LATIHAN SOAL KWU XII

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LATIHAN SOAL KWU XII"

Transkripsi

1 LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya iu yaiu orang-orang yang kriis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnisnya adalah ceriminan dari sifa... a. disribuion b. decisiveness c. deerminaion d. dedicaion e. doers 2. Seorang wirausahawan yang sukses biasanya dalam bekerja akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan perasaan senang sera dilandasi dengan hai yang ulus seperi orang bermain sehingga dapa menghasilkan sesuau yang lebih baik. Perilaku kerja semacam ini dikenal dengan... a. kerja efekif b. kerja efisien c. kerja ikhlas d. komimen e. kerja presaif 3. Wirausahawan idak lepas dari risiko, banyak risiko yang akan dihadapi oleh wirausahawan dalam menjalankan usaha. Risiko beriku ini merupakan risiko-risiko yang biasa dihadapi oleh wirausahawan adalah Risiko finansial 3. Risiko keluarga 2. Risiko karir 4. Risiko sosial a. 1, 2, dan 3 benar c. 1, 3, dan 4 benar e. 1, 2, 3, dan 4 benar b. 1, 2, dan 4 benar d. 2, 3, dan 4 benar 4. Anka meliha bahwa disekiar rumahnya erdapa banyak warung lesehan dan kaki lima dengan aneka makanan. Disamping membeli makanan uama yang dijajakan, para pembeli memiliki kebiasaan makan camilan. Dari kenyaaan ini kemudian Anka berinisiaif memproduksi camilan aau snack yang diiipkan diwarung-warung ersebu. Pendekaan yang digunakan Anka dalam menggali gagasan usaha adalah. a. pendekaan produk c. pendekaan finansial e. pendekaan pelanggan b. pendekaan pabrik d. pendekaan masalah 5. Hasil idenifikasi yang dilakukan oleh Imhof menunjukkan bahwa beras memiliki poensi usaha yang mengunungkan karena banyak daerah di sekiar Solo Raya yang merupakan kanung-kanung produksi beras sehingga harga didaerah ersebu sanga murah, semenara koa-koa besar di pulau jawa memiliki kebuuhan beras yang inggi menginga bahwa dikoa ersebu erdapa penduduk eapi idak ada lahan persawahan. Aas dasar ini, Imhof menemukan bahwa dengan membeli beras secara langsung dari para peani dan menjual kepada ke koa-koa besar di pulau jawa akan sanga mengunungkan. Cara yang digunakan oleh Imhof dalam mengidenifikasi peluang usaha ersebu adalah dengan. a. place uiliy c. form uiliy e. maerial uiliy b. ime uiliy d. produc uiliy 6. Diana akan mengembangkan usaha yang bergerak disekor perniagaan aau perdagangan dan ia berharap usahanya ersebu dapa berjalan dan aman. Oleh karena iu, ia berpikir unuk mencari ijin unuk usahanya ersebu. Ijin yang sesuai unuk usaha Diana ersebu adalah. a. IMB b. SITU c. TDG d. SIUP e. HO 7. Sebuah perusahaan sepeda, menjual produknya dengan harga Rp ,-. Perusahaan ersebu memiliki biaya eap ahunan Rp ,- dan biaya variabel sebesar Rp ,- per uni. Kapasisas produksi perusahaan ersebu unuk mencapai BEP adalah. a uni b uni c ,33 uni d uni e. 400 uni 8. Pendekaan perancangan produk yang lebih diarahkan pada bagaimana memenuhi selera pelanggan agar mereka erpuaskan ermasuk didalamnya presise, kebuuhan, manfaa dll, dikenal dengan pendekaan. a. pasar b. pelanggan c. produk d. pesaing e. produsen 9. Tipe proses produksi yang didasarkan pada uruan / proses pengerjaan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan biasanya banyak digunakan unuk pembuaan produk masal (mass producion) adalah ipe. a. aliran fungsional c. aliran inermien e. aliran garis b. aliran job order d. aliran sandar 10. Salah sau akivias dari perencanaan proses produksi adalah penenuan jalan yang harus dilalui oleh kesauan-kesauan kerja dalam proses produksi mulai dari bahan dasar sampai menjadi barang jadi. Akivias ini dikenal dengan. a. planning b. maerial conrol c. rouing d. dispaching e. scheduling 11. Pemahaman akan pelanggan menjadi sanga pening dalam merencanakan program pemasaran karena hal ini sanga mempengaruhi berbagai kepuusan menyangku spesifikasi produk, harga, cara penjualan dsb. Yang perlu dikeahui enang pelanggan anara lain menyangku. 1. Perilaku 2. Kebuuhan 3. Kemampuan / daya beli 4. Kondisi geografis empa inggal

2 a. 1, 2 dan 3 benar c. 1, 3 dan 4 benar e. 1, 2, 3 dan 4 benar b. 2, 3 dan 4 benar d. 1, 2 dan 4 benar 12. Unuk perhiungan biaya overhead kadang suli unuk dikalkulasi secara riel, maka sebagai jalan pinas biaya overhead dihiung aas dasar biaya buruh langsung saja aau dari biaya buruh langsung diambah biaya mesin. Apabila overhead dihiung berdasarkan biaya buruh langsung diambah dengan biaya mesin, maka besaran % biaya overhead adalah... a. 10% 50% b. 25% 75% c. 50% 100% d. 100% 200% e. 150% 250% 13. Mesin-mesin yang digunakan oleh perusahaan unuk akivias produksi idak akan bisa dipakai selamanya eapi suau keika akan usang/rusak dan harus digani dengan yang baru. Agar perusahaan bisa membeli mesin-mesin yang baru lagi, maka harus memperhiungkan biaya penyusuan aau depresiasi. Rumus yang bisa digunakan unuk menghiung biaya penyusuan adalah. T F. i A. p a. KD = x MT Rp c. KD = Rp / hour e. KD = Rp / hour L T f f m. A V v b. K D = Rp / hour d. K D = Rp / hour 100. f Nu. f 14. Selain digunakan unuk pengadaan akiva eap, modal juga digunakan unuk mendanai biaya operasional perusahaan seperi : upah enaga kerja, pembelian bahan, biaya pemasaran, biaya idak langsung dsb. Modal yang digunakan unuk operasional disebu... a. Modal usaha c. Modal kerja e. Biaya usaha b. Modal invesasi d. Sar up cos 15. Unuk menenukan besarnya modal kerja erlebih dahulu harus diperhiungkan lamanya periode perpuaran modal kerja. Lamanya periode perpuaran modal kerja dipengaruhi oleh jangka waku lamanya kredi pembeli yang harus diberikan kepada supplier bahan menah. 2. jangka waku lamanya bahan menah disimpan digudang 3. jangka waku berlangsungnya seiap proses produksi jangka waku lamanya barang jadi disimpan digudang. 4. jangka waku lamanya barang jadi disimpan digudang a. 1, 2, 3, 4 benar c. 1, 2, 4 benar e. 2, 3, 4 benar b. 1, 2, 3 benar d. 1, 3, 4 benar 16. Pada saa merinis usaha, semua akan berharap usaha ersebu dapa berjalan baik dan berhasil sehingga perlu dipersiapkan dengan maang ermasuk kebuuhan finansialnya. Seluruh pengeluaran unuk merinis usaha dikenal dengan Sar up Cos. Sar up Cos melipui Modal usaha 2. Biaya pra invesasi (exper fee, perijinan, research, dll.) 3. Biaya ekspansi 4. Biaya survival (unuk berahan di awal invesasi) a. 1, 2, 3, 4 benar c. 1, 2, 4 benar e. 2, 3, 4 benar b. 1, 2, 3 benar d. 1, 3, 4 benar 17. Dalam melakukan analisa kelayakan dengan menggunakan NPV, suau usaha dinyaakan layak jika. a. % NPV > bunga bank d. NPV posiif aau >0 b. masa pengembalian invesasi < 1 ahun e. NPV negaif aau <0 c. Benefi / Cos < Sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akiba dari akivias perusahaan dengan kaa lain adalah aliran kas yang erdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan sera berapa saldonya seiap periode adalah. a. IRR b. cash flow c. income saemen d. ROI e. NPV 19. Salah sau meode yang bida digunakan unuk analisa kelayakan usaha adalah dengan menggunakan Inernal Rae of Reurn (IRR). Rumus yang digunakan unuk menghiung besarnya adalah. a. PVP IRR DF P ( ) ( DF N DF P) PVP PVN n b b. c IRR K 0 1 (1 i) c. IRR n 1 n b 1 (1 i) c K (1 i) 0

3 Laba Usaha d. IRR x100% Toal Hara Capial Oulays e. IRR 1 ahun Proceeds 20. Disamping IRR (Inernal Rae of Reurn), unuk melakukan analisa kelayakan usaha dapa juga menggunakan NPV. Rumus yang digunakan unuk menghiung besarnya NPV adalah. a. PVP NPV DF P ( ) ( DF N DF P) PVP PVN n b b. c NPV K 0 1 (1 i) c. n b 1 (1 i) NPV n c K 1 (1 i) Laba Usaha NPV x100 Toal Hara d. % Capial Oulays e. NPV 1 ahun Proceeds Dokumen erulis yang disiapkan oleh pelaku bisnis yang menggambarkan semua unsur yang relevan baik inernal maupun eksernal mengenai bisnis aau proyek baru adalah. a. proposal usaha c. fisibilias sudi e. analisa kelayakan b. program kerja d. rencana induk 22. Ada banyak ujuan dari penyusunan business plan. Beriku ini yang merupakan ujuan disusunnya business plan adalah. 1. Merumuskan ujuan bisnis. 2. Salah sau peunjuk unuk menyusun sraegi bisnis dan akik, sesuai dengan ujuan. 3. Membenuk ukuran sandar dari hasil suau bisnis. 4. Ala mencari invesor 23. Dalam mempelajari business plan, biasanya para calon invesor idak akan membaca secara keseluruhan isi dari business plan eapi hanya bagian erenu saja dan jika erarik baru mempelajari seluruhnya. Bagian dari business plan yang biasanya dipelajari diawal ersebu adalah. a. execuive summary c. produc summary e. Finance b. company summary d. marke analysis 24. Dari bagian-bagian yang ada dalam sebuah business plan, bagian yang berisi enang gambaran analisa kelayakan dari usaha yang direncanakan dalam business plan adalah. a. execuive summary c. produc summary e. Finance b. company summary d. marke analysis 25. Pada bagian produc summary harus menekankan keunggulan kompeiif yang memungkinkan perusahaan mendapakan keunungan yang lebih besar dari para pesaing. Karenanya harus mulai dipikirkan bagaimana produk aau jasa ersebu dapa menawarkan keunggulan kompeiif dalam jangka panjang. Keunggulan kompeiif melipui. 1. Keunggulan biaya. 2. Tiik lemah produk 3. Keunggulan kecepaan 4. Perbedaan produk 26. Kaiannya dengan analisa pasar dalam suau business plan, maka penyusun perlu mencanumkan. 1. Peluang pasar 2. Persaingan yang erjadi, 3. Sraegi pemasaran 4. Rise pemasaran

4 27. Bagian rencana pemasaran dan penjualan dari suau business plan akan menggambarkan hasil dari analisa pasar dijalankan yaiu menyangku bagaimana mengimplemenasikan rencana pemasaran unuk mencapai hasil penjualan yang diharapkan. Rencana pemasaran dan penjualan yang lengkap dan meyakinkan melipui sraegi beriku. 1. Peneapan harga 2. Disribusi 3. Promosi 4. Rencana penjualan 28. Harga (dalam suau business plan) yang dieapkan unuk produk aau jasa yang diawarkan hendaknya merefleksikan dan mensuppor keseluruhan dari sraegi bisnis yang digunakan. Dalam peneapan harga hendaknya memperimbangkan. 1. Diskon 2. Nilai 3. Rasionil 4. Posisi dalam persaingan 29. Tahap-ahap yang harus dilalui dalam penyusunan suau proposal usaha erdiri dari. a. Tahap ide usaha, ahap perumusan konsep usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), ahap pencarian sumber pendanaan. b. Tahap ide usaha, ahap perumusan konsep usaha, ahap pencarian sumber pendanaan, ahap penyusunan rencana usaha (business plan). c. Tahap ide usaha, ahap perumusan konsep usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), dan ahap penyusunan rencana usaha (business plan). d. Tahap ide usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), dan ahap penyusunan rencana usaha (business plan), ahap pencarian sumber pendanaan. e. Tahap perumusan konsep usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), dan ahap penyusunan rencana usaha (business plan), ahap pencarian sumber pendanaan. 30. Gambaran enang fiur-fiur dan keunungan (keunggulan spesifik aau unique sales poin) produk aau jasa yang diawarkan sera menunjukkan kepada invesor berupa apa yang diarkan, bagaimana indusri bekerja unuk iu, dan bisnis ini elah dapa menjawab keluhan-keluhan pelanggan ercanum dalam bagian. a. execuive summary d. marke analysis b. company summary e. markeing plan c. produc and sevices summary 31. Orang-orang yang mempunyai kemampuan meliha dan menilai kesempaan-kesempaan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibuuhkan guna mengambil keunungan dan indakan yang epa guna memasikan sukses adalah pengerian dari... a. wirausahawan c. kewirausahaan e. produsen b. penjual d. Kewiraswasaan 32. Waak profil wirausaha seperi : kebuuhan akan presasi, berorienasi laba, keekunan dan keabahan, ekad kerja keras, mempunyai dorongan kua, energiic, inisiaif merupakan cerminan dari ciri... a. percaya diri c. berorienasi pada ugas dan hasil e. Kepemimpinan b. keorisinilan d. Pengambil risiko 33. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya iu yaiu orang-orang yang kriis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnisnya adalah ceriminan dari sifa... a. doers b. decisiveness c. deerminaion d. dedicaion e. disribuion 34. Hasil idenifikasi yang dilakukan oleh Golder menunjukkan bahwa kedelai memiliki poensi usaha yang mengunungkan karena kedelai ermasuk produk musiman dimana pada saa panen raya bisa dipasikan produksi akan melimpah dan harga murah semenara seelah panen, harga akan pelan-pelan mengalami kenaikan karena kedelai akan dibuuhkan secara erus menerus. Cara yang digunakan oleh Imhof dalam mengidenifikasi peluang usaha ersebu adalah dengan. a. ime uiliy c. form uiliy e. maerial uiliy b. place uiliy d. produc uiliy 35. Pada srukur organisasi lini aau garis, wewenang dan anggung jawab mengalir secara garis lurus dari pucuk pimpinan sampai dengan pelaksana secara garis lurus. Oleh karenanya, gambar srukur organisasinya seperi beriku ini.

5 Aliran wewenan g harizonal dari manajermanajer proyek a. b. c. d. e. Direkur Manaj. Teknis Manaj Produksi Manaj. Pembelian Dan lain2 Manajer2 Deparemen Fungsional Manaj. Proyek A Saf Teknis Saf Produksi Saf Pembelian Manaj. Proyek B Saf Teknis Saf Produksi Saf Pembelian Manaj. Proyek C Saf Teknis Saf Produksi Saf Pembelian 36. Rumus yang bisa digunakan unuk menghiung besarnya EOQ adalah a. Q = b. Q = 2.U.S I I U.S d. Q = c. Q = 2.U.I S BT BV 1 HJ b c n 1 (1 i) K e. Q = Sebuah perusahaan sepeda, menjual produknya dengan harga Rp ,-. Perusahaan ersebu memiliki biaya eap ahunan Rp ,- dan biaya variabel sebesar Rp ,- per uni. Kapasisas produksi perusahaan ersebu unuk mencapai BEP adalah. a uni b uni c ,33 uni d uni e. 400 uni 38. PT Maju pada ahun 2013 membuuhkan maerial unuk proses produksinya sebesar uni. Biaya iap kali melakukan pemesanan maerial Rp ,-. Biaya penyimpanan diperkirakan 20% dari harga beli maerial. Harga beli maerial per uni Rp ,-.Jumlah pemesanan maerial yang paling ekonomis unuk seiap kali pemesanan adalah uni. a b c d e

6 39. Dari uraian maeri enang pemasaran yang pernah anda pelajari, dapa disimpulkan bahwa unuk mencapai keberhasilan pemasaran perlu mengeahui dengan jelas. a. Apa yang diawarkan, kepada siapa diawarkan/dijual, siapa saja yang menawarkan produk yang sejenis, sraegi yang epa. b. Apa yang diawarkan, siapa yang menjual, siapa saja yang menawarkan produk yang sejenis, sraegi yang epa. c. Jumlah yang diawarkan, siapa yang menjual, siapa saja yang menawarkan produk yang sejenis, sraegi yang epa. d. Apa yang diawarkan, kepada siapa diawarkan/dijual, modal yang dibuuhkan, sraegi yang epa. e. Bahan yang digunakan, kepada siapa diawarkan/dijual, siapa saja yang menawarkan produk yang sejenis, modal yang dibuuhkan. 40. Pemahaman akan pelanggan menjadi sanga pening dalam merencanakan program pemasaran karena hal ini sanga mempengaruhi berbagai kepuusan menyangku spesifikasi produk, harga, cara penjualan dsb. Yang perlu dikeahui enang pelanggan anara lain menyangku. 1. Perilaku 2. Kebuuhan 3. Kemampuan / daya beli 4. Kondisi geografis empa inggal a. 1, 2 dan 3 benar c. 1, 3 dan 4 benar e. 1, 2, 3 dan 4 benar b. 2, 3 dan 4 benar d. 1, 2 dan 4 benar 41. Pepsi menawarkan sof drink sebagai alernaif bagi minuman cola sekaligus sebagai pesaing dari Coca Cola (dimana Coca Cola yang lebih dulu masuk ke pasar) dalam memposisikan produk menggunakan pernyaaan singka rasa cola dengan ujuan agar produknya dierima oleh masyaraka. Memposisikan produk dengan cara ini dikenal dengan a. menjadi yang perama b. mengkaikan dengan produk yang sudah ada c. menemukan peluang dengan berpikir sebaliknya d. memanfaakan peluang ukuran e. memanfaakan kharisma nama 42. Salah sau komponen dalam perhiungan biaya adalah biaya overhead. Dianara biaya-biaya beriku ini yang merupakan komponen dari biaya overhead adalah. 1. Biaya adminisrasi 3. Biaya risiko 2. Biaya sock & ivenory 4. Biaya raining a. 1, 2, 3, 4 benar c. 1, 2, 4 benar e. 2, 3, 4 benar b. 1, 2, 3 benar d. 1, 3, 4 benar 43. Unuk perhiungan biaya overhead kadang suli unuk dikalkulasi secara riel, maka sebagai jalan pinas biaya overhead dihiung aas dasar biaya buruh langsung saja aau dari biaya buruh langsung diambah biaya mesin. Apabila overhead dihiung berdasarkan biaya buruh langsung diambah dengan biaya mesin, maka besaran % biaya overhead adalah... a. 10% 50% b. 25% 75% c. 50% 100% d. 100% 200% e. 150% 250% Daa Soal No. 44 dan 45 Suau Perusahaan Manufakur mendapa pesanan khusus membua Vice sebanyak pcs. Unuk rencana produksi ersebu akan dikeluarkan biaya-biaya sbb: Bahan Rp ,-/pice. Biaya proses Rp ,-/pice. Biaya umum Rp ,-/bulan. Waku keerikaan pada masing pos biaya : Uang muka pembelian 1,5 bulan sebelum barang dierima Proses produksi pcs Vice 1 bulan. Vice disimpan dulu selama ½ bulan digudang Pembayaran Vice ½ bulan seelah dikirim. 44. Dari daa diaas, lamanya siklus perpuaran maerial adalah... a. 4 bulan b. 3,5 bulan c. 3 bulan d. 2,5 bulan e. 2 bulan 45. Dari daa diaas, modal kerja yang diperlukan unuk membiayai kegiaan usaha ersebu diaas adalah... a. Rp ,- c. Rp ,- e. Rp ,- b. Rp ,- d. Rp ,- 46. Salah sau meode dalam menganalisa kelayakan suau usaha adalah dengan menghiung periode yang diperlukan unuk menuup kembali pengeluaran suau invesasi dengan menggunakan aliran kas masuk neo (proceeds) yang diperoleh. Meode ini dikenal dengan. a. Payback Periode b. NPV c. IRR d. B/C Raio e. ROI 47. Dalam melakukan analisa kelayakan dengan menggunakan NPV, suau usaha dinyaakan layak jika. a. % NPV > bunga bank d. NPV posiif aau >0

7 b. masa pengembalian invesasi < 1 ahun e. NPV negaif aau <0 c. Benefi / Cos < Krieria yang digunakan pada analisa kelayakan dengan menggunakan B/C Raio adalah bahwa suau usaha dinyaakan layak jika. a. Benefi / Cos < 1 d. NPV posiif aau >0 b. Benefi / Cos > 1 e. NPV negaif aau <0 c. Benefi / Cos =1 49. Unuk menghiung besarnya IRR dapa digunakan rumus. a. PVP IRR DF P ( ) ( DF N DF P) PVP PVN n b b. c IRR K 0 1 (1 i) c. n b 1 (1 i) IRR n c K 0 1 (1 i) Laba Usaha IRR x100 Toal Hara d. % Capial Oulays e. IRR 1 ahun Proceeds 50. Suau usaha membuuhkan invesasi sebesar Rp ,-. Aliran kas masuk (proceeds) diperkirakan Rp per ahun selama 6 ahun (sesuai jangka waku pengembalian kredi yaiu selama 6 ahun), maka besarnya Payback periodenya adalah. a. 2 ahun b. 3 ahun c. 4 ahun d. 5 ahun e. 6 ahun 51. Apabila dikeahui oal hara yang dimiliki Rp ,- dan laba usaha yang diperoleh selama 1 ahun Rp ,-, maka besarnya ROI adalah a. 5% b. 10% c. 100% d. 200% e % 52. Dokumen erulis yang disiapkan oleh pelaku bisnis yang menggambarkan semua unsur yang relevan baik inernal maupun eksernal mengenai bisnis aau proyek baru adalah. a. proposal usaha c. fisibilias sudi e. analisa kelayakan b. program kerja d. rencana induk 53. Kegunaan business plan anara lain. 1. Merumuskan ujuan bisnis 2. Menjaga bisnis eap pada jalur yg direncanakan 3. Pedoman unuk memperajam rencana-rencana yang diharapkan 4. Ala unuk mencari dana dari pihak keiga 54. Dalam mempelajari business plan, biasanya para calon invesor idak akan membaca secara keseluruhan isi dari business plan eapi hanya bagian erenu saja dan jika erarik baru mempelajari seluruhnya. Bagian dari business plan yang biasanya dipelajari diawal ersebu adalah. a. execuive summary c. produc summary e. Finance b. company summary d. marke analysis 55. Pada bagian produc summary harus menekankan keunggulan kompeiif yang memungkinkan perusahaan mendapakan keunungan yang lebih besar dari para pesaing. Karenanya harus mulai dipikirkan bagaimana produk aau jasa ersebu dapa menawarkan keunggulan kompeiif dalam jangka panjang. Keunggulan kompeiif melipui. 1. Keunggulan biaya. 2. Tiik lemah produk 3. Keunggulan kecepaan 4. Perbedaan produk 56. Bagian rencana pemasaran dan penjualan dari suau business plan akan menggambarkan hasil dari analisa pasar dijalankan yaiu menyangku bagaimana mengimplemenasikan rencana pemasaran unuk mencapai

8 hasil penjualan yang diharapkan. Rencana pemasaran dan penjualan yang lengkap dan meyakinkan melipui sraegi beriku. 1. Peneapan harga 2. Disribusi 3. Promosi 4. Rencana penjualan 57. Tahap-ahap yang harus dilalui dalam penyusunan suau proposal usaha erdiri dari. a. Tahap ide usaha, ahap perumusan konsep usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), ahap pencarian sumber pendanaan. b. Tahap ide usaha, ahap perumusan konsep usaha, ahap pencarian sumber pendanaan, ahap penyusunan rencana usaha (business plan). c. Tahap ide usaha, ahap perumusan konsep usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), dan ahap penyusunan rencana usaha (business plan). d. Tahap ide usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), dan ahap penyusunan rencana usaha (business plan), ahap pencarian sumber pendanaan. e. Tahap perumusan konsep usaha, ahap sudi kelayakan usaha (feasibiliy sudy), dan ahap penyusunan rencana usaha (business plan), ahap pencarian sumber pendanaan. 58. Proposal usaha merupakan ala mulifungsi, dalam hal ini proposal yang baik akan. a. menyediakan blue prin, menjadi peunjuk pelaksanaan dan menyediakan resources b. menjadi peunjuk pelaksanaan dan sarana mengiklankan ide bisnis c. menyediakan blue prin, menjadi peunjuk pelaksanaan dan sarana mengiklankan ide bisnis. d. menjadi peunjuk pelaksanaan dan sarana mengiklankan ide bisnis, sera menyediakan resources e. menyediakan resources 59. Pada bagian financial dalam suau proposal usaha menggambarkan poensi kemampulabaan dari usaha, yang anara lain berupa. 1. asumsi-asumsi 2. proyeksi income saemen 3. analisa kelayakan 4. neraca ahun perama 60. Para invesor akan cepa melakukan invesasi apabila bisnis iu dikelola oleh orang-orang yang brilian karena orang-orang inilah yang naninya akan menenukan bisnis iu akan sukses aau gagal. Oleh karena iu, pada bagian eam manajemen dalam proposal usaha hendaknya mencanumkan a. srukur organisasi, kebijakan dan sraegi b. invesor, srukur organisasi, dan kebijakan c. invesor, srukur organisasi, dan sraegi d. invesor, kebijakan dan sraegi e. invesor dan sraegi ---oo0oo--- GUTE ÜBEN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Sii Nur Fadlilah A 1 ; Thomas Widjaja 2 ABSTRACT Producion planning is an aciviy o make decison

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci