KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
|
|
- Ida Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan yang menjadi salah sau penghasil devisa non-migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komodii minyak kelapa sawi dalam perdagangan minyak nabai dunia mendorong pemerinah Indonesia unuk mengembangkan indusri kelapa sawi secara erinegraif (agroindusri). Kabupaen Aceh Uara yang merupakan salah sau daerah poensial unuk pengembangan indusri kelapa sawi dengan luas areal perkebunan ha dan produksi on. Pengembangan indusri kelapa sawi baik perluasan lahan maupun perbaikan produkivias menyebabkan meningkanya oal produksi andan buah segar (TBS) sehingga membuuhkan pabrik pengolahan kelapa sawi (PKS). Berdasarkan luas areal dan oal produksi, Kabupaen Aceh Uara sudah memenuhi syara unuk pembangunan pabrik kelapa, sehingga diperlukan peneliian enang sudi kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawi sebagai referensi layak aau idaknya pembangunan pabrik kelapa sawi unuk dilaksanakan. Tujuan peneliian ini adalah unuk menganalisis kelayakan invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi berdasarkan aspek finansial, sera menganalisis sensiivias kelayakan pabrik kelapa sawi erhadap perubahan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi. Daa yang digunakan merupakan daa primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi langsung sera sudi lieraur. Analisis dilakukan secara kualiaif dan kuaniaif. Analisis kualiaif dilakukan secara deskripif melalui observasi dan sudi lieraur sedangkan analisis kuaniaif dilakukan dengan meode analisis finansial berdasarkan krieria NPV, IRR, B/C Raio, Payback Period sera analisis sensiivias mengunakan indikaor kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen dan penurunan kapasias produksi 10 persen. Hasil peneliian menunjukkan bahwa dari perspekif aspek non-finansial pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) kapasias 30 on TBS/jam di Kabupaen Aceh Uara layak unuk dilaksanakan. Kaa Kunci: Finansial, invesasi, NPV, IRR, B/C, Payback Period I. PENDAHULUAN Pengembangan indusri kelapa sawi idak erlepas dari adanya kebijakan pemerinah yang memberikan berbagai insenif, seperi program revialisasi perkebunan yang dilaksanakan oleh Direkora Jenderal Perkebunan Deparemen Peranian. Diliha dari geografis pengembangannnya, rencana pengembangan indusri kelapa sawidi Indonesia sebagian besar berada di wilayah Sumaera, Kalimaan, Sulawesi dan Papua. Namun hingga saa ini Sumaera menjadi senra uama pengembangan kelapa sawi di Indonesia. Aceh Uara yang merupakan salah sau Kabupaen di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki poensi yang sanga besar unuk pengembangan kelapa sawi di Indonesia baik dari segi luas areal maupun produksi. Pada ahun 2006 luas anaman kelapa sawi elah mencapai ha dan oal produksi on yang erdiri dari perkebunan rakya ha dengan produksi sejumlah on dan perkebunan besar seluas ha dengan produksi sejumlah on dan diperkirakan akan erus meningka dimasa yang akan daang. Kelapa sawi sebagai penghasil minyak kelapa sawi (Crude palm oil) dan ini kelapa sawi (Kernel Palm Oil) merupakan salah sau primadona anaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perminaan dan harga produk CPO di pasar dunia meningka pesa dalam beberapa dekade erakhir ini, seiring dengan LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
2 kemajuan ilmu pengeahuan dan inovasi erhadap produk-produk urunan dari kelapa sawi yang dapa digunakan sebagai bahan baku beberapa sekor indusri lain (indusri hilir). Berkembangnya indusri hilir (downsream indusry), dan cerahnya prospek komodii minyak kelapa sawi dalam perdagangan minyak nabai dunia mendorong pemerinah Indonesia unuk mengembangkan indusri kelapa sawi secara erinegraif (agroindusri). Pengembangan indusri kelapa sawi secara erinegraif dengan cara mensinergikan berbagai poensi yang ada dilakukan unuk dapa mencipakan added value bagi produk-produk yang berbasiskan kelapa sawi. Selain iu, Pengembangan indusri kelapa sawi secara erinegraif akan mendorong perumbuhan pembangunan, ercipanya lapangan pekerjaan baru, penurunan angka pengangguran dan kemiskinan sera mempercepa proses alih ehnologi kepada masyaraka (peani). Peningkaan produksi dan perluasan areal perkebunan kelapa sawi yang erus meningka idak dibarengi dengan pembangunan pabrik kelapa sawi di sekiar areal perkebunan. Berdasarkan Dinas perkebunan Nanggroe Aceh Darussalam, saa ini di Kabupaen Aceh Uara hanya erdapa sau pabrik kelapa sawi yang merupakan milik PT. Perkebunan Nusanara I yang berkapasias produksi 45 on TBS per jam, dengan kapasias pengolahan 80% dari kapasias erpasang sehingga hanya mampu mengolah andan buah segar (TBS) milik perkebunan sendiri menjadi crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO). Invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) kapasias 30 on TBS per jam di Kabupaen Aceh Uara selain memberikan manfaa juga menimbulkan biaya dan resiko. Hal ini menunu perlunya perencanaan yang epa dan objekif unuk menganalisis manfaa dan resiko aas kegiaan invesasi ersebu. Salah sau analisis yang diperlukan adalah sudi kelayakan invesasi. Analisis ini dilakukan unuk meliha layak aau idaknya invesasi dilakukan berdasarkan aspek aspek yang dikaji sehingga dapa memberikan gambaran epa kepada para invesor yang bermina dalam mengambil kepuusan unuk berinvesasi di Kabupaen Aceh Uara. Dengan adanya pembangunan pabrik kelapa sawi, akan mencipakan kawasan ekonomi baru dengan umbuhnya sekor formal dan informal seperi sekolah, pasar, sarana kesehaan, ranporasi dan elekomunikasi. Hal ini enu saja akan menimbulkan dampak yang lebih baik bagi kehidupan sosial ekonomi masyaraka, pemerinah daerah, dan pihak pihak lain yang erkai secara langsung maupun idak langsung dalam kegiaan perekonomian di Kabupaen Aceh Uara. II. METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Kabupaen Aceh Uara Propinsi Aceh. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dikarenakan Kabupaen Aceh Uara merupakan salah sau wilayah poensial dari segi luas areal dan jumlah produksi unuk pengembangan indusri kelapa sawi. Waku pengambilan daa dimulai dari bulan Agusus sampai dengan Sepember Kabupaen Aceh Uara hingga ahun 2006 memiliki 850 desa dan 2 kelurahan, yang erbagi ke dalam 56 buah mukim. Sebanyak 780 buah desa berada di kawasan daaran dan 72 desa di kawasan berbuki. Desa yang erleak di daerah berbuki dijumpai di 12 kecamaan. Yang paling banyak desanya di kawasan perbukian adalah di Kecamaan Sawang, Syamalira Bayu, Nisam, Kua Makmur, dan Muara Bau. Di samping iu, erdapa 40 buah desa yang berada di kawasan pesisir Jenis dan Sumber Daa Daa dan informasi dikumpulkan unuk keperluan analisis aspek-aspek yang berkaian dengan proses pembangunan LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
3 pabrik kelapa sawi. Daa yang dikumpulkan melipui daa primer dan daa sekunder. Daa primer diperoleh langsung melalui observasi di daerah peneliian. Daa sekunder diperoleh dari informasi dan daa yang elah ada, penelusuran melalui inerne, buku, jurnal, balai peneliian, insansi-insansi pemerinah, dan lieraurlieraur yang berkaian dengan peneliian Meode Analisis Analisis yang dilakukan dalam peneliian ini adalah analisis kualiaif dan kuaniaif. Analisis kualiaif dilakukan unuk memperoleh gambaran enang aspekaspek kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) yang dilakukan di Kabupaen Aceh Uara yang melipui aspek eknis, aspek pasar, aspek insiusionalorganisasi-manajerial, aspek sosial, dan aspek finansial. Daa kuaniaif yang diperoleh diolah dengan menggunakan Sofware Microsof Excel dan kalkulaor kemudian diampilkan dalam benuk abulasi unuk memudahkan pembacaan dan inerpreasi secara deskripif. Analisis kuaniaif melipui analisis finansial pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) dengan menggunakan krieria-krieria kelayakan invesasi yaiu; Ne presen Value (NPV), Inernal Rae Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), Payback Period dan analisis sesiivias Krieria Kelayakan Invesasi Ne Presen Value (NPV) NPV suau proyek adalah manfaa bersih yang diperoleh selama umur proyek. Di dapa dari selisih anara oal PV (Presen Value) manfaa dan biaya pada seiap ahun kegiaan usaha dimasa yang akan daang. Krieria dan kepuusan dalam analisis ini adalah layak jika NPV > 0 sedangkan bila NPV < 0, usaha ersebu idak layak unuk di usahakan (Kadariah, 1978). Rumus yang digunakan adalah sebagai beriku: NPV n 1 1 B C i Keerangan: B = Manfaa pada ahun C = Biaya pada ahun I = Tingka suku bunga N = Umur ekonomis proyek = Waku Inernal Rae Reurn (IRR) Inernal Rae Reurn (IRR) adalah ingka pengembalian inernal selama umur proyek. IRR merupakan discoun rae yang menjadikan manfaa bersih sekarang sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar aau sama dengan discoun rae yang elah dienukan, maka usaha layak dilaksanakan sedangkan jika IRR lebih kecil dari discoun rae yang elah dienukan, maka usaha idak layak unuk dilaksanakan (Kadariah, 1978). Rumus yang digunakan adalah sebagai beriku: IRR i NPV 1`` 1 i2 i1 NPV1 NPV 2 Keerangan : i 1 = Discoun rae yang menghasilkan NPV posiif i 2 = Discoun rae yang menghasilkan NPV negaif NPV 1 = NPV yang bernilai posiif NPV 2 = NPV yang bernilai negaif Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Ne B/C merupakan perbandingan anara NPV oal dari manfaa bersih erhadap oal dari biaya bersih (Kadariah, 1978). Meode ini diguna unuk meliha berapa besar maanfaa bersih yang dapa dierima suau proyek unuk seiap invesasi yang dikeluarkan. Bila Ne B/C lebih besar sama dengan 1 usaha dianggap layak unuk dilaksanakan dan jika B/C kurang dari 1 maka usaha idak layak unuk dilaksanakan. LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
4 Rumus yang digunakan adalah sebagai beriku : NeB / C n 0 n 0 B C 1 i C B 1 i ; B ; B C C 0 0 Dimana, B = oal penerimaan pada ahun ke- C = oal biaya pada ahun ke- i = ingka diskono yang berlaku N = umur ekonomi proyek Payback Period Payback Period merupakan salah sau meode dalam menilai kelayakan suau invesasi, yang digunakan unuk mengukur periode pengembalian modal. Dasar yang digunakan unuk perhiungan adalah aliran kas (Ne Cashflow). Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai ari semakin cepa ingka pengembalian invesasinya, maka usaha ersebu semakin baik unuk dilaksanakan (Kasmir, 2003). Payback period (PP) dapa dirumuskan sebagai beriku: Nilai Invesasi PP Laba Bersih Raa Raa Analisis Sensiivias Daerah Aceh Uara memiliki poensi besar di bidang perkebunan dan kehuanan. Perkebunan di daerah Aceh Uara menghasilkan kelapa sawi sebagai komodii unggulan. Sedangkan kare, kelapa, kelapa hybrida, kakao dan pinang sebagai komodii andalan. Selain yang disebukan ersebu, daerah Aceh Uara juga menghasilkan komodii lain seperi kopi, cengkeh, pala, lada, kapuk/ randu, kemiri, sagu, aren, nilam, ebu, kunyi sera jahe. Perkembangan pembangunan perkebunan di Aceh Uara unuk saa ini dari luas wilayah poensial yang ada, masih sanga kecil yang dimanfaakan. Unuk komodii unggulan (kelapa sawi), unuk ahun 2007 lahan yang dikembangkan baru 940 Ha, memiliki cadangan areal seluas Ha. Sedangkan unuk komodii andalan juga masih memiliki areal yang belum dikembangkan yaiu kelapa memiliki cadangan areal seluas Ha, kare seluas Ha, kelapa hybrida luas areal cadangannya seluas 250 Ha, kakao luas areal cadangannya Ha dan areal pinang yang belum dimamfaakan seluas Ha.2. Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha dampak yang diimbulkan dari perubahan-perubahan kondisi di luar jangkauan asumsi yang elah dibua pada saa perencanaan. Pada peneliian ini analisis sensiivias dilakukan dengan pendekaan perubahan akiba kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi sebesar 10 persen. Penenuan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen merujuk pada daa inflasi raa-raa Indonesia dalam sau dekade erakhir yang idak lebih dari 10 persen per ahun. Sedangkan penenuan penurunan kapasias produksi sebesar 10 persen merupakan ingka oleransi yang dianggap wajar unuk kebuuhan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh fakor-fakor non eknis yang mungkin erjadi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen biaya dalam indusri kelapa sawi di Kabupaen Aceh Uara melipui biaya invesasi dan biaya operasional. Berdasarkan daa, biaya invesasi oal sejumlah Rp yang melipui bangunan pabrik, insalasi mesin, perumahan, gudang, kendaraan, sarana jalan dan penunjang lainnya (Tabel 1). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala unuk memenuhi proses produksi. Biaya operasional hingga ahun ke 15 mencapai Rp /ahun (Tabel 2). Arus penerimaan aau pendapaan dalam analisis kelayakan invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi dengan LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
5 kapasias 30 on TBS per jam, erdiri dari pendapaan hasil penjualan dan nilai sisa. Pendapaan penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk yang erdiri dari CPO dan kernel. Sedangkan nilai sisa diperoleh dari nilai barang modal (asse) yang ersisa pada saa umur proyek berakhir. Pendapaan penjualan yang merupakan hasil penjualan produk sanga dipengaruhi oleh kemampuan produksi pabrik sera harga penjualan. Produksi CPO dan Kernel yang dihasilkan oleh pabrik erganung dari kapasias olah erpasang pabrik,ingka rendemen CPO, rendemen Kernel dan pasokan bahan baku TBS ke pabrik. Kemampuan pasokan bahan baku TBS ke pabrik per hari ini kemudian Tabel 1. Rekapiulasi Biaya Invesasi Pabrik Kelapa Sawi dijadikan dasar penenuan olok ukur pengoperasian pabrik per hari. Berdasarkan hasil analisis, nilai penerimaan dan produksi hingga ahun ke 15 mencapai Rp dengan nilai laba bersih Rp Kelayakan Invesasi Krieria yang digunakan secara umum unuk dianalisis dalam pengambilan kepuusan penilaian invesasi adalah: Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) dan Payback period (PP). No Uraian Jumlah Umur Teknis Nilai (Rp.000) 1 Pabrik 1 Uni 15 ahun Kendaraan 18 Uni 10 Tahun Perumahan+Mess+G udang 19 Uni 20 ahun Jalan 3,5 KM 10 ahun Toal Invesasi Visik ) Ne Presen Value (NPV) Ne presen value merupakan selisih anara manfaa bersih yang diperoleh dengan biaya yang dipergunakan dalam proyek, dihiung dengan menggunakan discoun rae 7. Discoun rae ersebu merupakan cos of capial sebagai opporuniy cos dari suau invesasi berdasarkan skenario yang digunakan. Tabel 2. Biaya Operasional Pabrik Kelapa Sawi (Rp.000) Hasil analisis menunjukkan NPV bernilai posiif pada discoun rae 7 persen sebesar Rp selama 15 ahun. Nilai NPV posiif merupakan indikasi bahwa rencana invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi layak unuk dilaksanakan karena hasil yang diperoleh lebih besar dari nol. Uraian Tahun s/d 15 Gaji Karyawan dan Saff B.Adm dan Kanor Pembelian Tbs B.Pemeliharaan pabrik B.Pemeliharaan asse lainnya B.B.Pembanu Proses Produksi Asuransi Toal LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
6 2) Inernal Rae of Reurn (IRR) Analisis Inernal Rae of reurn dengan discoun rae 7 persen digunakan unuk mengevaluasi kemampuan proyek dalam menghasilkan keunungan yang dikaikan dengan nilai waku uang. Nilai IRR mencerminkan besarnya discoun rae yang apabila digunakan unuk mendiskonokan seluruh kas masuk akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan jumlah invesasi proyek. Hasil analisis menunjukkan nilai IRR 22,34. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pembangunan pabrik kelapa sawi mampu menghasilkan opporuniy cos yang lebih besar daripada cos of capial yang diinginkan. 3) Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Ne benefi cos Raio dilakukan unuk mengukur berapa besar manfaa yang dapa dierima dari seiap invesasi yang dikeluarkan. Hasil analisis rencana pembangunan pabrik kelapa sawi menghasilkan nilai B/C Raio 2,30. Arinya keunungan yang dihasilkan dari proyek ini sehingga layak unuk dilaksanakan. 4) Payback Period (PP) Analisis payback period dilakukan berujuan unuk mengeahui jangka waku pengembalian invesasi. Hasil analisis proyek pembangunan pabrik kelapa sawi ini akan mencapai iik pengembalian pada saa proyek berumur 3 ahun 8. Bila di injau dari umur proyek pabrik kelapa sawi yang mencapai 15 ahun, maka pembangunan pabrik memungkinkan dan layak unuk dilaksanakan karena jangka waku pengembalian invesasi lebih kecil dari umur proyek. 5) Analisis Sensiivias Analisis sensiivias digunakan unuk meliha ingka kepekaan pabrik kelapa sawi erhadap perubahan kondisi diluar jangkauan asumsi yang elah dibua pada saa perencanaan. Analisis ini dilakukan dan diarahkan pada dua indikaor yaiu bila erjadi kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi sebesar 10 persen. Peneapan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen merujuk pada daa inflasi raa-raa ahunan di Indonesia dalam sau dekade erakhir yang idak pernah melebihi dari 10 persen. Sedangkan penurunan kapasias produksi 10 persen merupakan ingka oleransi yang dianggap wajar aas penurunan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh fakor-fakor noneknis yang mungkin erjadi di lapangan. Kajian analisis sensiivias dapa dilakukan dengan dua hal: memanau kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi. Berdasarkan hasil analisis sensiivias yang dilakukan bila erjadi kenaikan biaya produksi 10%, pembangunan pabrik kelapa sawi memungkinkan dan layak unuk dilaksanakan. Dari hasil analisis ini dapa arikan bahwa dengan ingka oleransi kenaikan biaya produksi 10 persen kegiaan operasional pabrik masih mampu memberikan manfaa. Nilai NPV, IRR, B/C dan PP dengan asumsi ini beruru-uru sebesar: ; 21,47; 2,21; dan 4 ahun 1 bulan. Demikian juga jika diasumsikan erjadi penurunan kapasias produksi 10%, pembangunan pabrik kelapa sawi masih memungkinkan dan layak unuk dilaksanakan. Nilai NPV, IRR, B/C dan PP dengan asumsi ini beruru-uru sebesar: ; 19,52; 2,03; dan 4 ahun 3 bulan. IV. KESIMPULAN Secara finansial, dengan discoun facor 7 %, kegiaan invesasi pabrik kelapa sawi (PKS) kapasias 30 on TBS per jam layak unuk dilaksanakan diinjau dari semua krieria invesasi yang digunakan. Nilai NPV sebesar Rp ; IRR sebesar 22,34; Ne B/C sebesar 2,30; dan Payback Period selama 3 ahun 8 bulan. Toal keseluruhan invesasi yang dibuuhkan adalah sebesar Rp LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
7 DAFTAR PUSTAKA Deparemen Perindusrian Pusa Daa dan Informasi. Deparemen Perindusrian,Jakara. Direkora Jenderal Perkebunan Indonesia Basis Daa Saisik Indonesia. Deparemen peranian Indonesia, Jakara. Dinas Perkebunan Kabupaen Aceh Uara Aceh dalam Angka, Nanggroe Aceh Darussalam. Giinger,J.P Analisa Ekonomi Proyek-proyek Peranian. U-Press, Jakara. Harahap, E Prospek Pembangunan Pabrik mini CPO Unuk Meningkakan Ekonomi Lokal di Koa Dumai Provinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana Insiu Peranian Bogor. Bogor Haropo Analisis Kelayakan Finansial Pabrik Kelapa Sawi Mini (Sudi Kasus ; Pabrik Kelapa Sawi Aek Pancur, Tanjung Merawa, Medan, Sumara Uara). Sripsi. Program Sudi Ekonomi Peranian dan Sumberdaya. Fakulas Peranian. Insiu Peranian Bogor. Bogor. Ilyas, Z Program Pengembangan Agroindusri Pengolahan Minyak Kelapa Sawi Dalam Menunjang Perekonomian Koa Dumai Provinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana Insiu Peranian Bogor. Bogor. Kadariah, Lien. K dan Clive, G Penganar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbi Fakulas Ekonomi. Universias Indonesia, Jakara. Kasmir, dan Jakfar Sudi Kelayakan Bisnis. Prenada Media, Jakara. Lubis, H. A. U Kelapa Sawi Indonesia. Pusa Peneliian Perkebunan Mariha, Sumara Uara. Noviyani Analisis Kelayakan Invesasi Pengusahaan Tapioka (Sudi Kasus Pengrajin Tapioka Uhan di Desa Cipambuan, Kecamaan Babakan Madang, Kabupaen Bogor). Skripsi. Program Sudi Manajemen Agribisnis. Fakulas Peranian. Insiu Peranian Bogor. Bogor. Nugroho, Y Kelayakan Usaha Pembibian Pre-nursery Kelapa Sawi (Elaeis guneensis Jacq.) pada PT. Socfin Indonesia (Socfindo) Medan, Sumara Uara. Skripsi. Program Sudi Manajemen Agribisnis. Fakulas Peranian. Insiu Peranian Bogor. Bogor. Pusa Peneliian Kelapa Sawi.2002.Tinjauan Ekonomi Indusri Kelapa Sawi. Indonesian Oil Palm Researh Insiue (IOPRI). Medan. Sumara Uara. Rangkui, F Teknik Membua Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. PT. Gramedia Pusaka Uama. Jakara Suojo, S. dan Kleinseuber, F Financial managemen For Nonfinancial Execuives. PT. Damar Mulia Pusaka. Jakara. Siregar, I. M Manajemen Pabrik Kelapa Sawi, Hal Dalam Mangoensoekarjo, S. dan Semangun, H. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawi, Gadjah Mada Universiy Press. Yogjakara. Umar, H Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. PT. Gramedia Pusaka Uama. Jakara. LENTERA : Vol.12, No.1, Mare
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinci372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK
372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry
Lebih terperinciKELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT
KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciTuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni
Lebih terperinciKELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT
KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pusaka Menginga minyak sawi adalah minyak nabai yang digunakan sebagai bahan menah unuk memproduksi minyak
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat
ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT
ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinci20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan
.. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciKAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)
57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran
Lebih terperinciSTRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN
STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN The Sraegy For Selecing The Excellen Produc and Financial Analysis of Sesame Agroindusry Luluk Sulisiyo Budi 1, M. Syamsul
Lebih terperinciDAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT
DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciPENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ
PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciPROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA
PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciMODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI
MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI Pande N. Sari Saraswai 1, I G. B. Sila Dharma 2, I Gs. Keu Sudipa 2 Absrak : Pengangkuan sampah di Koa Bangli saa ini menggunakan pola individual langsung (door
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinci