ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
|
|
- Herman Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano 1 Deparemen Kelauan dan Perikanan, Jakara Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan, Insiu Peranian Bogor Dierima Mei 009/ Diseujui 5 November 009 Absrac Developmen of surimi processing in he indusry regions which have huge poenial of raw maerial, can be done hrough aiming a he business feasibiliy exised eiher by modern surimi processing business as weel as semi modern. In general, heaim of his research is o analyze he feasibiliy business of surimi processing eiher by modern surimi processing business or semi modern. Sampling of surimi processing business for modern surimi processing was locaed in Pekalongan, Cenral Java Province and semi modern surimi processing was locaed in Pulau Moro, Riau Island Province. Daa collecion was done by quesionaire and inerview o sakeholders of surimi processing indusry. Mehod of analysis was carried ou by using crieria of financial feasibiliy i.e. Payback Period (PB), Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Profiable Index (PI), Ne B/C, and Break Even Poin (BEP). Resul of research showed ha surimi processing business eiher by modern surimi processing business or semi modern is feasible shown from (1) Value of NPV for PT. A is Rp.,647,400,670 and PT.B is Rp.9,866,797,485 for 10 years, () Value of IRR a surimi business in PT.A is 49.8% and PT.B is 56.11%, (3) PT. A needs years 1 monh and 6 days o reurn he invesmen ha has been invesed in surimi processing, meanwhile PT.B needs 1 year 10 monhs and 6 days, (4) Value of profiabiliy index PT.A is.43 and PT.B is.78, and (5) figure of Ne B/ C Raio PT.A is 1.89, and PT.B has figure of Ne B/C Raio Keywords : financial feasibiliy, surimi produc PENDAHULUAN Indusri surimi merupakan indusri pengolahan yang memiliki peluang besar unuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya perminaan pasar akan surimi baik perminaan dalam negeri maupun luar negeri seperi Jepang dan Uni Eropa.Volume impor dunia surimi pada ahun 005 mencapai on, dengan negara imporir erbesar adalah Uni Eropa yang mencapai on, Jepang on, Rusia on, China on dan USA 1.58 on (FAO 007). Tingginya perminaan dikarenakan surimi merupakan bahan baku yang dapa diolah lebih lanju menjadi berbagai macam produk seperi sosis, bakso, nugge, jelly fish dan produk lainnya. Oleh karena iu, diinjau dari sisi ingka perminaan pasar maka indusri surimi sanga layak unuk dikembangkan baik skala modern maupun semi modern. Kelayakan pembangunan dan pengembangan * Korespondensi : Nazori Djazuli, Deparemen Kelauan dan Perikanan, Jakara nazoryfish@homail.com 10
2 suau indusri ermasuk indusri surimi idak hanya diinjau dari sau aspek, melainkan dari berbagai aspek seperi kelayakan aspek eknis, eknologi, keuangan, lingkungan dan aspek lainnya. Berdasarkan berbagai aspek kelayakan yang harus diperhaikan, salah sau aspek kelayakan yang ergolong pening unuk dianalisis adalah kelayakan finasial Pengolahan surimi modern adalah indusri surimi yang dalam kegiaan pengolahannya elah menggunakan peralaan mekanis yang secara oomais berkelanjuan aau idak erpuus dari awal hingga akhir sera idak memerlukan enaga manusia unuk memindahkan produk dari sau ahap ke ahap lainnya. Adapun pengolahan surimi semi modern adalah indusri surimi yang elah menggunakan peralaan mekanis eapi dalam kegiaan proses belum oomais berkelanjuan, namun erdapa bagian yang erpuus dan masih memerlukan enaga manusia unuk memperlancar kegiaan proses. Analisis kelayakan finansial indusri surimi merupakan suau analisis yang didasarkan pada harga-harga riil dari apa yang sebenarnya erjadi. Hal yang akan dianalisis adalah biaya dan manfaa dari kegiaan pengolahan surimi mulai dari invesasi indusri pengolahan surimi, pembelian bahan baku hingga pada penjualan produk surimi. Selain iu, analisis finansial juga akan memberikan gambaran penilaian kinerja perusahaan sera prospek usaha di masa akan daang. Analisis finansial akan memberikan informasi sejauh mana posisi perusahaan erhadap perubahan yang erjadi di lingkungan indusri. Analisis kelayakan usaha pengolahan surimi dilakukan unuk mendapakan gambaran besarnya invesasi dan biaya yang harus dikeluarkan dalam membangun usaha pengolahan sera besarnya manfaa yang dapa diperoleh oleh sakeholder dari usaha pengolahan surimi ersebu. Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan surimi dilakukan erhadap usaha pengolahan surimi yang sudah ada saa ini, unuk mendapakan gambaran besarnya biaya yang elah dikeluarkan dan dibandingkan dengan besarnya manfaa yang elah diperoleh sera gambaran biaya manfaa di masa akan daang. Berdasarkan hasil analisis finansial ersebu diharapkan dapa dijadikan acuan bagi analisis kelayakan finansial usaha pengolahan surimi di Indonesia. METODE Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan dalam dua ahap. Tahap perama dimulai pada minggu ke- hingga ke-3 bulan Agusus 006 dengan lokasi peneliian adalah usaha pengolahan surimi 103
3 di Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Tahap kedua dimulai pada minggu ke-4 bulan Okober 006 hingga minggu ke-1 bulan November 006 dengan lokasi peneliian adalah usaha pengolahan surimi di Pulau Moro, Provinsi Kepulauan Riau. Lingkup Peneliian Peneliian diawali dengan pengumpulan daa. Daa yang diperoleh selanjunya dianalisis dengan beberapa meode yaiu Payback Period (PP), Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Profiabiliy Index (PI) sera Ne B/C sera Break Even Poin (BEP). Pengumpulan Daa Jenis daa yang dikumpulkan adalah daa primer dan sekunder. Pengumpulan daa primer dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh sakeholder usaha pengolahan surimi yang diserai dengan wawancara. Komponen uama dari kuesioner yang diajukan yakni (1) idenifikasi perusahaan pengolah surimi, () idenifikasi bahan baku surimi yang erdiri dari asal sumber bahan baku dan jenis bahan baku sera besarnya jumlah bahan baku dalam kg per hari, (3) idenifikasi eknologi pengolahan surimi, (4) idenifikasi sumberdaya manusia yang digunakan melipui jumlah enaga kerja dan sisem pembagian kerja yang dierapkan, (5) idenifikasi peralaan dan muu produk surimi, (6) idenifikasi komponen biaya invesasi pengolahan surimi dianaranya biaya bangunan, mesin dan ala, ransporasi, sera sarana pendukung lainnya, (7) idenifikasi komponen biaya produksi dianaranya biaya bahan baku, upah enaga kerja, adminisrasi umum, eksploiasi dan perawaan sera biaya lainnya, (8) idenifikasi pemasaran surimi dan (9) idenifikasi komponen pendapaan harga jual dan jumlah produksi per hari. Daa sekunder diperoleh dari berbagai macam sumber informasi yang erkai dengan usaha pengolahan surimi. Meode Analisis Daa Meode yang digunakan unuk analisis kelayakan ini adalah Payback Period (PP), Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Profiabiliy Index (PI) sera Ne B/C sera Break Even Poin (BEP). 1. Payback Period (PP) Payback Periode (PB) adalah jumlah periode (ahun) yang diperlukan unuk mengembalikan biaya invesasi awal dengan ingka pengembalian erenu. Perhiungannya dilakukan berdasarkan aliran kas, baik ahunan maupun yang merupakan nilai sisa. Unuk 104
4 mendapakan periode pengembalian pada suau ingka pengembalian erenu digunakan model formula beriku: PBP = NPV NPV 1 NPV 1 Keerangan: NPV 1 = Nilai NPV kumulaif negaif NPV = Nilai NPV kumulaif posiif 1 = Tahun umur proyek yang memiliki NPV kumulaif negaif = Tahun umur proyek yang memiliki NPV kumulaif posiif Apabila nilai PB lebih besar dari pada umur proyek, maka proyek ersebu idak layak unuk dilaksanakan, dan sebaliknya proyek ersebu layak unuk dilaksanakan.. Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value adalah perbedaan anara nilai sekarang dari benefi (keunungan) dengan nilai sekarang biaya, yang besarnya dapa dihiung dengan rumus sebagai beriku (Kadariah e al. 1978; Djamin 1993) : NPV = ( B C n 1 (1 i) ) Ko Keerangan: B = Benefi bruo proyek pada ahun ke C = Biaya bruo proyek pada ahun ke- n = Umur ekonomis proyek i = Tingka bunga modal (%) = Periode per ahun K o = Invesasi awal (Iniial Invesmen) Apabila dalam perhiungan NPV diperoleh lebih besar dari nol aau posiif, maka proyek yang bersangkuan diharapkan menghasilkan ingka keunungan, sehingga layak unuk dieruskan. Jika nilai hasil bersih lebih kecil dari nol aau negaif, maka proyek akan memberikan hasil yang lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan aau akan merugi (diolak). 3. Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn dari suau invesasi adalah suau nilai ingka bunga yang menunjukan bahwa nilai sekarang neo (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos invesasi proyek. IRR dapa dihiung dengan rumus sebagai beriku: 105
5 n B (1 i ) 0 B C n 0 (1 i) 0 n = C (1 i ) 0 Keerangan : B = Toal penerimaan pada ahun ke C = Toal biaya pada ahun ke- I = IRR (%) N = Umur ekonomi proyek Jika nilai IRR lebih besar dari ingka suku bunga yang berlaku (IRR>1), maka suau perencanaan proyek dinyaakan layak unuk dilanjukan, dan sebaliknya jika IRR<1, maka proyek diolak. 4. Profiabiliy Index (PI) Pemakaian meode Profiabiliy Index (PI) dilakukan dengan cara menghiung melalui rumus sebagai beriku: 5. Ne B/C PV kas masuk PI PV kas keluar Ne B/C adalah angka perbandingan anara presen value oal bersih dari hasil keunungan bersih erhadap presen value dari biaya bersih. Ne B/C dapa dihiung dengan rumus (Kadarih e al.1978; Djamin 1993) sebagai beriku : Ne B/C = 1 B 1 (1 i) C (1 i) Ko Apabila Ne B/C>1, proyek dinyaakan layak; Ne B/C=1, proyek mencapai iik impas; jika Ne B/C<1, proyek dinyaakan idak layak unuk dilanjukan. 6. Break Even Poin (BEP) Penenuan iik impas dengan eknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapaan sama dengan biaya diambah laba. Penenuan iik impas dengan pendekaan grafis dilakukan dengan cara mencari iik poong anara garis pendapaan 106
6 penjualan dengan garis biaya dalam suau grafik yang disebu grafik impas. Penenuan iik impas dengan eknik persamaan dapa dilakukan dengan dua cara yakni sebagai beriku: a. Laba adalah sama dengan pendapaan penjualan dikurangi dengan biaya aau dapa dinyaakan dalam persamaan beriku: Y = cx bx a Keerangan : Y : Laba a : Biaya eap b : Biaya variabel per sauan c : Harga jual per sauan x : Jumlah produk yang dijual b. Persamaan dinyaakan dalam benuk laporan rugi laba dengan meode variabel cosing, persamaan ersebu berbenuk sebagai beriku: Y = cx bx a Keerangan : Y : Laba bersih a : Biaya eap bx : Biaya variabel cx : Pendapaan penjualan HASIL DAN PEMBAHASAN Asumsi kelayakan finansial Analisis kelayakan finansial pengembangan indusri surimi melalui pemanfaaan by-cach puka udang, dipergunakan beberapa asumsi-asumsi yang berujuan agar pembahasan finansial dapa mendekai kejadian yang sebenarnya yang mungkin akan erjadi di lapangan. Beberapa asumsi yang digunakan adalah sebagai beriku: (1) Biaya invesasi Biaya invesasi unuk usaha pengolahan surimi erdiri aas biaya unuk modal invesasi eap dan modal kerja. Biaya invesasi eap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam benuk pengadaan bangunan, peralaan, mesin sera pengadaan lainnya yang sifanya eap. Modal kerja merupakan biaya yang dikeluarkan unuk operasional pabrik pada 3 (iga) bulan perama. Jumlah oal invesasi di PT A adalah sebesar Rp yang erdiri dari Rp berupa modal invesasi eap dan sebesar Rp merupakan modal kerja. PT. B dalam membangun indusri surimi memiliki invesasi sebesar 107
7 Rp yang erdiri dari modal invesasi eap sebesar Rp dan modal kerja sebesar Rp () Tingka inflasi Angka inflasi yang digunakan adalah sebesar 6 %. Angka ini merupakan angka raaraa inflasi yang erjadi pada saa peneliian dilakukan yakni berkisar anara bulan Okober ahun 006 hingga Mare 007. (3) Harga jual produk surimi Harga jual produk surimi dieapkan berdasarkan kisaran harga surimi yang berlaku di pasar inernasional dan berdasarkan kualias surimi. Muu surimi erbagi menjadi iga jenis muu yakni grade AA dikenal sebagai surimi kelas aas, diikui surimi grade A dan B. Harga jual unuk surimi grade AA adalah berkisar anara Rp Rp , grade A anara Rp Rp dan grade B seharga Rp Rp (4) Harga inpu Harga inpu merupakan harga yang harus dibayarkan menjadi benuk pembiayaan yang melipui pembelian bahan baku sera biaya unuk mendapakan bahan baku ersebu ermasuk biaya unuk memasarkan produk surimi. Bahan baku pembuaan surimi adalah berupa ikan segar yang erdiri dari berbagai jenis ikan erenu. Harga inpu pada PT. A erdiri dari pembelian bahan baku berupa ikan uuh seharga Rp..679/kg, ikan poong seharga Rp /kg dan pembelian biaya pendukung lainnya berupa garam, ripolifosfa dan gula seharga Rp..981/kg. PT. B melakukan pembelian bahan baku ikan seharga Rp..000/kg. Biaya pembelian bahan/inpu ersebu mengalami kenaikan seiap ahun sebesar 6% yang disesuaikan dengan besarnya ingka inflasi yang erjadi. (5) Rencana produksi Produksi yang digunakan adalah produksi yang sesuai dengan kenyaaan aau kemampuan/kapasias produksi dari pabrik. Adapun rencana produksi yang dieapkan adalah sama seiap ahunnya selama 10 ahun sesuai dengan kemampuan/kapasias pabrik, dengan asumsi bahwa selama periode ersebu, idak erjadi perisiwa yang idak dapa diprediksi sebelumnya seperi bencana alam. (6) Penyusuan dan umur ekonomis Perhiungan penyusuan nilai invesasi eap dilakukan dengan menggunakan meode garis lurus yakni persenase penyusuan yang dianggap sama dalam seiap ahunnya pada 108
8 umur ekonomis erenu. Penyusuan invesasi eap pada PT A sebesar Rp / ahun dan PT B sebesar Rp /ahun dengan umur ekonomis selama 10 ahun. (7) Taksiran pajak penghasilan Pajak penghasilan (PPh) yang dikenakan pada PT A dan B adalah sebesar 30 %. Hal ini didasarkan pada Undang-Undang Pokok Perpajakan yang berlaku di Indonesia bahwa pajak penghasilan sebuah lembaga/badan/insansi dihiung sesuai dengan perolehan laba yakni arif (1) laba s/d Rp. 50 jua perama dikenakan pajak 10%, () laba s/d 50 jua kedua dikenakan pajak 15% dan (3) sisa laba di aas Rp. 100 jua dikenakan pajak 30%. (8) Biaya modal (cos of capial) Menghiung kelayakan invesasi aau besarnya biaya modal menggunakan discoun facor adalah sebesar 18% dengan asumsi ingka suku bunga deposio erbesar pada ahun 006. Hal ini didasarkan aas modal yang digunakan unuk oal invesasi adalah modal sendiri anpa adanya pinjaman dari bank. Oleh karena iu, ingka suku bunga deposio menjadi sebuah opporuniy cos bagi penanaman modal di indusri surimi. (9) Perhiungan cash flow Cash flow dilakukan perhiungan selama 10 ahun yaiu dari ahun 007 sampai dengan 016 yang didasarkan pada umur ekonomis usaha pengolahan surimi. Kelayakan finansial indusri surimi saa ini Penilaian kelayakan invesasi usaha surimi PT. A dan B yang selanjunya akan dipergunakan unuk memprediksi kelayakan invesasi usaha surimi di Indonesia adalah menggunakan krieria Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Payback Period (PP), Profiabiliy Index (PI), Ne Benefi Cos (B/C) Raio dan Break Even Poin (BEP). Perhiungan kelayakan invesasi diperoleh melalui daa hasil pengurangan biaya dan manfaa yang imbul karena adanya usaha surimi. (1) Ne Presen Value (NPV) NPV PT A sebesar Rp dan PT B sebesar Rp selama 10 ahun. Nilai NPV ersebu, lebih besar dari nol mengindikasikan bahwa usaha surimi adalah layak dilaksanakan (Tabel 1). () Inernal Rae of Reurn (IRR) Nilai IRR pada usaha surimi di PT.A adalah sebesar 49,8% dan PT.B sebesar 56,11% (Tabel ). 109
9 (3) Payback Periode (PP) PT.A, membuuhkan waku selama ahun 1 bulan 6 hari unuk mengembalikan invesasi yang elah dianamkan pada usaha pengolahan surimi, sedangkan PT. B membuuhkan waku selama 1 ahun 10 bulan 6 hari. (4) Profiabiliy Index (PI) Nilai profiabiliy index PT. A adalah sebesar,43 dan PT. B sebesar,78 merupakan perbandingan anara nilai sekarang dari rencana penerimaan kas bersih di masa yang akan daang dengan nilai sekarang dari invesasi yang elah dilaksanakan. Nilai PI sanga era kaianya dengan nilai NPV yakni menggunakan variabel yang sama. (5) Ne Benefi Cos (B/C) Raio Ne Benefi Cos (B/C) Raio merupakan rasio dari pendapaan dibandingkan dengan biaya yang elah dihiung nilai sekarang. Analisis ini pada dasarnya idak jauh berbeda dengan analisis NPV. Angka Ne B/C Raio PT A. sebesar 1,89, dan PT. B memiliki angka Ne B/C Raio sebesar 1,58. Nilai Ne B/C Raio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa usaha surimi layak unuk dilaksanakan. (6) Break Even Poin (BEP) PT. A harus mencapai penjualan minimal (BEP) sebesar Rp dalam seiap ahunnya unuk memperoleh keunungan seperi yang diinginkan, sedangkan PT. B harus mencapai penjualan minimal Rp Tabel 1. Ne Presen Value (NPV) pada PT. A dan B Selama 10 Tahun Tahun ke Ne Presen Value (NPV) Discoun Facor Presen Value of Cash Flow PT. A PT. B (18%) 0, , , , , , , ,6604 0,546 0,19106 Nilai NPV PT. A PT. B
10 Tabel. Inernal Rae of Reurn (IRR) pada PT. A dan B Selama 10 Tahun Tahun ke- Ne Presen Value (NPV) PT. A PT. B Discoun Facor PT.A PT.B (49,8%) (56,11%) Presen Value of Cash Flow PT. A PT. B Analisis Finansial Proyeksi aliran arus kas membahas perkiraan kas masuk dan keluar. Aliran kas masuk didapakan dari penerimaan operasi dan nilai sisa akiva pada akhir usaha. Arus penerimaan adalah arus kas yang masuk dari suau usaha, unuk usaha pengolahan surimi memiliki arus penerimaan dari hasil penjualan produk surimi dalam berbagai ipe yakni Grade AA, A dan B. Jumlah penerimaan dipengaruhi oleh dua fakor yakni produksi dan harga jual. Arus biaya dibagi aas biaya awal dan biaya operasional. Biaya awal diperhiungkan melipui biaya yang benar-benar dikeluarkan unuk usaha surimi yakni unuk biaya invesasi awal ermasuk didalamnya adalah modal kerja usaha pengolahan surimi selama 3 (iga) bulan perama. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan pada saa beroperasi yang erdiri dari biaya variabel dan eap. Biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi langsung oleh jumlah produksi, sedangkan biaya eap adalah biaya yang besarnya idak erkai langsung dengan jumlah produksi. Biaya variabel dalam usaha pengolahan surimi adalah biaya pembelian bahan baku baik iu ikan uuh maupun ikan poong sera biaya unuk pembelian bahan pendukung lainnya seperi gula, garam dan ripolifosfa. Adapun yang ermasuk biaya eap adalah biaya yang dikeluarkan unuk perawaan peralaan mesin dan bangunan, unuk upah enaga kerja sera biaya adminisrasi dan umum. Penilaian kelayakan invesasi usaha surimi di PT. A dan B yang selanjunya akan dipergunakan unuk memprediksi kelayakan invesasi usaha surimi di Indonesia adalah 111
11 menggunakan krieria Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Payback Period (PP), Profiabiliy Index (PI), Ne Benefi Cos (B/C) Raio dan Break Even Poin (BEP). Perhiungan kelayakan invesasi diperoleh melalui daa hasil pengurangan biaya dan manfaa yang imbul karena adanya usaha surimi. NPV merupakan selisih anara presen value dari invesasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan daang. Selain iu, nilai NPV menunjukkan besarnya pendapaan yang akan diperoleh invesor apabila menanamkan modalnya pada usaha surimi. Nilai NPV PT. A dan PT. B menunjukkan angka yang lebih besar dari nol mengindikasikan bahwa usaha surimi adalah layak dilaksanakan. IRR merupakan cara yang digunakan unuk mencari ingka bunga yang dapa menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa akan daang aau penerimaan kas dengan pengeluaran invesasi awal yang dikeluarkan. Hal ini berari, apabila uang yang diinvesasikan unuk usaha surimi, maka akan mendapakan keunungan sebesar nilai IRR dalam 1 (sau) ahun. Nilai IRR yang diperoleh selanjunya dibandingkan dengan besarnya nilai bunga apabila melakukan invesasi di Bank. Persenase nilai IRR menunjukkan besarnya perolehan keunungan oleh kedua perusahaan apabila dibandingkan dengan bunga invesasi di bank yakni berkisar 18%. Nilai IRR PT. A dan B indusri surimi mengindikasikan bahwa usaha surimi adalah layak. PP merupakan suau periode yang diperlukan unuk menuup kembali pengeluaran invesasi dengan menggunakan aliran kas. PT.A, membuuhkan waku selama ahun 1 bulan 6 hari unuk mengembalikan invesasi yang elah dianamkan pada usaha pengolahan surimi, sedangkan PT. B membuuhkan waku selama 1 ahun 10 bulan 6 hari. PI merupakan perbandingan anara nilai sekarang dari rencana penerimaan kas bersih di masa yang akan daang dengan nilai sekarang dari invesasi yang elah dilaksanakan. Usaha pengolahan surimi yang dilakukan oleh PT. A dan PT. B dapa dikaegorikan mengunungkan karena memiliki nilai PI yang lebih besar dari 1 (sau). Nilai PI sanga era kaianya dengan nilai NPV yakni menggunakan variabel yang sama. Adapun Ne Benefi Cos (B/C) Raio adalah rasio dari pendapaan dibandingkan dengan biaya yang elah dihiung nilai sekarang. Analisis ini pada dasarnya idak jauh berbeda dengan analisis NPV. Demikian pula halnya dengan Angka Ne B/C Raio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa usaha surimi layak unuk dilaksanakan. 11
12 BEP pada dasarnya merupakan suau keadaan dimana seluruh penerimaan yang diperoleh dari usaha pengolahan surimi hanya mampu menuup seluruh pengeluaran aau dengan kaa lain bahwa BEP akan erjadi keadaan dimana oal penerimaan sama dengan oal pengeluaran. Unuk memperoleh keunungan seperi yang diinginkan, maka PT. A harus mencapai penjualan minimal sebesar Rp dalam seiap ahunnya. Sedangkan PT. B harus mencapai penjualan minimal Rp KESIMPULAN DAN SARAN Analisis kelayakan finansial erhadap usaha pengolahan surimi yang sudah ada saa ini yakni PT. A dengan skala usaha semi modern dan PT. B dengan skala usaha modern memberikan gambaran bahwa usaha pengolahan surimi merupakan usaha yang sanga layak unuk dikembangkan. Hal ini erliha dari krieria-krieria kelayakan finansial yakni Ne Presen Value (NPV) yang posiif menggambarkan bahwa besarnya pendapaan yang diperoleh apabila menanamkan invesasi pada usaha pengolahan surimi, Inernal Rae of Reurn (IRR) yang lebih inggi daripada suku bunga bank apabila dibandingkan berinvesasi di bank, Payback Period (PP) yang ergolong cepa sehingga ingka pengembalian invesasi dapa dengan cepa., Profiabiliy Index (PI) yang lebih besar dari sau menggambarkan bahwa nilai invesasi yang dianamkan mengunungkan apabila dibandingkan dengan nilai saa ini, demikian pula dengan Ne Benefi Cos (B/C) Raio. Krieria-krieria kelayakan ersebu harus dapa didukung oleh daya jual yang inggi yakni kemampuan minimal mencapai angka Break Even Poin (BEP). Pengelolaan bahan baku yang berasal dari HTS puka udang unuk pengolahan surimi agar dapa diimplemenasikan, maka disarankan kelayakan finansial dari perusahaan surimi yang sudah ada saa ini, selanjunya dijadikan acuan bagi analisis kelayakan usaha pengolahan surimi di beberapa daerah yang memiliki poensi bahan baku surimi yang cukup banyak dan usaha indusri surimi yang akan mengacu pada kelayakan usaha indusri surimi yang sudah ada, sebaiknya dengan memperimbangkan asumsi-asumsi kelayakan usaha sesuai dengan karakerisik daerah ersebu. DAFTAR PUSTAKA Allison, Kaye J. 005 Perencanaan Sraegis Bagi Organisasi Nirlaba. Terjemahan. Yayasan Obor Indonesia, Jakara. 113
13 Basalamah S, Haming M, Syam S Penilaian Kelayakan Rencana Penanaman Modal, Sebuah Sudi Proyek Bermoif Laba. Yogyakara: Gajah Mada Universiy. David FR Sraegic Managemen: Concep & Cases. 8 h ediion. New Jersey: Preince Hall. (DJPT) Direkora Jenderal Perikanan Tangkap Saisik Perikanan Tangkap Indonesia Direkora Jenderal Perikanan Tangkap. Jakara: Deparemen Kelauan dan Perikanan. (DJPT) Direkora Jenderal Perikanan Tangkap Pencapaian Pembangunan Perikanan Tangkap Tahun Direkora Jenderal Perikanan Tangkap. Jakara: Deparemen Kelauan dan Perikanan. (DJPKP) Direkora Jenderal Peningkaan Kapasias Kelembagaan dan Pemasaran. 00. Pengembangan Pemasaran Hasil Kelauan dan Perikanan. Jakara: Deparemen Kelauan dan Perikanan. Eriyano Ilmu Sisem. Meningkakan Muu dan Efekivias Manajemen. Bogor: IPB Press. (GAPINDO) Gabungan Pengusaha Indonesia Surimi di Asia Tenggara. Edisi XVIII Mei Jakara: Sapa Wigaha. Gaspersz V Perencanaan Saregik unuk Peningkaan Sekor Publik. Jakara: PT Gramedia Pusaka Uama,. Hamel G, Prahaland CK Kompeensi Masa Depan. Terjemahan. PT Binarupa Aksara. Jakara. Hansen DR, Mowen MM Managemen Accouning. 3 h Ediion. Ohio: Inernaional Thompson Publishing. Husnan S Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Edisi Keempa. Yogyakara: BPFE. Inan AH Sraegi pengembangan indusri pengolahan sabu kelapa [esis]. Program Pascasarjana. Bogor: Insiu Peranian Bogor. Inan AH, Sa id GE, Sapono IT Sraegi pengembangan indusri pengolahan sabu kelapa nasional. Jurnal Manajemen dan Agribisnis 1: Mulyadi Akunansi Manajemen, Konsep, Manfaa dan Rekayasa. Yogyakara:STIE YKPN Yogyakara. Siregar H, Hariano, Achsani NA Analisis usaha ani dan skala usaha anaman jarak. Jurnal Agrimedia 11: Siregar M, Sumaryano Analisis daya saing usaha ani kedelai di DAS Branas. Jurnal Agro Ekonomi 1 (1): Swasika DKS Beberapa eknik analisis dalam peneliian dan pengkajian eknologi peranian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Peranian 7: Syam A Analisis kelayakan finansial usaha ani kapas ransgenik di Sulawesi Selaan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknolgi Peranian l 8:
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinci6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI
6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciKAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)
57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat
ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinciKELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT
KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinci20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciLATIHAN SOAL KWU XII
LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya
Lebih terperinci372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK
372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciTuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH
Lebih terperinciANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT
ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciKELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT
KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni
Lebih terperinciSTRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN
STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN The Sraegy For Selecing The Excellen Produc and Financial Analysis of Sesame Agroindusry Luluk Sulisiyo Budi 1, M. Syamsul
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciEconomic Rent Analysis of Timber Estate Log Production in Indonesia
ANALISIS PUNGUTAN RENTE EKONOMI KAYU BULAT HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI INDONESIA Economic Ren Analysis of Timber Esae Log Producion in Indonesia Oleh/By: Transoo Handadhari, Achmad Sumiro, Sofyan P. Warsio
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciKLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)
KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Sistem
8 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Sisem Sisem didefinisikan sebagai seperangka elemen aau sekumpulan eniy yang saling berkaian, yang dirancang dan diorganisir unuk mencapai sau aau beberapa ujuan (Manesch
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas
Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id
Lebih terperinci