IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS Yudis Anggara Putra Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ekstraksi dan pemilihan fitur adalah tahap yang penting dalam suatu sistem klasifikasi. Pemilihan fitur bertujuan mengurangi dimensi fitur pada dataset agar pembuatan classifier dapat dilakukan dengan lebih mudah. Sistem klasifikasi atau kategorisasi pada dokumen teks yang melibatkan ribuan bahkan sampai ratusan ribu fitur mutlak membutuhkan pemilihan fitur supaya sistem klasifikasi dapat berjalan dengan efisien. Salah satu metode yang digunakan untuk pemilihan fitur adalah ant colony optimization. Ant colony optimization adalah algoritma yang terinspirasi dari pengamatan terhadap kehidupan koloni semut yang mampu mencapai sumber makanan melalui rute yang terpendek. Pada pemilihan fitur hal ini dapat dianalogikan sebagai pencarian subset fitur dengan jumlah fitur minimum tanpa mengurangi performa classifier secara signifikan. Ujicoba dilakukan menggunakan dataset yang berasal dari Tugas Akhir Yuliyanti yang berjudul Fuzzy Support Vector Machine untuk Klasifikasi Multi Kelas pada Dokumen Berbahasa Indonesia dimana dataset diperoleh dari sumber berita online Kompas.com. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa metode tersebut cukup efektif dalam mengurangi dimensi fitur dimana dimensi fitur dapat dikurangi sampai dengan 90% tanpa harus mengurangi performa classifier secara signifikan. Kata kunci: Pemilihan fitur, ant colony optimization (ACO),kategorisasi teks. 1. PENDAHULUAN Kategorisasi adalah metode yang lazim dilakukan untuk mengorganisasi dokumen teks dalam jumlah besar. Salah satu masalah yang timbul dalam kategorisasi dokumen teks adalah dimensi feature space yang sangat besar[1]. Sebagian besar dari fitur pada feature space tersebut tidak berguna dalam proses kategorisasi bahkan beberapa diantaranya justru menjadi noise yang dapat mengurangi performa classifier[1]. Selain itu, dimensi feature space yang sangat besar dapat menyebabkan classifier berjalan dengan lambat. Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa feature space harus dikurangi dimensinya terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Oleh karena itu harus dilakukan pemilihan fitur pada feature space untuk mendapatkan fitur yang benar-benar dapat mewakili isi dokumen sehingga dapat mengurangi dimensi feature space dan meningkatkan efisiensi classifier tanpa mengurangi performanya secara signifikan. Dalam Tugas Akhir ini, penulis akan mencoba melakukan pemilihan fitur menggunakan metode Ant Colony Optimization. Ant Colony Optimization (ACO) adalah algoritma optimisasi berbasis pada perilaku koloni semut yang diperkenalkan oleh Dorigo dan Caro pada awal 90-an. ACO adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang disebut swarm intelligence (SI). Pengertian swarm intelligence adalah metode penyelesaian masalah yang memanfaatkan perilaku dari sekumpulan agen yang saling bekerjasama[1]. Algoritma ACO terinspirasi dari perilaku sosial koloni semut dimana seekor semut dapat menjangkau sumber makanan dengan rute terdekat dari sarangnya dengan memanfaatkan material kimia yang disebut pheromone yang dilepaskannya pada saat berjalan, pheromone tersebut akan menarik perhatian semut lain untuk mengikuti suatu rute[6]. Semakin banyak jumlah pheromone yang ada pada suatu rute, semakin potensial rute tersebut untuk diikuti oleh semut-semut lainnya[3]. Sistematika yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah: bab 2 menjelaskan tentang teori ACO, bab 3 menjelaskan mengenai sistem pemilihan fitur menggunakan metode ACO Hasil uji coba dan kesimpulan dirangkum dalam bab 4 dan TEORI ANT COLONY OPTIMIZATION Algoritma ACO terinspirasi dari kehidupan koloni semut yang sebenarnya. Pada percobaan laboratorium, sebuah sarang koloni semut dihubungkan dengan sumber makanan melalui dua buah jembatan dengan panjang yang berbeda seperti pada gambar 2.1

2 dan mekanisme pheromone evaporation untuk mengurangi pheromone. Gambar 2.1 Skema Percobaan Hasil percobaan menunjukkan bahwa setelah beberapa saat, sebagian besar semut lebih banyak menggunakan jembatan yang lebih pendek untuk menuju ke sumber makanan. Pemilihan jembatan yang lebih pendek disebabkan oleh semut-semut memilih secara probabilistik jembatan mana yang akan dilewati berdasarkan informasi yang ada pada masing-masing jembatan. Informasi tersebut berupa pheromone, yaitu suatu zat kimia yang dilepaskan oleh semut ketika mereka berjalan[7]. Setiap semut juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi pheromone dan akan memilih rute dengan jumlah pheromone yang lebih banyak. Kronologi proses percobaan adalah sebagai berikut: Pada awalnya tidak ada pheromone pada kedua jembatan, kemudian tiap-tiap semut akan berjalan keluar dari sarang untuk menuju ke sumber makanan melalui salah satu jembatan yang tersedia. Semut-semut ini tentu saja tidak memiliki informasi jembatan mana yang lebih pendek sehingga peluang sebuah jembatan untuk dilewati seekor semut adalah 50%, tetapi karena jembatan yang lebih pendek memungkinkan semut untuk mencapai sumber makanan lebih cepat maka pada rentang waktu yang sama jumlah semut yang melewati jembatan yang lebih pendek menjadi lebih banyak daripada jumlah semut yang melewati jembatan yang lebih panjang. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan jumlah pheromone yang lebih banyak pada jembatan yang lebih pendek sehingga kecenderungan seekor semut memilih jembatan yang lebih pendek menjadi lebih besar. Proses positive feedback seperti yang dijelaskan diatas adalah inti dari algoritma ACO. Proses lain yang penting adalah pheromone evaporation yaitu pengurangan jumlah pheromone pada tiap rute sehingga jumlah pheromone pada rute yang jarang dilewati akan terus berkurang, dan pada akhirnya semut akan terfokus untuk memilih rute yang terpendek. Karakteristik ACO adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan interaksi agen (ant) dimana masing-masing ant hanya mampu melakukan tugas sederhana untuk menghasilkan solusi. 2. Menggunakan informasi yang diperoleh dari iterasi sebelumnya berupa pheromone untuk menentukan hasil pada iterasi selanjutnya. 3. Terdapat mekanisme positive feedback untuk menambahkan pheromone pada suatu node 3. PEMILIHAN FITUR BERBASIS ACO Dari bagan dibawah, dapat dilihat bahwa sistem pemilihan fitur ACO terdiri dari dua subsistem yang saling terkait, yaitu subsistem ACO dan subsistem NN- Classifier. Kedua susbsistem tersebut memiliki fungsi yang berbeda, subsistem ACO berfungsi untuk menghasilkan feature subset, sedangkan subsistem NN- Classifier berfungsi untuk mengevaluasi feature subset yang dihasilkan oleh subsistem ACO. Gambar 3.1 Bagan Sistem Pemilihan Fitur 3.1 Algoritma Subsistem ACO 1. Merepresentasikan feature space awal kedalam bentuk graph. Didalam tiap vertex terdapat atribut-atribut yaitu fitur, nilai pheromone, dan heuristic value. Pada representasi graph ini, semua vertex harus terhubung dengan sempurna. 2. Inisialisasi awal sistem ACO. Pada tahap ini, atribut pheromone level dan heuristic value pada tiap vertex diinisialisasi dengan nilai awal pheromone = 1 dan heuristic value = 0. Pada tahap ini juga ditentukan jumlah populasi ant dan jumlah iterasi. 3. Pembuatan feature subset dan evaluasi ant. Pada tahap ini masing-masing ant diletakkan pada tiap vertex secara random, selanjutnya secara bergantian masing-masing ant akan berjalan mengunjungi vertex yang terhubung kepadanya untuk membentuk feature subset. Peluang seekor ant k untuk mengunjungi vertex i pada langkah t dinyatakan dengan:

3 .. 0 dimana adalah himpunan vertex yang dapat dikunjungi (setiap ant tidak boleh mengunjungi sebuah vertex yang sudah dikunjungi sebelumnya), adalah nilai pheromone dan adalah heuristic value pada fitur i, sedangkan dan adalah parameter pembobotan untuk pheromone dan heuristic value. Pada setiap langkahnya, masing-masing ant akan dievaluasi kedalam classifier, apabila ant yang bersangkutan tidak mampu memperbaiki akurasi classifier sampai 40 kali berturut-turut, maka langkahnya dihentikan dan dihasilkan feature subset dari ant tersebut. 4. Menghitung nilai pheromone setiap ant Untuk tiap ant yang sudah menghasilkan feature subset, nilai pheromone yang dihasilkan ant tersebut dinyatakan dengan: Δ.. 0 Dimana adalah feature subset yang dihasilkan oleh ant k pada iterasi t, adalah panjang feature subset tersebut, dan. adalah performa classifier berdasarkanfeature subset tersebut, sedangkan dan adalah parameter pembobotan untuk panjang feature subset dan performa classifier dimana 0,1 dan 1. Pada langkah ini juga ditentukan best ant, yaitu ant dengan pheromone terbanyak. Untuk iterasi pertama, best ant adalah ant dengan pheromone terbanyak pada iterasi tersebut, sedangkan untuk iterasi selanjutnya best ant adalah ant dengan pheromone terbanyak pada iterasi tersebut dibandingkan dengan best ant sebelumnya, best ant yang dipilih adalah ant dengan jumlah pheromone yang lebih banyak. Feature subset terbaik adalah feature subset yang dihasilkan oleh best ant. 5. Memeriksa jumlah iterasi. Apabila jumlah iterasi sudah mencapai jumlah iterasi yang ditentukan sebelumnya, maka aplikasi dihentikan dan feature subset terbaik yang diperoleh pada langkah 4 dihasilkan sebagai output, apabila tidak maka dilanjutkan ke langkah Mengupdate pheromone. Setelah semua ant menghasilkan feature subset dan pheromone-nya masing-masing, maka setiap ant akan meletakkan pheromone pada semua vertex yang dilaluinya. Sehingga pada akhirnya, nilai pheromone pada tiap vertex akan berubah menjadi: 1 Δ Δ Dimana m adalah jumlah populasi ant, 0,1 adalah koefisien penguapan pheromone, dan g adalah ant terbaik (ant yang menghasilkan pheromone terbanyak) pada iterasi t. Berdasarkan rumus diatas dapat dipahami bahwa proses update pheromone pada tiap vertex diawali dengan penguapan pheromone kemudian ditambahkan pheromone sesuai dengan jumlah pheromone masing-masing ant yang melewati vertex tersebut dan ditambahkan lagi dengan pheromone dari best ant apabila ia melewati vertex tersebut. 7. Generate populasi ant baru. Semua ant dihapus dari vertex, kemudian digenerate populasi ant baru sesuai jumlah inisialisasi awal, selanjutnya kembali pada langkah 3. Gambar 3.2 Diagram Alir Subsistem ACO

4 3.2 Nearest Neighbourhood Classifier K-Nearest Neighbourhood Classifier adalah salah satu metode paling sederhana yang digunakan untuk proses klasifikasi[4]. Konsep dasar metode ini adalah menglasifikasikan suatu obyek kedalam suatu kelas sesuai dengan kelas dari obyek-obyek yang berdekatan dengannya (obyek tetangganya)[8]. Nilai k menentukan jumlah obyek tetangga yang dijadikan acuan untuk proses klasifikasi, k adalah bilangan integer yang bernilai kecil dan umumnya dipilih yang ganjil[8]. Konsep K-Nearest Neighborhood Classifier dapat dijelaskan seperti pada gambar 3.2 berikut: Algoritma NN- Classifier adalah sebagai berikut[9]: 1. Membuat matriks vektor model. Matriks vektor model adalah sebuah matriks yang barisnya menyatakan dokumen dan kolomnya menyatakan feature subset yang dihasilkan ACO. Elemen matriks vektor model adalah frekuensi term(feature) yang sudah diberi bobot, dinyatakan dengan: adalah elemen matriks vektor model, adalah frekuensi term i pada dokumen j, N adalah jumlah dokumen dan adalah jumlah dokumen yang mengandung term i. 2. Mengategorisasi dokumen testing. Untuk mengategorisasi sebuah dokumen testing pertama-tama harus dicari similarity dokumen yang akan dites terhadap sebuah dokumen training menggunakan rumus: Gambar 3.3 Contoh K-NN Classifier Pada gambar diatas, obyek hijau adalah obyek yang akan diklasifikasikan. Selanjutnya, dihitung jarak setiap obyek yang lain terhadap obyek hijau, umumnya menggunakan Euclidean distance. Kemudian ditentukan nilai k yang dipakai dan selanjutnya diambil k obyek terdekat dari obyek hijau. Akhirnya, kelas obyek hijau ditentukan berdasarkan kelas mayoritas dari k obyek terdekat tersebut. Dapat dilihat dari gambar diatas, nilai k sangat memengaruhi penentuan kelas obyek hijau, apabila k=3, maka obyek hijau termasuk kelas segitiga, tetapi bila k=5 maka obyek hijau termasuk kelas persegi. Pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan nilai k=1 karena terdapat 16 kelas/kategori pada dataset. Apabila menggunakan nilai k yang cukup besar, maka batas tiap kelas akan menjadi kabur[8] sehingga dengan jumlah kelas yang cukup banyak akan lebih efisien apabila memilih nilai k=1. Karena dipilih nilai k=1, maka selanjutnya algoritma ini disebut sebagai Nearest Neighbourhood Classifier (NN-Classifier). Selain itu, dalam Tugas Akhir ini konsep jarak pada NN- Classifier diganti dengan konsep similarity untuk menentukan kemiripan suatu obyek yang akan diklasifikasikan dengan obyek lainnya dimana semakin besar similarity suatu obyek dengan obyek lainnya maka jaraknya semakin pendek dan berarti kemiripan dua obyek tersebut semakin besar. Konsep similarity digunakan karena obyek yang akan diklasifikasikan adalah dokumen teks., X adalah dokumen testing, adalah dokumen training ke-j, adalah term yang ada pada X dan, dan masing-masing adalah bobot term pada X dan, adalah norm dari X dan adalah norm dari [5]. Penghitungan similarity sebuah dokumen testing diulang terus sampai diperoleh nilai similarity dokumen testing tersebut terhadap semua dokumen training. Setelah diperoleh nilai similarity maksimum, maka kelas dokumen testing tersebut dapat ditentukan, yaitu kelas dari dokumen training yang memiliki nilai similarity maksimum dengan dokumen testing tersebut. 4. HASIL UJI COBA Pengujian aplikasi yang dibangun dalam Tugas Akhir ini menggunakan dataset Tugas Akhir Yuliyanti[2]. Untuk pelaksanaan ujicoba pada semua skenario, dokumen berita ke-1 sampai ke-129 menjadi data train, dan sisanya menjadi data tes. Parameter-parameter yang diinputkan beserta masing-masing nilainya selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

5 Parameter max_iterasi 50 Nilai dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan ant lainnya. jml_ant jml_dok_training 129 Tabel 4.2 Input Parameter 4.1 Skenario I: Update pheromone Menggunakan Metode I Pada skenario I metode update pheromone yang digunakan adalah metode pertama, yaitu nilai pheromone tiap fitur langsung ditambahkan dengan nilai pheromone tiap ant yang melewati fitur tersebut, kemudian ditambahkan lagi dengan nilai pheromone yang dihasilkan oleh best ant jika melewati fitur tersebut. Pelaksanaan skenario I dimulai dengan memasukkan parameter input seperti pada tabel 4.2. Grafik pengamatan yang diambil tiap 10 iterasi sekali ditunjukkan pada gambar berikut: 1. Pada gambar 4.1 tiap ant pada iterasi 1 memilih feature secara acak dan menghasilkan nilai pheromone yang bervariasi antara Pada gambar 4.2 tiap ant mulai konvergen dalam memilih feature, dan rentang nilai pheromone yang dihasilkan mulai mengecil antara 65,5-67,5. 3. Pada gambar 4.3 terjadi anomali dimana konvergensi ant dalam memilih feature semakin berkurang dibandingkan dengan gambar 4.2, hal ini ditunjukkan dengan rentang nilai pheromone yang semakin besar, antara Pada gambar 4.4 pheromone yang dihasilkan oleh ant pada iterasi ini meningkat pesat dengan rentang nilai antara Pada gambar 4.5 konvergensi ant menguat dibandingkan gambar sebelumnya namun terjadi penurunan nilai maksimum pheromone dibandingkan gambar sebelumnya, dari 86 pada gambar 4.4 menjadi 76.5 pada gambar Pada gambar 4.6 terjadi anomali pada id ant 23, dimana jumlah pheromone yang Gambar 4.1 Uji Coba Skenario I Pada Iterasi 1 Gambar 4.2 Uji Coba Skenario I Pada Iterasi 10 Gambar 4.3 Uji Coba Skenario I Pada Iterasi 20 Gambar 4.4 Uji Coba Skenario I Pada Iterasi 30

6 Gambar 4.5 Uji Coba Skenario I Pada Iterasi 40 Gambar 4.6 Uji Coba Skenario I Pada Iterasi 50 Hasil yang diperoleh pada uji coba skenario I adalah sebagai berikut: 1. Best ant adalah ant dengan id ant 38 pada iterasi ke Pheromone yang dihasilkan oleh best ant adalah 88, Feature subset yang dihasilkan oleh best ant mengandung jumlah fitur sebanyak 718 fitur. Sehingga total pengurangan dimensi feature space oleh best ant adalah 100% 88,9911%. 4. Akurasi feature subset pada no.4 adalah 88,462%. 5. Nilai minimum pheromone yang dihasilkan adalah 46, Skenario II : Update pheromone Menggunakan Metode II Pada skenario II metode update pheromone yang digunakan adalah metode kedua, yaitu dengan menghitung terlebih dahulu nilai rata-rata pheromone tiap fitur pada suatu iterasi tertentu. Nilai rata-rata inilah yang kemudian ditambahkan kedalam nilai pheromone tiap fitur pada iterasi sebelumnya. Kemudian, nilai pheromone tiap fitur ditambahkan dengan nilai pheromone yang dihasilkan oleh best ant jika melewati fitur tersebut. Sama seperti pada pelaksanaan skenario I, skenario II dimulai dengan memasukkan parameter input pada tabel 4.2. Proses pelaksanaan skenario II dapat dilihat dari grafik pengamatan yang diambil tiap 10 iterasi sebagai berikut: 1. Pada gambar 4.7 ant memilih feature secara random dan nilai pheromone yang dihasilkan memiliki rentang antara Pada gambar 4.8 ant mulai memilih secara konvergen dan nilai pheromone yang dihasilkan meningkat pesat dibandingkan gambar sebelumnya dengan rentang nilai antara Pada gambar 4.9 meskipun nilai maksimum pheromone yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan gambar sebelumnya, namun nilai rata-rata pheromone tiap ant menjadi lebih besar. 4. Pada gambar 4.10 meskipun tidak terjadi kenaikan nilai maksimum pheromone dibandingkan gambar sebelumnya namun rata-rata nilai pheromone yang dihasilkan semakin besar, hal ini bisa dilihat dari nilai minimum pheromone yang semakin besar. 5. Pada gambar 4.11 nilai rata-rata pheromone yang dihasilkan meningkat pesat dibandingkan gambar sebelumnya karena sebagian besar ant menghasilkan pheromone lebih dari 94,5. 6. Pada gambar 4.12 meskipun nilai ratarata pheromone tidak bertambah secara signifikan, namun terjadi kenaikan nilai maksimum pheromone dibandingkan gambar sebelumnya, dari 94,7 menjadi 96. Gambar 4.7 Uji Coba Skenario II Pada Iterasi 1

7 Gambar 4.8 Uji Coba Skenario II Pada Iterasi 10 Gambar 4.9 Uji Coba Skenario II Pada Iterasi 20 Gambar 4.10 Uji Coba Skenario II Pada Iterasi 30 Gambar 4.11 Uji Coba Skenario II Pada Iterasi 40 Gambar 4.12 Uji Coba Skenario II Pada Iterasi 50 Hasil yang diperoleh dari uji coba skenario II adalah sebagai berikut: 1. Best ant adalah ant dengan id ant 6 pada iterasi ke Pheromone yang dihasilkan oleh best ant adalah 95, Feature subset yang dihasilkan oleh best ant mengandung jumlah fitur sebanyak 328 fitur. Sehingga total pengurangan dimensi feature space oleh best ant adalah 100% 94,97%. 4. Akurasi feature subset pada no.4 adalah 96,154%. 5. Nilai minimum pheromone yang dihasilkan adalah 53, KESIMPULAN DAN SARAN Dari uji coba yang telah dilakukan dan menganalisis hasil pengujian terhadap sistem ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Implementasi metode ACO dalam feature selection dapat mengurangi dimensi feature space sampai menjadi kurang dari 10% dari dimensi awal. 2. Feature subset yang dihasilkan oleh sistem feature selection yang mengimplementasikan metode ACO dapat menghasilkan akurasi sampai 96%. 3. Metode update pheromone yang lebih baik adalah menghitung nilai rata-rata pheromone tiap fitur terlebih dahulu baru kemudian ditambahkan ke nilai pheromone iterasi sebelumnya. Saran untuk pengembangan selanjutnya dari sistem ini adalah : 1. Perlu dilakukan optimasi agar runtime sistem dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat. 2. Perlu dilakukan uji coba yang lebih mendalam untuk menentukan nilai parameter-parameter input yang dapat memberikan hasil yang lebih baik.

8 3. Sistem feature selection perlu dicoba menggunakan dataset dan metode classifier yang lain. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Mehdi Hosseinzadeh Aghdam, Nasser Ghassem Aghaee, Mohammad Ehsan Basiri. Text Feature Selection Using Ant Colony Optimization. Science Direct, March [2] Yuliyanti. Fuzzy Support Vector Machine untuk Klasifikasi Multi Kelas pada Dokumen Berbahasa Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember [3] Andrea Roli. Ant Colony Optimization. Aironews Vol.7 no.3 (Pages1-3), Autumn [4] Oznur Kirmemis, Gulen Toker. Text Categorization Using K-Nearest Neighbourhood Classifier Middle East Technical University Computer Engineering Department. [5] Vittorio Maniezzo, Luca Maria Gambardella, Fabio de Luigi. Ant Colony Optimization [6] Ahmed Al-Ani. Feature Subset Selection using Ant Colony Optimization. International Journal of Computational Intelligence, Winter [7] mization.html [8] [9] ers/liao/liao_html/node4.html

DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara P. ( )

DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara P. ( ) Sidang Tugas Akhir September 2009 Implementasi Metode Ant Colony Optimization untuk Pemilihan Fitur pada Kategorisasi Dokumen Teks DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk alat hitung saja tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, komputer diharapkan mampu melakukan semua yang dapat

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan kontraktor perumahan, pemasangan kabel menjadi bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu dilakukan perencanaan urutan rumah yang

Lebih terperinci

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

JURNAL IT STMIK HANDAYANI Nurilmiyanti Wardhani Teknik Informatika, STMIK Handayani Makassar ilmyangel@yahoo.com Abstrak Algoritma semut atau Ant Colony Optimization merupakan sebuah algoritma yang berasal dari alam. Algoritma

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. TIKI (Abadi Express) adalah perusahaan jasa yang menerima pengiriman paket dan paket tersebut akan diantar kealamat tujuan. Para kurir yang bertugas mengantar

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( )

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( ) Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree Tamam Asrori (5104 100 146) Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Dan Manfaat Rumusan

Lebih terperinci

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Juanda Hakim Lubis Prorgram Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Anna Maria 1, Elfira Yolanda Sinaga 2, Maria Helena Iwo 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen

Lebih terperinci

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT Budi Prasetyo Wibowo, Purwanto, dansusy Kuspambudi Andaini Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Travelling Salesman Problem

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK...

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SIMBOL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG Achmad Hambali Jurusan Teknik Informatika PENS-ITS Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60 Telp (+6)3-59780, 596, Fax. (+6)3-596 Email : lo7thdrag@ymail.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

ANT COLONY OPTIMIZATION

ANT COLONY OPTIMIZATION ANT COLONY OPTIMIZATION WIDHAPRASA EKAMATRA WALIPRANA - 13508080 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: w3w_stay@yahoo.com ABSTRAK The Ant Colony Optimization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian pada bagian ini akan diuraikan tentang tinjauan pustaka dan landaran teori yang sesuai dengan ACO dan AG. 2.1 Algoritma Ant Colony Optimization Secara umum pencarian

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Finsa Ferdifiansyah NIM 0710630014 Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Rekayasa Komputer Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan ABSTRAK Secara umum, penentuan rute terpendek dapat dibagi menjadi dua metode,

Lebih terperinci

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Agung Hadhiatma 1*, Alexander Purbo 2* 1,2 Program Studi Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

Lebih terperinci

BAB IV EKSPERIMEN. 4.1 Tujuan

BAB IV EKSPERIMEN. 4.1 Tujuan BAB IV EKSPERIMEN Pada bab ini dibahas mengenai eksperimen penggunaan SVM dalam pendeteksian intrusi pada jaringan. Pembahasan ini meliputi tujuan yang ingin dicapai melalui eksperimen ini, parameter evaluasi

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Malang, 1 Agustus 2013 Pembimbing Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si NIP 1962121 1198812 2 001 Penulis Siti Hasanah NIP 309312426746

Lebih terperinci

Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering

Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering Kurniawan Nur Ramadhani Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Telkom, Bandung andiess26@yahoo.co.id Abstrak Paper ini memaparkan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN

Lebih terperinci

KLASTERISASI BERDASARKAN KESAMAAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PCLUSTER (Kata kunci: Penggalian Data, Klasterisasi Kesamaan Pola)

KLASTERISASI BERDASARKAN KESAMAAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PCLUSTER (Kata kunci: Penggalian Data, Klasterisasi Kesamaan Pola) PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 KLASTERISASI BERDASARKAN KESAMAAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PCLUSTER (Kata kunci: Penggalian Data, Klasterisasi Kesamaan Pola) Penyusun Tugas Akhir : Kartika Wijayati

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi persoalanpersoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM Laksana Samudra dan Imam Mukhlash Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik DAFTAR ISI PERNYATAAN... iii PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR ALGORITMA... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii INTISARI... xviii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut

Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut E-journal Teknik Elektro dan Komputer (tahun), ISSN : 20-8402 7 Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut Feisy D. Kambey feisy.kambey@yahoo.co.id Abstrak Perdagangan global

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 75-81 ISSN: 0854-4743 ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Zainudin Zukhri, Shidiq Alhakim Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine

Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine Khalid 1), Bagus Setya Rintyarna 2), Agus Zainal Arifin 3) 1) Prodi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Tsunami Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Rendra Firman Pratama, Purwanto, dan Mohammad Yasin e-mail: Ren_mr07@yahoo.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik secara umum dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : pembangkit, transmisi, distribusi, dan beban. Pembangkit tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traveling Salesperson Problem selanjutnya dalam tulisan ini disingkat menjadi TSP, digambarkan sebagai seorang penjual yang harus melewati sejumlah kota selama perjalanannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar Penjadwalan terkait pada aktivitas dalam hal untuk membuat sebuah jadwal. Sebuah jadwal adalah sebuah tabel dari

Lebih terperinci

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori Abstrak 1 Sri Rahayu, 2 Teguh Bharata Adji & 3 Noor Akhmad Setiawan

Lebih terperinci

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony Path Selection In Emergency Evacuation Using Quantum Ant- Colony Algorithm Fransisca Arvevia I A 1, Jondri 2, Anditya

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 3, No. 1, Juni 2009, 30-36 ISSN Studi 1978-9629 Komparatif Algoritma Ant...(Bambang Siswoyo & Andrianto) STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut Irfan Afif (13507099) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Fitur. Reduksi & Pengelompokan. Gambar 3.1. Alur Pengelompokan Dokumen

BAB III PERANCANGAN. Fitur. Reduksi & Pengelompokan. Gambar 3.1. Alur Pengelompokan Dokumen BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan delaskan tahapan yang dilalui dalam melakukan perancangan penelitian yang akan dilakukan dalam tugas akhir ini. Tahapan tersebut meliputi perancangan implementasi

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf Anugrah Adeputra - 13505093 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro & Informatika ITB Jl. Ganesha No.10 If15093@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting. Namun pada kenyataannya, terdapat banyak hal yang dapat menghambat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 0, No. (2015), hal 17 180. PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING Kristina Karunianti Nana, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

KLASIFIKASI HELPDESK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI MENGGUNAKAN CONCEPT FREQUENCY-INVERSE DOCUMENT FREQUENCY (CF-IDF) DAN K-NEAREST NEIGHBORS (K-NN)

KLASIFIKASI HELPDESK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI MENGGUNAKAN CONCEPT FREQUENCY-INVERSE DOCUMENT FREQUENCY (CF-IDF) DAN K-NEAREST NEIGHBORS (K-NN) Klasifikasi Helpdesk Universitas Jenderal Achmad ni... (Herawan dkk.) KLASIFIKASI HELPDESK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI MENGGUNAKAN CONCEPT FREQUENCY-INVERSE DOCUMENT FREQUENCY (CF-IDF) DAN K-NEAREST

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai tinjauan studi. Berikut ialah tinjauan empiris yang digunakan:

Lebih terperinci

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS Yisti Vita Via Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kotler (1999) adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat

BAB II LANDASAN TEORI. Kotler (1999) adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi adalah salah satu aspek pemasaran. Pengertian distribusi menurut Kotler (1999) adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Aplikasi GIS Berbasis J2ME Pencarian Jalur Terpendek Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) Di Kabupaten Bangkalan

Aplikasi GIS Berbasis J2ME Pencarian Jalur Terpendek Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) Di Kabupaten Bangkalan The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Aplikasi GIS Berbasis J2ME Pencarian Jalur Terpendek

Lebih terperinci

Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony

Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony Letivany Aldina / 13514067 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Algortima Semut Koloni semut merupakan algoritma yang bersifat heuristik untuk menyelesaikan masalah optimasi. Algoritma ini diinspirasikan oleh lingkungan koloni semut pada

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM 3.1 TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Sebelum membahas pencarian solusi Travelling Salesman Problem menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal seputar penelitian yang dilakukan, antara lain: latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITME ANT COLONY OPTIMIZATION DENGAN ALGORITME GREEDY DALAM TRAVELING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN ALGORITME ANT COLONY OPTIMIZATION DENGAN ALGORITME GREEDY DALAM TRAVELING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN ALGORITME ANT COLONY OPTIMIZATION DENGAN ALGORITME GREEDY DALAM TRAVELING SALESMAN PROBLEM Djasli Djamarus, Meiril Mediawan Laboratorium Informatika Dasar Jurusan Teknik Informatika FTI -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang penting (Baharudin, Lee and Khan, 2010). Beberapa peneliti telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang penting (Baharudin, Lee and Khan, 2010). Beberapa peneliti telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa peneliti yang melakukan penelitian menganggap text mining menjadi sangat penting karena kemudahan untuk mendapatkan data elektronik dari berbagai macam sumber, karena itu

Lebih terperinci

Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 2, (2015) 1 Rancangan Sistem Penjadwalan Akademik Menggunakan Algoritma Max Min Ant System (Studi Kasus: STMIK Atma Luhur Pangkalpinang) Delpiah

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI K NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA KLASIFIKASI ARTIKEL WIKIPEDIA INDONESIA

IMPLEMENTASI K NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA KLASIFIKASI ARTIKEL WIKIPEDIA INDONESIA IMPLEMENTASI K NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA KLASIFIKASI ARTIKEL WIKIPEDIA INDONESIA Erik Hardiyanto 1, Faisal Rahutomo 2, Dwi Puspitasari 3 Jurusan Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dimana metode ini bekerja dengan memanipulasi dan melakukan kontrol pada objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf G merupakan representasi dari suatu masalah yang digambarkan sebagai sekumpulan noktah (simpul) yang dihubungkan dengan sekumpulan garis (sisi).

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH

BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH 3.1 Deskripsi Sistem Gambar III-1 Deskripsi Umum Sistem Pada gambar III-1 dapat dilihat deskripsi sistem sederhana yang mendeteksi intrusi pada jaringan menggunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FITUR ABSTRAKSI DAN CATATAN PUBLIKASI PENULIS UNTUK KLASIFIKASI ARTIKEL ILMIAH DENGAN METADATA YANG TERBATAS

PENGGUNAAN FITUR ABSTRAKSI DAN CATATAN PUBLIKASI PENULIS UNTUK KLASIFIKASI ARTIKEL ILMIAH DENGAN METADATA YANG TERBATAS PENGGUNAAN FITUR ABSTRAKSI DAN CATATAN PUBLIKASI PENULIS UNTUK KLASIFIKASI ARTIKEL ILMIAH DENGAN METADATA YANG TERBATAS Halimatus Sa dyah, Nurissaidah Ulinnuha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY ABSTRAK

PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY ABSTRAK PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY Vendy Steven Tandiko, Halim Agung steven_vendy@yahoo.co.id, halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Kemudahan untuk

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADA TEXT MINING

KLASIFIKASI PADA TEXT MINING Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 KLASIFIKASI PADA TEXT MINING Budi Susanto Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep dasar sistem klasifikasi Memahami beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing 2.1.1 Definisi Routing Routing adalah inti dari semua kontrol jaringan, yaitu mekanisme yang digunakan untuk mengirimkan paket serta mengarahkan dan menentukan jalur yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU

ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU Warih Maharani Fakultas Teknik Informatika, Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi No.1

Lebih terperinci

5. Struktur Penulisan Tesis

5. Struktur Penulisan Tesis Course Outline 1. Pengantar Penelitian 2. Tahapan Penelitian 3. Masalah Penelitian 4. Literature Review 5. Struktur Penulisan Tesis 6. Kesalahan Penulisan Tesis 7. Metode Eksperimen 8. Pengujian Tesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

BAB 3 PENGENALAN WAJAH

BAB 3 PENGENALAN WAJAH 28 BAB 3 PENGENALAN WAJAH DENGAN PENGENALAN DIMENSION WAJAH BASED DENGAN FNLVQ DIMENSION BASED FNLVQ Bab ini menjelaskan tentang pemodelan data masukan yang diterapkan dalam sistem, algoritma FNLVQ secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

INTELEGENSI BUATAN. Mesin Pembelajaran (Machine Learning)

INTELEGENSI BUATAN. Mesin Pembelajaran (Machine Learning) INTELEGENSI BUATAN Mesin Pembelajaran (Machine Learning) M. Miftakul Amin, M. Eng. e-mail: mmiftakulamin@gmail.com website : http://mafisamin.web.ugm.ac.id Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output,

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output, 5 II INJAUAN PUSAKA.1 Fitur Scale Invariant Feature ransform (SIF) Fitur lokal ditentukan berdasarkan pada kemunculan sebuah objek pada lokasi tertentu di dalam frame. Fitur yang dimaksudkan haruslah bersifat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Penelitian Terdahulu Archetti et al. (009) menggunakan sebuah metode eksak yaitu branch-and-price scheme dan dua metode metaheuristics yaitu algoritma Variable Neighborhood

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Text Mining Text Mining merupakan penerapan konsep dan teknik data mining untuk mencari pola dalam teks, proses penganalisaan teks guna menemukan informasi yang bermanfaat untuk

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG Gama Wisnu Fajarianto 1, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI MOBILE UNTUK MENENTUKAN SOLUSI OPTIMAL PENCARIAN RUTE TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION

RANCANG BANGUN APLIKASI MOBILE UNTUK MENENTUKAN SOLUSI OPTIMAL PENCARIAN RUTE TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION RANCANG BANGUN APLIKASI MOBILE UNTUK MENENTUKAN SOLUSI OPTIMAL PENCARIAN RUTE TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION Budhi Irawan 1, Casi Setianingsih 2, Izzat Arramsyah 3 1 budhiirawan@telkomuniversity.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini di antaranya adalah definisi graf, lintasan terpendek, lintasan terpendek fuzzy, metode rangking fuzzy, algoritma

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR YANG BERDASARKAN ONE PASS CLUSTERING UNTUK KATEGORISASI TEKS

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR YANG BERDASARKAN ONE PASS CLUSTERING UNTUK KATEGORISASI TEKS IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR YANG BERDASARKAN ONE PASS CLUSTERING UNTUK KATEGORISASI TEKS Andreas Daniel Arifin 1, Isye Arieshanti 2, Agus Zainal Arifin 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan teknologi diharapkan menghasilkan berbagai hal yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta memberi kemudahan dan kenyamanan pada pengguna

Lebih terperinci

K-PROTOTYPE UNTUK PENGELOMPOKAN DATA CAMPURAN

K-PROTOTYPE UNTUK PENGELOMPOKAN DATA CAMPURAN 1 K-PROTOTYPE UNTUK PENGELOMPOKAN DATA CAMPURAN Rani Nooraeni*, Dr. Jadi Supriadi, DEA, Zulhanif, S.Si,M.Sc Jurusan statistika terapan, Fakultas MIPA UNPAD rnooraeni@gmail.com* Abstrak.Membagi suatu data

Lebih terperinci

PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY. Budi Triandi

PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY. Budi Triandi Budi, Penemuan Jalur Terpendek Dengan 73 PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY Budi Triandi Dosen Teknik Informatika STMIK Potensi Utama STMIK Potensi Utama, Jl.K.L Yos Sudarso Km 6,5 No.3-A

Lebih terperinci