ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of his research is o find ou he financial performance of food and beverages companies which are lised in Indonesia Sock Exchange by using profiabiliy, solvabiliy raio analysis, and EVA concep. Three companies which have been seleced as he research objec are PT.Cahaya Kalbar Tbk, PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk, and PT.Sekar Lau Tbk during he years of The mehod in his research uses qualiaive research mehod since i does no es any hypohesis; he research is carried ou by analyzing financial saemens. Based on he resul of research which has been carried ou by using profiabiliy and solvabiliy raio analysis show ha he financial performance of hese hree companies are well. Neverheless his calculaion is no similar o he calculaion resul of EVA which shows ha PT Cahaya Kalbar Tbk, and PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, do no always have posiive EVA value, while he EVA value of PT Sekar Lau Tbk end o be negaive. I can be concluded from he above discussion ha by performing EVA and financial raio analysis can be used as one of he foundaions o make eiher he invesmen decision or financing boh o poenial invesors and crediors. Keywords: Financial Performance, Profiabiliy Raio, Solvabiliy Raio, and EVA Concep ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk mengeahui kinerja keuangan perusahaan food and beverages yang erdafar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan analisis rasio Profiabilias, Solvabilias, dan konsep EVA. Pada peneliian ini diambil iga obyek perusahaan anara lain PT.Cahaya Kalbar Tbk, PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT.Sekar Lau Tbk selama periode ahun Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode peneliian kualiaif karena idak menguji hipoesis, eapi dengan cara menganalisis laporan keuangan. Berdasarkan hasil peneliian menggunakan analisis rasio profiabilias dan solvabilias menunjukkan kinerja keuangan keiga perusahaan yang baik. Namun perhiungan ini idak sama dengan hasil perhiungan EVA yang menunjukkan bahwa PT.Cahaya Kalbar Tbk dan PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk memiliki nilai EVA yang selalu posiif, sedangkan pada PT.Sekar Lau Tbk, EVA cenderung memiliki nilai yang negaif. Dari pembahasan diaas dapa disimpulkan bahwa dengan melakukan analisis rasio keuangan dan EVA dapa dijadikan sebagai salah sau dasar pengambilan kepuusan invesasi maupun kredi bagi para calon invesor dan calon krediur. Kaa kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Profiabilias, Rasio Solvabilias, dan Konsep EVA PENDAHULUAN Invesasi merupakan suau komimen aas sejumlah dana/sumber daya lainnya yang dilakukan pada saa ini, dengan ujuan memperoleh sejumlah keunungan dimasa daang. Sebelum pengambilan kepuusan invesasi, invesor perlu mengadakan penilaian erhadap perusahaan melalui laporan keuangan. Salah sau aspek yang dinilai oleh invesor adalah kinerja keuangan. Kinerja yang baik akan dapa membanu manajemen dalam pencapaian

2 ujuan perusahaan. Semakin inggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di maa invesor. Dalam menilai kinerja suau perusahaan, enunya diperlukan informasi yang relevan dan penenuan ala ukur kinerja perusahaan yang epa. Laporan keuangan merupakan suau dasar pengukuran kinerja perusahaan. Dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan akan diperoleh informasi yang benar dan lengkap aas kinerja perusahaan bagi para pemegang saham aau penyandang dana. Pemilik aau pemegang saham menggunakan laporan keuangan unuk meliha hasil yang dianamkan kepada perusahaan yang bersangkuan dan unuk membua perbandingan dengan perusahaan lain yang berkaian dengan ingka kesuburan perusahaan. Ala analisis yang sering digunakan unuk mengeahui kinerja keuangan suau perusahaan yaiu dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Meode ini mengungkapkan secara maemaik perbandingan anara sau pos dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan. Analisis rasio yang sering digunakan unuk menilai kinerja keuangan selama ini erdiri aas rasio likuidias, rasio akivias, rasio solvabilias dan rasio profiabilias. Namun, analisis rasio mempunyai kelemahan yaiu mengabaikan unsur biaya modal. Sehingga para ahli mengembangkan meode lain sebagai alernaif agar dapa menunjukkan seluruh komponen harapan keunungan yang erukur dalam biaya modal. Ala pengukur kinerja yang dimaksud adalah EVA (Economic Value Added). EVA mampu menuupi kelemahan dari analisis rasio keuangan sehingga kedua ala pengukur kinerja ersebu dapa saling membanu dan melengkapi dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Konsep Economic Value Added merupakan suau eknik baru dalam menilai kinerja perusahaan yang dipandang sanga cocok unuk menilai kinerja operasional ekonomis suau perusahaan dan sekaligus menjawab keinginan para eksekuif dalam menyajikan ukuran secara adil dalam memperimbangkan harapan-harapan penyandang dana yaiu kredior dan pemegang saham. Cara perhiungan berdasarkan model EVA mulai muncul pada 1993, yang dipopulerkan perama kali oleh sebuah perusahaan konsulan di AS yaiu Sern Seward Managemen Services (SSMS). Dengan konsep ini akan dikeahui berapa sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pemakaian modal usaha. Tujuan dari penilaian kinerja ini adalah unuk memaksimalkan nilai perusahaan aau kemakmuran para pemegang saham perusahaan. Penggunaan EVA dapa membua perusahaan lebih memfokuskan perhaian ke upaya pencipaan nilai perusahaan yang dapa memberikan informasi mengenai ingka pengembalian modal yang di invesasikan di masa mendaang. Berdasarkan laar belakang yang elah di bahas di aas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan dielii adalah sebagai beriku : (1) Bagaimana menilai kinerja keuangan perusahaan food and beverages yang erdafar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio Profiabilias, Solvabilias? (2) Bagaimana menilai kinerja keuangan perusahaan food and beverages yang erdafar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan meode EVA? (3) Perusahaan food and beverages mana yang paling baik sebagai empa berinvesasi? Tujuan dalam peneliian ini adalah: (1) Unuk mengeahui kondisi kinerja keuangan masing-masing perusahaan Food and Beverages yang erdafar di Bursa Efek Indonesia, jika diukur dengan Rasio Profiabilias dan rasio Solvabilias, (2) Unuk mengeahui kondisi kinerja keuangan pada perusahaan Food and Beverages yang erdafar di Bursa Efek Indonesia jika diukur dengan Economic Value Added (EVA), (3) Unuk mengeahui perusahaan food and beverages yang paling baik sebagai empa berinvesasi. 2

3 TINJAUAN TEORETIS Laporan keuangan Menuru Hanafi (2003:69), Laporan keuangan merupakan informasi yang dapa dipakai unuk pengambilan kepuusan, mulai dari invesor aau calon invesor sampai dengan manajemen perusahaan iu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profiabilias, resiko, iming aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak berkepeningan. Menuru Munawir (2002:5), laporan keuangan erdiri dari necara dan perhiungan laba-rugi sea laporan perubahan modal. Dimana neraca menunjukkan jumlah akiva, huang dan modal dari suau perusahaan pada anggal erenu, sedangkan perhiungan laba-rugi memperlihakan hasil-hasil yang elah dicapai oleh perusahaan sera biaya yang erjadi selama waku erenu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan aau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Pengerian Laporan Keuangan menuru IAI (2012:1) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya melipui neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapa disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, aau laporan arus dana), caaan dan laporan lain sera maeri penjelasan yang merupakan bagian inegral dari laporan keuangan. Menuru IAI (2012:3) ujuan laporan keuangan unuk ujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangku posisi keuangan suau perusahaan yang bermanfaa bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan kepuusan ekonomi sera menunjukkan kinerja yang elah dilakukan manajemen (sewardship) aau peranggungjawaban manajemen aas sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Kinerja Keuangan Perusahaan Perusahaan sebagai suau organisasi mempunyai ujuan erenu yang menunjukkan apa yang ingin dilakukan dalam memenuhi kepeningan dari anggoanya. Sebagai wujud hasil yang dicapai perusahaan dalam periode waku usaha mereka, selalu berhubungan era dengan kinerja yang dilakukan perusahaan dalam operasionalisasinya. Selalu erjadi hubungan yang posiif anara kinerja perusahaan dengan hasil aau presasi yang dicapai, yaiu apabila kinerja perusahaan baik maka hasil yang diperoleh juga baik, begiu pula sebaliknya apabila kinerja perusahaan buruk maka hasil yang diperoleh juga buruk. Kinerja berasal dari kaa performance, menuru Winarni dan Sugiarso (2005:111), kinerja dapa diarikan sebagai presasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suau periode erenu yang mencerminkan ingka kesehaan dari perusahaan ersebu. Menuru Helfer (1993:52) Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak kepuusan individual yang dibua secara erus menerus oleh manajemen. Selain iu kinerja juga era hubungannya dengan efekifias dan efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam mencapai ujuan yang elah dieapkan sebelumnya. Manfaa Pengukuran Kinerja Perusahaan Ada beberapa manfaa pengukuran kinerja keuangan perusahaan, menuru mulyadi (2001:416) manfaa dari pengukuran kinerja ersebu adalah sebagai beriku: (1) Membanu mengambil kepuusan yang bersangkuan dengan karyawan, seperi : promosi, ransfer, dan pemberiahuan, (2) Mengidenifikasi kebuuhan pelaihan dan pengembangan karyawan unuk menyediakan krieria seleksi dan evaluasi program pelaihan karyawan, (3) Mengelola operasi organisasi secara efekif dan efisien melalui pemoivasian karyawan secara opimum, (4) Menyediakan umpan balik bagi 3

4 4 karyawan mengenai bagaimana aasan mereka menilai kinerja mereka, (5) Menyediakan suau dasar bagi disribusi penghargaan. Analisis Rasio Keuangan Rasio Keuangan sebagai pengukuran kinerja keuangan dalam laporan keuangan perusahaan dapa digunakan sebagai salah sau dasar unuk memprediksi laba bersih dan dividen pada masa yang akan daang. Cara yang digunakan unuk mendukung prediksi ersebu adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis ersebu mengkombinasikan hubungan anara komponen keuangan yang sau dengan komponen keuangan yang lain. Pada umumnya, hubungan ersebu diliha dari rasio anara komponenkomponen keuangan yang sau dengan yang lain. Dalam koneks manajemen keuangan, analisis ersebu dikenal dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio ini berguna unuk membandingkan kinerja perusahaan yang sau dengan perusahaan yang lain aau membandingkan kinerja sau perusahaan pada ahun ini dengan ahun yang lainnya. Menuru Munawir (2002:37), análisis rasio adalah suau meode analisa unuk mengeahui hubungan pos-pos erenu dalam neraca aau laporan laba-rugi secara individua aau kombinasi dari kedua laporan ersebu. Arinya berdasarkan daa-daa yang erdapa dalam laporan keuangan baik dari neraca, laporan laba-rugi, maupun keduaduanya dapa dihiung bermacam-macam jenis rasio yang dapa disuguhkan sebagai pedoman dalam pengambilan kepuusan unuk kelangsungan hidup perusahaan. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan menggunakan eknik lainnya menuru Harahap (2004:298) yaiu : (1) Rasio-rasio merupakan angka-angka aau ikhisar saisik yang lebih mudah dibaca dan diafsirkan, (2) Merupakan penggani yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sanga rinci dan rumi, (3) Mengeahui posisi keuangan di engah indusry, (4) Sanga bermanfaa unuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan kepuusan dan model prediksi (Z-score), (5) Mensandarisir size perusahaan aau mensandarkan kemajuan perusahaan, (6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain aau meliha perkembangan perusahaan secara periodik aau ime series, (7) Lebih mudah meliha rend perusahaan sera melakukan prediksi dimasa yang akan daang. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan Meskipun analisis rasio dapa menghasilkan informasi yang bermanfaa enang operasi dan keuangan perusahaan, eapi mempunyai kelemahan menuru Warsono (200:25) yaiu : (1) Kadang suli unuk mengidenifikasi kaegori indusri dengan perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dalam beberapa bidang usaha. (2) Angka raa-raa indusri yang dierbikan hanya merupakan perkiraan saja dan hanya memberikan panduan umum, karena bukan merupakan hasil peneliian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam indusri maupun sampel yang cocok dari beberapa perusahaan dalam indusry, (3) Rasio keuangan dapa erlalu inggi aau erlalu rendah, (4) Raa-raa indusri mungkin idak memberikan arge rasio aau norma yang diinginkan. Raa-raa indusri hanya dapa memberikan panduan aas posisi keuangan perusahaan raa-raa dalam indusri, (5) Banyak perusahaan mengalami siuasi musiman dalam kegiaan operasinya sehingga pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang ahun saa laporan disiapkan.

5 Rasio Profiabilias Rasio profiabilias merupakan rasio yang berujuan unuk mengeahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode erenu dan juga memberikan gambaran enang ingka efekifias manajemen dalam melaksanakan kegiaan operasinya. Efekifias manajemen disini diliha dari laba yang dihasilkan erhadap penjualan dan invesasi perusahaan. Menuru Syafri (2008:304) Rasio profiabilias merupakan rasio yang meggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapakan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperi kegiaan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya, yang ermasuk rasio ini anara lain : 1. Profi Margin Rasio ini mengukur laba operasi erhadap penjualan. Semakin inggi Profi Margin semakin baik operasi suau perusahaan. Rumus yang digunakan : Profi Margin = Laba operasi x 100 % Penjualan 2. Reurn on Invesmen (ROI) Reurn on Invesmen merupakan perbandingan anara laba operasi dengan oal akiva. Reurn on Invesmen adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keunungan dengan jumlah keseluruhan akiva yang ersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:631) Semakin inggi rasio ini semakin baik keadaan suau perusahaan. Reurn on Invesmen merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dan nilai akiva (Syafri, 2008:63). Rumus yang digunakan : Reurn On Invesmen = Laba Operasi x 100 % Toal Akiva 3. Reurn on Equiy (ROE) Reurn on Equiy merupakan perbandingan anara laba operasi dengan oal ekuias. Reurn on Equiy merupakan suau pengukuran dan penghasil (income) yang ersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) aas modal yang mereka invesasikan didalam perusahaan (Syafri, 2008:305) Reurn on Equiy adalah rasio yang memperlihakan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri (ne worh) secara efekif, mengukur ingka keunungan dari invesasi yang elah dilakukan pemilik modal sendiri aau pemegang saham perusahaan (Sawir, 2009:20). Rumus yang digunakan: Reurn On Equiy = Laba Operasi x 100 % Modal Sendiri Rasio Solvabilias Solvabilias suau perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan unuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Suau perusahaan yang solvable berari bahwa perusahaan ersebu mempunyai akiva aau kekayaan yang cukup unuk membayar semua huang-huangnya begiu pula sebaliknya perusahaan yang idak mempunyai kekayaan yang cukup unuk membayar huang-huangnya disebu perusahaan yang insolvable. Syafri (2008:303) menyaakan bahwa rasio solvabilias adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka 5

6 panjangnya/kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan ersebu dilikuidasi. Yang ermasuk rasio solvabilias anara lain : 1. Deb o Toal Asse Raio (Rasio huang aas akiva) Rasio ini merupakan perbandingan anara oal huang dengan oal akiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana huang dapa diuupi oleh akiva. Menuru Sawir (2008:13) deb raio merupakan rasio memperlihakan proporsi anara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Apabila deb raio semakin kecil maka huang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berari resiko finansial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Rumus yang digunakan: Deb o Asse Raio = Toal Huang x 100 % Toal Akiva 2. Deb o Equiy Raio (Rasio huang aas modal) Rasio huang aas modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapa menuupi huang-huang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari huang. Rasio ini disebu juga rasio leverage. Rasio leverage merupakan rasio unuk mengukur seberapa bagus srukur permodalan perusahaan. Srukur permodalan merupakan pendanaan permanen yang erdiri dari huang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2002:12). Srukur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan aara huang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan iu sendiri (cadangan, laba) aau berasal dari mengambil bagian, pesera, aau pemilik (modal saham, modal persera dan lain-lain).(riyano, 2008:22). Rumus yang digunakan: Deb o Equiy Raio = Toal Huang x 100 % Toal Modal 6 Konsep Economic Value Added (EVA) Pengerian EVA EVA (Economic Value Added) aau di Indonesia dikenal dengan isilah Niami (Nilai Tambah Ekonomis) adalah salah sau ala ukur unuk menilai kinerja keuangan. Menuru Young dan O Byrne (2001:18) EVA merupakan ala komukasi yang efekif baik unuk pencipaan nilai yang dapa dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan unuk menghubungkan dengan pasar modal. Ide dasar dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapa dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. EVA membanu para manajer unuk lebih memahami ujuan keuangan, dan dengan demikian membanu mereka unuk mencapai ujuan. EVA idak memerlukan adanya suau perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam indusri dan idak pula membua suau analisa kecenderungan dengan ahun-ahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada penenuan besarnya cos of capial. Diperhiungkannya biaya modal aas ekuias merupakan keunggulan pendekaan EVA dibanding pendekaan akunansi radisional dalam mengukur kinerja perusahaan. Economic Value Added (EVA) aau disebu juga dengan nilai ambah ekonomis (NITAMI) diarikan sebagai suau konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil memperimbangkan harapan harapan seiap penyedia dana (krediur dan pemegang saham). Deraja keadilannya dinyaakan dengan ukuran erimbang dan srukur modal yang ada (Widayano, 1993:51) Economic Value Added (EVA) adalah keunungan operasi seelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal unuk menghasilkan laba. Laba operasional seelah pajak

7 menggambarkan hasil pencipaan nilai (value) didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapa diarikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam pencipaan nilai ersebu (Seward, 1997:10). Seiap perusahaan enunya menginginkan nilai Economic Value Added (EVA) akan naik erus-menerus, karena Economic Value Added (EVA) adalah olok ukur fundamenal dari ingka pengembalian modal (reurn of capial). Ada beberapa cara unuk meningkakan nilai Economic Value Added (EVA) perusahaan menuru Widayano (1993:32-33) yaiu : (1) Meningkakan keunungan (profi) anpa menambah modal, (2) Mengurangi pemakaian modal, (3) Melakukan invesasi pada proyek proyek dengan ingka pengembalian inggi. EVA adalah sisa laba (residual income, excess earning) seelah penyedia modal memberikan kompensasi sesuai ingka pengembalian (rae of reurn) yang dibuuhkan aau seelah semua biaya kapial yang digunakan unuk menghasilkan laba. Yang dimaksud dengan laba disini adalah Ne Operaing Profi Afer Tax (NOPAT) yaiu laba operasi bersih sesudah pajak. Sedangkan biaya kapial adalah biaya bunga pinjaman dari biaya ekuias yang digunakan unuk menghasilkan NOPAT yang dihiung secara raa-raa erimbang (Weighed Average Cos of Capial = WACC). EVA yang posiif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mencipakan nilai (creae value) bagi pemilik modal, konsisen dengan ujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negaif menandakan nilai perusahaan berkurang sebagai akiba ingka pengembalian yang diunu invesor. Manfaa EVA Manfaa dari penerapan EVA menuru Uama (1997:12), anara lain : (1) Dapa digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada pencipaan nilai (value creaion), (2) Dapa meningkakan kesadaran manajer bahwa ugas mereka adalah unuk memaksimumkan nilai perusahaan sera nilai pemegang saham, (3) Dapa membua para manajer berfikir dan juga berindak seperi halnya pemegang saham yaiu memilih invesasi yang memaksimumkan ingka pengembalian dan meminimumkan ingka biaya modal sehingga nilai perusahaan dapa dimaksimumkan, (4) EVA membua para manajer agar memfokuskan perhaian pada kegiaan yang mencipakan nilai dan memungkinkan mereka unuk mengevaluasi kinerja berdasarkan krieria maksimum nilai perusahaan, (5) EVA sebagai moivaor perusahaan unuk lebih memperhaikan kebijaksanaan srukur modalnya, (6) EVA dapa digunakan sebagai ala unuk mengidenifikasi proyek aau kegiaan yang memberikan pengembalian yang lebih inggi dari pada biaya modal. Keunggulan dan Kelemahan EVA Economic Value Added (EVA) sebagai alernaif pengukuran kinerja perusahaan yang relaif baru memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. menuru Mirza (1997:10) Keunggulan yang dimiliki meode Economic Value Added (EVA) anara lain: (1) Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan ala ukur yang dapa berdiri sendiri idak memerlukan adanya suau perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam sau indusri, dan idak perlu pula membua suau analisis kecenderungan dengan ahun ahun sebelumnya, (2) Konsep Economic Value Added (EVA) adalah pengukur kinerja perusahaan yang meliha segi ekonomis dalam pengukurannya, yaiu dengan memperhaikan harapan harapan pada pemilik modal (krediur dan pemegang saham) secara adil. Dimana deraja keadilannya dinyaakan dalam ukuran erimbang dari srukur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar, bukan nilai buku, (3) Konsep Economic Value Added (EVA) dapa dipakai sebagai olok ukur dalam pemberian bonus bagi karyawan. Disamping iu Economic Value Added (EVA) juga merupakan olok ukur yang epa unuk memenuhi konsep kepuasan sakeholder yakni benuk perhaian perusahaan kepada karyawan, pelanggan 7

8 dan pemberi modal (krediur dan invesor), (4) Walaupun konsep Economic Value Added (EVA) berorienasi pada kinerja operasional akan eapi sanga berpengaruh unuk diperimbangkan dalam penenuan arah sraegis perkembangan porofolio perusahaan. Disamping keunggulan keunggulan yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA) erdapa pula beberapa kelemahan EVA menuru Mirza (1997:68) anara lain : (1) EVA hanya mengukur hasil akhir (resul), konsep ini idak mengukur akivias-akivias penenu seperi loyalias dan ingka reensi konsumen, (2) EVA erlalu berumpu pada keyakinan bahwa invesor sanga mengandalkan pendekaan fundamenal dalam mengkaji dan mengambil kepuusan unuk menjual aau membeli saham-saham erenu, padahal fakor-fakor lain erkadang jusru lebih dominan, (3) Konsep ini erganung pada ransparansi perhiungan EVA secara akura, dalam kenyaaanya seringkali perusahaan kurang ransparan dalam mengemukakan kondisi inernalnya. Langkah-langkah menenukan EVA Langkah-langkah yang dilakukan unuk menenukan EVA sebagai beriku: 1. Menghiung biaya modal uang (Cos of Deb) Menuru Weson dan Brigham (1990:104) biaya modal uang dapa dienukan sebagai beriku: a. Biaya Uang Sebelum Pajak (before ax cos of deb) Biaya uang sebelum pajak (K d) diformulasikan sebagai beriku: Beban Bunga K d x100% Kewajiban Jangka Panjang K d = Biaya uang sebelum pajak b. Biaya Uang Seelah Pajak (afer ax cos deb) Biaya uang seelah pajak (K i) dapa dihiung sebagi beriku: K K (1 T) i d K i = Biaya uang seelah pajak K d = Biaya uang sebelum pajak T = Tarif pajak Unuk mengeahui besarnya arif pajak dapa dihiung dengan cara : T = Beban Pajak Laba sebelum pajak 2. Menghiung biaya modal saham (Cos of Equiy) Menuru Warsono (2002:147). Biaya modal saham dapa dienukan sebagai beriku: K s = R f + β ( R m - R f ) K s = ingka pengembalian saham yang diinginkan invesor R f = ingka pengembalian aas suau akiva bebas risiko β = bea, pengukur risiko sisemais saham R m = ingka pengembalian pasar Adapun rumus perhiungan besarnya bea berdasarkan pendekaan regresi adalah: n xy ( x)( y) β n x 2 x 2 n = Banyaknya periode pengamaan 8

9 x = Tingka hasil pengembalian dari porofolio pasar ( R m ) y = Tingka hasil pengembalian saham individual ( R i ) Unuk mengeahui ingka hasil pengembalian dari porofolio pasar ( R m ) IHSG IHSG 1 Rm IHSG 1 Rm = Tingka hasil pengembalian dari porofolio pasar periode IHSG = Indeks harga saham gabungan periode IHSG = Indeks harga saham gabungan sebelum periode 1 Unuk mengeahui ingka pengembalian saham individual ( R i ) Pi Pi 1 Di Ri Pi 1 Ri = Tingka hasil pengembalian saham I pada periode Pi = Harga saham I pada periode Pi = Harga saham I sebelum periode 1 Di = Deviden pada periode (Widayano, 1993: 53) 3. Menghiung srukur permodalan dari neraca. Srukur modal biasanya erdiri dari uang dan ekuias, sehingga dicari: Komposisi uang = rasio uang erhadap jumlah modal Komposisi modal = rasio modal saham erhadap jumlah modal 4. Menghiung biaya modal raa-raa erimbang (Weigh Average Cos of Capial) Menuru Young dan O Bryne (2001: 149) rumus biaya modal raa-raa erimbang dapa dihiung sebagai beriku: Uang Ekuias WACC = (Bi Uang)(1- T) Bi Ekuias Pembiayaan Toal Pembiayaan Toal Adapun rumus lain yang digunakan unuk menghiung WACC menuru Weson and Brigham (1994:116) adalah : WACC = Wd. Kd (1 T) + Ws. Ks Wd = Bobo dari huang Kd = Tingka biaya modal huang sebelum pajak T = Tingka pajak yang berlaku Ws = Bobo dari saham biasa Ks = Tingka biaya modal saham biasa 5. Menghiung EVA Menuru Young dan O Bryne (2001:32), EVA dihiung sebagai beriku: EVA = NOPAT Biaya Modal EVA = Economic Value Added (Nilai Tambah Ekonomis) NOPAT = Ne Operaing Afer Taxes (Laba Operasi Seelah Pajak) Biaya Modal = WACC x Toal Modal 9

10 Tolok Ukur Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan keenuan: (1) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapa dikaakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak mendapa bonus, krediur eap mendapa bunga dan pemilik saham bisa mendapakan pengembalian yang sama aau lebih dari yang dianam, (2) Jika EVA = 0, maka secara ekonomis impas karena semua laba digunakan unuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik krediur maupun pemegang saham, sehingga karyawan idak mendapa bonus hanya gaji, (3) Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan perusahaan ersebu dikaakan idak seha, karena perusahaan idak bisa memberikan nilai ambah. Dalam hal ini karyawan idak bisa mendapakan bonus hanya saja krediur eap mendapa bunga dan pemilik saham idak mendapa pengembalian yang sepadan dengan yang dianam. METODE PENELITIAN Jenis Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah peneliian yang bersifa sudi kasus, yaiu jenis peneliian yang berisikan paparan aau daa yang relevan dari hasil peneliian pada obyek peneliian yang mencoba mengeahui dan memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan. Sedangkan prosedur pemecahan masalah pada peneliian ini menggunakan meode deskripif kualiaif. Tujuannya adalah memberikan gambaran secara mendeail enang laar belakang, sifa-sifa sera karaker-karaker yang khas dari suau kasus, individu, kelompok, insiusi aaupun masyaraka (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:5). Jenis Daa Jenis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa dokumener yaiu jenis daa yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain, yang biasanya dalam benuk publikasi aau jurnal. Sumber Daa Dalam melakukan peneliian ini penulis memperoleh daa dari sumber daa sekunder yaiu neraca dan laporan laba rugi yang dierbikan oleh perusahaan food and beverages yang ercaa di Bursa Efek Indonesia. Daa peneliian ini diperoleh dari inerne dan pojok BEI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya (STIESIA). Obyek Peneliian Obyek peneliian dalam peneliian ini yaiu 3 perusahaan food and beverages yang memiliki skala perusahaan yang sama anara lain PT.Cahaya Kalbar Tbk, PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT.Sekar Lau Tbk. Teknik Pengumpulan Daa Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mmperoleh daa, eknik pengumpulan daa yang digunakan adalah sebagai beriku : (1) Sudi pusaka yaiu Teknik pengumpulan daa yang dilakukan dengan cara mengumpulkan daa enang perusahaan obyek peneliian yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia bukan melalui rise langsung di perusahaan obyek peneliian. (2) Teknik dokumenasi yaiu Teknik pengumpulan daa dengan cara meliha dan mempelajari dokumen-dokumen dan caaan-caaan enang perusahaan Food and Beverages, seperi neraca, laporan laba/rugi dan enang saham. 10

11 Sauan kajian Sauan kajian merupakan sauan erkecil obyek peneliian yang diinginkan penulis sebagai klasifikasi pengumpulan daa. Penulis menenukan sauan kajian yaiu: (1) Laporan Keuangan, Laporan keuangan yang dielii adalah laporan keuangan perusahaan food and beverages anara lain PT.Cahaya Kalbar Tbk, Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT.Sekar Lau Tbk yang erdiri aas laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. (2) Kinerja Keuangan, Kinerja keuangan yang diukur adalah kinerja PT.Cahaya Kalbar Tbk, PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT.Sekar Lau Tbk dengan menggunakan Rasio Profiabilias, Rasio Solvabilias dan Economic Value Added (EVA) Teknik Analisa Daa Seelah proses pengumpulan daa selesai dilakukan, maka ahap berikunya yaiu menganalisis daa. Dalam peneliian ini, analisis daa yang digunakan memakai meode kualiaif. Langkah langkah dalam eknik analisis daa yang digunakan yaiu: (1) Mengumpulkan daa-daa yang diperlukan seperi gambaran umum perusahaan, srukur organisasi perusahaan, laporan keuangan ahunan perusahaan food and beverages yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode dan informasi-informasi lain yang diperlukan unuk mendukung peneliian ini. (2) Menganalisis daa dengan menggunakan rasio profiabilias, rasio solvabilias dan konsep EVA unuk menilai kinerja keuangan perusahaan. (3) Melakukan perbandingan kinerja keuangan anar perusahaan yang sau dengan perusahaan yang lain manakah yang paling baik dianara perusahaan sampel. (4) Membua simpulan kinerja perusahaan mana yang paling baik. (5) Memberikan rekomendasi perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan paling baik sebagai dasar pengambilan kepuusan invesasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam peneliian ini dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan konsep EVA, dengan ujuan unuk memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan yang elah dicapai oleh PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT.Sekar Lau Tbk dari sau periode ke periode lainnya. Kurun waku yang yang digunakan dalam peneliian ini yaiu selama 5 ahun mulai dari ahun 2008 sampai dengan ahun Rasio Profiabilias Rasio profiabilias digunakan unuk mengeahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan ingka efekifias manajemen dalam melaksanakan kegiaan operasinya. Rasio Profiabilias erdiri aas : a. Profi Margin Rasio ini menggambarkan besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan pada seiap penjulan yang dilakukan. Beriku adalah abel hasil perhiungan profi margin : Tabel 1 Hasil Perhiungan Profi Margin Perusahaan Tahun PT. Cahaya Kalbar Tbk 5.07% 7.82% 6.48% 11.75% 8.79% PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 8.76% 7.28% 5.58% 3.88% 5.12% PT. Sekar Lau Tbk 2.26% 0.62% 1.82% 2.63% 3.22% Raa-raa 5.37% 5.24% 4.63% 6.09% 5.71% 11

12 Pada ahun 2008 dan 2009 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai profi margin diaas perusahaan lain. Sedangkan pada ahun 2010 sampai 2012 PT. Cahaya Kalbar Tbk mampu menghasilkan profi margin diaas perusahaan lainnya dan menandakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba operasi yang besar dari penjualannya dibandingkan dengan perusahaan lainnya. b. Reurn On Invesmen Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan unuk menghasilkan keunungan dari seiap sau rupiah asse yang digunakan. Beriku adalah abel hasil perhiungan: Tabel 2 Hasil Perhiungan Reurn On Invesmen Perusahaan Tahun PT. Cahaya Kalbar Tbk 16.45% 16.44% 5.46% 17.67% 9.61% PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 21.78% 12.20% 11.15% 11.47% 9.79% PT. Sekar Lau Tbk 3.53% 0.87% 2.87% 4.23% 5.19% Raa-raa 13.92% 9.84% 6.50% 11.12% 8.20% Sumber: Daa diolah Tahun PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai reurn on equiy diaas perusahaan lainnya, hal ini menandakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan akivanya lebih baik daripada perusahaan lainnya. c. Reurn On Equiy Rasio ini digunakan unuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola dan menghasilkan keunungan dari modal sendiri. Beriku adalah abel hasil perhiungan: Tabel 3 Perhiungan Reurn On Equiy Perusahaan Tahun PT. Cahaya Kalbar Tbk 42.39% 31.00% 15.04% 35.93% 21.30% PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 67.22% 34.39% 23.97% 23.42% 16.32% PT. Sekar Lau Tbk 7.04% 1.50% 4.84% 7.37% 10.00% Raa-raa 38.89% 22.30% 14.62% 22.24% 15.88% Tahun 2008 sampai 2012 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk berhasil memperoleh laba paling inggi dengan menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Hal ini menandakan bahwa perusahaan mampu mengelola modalnya dengan maksimal. 2. Rasio Solvabilias Rasio ini digunakan unuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilias erdiri aas : a. Deb o Toal Asse Raio Rasio ini menunjukkan seberapa besar pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh huang dibandingkan akiva yang dimiliki oleh perusahaan. Beriku adalah abel perbandingan deb o oal asse keiga perusahaan : 12

13 Tabel 4 Hasil Perhiungan Deb o Toal Asse Raio Perusahaan Tahun PT. Cahaya Kalbar Tbk 61.19% 46.97% 63.70% 50.80% 54.91% PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 53% 51% 53% 51% 40% PT. Sekar Lau Tbk 49.9% 42.2% 40.7% 42.6% 48.2% Raa-raa 54.69% 46.72% 52.46% 48.13% 47.70% Pada ahun 2008 sampai 2012 PT. Sekar Lau Tbk berhasil memperoleh deb o oal asse dibawah perusahaan lainnya, hal ini menandakan bahwa perusahaan mampu menekan resiko finansial perusahaan menjadi semakin kecil. b. Deb o Equiy Raio Rasio ini digunakan unuk menunjukkan besarnya pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh kredior dibandingkan dengan pembiayaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Beriku adalah abel perbandingan deb o equiy keiga perusahaan: Tabel 5 Hasil perhiungan Deb o Equiy Raio Perusahaan Tahun PT.Cahaya Kalbar Tbk % 88.59% % % % PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk 112% 104% 115% 104% 67% PT.Sekar Lau Tbk 99.6% 72.9% 68.6% 74.3% 92.9% Raa-raa % 88.50% % 93.85% 93.89% Pada ahun PT. Sekar Lau Tbk mempunyai prosenase deb o equiy raio yang jauh dibawah perusahaan lain, hal ini berari perusahaan berhasil mengelola srukur permodalan dengan baik. 3. Konsep EVA (Economic Value Added) EVA digunakan unuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang difokuskan pada pencipaan nilai ekonomi perusahaan. Beriku ini adalah langkah-langkah dalam melakukan perhiungan EVA : a. Menghiung Biaya Modal Huang (Cos of Deb) Biaya modal huang dapa dihiung sebagai beriku: 1. Menghiung Biaya modal huang sebelum pajak Biaya modal huang sebelum pajak diperoleh dari beban bunga dibagi dengan kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai beriku : Beban Bunga K d x100% Kewajiban Jangka Panjang Beriku adalah hasil perhiungan biaya modal huang sebelum pajak keiga perusahaan : 13

14 Tabel 6 Hasil Perhiungan Biaya Huang Sebelum Pajak Perusahaan PT. Cahaya Kalbar Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Sekar Lau Tbk Menghiung besarnya arif pajak Besarnya arif pajak diperoleh dari beban pajak dibagi dengan laba sebelum pajak. Beriku adalah hasil perhiungan arif pajak perusahaan food and beverages : Tabel 7 Hasil Perhiungan Tarif Pajak Perusahaan PT. Cahaya Kalbar Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Sekar Lau Tbk Menghiung biaya modal huang seelah pajak Seelah menghiung biaya modal huang sebelum pajak maka selanjunya dikalikan dengan besarnya arif pajak. Formula perhiungannya adalah sebagai beriku : K K (1 T) i Beriku adalah hasil perhiungan biaya modal huang seelah pajak : Tabel 8 Hasil Perhiungan Biaya Huang Seelah Pajak Perusahaan PT. Cahaya Kalbar Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Sekar Lau Tbk b. Menghiung biaya modal saham (Cos of Equiy) Perhiungan biaya modal (cos of equiy) dapa dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekaan, salah saunya dengan CAPM yang meliha cos of equiy sebagai penjumlahan dari ingka bunga anpa resiko dan selisih ingka pengembalian yang diharapkan dari porofolio pasar dengan ingka bunga anpa resiko dikalikan dengan resiko yang sisemais perusahaan (nilai bea perusahaan). Sehingga jika disajikan dalam rumus menjadi : K s = R f + β ( R m - R f ) K s = ingka pengembalian saham yang diinginkan invesor R f = ingka pengembalian aas suau akiva bebas risiko β = bea, pengukur risiko sisemais saham R m = ingka pengembalian pasar Berdasarkan rumus diaas, maka komponen-komponen yang diamai dalam perhiungan biaya modal saham adalah : d 14

15 1. Tingka Suku Bunga Bebas Resiko (R f) Tingka suku bunga bebas resiko diambil dari suku bunga raa-raa Serifika Bank Indonesia (SBI) berjangka waku sau bulan selama sau ahun. Tabel 9 Perhiungan Tingka Suku Bunga Bebas Resiko (Rf) Tahun R f Tingka Pengembalian Pasar (R m) Perhiungan pengembalian pasar didasarkan aas pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal.. Rumus pengembalian pasar ini adalah : IHSG IHSG 1 Rm IHSG 1 Rm = Tingka hasil pengembalian dari porofolio pasar periode IHSG = Indeks harga saham gabungan periode IHSG = Indeks harga saham gabungan sebelum periode 1 Beriku adalah hasil perhiungan ingka pengembalian pasar : Tabel 10 Hasil Perhiungan Tingka Pengembalian Pasar (R m) Tahun Jumlah ( ) Raa-raa ( ) Perhiungan Tingka Pengembalian Saham Individu (R i) Tingka pengembalian saham individu dihiung dari daa perkembangan harga saham individual dan jumlah deviden yang dibagikan pada periode erenu. Tingka pengembalian saham individu (R i) dihiung dengan rumus beriku : Pi Pi 1 Di Ri Pi 1 Ri = Tingka hasil pengembalian saham I pada periode Pi = Harga saham I pada periode Pi = Harga saham I sebelum periode 1 Di = Deviden pada periode Beriku adalah hasil perhiungan ingka pengembalian saham individu : Tabel 11 Hasil Perhiungan Tingka Pengembalian Saham Individu (Ri) Perusahaan PT. Cahaya Kalbar Tbk ( ) PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk ( ) ( ) PT. Sekar Lau Tbk ( )

16 4. Perhiungan Bea (β) Bea merupakan fakor resiko dari perusahaan yang menjadi suau ukuran erhadap perubahan yang diharapkan pada suau reurn saham jika erjadi perubahan pada reurn pasar. Rumus perhiungan bea melalui pendekaan regresi adalah : n xy ( x)( y) β n x 2 x 2 n = Banyaknya periode pengamaan x = Tingka hasil pengembalian dari porofolio pasar ( R ) m y = Tingka hasil pengembalian saham individual ( R ) i Beriku adalah abel perbandingan hasil perhiungan bea (β) dari iga perusahaan yang elah dielii : Tabel 12 Hasil Perhiungan koefisien Bea Perusahaan PT.Cahaya kalbar Tbk ( ) PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk ( ) PT.Sekar Lau Tbk ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Seelah semua variabel dihiung dan dikeahui, maka selanjunya bisa dihiung biaya modal saham (Ks) keiga perusahaan yang dielii. Beriku adalah hasil perhiungan biaya modal saham: Tabel 13 Hasil Perhiungan Biaya Modal Saham Perusahaan PT.Cahaya Kalbar Tbk ( ) PT.Pasidha Aneka Niaga Tbk ( ) PT.Sekar Lau Tbk c. Menghiung srukur permodalan dan biaya modal raa-raa erimbang (Weigh Average Cos of Capial) Srukur modal diperoleh melalui pembagian raa-raa baik modal huang maupun modal saham aau modal sendiri dengan oal jumlah modal. Sedangkan WACC dikeahui dengan cara menghiung proporsi srukur modal dari perusahaan yaiu dengan cara mengalikan masing-masing modal, baik dalam benuk huang maupun saham dengan oal modal individu. WACC dapa dihiung dengan formula sebagai beriku : WACC = Wd. Kd (1 T) + Ws. Ks Wd = Bobo dari huang Kd = Tingka biaya modal huang sebelum pajak T = Tingka pajak yang berlaku Ws = Bobo dari saham biasa Ks = Tingka biaya modal saham biasa 16

17 17 Hasil perhiungan biaya modal raa-raa erimbang (WACC) perusahaan lainnya dapa diliha pada abel beriku ini : Tabel 14 Hasil Perhiungan WACC Perusahaan PT. Cahaya Kalbar Tbk ( ) PT. Prashida Aneka Niaga Tbk ( ) PT.Sekar Lau Tbk d. Menghiung EVA Fungsi dari menghiung EVA adalah unuk mengeahui suau perusahaan berhasil mencipakan nilai ambah ekonomi aau idak. Economic Value Added (EVA) adalah keunungan operasi seelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal unuk menghasilkan laba. EVA di formulasikan sebagai beriku : EVA = NOPAT Biaya Modal EVA = Economic Value Added (Nilai Tambah Ekonomis) NOPAT = Ne Operaing Afer Taxes (Laba Operasi Seelah Pajak) NOPAT = Laba Operasi beban pajak Biaya Modal = WACC x Toal Modal Hasil perhiungan EVA dari keiga perusahaan Food And Beverages adalah : Tahun PT.Cahaya Kalbar Tbk Tabel 15 Hasil Perhiungan EVA PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk PT.Sekar Lau Tbk ,058,496,989 48,244,701,110 (18,115,590,514) ,768,768,745 18,518,259,098 (7,616,846,085) ,258,787,403 21,203,007,848 (3,490,047,898) ,813,508,009 24,807,535,996 (1,523,017,511) ,336,322,599 22,221,838,561 1,386,732,233 Dari hasil perhiungan diaas dapa dikeahui bahwa PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk memiliki nilai EVA yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Dari hasil perhiungan dan analisis daa yang dilakukan dapa diambil kesimpulan yaiu bahwa perusahaan yang menghasilkan laba dalam laporan keuangannya belum enu perusahaan ersebu mampu mecipakan nilai ambah ekonomi aau EVA yang posiif yang arinya laba operasi perusahaan ersebu belum cukup unuk memenuhi biaya modal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil peneliian ini dapa dikemukakan sebagai beriku : (1) Apabila diinjau dari rasio profiabilias dengan perhiungan Profi Margin, Reurn on Invesmen (ROI), dan Reurn on Equiy (ROI) keiga perusahaan selama ahun mengalami kenaikan dan

18 penurunan. akan eapi PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk memperoleh nilai paling baik jika dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya. Hal ini menandakan bahwa PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai kemampuan yang lebih dalam mendapakan laba melalui semua sumber yang dimilikinya. (2) Apabila diinjau dari rasio solvabilias dengan perhiungan deb o equiy raio dan deb o oal asse pada keiga perusahaan selama ahun menunjukkan bahwa PT.Sekar Lau Tbk mempunyai nilai erendah dibandingkan dengan kedua perusahaan lainnya. Hal ini menandakan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan modal dan akivanya sendiri unuk menjalankan operasinya. (3) Apabila diliha dari nilai EVA selama ahun pada perusahaan food and beverages menunjukkan bahwa PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai EVA yang posiif dan cenderung sabil nilainya jika dibandingkan dengan kedua perusahaan lainnya. Hal ini menandakan bahwa perusahaan ersebu mampu mencipakan nilai ambah ekonomi pada para pemegang saham. (4) Dari keiga perhiungan yang elah dilakukan pada perusahaan food and beverages selama ahun , dapa disimpulkan bahwa kinerja perusahaan yang paling baik adalah pada PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk karena memiliki nilai rasio yang baik dan ingka nilai EVA yang dihasilkan selalu posiif dan cenderung sabil jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Sehinggga perusahaan elah berhasil mencipakan nilai ambah ekonomi bagi perusahaan sesuai dengan harapan para pemegang saham. Sehingga dapa disimpulkan bahwa PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk memiliki nilai yang lebih baik sebagai kepuusan invesasi dibandingkan dengan perusahaan food and beverages lainnya yang elah dielii. Saran Adapun saran yang dapa diberikan penulis anara lain : (1) Dalam melakukan pengukuran kinerja perusahaan, manajemen sebaiknya menggunakan analisis rasio keuangan dan meode EVA. Karena kedua cara ersebu merupakan alernaif yang dapa digunakan sebagai olak ukur kinerja keuangan. Penggunaan analisis rasio keuangan akan dapa memberikan gambaran mengenai perbandingan jumlah sau pos erenu dengan jumlah pos yang lainnya dalam laporan keuangan, sehingga akan diperoleh perbandingan rasio yang menggambarkan baik buruknya posisi keuangan suau perusahaan. Sedangkan unuk penggunaan EVA, meode ini lebih memperimbangangkan pada harapan para penyandang dana dalam melakukan analisis kinerja keuangan. (2) Calon invesor yang akan melakukan invesasi khususnya pada pasar modal sebaiknya menganalisa laporan keuangan perusahaan yang akan dijadikan empa berinvesasi erlebih dahulu melalui analisis rasio keuangan sera meode EVA sehingga invesor dapa mengeahui berapa besar keunungan yang dapa diperoleh dari invesasi ersebu. 18 DAFTAR PUSTAKA Eugene, B and J. Houson Fundamenals Of Financial Managemen. Eighh Ediion. Dierjemahkan oleh Herman Wibowo. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakara. Hanafi, M Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakara. Helfer, E Analisis Laporan Keuangan. Erlangga. Jakara Ikaan Akunan Indonesia (IAI) Sandar Akunansi Keuangan Per 1 juni Ikaan Akunan Indonesia (IAI). Jakara. Masyhuri, M dan Zainuddin Meodologi peneliian:pendekaan prakis dan Aplikaif. PT. Refika Adiama. Bandung. Mirza, T EVA Sebagai Ala Penilai, Usahawan No.4 TH XXVI (April).

19 Mulyadi Akunansi Manajemen. Edisi Keiga. YKPN. Yogyakara. Munawir, S Analisis Laporan Keuangan. Penerbi Libery. Yogyakara. Riyano, B Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakara. Rousana, M Memanfaakan EVA Unuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal Indonesia. Majalah Usahawan No.4 TH XXVI (April): Sawir, A Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pusaka Uama. Jakara. Sewar, G. B, dan Sern, Joel M EVA sebagai Ala Penilai. Majalah Usahawan. No.04 TH XXVI (April). Syafri, H. S Analisa Kriis aas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakara. Syamsuddin, L Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakara. Uama, S Economic Value Added, Pengukur Pencipaan Nilai Perusahaan. Majalah Usahawan no 04 h XXVI, April Hal Wahyono, H Komperasi Kinerja Perusahaan Baik dan Asuransi Sudi Empiris di Bursa Efek Jakara, Jurnal rise ekonomi dan manajemen (Mei). vol. 2 No. 2. Widayano, G Niami / EVA, Suau Terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan. Majalah Usahawan No. 12 TH XXII: Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi keiga. Bayu Media Publishing. Malang. Winarni, F dan Sugiarso G Manajemen Keuangan. Media Pressindo. Yogyakara. Weson, J. F. dan E. F. Brigham Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan Al Fonsus Sirai, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Ceakan Perama, Penerbi Erlangga, Jakara. Young, S. D. and S. O Byrne EVA and Value-Based Managemen: A praical Guide o Implemenaion, Dierjemahkan oleh Lusy Widjaja. Salemba Empa. Jakara. 19

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

e Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website :www.fe.unisma.ac.id (

e Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website :www.fe.unisma.ac.id ( e Jurnal Rise ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakulas Ekonomi Unisma websie :www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm.feunisma@gmail.com) ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN MELATI HUSADA MALANG (sudi kasus

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci