JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017"

Transkripsi

1 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni for Surface Waer Irrigaion in Mekar Mulya Village Palas Sub-Disric Souh Lampung Regency) Deby Februan Triwijaya, Wan Abbas Zakaria, Adia Nugraha Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35141, Telp , ABSTRACT This research aims o analyze he financial benefi of waer pump renal services business uni and sensiiviy of waer pump renal services business uni. This research uses case sudy mehod in Mekar Mulya Village, Palas Sub-Disric, Souh Lampung Regency. The research locaion is inenionally chosen by consideraion of he place is he cenral of rice producion and here is surface waer irrigaion of paddy by uilizing waer pump. The number of responden is 34 people aken by sensus mehod. Daa of his research is colleced on November 2015 January The analysis daa uses quaniaive and qualiaive descripive analysis. The resul of his research show pump irrigaion feasible and profiable o be developed. NPV of 329,864,982.14, IRR of percen, Gross B/C raio of 1.3, Ne B/C Raio of 5.39 and payback period (PP) of Waer pump renal services business uni sensiive o changes in fuel cos increase of percen and oil cos increase of percen. Key words: financial feasible, pump irrigaion, rice farm. PENDAHULUAN Pangan merupakan kebuuhan uama rakya yang harus dipenuhi. Keersediaan, disribusi, dan ingka harganya sanga berpengaruh pada sabilias ekonomi. Keersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebuuhan masyaraka dapa mengakibakan keidaksabilan ekonomi. Begiu pula dengan melonjaknya harga pangan dapa menyebabkan krisis mulidimensi. Keadaan ini memicu erjadinya kerawanan sosial yang dapa membahayakan sabilias ekonomi dan sabilias nasional. Oleh karena iu, keahanan pangan yang berorienasi pada peningkaan produksi dalam negeri mulak harus erus diupayakan oleh pemerinah. Upaya pencapaian keahanan pangan khususnya beras menghadapi anangan yang serius. Salah sau kendala yang dihadapi yaiu ancaman kekeringan di daerah-daerah senra produksi yang menyebabkan krisis air. Hal ersebu sanga berdampak pada produksi beras nasional karena menyebabkan anaman peranian khususnya padi idak mampu hidup opimal, mengalami penurunan produksi hingga gagal panen aau puso. Provinsi Lampung ermasuk salah sau daerah yang seiap ahun menghadapi ancaman kekeringan apabila musim kemarau iba. Ancaman kekeringan selalu berulang seiap ahun. Reza (2015) menjelaskan bahwa berdasarkan analisis BMKG dan LAPAN, pada bulan Juli - November 2015 kondisi iklim di wilayah Indonesia eruama yang berada di bagian Selaan khaulisiwa dipengaruhi El Nino Moderae, akan berpeluang mengua. Kondisi ini memberikan efek pada ingka inensias dan frekuensi curah hujan yang akan semakin berkurang dan bahkan diperkirakan di beberapa wilayah akan mengalami kemunduran. Hal ini semakin diperparah dengan kondisi lahan peranian di Provinsi Lampung yang merupakan lahan-lahan subopimal seperi lahan kering masam, lahan adah hujan dan lahan rawa. Menuru Hafif (2013), Pemerinah Daerah Provinsi Lampung lebih memfokuskan jenis lahan sawah adah hujan dan lahan rawa unuk area budidaya anaman peranian khususnya anaman padi. Salah sau daerah di Provinsi Lampung yang memiliki lahan sawah adah hujan erluas yaiu Kabupaen Lampung Selaan. Dinas Peranian Provinsi Lampung menyebukan bahwa Kabupaen Lampung Selaan merupakan daerah yang mengalami kekeringan lahan sawah erparah (Aidila 2015). Hal ersebu menunjukkan bahwa dibuuhkan peningkaan fungsi dan pengendalian aa air dengan idak hanya mengandalkan jenis pengairan yang sudah ada. 171

2 Salah sau daerah di Provinsi Lampung yang memanfaakan pompa air unuk irigasi air permukaan padi sawah adalah Desa Mekar Mulya, Kecamaan Palas, Kabupaen Lampung Selaan. Pompa air dimanfaakan dalam sisem irigasi unuk memenuhi kebuuhan air padi sawah dengan cara mengangka air yang berasal dari aliran anak sungai Way Sekampung yang posisinya lebih rendah dari lahan peranian. Penggunaan pompa air dalam sisem irigasi air permukaan dapa memberikan manfaa bagi peani padi melalui peningkaan pola anam, inensias anam dan produksi padi yang juga akan meningkakan penerimaan peani pengguna irigasi pompa. Guna menikmai manfaa ersebu, maka peani padi pengguna jasa sewa pompa air enunya idak boleh melupakan hal yang dapa berpengaruh erhadap kinerja irigasi pompa yaiu biaya solar, biaya oli, biaya operaor (upah), dan biaya pemeliharaan. Biaya ersebu enu sanga berpengaruh erhadap jumlah penerimaan dari uni usaha jasa sewa irigasi pompa. Oleh karena iu, dalam peneliian ini akan dikeahui usaha jasa sewa pompa air dalam siem irigasi air permukaan apakah mengunungkan dan layak dijalankan secara finansial. Berdasarkan uraian ersebu, maka ujuan dari peneliian ini adalah unuk menganalisis keunungan usaha jasa sewa pompa air secara finansial dan sensiivias erhadap perubahan harga solar dan oli. METODE PENELITIAN Peneliian dilakukan di Desa Mekar Mulya, Kecamaan Palas, Kabupaen Lampung Selaan menggunakan meode sudi kasus. Lokasi peneliian dipilih secara sengaja (purposive) dengan perimbangan daerah ersebu merupakan senral produksi padi dan erdapa irigasi air permukaan padi sawah dengan memanfaakan pompa air. Pengambilan daa dilakukan pada bulan November 2015 Januari Populasi pada peneliian ini adalah peani padi sawah di Desa Mekar Mulya, Kecamaan Palas, Kabupaen Lampung Selaan yang memanfaakan jasa sewa pompa air dalam irigasi air permukaan yang selanjunya disebu sebagai peani irigasi pompa yaiu sebanyak 34 orang. Seluruh populasi ersebu menjadi responden dalam peneliian ini. Oleh karena iu, pemilihan responden dilakukan secara sensus, yaiu eknik penenuan sampel bila semua anggoa populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2012). Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa primer dan daa sekunder. Daa primer merupakan daa yang diperoleh melalui wawancara dengan peani irigasi pompa dan pengamaan langsung enang keadaan di lapangan, sedangkan daa sekunder merupakan daa yang diperoleh berdasarkan lieraur-lieraur yang berhubungan dengan peneliian dan daa dari insansi-insansi erkai. Meode analisis daa yang digunakan pada peneliian ini adalah meode analisis deskripif kualiaif dan analisis deskripif kuaniaif. Analisis Kelayakan Finansial Beberapa krieria pengukuran kelayakan invesasi (Kadariah 2001), anara lain: a. Ne Presen Value (NPV) Merupakan selisih anara benefi dengan biaya (cos) diambah dengan invesasi, yang dihiung berdasarkan rumus: n B C NPV 1 1 i (1) Keerangan : NPV = Ne Presen Value b = Benefi (penerimaan) c = Cos (biaya) pada ahun i = Tingka suku bunga (9 %) n = Umur ekonomis irigasi pompa = Tahun (10 ahun) Krieria pengambilan kepuusan: 1) Jika NPV > 0, maka usaha jasa sewa pompa air layak unuk diusahakan 2) Jika NPV = 0, maka usaha jasa sewa pompa air dalam keadaan iik impas (break even poin) 3) Jika NPV < 0, maka usaha jasa sewa pompa air idak layak unuk diusahakan b. Inernal Rae of Reurn (IRR) Merupakan suku bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol, yang dihiung berdasarkan rumus: NPV IRR i NPV NPV i i. (2) 172

3 Keerangan : IRR = Inernal Rae of Reurn NPV+ = NPV posiif NPV- = NPV negaif i+ = Tingka suku bunga NPV+ i = Tingka suku bunga NPV - Krieria pengambilan kepuusan: 1) Jika IRR > ingka suku bunga, maka usaha jasa sewa pompa air layak unuk diusahakan 2) Jika IRR = ingka suku bunga, maka usaha jasa sewa pompa air dalam keadaan impas. 3) Jika IRR < ingka suku bunga, maka usaha jasa sewa pompa air idak layak unuk diusahakan. c. Gross Benefi Cos Raio (Gross B/C) Merupakan perbandingan anara nilai penerimaan koor dengan nilai biaya unai koor, yang dihiung berdasarkan rumus: Gross B/C = n 1 n 1 1 i C B 1 i. (3) Keerangan : Gross B/C = Gross Benefi Cos Raio B = benefi (penerimaan) C = cos (biaya) i = ingka suku bunga (9 %) n = umur ekonomis = ahun (10 ahun) Krieria pengambilan kepuusan: 1) Jika Gross B/C 1, maka usaha jasa sewa pompa air mengunungkan 2) Jika Gross B/C < 1, maka usaha jasa sewa pompa air idak mengunungkan. d. Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Merupakan perbandingan anara nilai penerimaan unai dengan nilai biaya unai, yang dihiung berdasarkan rumus : Ne B/C = n 1 n 1 B C 1 i 1 i C B.(4) Keerangan : Ne B/C = Ne Benefi Cos Raio B = Benefi (penerimaan) C = Cos (biaya) i = Tingka suku bunga (9 %) n = Umur ekonomis = Tahun (10 ahun) Krieria pengambilan kepuusan: 1) Jika Ne B/C 1, maka usaha jasa sewa pompa air mengunungkan 2) Jika Ne B/C < 1, maka usaha jasa sewa pompa air idak mengunungkan. e. Payback Period (PP) Merupakan perbandingan anara penilaian invesasi suau proyek yang didasarkan pada pelunasan biaya invesasi awal dengan manfaa bersih (benefi) dari suau proyek dalam sau sauan waku, yang di hiung berdasarkan rumus: I 0 Pp A b... (5) Keerangan: Pp = Payback period I 0 = invesasi awal Ab = manfaa bersih raa-raa Krieria pengambilan kepuusan: 1) Jika nilai Pp < dari umur ekonomis pompa, maka usaha jasa sewa pompa air layak unuk dilaksanakan. 2) Jika nilai Pp > dari umur ekonomis pompa maka usaha jasa sewa pompa air idak layak unuk dilaksanakan. Analisis Sensiivias Analisis sensiivias berujuan unuk menenukan nilai dalam melakukan perubahan pada komponen penerimaan dan biaya yang akan berpengaruh erhadap kepuusan invesasi. Aspek yang akan dianalisis pada peneliian ini adalah kenaikan harga solar sebesar 66,67 persen dan kenaikan harga oli sebesar 17,86 persen. Sensiivias kelayakan dihiung dengan laju kepekaan. Adapun rumus menghiung laju kepekaan (Giinger 1986) adalah : Laju kepekaan = ( (Xi-Xo)/X 100%)/( (Yi-Yo)/Y 100%) (6) 173

4 Keerangan : Xi = NPV/IRR/Gross B/C/Ne B/C/PP seelah perubahan Xo = NPV/IRR/Gross B/C/Ne B/C/PP sebelum perubahan X = Raa-raa perubahan NPV/IRR/Gross B/C/Ne B/C/PP Yi = Biaya produksi/harga jual seelah perubahan Yo = Biaya produksi/harga jual sebelum perubahan Y = Raa-raa perubahan biaya produksi/harga jual. Krieria laju kepekaan : 1) Jika laju kepekaan lebih dari sau, maka usaha jasa sewa pompa air sensiif erhadap perubahan. 2) Jika laju kepekaan kurang dari sau, maka usaha jasa sewa pompa air idak sensiif erhadap perubahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Teknis Jaringan Irigasi Kinerja jaringan irigasi menenukan pemanfaaan air irigasi yang sampai ke lahan peranian. Semakin baik jaringan irigasi yang digunakan, maka air irigasi yang diberikan semakin opimal dan kehilangan air dapa diminimalkan. Sumber air irigasi berasal dari aliran Anak Sungai Way Sekampung dengan jarak dari sungai ke lahan peranian yaiu sejauh 15 meer. Pendisribusian air dari sungai ke bak penampungan air (Reservoar) melalui pipa berdiameer 10 inchi yang selanjunya dialirkan melalui saluran vero semen sepanjang 250 meer ke lahan peranian. Pemanfaaan pompa air dalam sisem irigasi air permukaan diperkenalkan oleh Pemerinah Dinas Peranian Provinsi Lampung kepada peani di Desa Mekar Mulya pada ahun Sisem irigasi ini erdiri aas 1 uni mesin pompa berdiameer 6 inchi, mesin diesel berukuran 24 PK, selang hisap, pipa penyaluran air, dan saluran vero semen sepanjang 250 m. Pada ahun 2010 yaiu ahun perama pengoperasian irigasi pompa di Desa Mekar Mulya, mesin pompa berdiameer 6 inchi yang diberikan oleh pemerinah idak dapa berfungsi dengan baik, karena idak dapa memenuhi kebuuhan air peani. Sehingga dilakukan invesasi ulang berupa mesin pompa berdiameer 10 inchi, pembangunan bak penampung air (Reservoar), dan bangunan rumah pompa karena mesin pompa bersifa permanen (idak dapa dipindah-pindah). Pompa biasanya lebih sering dioperasikan pada musim kemarau, eapi idak menuup kemungkinan unuk eap dioperasikan pada musim hujan, apabila air yang ada idak memenuhi kebuuhan air anaman. Musim Tanam I (Masa Tanam bulan Juli hingga November) pompa dioperasikan selama 30 hari kerja (450 jam kerja), sedangkan pada Musim Tanam II (Masa Tanam bulan Januari hingga Mei) pompa dioperasikan selama 75 hari kerja (1500 jam kerja). Arinya, bahwa jam kerja pompa pada MT II lebih lama dibandingkan MT 1 hal ini dikarenakan pada saa MT II merupakan musim kemarau sehingga penggunaan mesin pompa lebih lama dibandingkan dengan penggunaan mesin pompa pada saa MT I. Analisis Kelayakan Finansial Uni Usaha Jasa Sewa Pompa Air Unuk Irigasi Air Permukaan Aspek finansial uni usaha jasa sewa pompa air melipui pengeluaran dan penerimaan irigasi pompa. Perhiungan aspek finansial dilakukan selama 10 ahun yang merupakan umur ekonomis mesin pompa. Tingka suku bunga yang digunakan dalam peneliian ini adalah ingka suku bunga pinjaman Kredi Usaha Rakya (KUR) yang dieapkan oleh Bank Rakya Indonesia (2016) yaiu sebesar 9 persen. Biaya invesasi yang erdiri dari biaya mesin pompa berdiameer 6 inchi, mesin diesel, selang hisap, pipa penyaluran air, bak penampung air (Reservoar), bangunan rumah pompa, mesin pompa berdiameer 10 inchi, dan saluran vero semen. Jumlah biaya invesasi yang digunakan unuk usaha jasa sewa pompa air irigasi adalah sebesar Rp ,00. Biaya eap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya eap baik saa pompa air digunakan maupun idak. Biaya eap uni usaha jasa sewa pompa air di Desa Mekar Mulya, Kecamaan Palas, Kabupaen Lampung Selaan melipui biaya penyusuan mesin pompa, mesin diesel, selang hisap, pipa penyalur air, bak penampung air (Reservoar), bangunan rumah pompa, dan saluran vero semen yaiu sebesar Rp ,00 per ahun pada ahun perama dan sebesar Rp ,00 per ahun unuk ahun selanjunya. Biaya variabel ialah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan penggunaan mesin pompa. Biaya variabel uni 174

5 usaha pompa air di Desa Mekar Mulya, Kecamaan Palas, Kabupaen Lampung Selaan erdiri aas biaya solar, biaya oli, biaya operaor (upah) dan biaya pemeliharaan. Biaya solar diperoleh dari jumlah solar yang digunakan seiap hari yaiu sebanyak 35 lier dikalikan dengan jumlah hari kerja mesin pompa, yaiu selama 30 hari kerja efekif unuk MT I dan 75 hari kerja efekif unuk MT II kemudian dikali dengan harga solar per ahun. Biaya oli diperoleh dari harga oli dikalikan dengan frekuensi waku pengganian oli, yaiu dua kali pengganian oli unuk MT I dan lima kali unuk MT II. Biaya operaor (upah) diperoleh dari 30 persen dari pendapaan irigasi pompa, sedangkan biaya pemeliharaan yang dikeluarkan erdiri aas perbaikan mesin pompa dan pengganian sparepar. Harga solar dan harga oli pada ahun berdasarkan daa yang diperoleh dari peramina, sedangkan harga diahun berikunya (ahun ) merupakan harga yang diperoleh dari ahun 2014 yang merupakan ahun peneliian. Biaya operaor (upah) dan pemeliharaan yang dikeluarkan pada ahun berdasarkan keadaan real di lapangan, sedangkan biaya ahun berikunya yaiu ahun merupakan biaya ahun 2014 yang merupakan ahun peneliian. Penerimaan merupakan sejumlah uang yang dierima dari harga sewa yang dibebankan karena penggunaan pompa air unuk memenuhi kebuuhan air padi sawah seiap kali musim anam kepada peani irigasi pompa yang dikalikan dengan luas lahan yang dimiliki unuk diairi. Harga sewa yang dibebankan kepada peani irigasi pompa adalah Rp ,00 hingga Rp ,00 per 0,25 hekar pada MT I dan Rp ,00 hingga Rp ,00 per 0,25 hekar pada MT II. Penerimaan uni usaha jasa sewa pompa air ahun berdasarkan keadaan real di lapangan, sedangkan penerimaan ahun berikunya yaiu ahun merupakan hasil penerimaan di ahun 2014 yang merupakan ahun peneliian. Analisis krieria invesasi digunakan unuk mengeahui kelayakan uni usaha jasa sewa pompa air dengan membandingkan anara jumlah biaya yang dikeluarkan dengan penerimaan yang dierima. Krieria invesasi yang digunakan adalah NPV, IRR, Gross B/C, Ne B/C, dan PP. Tingka suku bunga yang digunakan dalam peneliian ini adalah ingka suku bunga pinjaman Kredi Usaha Rakya (KUR) yang dieapkan oleh Bank Rakya Indonesia (2016) yaiu sebesar 9 persen. Suku bunga ersebu digunakan unuk mendapakan nilai compounding facor dan discouning facor. Compounding facor digunakan unuk perhiungan evaluasi uni usaha jasa sewa pompa air yang elah dijalankan, sedangkan perhiungan menggunakan discounding facor karena diasumsikan baru akan dilakukan pengembangan uni usaha jasa sewa pompa air pada ahun peneliian, sehingga akan di keahui ingka kelayakan pada masa yang akan daang. Perhiungan analisis krieria invesasi uni usaha jasa sewa pompa air unuk irigasi air permukaan dapa diliha pada Tabel 1. a) Ne Presen Value (NPV) NPV pada ingka suku bunga 9 persen bernilai posiif aau lebih besar dari nol. Nilai NPV menunjukkan bahwa penerimaan uni usaha jasa sewa pompa air lebih besar dibandingkan oal biaya yang dikeluarkan. Hal ini berari bahwa usaha jasa sewa pompa air di Desa Mekar Mulya, Kecamaan Palas, Kabupaen Lampung Selaan layak unuk dikembangkan. Hasil ini sejalan dengan peneliian Muchar (2002) yang berjudul pembangunan dan pengelolaan irigasi dibawah Deparemen Pekerjaan Umum Subdinas Pengamanan Kabupaen Sukabumi, Kecamaan Jampang Tengah, Padangbeunghar yang menyaakan bahwa secara finansial invesasi irigasi desa layak dengan nilai NPV sebesar Rp ,00. b) Inernal Rae of Reurn (IRR) Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 76,95 persen. Nilai ersebu lebih besar dari ingka suku bunga yang berlaku (9%), sehingga usaha jasa sewa pompa air layak unuk dikembangkan. Hasil ini sejalan dengan peneliian Muchar (2002) yang berjudul pembangunan dan pengelolaan irigasi dibawah Deparemen Pekerjaan Umum Subdinas Pengamanan Kabupaen Sukabumi, Kecamaan Jampang Tengah, Padangbeunghar yang menyaakan bahwa nilai IRR dari perhiungan finansial irigasi desa adalah sebesar 59,65 persen yang arinya irigasi desa layak unuk dikembangkan. 175

6 Tabel 1. Analisis krieria invesasi uni usaha pompa air di Desa Mekar Mulya Kecamaan Palas Kabupaen Lampung Selaan Krieria Invesasi Hasil Keerangan NPV (Rp) ,14 Layak IRR (%) 76,95% Layak Gross B/C 1,53 Layak Ne B/C 5,39 Layak PP (hn) 2,39 Layak c) Gross Benefi Cos Raio (Gross B/C) Berdasarkan perhiungan, nilai Gross B/C yang diperoleh sebesar 1,53. Nilai ersebu berari bahwa seiap Rp ,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp ,00. Nilai Gross B/C ersebu menunjukkan bahwa usaha jasa sewa pompa air ersebu layak unuk dikembangkan. d) Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Krieria kelayakan Ne B/C adalah jika Ne B/C lebih dari sau, maka usaha jasa sewa pompa dinyaakan layak. Nilai Ne B/C usaha jasa sewa pompa air adalah sebesar 5,39. Nilai Ne B/C berari bahwa seiap Rp ,00 nilai invesasi yang dianamkan akan memberikan pendapaan sebesar Rp ,00. Hasil ini sejalan dengan peneliian Muchar (2002) yang berjudul pembangunan dan pengelolaan irigasi dibawah Deparemen Pekerjaan Umum Subdinas Pengamanan Kabupaen Sukabumi, Kecamaan Jampang Tengah, Padangbeunghar yang menyaakan bahwa nilai Ne B/C dari perhiungan finansial irigasi desa adalah sebesar 1,14 yang arinya irigasi desa layak unuk dikembangkan. e) Payback Periode (PP) Berdasarkan perhiungan yang elah dilakukan, masa pengembalian biaya invesasi usaha jasa sewa pompa air adalah selama 2,39 yang berari bahwa nilai ersebu lebih pendek dari umur ekonomis usaha (10 ahun). Nilai PP yang dihasilkan menunjukkan bahwa biaya invesasi usaha jasa sewa pompa air dapa dikembalikan dalam jangka waku 2 ahun 6 bulan 3 hari. Analisis Sensiivias Kelayakan Uni Usaha Jasa Sewa Pompa Air Unuk Irigasi Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha apakah usaha jasa sewa pompa air sensiif erhadap kenaikan harga solar sebesar 66,67 persen, dan kenaikan harga oli sebesar 17,86 persen yang erliha dari perubahan nilai Gross B/C, Ne B/C, NPV, IRR dan PP apabila erjadi kenaikan. Persenase ersebu di peroleh dari selisih harga eringgi dengan harga erendah dibagi dengan harga erendah. Harga eringgi solar dan harga oli masing-masing adalah sebesar Rp7.500,00 dan Rp ,00 sedangkan erendah harga solar dan oli masing-masing adalah sebesar Rp4.500,00 dan Rp ,00. Jika laju kepekaan yang diperoleh lebih dari sau, maka usaha jasa sewa pompa air unuk irigasi sensiif erhadap perubahan, sedangkan jika laju kepekaan kurang dari sau, maka usaha jasa sewa pompa air idak sensiif erhadap perubahan. Perhiungan analisis sensiivias kelayakan irigasi pompa didapa di liha pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 erliha bahwa uni usaha jasa sewa pompa air unuk irigasi sensiif erhadap kenaikan harga solar sebesar 66,67 persen dan kenaikan harga oli sebesar 17,86 persen. Disamping iu, pemanfaaan jasa sewa pompa air juga berdampak bagi peani pengguna jasa sewa pompa air yaiu berupa peningkaan pola anam, inensias anam dan produksi padi. Hasil pengamaan di lokasi peneliian, menunjukkan bahwa lahan sawah sebelum menggunakan jasa sewa pompa air hanya dapa dimanfaakan sau kali anam dalam waku sau ahun. Akan eapi seelah adanya jasa sewa pompa air unuk irigasi, lahan sawah dapa dimanfaakan unuk budidaya padi sebanyak dua kali selama sau ahun. Pada musim hujan lahan sawah pada saa belum menggunakan jasa sewa pompa air unuk irigasi dapa dianami padi karena keersediaan air dapa erpenuhi dari air hujan, namun pada musim kemarau lahan sawah idak dapa dimanfaakan unuk usahaani karena anah mengalami kekeringan. Berbeda seelah adanya jasa sewa pompa air, lahan sawah eap dapa melakukan penanaman pada musim kemarau. Air sungai digunakan unuk mencukupi kebuuhan air bagi anaman baik sebagai penggani sumber pengairan, maupun sebagai pelengkap keika air dari irigasi semula idak dapa mencukupi kebuuhan air sawah. 176

7 Tabel 2. Analisis sensiivias kelayakan usaha irigasi pompa di Desa Mekar Mulya Kecamaan Palas Kabupaen Lampung Selaan Perubahan Sebelum Sesudah Laju perubahan Perubahan Kepekaan Keerangan Kenaikan Harga Solar 66,67% Ne B/C 5,39 3,61 1,91 S Gross B/C 1,53 1,26 0,94 TS NPV , ,74 2,45 S IRR (%) 0,77 0,53 1,75 S PP (hn) 2,39 2,91 0,93 TS Kenaiakan Harga Oli 17,86 % Ne B/C 5,39 5,37 1,45 S Gross B/C 1,53 1,53 0,95 TS NPV , ,11 1,78 S IRR (%) 0,77 0,77 1,41 S PP (hn) 2,39 2,40 0,76 TS Keerangan : S = Sensiif TS = Tidak sensiif Peningkaan pola anam berdampak pada jumlah produksi padi dalam sau ahun yaiu sebesar 9.706,44 kg/ha GKG. Sebelum pemanfaaan jasa sewa pompa air peani padi hanya mampu menghasilkan produksi raa-raa sebesar 4.856,88 kg/ha GKG, sedangkan seelah pemanfaaan jasa sewa pompa air peani padi mampu menghasilkan produksi raa-raa sebesar ,32 kg/ha GKG. Bila di liha per Musim Tanam, erdapa perbedaan ingka produksi gabah kering giling (GKG) pada MT I dan MT II seelah penggunaan jasa sewa pompa air unuk irigasi menghasilkan produksi raa-raa pada MT I sebesar 6.657,07 kg/ha GKG, sedangkan pada MT II menghasilkan produksi raa-raa pada MT I sebesar 7.906,25 kg/ha GKG. Hasil ini sejalan dengan peneliian Indah (2015) mengenai analisis efisiensi produksi dan pendapaan usaha ani padi sawah pada lahan irigasi eknis dan lahan adah hujan di Kabupaen Lampung Selaan yang menyaakan bahwa nilai produksi padi sawah pada lahan irigasi eknis adalah ,05 kg/ha GKP, sedangkan nilai produksi padi sawah pada lahan adah hujan adalah sebesar 8.153,18 kg/ha GKP. Hal ini juga mengindikasikan bahwa penerimaan peani padi meningka seelah adanya penggunaan jasa sewa pompa air, yaiu sebesar Rp ,60/ha. Penerimaan peani padi sebelum melakukan pemanfaaan jasa sewa pompa air adalah sebesar Rp ,22/ha, sedangkan penerimaan peani padi seelah melakukan pemanfaaan jasa sewa pompa air adalah sebesar Rp ,82/ha. Hasil ini sejalan dengan peneliian Puri (2013) mengenai Pendapaan dan Kesejaheraan Peani Padi Organik Pesera Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL- PTT) di Kecamaan Pagelaran Kabupaen Pringsewu yang menyaakan bahwa penerimaaan usahaani padi organik pesera SL-PTT adalah sebesar Rp ,00/ha, sedangkan penerimaaan usahaani padi organik non pesera SL-PTT adalah sebesar Rp ,75/ha per musim hujan ahun DAFTAR PUSTAKA Aidilla T Hekare Sawah di Lampung Berpoensi Kering. hp:// co.id/beria/nasional/daerah/15/07/31/nscm0b hekare-sawah-di-lampung-berpo ensi-kering. [Arikel]. [1 Agusus 2015]. Giinger J P Analisa Ekonomi Proyek- Proyek Peranian, Edisi Ke dua. UI Press John Hopkins. Jakara. Hafif B Keragaan Lahan Sub-Opimal Dan Perbaikan Produkivias Melalui Kebijakan Daerah di Lampung. Balai Pengkajian Teknologi Peranian Lampung. Bandar Lampung pp. Indah LSM, Zakaria WA, dan Prasmaiwi FE Analisis efisiensi produksi dan pendapaan usahaani padi sawah pada lahan irigasi eknis dan lahan adah hujan di Kabupaen Lampung Selaan. JIIA, 3 (3) : hp://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php /JIA/aricle/view/1046. [10 November 2016]. Kadariah Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Lembaga Penerbi Fakulas Ekonomi Universias Indonesia. Jakara. Muchar A Analisis Kelayakan Invesasi Irigasi Desa dan Pendapaan Usahaani. Skripsi.IPB. Bogor. 177

8 Puri TL, Lesari DAH, dan Nugraha A Pendapaan dan Kesejaheraan Peani Padi Organik Pesera Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Kecamaan Pagelaran Kabupaen Pringsewu. JIIA, 1(3) : hp://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/jia/aricle/view/577. [10 November 2016]. Reza K Daa BNPB: 16 Provinsi di Indonesia Dilanda Kekeringan. hp://jogja. ribunnews.com/2015/08/01/daa-bnpb-16- provinsi-di-indonesia-dilanda-kekeringan. [2 Agusus 2015]. Sugiyono Memahami Peneliian Kuaniaif. Alfabea. Bandung. 178

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat 23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Vol. 1, No. 2, September 2011

Vol. 1, No. 2, September 2011 ISSN 2252-5491 Vol. 1, No. 2, Sepember 2011 Forum Agribisnis Agribusiness Forum Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredi Usaha Rakya Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina Analisis Kepuasan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN

ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 77-86 ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN Cu Suciaina Silvia 1, Masimin

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, berempa di Laboraorium Perikanan Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Lampung.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Budidaya Paprika Paprika adalah salah sau komodias sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang inggi, dimana sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor) 57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,

Lebih terperinci