STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN The Sraegy For Selecing The Excellen Produc and Financial Analysis of Sesame Agroindusry Luluk Sulisiyo Budi 1, M. Syamsul Ma arif 2, Illah Sailah 3, Sapa Raharja 3 Absrac:The imporan sraegy in indusrial developmen of sesame is in selecing he excellen produc and in conducing he financial analysis. The aim of sudy was selecing he excellen produc and conducing feasibiliy analysis. This sudy selecing six producs from sesame; indusrial oil, seosening oil, food supplemen oil, pare seed, kechup and cabuk using exponenial comparaion mehod (MPE) and financial analysis using financial feasibiliy analysis comprises Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Pay Back Period (PBP) dan Ne B/C raio. The resul of analysis showed ha he prioriy of produc were : seasoning oil, pare seed, kechup, food supplemen, indusrial oil, and cabuk. Based on financial analysis, i was known ha opporuniy level (discoun rae) was 20 %, NPV was ( Rp ,90), ne B/C was 1,27, IRR 22,04% and BPB was Based on his financial analysis, he sesame-based agroindusry was feasible o develop. Kaa Kunci : Sraegy, Produc, Financial analysis, and Sesame oil Wijen merupakan komodias poensial dan muliguna yaiu unuk indusri makanan, penghasil minyak makan, dan unuk aneka indusri farmasi dan lainnya, karena memiliki kadar gizi inggi (Kearen, 1986, dan Morris 2002). Pengolahan wijen sejak lama sudah dilakukan namun masih dengan cara sederhana dan saa ini baru erdapa beberapa indusri kecil. Dalam upaya memenuhi kebuuhan konsumen diperlukan adanya suau produk yang bermuu inggi. Disisi lain menunjukkan bahwa prospek usaha wijen masih sanga cerah baik di injau dari aspek pengembangan usahaaninya, ragam produk yang dihasilkan, pengolahan maupun pemasarannya (Nurheru dan Sunardi 2002, USAID 2002) Khususnya produsen produk agroindusri wijen, eap melakukan berbagai upaya unuk mengembangkan usaha yang ada dan meraih manfaa yang sebesar-besarnya (Budi 2005). Unuk iu perlu dilakukan pengkajian secara mendalam unuk memperoleh kepuusan sraegi pemilihan produk unggulan dan kelayakan finansial, unuk iu kedua sraegi ersebu membuuhkan analisa yang memadai. Meode pengambilan kepuusan enang sraegi pemilihan produk unggulan unuk menghasilkan kepuusan skala priorias produk yang paling sesuai adalah menggunakan Meode Perbandingan Ekponansial (MPE). Sedangkan meode pengambilan kepuusan kelayakan finansial dianaranya adalah meode NPV (Ne Presen Value), IRR (Inernal Rae of Reurn), PBP (Pay 1. Mahasiswa pascasarjana program sudi Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, Insiu Peranian Bogor. 2. Guru Besar Program sudi Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, Insiu Peranian Bogor, selaku Keua komisi pembimbing. 3. Dosen Program sudi Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, Insiu Peranian Bogor, selaku Anggoa komisi pembimbing. 62

2 Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 63 Back Period), PI (Probfiabiliy Indek), (Bierman 1984, Sapley 1994, Tang 1996, Weson 1996, Dysinger 1997, Emery 1998, Soeharo 2002) dan laice claim analysis (Kamrad, 1995). Kajian ini berujuan unuk memperoleh produk unggulan agroindusri wijen sera menganalisis kelayakan usaha produk unggulan agroindusri erpilih unuk dibangun dan dikembangkan. Ruang lingkup kajian ini dibaasi pada pemilihan produk agroindusri berbasis wijen yang poensial dikembangkan dan penilaian kelayakan usaha agroindusri poensial ersebu yang diliha dari aspek finansial. METODOLOGI PENELITIAN Peneliian dilaksanakan pada bulan April Desember 2007 di Desa Bendosari, Kecamaan Bendosari Kabupaen Sukoharjo, Jawa Tengah. Pengambilan daa sekunder dilakukan pada dinas erkai sedangkan daa primer diperoleh dari diskusi mendalam dengan pakar enang penyediaan bahan baku yang mewakili prakisi, akademis dan pemerinah daerah. Adapun indusri kecil yang dijadikan obyek adalah koperasi Esu Mandiri Desa Bendosari, Kecamaan Bendosari, Kabupaen Sukoharjo, Jawa Tengah. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran peneliian dikembangkan dari laar belakang dan kajian eoriis unuk dapa membahas permasalahan yang dihadapi. Didasari dari poensi pengembangan yang ada saa ini erdapa keunggulan komparaif, keunggulan kompeiif dan kelayakan usaha sera didukung oleh fakor inernal dan eksernal maka pengembangan agroindusri wijen dapa dijalankan melalui banyak sraegi, namun pada kajian ini hanya dibahas enang sraegi pemilihan produk unggulan dan kelayakan finansial agroindusri wijen. Kerangka pemikiran peneliian selengkapnya disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran peneliian.

3 64 Jurnal SOSIAL, Edisi Khusus Agusus 2008 Gambar 2. Diagram alir model pemilihan produk unggulan dan kelayakan finansial agroindusri wijen. Meode perbandingan eksponensial (MPE) Tahapan Teknik MPE menuru Manning (1984), diacu dalam Eriyano (1999) adalah sebagai beriku : (1) menuliskan semua alernaif, (2) menenukan krieria-krieria pening dalam pengambilan kepuusan, (3) mengadakan penilaian erhadap seiap krieria, (4) mengadakan penilaian erhadap semua alernaif masing-masing krieria, (5) menghiung nilai seiap alernaif, dan (6) memberikan jenjang kepada alernaif berdasarkan nilai masing-masing krieria. Perhiungan oal nilai seiap pilihan kepuusan menggunakan formulasi (Ma arif dan Tanjung 2003) sebagai beriku : m TKKj Toal Nilai = ( ) ij... (1) j= 1 RK Dengan : RK ij = deraja kepeningan relaif krieria ke j pada kepuusan ke i TKK j =deraja kepeningan krieria kepuusan n = jumlah pilihan kepuusan m = jumlah krieria kepuusan Pemberian bobo kepada seiap krieria dilakukan dengan : 1) memberikan bobo secara langsung anpa melakukan perbandingan relaif erhadap krieria yang lainnya. 2) Dapa dilakukan oleh orang yang mengeri, paham dan berpengalaman dalam menghadapi masalah kepuusan yang dihadapi. 64

4 3) Pemberian bobo seperi ini sanga bersifa subyekif. Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 65 Formula yang digunakan dalam penenuan bobo sebagai beriku : W e = n j = 1 k n lej e = 1 j = 1 eej, unuk e = 1, 2,..k... (3)...(2) Dimana, lej= nilai ujuan ke l oleh pakar ke j n = jumlah pakar Pemberian jenjang pada ahap akhir berdasarkan uruan nilai alernaif erbesar hingga alernaif erkecil. Nilai alernaif yang erbesar akan dijadikan sudi kasus pada peneliian ini. Meode penilaian kelayakan finansial Analisis kelayakan invesasi menggunakan beberapa meode menilai kelayakan invesasi suau usaha, dianarannya : Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Pay Back Period (PBP) (Soeharo, 2002). a. Ne Presen Value (NPV) Meode ini mendiskonokan seluruh aliran kas, baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar pada basis waku sekarang. Unuk keperluan perghiungan diperlukan pendiskon, yaiu biaya modal. NPV adalah jumlah seluruh aliran kas yang elah didiskonokan dengan menggunakan formula maemaik sebagai beriku : n ( B C ) NPV = C o i...(3) =1 (1 + ) Krieria kelayakan adalah : jika nilai NPV > 0 berari invesasi layak unuk dijalankan, sebaliknya jika nilai NPV < 0, maka invesasi rugi aau idak layak unuk dilanjukan. b. Inernal Rae of Reurn (IRR) Meode ini digunakan unuk menghiung pada ingka bunga berapa seluruh pengeluaran proyek akan sama dengan seluruh penerimaan sepanjang proyek. Unuk perhiungan digunakan formula maemaik sebagai beriku : IRR = D P + PVP XD f. N D f. P...(4) PVP PVN Kreeria kelayakannya adalah : jika nilai IRR > 1, maka invesasi layak unuk dieruskan dan sebaliknya jika nilai IRR < 1, maka invesasi idak layak unuk dieruskan. c. Ne Benefi Cos raio (ne B/C) Ne B/C adalah perbandingan anara presen value oal dari hasil keunungan bersih erhadap presen value dari biaya bersih. Meode ini sering juga disebu Rasio Manfaa Biaya. Unuk menghiung Ne B/C dapa digunakan formula (Gray e al. 1986; Kadariyah e al. 1999) sebagai beriku :

5 66 Jurnal SOSIAL, Edisi Khusus Agusus 2008 Ne B/C = n = 0 n = 0 B C (1 + i) C B (1 + i) unuk B C > 0...(5) unuk B C < 0 Krierianya adalah : jika nilai B/C > 1 berari invesasi layak unuk dijalankan jika nilai B/C < 1 berari invesasi idak layak unuk dijalankan dan jika nilai B/C = 1, maka kepuusan erganung pada invesor. d. Pay Back Period (PBP) Meode ini digunakan unuk menilai invesasi yang didasarkan pada lamanya waku yang diperlukan unuk melunasi biaya invesasi (cos) oleh ne benefi. Oleh karena iu PBP sering juga dinyaakan sebagai jumlah periode (ahun) yang diperlukan unuk mengembalikan (menuup) ongkos invesasi awal dengan ingka pengembalian erenu. Perhiungan PBP didasarkan pada aliran kas baik ahunan maupun yang merupakan nilai sisa. Unuk mengeahui periode pengembalian pada suau ingka erenu digunakan formula maemaik sebagai beriku : PBP = P +, N = A...(6) 1 ( P/ F,1%, HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kajian pusaka dan diskusi mendalam dengan pakar erhadap pemilihan produk agroindusari berbasis wijen diperoleh 9 krieria penilaian pemilihan produk unggulan agroindusri wijen. Krieria ersebu melipui; peningkaan nilai ambah, keersediaan sdm rampil, daya serap enaga kerja, prospek dan perminaan pasar produk, keersediaan bahan baku, kemudahan proses produksi, kemudahan akses dan kelayakan ala, kemudahan akses eknologi, dan dampak lingkungan. Hasil penilaian pakar erhadap bobo nilai krieria selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil penilaian pakar erhadap bobo nilai krieria pemilihan produk unggulan agroindusri wijen. No Krieria pemilihan produk unggulan agroindusri wijen Bobo Nilai 1 Peningkaan Nilai Tambah 6 2 Keersediaan SDM Trampil 7 3 Daya Serap Tenaga Kerja 6 4 Prospek dan Perminaan Pasar Produk 8 5 Keersediaan Bahan Baku 3 6 Kemudahan Proses Produksi 1 7 Kemudahan Akses dan Kelayakan Ala. 6 8 Kemudahan Akses Teknologi 3 9 Dampak Lingkungan 3 Terliha pada Tabel 1. menunjukkan bahwa prospek dan perminaan pasar produk memiliki bobo nilai eringgi yaiu bobo nilai 8, hal ini sesuai dengan hasil peneliian erhadap fakor 66

6 Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 67 pengembangan angroindusri wijen adalah perminaan pasar sebagai fakor kunci (Budi 2008). Dimana perminaan pasar akan sanga menenukan kelayakan usaha dan sanga menenukan jenis produk dan kapasias produksi. Krieria pening lainnya adalah keersediaan sumber daya manusia erampil, hal ini dimaksudkan adalah ersediannya eknologi dan insrumen yang memadai eapi sumber daya manusia yang idak memadai jusru akan menghamba jalannya proses produksi, maka krieria ini memiliki bobo nilai yang inggi dan perlu diperhaikan. Hasil kajian pusaka dan diskusi mendalam dengan paka diperoleh 6 alernaif produk unggulan agroindusri wijen. Hasil analisis menunjukkan bahwa alernaif produk minyak seasoning sebagai priorias perama produk unggulan agroindusri wijen, priorias kedua adalah biji sosoh, dan priorias keiga adalah kecap wijen. Hasil analisis produk unggulan agroindusri wijen selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis pemilihan produk unggulan berdayasaing agroindusri wijen. No Alernaif Produk unggulan berdayasaing Bobo agrega Priorias 1 Minyak Sayur (semi-refined sesame oil) I 2 Biji sosoh II 3 Kecap III 4 Minyak kesehaan (Refine sesame oil) IV 5 Minyak kasar bahan baku Indusri (Crude sesame oil) V 6 Cabuk VI Tabel 2. menunjukkan bahwa kepuusan memilih priorias perama alernaif produk unggulan berdayasaing minyak sayur merupakan kepuusan yang epa, karena saa ini minyak wijen sebagai minyak sayur (seasoning) sudah banyak dikenal masyaraka dan kebuuhan akan minyak wijen unuk minyak makan didalam negeri cukup inggi, sedangkan produksi dalam negeri masih sanga rendah hanya mencapai 10,08 on/ahun, sehingga harus mengimpor, daa erakhir impor minyak wijen sebesar 315,45 on/ahun (BPS 2005). Priorias kedua adalah produk unggulan berupa biji sosoh, hal ini menujukkan adanya kenyaaan bahwa kebuuhan biji wijen sosoh ini sanga inggi, erbuki bahwa Indonesia melakukan impor biji wijen mencapai. Sedangkan produk unggulan keiga, juga poensial dikembangkan namun masih sempi peluang pasarnya karena belum banyak dikenal konsumen, oleh karena iu unuk pengembangkannya sanga diperlukan upaya pengenalan aau promosi secara inensif enang manfaa produk. Hasil analisis kelayakan finansial erhadap pengembangan agroindusri wijen pada skala indusri kecil dilakukan pada skala usaha dengan kapasias produksi 14 kg/hari aau 364 kg/bulan minyak wijen aau seara jumlah biji wijen 40 kg/hari aau 1040 kg/bulan biji wijen dapa dikeahui dengan beberapa ala analisis yaiu nilai NPV, ne B/C raio, IRR dan PBP. Hasil analisis kelayakan finansial pengembangan agroindusri wijen menunjukkan layak dikembangkan. Hasil analisis sensiivias selengkapnya disajikan pada Tabel 3.

7 68 Jurnal SOSIAL, Edisi Khusus Agusus 2008 Tabel 3. Analisis sensiivias kelayakan finansial Skenario Perubahan Harga bahan baku normal Rp. 8000/kg Harga bahan baku naik 20 % ( Rp. 9600/kg Harga bahan baku normal Rp. 8000/kg dan harga jual urun 20 % Harga bahan baku naik 20 % (Rp. 9600) dan Harga jual Turun 20 % Ne Presen Value (NPV) Inernal Rae of Reurn (IRR) B/C Raio Payback Period (PBP) Keerangan 292,796, % Layak 205,146, % Layak 162,953, % Layak 100,642, % Layak Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai NPV dari proyek ini adalah serbesar Rp Hal ini menunjukkan bahwa pada ingka bunga 20% nilai NPV masih menunjukkan posiif sehingga pada ingka opporuniy (discoun rae) 20 % invesasi agroindusri wijen layak dilakukan. Nilai ne B/C raio juga dapa menunjukkan krieria layak idaknya usaha unuk dijalankan, dimana ne B/C >1 maka usaha ersebu layak dijalankan, sebaliknya jika ne B/C < 1 maka usaha ersebu idak layak dijalankan. Hasil analisis ne B/C menunjukkan nilai sebesar 1,27 hal berari invesasi agroindusri wijen layak dilaksanakan, jika kondisi harga bahan baku yang meningka 20% dan harga jual menurun 20% juga masih layak dijalankan yaiu Nilai IRR sebesar 22,04% arinya juga layak dijalankan karena lebih besar dari ingka bunga yang dienukan yaiu 20 %. Demikian juga dengan waku pengembalian invesasi dapa diliha dari hasil analisis erhadap nilai Pay Back Period (PBP) yaiu 1,03 ahun arinya bahwa invesasi akan kembali dalam jangka waku 1,03 ahun, dan jika kondisi harga bahan baku yang meningka 20% dan harga jual menurun 20% maka nilai BPB 1,24 ahun, maka juga layak dijalankan. k alernaif yang KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapa diarik kesimpulan bahwa : 1. Alernaif produk unggulan agroindusri wijen yang poensial dikembangkan adalah minyak seasoning sebagai priorias uama, Produk ini sudah banyak dikenal masyaraka enang manfaanya. Alernaif ke dua adalah biji sosoh, hal ini digunakan oleh banyak konsumen aau produsen indusri aneka makanan. selain iu produk kecap wijen sebagai alernaif ke iga juga poensial dikembangkan, namun masih memerlukan upaya pengenalan aau promosi yang lebih inensif, karena perminaan pasar masih sediki dan ingginya produk persaing yang beredar. 2. Analisis kelayakan finansial pengembangan agroindusri wijen dengan beberapa skenario sensiivias layak dikembangkan Saran Peneliian ini perlu dilanjukan enang sraegi pemasaran ermasuk segmen pasar dan promosi, sera pengembangan produk agroindusri wijen guna meningkakan persaingan dan penerasi pasar di masa mendaang. 68

8 Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 69 DAFTAR RUJUKAN Bierman, Harorld,Jr. Dan Senymour SMIDT (1984). The Capial Budgeing Decision of Invesmen Projec. 4 h Ediion, New York: Macmillan Publishing, Co., Inc. Brown Agroindusrial Invesmen and Operaion. Washingon: EDI Developmen Sudies. World Bank Pub. BPS Saisik Indonesia Jakara: Badan Pusa Saisik Budi L.S Teknoekonomi Proyek Agroindusri Minyak Wijen. Budi. LS, Ma arif.ms, Saillah.I,Raharja. S Sraegi Pemilihan Model Kelembagaan Dan Kelayakan Finansial Agroindusri Wijen. Dysinger, Daniel K. (1997). Capial Budgeing: Forcasing The Fuure Mining Engineering, Vol, 49, Sepember, Pp Emery, Gary W. (1998). Corpoae Finance: principle and Pracice. Massachuses: Adidison Wesley. Eriyano 1999, Ilmu Sisem : Meningkakan Muu dan Efekifias manajemen. Jilid sau. Bogor: IPB Press. Kamrad, Bardia. (1995). A Laice Claims Model for Capial Budgeing. IEEE Transacion on Engineering Managemen, Vol. 42, No.2, May, Pp Kearen. S (1986). Minyak dan Lemak Pangan, Ui-Press, Jakara. Kuncoro, M Analisis Srukur, Prilaku, dan Kinerja Agroindusri Indonesia : Suau Caaan Empiris. Kelola Vol. IV(11): Ma arif MS dan Tanjung H Teknik-Teknik Kuaniaif Unuk Manajemen. Jakara: Gramedia Widiasarana. Morris, JB Food, Indusrial, Nuraceuical, and Pharmaceuical uses of sesame geneik resources, p In J. janick and A. Whipkey (eds). Trends in new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA Nurheru, dan Soenardi Peranan Wijen Dalam Meningkakan Pendapaan Peani di Wilayah Kering Soeharo I Sudi Kelayakan Proyek Indusri. Jakara: Penerbi Erlangga Sapley, Cecil E. Dan Russell E. BUTNER. (1994) The Need for New Invesmen Planning. PIMA Magazine, Vol, 76, Augus, Pp Tang, S.I. (1996). Economic Feasibiliy of Projec, Singapore: McGraw-Hill Book, Co. USAID Overview of he Nigerian Sesame Indusry Chemonics Inernaional Inc. Nigeria. Weson, J. Fred, Sco Besley dan Eugene F.Brigham (1996). Essenials of Managerial Finance. 7 h Ediion. For Worh: The Dryden Press.

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor) 57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN INVESTASI BAGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERIKANAN. Oleh : BAMBANG HERRY PURNOMO *) ABSTRAK

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN INVESTASI BAGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERIKANAN. Oleh : BAMBANG HERRY PURNOMO *) ABSTRAK MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN INVESTASI BAGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERIKANAN Oleh : BAMBANG HERRY PURNOMO *) ABSTRAK Invesasi mempunyai peranan pening dalam menumbuhkembangkan agroindusri perikanan. Model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL KWU XII

LATIHAN SOAL KWU XII LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilakukan lebih kurang 1 bulan di lapangan yaiu anggal 01 15 Agusus, 01 15 Sepember 2014 dan dilanjukan di Laboraorium Pembangunan Ekonomi Perikanan

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma Cottonii DI KECAMATAN BUMIRAYA KABUPATEN MOROWALI

MODEL PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma Cottonii DI KECAMATAN BUMIRAYA KABUPATEN MOROWALI MODEL PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma Coonii DI KECAMATAN BUMIRAYA KABUPATEN MOROWALI Erviana Laili Widyasari 1, A.Masyahoro dan Zakirah Raihani Ya la 2 ervianalwl@gmail.com 1 (Mahasiswa Program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Budidaya Paprika Paprika adalah salah sau komodias sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang inggi, dimana sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.

Lebih terperinci

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY STUDI KELAYAKAN JALAN TOL PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN A.A.G. Agung Yana 1, Keu Swijana 1, dan Saniari Dewi 2 Absrak: Ruas jalan Gilimanuk-Tabanan-Denpasar merupakan sau-saunya jalan areri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci