Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD

Transkripsi

1 Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD terhaap Hasil Belajar Siswa paa Stanar Kompetensi Memahami Dasar-Dasar Kelistrikan i SMK Negeri 3 Surabaya Sri Wahyuni Program Stui S1 Pen. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya yunieluppy@yahoo.com J.A Pramukantoro Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya pramukantoro@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaningan hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences engan kooperatif tipe STAD paa stanar kompetensi memahami asarasar kelistrikan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences, juga untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemuian keua hasil belajar tersebut ibaningkan untuk memperoleh hasil belajar yang terbaik. Metoe penelitian yang igunakan untuk mencapai tujuan tersebut aalah metoe penelitian eksperimen. Desain penelitian yang igunakan aalah Posttest Control Group Design, yang termasuk kategori eksperimen semu (quasi experiment). Kelas eksperimen menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences, seangkan untuk kelas kontrol menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari penelitian yang ilakukan iperoleh hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences masuk alam kategori hasil belajar tinggi ibuktikan engan hasil uji-t menggunakan SPSS versi 16.0 yang iperoleh t hitung = 37,805 > t tabel = 1,672 engan taraf signifikansi α = 0,05. Kemuian hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD juga termasuk kategori hasil belajar tinggi ibuktikan engan hasil uji-t menggunakan SPSS versi 16.0 yang iperoleh t hitung = 39,388 > t tabel = 1,672 engan taraf signifikansi α = 0,05. Kemuian engan membaningkan keua hasil belajar tersebut, iketahui bahwa moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences lebih baik aripaa moel pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal itu ibuktikan engan hasil uji-t iperoleh t hitung = 14,490 an t tabel = 1,672 sehingga ikatakan t hitung > t tabel engan taraf signifikansi α = 0,05. Kata Kunci: Moel Pembelajaran Kooperatif, Multiple Intelligences, Tipe STAD, Hasil Belajar. Abstract The aim of this stuy was to compare the learning outcomes of stuents using cooperative learning moel base on Multiple Intelligences with the STAD cooperative competency stanars to unerstan the basics of electricity. The stuy aims to etermine how high the learning outcomes of stuents using cooperative learning moel base on Multiple Intelligences, also to fin out how high the learning outcomes of stuents using cooperative learning moel STAD. Then both learning outcomes are compare to obtain the best learning results. The metho use to achieve that goal is an experimental research metho. The stuy esign use was posttest control group esign, which inclues the category of quasi-experimental (quasi-experiment). Class experiments using cooperative learning moel base Multiple Intelligences, whereas for the control class using STAD cooperative learning moel. From research one shows that stuents learn to use cooperative learning moel base on Multiple Intelligences in the category of high learning outcomes evience by the results of the t-test using SPSS version 16.0 were obtaine t = > table = with a significance level α = Then the stuent learning outcomes using STAD cooperative learning moel also inclues the category of high learning outcomes evience by the results of the t-test using SPSS version 16.0 were obtaine t = > table = with a significance level α = Then, by comparing both the results of the stuy, it is known that the cooperative learning moel base on Multiple Intelligences better than STAD cooperative learning moel. This was evience by the t-test results obtaine t = an table = so it is sai t count> t table with significance level α = Keywors: Moel Cooperative Learning, Multiple Intelligences, Type STAD, Learning Outcomes. Keywors: Moel Cooperative Learning, Multiple Intelligences, Type STAD, Learning Outcomes. PENDAHULUAN Proses pembelajaran tiak lepas ari perkembangan ilmu pengetahuan an teknologi. Peningkatan kualitas sumber aya manusia (SDM) merupakan suatu tuntutan perkembangan jaman bagi negara alam menghaapi era globalisasi. Peningkatan kualitas ini bisa iraih melalui peningkatan kualitas peniikan karena biang 245

2 Jurnal Peniikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01. Tahun 2014, peniikan merupakan salah satu wahana yang menghasilkan SDM yang iharapkan berkualitas an memiliki kemampuan alam melaksanakan perannya. Untuk melaksanakan peniikan harus imulai engan pengaaan tenaga kepeniikan sampai paa usaha peningkatan mutu tenaga kepeniikan. Kemampuan guru sebagai tenaga kepeniikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional, harus benarbenar ipikirkan karena paa asarnya guru sebagai tenaga kepeniikan merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kepeniikan an sebagai ujung tombak keberhasilan peniikan. Hasibuan an Moejiono (1985: 3) mengatakan bahwa mengajar aalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjainya proses belajar. Sistem lingkungan ini teriri ari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin icapai, materi yang iajarkan, guru an siswa yang harus memainkan peranan serta aa alam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang ilakukan, serta sarana an prasarana belajar-mengajar yang terseia. Sesuai engan cita-cita ari tujuan peniikan nasional, guru perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu paa peningkatan kemampuan internal peserta iik i alam merancang strategi an melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu misalnya engan menerapkan moel pembelajaran yang memungkinkan peserta iik mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh, an kontekstual. Sebagian besar moel pembelajaran yang iterapkan i sekolah aalah moel pembelajaran ceramah/konvensional. Hal tersebut menyebabkan konisi kelas cenerung teacher-centere sehingga siswa menjai pasif. Dalam moel pembelajaran ini, siswa tiak iajarkan strategi belajar yang memahami bagaimana belajar, bagaimana cara untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, an memotivasi iri seniri. Akibatnya keaktifan siswa alam mencari penyelesaian masalah-masalah pembelajaran masih renah an moel pembelajaran seperti ini masih belum tepat untuk iterapkan paa proses pembelajaran Memahami Dasar- Dasar Kelistrikan. Karena materi yang aa i alam Memahami Dasar-Dasar Kelistrikan merupakan meteri asar yang harus imiliki an ipahami sepenuhnya oleh siswa sehingga iharapkan siswa memiliki bekal yang cukup untuk mengikuti proses pembelajaran paa materi selanjutnya. Dalam proses belajar mengajar henaknya iupayakan agar siswa bersikap aktif, artinya pembelajaran harus menumbuhkan suasana seemikian rupa sehingga peserta iik aktif bertanya, mempertanyakan, an mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif ari si pembelajar alam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, kecerasan memegang peranan yang sangat penting. Karena engan ioptimalkannya kecerasan yang aa paa iri siswa maka akan apat meningkatkan keaktifan proses belajar siswa an iharapkan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Garner pencetus teori Multiple Intelligences membagi kecerasan yang aa paa siri seseorang menjai lima macam kecerasan, yaitu: kecerasan linguistik, kecerasan logika-matematika, kecerasan spasial, kecerasan musik, kecerasan jasmani-kinestetik, an kecerasan personal yang teriri ari kecerasan interpersonal an kecerasan intrapersonal. Hasil penelitian oleh para pakar accelerate learning an metoe pembelajaran moern menunjukkan bila semua kecerasan ini itumbuhkan, ikembangkan, an ilibatkan alam proses pembelajaran, maka akan sangat meningkatkan efektivitas an hasil pembelajaran (Gunawan, 2007: 231). Untuk menukung pembelajaran berbasis Multiple Intelligences maka iperlukan moel pembelajaran yang sesuai yaitu moel pembelajaran kooperatif. Karena engan engan moel pembelajaran kooperatif, siswa akan mampu mengoptimalkan kecerasan yang imilikinya seperti misalnya paa kecerasan interpersonal yang mengharuskan terjai hubungan sosial iantara peserta iik. Kenyataan menunjukkan alam proses belajar mengajar selalu ijumpai aanya anak yang berbakat, kemampuan tinggi, aa yang kurang berbakat, aa yang cepat aa yang lambat i samping latar belakang mereka yang berupa pengalaman berbeabea (Ahmai an Supriyono, 1991: 142). Oleh sebab itu perlu ibentuk belajar kooperatif agar siswa apat bekerjasama alam kelompok an iharapkan engan kemampuan yang berbea-bea tersebut, siswa yang lebih pintar apat mengajari siswa kurang pintar. Terapat beberapa penelitian terahulu terkait engan penelitian ini iantaranya aalah yang pernah ilakukan oleh Lutvy Aitya Putra (2012: 80-81) menyebutkan bahwa siswa engan menggunakan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences mencapai ketuntasan belajar sebesar 90%. Artinya ari 30 siswa, terapat 27 siswa yang tuntas engan nilai tertinggi aalah 98 an nilai terenah aalah 71. Aapun hasil respon siswa ikategorikan sangat setuju engan rata-rata 84,037%. Sri Hanayani (2010) juga pernah melakukan penelitian terkait engan Multiple Intelligences, ari penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa paa ranah afektif maupun ranah psikomotorik alam kegiatan pembelajaran apat 246

3 Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD ikatakan efektif karena rata-rata prosentase observasi sebesar 75% engan kategori baik. Berasarkan informasi yang iapat penulis melalui wawancara terhaap teman yang melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) an guru yang mengajar i SMK Negeri 3 Surabaya, serta survey langsung kesana, moel pembelajaran yang igunakan i sekolah tersebut masih menggunakan moel pembelajaran konvensional. Sehingga siswa menjai pasif an kurang bersemangat alam proses pembelajaran. Selain itu kemampuan yang imiliki oleh para siswa pun belum ikembangkan secara optimal sehingga hasil belajar yang iperoleh paa mata iklat memahami asar-asar kelistrikan masih kurang memuaskan. Oleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian engan juul Penerapan Moel Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences terhaap Hasil Belajar Siswa paa Stanar Kompetensi Memahami Dasar-Dasar Kelistrikan i SMK Negeri 3 Surabaya. Rumusan masalah paa penelitian ini aalah bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences an yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD paa stanar kompetensi memahami asarasar kelistrikan i kelas X SMK Negeri 3 Surabaya, kemuian bagaimana perbeaan hasil belajar ari keua moel pembelajaran tersebut? Tujuan penelitian ini aalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences an yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD paa stanar kompetensi memahami asar-asar kelistrikan i kelas X SMK Negeri 3 Surabaya, serta mengetahui perbeaan hasil belajar ari keua moel pembelajaran tersebut. Batasan masalah alam penelitian ini aalah Multiple intelligences yang iterapkan alam penelitian ini aalah kecerasan linguistik, kecerasan logismatematis, kecerasan spasial, kecerasan kinestetik, an kecerasan personal yang teriri ari kecerasan intrapersonal an kecerasan interpersonal. Kompetensi asar yang aa paa stanar kompetensi memahami asar-asar kelistrikan, iantaranya aalah: Menjelaskan arus, tegangan an tahanan listrik; Menjelaskan prinsipprinsip kemagnitan listrik; Mengunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus searah; an Menggunakan hukumhukum rangkaian listrik arus bolak-balik. Garner alam bukunya yang berjuul Frames of Min: The Theory of Multiple Intelligences paa tahun 1983, membagi kecerasan yang aa paa manusia sebagai berikut (1) Kecerasan Linguistik aalah merupakan kompetensi intelektual yang paling banyak imiliki oleh seluruh spesies manusia. Dalam penjelasannya, Garner menyatakan bahwa seorang penyair aalah gambaran ari kecerasan linguistik (Garner, 2011: 82). (2) Kecerasan Musik aalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membeakan, mengarang, membentuk, an mengekspresikan bentukbentuk musik. Kecerasan ini meliputi kepekaan terhaap ritme, meloi, an timbre ari musik yang iengar (Gunawan, 2007: 235). (3) Kecerasan Logika- Matematika merupakan bentuk berpikir yang apat itelusuri engan berhaapan melaui unia bena. Yang imaksu berhaapan engan unia bena i sini aalah mampu memanggil an menata kembali suatu bena, serta menetapkan banyaknya bena tersebut (Garner, 2011: 135). (4) Kecerasan Jasmani-Kinestetik aalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh alam mengekspresikan ie, perasaan, an menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Kecerasan ini mencakup keterampilan khusus seperti koorinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, an kecepatan. Kecerasan ini juga meliputi keterampilan untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh an kemampuan untuk memanipulasi objek (Yaumi, 2012: 17). (5) Kecerasan Spasial aalah kemampuan untuk merasakan unia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi an moifikasi paa persepsi awal seseorang, an mampu untuk menciptakan kembali aspek pengalaman visual seseorang, bahkan tanpa aanya rangsangan fisik yang relevan (Garner, 2011: 182). (6) Kecerasan Personal merupakan suatu kecerasan yang tersusun ari ua kecerasan, yaitu kecerasan intrapersonal an kecerasan interpersonal. Garner (2011: 253) menerangkan bahwa kecerasan intrapersonal merupakan suatu kemampuan untuk memahami iri manusia itu seniri, memahami emosi yang aa paa irinya, an sebagai sarana untuk membimbing perilaku orang tersebut. Seangkan kecerasan interpersonal aalah kemampuan seseorang untuk memahami orang lain, yaitu kemampuan untuk mengetahui suasana hati, tempramen, motivasi, an tujuan ari orang lain tersebut Nur (2011: 20) mengatakan STAD teriri ari lima komponen utama: presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan iniviual, an penghargaan tim. Purwanto (2011: 54) juga mengatakan bahwa hasil belajar aalah perubahan perilaku yang terjai setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai engan tujuan peniikan. METODE Jenis penelitian yang igunakan i sini aalah kuantitatif engan metoe eksperimen. Desain penelitian yang igunakan aalah: Posttest Control Group Design yang 247

4 Jurnal Peniikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01. Tahun 2014, termasuk kategori eksperimen semu (quasi experiment). Bentuk esainnya aalah seperti Gambar 1 berikut: X 1 O 1 X 2 O 2 Gambar 1 Desain Penelitian Posttest Control Group Design Keterangan: X 1 : Pemberian perlakuan pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences X 2 : Pemberian perlakuan pembelajaran kooperatif tipe STAD O 1 : Posttest kelas eksperimen (Multiple Intelligences) O 2 : Posttest kelas kontrol (STAD) (Zuhriah, 2005: 66) Karakteristik esain penelitian ini aalah baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen menggunakan kelas yang suah aa, engan konisi kelas homogen, imana kelas-kelas tersebut suah itetapkan oleh pihak sekolah. Populasi alam penelitian ini aalah siswa kelas X i SMK Negeri 3 Surabaya. Sampelnya aalah kelas X TAV 1 an X TAV 3, masing-masing kelas teriri ari 30 siswa. Penentuan kelas eksperimen an kelas kontrol iambil secara ranom. Alur penelitian secara umum igambarkan paa skema i bawah ini. Gambar 2 Alur Penelitian Penelitian ini ibagi menjai ua tahap, yaitu tahap persiapan an tahap pelaksanaan. Tahap persiapan yaitu (1) Pembuatan kesepakatan engan guru mitra paa sekolah yang ijaikan tempat penelitian. (2) Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Hanout. (3) Menyusun instrumen penelitian Lembar Posttest an Lembar Tes Diagnosa Kecerasan Majemuk. (4) Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepaa osen pembimbing an guru mitra. (5) Melakukan valiitas terhaap instrumen-instrumen penelitian. Kemuian tahap pelaksanaan yaitu (1) Memberikan Tes Diagnosa Kecerasan paa siswa kelas X TAV 1. (2) Siswa kelas X TAV 1 iberikan pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences, seangkan siswa kelas X TAV 3 iberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD paa stanar kompetensi memahami asar-asar kelistrikan. (3) Kemuian iberikan posttest paa masing-masing kelas untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian inikator-inikator pembelajaran. Teknik pengumpulan ata paa penelitian ini menggunakan metoe tes yaitu melalui hasil posttest ari keua kelas an hasil ari tes iagnosa kecerasan majemuk siswa paa kelas X TAV 1. Teknik analisis ata untuk instrument aalah berasarkan hasil analisis valiasi instrument engan menggunakan kriteria skala Likert. Seangkan untuk analisis butir soal menggunakan program anatesv4. Dan analisis hasil belajar siswa menggunakan uji-t engan hipotesis sebagai berikut: (1) Siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences memiliki hasil belajar tinggi. (2) Siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar tinggi. Paa rumusan masalah 1 an 2, yang iuji aalah hasil nilai posttest siswa kelas eksperimen yang ibaningkan engan nilai rata-rata ieal untuk mengetahui hasil belajar siswa tergolong hasil belajar tinggi atau renah. Nilai rata-rata ieal iperoleh ari rumus berikut ini: Rata-rata ieal = (Sujana, 2005: 92) Dari nilai rata-rata ieal tersebut kemuian ikelompokkan menjai nilai posttest tinggi an nilai posttest renah. Nilai posttest tinggi apabila nilai posttest > nilai rata-rata ieal, an nilai posttest renah apabila nilai posttest nilai rata-rata ieal. (3) H 1 = hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences lebih baik ibaningkan engan yang menggunakan moel pembelajaran tipe STAD. Dari nilai akhir kelas eksperimen an kelas kontrol kemuian ibaningkan untuk mengetahui moel pembelajaran yang lebih baik berasarkan hasil belajar siswa yang berupa nilai akhir (NA). Kemuian hipotesis engan taraf signifikan α = 0,05 menggunakan SPSS 16.0 (Statistikal Package for Social Sciences) engan kriteria pengujian ata tolak H 0 jika t hitung > t tabel engan erajat kebebasan k = n 1 + n

5 Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD HASIL DAN PEMBAHASAN Berasarkan analisis valiasi tiap instrumen penelitian iapatkan hasil rating untuk instrument RPP sebesar 81,923%, hasil rating instrument hanout sebesar 78,214%, hasil rating soal pilihan gana sebesar 77,5% an hasil rating Tes Diagnosa Kecerasan Majemuk sebesar 78,889 % imana semua intrumen tersebut ikategorikan baik. Hasil analisis tersebut apat ilihat paa Gambar 3 berikut ini. Hasil Rating (%) Instrumen Penelitian RPP Hanout Butir Soal TDKM Gambar 3 Diagram Batang Valiasi Instrumen Penelitian Analisis butir soal aalah sebagai berikut, berasarkan paa hasil pengujian valiitas soal, taraf kesukaran, aya bea, an reliabilitas, maka soal yang igunakan sejumlah 39. Seangkan yang tiak igunakan hanya 1 soal yaitu soal nomer 13. Dari hasil alalisis butir soal tersebut iapatkan 3 soal kategori sangat muah, 7 soal kategori muah, 1 soal kategori sangat sukar, 9 soal kategori sangat sukar, an 20 soal kategori seang. Jika hanya ibuat 3 kategori yang teriri ari soal muah, seang, an sukar, maka peneliti megelompokkannya sebagai berikut. Soal kategori muah an kategori sangat muah bisa ijaikan soal engan kategori muah, jika ijumlah hasilnya aalah 10. Soal kategori sulit an kategori sangat sulit bisa ijaikan soal engan kategori sulit, jika ijumlah hasilnya aalah 9. Seangkan soal kategori seang tetap berjumlah 20 soal. Berikut ini aalah perubahan kategori tingkat kesukaran butir soal setelah ilakukan analisis butir soal engan menggunakan program Anates V4 terapat 14 butir soal yang berubah kategori tingkat kesukarannya. Soal-soal yang berubah tersebut irangkum an itunjukkan oleh Tabel 1 i bawah ini. Tabel 1 Butir Soal yang Mengalami Perubahan Tingkat Kesukaran. Perubahan Kategori Butir Soal Nomer Butir Soal Jumlah Muah menjai seang 5, 6, 7, 21 4 Seang menjai muah 9, 16 2 Seang menjai sukar 11, 12, 17, 33, 34 5 Sukar menjai seang 25 1 Sukar menjai muah 22, 23 2 Jumlah 14 Kemuian pembahasan hasil belajar paa penelitian ini aalah sebagai berikut. Uji-t kelas eksperimen terlihat paa Tabel 2 berikut ini. nilai es es not Tabel 2 Uji-t Posttest Kelas Eksperimen Levene's Test for ity of Variances F Inepenent Samples Test Sig. t f t-test for ity of Means Sig. (2- taile) Mean Differen ce St. Error Differen ce 95% Confience Interval of the Difference Lower Upper Dari Tabel 2 apat iketahui nilai t hitung sebesar 37,805. Nilai ini akan ibaningkan engan t tabel engan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 engan ketentuan apabila t hitung > t tabel maka iinterpretasikan signifikan an sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka interpretasikan tiak signifikan atau hasil posttest kelas eksperimen aalah renah. Nilai t tabel = t (1-a) = t (1-0,05) = t (0,95) engan erajat kebebasan (k) = n 1 + n 2 2 = 58 iperoleh nilai t tabel sebesar 1,672. Maka nilai t hitung > t tabel yaitu 37,805 lebih besar ari 1,672 artinya H 0 itolak atau H 1 iterima. Sehingga apat ikatakan siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences memiliki hasil belajar yang tinggi. Kemuian hasil uji-t kelas eksperimen apat ilihat paa Tabel 3 i bawah ini. Tabel 3 Uji-t Posttest Kelas Kontrol Levene's Test for ity of Variances F Sig. t f Inepenent Samples Test t-test for ity of Means Sig. (2- taile ) Mean Differen ce St. Error Differe nce 95% Confience Interval of the Difference Lower Upper 249

6 Jurnal Peniikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01. Tahun 2014, nil ai es es not Dari Tabel 3 apat iketahui nilai t hitung sebesar 39,388. Nilai ini akan ibaningkan engan t tabel engan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 engan ketentuan apabila t hitung > t tabel maka iinterpretasikan signifikan an sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka interpretasikan tiak signifikan atau hasil posttest kelas kontrol aalah renah. Nilai t tabel = t (1-a) = t (1-0,05) = t (0,95) engan erajat kebebasan (k) = n 1 + n 2 2 = 58 iperoleh nilai t tabel sebesar 1,672. Maka nilai t hitung > t tabel yaitu 39,388 lebih besar ari 1,672 artinya H 0 itolak atau H 1 iterima. Sehingga apat ikatakan siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar yang tinggi. Selanjutnya perbaningan hasil belajar siswa aalah sebagai berikut. Data hasil belajar siswa ianalisis untuk mengetahui pengaruh moel pembelajaran terhaap hasil belajar siswa X TAV. Data hasil belajar iperoleh ari nilai LP 1, LP 2, an LP 3 paa tiap KD serta nilai posttest. Hasil belajar siswa merupakan nilai akhir (NA) yang ihitung engan rumus berikut: Dengan nilai tiap KD aalah: Dimana KD 1 merupakan hasil penjumlahan ari LP1, LP2, an LP3 ibagi 3. Begitu juga untuk nilai KD 2, KD 3, an KD 4. Rata-rata nilai KD iperoleh ari: nil ai es es not Tabel 4 Hasil Uji- t engan SPSS Levene's Test for ity of Variances F Sig. t f Inepenent Samples Test t-test for ity of Means Sig. (2- taile ) Mean Differe nce St. Error Differe nce 95% Confience Interval of the Difference Lower Upper Dari Tabel 4 apat iketahui nilai t hitung sebesar 14,490. Nilai ini akan ibaningkan engan t tabel engan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 engan ketentuan apabila t hitung > t tabel maka iinterpretasikan signifikan an sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka interpretasikan tiak signifikan atau tiak aa perbeaan yang signifikan antara kelas eksperimen an kelas kontrol. Nilai t tabel = t (1-a) = t (1-0,05) = t (0,95) engan erajat kebebasan (k) = n 1 + n 2 2 = 58 iperoleh nilai t tabel sebesar 1,672. Maka nilai t hitung > t tabel yaitu 14,490 lebih besar ari 1,672 artinya H 0 itolak atau H 1 iterima. Sehingga apat ikatakan bahwa moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences lebih baik aripaa hasol belajar siswa yang menggunakan moel pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penolakan H 0 apat ilihat paa Gambar 4 i bawah ini. Gambar 4 Distribusi Uji-T Pihak Kanan Kemuian perhitungan uji-t ilakukan menggunakan SPSS versi Jenis ata paa penelitian ini aalah 2 sampel inepenen, maka jenis statistik yang igunakan aalah inepenent sample T-Test. Uji-t inepenen igunakan untuk menguji perbeaan antara ua kelompok inepenen (menguji ua kelas yakni kelas X TAV 1 an kelas X TAV 3). Dengan mengacu paa hasil uji normalitas an uji homogenitas engan menggunakan SPSS versi 16.0 yang menunjukkan bahwa ata normal an homogen maka selanjutnya ilakukan analisis uji-t (Inepenent Samples Test) untuk menguji hipotesis. Hasil Uji-t apat ilihat paa Tabel 4 i bawah ini. PENUTUP Simpulan Simpulan ari penelitian ini aalah (1) Hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajarn kooperatif berbasis Multiple Intelligences aalah tinggi ibuktikan engan hasil uji-t menggunakan SPSS versi 16.0 yang iperoleh t hitung = 37,805 > t tabel = 1,672 engan taraf signifikansi α = 0,05. (2) Hasil belajar siswa yang menggunakan moel pembelajarn kooperatif tipe STAD 250

7 Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD aalah tinggi ibuktikan engan hasil uji-t menggunakan SPSS versi 16.0 yang iperoleh t hitung = 39,388 > t tabel = 1,672 engan taraf signifikansi α = 0,05. (3) Hasil belajar siswa yang menggunakan MPK berbasis Multiple Intelligences lebih baik ari paa hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD. Dibuktikan engan hasil uji-t menggunakan SPSS versi 16.0 yang iperoleh t hitung = 14,490 > t tabel = 1,672 engan taraf signifikansi α = 0,05. Saran Dalam penelitian ini iberikan saran sebagai berikut: (1) Bagi Guru: Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences apat igunakan sebagai alternative moel pembelajaran alam proses pembelajaran agar siswa tiak bosan engan moel pembelajaran yang aa. (2) Bagi Ketua Jurusan Teknik Elektro SMK: moel pembelajaran ini apat ishare engan jurusan yang lain sehingga apat igunakan sebagai moel pembelajaran untuk jurusan lain yang terapat materi praktikum, menggambar, an iskusi alam kelompok. (3) Bagi Peneliti selanjutnya: Moel pembelajaran kooperatif berbasis Multiple Intelligences merupakan moel pembelajaran kelompok berasarkan kecerasan majemuk yang aa paa iri siswa. Sebaiknya materi yang iajarkan an kegiatan pembelajaran yang ipilih apat meningkatkan berbagai kecerasan yang aa paa siswa, sehingga apat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Aburrahman, Mulyono Peniikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ahmai, Abu an Supriyono, Wioo Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Proseur Penelitian Suatu Penekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. Garner, Howar Frames of Min: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Book. Gunawan, Ai W Born to Be a Genius. Jakarta: Grameia Pustaka Utama. Gunawan, Ai W Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Grameia Pustaka Utama. Hanayani, Sri Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI) paa Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA i MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang: IAIN Walisongo Semarang. (online), ( php?i=2123) iakses 15 Maret 2013, pukul 16:22 WIB. Hasan, Iqbal Analisis Data Penelitian engan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan, J.J. an Moejiono Proses Belajar Mengajar. Banung: Remaja Karya CV. Hayt, William H, kk Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga. Jasmine, Julia Metoe Mengajar Multiple Intelligences. Banung: Nuansa Cenekia. Maji, Abul Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Stanar Kompetensi Guru. Banung: Remaja Rosakarya. Muslich, Masnur KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Peniikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution Berbagai Penekatan alam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Nur, Mohama Moel Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains an Matematika Sekolah Unesa. Nursalim, mochama.kk Psikologi Peniikan. Surabaya: Unesa University Press. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Puataka Belajar. Putra, Lutvy Aitya Perbeaan Hasil Belajar Antara Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan CIRC (Cooperative Integrate Reaing an Composition) paa Kompetensi Dasar Menjelaskan Operasi Logika i Kelas X SMK Negeri 3 Surabaya. Surabaya: Unesa. Skripsi tiak ipublikasikan. Riuwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Banung: Alfabeta. Shraer, Robert L Komunikasi Elektronika. Jakarta: Erlangga. Sujana Metoa Statistika. Banung: Tarsito. Slameto Belajar an Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono Metoe Penelitian Kuantitatif Kualitatif an R & D. Banung: Alfabeta. Suparno, kk Peoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Suprijono, Agus Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Puastaka Belajar. Tse, Chi Kong Analisis Rangkaian Linear. Jakarta: Erlangga. Waluyo, H.Y., kk Penilaian Pencarian Hasil Belajar. Jakarta: Karunia Universitas Terbuka. Warsono an Hariyanto Pembelajaran Aktif Teori an Asesmen. Banung: Remaja Rosakarya. 251

8 Jurnal Peniikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01. Tahun 2014, Wibowo, Agung Ey Aplikasi Praktis SPSS alam Penelitian. Yogyakarta: Gava Meia. Wioyoko, Eko P Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Winkel, W.S Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasino Yaumi, Muhamma Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat. Zuhriah, Nurul Metoologi Penelitian Sosial an Peniikan. Malang: Bumi Aksara. 252