ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT"

Transkripsi

1 ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro Feasibiliy analysis projec is an imporan componen before a projec is carried ou, one mehod o feasibiliy analysis projec is sensiiviy analysis. The purpose of his sudy is o deermine he feasibiliy of building graving dock DWT a. PT. Jasa Marina Indah wih sensiiviy analysis mehod which will be known sensiiviy value of graving dock DWT in he form of NPV (Ne Presen Value), IRR (Inernal Rae of Reurn) and B / C (Benefi Cos Raio), and also o invesigae he higes and lowes feasibiliy. In his sudy conduced a sensiiviy analysis of graving dock DWT which is sensiive o he value achieved capaciy of graving dock DWT each year, such as if he value of is capaciy 100% (fully charged), 15% of he available capaciy, 10% of he available capaciy, and sensiive o he possibiliy of lae paymen of insallmens o he lend capialresuls showed ha he sensiiviy of graving dock DWT highes if he capaciy is filled wih 100%, While he value of he sensiiviy of graving dock DWT in he lowes occur if he capaciy of he graving dock filled only 10% of he available capaciy Key word: sensiiviy analysis, NPV, IRR, B / C PENDAHULUAN Laar Belakang Indonesia memiliki Lau yang sanga luas bahkan hampir 75%nya adalah wilayah lau. Sebagai sarana penghubung anar pulau masyaraka Indonesia masih sanga mengandalkan ala ransporasi lau yaiu kapal. Akan eapi kondisi armada kapal nasional Indonesia saa ini masih jauh dari yang diharapkan, ini dapa erliha dengan defisi negara dari sekor ransporasi lau berkisar 99 rilyun rupiah perahun (Dephubla. 2006), sampai saa ini masih belum berubah. Ini adalah akiba kurangnya mina dari berbagai sackholder unuk menambah jumlah armada lau (kapal) di Indonesia. Disamping hal di aas dari jumlah armada lau yang ada 60%nya berada dalam kondisi yang sudah ua, sehingga nilai ekonomisnya berkurang. Pada ahun 2005 pemerinah mengeluarkan kebijakan dalam dunia mariime kia yang berazaskan KABOTAGE, dimana menginsruksikan bahwa armada lau yang beroperasi di perairan lau Indonesia merupakan armada kapal nasional (INPRES No. 5 ahun 2005). Sehinggga dengan perauran baru ersebu Indonesia bisa menjadi uan rumah di negeri sendiri, eruama unuk muaan ekspor impor yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Dengan demikian sekor ransporasi lau dapa dijadikan sebagai lahan unuk menambah pendapaan negara. Sampai dengan ahun 2002 jumlah armada kapal nasional sebanyak 4,8 jua DWT (jumlah kapal sebanyak 1.405), sesuai dengan regulasi unuk keselamaan di lau, maka iap uni kapal harus melakukan pemeriksaan baik mengenai konsruksi, permesinan, maupun navigasi, sehingga sanga dibuuhkan galangan kapal yang mampu menunjang sekor ransporasi lau ersebu. Semenara ini, kapasias galangan kapal di Indonesia sanga erbaas yaiu berkisar 1,65 jua DWT. Fasilias Group Dock dari PT. PAL, PT. DKB, PT. Karimun Sembawang Shipyard sebesar DWT, semenara jumlah armada kapal nasional yang ada 4,8 jua DWT. Dengan demikian nyaris idak dapa dilayani oleh dock yard / galangan yang ada di dalam negeri, sehingga akan mereparasi kapal pada galangan luar negeri, hal ini naninya bisa berpeluang menjadi defisi keuangan negara dari sekor reparasi kapal. Berdasarkan hal ersebu PT. Jasa Marina Indah, sebagai salah sau galangan nasional yang berkedudukan di Jawa Tengah, berinisiaif unuk berparisipasi dalam mensukseskan kebijakan pemerinah dengan jalan menambah kapasias reparasi dan bangunan baru yang dimilikinya dengan membangun graving dock DWT dengan dimensi panjang = 150 meer, lebar = 26 meer, inggi/dalam = 7 meer, kapasias = DWT, yang merupakan invesasi yang sanga besar. Permasalahan Pembangunan graving dock pada PT. Jasa Marina Indah merupakan invesasi yang sanga besar, 1

2 dengan modal yang besar enu saja diharapkan dapa memberikan keunungan yang besar pula (Dasar-dasar ekonomi perusahaan, 1995), akan eapi dalam hal ini belum dikeahui mengenai kelayakan usaha PT. Jasa Marina dalam pembangunan graving dock DWT apakah naninya graving dock DWT ersebu layak aau idak unuk dibangun. Kelayakan ersebu dalam hal ini berdasarkan pada banyak sedikinya kapal yang melakukan reparasi di graving dock DWT jika graving dock ersebu elah beroperasi. 2. Tidak menenunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suau saa penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran. 3. Kebuuhan-kebuuhan yang cenderung mengalami peningkaan. Analisa Kelayakan Suau Proyek Dengan Meode Sensiiviy Analisys Analisa kelyakan suau proyek sanga pening sebelum suau proyek dilaksakan, ada beberapa meode yang digunakan unuk menganalisa suau proyek, dalam hal ini akan dijelaskan analisa kelayakan suau proyek dengan meode sensiiviy analysis Yang dimaksud dengan Sensiiviy Analysis aau analisa sensiivias adalah suau analisa yang ujuanya meliha apa yang akan erjadi erhadap hasil analisa proyek jika ada suau kesalahan aau perubahan dalam dasar-dasar perhiungan benefi maupun cos. Gambar : grafing dock DWT di PT. Jasa Marina Indah Tujuan Tujuan dari penulisan arikel ini adalah Unuk mengeahui kelayakan usaha PT. Jasa Marina Indah berupa NPV (Ne Presen Value), IRR (Inernal Rae of Reurn) dan B/C (Benefi Cos Raio) dengan beroperasinya graving dock DWT diinjau menggunakan meode Sensiiviy Analysis dengan menggunakan beberapa analisa sensiifias sera Mengeahui nilai kelayakan erbaik dan erendah dari beberapa analisa sensiivias yang dilakukan. TINJAUAN PUSTAKA. Pengerian Invesasi Invesasi adalah penanaman modal unuk sau aau lebih akiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waku lama dengan harapan mendapakan keunungan di masa-masa yang akan daang. (Sunariyah, 2003). Suau proyek invesasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena iu dilakukan perencanaan invesasi yang lebih elii agar idak erlanjur menanamkan invesasi pada proyek yang idak mengunungkan. Beberapa alasan seseorang melakukan invesasi adalah sebagai beriku (eureka, 2003): 1. Produkivias seseorang yang erus mengalami penurunan. Dalam sensiiviy analysis seiap kemungkinan iu harus dicoba, yang berari bahwa iap kali harus dilakukan analisa kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak keidak pasian enang apa yang akan erjadi diwaku yang akan daang. Ada 3 (iga) hal yang harus diperhaikan, yaiu: 1. Terdapanya cos overrun, umpanya kenaikan dalam biaya konsruksi 2. perubahan dalam perbandingan harga erhadap ingka harga umum, umpanya penurunan harga hasil produksi. 3. Mundurnya waku implemenasi. Adapun indikaor keberhasilannya/ kelayakannya dienukan dengan nilai NPV (Ne Presen Value), IRR (inernal Rae of Reurn) dan B/C (Benefi Cos Raio). Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value (NPV) adalah nilai saa ini yang diperoleh dari manfaa operasi pada suau proyek, merupakan selisih anara Presen Value daripada benefi dan prensen value daripada biaya (Kadariah, dkk. 1978), yang dirumuskan sebagai n beriku: B NPV C i 1 1 B = Benefi koor pada suau proyek pada ahun ke C = Biaya koor pada suau proyek pada ahun ke N = umur ekonomis proyek 2

3 i = social opporuniy Cos of Capial/Social Discoun Rae (ingka bunga) aau bisa juga dirumuskan (Feriano Raharjo. 2007): NPV = PV benefi - PV Cos, Keerangan: PV benefi = Peresen Value dari benefi, yakni nilai sekarang dari keunungan operasi suau proyek pada beberapa ahun yang akan daang. PV Cos = Peresen Value dari Cos, yakni nilai sekarang dari biaya operasi suau proyek pada beberapa ahun yang akan daang. Indikaor keberhasilan suau proyek berdasarkan nilai NPV (Ne Presen Value) adalah (Kadariah, dkk. 1978): NPV > 0, bisa disimpulkan 90 %-100 % proyek berhasil/layak. NPV =0, berari proyek ersebu mengembalikan persis sebesar cos yang dikeluarkan. NPV < 0, proyek supaya dilolak, arinya ada penggunaan lain aau alernaif lain yang lebih mengunungkan./layak. IRR (Inernal Rae of Reurn) IRR (Inernal Rae of Reurn) adalah nilai discoun rae i yang membua NPV pada suau proyek sama dengan nol (Kadariah, dkk. 1978), yaiu: n B C 0 aau PV benefi = PV Cos 1 1 IRR Dimana: B = Benefi koor pada suau proyek pada ahun ke C = Biaya koor pada suau proyek pada ahun ke N = umur ekonomis proyek i = social opporuniy Cos of Capial/Social Discoun Rae (ingka bunga) IRR dapa juga diarikan sebagai ingka keunungan dari invesasi bersih dalam suau proyek, Indikaor keberhasilan suau proyek berdasarkan nilai IRR adalah (Kadariah, dkk. 1978): IRR > i, bisa disimpulkan proyek berhasil/layak. IRR = i, berari proyek ersebu mengembalikan persis sebesar cos yang dikeluarkan. IRR < i, proyek ersebu idak layak. Benefi Cos Raio (B/C) Benefi Cos Raio (B/C) adalah perbandingan nilai semua manfaa erhadap nilai semua biaya (Feriano Raharjo. 2007), dengan rumusan sebagai beriku: PVbenefi B / C PVcos Indikaor keberhasilan suau proyek berdasarkan nilai IRR adalah (Kadariah, dkk. 1978): B/C > 1, bisa disimpulkan proyek berhasil/layak. B/C = 0, berari proyek ersebu mengembalikan persis sebesar cos yang dikeluarkan. B/C < 1, proyek ersebu idak layak. METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini merupakan peneliian lapangan dan sudi pusaka dengan sudi kasus menggunakan desain deskripif yang menguraikan daa, mengidenifikasi kondisi, gejala aau fenomena yang ada pada beberapa kondisi yang erjadi dalam hubungannya dengan kelayakan usaha PT. Jasa Marina Indah dan operasional graving dock DWT di PT. Jasa marina Indah yang erkai dengan besaran ekonominya. Mengidenifikasi dan meramalkan jumlah DWT kapal yang akan melakukan reparasi aau perbaikan menggunakan fasilias graving dock DWT. Idenifikasi awal elah dilakukan melalui survey lapangan/sudi kasus awal, yang mengasilkan daa-daa semenara pengeluaran pembangunan graving dock PT. Jasa Marina Indah Semarang sera jumlah kapal yang melakukan reparasi di PT. Jasa Marina Indah Semarang ahun 2004 sampai dengan Dengan adanya daa-daa ersebu diaas dan berdasarkan sudi pusaka maka akan bisa dilakukan penilaian kelayakan invesasi di PT. Jasa Marina Indah Semarang dengan menggunakan meode sensiiviy analisys. PEMBAHASAN Proyek pembangunan graving dock DWT di PT. Jasa Marina Indah Semarang merupakan invesasi jangka panjang yang sanga besar yaiu senilai Rp ,00. Oleh karena iu perusahaan berharap pembangunan proyek ini memenuhi sandar kelayakan sehingga bisa membawa keunungan bagi PT. Jasa Marina Indah. Analisa kelayakan usaha di PT. Jasa Marina Indah ini diinjau dari kapasias kapal yang melakukan reparasi di graving dock DWT jika elah beroperasi, dimana kapasias kapal ersebu diperoleh dengan meode analisa dengan banuan curve exper dan mengacu pada daa perolehan kapasias reparasi graving dock DWT di PT. Jasa Marina Indah. Analisa sensiivias pada peneliian ini meniik berakan pada kelayakan usaha PT. Jasa marina Indah dengan beroperasinya graving 3

4 dock DWT yang sensiif erhadap laju jumlah DWT kapal yang melakukan reparasi ke graving dock ersebu jika kapasias graving dock erisi penuh (100%), kapasias graving dock hanya erisi 15%, kapasias graving dock yang erisi hanya 10 % seiap ahunnya, sera sensiif erhadap erjadinya penuggakan pembayaran angsuran ke bank pada ahun ke 3. Dalam membangun graving dock DWT ini PT. Jasa Marina Indah Bekerjasama dengan sebuah bank, dimana PT. Jasa Marina Indah meminjam uang ke pada bank ersebu senilai Rp ,- (Lima Puluh Milyar Rupiah), dengan keenuan sebagai beriku: Bunga = 18% iap ahun Lama pengembalian = 5 ahun Dari daa ersebu diaas, maka dapa dihiung beberapa hal beriku: Uang Yang Harus Dikembalikan Menuru Riggs dkk. (1986), jika menggunakan perhiungan bunga biasa (simple Ineres) maka besarnya uang yang harus dikembalikan PT. Jasa Marina Indah ke Bank Muammala adalah: F = P (1 + F = besarnya uang yang harus dikembalikan P = Jumlah aau nilai sekarang = Rp ,- i = Tingka bunga pada suau periode = 18% n = waku = 5 ahun maka F = Rp (1 + 18% x 5) = Rp ,- Sehingga jumlah uang yang harus dikembalikan oleh PT. Jasa Marina Indah lima ahun yang akan daang adalah sejumlah Rp ,- Perhiungan Compounding Facor (Bunga Berbunga) Perhiungan ini sanga diperlukan jika erjadi penunggakan pembayaran, sehingga bunganyapun menjadi berlipa aau yang disebu dengan bunga berbunga, Masih menuru Riggs dkk. (1986) dan Rober J kodoaie (2005), besarnya uang yang harus dibayar bisa dikeahui jika menggunakan perhiungan bunga biasa (simple Iners) dapa dihiung dengan rumus: Fn = P (1 + i) n Fn = uang yang harus dikembalikan pada ahu ke n P = Jumlah aau nilai sekarang = Rp ,- i = Tingka bunga pada suau periode = 18% n = waku = 5 ahun Jika pada ahun perama PT. Jasa Marina Indah membayar epa waku maka bunganya sebesar x 18% = Rp Sehingga oal uang yang harus dibayar PT. Jasa Maraina Indah jika lama pinjaman adalah 1 ahun maka jumlahnya adalah : Fn = Rp (1+18%) 1 = Rp Aau jika dibua dalam benuk Tabel menjadi: Tabel 4.3 Compounding Facor PT. Jasa Marina Indah Perhiungan Annuias Dari perhiungan annuias ini digunakan unuk menunjukkan besarnya cicilan yang harus dibayar oleh PT. Jasa Marina ke Bank Muammala seiap ahunnya, Adapun annuias PT. Jasa Marina Indah ke Bank Muammala jika dikeahui : P = i = 18% n = 5 ahun Uang yang harus dikembalikan= Rp Cilcilan pokok = Rp /ahun Cicilan bunga = Rp /ahun Maka annuaiasnya adalah: Thn ke Thn ke pokok pinjaman bunga Tabel 4.4 Annuias PT. Jasa Marina Indah Pokok Anuias Angsuran Pinjaman x10 3 Bunga x10 3 Pokok yang harus dibayar

5 x10 3 x Toal Sehingga besarnya bunga perbulannya adalah sebesar Rp ,00 Perhiungan Depresiasi Depresisasi sanga pening sekali unuk dikeahui, karena suau bangunan iap ahunnya pasi mengalami penyusuan, sehingga nilainyapun menjadi berkurang. Depresiasi suau bangunan dapa dihiung salah saunya dengan meode garis lurus, yaiu dengan menggunakan rumus: ( B SVN ) d k N dk= Depresiasi N = umur manfaa B = harga / invesasi SV N = perkiraan nilai sisa pada akhir ahun ke N Jika N = 50 ahun B = Rp ,00 SV N = perkiraan nilai sisa pada akhir ahun ke N Maka, d k ( ) 50 = Rp ,14 Analisa Beban Usaha Dan Pendapaan Per DWT Kapal Graving Dock DWT Di PT. Jasa Marina Indah Tahun Analisa ini berdasarkan beban usaha dan pendapaan yang diperoleh oleh graving dock DWT yang dimiliki oleh PT. Jasa marina Indah dengan menggunakan banuan curve exper. Thn Sehingga diperoleh: Jumlah DWT(on) Toal Pendapaan /DWT (Rp.) Toal Beban /DWT (Rp.) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,80 KESIMPULAN Dalam peneliian mengenai analisa sensiifias kelayakan usaha PT. Jasa marina Indah dengan beroperasinya graving dock DWT dengan nilai pinjaman Rp , suku bunga 18% dan lama pengembalian 5 ahun, jika proyek pembangunan ersebu dianalisa berdasarkan sensiifias erhadap laju DWT kapal yang melakukan reparasi di graving dock ersebu normal (seperi ahun-ahun sebelumnya), 100%, 15 %, 10% dan erjadi penuggakan pembayaran angsuran pada ahun ke 3 (iga), maka dapa diambil beberapa kesimpulan, yaiu: a. Dari kelima alernaif sensiifias ersebu kelayakan erbaik erjadi jika sensiif erhadap kapasias graving dock 100% per ahun, akan eapi arge 100% kapasias graving dock ersebu bisa dikaakan suli ercapai bahkan idak mungkin disebabkan karena beberapa hal dianaranya kapasias kapal yang bisa masuk di graving dock ersebu erbaas hanya kapal-kapal yang panjangnya kurang dari 150 m dan lebar kurang dari 26 meer, selain iu juga sanga jarang erjadi proses pekerjaan reparasi kapal yang hanya dilaksanakan dalam jangka waku 1 (sau) hari saja. Nilai kelayakan erendah erjadi jika DWT kapal yang melakukan reparasi di graving dock DWT adalah jika kapasias graving dock yang erpenuhi hanya 10% per ahun, hal ersebu dibukikan dengan nilai kelayakannya yaiu diinjau dari segi NPV ercapai pada ahun ke 5 (lima) lebih 3 bulan, diinjau dari segi IRR ercapai pada ahun ke 5 (lima) lebih 11 (sebelas) bulan, dan B/C di ahun ke 1 (sau) lebih 8 (delapan) bulan. b. Selain kapasias graving dock yang ercapai kurang dari 10% per ahun dari kapasias yang ersedia, hal lain yang bisa menyebabkan nilai kelayakannya rendah adalah erjadinya penunggakan pembayaran angsuran. 5

6 c. Jika laju perumbuhan ekonomi sabil (idak mengalami kenaikan) maka pencapaian jumlah DWT kapal yang melakukan reparasi di JMI saa ini masih kurang unuk memenuhi sandar kelayakan pembangunan graving dock DWT. d. Ada beberapa hal yang mempengaruhi nilai kelayakan pembangunan graving dock DWT di PT. Jasa Marina Indah, yaiu kapasias graving dock yang ercapai seiap ahunnya, ingka suku bunga, laju inflasi, kebijakan moneer, dan peumbuhan ekonomi nasional. 14. Thuesen, H. G., Fabrycky, W. J. And Thuesen, G. J., 1997, Engineering Economy, Prenice- Hall, USA DAFTAR PUSTAKA 1. INPRES No. 5 ahun 2005 enang azas Kaboage. 2. James, L., Riggs, William F. Renz, Alfred L. Kahl and Rhomas, M. Wes, 1986, Engineering Economics, Canada, McGraw-Hill Ryerson limied. 3. Joyowijono, Marsudi, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, Bandung, Himpunan Mahasiswa Sipil Insiu Teknologi Bandung. 4. Kadariah, Lien Karlina, dan Clive Gray, 1978, Penganar Evaluasi Proyek, Jakara, Program Perencanaan Nasional, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan masyaraka, Fakulas Ekonomi Universias Indonesia. 5. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001, Edisi ke iga, Jakara, Pusa Bahasa Depdiknas. 6. Kodoaie, Rober J., 2005, Analisis Ekonomi Teknik, Yogyakara, ANDI Yogyakara. 7. Minnahaar, G. H., dan Slo, R., 1955, Dasardasar Ekonomi Perusahaan, Jakara, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII & Gramedia Pusaka Uama. 8. Newman, D. G., 1980, Engineering Economy Analysis.. 2nd ed., Sanjose, Ca., Engineering Press. 9. Raharjo, Feriano, 2007, Ekonomi Teknik, Analisis Pengambilan Kepuusan. Yogyakara, ANDI Yogyakara. 10. Richard de Neufville, 1990, Applied Sysem Analysis, Engineering Planning and Technology Managemen, McGraw-Hill Publishing Company. 11. Samuelson, Paul A., 1964, Economic an Inroducory Analysis, Japan, Tosho Prining LTD. 12. Sanoso, I Gusi Made, dan Sudjono, Joswan Jusuf, 1982, Teori bangunan Kapal, Jakara, Deparemen Pendidikan dan Kebudayaan Menengah Kejuruan. 13. Smih, G. W., Engineering Economy. 2nd ed., USA Iowa Sae Universiy Press. 6

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI Pande N. Sari Saraswai 1, I G. B. Sila Dharma 2, I Gs. Keu Sudipa 2 Absrak : Pengangkuan sampah di Koa Bangli saa ini menggunakan pola individual langsung (door

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

RUMAH KOST DI SEMARANG DALAM KAJIAN EKONOMI. Isnadi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

RUMAH KOST DI SEMARANG DALAM KAJIAN EKONOMI. Isnadi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Absrac RUMAH KOST DI SEMARANG DALAM KAJIAN EKONOMI Isnadi Jurusan Teknik Sipil Polieknik Negeri Semarang Boarding house in urban developmen, especially adjacen o he campus is he poenial, proven over he

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor) 57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA

Jurnal Spektran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA Jurnal Spekran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. Asri Dewi 1, P Ali Suhanaya 2 dan D. M. Priyanha Wedagama 2 Absrak: Ruas jalan By

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit Kombinasi Fiing Sinusoids dan Meode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Perminaan Kredi (Sudi Kasus: Koperasi Simpan Pinjam X Salaiga, Jawa Tengah) Rahayu Prihanini Fakulas Teknologi Informasi Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY STUDI KELAYAKAN JALAN TOL PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN A.A.G. Agung Yana 1, Keu Swijana 1, dan Saniari Dewi 2 Absrak: Ruas jalan Gilimanuk-Tabanan-Denpasar merupakan sau-saunya jalan areri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci