peluang p engan Persamaan 6 8. Upate kecepatan partikel engan Persamaan 2 9. Upate posisi partikel engan Persamaan Upate Pbest tahap PSO engan membaningkan Pbest iterasi sebelumnya engan partikel baru. Jika fitness partikel baru lebih baik ari Pbest iterasi sebelumnya maka ganti Pbest engan set solusi partikel baru tersebut. 11. Upate Gbest tahap PSO engan mengganti Gbest iterasi sebelumnya engan Pbest terbaik iterasi saat ini. Jika Pbest terbaik memiliki fitness lebih baik aripaa fitness Gbest iterasi sebelumnya, maka ganti Gbest engan Pbest terbaik. 12. Buat semut baru menggunakan Persamaan 7 an Replace partikel terburuk an upate Pbest tahap ACO R. Replace partikel terburuk berupa penggantian partikel terburuk engan set solusi semut baru yakni jika fitness semut baru lebih baik aripaa fitness partikel terburuk. Jika konisi tersebut terpenuhi, maka lakukan juga upate Pbest tahap ACO R hanya paa Pbest ke-i yang sejajar engan partikel terburuk yang telah iganti. Saat fitness semut baru tiak lebih baik aripaa fitness partikel terburuk maka lompati proses ini. 14. Upate Gbest tahap ACO R yakni jika fitness semut baru lebih baik aripaa Gbest tahap PSO maka ganti Gbest engan set solusi semut baru. 15. Menghitung preiksi konsumsi energi primer menggunakan Persamaan 10 an hitung MAPE ata uji engan Persamaan PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian ilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa parameter yang iuji terhaap nilai fitness ata latih yang ihasilkan. Untuk nilai parameter tetap awal yakni nilai w, k, q, an ξ masing-masing 0.7, 0.5, 0.005, an 0.7. Nilai parameter min konvergen, max iterasi, popsize, an m masing-masing 50, 1000, 100, an 2, seangkan ruang pencarian intersep regresi sebesar [100, 100] an koefisien kemiringan regresi sebesar [-10, 10]. Data latih yang ipakai mulai ari tahun 1967 sampai tahun Jika parameter suah iuji an memperoleh nilai parameter terbaik maka lakukan penggantian parameter tersebut untuk igunakan pengujian selanjutnya. Tahap PSO Tahap ACO R Mulai Data Latih Inisialisasi Parameter c1, c2, w, k, q, ξ, m, popsize, minkonvergen, max iterasi, ruang pencarian Inisialisasi kecepatan partikel Inisialisasi partikel Inisialisasi pbest Inisialisasi gbest Hitung ω an p maxiterasi!= iterasi? True iskonvergen!= true? True Upate kecepatan partikel Upate posisi partikel Upate pbest tahap PSO Upate gbest tahap PSO Buat semut baru Replace partikel terburuk an upate pbest tahap ACO R Upate gbest tahap ACO R Pemoelan regresi linear Hitung preiksi an MAPE ata uji Berhenti False False Gambar 3. Flowchart pemoelan regresi-psoaco R 5.1. Pengujian Nilai c1 c2 Terhaap Nilai Fitness Berasarkan Gambar 4 nilai rata-rata fitness c1 an c2 sebesar merupakan nilai terbaik engan fitness sebelum naik lagi saat pengujian engan nilai c1 an c2 sebesar 1.5. Jika nilai c1 an c2 iperbesar lagi ari maka rata-rata fitness yang iperoleh cenerung lebih buruk, hal ini terjai karena menurut Bonyai, et al. (2014) nilai c1 an c2 yang paling banyak ipakai salah satunya yakni

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer ,2 1105,1 1197,0 1153,6 1185,7 keluar ari ruang pencarian yang isebabkan oleh perubahan kecepatan yang terlalu rastis, sehingga hasil fitness jauh ari yang iharapkan (velocity explosion). 1086, , , ,1 1091,7 1.6, , , , 1.9 Nilai c1 an c2 2.0, 2.0 Gambar 4. Rata-rata fitness nilai c1 an c Pengujian Nilai w Terhaap Nilai Fitness Berasarkan Gambar 5 nilai rata-rata fitness engan nilai w sebesar merupakan nilai w terbaik. Nilai w yang semakin menekati 1 maka akan terjai perlambatan tingkat konvergensi sehingga banyak partikel baru memiliki posisi yang berekatan engan partikel sebelumnya an memerlukan iterasi lebih banyak untuk mencapai nilai yang menekati global minimum. 1395, Pengujian Nilai q Terhaap Nilai Fitness Berasarkan Gambar 7 nilai q sebesar menghasilkan nilai fitness hanya an merupakan yang terburuk iantara percobaan engan nilai yang lain. Nilai rata-rata fitness terbaik iperoleh engan nilai q sebesar engan nilai rata-rata fitness Hal ini terjai karena partikel yang ipilih untuk mengenerate semut baru cenerung lebih memilih partikel engan fitness bukan yang terbaik an sulit mencapai global minimum. 1103,4 1156,0 1112,5 1141,8 1087,2 1086,7 1083,1 1088,6 1131,2 1086,9 1110,2 1122,6 1126,5 1105,0 1133,8 0,5 0,6 0,7 0,7298 0,8 0,9 Nilai w Gambar 5. Rata-rata fitness nilai w 5.3. Pengujian Nilai k Velocity Clamping Terhaap Nilai Fitness Nilai q Gambar 7. Rata-rata fitness nilai q 5.5. Pengujian Nilai ξ Terhaap Nilai Fitness 1113,0 1093,8 1089,4 1088,9 1085,7 1085,0 1099,8 1106,8 1103,0 1100,7 1090,1 1090,0 1091,0 1132,7 1096,8 Gambar 6. Rata-rata fitness nilai k 1119,3 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 Nilai k Berasarkan Gambar 6 nilai k terburuk yakni 0.8 engan nilai fitness Nilai ratarata fitness terbaik iperoleh engan nilai k sebesar 0.6 engan nilai fitness terenah Alasan nilai k ari 0.7 sampai engan 1 memperoleh nilai rata-rata fitness cenerung memburuk salah satu yakni banyak partikel yang 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 Nilai ξ Gambar 8. Rata-rata fitness nilai ξ Berasarkan Gambar 8 nilai rata-rata fitness engan nilai ξ bersifat fluktuatif sebesar 0.6 merupakan yang terburuk. Nilai rata-rata fitness terbaik iperoleh engan nilai ξ sebesar 1 engan nilai fitness terkecil iantara percobaan lainnya yakni 1085 karena jika nilai ξ > 0, maka tingkat konvergensi cenerung semakin melambat (Socha & Dorigo, 2008) Pengujian Jumlah Semut Baru Terhaap Nilai Fitness Paa Gambar 9 jumlah semut baru paling baik icapai engan jumlah semut sebanyak 10

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer 2767 engan rata-rata fitness paling kecil yakni sebesar Jumlah yang irekomenasikan oleh Socha & Dorigo (2008) yakni 2 untuk beragam besar popsize. 1107,8 Gambar 9. Rata-rata fitness jumlah semut baru 5.7. Pengujian Jumlah PopSize Terhaap Nilai Fitness 1468,9 1105,5 1083,7 1141,5 1053,8 1094,1 1088,0 1140,4 1165, Jumlah semut baru 1367,4 1109,3 1101,8 1086,6 1086,5 1097,6 1092,3 1095,8 1088, PopSize Gambar 10. Rata-rata fitness jumlah popsize Berasarkan Gambar 10 nilai fitness terburuk ihasilkan saat jumlah popsize sebanyak 20 an terus mengalami perbaikan nilai fitness sampai popsize berjumlah Pengujian Kriteria Berhenti Terhaap Nilai Fitness 1159,5 1169,2 1088,1 1120,9 1097,8 1082,6 1084,0 1082,4 1082,5 1082,8 Max iterasi, min konvergen Gambar 11. Rata-rata fitness kriteria berhenti Berasarkan Gambar 11 nilai rata-rata fitness terbaik iperoleh engan nilai max iterasi an min konvergen sebesar 2000 an 100 engan nilai fitness Jika jumlah iterasi itingkatkan lagi menjai 2500 iterasi maka ratarata fitness yang iperoleh tiak lebih baik engan nilai fitness engan nilai max iterasi an min konvergen sebesar 2000 an 100, penyebabnya solusi suah mencapai konvergen sebelum mencapai jumlah iterasi yang iinginkan isamping efek buruk lainnya berupa waktu komputasi yang lebih lama Pengujian Pemoelan Regresi Linear terhaap MAPE paa Data Uji Pemoelan regresi linear iperoleh ari pembentukan bobot intersep an kemiringan koefisien regresi (b 0, b 1, b 2, b 3, b 4, b 5,). Bobotbobot ini ioptimasi menggunakan PSOACO R, nilainya iambil ari Gbest iterasi terakhir PSOACO R. Pemoelan-pemoelan regresi linear yang terbentuk ibaningkan MAPE-nya an ipilih yang terbaik. Dari Tabel 4 apat iketahui rata-rata MAPE yang iperoleh engan menggunakan PSOACO R paa ata uji mulai ari tahun 2007 sampai 2016 sebesar 10.1%. Pemoelan regresi linear terbaik yang terbentuk engan MAPE 10.03% yakni: Y = X X X X X 5 (12) Berasarkan bobot pemoelan regresi paa Persamaan 12 maka apat ilakukan preiksi konsumsi energi Inonesia ari tahun 2007 sampai 2016 (ata uji). Untuk melihat lebih jelas nilai hasil preiksi beserta nilai aktualnya apat melihat Tabel 1. Tabel 1. Perbaningan nilai aktual an preiksi Nilai Nilai Tahun Selisih Aktual Preiksi MAPE Berasarkan Tabel 4, hasil pengujian sebanyak 10 kali menghasilkan nilai MAPE tiak fluktuatif maka metoe tersebut ianggap vali. Nilai MAPE terbesar yang ihasilkan sebesar 10.26% an MAPE terkecil sebesar

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer % engan rata-rata MAPE 10.1% menunjukkan selisih MAPE terbesar ari rataratanya hanya 0.16% Perbaningan antara regresi- PSOACO R engan regresi-pso an regresi- ACO R Berasarkan pengujian yang telah ilakukan paa skenario pengujian untuk mengetahui hasil MAPE ata uji paa pemoelan regresi yang terbentuk maka selanjutnya ilakukan perbaningan preiksi menggunakan regresi-pso an regresi-aco R secara terpisah. Menurut Huang & Huang, (2013) untuk membaningkan antara PSOACO R, PSO, an ACO R iperlukan penyetaraan perhitungan evaluasi. Sebuah evaluasi iartikan jumlah perhitungan nilai fitness paa suatu metoe ikali jumlah max iterasi. Jumlah tersebut harus icapai oleh PSO an ACO R agar inilai ail alam melakukan perbaningan. Untuk lebih jelasnya, perhitungan jumlah evaluasi itunjukkan paa Tabel 2, seangkan parameterparameter hasil perhitungan evaluasi apat ilihat paa Tabel 3. Tabel 2. Perhitungan evaluasi Metoe Perhitungan jumlah evaluasi PSO Jumlah partikel max iterasi ACOR Jumlah semut baru max iterasi PSOACOR (Jumlah partikel + Jumlah semut baru) max iterasi Tabel 3. Parameter PSOACO R, PSO, an ACO R Parameter PSOACOR PSO ACOR c c w k velocity clamping q ξ 1 1 max iterasi min konvergen popsize archivesize 300 m semut baru total evaluasi ACO R paa posisi terburuk engan nilai rata-rata MAPE sebesar 11.62%. Hasil rata-rata MAPE paa Tabel 4 menunjukkan PSOACO R tiak lebih baik aripaa PSO seniri. Dari hasil 10 kali percobaan pemoelan regresi-pso memiliki performa terbaik engan nilai rata-rata MAPE 10.09% selisih tipis ibaning regresi- PSOACO R yang hanya 10.10%, an regresi- Tabel 4. Hasil perbaningan MAPE Percobaan ke- PSOACOR PSO ACOR Avg.MAPE Dari Tabel 4 apat isimpulkan bahwa PSOACO R memiliki rata-rata MAPE tiak lebih baik jika ibaningkan engan pemoelan regresi linear-pso biasa meski hanya memiliki selisih rata-rata fitness sebesar 0.01%, hal ini isebabkan karena metoe PSO suah tergolong sangat baik untuk menyelesaikan permasalahan kontinyu paa penelitian ini an hibriasi antara ua metoe optimasi imana PSO memiliki hasil terbaik an ACO R memiliki hasil terburuk menghasilkan perpauan engan nilai MAPE iantara keuanya. PSO seniri memang irancang untuk menyelesaikan kasus optimasi kontinyu. Tabel 5. Hasil perbaningan waktu komputasi Percobaan ke- PSOACOR PSO ACOR Avg. (ms) Dari segi waktu komputasi seperti yang itunjukkan paa Tabel 5 terlihat pemoelan regresi-pso lebih superior ibaningkan regresi-psoaco R maupun regresi-aco R. Salah satu penyebabnya karena emi menyetarakan

10 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer 2769 jumlah evaluasi maka ukuran archivesize ACO R membengkak menjai 300 yang otomatis membuat waktu komputasi menjai lebih lama. Seangkan pemoelan regresi-psoaco R memiliki waktu komputasi lebih lama ari PSO penyebabnya karena pemoelan ini bersifat hybri sehingga memerlukan koe program lebih banyak meskipun ari sisi popsize lebih seikit aripaa regresi linear-pso. Jika iteliti lagi ari bagian yang ioptimasi ari PSO oleh ACO R yakni bagian tabel partikel, pbest, an gbest letak atau posisi yang i-replace menjai jauh ari posisi sebelumnya meski ari sisi fitness lebih baik. Jika tahap iterasi kembali lagi ke tahap PSO maka partikel, pbest, gbest yang i-replace oleh ACO R akan iperbaiki lagi sehingga lebih mempersulit PSOACOR untuk mencapai global minimum. 6. KESIMPULAN Berasarkan hasil penelitian pemoelan regresi paa preiksi konsumsi energi primer Inonesia menggunakan PSOACO R, maka apat iambil kesimpulan: Nilai c1, c2, w, k, q, an ξ terbaik masingmasing 1.496, 1.496, , 0.6, 0.007, an 1. Besar popsize sebanyak 120 an 10 semut baru merupakan jumlah terbaik. Kriteria berhenti terbaik yakni max iterasi sebesar 2000 an min konvergen sebanyak 100. Tingkat akurasi pemoelan regresi linear menggunakan PSOACO R menapat rata-rata MAPE sebesar 10.1% yang masuk alam kategori baik. MAPE terbaik iperoleh sebesar 10.03%. Dari hasil perbaningan antara regresi linear-psoaco R engan regresi linear-pso an regresi linear-aco R menapati bahwa regresi linear-psoaco R tiak lebih baik aripaa regresi linear-pso biasa ari sisi hasil MAPE paa ata uji maupun ari waktu komputasi. 7. DAFTAR PUSTAKA Azaeh, A., R., B. & Asazaeh, S. M., Optimum estimation an forecasting of renewable energy consumption by artificial neural networks. Renewable an Sustainable Energy Reviews, Issue 27, pp Barak, S. & Saegh, S. S., Forecasting energy consumption using ensemble ARIMA ANFIS hybri algorithm. Electrical Power an Energy Systems, Issue 82, pp Bonyai, M. R., Michalewicz, Z. & Li, X., An analysis of the velocity upating rule of the particle swarm optimization algorithm. Heuristics. Deka, A., Hamta, N., Behza, E. & Beha, S., Preictive Moeling Techniques to Forecast Energy Deman in the Unite States: A Focus on Economic an Demographic Factors. Journal of Energy Resources Technology, Issue 138, pp Huang, C.-L. & Huang, W.-C., Hybriization strategies for continuous ant colony optimization an particle swarm optimization applie to ata clustering. Applie Soft Computing, Issue 13, pp Kiran, M. S., Özceylan, E., Günüz, M. & Paksoy, T., A novel hybri approach base on Particle Swarm Optimization an Ant Colony Algorithm to forecast energy eman of Turkey. Energy Conversion an Management, Issue 53, pp Marini, F. & Walczak, B., Particle swarm optimization (PSO). A tutorial. Chemometrics an Intelligent Laboratory Systems, Issue 149, pp Pascual, C. V., Hurtao, A. S., Martinez, E. M. & Gaspar, J. M. P., Client threshol preiction in biometric signature recognition by means of Multiple Linear Regression an its use for score normalization. Pattern Recognition, Issue 55, pp Socha, K. & Dorigo, M., Ant Colony Optimization for Continuous Domains. European Journal of Operational Research, Issue 185, p Suganthi, L. & Samuel, A. A., Energy moels for eman forecasting-a review. Renewable an Sustainable Energy Reviews, Issue 16, pp Tsai, S.-B.et al., Moels for forecasting growth trens in renewable energy. Renewable an Sustainable Energy Reviews, Issue 2016, pp. 1-10

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Tampilan Aplikasi IV.1.1 Tampilan Aplikasi untuk Pengguna 1. Halaman Home Halaman ini merupakan halaman pertama saat pengguna membuka aplikasi. Gambar IV.1 Tampilan

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) Amin Tohari Universitas Nusantara PGRI Keiri, amin.tohari@unpkeiri.ac.i Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN

ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Inri Warani AS 1, Djamuin 2, Hasbi Bakri 1 * 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN) Ubaii Teknik Informatika Universitas Maura ube_gvc@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

Data Mining. Metode Klasterisasi K-Means

Data Mining. Metode Klasterisasi K-Means Data Mining Metoe Klasterisasi K-Means Pokok Pembahasan. Konsep Dasar Clustering. Tahapan Clustering. K-Means Clustering Algoritma K-Means Rumus Umum K-Means 4. Case Stu Konsep Dasar Klusterisasi Data,

Lebih terperinci

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK Ivan Darren Alber *), Hermawan, and Susatyo Handoko Departemen

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN PASOKAN ENERGI PRIMER DENGAN PENDEKATAN METODE FUZZY LINEAR REGRESSION (FLR)

MODEL PERAMALAN PASOKAN ENERGI PRIMER DENGAN PENDEKATAN METODE FUZZY LINEAR REGRESSION (FLR) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERAMALAN PASOKAN ENERGI PRIMER DENGAN PENDEKATAN METODE FUZZY

Lebih terperinci

Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik

Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik 166 Slamet Syamsuin /Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Slamet Syamsuin Pusat Sains Antarksa LAPAN Jl. Dr. Junjunan

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah

Lebih terperinci

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : sistem pendukung keputusan, jamkesmas, system development life cycle, seleksi, penerima

Abstrak. Kata kunci : sistem pendukung keputusan, jamkesmas, system development life cycle, seleksi, penerima SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON PENERIMA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT(JAMKESMAS) DENGAN METODE PROMETHEE DI DESA MAKAM, KECAMATAN REMBANG, PURBALINGGA Kartika Nur Utami Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization IJCCS, Vol.8, No.1, January 2014, pp. 25~36 ISSN: 1978-1520 25 Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization Harry Ganda Nugraha* 1 dan Azhari SN 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2.

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2. Makalah Tugas Akhir PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aitya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2 Abstract Human iris has a very unique pattern which

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & KESEIMBANGAN PASAR NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: 115030207113012 FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & EKUILIBRIUM PASAR Fungsi Permintaan Pasar Fungsi permintaan pasar untuk

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER DALAM ANALISIS CREEP DAN FATIQUE TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PARAMETER DALAM ANALISIS CREEP DAN FATIQUE TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Optimalisasi Parameter alam Analisis Creep an Fatique Terhaap Material Menggunakan Algoritma Genetika OPTIMASI PARAMETER DALAM ANALISIS CREEP DAN FATIQUE TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Lebih terperinci

Triwahyuni, et al., Optimalisasi Produksi Pada Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah...

Triwahyuni, et al., Optimalisasi Produksi Pada Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah... Triwahyuni, et al., Optimalisasi Prouksi Paa Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah.... 1 OPTIMALISASI PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI DONNA JAYA BAROKAH JEMBER MELALUI PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Prouction

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian dilakukan sebagai pedoman bagi peneliti mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian dilakukan sebagai pedoman bagi peneliti mengenai 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ilakukan sebagai peoman bagi peneliti mengenai tahap-tahap bagaimana seharusnya sebuah penelitian ilakukan. Metoe penelitian yang igunakan

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) Jurnal Agribisnis an Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) 13 DAMPAK KEBIJAKAN TARIF IMPOR GULA TERHADAP KESEJAHTERAAN PRODUSEN DAN KONSUMEN (The Effects of Sugar Import Tariff Policy on the

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH

STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH Juang Akbarin Program Stui Teknik Sipil Universitas Penikan Inonesia, Banung Email: akbarien@yahoo.co.

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: rahayujunik@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK PENGARUH INENTIF TERHADAP PRETAI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk Maria Junita Hasana Irwan Yantu.P M.i Robiyati Poungge.P M.AP 3 Jurusan Manajemen ABTRAK MARIA JUNITA HAANA NIM.

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG Inah Permata Sari 1, Heriyanto 2, Irwan Septayua 2 Dosen Universitas Bina

Lebih terperinci

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD terhaap

Lebih terperinci

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

Aplikasi Neural-Fuzzy pada Regresi Interval untuk Data Time Series

Aplikasi Neural-Fuzzy pada Regresi Interval untuk Data Time Series Apliasi Neural-Fuzzy paa Regresi Interval untu Data Time Series Sri Kusumaewi Jurusan Teni Informatia, Universitas Islam Inonesia, Yogyaarta Jl. Kaliurang K, 4, Yogyaarta (04 E-mail : cicie@fti.uii.ac.i

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG

JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG MARKETING MIX EFFECT ON THE DECISION TO PURCHASE GENERIC MEDICINES IN PHARMACIES SAIYO FARMA JOMBANG

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an

Lebih terperinci

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL Dita Anies Munawwaroh Sutrisno Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soearto SH Tembalang Semarang itaaniesm@gmailcom

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) L K Widyapratiwi 1, I P A Mertasana 2, I G D Arjana 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK DKI CABANG PEMBANTU PONDOK LABU - JAKARTA SELATAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK DKI CABANG PEMBANTU PONDOK LABU - JAKARTA SELATAN PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK DKI CABANG PEMBANTU PONDOK LABU - JAKARTA SELATAN Denok Sunarsi, S.P., M. M., CHt. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS

PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS 3 ISSN 016-318 PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Serpong. ABSTRAK PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS.

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 015, pp. 17~ PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN 17 Julia Retnowulan 1, Isnurrini Hiayat Susilowati,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahi Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN INDEKS BIAS KACA YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING (The Stuy of Refraction Inex of Glass

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Belimbing manis (Averrhoa carambola L) termasuk salah satu komoitas tanaman hortikultura yang banyak igemari masyarakat Bentuknya khas terlihat seperti bintang apabila iiris

Lebih terperinci

Pelatihan Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Particle Swarm Optimization untuk Peramalan Tingkat Inflasi

Pelatihan Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Particle Swarm Optimization untuk Peramalan Tingkat Inflasi Pelatihan Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Particle Swarm Optimization untuk Peramalan Tingkat Inflasi Training the Weight of Neural Network Using Particle Swarm Optimization to Forecast Inflation

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI ADAPTIF SEBAGAI ALTENATIF PETA KENDALI SHEWHAT DALAM MENDETEKSI PEGESEAN KECIL PADA VAIANS Oleh : Farihatul Usro 7 7 Dosen Pembimbing : Dra. Faria Agustini W. MS Dra. Laksmi Prita W. MSi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering terdapat tenggang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS Yudis Anggara Putra Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci