STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 STUDI MODEL DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS ZONA KORIDOR JALUR LINTASAN TENGAH INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH Juang Akbarin Program Stui Teknik Sipil Universitas Penikan Inonesia, Banung Abstrak: Perkembangan ekonomi wilayah yang semakin meningkat an mengarah paa terjainya konsolasi ekonomi wilayah atau antar zona memerlukan suatu ketepatan hubungan interaksi perkembangan sosio ekonomi wilayah engan infrastruktur transportasinya. Komoitas yang ihasilkan ari zona prouksi paa suatu wilayah akan semakin meningkat nilai ekonimisnya apabila mempunyai ketepatan istribusi berasarkan eman ari barang komoitas tersebut. Jalur lintasan tengah wilayah internal regional Jawa mempunyai terrain atau mean topografi yang pegunungan an perbukitan. Pemoelan istribusi pergerakan barang komoitas menggunakan engan metoe gravity engan basic ata matrik antar zona iwilayah internal regional wilayah Jawa tengah. Dengan menggunakan perkembangan ata tingkat pertumbuhan PDRB, matrik pergerakan barang iterasi engan hasil moel bangkitan pergerakan masing masing zona sampai engan menghasilkan nilai konvergen.moel matematik ari jenis komoitas sayurany =25,1923-6, X engan R 2, komoitas umbian Y=20,9446-3, X, komoitas buah- buahan Y=27,6964-0,53869 X, komoitas kacang-kacangan Y=22,7547-5, X, komoitas ternak Y=25,2941-2, X, an komoitas unggas Y=21,5019-1, X. Hasil Pemoelan istribusi pergerakan barang komoitas hasil wilayah zona koror jalur lintasan tengah akan iuraikan paa sistem jaringan paa jalur lintasan utara an lintasan selatan yang mempunyai kecepatan waktu tempuh yang lebih baik. Dengan pemoelan istribusi pergerakan barang komoitas yang ihasilkan akan membantu penetapan infrastruktur transportasi yang tepat untuk menukung terciptanya konsolasi ekonomi kewilayahan yang lebih terarah. Kata Kunci: Moel Distribusi, Barang Komoitas, Lintasan MODEL STUDY OF MOVEMENT DISTRIBUTION OF COMMODITY OF CENTRAL CORRIDOR OF CENTRAL JAVA INTERNAL REGION Abstract: The increasing regional economic evelopment which leas to regional economic consolation or between zones requires an accuracy of the interaction relations of socio-economic evelopment of the region with its transport infrastructure. The commoities prouce from prouction zones in a region will increase their econemic value if they have accurate istribution base on the eman of the commoity goos. Central line of internal territory of Central Java has terrain or topographic terrain of mountains an hills. Moeling istribution of commoity goos movement using gravity metho with basic ata of inter zone matrix in internal region of Central Java. By using the growth of GDP growth rate ata, the matrix of goos movement is correlate with the result of the trip generation moel of each zone up to prouce convergent value. Mathematical moel of vegetable commoity type = X with R2, tuber commoity Y = X, fruit commoities Y= X, commoities of beans Y= X, commoities cattle Y= X, an poultry commoities Y=21, X. The resultsof moeling the movement istribution of goos resulting from the zone of the mway path corror zone will be escribe on the network system on the northern track an the southern trajectory which has a better travel time velocity. By moeling the istribution of the movement of commoity goos generate will foster the establishment of appropriate transport infrastructure to support the creation of a more irecte regional economic consolation. Keywors: Distribution Moel, Commoity Goos, Central Trajectory Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 82

2 ISSN: JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: PENDAHULUAN Latar belakang Provinsi Jawa mempunyai peran penting alam sistem istribusi nasional terutama alam menukung pergerakan istribusi regional i pulau Jawa ataupun istribusi penghubung jalur wilayah Inonesia bagian tengah. Jalur istribusi wilayah propinsi Jawa teriri ari jalur utama pantai utara pulau jawa, jalur selatan, jalur penghubung utara-selatan an jalur tengah. Jalur lintasan tengah Provinsi Jawa mempunyai karakteristik terrain perbukitan an pegunungan. Geometrik jalan jalur wilayah tengah mempunyai keterbatasan kecepatan rencana an volume lalu lintas paa batas tertentu terutama sebagai jalur arteri primer. Jalur lintasan tengah Provinsi Jawa menghubungkan zona zona yang mempunyai potensi prouksi komoitas yang mempunyai aya saing itingkat regional maupun nasional. Hasil prouksi komoitas zona jalur lintasan tengah memerlukan aksesbiltas yang cepat engan volume yang tepat terutama terkait engan karakteristik hasil komoitasnya sebagai barang komoitas yang tak tahan lama. Komoitas yang ihasilkan zona jalur lintasan tengah itentukan berasarkan inek komoitas input output (IO) komoitas Provinsi Jawa merujuk ari jenis komoitas IO Nasional. Dengan mengetahui sistem an karakteristik istribusi zona prouksi ijalur lintasan tengah wilayah Provinsi Jawa akan meningkatkan efisiensi an efektifitas istribusi pergerakan barang sehingga akan mengurangi nilai kekonomian barang tersebut ari biaya transportasinya yang akan lebih mempunyai aya saing yang lebih kompetitif (Morlok, 1991, Holguin-Veras an Thorson, 2000, Ofyar, 2000, an Winston, 1983). Tujuan Penelitian Maksu an Tujua Penelitian ini aalah memoelkan sistem istribusi pergerakan barang yang ihasilkan ari zonazonaikoror jalur lintasan tengah Provinsi Jawa. Dengan tujuan yang lebih spesifik, yaitu: 1. Pemoelan bangkitan pergerakan hasil komoitas zona zona jalur lintasan tengah i Provinsi Jawa 2. Menganalisis an mengestimasi hasil moel bangkitan pergerakan komoitas zona zona jalur lintasan tengah i Provinsi Jawa 3. Pemoelan istribusi pergerakan hasil komoitas zona zona jalur lintasan tengah i Provinsi Jawa 4. Menganalisis moel istribusi pergerakan hasil komoitas zona zona jalur lintasan tengah i Provinsi Jawa 5. Menganalisis jarak istribusi pergerakan hasil komoitas zona zona jalur lintasan tengah i Provinsi Jawa Batasan Masalah Untuk lebih mengarahkan an mempertajam penelitian ini, batasan masalah yang itetapkan aalah: 1. Jalur lintasan tengah yang itetapkan aalah jalur lintasan ominan yang itentukan berasarkan sistem istribusi oleh Bappea Provinsi Jawa. 2. Zona yang itentukan alam koror wilayah lintasan tengah provinsi Jawa aalah berasarkan wilayah aerah amintrasi, yaitu kabupaten an kota alam wilayah koror jalur lintasan tengah. 3. Metoe analisis istribusi menggunakan metoe gravity engan tak membatasi variabel penorong an penarik ari zona tersebut atau yang sebut Unconcraint Gravity (UCGR) Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 83

3 Stui Moel Distribusi Pergerakan Barang Hasil Komoitas Zona Koror Akbarin Lokasi Penelitian Gambar 1. Sistem Jaringan Lintasan Distribusi Berasarkan Sistem Distribusi Dominan (Bappea Jateng, 2012) KAJIAN PUSTAKA Arus meninggalkan zona i Arus memasuki zona i Gambar 2. Bangkitan an Tarikan Pergerakan Moel Bangkitan-Tarikan Pergerakan Salah satu penekatan untuk perencanaan transportasi alam moel perencanaan transportasi empat tahap aalah bangkitan lalu lintas (Trip Generation). Bangkitan an tarikan pergerakan terlihat secara iagram paa Gambar 2 (Wells, 1975 alam Tamin, 2000). Moel Trip Generation paa umumnya memperkirakan jumlah perjalanan untuk setiap maksu perjalanan berasarkan karakteristik tata guna lahan an karakteristik sosio ekonomi paa setiap zona. Tujuan perencanaan Trip Generetion aalah untuk mengestimasi seakurat mungkin bangkitan lalu lintas paa saat sekarang, yang akan apat ipergunakan untuk preiksi i masa menatang. Bangkitan-tarikan pergerakan sangat ipengaruhi oleh ua aspek, yaitu jumlah aktivitas (an intensitas) ari tata guna tanah tersebut. Tipe tata guna tanah mempunyai karakteristik bangkitan pergerakan yang berbeabea,yakni: Tipe tata guna tanah yang berbea menghasilkan pergerakan yang berbea Tipe tata guna tanah yang berbea menghasilkan tipe pergerakan yang berbea Tipe tata guna tanah yang berbea menghasilkan pergerakan paa waktu yang berbea. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemoelan bangkitan pergerakan untuk orang an barang aalah sebagai berikut: A. Trip Prouction untuk perjalanan manusia an barang B. Trip Attraction untuk pergerakan manusia. an barang Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 84

4 ISSN: JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: Moel Distribusi Pergerakan Moel Gravity (GR) Dalam Tamin (2000), metoe sintetis (interaksi spasial) yang paling terkenal an sering igunakan aalah Moel Gravity (GR) karena sangat seerhana sehingga muah imengerti an igunakan. Moel ini menggunakan konsep gravity yang iperkenalkan oleh Newton paa tahun 1686 yang ikembangkan ari analogi hukum gravitasi (Morlok, 1991, Holguin-Veras an Thorson, 2000, Ofyar, 2000, an Winston, 1983). mm i. F G. 2 engan G aalah konstanta gravitasi..(1) Dalam ilmu geografi, gaya apat ianggap sebagai pergerakan antara ua aerah; seangkan massa apat igantikan engan peubah seperti populasi atau bangkitan an tarikan pergerakan, serta jarak, waktu, atau biaya sebagai ukuran aksesibilitas (kemuahan). Jai, untuk keperluan transportasi, moel GR inyatakan alam (Morlok, 1991, Holguin-Veras an Thorson, 2000, Ofyar, 2000, an Winston, 1983): T OO i. k. 2 engan k aalah konstanta (2) Jai, alam bentuk matematis, moel GR apat inyatakan sebagai: (3) T = O i.d.a i.b. f (C ) Keua persamaan pembatas ipenuhi jika igunakan konstanta Ai an B, yang terkait engan setiap zona bangkitan an tarikan. Konstanta itu isebut faktor penyeimbang: 1 1 Ai B ( B D f ) ( AiO i f ) an (4) Moel Tanpa Pembatas (UCGR) Moel tanpa pembatas atau isebut uncontraint, yaitu engan menefinisikan keua pembatas alam persamaan sebaran pergerakan atau faktor penyeimbang aalah 1 Dengan: Ai = 1 untuk seluruh i an B = 1 untuk seluruh. T O. A. B. D. f ( C ) (5) i i Dengan menggunakan persamaan asar moel gravity tersebut, perhitungan iterasi matrik ilakukan sampai nilai β paa konisi matriks yang konvergen. Fungsi Hambatan Fungsi Hambatan Pangkat f ( C ) C Fungsi Hambatan Eksponential Negatif C f ( C ) e Fungsi Hambatan Tanner C f ( C ) C. e i (6) (7) (8) f ( C) 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 f ( C) 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 c ** (-2) exp (-0.1 c) exp(-0.01c) exp (-0.3 c) exp c ** (0.5) exp (-0.1c) 0, Travel Time (Minute) Travel Time (Minute) Gambar 3. Grafik Fungsi Hambatan (Tamin, 2000) Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 85

5 Stui Moel Distribusi Pergerakan Barang Hasil Komoitas Zona Koror Akbarin Uji Moel Uji Korelasi Koefisien korelasi persamaan regresi linier seerhana aalah sbb: UJi Korelasi r UJi Determinasi R N N N N ( X Y ) ( X ). ( Y ) i i i i i i i N N N N 2 2 ( X i ) ( X i ). N ( Yi ) ( Yi ) i1 i1 i1 i1 1 N 2 i1 1 N N i i1 1 ( Tˆ T ) ( Tˆ T ) (9) (10) Kalibrasi Moel Gravity Kalibrasi Moel Gravity Metoe Regresi Linier engan fungsi hambatan eksponensial negatif untuk mencari parameter moel ilakukan melalui tahapan paa persamaan berikut (Ghozali, 2001, Sugiyono, 2002, an Winston, 1983). exp log C exp Dengan Trasnformasi linier maka: loge T = Yi an C = Xi N T A. B. O. D i i T C log Ai. B. Oi. D e e C log T log e A. B. O. D e i i log T log A. B. O. D C e e i i N ( X. Y ) ( X ). ( Y ) i i i i i1 i1 i1 B 2 N N 2 N( X i ) ( X i) i1 i1 A Y B X N N N (11) (12) Penentuan Variabel Moel Bangkitan (Imam, 2001, Sugiyono, 2002, an Winston, 1983) Variabel Depenen Y1 = Oi = Bangkitan Pergerakan Komoitas Variabel Inepenen X1 = Variabel bebas penuuk X2 = Variabel bebas PDRB X3 = Variabel bebas barang berasarkan IO zona jalur lintasan tengahi Jawa X4 = Variabel bebas panjang jalan nasional i Kabupaten atau Kota i Jawa X5 = Variabel bebas panjang jalan propinsi i Kabupaten an Kota i Jawa X6 = Variabel bebas panjang jalan kabupaten i Kabupaten an Kota i Jawa X7 = Variabel bebas konisi jalan baik i Kabupaten an Kota i Jawa X8 = Variabel bebas konisi jalan seang i Kabupaten an Kota i Jawa X9 = Variabel bebas konisi jalan rusak i Kabupaten an Kota i Jawa X10 = Variabel bebas konisi jalan rusak berat i Kabupaten an Kota i Jawa X11 = Variabel bebas jumlah kenaraan barang i Kabupaten an Kota i Jawa X12 = Variabel bebas jumlah kenaraan barang engan kepemilikan status perseorangan X13 = Variabel bebas jumlah kenaraan barang engan kepemilikan status perusahaan = konstanta b 0 METODE Penekatan paa penelitian moel istribusi pergerakan suatu wilayah yang sangat luas yang banyak ipengaruhi faktor faktor guna lahan paa masing masing zona memerlukan banyak ata an informasi yang sangat komplek untuk keakuratannya perlu penekatan variable penentu alam penelitian ini, yaitu: Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 86

6 ISSN: JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: Diagram Alir Penelitian Mulai Pemoelan Distribusi Pergerakan Barang Komoitas Zona Penentuan Variabel T D, Oi an C Data 1. Jumlah Populasi Penuuk 2. PDRB Zona alam tahun series 3. Input Output Komoitas Barang Komoitas 4. MAT Barang Komoitas paa tahun pengamatan 5. MAT Jarak an MAT Biaya Pergerakan Kompilasi Data tak UJi Valitas an Reliabilitas Data Analisis Korelasi Ya Analisis Regresi Bergana Moel Bangkitan (oi) terpilih tak Uji signifikansi Moel Ya Penyusunan Matrik Pergerakan (MAT) Penentuan Pertumbuhan zona berasarkan Pertumbuhan PDRB, Input- Output Komoitas zona jalur lintasan tengah Iterasi MAT Pergerakan Terpilih Matrik Konvergen Tak Tak Kalibrasi Moel MAT Selesai Ya Gambar 4. Diagram Alir Penelitian Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 87

7 Stui Moel Distribusi Pergerakan Barang Hasil Komoitas Zona Koror Akbarin HASIL DAN PEMBAHASAN Zona Koror Jaringan Wilayah Penentuan zona koror jaringan wilayah tengah Provinsi Jawa aalah kabupaten an kota yang ilewati jaringan jalan lintasan tengah Provinsi Jawa, iberikan paa Tabel 1. Hasil Dominan Komoitas Zona Koror Jaringan Lintasan Komoitas yang ominan paa zona koror i jaringan lintasan tengah Provinsi Jawa itentukan berasarkan sektor unggulan yang ihasilkan i wilayah tersebut. Berasarkan input output Provinsi Jawa komoitas tersebut setelah ikonversi engan komoitas nasional, itentukan jenis komoitasnya (Tabel 2). Pemoelan Bangkitan Pergerakan Komoitas ominan zona koror lintasan Variabel sosio-ekonomi Konisi sosio ekonomi efinisikan ari inikator emografi zona an inikator ekonomi yang iperoleh ari PDRB an Input output komoitas. Dari varibel tersebut iperoleh faktor penorong terjainya pergerakan ari aktivitas kegiatan ekonomi an emografi suatu wilayah. Variabel Infrastruktur (Prasarana) Konisi prasarana transportasi jalan iinikasikan ari konisi aktual tingkat kerusakan jalan yang isuah ieentifikasi ari kategori kerusakan jalan berasarkan nilai keyalakan permukaan perkerasan berasarkan nilai IRI (International Roughness Inex) berasarkan tingkat kerusakannyanya. Variabel Pelayanan Moa Konisi pelayanan moa transportasi efinisikan ari jumlah moa angkutan barang yang melayani i zona wilayah tersebut berasarkan kategori ari kepemilikan (angkutan plat hitam) an kuning (angkutan barang). Moel bangkitan pergerakan yang ihasilkan i zona koror lintasan tengah berasarkan komoitasnya iberikan paa Tabel 3 (Morlok, 1991 an Ofyar, 2000). Tabel. 1. Zona atau Kabupaten koror jalur lintasan Provinsi Jawa (Bappea Jateng) No Kabupaten / Kota Kabupaten Banyumas Kabupaten Purbalingga Kabupaten Wonosobo Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Temanggung Kabupaten Magelang Kota Salatiga Tabel 2. Hasil Komoitas ominan zona koror jalur lintasan Provinsi Jawa Hasil Barang Komoitas Unggulan Sayur sayuran Umbi umbian Buah buahan Kacang kacangan Ternak an hasil-hasilnya Unggas an hasil-hasilnya Kabupaten / Zona Wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Temanggung, Magelang Magelang, Wonosobo, Kota Salatiga, Banjarnegara, Wonosobo Magelang, Temanggung, Wonosobo, Banyumas Banyumas, Wonosobo Banyumas, Purbalingga, Magelang (Kab), Temanggung, Wonosobo Jalur Lintasan Distribusi Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 88

8 ISSN: JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: Tabel. 3. Hasil Pemoelan Komoitas ominan zona koror jalur lintasan tengah No Bangkitan Komoitas Sayur- Sayuran Umbiumbian Buahbuahan Kacang Lainnya Ternak an Hasilhasilnya Unggas an Hasilhasilnya Bentuk Persamaan Moel Ln Yi = Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X10 Ln Yi = 1,94 + 0,990 Ln X1 + 0,194 Ln X2 + 0,0123 Ln X3 + 0,0247 Ln X4 + 0,0106 Ln X5-0,113 Ln X6 + 0,0196 Ln X7-0,0249 Ln X8-0,0036 Ln X9-0,0451 Ln X10-0,108 Ln X13 Ln Yi = 1,18 + 0,893 Ln X1 + 0,173 Ln X2 + 0,118 Ln X3 + 0,0237 Ln X4-0,0569 Ln X5-0,123 Ln X6-0,0125 Ln X7-0,0340 Ln X8-0,0089 Ln X9-0,0465 Ln X10-0,139 Ln X13 Ln Yi = Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X Ln X10 Ln Yi = 2,82 + 0,886 Ln X1 + 0,119 Ln X2 + 0,0513 Ln X3 + 0,0356 Ln X4 + 0,0138 Ln X5-0,069 Ln X6 + 0,0126 Ln X7-0,0610 Ln X8 + 0,0235 Ln X9-0,0077 Ln X10-0,0959 Ln X13 Ln Yi = 2,98 + 0,864 Ln X1 + 0,111 Ln X2 + 0,0637 Ln X3 + 0,0343 Ln X4 + 0,0063 Ln X5-0,038 Ln X6 + 0,0090 Ln X7-0,0568 Ln X8 + 0,0195 Ln X9-0,0145 Ln X10-0,0924Ln X13 Uji Moel R 2 F 0,847 19,82 0,87 21,70 0,896 27,7 0, ,86 19,96 0,864 20,59 Oi Komoitas sayur-sayuran Oi Komoitas umbi-umbian Oi komoitas buah-buahan Oi Komoitas kacang-kacangan Oi Komoitas ternak an hasilnya Oi Komoitas unggas an hasilnya Pemoelan Distribusi Pergerakan Komoitas Dari persamaan moel bangkitan an tarikan yang ihasilkan maka apat itentukan nilai bangkitan an tarikan masing masing zona internal regional yang inotasikan Oi. Paa moel istribusi pergerakan barang menggunakan metoe analogi. Penerapan moel Gravity Opportunity (GO) paa kajian penelitian ini igunakan. Pergerakan awal (masa kini efinisikan paa tahun 2010) ikalikan engan tingkat pertumbuhan zona asal (Friesz et al., 1986, Ofyar, 2000, an Winston, 1983). Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 89

9 Stui Moel Distribusi Pergerakan Barang Hasil Komoitas Zona Koror Akbarin Tabel 4. Hasil Pemoelan Distribusi Pergerakan alam bentuk transformasi linier. Sektor Komoitas Y=a-bX Β R 2 Fungsi hambatan Sayur-sayuran Y=25,1923-6,0065,10-6 X 6,0065 x ,2567 Tanner Umbi-umbian Y=20,9446-3,021,10-10 X 3,021 x ,573 Tanner Buah-buahan Y=27,6964-0,53869 X 0, ,2502 Pangkat Kacang-kacangan Y=22,7547-5,1728,10-9 X 5,1728 x ,2578 Tanner Ternak an hasilnya Y=25,2941-2,4921,10-5 X 2,4921 x ,209 Eksponensial negatif Unggas an hasilnya Y=21,5019-1,7604,10-8 X 1,7604 x ,694 Eksponensial negatif Distribusi komoitas sayuran Distribusi Komoitas umbian Distribusi komoitas buah Distribusi komoitas kacang2an Distribusi Komoitas Ternak Distribusi komoitas Unggas Moel UCGR (Moel Tanpa Pembatas) Dengan melakukan transformasi linier, persamaan terakhir apat iseerhanakan an itulis kembali menjai sebagai persamaan linier Y i =A + BX i. Dengan mengetahui T an C maka engan menggunakan analisis regresi apat ihitunng an ihasilkan beberapa nilai sebagai berikut B = -β. Analisis Distribusi Pergerakan Komoitas Karakteristik bangkitan pergerakan komoitas mempunyai bentuk yang berbea bea sesuai engan nilai keekonomian barang komoitas tersebut igunakan oleh masyarakat. Sistem operasional angkutan barang yang menyesuaikan karakteristik bentuk peragangan menyebabkan pembiayan pergerakan transportasi barang sangat sulit irumuskan berasarkan secara stanart penentuan tarif secara baku, hal tersebut karena ipengaruhi jumlah volume yang iangkut an nilai barang komoitas alam satu kali operasional angkutan barang tersebut alam jarak istribusinya (Ghozali, 2001, Sugiyono, 2002, an Ofyar, 2000). Secara agregasi istribusi pergerakan barang komoitas ari masing masing zona prouksi bangkitan pergerakan barang komoitas i jalur lintasan tengah yang itunjukkan istribusi pergerakan hasil pemoelan mengartikan bahwa istribusi pergerakan barang komoitas mempunyai Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 90

10 ISSN: JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: jarak istribusi antara > km engan volume frekuensi pergerakan ominan antara km alam satu kali operasional kenaraan angkutan barang. Sistem operasional yang itentukan ari bentuk peragangan komoitas i wilayah internal regional menentukan waktu pelayananan sirkulasi angkutan barang sesuai engan waktu peragangan komoitas yang akan ilayani tersebut. Barang barang komoitas yang mempunyai karakteristik waktu pelayanan istribusi angkutan barang yang spesifik menentukan orientasi sistem pengankutan yang ilakukan oleh angkutan barang tersebut (Friesz et al., 1986, Morlok, 1991, an Holguin-Veras an Thorson, 2000). SIMPULAN 1. Karakteristik bentuk peragangan barang komoitas yang asarkan nilai kekekonomiaan barang komoitas menentukan penggunaaan moa angkutan yang ominan beraa i lokasi prouksi bangkitan pergerakan barang komoitas sesuai engan volume peragangan barang komoitas tersebut i butuhkan ari zona tujuan istribusi sesuai engan pola istribusi pergerakan barang komoitas hasil pemoelan. 2. Sistem peragangan barang komoitas yang mempunyai jarak istribusi pergerakan yang ominan antara km engan angkutan barang pick-up an truk meium mempunyai potensi perilaku pola pergerakan menyesuaikan jarak tempuh yang lebih penek engan menggunakan jalur lintasan yang lebih efisien melalui sesuai engan batas minimum kelas jalan yang akan ilintasinya. 3. Moel sebaran pergerakan barang komoitas merupakan proses mempostulasikan zona zona surplus yang akan menyuplai kebutuhan zona zona efisit i koror istribusi internal regional yang menuju konsolasi ekonomi secara bertahap ari coverage area prouksi an konsumsinya sesuai engan pembatas emografi an geografis yang efinisikan. DAFTAR PUSTAKA Morlok, E.K Pengantar Teknik an Perencanaan Transportasi, cetakan ke-4, Erlangga, Jakarta Inonesia. Friesz, T.L., Gottfrie, J. an Morlok, E.K A Sequential Shipper-Carrier Network Moel for Preicting Freight Flows, Transportation Science 20 (1). p Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate engan IBM SPSS 19, Baan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Holguin-Veras, J. an Thorson, E Trip Length Distributions in Commoity-base an Trip-Base Freight Deman Moelling. Transportation Research Recor p Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta, Banung. Ofyar, T.Z Perencanaan an Permoelan Transportasi, Eisi ke-2, ITB Banung. Winston, C The Deman for Freight Transportation: Moels an Applications. Transportation Research Part A (17). p Program Stui Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Uayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 91

STUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS INTERNAL REGIONAL

STUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS INTERNAL REGIONAL Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 6-7 Oktober 017 STUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS INTERNAL

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta Rekaracana Jurnal Online Institute Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas.x Vol xx Agustus 2014 Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) Diah Anggraeni Damiyanti Masalle M. J. Paransa, Theo K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA Mareta Uci Kartika Indrawati 1, Hera Widyastuti 2 dan Wahju Herijanto 3 1 Mahasiswa Program Magister, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam diagram alir berikut ini : Start Data sosial, ekonomi dan jarak Pemodelan

Lebih terperinci

Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN. Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya

Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN. Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya Outline Kuliah : Kalibrasi Model Gravitasi Contoh Aplikasi Kalibrasi Model

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY

ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY Diane Sumendap Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

Juang Akbardin. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi No.207 Bandung

Juang Akbardin. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi No.207 Bandung OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG ANGKUTAN JALAN RAYA BERDASARKAN JARAK DISTRIBUSI TERPENDEK (STUDI KASUS PERGERAKAN BARANG POKOK DAN STRATEGIS INTERNAL REGIONAL JAWA TENGAH) (049T)

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap orang setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Suatu perjalanan tersebut tidak lepas dari

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3

ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (Studi Kasus Kota Surakarta) Wulan Septiyani Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG Iwan Cahyono e-mail : iwan.ts@undar.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum e-mail : iwan.suraji@yahoo.co.id Abstrak Berdirinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Umum Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan manusia setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perjalanan ini menyebabkan perpindahan seseorang dari suatu

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T)

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T) MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T) M.Hafiz Arsan Haq 1, Syafi i 2, Amirotul MHM 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bangkitan Pergerakan Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN Hamzani 1), Mukhlis 2) Juli 3) 1), 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh, 3) Alumni Teknik Sipil email: 1) hamzani.hasbi@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 355-3553 ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG Ramadhani* *Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA Email: enny.ramadhani@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian ini intinya adalah menguraikan bagaimana cara penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan judul tesis dan memenuhi tujuan penelitian.

Lebih terperinci

ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI

ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI Andi Syaiful Amal 1 ABSTRACT Journey distribution is process count the journey that happened between one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

ANALISIS DISTRIBUSI PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITASI DUA BATASAN DENGAN OPTIMASI FUNGSI HAMBATAN STUDI KASUS : KOTA SEMARANG DAN KOTA SURAKARTA

ANALISIS DISTRIBUSI PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITASI DUA BATASAN DENGAN OPTIMASI FUNGSI HAMBATAN STUDI KASUS : KOTA SEMARANG DAN KOTA SURAKARTA JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 228 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 228 239 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan.

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

Pabelan Kartasura, Surakarta.

Pabelan Kartasura, Surakarta. TRIP DISTRIBUTION FOR USING POWER FUNCTION DOUBLE CONSTRAINED GRAVITY MODEL ( STUDY LITERATURE) DISTRIBUSI PERJALANAN DENGAN PENDEKATAN FUNGSI POWER MODEL GRAVITASI KENDALA GANDA ( STUDI PUSTAKA ) Zilhardi

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR TECHSI ~ Jurnal Penelitian Teknik Informatika Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe Aceh Transport mode used by students to the campus are public transport, private cars, motorcycles and walk. Mukhlis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik

Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik 166 Slamet Syamsuin /Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Slamet Syamsuin Pusat Sains Antarksa LAPAN Jl. Dr. Junjunan

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2014 PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Terdahulu Kajian Pengembangan Jaringan Jalan di Pulau Jawa berbasis zona dimana dibagi menjadi beberapa zona dengan basis terkecil kabupaten. Kajian bangkitan dan tarikan

Lebih terperinci

JUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK

JUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK JUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK 1. PENDAHULUAN Sarana Transportasi sangat penting untuk membuka keterisolasian di daerah-daerah terpencil

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Banyak negara berkembang menghadapi permasalahan transportasi

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Jessi Tri Joeni Mahasiswa Manajemen Transportasi STMT-Amni Semarang Jln. Soekarno Hatta No. 180 Tlp. (024)

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM

ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM Volume 12, No. 1, Oktober 2012, 28-34 ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM Chairur Roziqin Teknik Sipil Universitas Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA)

ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA) ISSN 2354-8630 ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA) Aditya Mahindera Putra 1), Syafi i 2), Slamet Jauhari Legowo 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

Model Empat Langkah? Four Step Model Travel Demand Model

Model Empat Langkah? Four Step Model Travel Demand Model Model Empat Langkah? Four Step Model Travel Demand Model 2 3 Kuliah Pertemuan 3 Trip Generation Model (Model Bangkitan Perjalanan) Apakah bangkitan perjalanan (trip generation)? suatu proses dimana aktivitas

Lebih terperinci

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam) Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah (per jam) Besar Bobot Pejalan Kaki 0,5 189 94,5 Parkir, kendaraan 1,0 271 271 berhenti Keluar-masuk 0,7 374 261,8 kendaraan Kendaraan lambat 0,4 206 82,4 Total 709,7

Lebih terperinci

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO F. C. Woran. Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado F. Jansen, E. Lintong. Dosen Pascasarjana

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Ismadarni* * Abstract The trip generation is a submodel of four steps transportation planning model, used for calculating the mount of trip

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program

Lebih terperinci

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik Asih Zhafarina G 3606 100 035 Dosen Pembimbing Siti Nurlaela, ST, M.Com Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik LATAR BELAKANG Kabupaten Gresik sebagai

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: rahayujunik@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana Teknik Sipil ITB

Lebih terperinci

TRANSPORTASI SEBAGAI SUATU SISTEM

TRANSPORTASI SEBAGAI SUATU SISTEM MATA KULIAH DASAR-DASAR SEBAGAI SUATU SISTEM SISTEM ADALAH GABUNGAN BEBERAPA KOMPONEN (OBJEK) YANG SALING BERKAITAN DALAM SATU TATANAN STRUKTUR PERUBAHAN SATU KOMPONEN DAPAT MENYEBABKAN PERUBAHAN KOMPONEN

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA AALISA BAGKITA PERJALAA PADA KECAMATA DELI TUA Yusandy Aswad 1 dan Daniel Simbolon 1 Departemen Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan o. 1 Medan Email: yusandyaswad@gmail.com Departemen Sipil,

Lebih terperinci

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONGKEBARMANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY Sukarman dan Wahju Herijanto Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian pesyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ( S-1

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Aksesibilitas dan Mobilitas Sistem tata guna lahan yang ditentukan polanya oleh kebijakan pemerintah suatu wilayah dan bagaimana system transportasinya melayani, akan memberikan

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

TINJAUAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN INDEKS AKSESIBILITAS REVIEW OF GOODS TRANSPORTATION IN MAGELANG USING ACCESSIBILITY INDEX

TINJAUAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN INDEKS AKSESIBILITAS REVIEW OF GOODS TRANSPORTATION IN MAGELANG USING ACCESSIBILITY INDEX TINJAUAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN INDEKS AKSESIBILITAS REVIEW OF GOODS TRANSPORTATION IN MAGELANG USING ACCESSIBILITY INDEX Andjar Prasetyo dan Arif Anwar Kantor Penelitian Pengembangan

Lebih terperinci

APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA

APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA T 388.044 MUL SUMMARY APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST

Lebih terperinci

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) Jurnal Agribisnis an Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) 13 DAMPAK KEBIJAKAN TARIF IMPOR GULA TERHADAP KESEJAHTERAAN PRODUSEN DAN KONSUMEN (The Effects of Sugar Import Tariff Policy on the

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG

KAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG KAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG Rahayu Sulistyorini 1, Dwi Heriyanto 2 Abstract Highway in Lampung is the main transportation mode to support internal transportation system. Especially to develop

Lebih terperinci

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perencanaan Kota Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ciri pokok dari sebuah

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 015, pp. 17~ PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN 17 Julia Retnowulan 1, Isnurrini Hiayat Susilowati,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi Menurut LPM ITB (1997) dalam Tamin (2008), permasalahan transportasi bertambah luas dan bertambah parah baik di negara maju

Lebih terperinci

GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN

GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN M-10 GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN Susilo Hariyanto Departemen Matematika Fakultas Sains an Matematika Universitas Diponegoro Semarang sus2_hariyanto@yahoo.co.i

Lebih terperinci

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Bangkitan Pergerakan Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK Nama kegiatan:... Tahun Kegiatan Sektor kegiatan:... Status kegiatan:... 1.1 Penyelenggara: I. Ientifikasi Penyelenggara / Penanggung Jawab Kegiatan 1.2 Penanggung jawab masalah teknis:

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai engan persetujuan ari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat 812/TA/FTS/UKM/III/2004 tanggal 9 Februari 2004, engan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4.1. Tinjauan pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana barang/jasa dibutuhkan ke tempat di mana barang/jasa tersedia merupakan jawaban dalam permasalah proses

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan

METODOLOGI PENELITIAN. Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan yang disusun dalam metodologi. Hal ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan rencana

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi an Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, september 2018, hlm. 2760-2769 http://j-ptiik.ub.ac.i Pemoelan Regresi Linear Untuk Preiksi Konsumsi Energi Primer

Lebih terperinci

mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah" atau susah nya lokas tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi

mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susah nya lokas tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi PENGUKURAN INDEKS AKSESIBILITAS DI KOTA DEPOK DENGAN GRAVITY MODEL 1 Hasan Basri M, ST., MT. Email: hasan.stin@gmail.com 1 ABSTRAK Aksesibilitas merupakan suatu konsep yang menggabungkan sistem tata guna

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci