FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY"

Transkripsi

1 STUDI KELAYAKAN JALAN TOL PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN A.A.G. Agung Yana 1, Keu Swijana 1, dan Saniari Dewi 2 Absrak: Ruas jalan Gilimanuk-Tabanan-Denpasar merupakan sau-saunya jalan areri primer yang menghubungkan arus lalu linas orang dan barang dari/ke Jawa- Bali-NTB. Berbagai persoalan lalu linas seperi peningkaan undaan, kemacean, kecelakaan, sera banyaknya ruas jalan lama yang rusak. Selain iu, keerbaasan dana yang dimiliki oleh pemerinah pusa maupun pemerinah daerah menyebabkan pembangunan jalan areri baru aau perbaikan-perbaikan pada ruas jalan lama yang rusak idak dapa dilaksanakan. Menghadapi permasalahan ersebu, perlu dibua suau alernaif yaiu menerapkan sisem ol pada pembangunan jalan Pengambengan- Pengragoan. Sehubungan dengan hal ersebu, maka diperlukan suau kajian kelayakan pembangunan jalan baru. Dalam peneliian ini menggunakan daa primer yang didapa dari hasil survai dan daa sekunder yang didapa dari penguipan dari sumber daa yang sebelumnya elah diolah oleh insansi erkai. Dari hasil survai volume lalu linas, geomerik jalan dan kecepaan akan dapa dihiung kinerja ruas jalan eksising. Unuk memperkirakan besarnya volume lalu linas di masa yang akan daang dilakukan perhiungan fakor perumbuhan. Selanjunya nilai fakor perumbuhan diklasifikasikan menjadi rendah (low), sedang (medium) dan inggi (high). Volume lalu linas dimasa yang akan daang dapa diprediksi berdasarkan nilai fakor perumbuhan ersebu. Analisis pembebanan lalu linas yang akan melalui jalan eksising dan jalan baru akan dihiung berdasarkan penghemaan jarak dan waku empuh dengan menggunakan kurva disversi. Dengan kurva ersebu akan dikeahui presenase lalu linas yang akan beralih ke jalan baru. Sedangkan unuk menghiung nilai penghemaan waku digunakan daa pendapaan perkapia provinsi Bali. Penghiungan biaya operasi kendaraan model PCI ( pasific consulan inernaional) dihiung berdasarkan kecepaan kendaraan raa-raa yang melewai ruas jalan yang diinjau. Toal biaya per ahun yang didapa dari penghemaan nilai waku dan BOK kemudian dibandingkan besarnya dengan biaya proyek unuk memperoleh nilai NPV, dan BCR masing-masing discoun rae sera IRR unuk iap asumsi ingka perumbuhan lalu linas. Berdasarkan nilai-nilai ersebu akan dikeahui apakah proyek ersebu layak aau idak. Hasil analisis finansial dengan ingka suku bunga 12% menunjukkan bahwa proyek pembangunan jalan ol ini belum layak dibangun unuk asumsi arif 70% dari PBPJ. Hal ini dapa diliha dari asumsi arif ol 70% dari PBPJ akan menghasilkan NPV yang bernilai negaif, yaiu Rp ,-; dengan nilai BCR sebesar 0,10104; dan nilai IRR 11,519%. Sedangkan analisis Sensiifias yang dilakukan dengan iga krieria analisis juga menujukan bahwa jalan ol ini belum layak unuk dibangun. Kaa kunci: sudi kelayakan, finansial, jalan ol. FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY Absrac: Road secion of Gilimanuk Tabanan Denpasar is he only one of primary road ha connecs Java Bali Wes of Nusa Tenggara. There are several of raffic problems, such as increasing of delay, raffic jam, raffic acciden, and poor condiion of road. Addiionally, lack of funding from cenral or local governmen has caused difficuly in projec execuing of road mainenance or new road consrucion. In order o face his problem, an alernaive of oll sysem (a charge before enering a 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik, Universias Udayana, Denpasar. 2 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik, Universias Udayana, Denpasar. 39

2 road/ highway) is inended o be implemened on he road consrucion of Pengambengan Pengragoan. Therefore, i is needed a feasibiliy sudy for a new road consrucion projec. This research uses primary daa which is gained from survey and secondary daa which is obained from relaed insiuion. The performance of he exising road is analysed based on he resul of raffic volume survey, road geomeric and speed. The fuure raffic volume is prediced by using growh facor mehod. Aferwards, he value of growh facor is classified ino low, medium and high. The fuure raffic volume is analysed in accordance o hese value of growh facor. Traffic load ha will pass o he exising road and he new road will be analysed based on he efficiency of is roue and is spending ime, using diverse curve. The percenage of raffic ha will ransfer o use he new road can be idenified from his curve. The value of ime efficiency will be analysed based on he daa of capial income of Bali Province. The vehicle operaion cos of PCI model will be calculaed based on he vehicle average speed ha passes hrough his road. Annual oal cos ha can be gained from he efficiency of ime and vehicle operaion cos, hen will be compared o he projec cos in order o calculae he value of NPV and BCR of every given discoun rae, and IRR of every raffic-growh-rae assumpion. According o hose values, i can be idenified wheher his projec is financially feasible or no. The resul of financial analysis wih 12% of ineres rae and charge assumpion of 70% (PBPJ) shows ha he projec is no feasible o be implemened. I can be seen from he negaive resuls of NPV value (Rp ,-); BCR value of 0,10104; and negaive IRR value (-11,519%). The sensiiviy analysis of hese hree crieria also presens ha his oll road is no ye feasible o be consruced. Keywords: financial feasibiliy sudy, oll road PENDAHULUAN Laar Belakang Provinsi Bali sebagai pusa pengembangan pariwisaa di Indonesia merupakan salah sau wilayah yang memiliki ingka perumbuhan ekonomi yang inggi, yang diharapkan erus berkembang dimasa yang akan daang. Salah sau dukungan sisem jaringan prasarana unuk menghubungkan pusa-pusa kegiaan ersebu adalah jaringan jalan areri primer, yang menghubungkan koa anar provinsi eruama Jawa Timur-Bali-NTB, kemudian Pusa Kegiaan Nasional (Koa Denpasar) dengan Pusa-pusa Kegiaan Wilayah (Koa Singaraja, Negara dan Semarapura) sera Pusa-pusa Kegiaan Lokal (Ibukoa Kabupaen lainnya). Jalan Gilimanuk - Tabanan - Denpasar merupakan sau-saunya jalan areri primer yang menghubungkan arus lalu linas orang dan barang dari/ke Jawa-Bali-NTB. Jalan Gilimanuk Tabanan Denpasar memiliki beberapa permasalahan yaiu: 1) Perumbuhan arus lalu linas erus meningka dari ahun ke ahun; 2) erjadinya kerusakan perkerasan yang relaif lebih cepa dari masa waku yang direncanakan akiba kelebihan beban kendaran yang idak sesuai dengan disain rencana; 3) jalan yang relaif sempi unuk ukuran jalan areri primer, elah menyebabkan undaan dan anrian yang panjang secara ruin erjadi seiap perbaikan berkala dilakukan; 4) Jumlah kejadian kecelakaan pada ruas jalan Gilimanuk - Tabanan ermasuk yang eringgi di Provinsi Bali; 5) Alinyemen horisonal jalan relaif berliku, alinyemen verikal dengan cukup banyak anjakan curam; dan 6) Ruas Jalan Gilimanuk- Tabanan merupakan sau-saunya ruas jalan uama dari Denpasar ke Gilimanuk. Pemerinah Provinsi Bali melalui Dinas Pekerjaan Umum sedang melakukan sudi kelayakan jalan ol unuk beberapa ruas jalan dianaranya jalur 40

3 Sudi Kelayakan Jalan Tol... Yana, Swijana dan Saniari Kua-Tanah Lo-Soka yang deka dengan jaringan jalan di Kabupaen Jembrana. Namun ruas Gilimanuk-Tabanan (Khususnya Jalur Pengambengan-Pengragoan) belum diperhiungkan dalam kajian ersebu. Padahal bila ruas jalan areri alernaif Gilimanuk-Tabanan diseujui unuk dibangun, enunya akan menjadi sau kesauan dengan Jalan Kua-Tanah Lo- Soka. Sehingga secara keseluruhan akan menghubungkan jalur lalu linas uama di bagian selaan Provinsi Bali yaiu Jalan Gilimanuk-Tabanan (Soka), Sok a-tanah Lo-Kua, Kua-Tohpai (By Pass Ngurah Rai), Bypass Tohpai-Kusamba dan seerusnya Jalur Kusamba-Padangbai. Unuk mempercepa proses pembangunan jalan areri alernaif maka diambil inisiaif unuk menyusun sudi kelayakan Jalan Tol pengambengan-pengragoan. Sudi kelayakan ini diharapkan idak sekedar prasyara meloloskan proyek api suau kajian yang benar-benar memperimbangkan aspek kebuuhan bagi masyaraka, manfaa bagi pengguna jalan dan kelayakan dari segi invesasi, yang harus dilakukan sebelum dimulai perencanaan deail proyek. Permasalahan Permasalahan yang dibahas adalah mencari kondisi lalu linas yang ada saa ini, unuk dapa memperkirakan besarnya arus lalu linas yang akan melalui jalan ol yang direncanakan dan memperkirakan perkembangan lalu linas pada masa mendaang. Dan juga kelayakan invesasi pada pembangunan jalan Tol Pengambengan-Pengragoan dari segi finansial. MATERI DAN METODE Pengerian Sudi Kelayakan Proyek Menuru Husnan dan Suwarsono (1994), yang dimaksud dengan sudi kelayakan suau proyek adalah peneliian enang dapa idaknya suau proyek (biasanya merupakan proyek invesasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengerian keberhasilan ini mungkin bisa diafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam arian yang lebih erbaas, ada juga yang mengarikan dalam arian yang lebih luas. Sedangkan menuru Ichsan (1998), pengerian sudi kelayakan proyek adalah penggabungan dari masing-masing kaa yaiu sudi kelayakan dan proyek. Sudi adalah usaha unuk mempelajari, menelii, menyelidiki, membaca, menganalisis, menanyakan, merenungkan, membandingkan, memikirkan aau merefleksikan secara mendalam sera seksama enang suau hal yang menjadi objek pengamaan. Kaa kelayakan berasal dari kaa layak yang berari segala sesuau dari objek pengamaan yang bersifa wajar, benar, dapa dierima, dapa diperoleh, dapa diselesaikan, dapa dikerjakan aau dapa memberikan kepuasan pada si pengama. Proyek adalah suau program penyelidikan dan akivias erorganisir dengan maksud unuk memperoleh suau ujuan erenu (laba) dengan baas waku erenu sera bersifa idak berulang-ulang. Dari kedua definisi di aas maka sudi kelayakan proyek dapa didefinisikan sebagai suau sudi secara mendalam sera seksama enang berbagai akivias yang akan dikerjakan di masa mendaang unuk meliha aau mengeahui ingka kelayakan laba yang akan diperoleh. Tujuan dari diselenggarakannya sudi kelayakan proyek sebelum perencanaan adalah unuk mendapakan usulan perencanaan aaupun usulan kebijakan yang erbaik dari suau permasalahan yang dikaji, juga unuk mengeahui ingka kelayakan dari semua alernaif perencanaan aaupun kebijakan yang dimaksud dari berbagai aspek yang diinjau. Pengerian Jalan Tol Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sisem jaringan jalan dan sebagai rasional yang penggunanya diwajibkan membayar ol. Sedangkan ol adalah sejumlah uang erenu yang dibayarkan unuk pengguna jalan ol (UU No.38/2004). 41

4 Dalam pasal 43 (UU No.38/2004), jalan ol diselenggarakan unuk: 1. Memperlancar lalu linas di daerah yang elah berkembang. 2. Meningkakan hasil guna dan daya guna pelayanan disribusi barang dan jasa guna menunjang peningkaan perumbuhan ekonomi. 3. Meringankan beban dana pemerinah melalui parisipasi pengguna jalan. 4. Meningkakan pemeraaan hasil pembangunan dan keadilan. Pengguna jalan ol dikenakan kewajiban membayar ol yang digunakan unuk pengembalian invesasi, pemeliharaan dan pengembangan jalan ol. Sebenarnya yang membuuhkan jalan ol adalah masyaraka pengguna jalan yang berpikir rasional, bukan semaa maa inisiaif Pemerinah aau Invesor. Tidak semua pengguna jalan harus melalui jalan ol, karena jalan ol merupakan alernaif linas jalan umum yang ada. Keberadaan jalan ol diharapkan secara langsung dapa mengurangi beban lalu linas, kemacean yang erjadi di jalan umum dan mengurangi polusi udara akiba kendaraan yang bergerak lamba aau mesin hidup dalam kondisi kendaraan berheni. Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial proyek diliha dari sudu pandang lembaga aau individu yang menanamkan modalnya dalam proyek aau yang berkepeningan langsung dalam proyek. Dalam analisis ini, yang diperhaikan adalah hasil yang harus dierima oleh invesor aau siapa saja yang berkepeningan dalam pembangunan proyek ersebu. Krieria evaluasi dalam analisis finansial dianaranya adalah Ne Presen Value (NPV), Benefi Cos Raio (BCR), Inernal Rae of Reurn (IRR), dan Payback Period. Meode Ne Presen Value (NPV) Meode ini berusaha membandingkan semua komponen biaya dan manfaa dari suau proyek dengan acuan yang sama agar dapa diperbandingkan sau dengan yang lainnya (LPKM -ITB, 1997). Dalam hal ini acuan yang dipergunakan adalah besaran neo saa ini (Ne Presen Value), arinya semua besaran komponen manfaa dan biaya diubah dalam besaran nilai sekarang. Selanjunya NPV didefinisikan sebagai selisih anara Presen Value dari komponen manfaa dan komponen biaya. Secara maemais rumusnya adalah sebagai beriku: NPV = B / 1 d C / 1 d = B C / 1 d Meode Benefi Cos Raio (BCR) Prinsip dasar meode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan ingka efekifias pemanfaaan biaya erhadap manfa yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefi Cos Raio, yang secara maemais dirumuskan sebagai beriku: BCR = B / 1 d C / 1 d Meode Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR aau Inernal Rae of Reurn adalah besaran yang menunjukkan harga discoun rae pada saa besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapa dianggap sebagai ingka keunungan aas invesasi bersih dalam suau proyek, secara maemais dirumuskan sebagai beriku: B( ) C( ) IRR = (1 r) Keerangan: B() = Besaran oal dari komponen manfaa proyek pada ahun C() = Besaran oal dari komponen biaya pada ahun ke- d = Tingka bunga yang diperhiungkan = Jumlah ahun r = IRR yang menghasilkan NPV = 0 Meode Payback Period 42

5 Sudi Kelayakan Jalan Tol... Yana, Swijana dan Saniari Meode Payback Period adalah jangka waku yang diperlukan unuk mengembalikan modal suau invesasi dihiung dari aliran kas bersih. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis yang perama dilakukan adalah analisis lalu linas jalan eksising yang hasilnya berupa Lalu Linas Harian Raa-Raa Tahunan (LHRT) pada saa ini (ahun 2006), Volume jam Puncak (VJP), ingka pelayanan dari jalan eksising, dan prediksi LHRT 20 ahun ke depan dengan menggunakan ingka perumbuhan raaraa 6,21%. Analisis berikunya yaiu analisis lalu linas jalan ol yang hasilnya berupa LHRT pada jalan ol dari ahun awal (2011) s ampai 20 ahun ke depan. LHRT ini didapa dari mariks asal ujuan dari hasil survai. Kemudian dilanjukan dengan menganalisis nilai waku dari daa Pendapaan Daerah Regional Bruo (PDRB) dan analisis Biaya Operasi Kendaraan (BOK) menggunakan model PCI. Dimana kedua daa ini merupakan komponen unuk menghiung Penghemaan Biaya Pemakai Jalan (PBPJ) yang selanjunya hasil analisis PBPJ berupa arif ol. Asumsi dalam penenuan arif ol rencana yaiu 70% dari PBPJ. Besarnya arif ol rencana pada ahun 2011, unuk asumsi raif ol 70% dari PBPJ, besarnya arif ol rencana unuk kendaraan ringan Rp. 23,-; bus Rp. 121,-; dan ruk Rp. 68,-. Unuk besarnya arif ol rencana iap-iap ahun sampai ahun 2031 menggunakan inflasi 6,5%. Dalam sudi ini, analisis finansial dilakukan dengan menggunakan ingka suku bunga yaiu sebesar 12%. Dalam penenuan arif ol dan anggaran biaya dihiung dengan asumsi inflasi raa-raa sebesar 6,5% per ahun, ingka perumbuhan raa-raa, dan umur rencana 20 ahun. Hasil analisis finansial dengan Asumsi Tarif 70% dari PBPJ, diperoleh kelayakan finansial berupa nilai NPV = Rp ,-; BCR = 0,10104 ; dan IRR = -11,519%. Dari keiga nilai ersebu menunjukkan bahwa secara finansial proyek ersebu belum layak di bangun. Payback periodnya yaiu sampai dengan ahun 2031 jangka waku pengembalian modalnya idak erpenuhi. Analisis Sensiivias Nilai dari parameer-parameer yang elah dihiung dalam analisis diaas, enunya idak lepas dari fakor kesalahan baik dalam prediksi maupun fakor eksernal yang idak dapa diperkirakan sebelumnya. Jadi nilai manfaa maupun biaya yang erealisasi mungkin lebih besar aau lebih kecil dari yang elah diperkirakan, sehingga mengakibakan perubahan pada hasil analisis kelayakan yang dilakukan. Tabel 1. Hasil Analisis Sensiivias Jalan Tol Pengambengan-Pengragoan Sensiivias unuk asumsi suku bunga 12 % NPV Manfaa Teap, Biaya naik 20% BCR 0,096 IRR -9,182% NPV Manfaa Turun 20%, Biaya eap BCR 0,092 IRR -10,724% NPV Manfaa Turun 20%, Biaya naik 20% BCR 0,077 IRR -8,699% Unuk mengeahui seberapa sensiivias analisis kelayakan pembangunan jalan Tol Pengambengan-Pengragoan ersebu, maka akan diuji sensiiviasnya erhadap 43

6 perubahan variabel-variabel sebagai beriku : 1. Biaya Invesasi dinaikkan 20%, manfaa eap 2. Biaya eap dan nilai manfaa diurunkan 20 % 3. Biaya Invesasi dinaikkan 20% dan manfaa diurunkan 20% Dengan analisis sensiivias ini akan memberikan gambaran sejauh mana kesimpulan analisis kelayakan invesasi yang elah dibua akan cukup kua berhadapan dengan perubahan variabelvariabel ersebu di aas. Hasil analisis sensiiviasnya dari rencana jalan ol Pengambengan-Pengragoan diampilkan pada Tabel 1. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Volume lalu linas di ruas jalan eksising pada saa ini aau pada ahun dasar (2006) yang erpada adalah ruas jalan Banyu Biru dengan LHRT sebesar smp/hari dan elah mencapai ingka pelayanan B. Berdasarkan prediksi perumbuhan lalu linas dengan ingka prediksi raa-raa diperkirakan ahun 2018 ruas jalan eksising Pengambengan- Pengragoan idak dapa lagi menahan beban lalu linas yang semakin meningka dari ahun ke ahun. Hasil analisis kelayakan finansial pembangunan jalan Tol Pengambengan- Pengragoan dengan krieria NPV, BCR dan IRR dengan ingka suku bunga 12%, BELUM layak jika diinjau dari asumsi arif ol 70 % dari Penghemaan Biaya Pemakai Jalan (PBPJ). Sedangkan jika menggunakan analisis sensiiviasnya, hasil yang diperoleh jalan ol Pengeragoan Pengambengan juga belum layak. Anonimus Undang-undang No. 38 Tahun 2004 Tenang Jalan, Pusaka Widyaama, Yogyakara. CTC Kabupaen Roads Economic Evaluaion Model, Vehicle Operaing Coa, Minisry of Public Works, Direcorae General of Highways. Dep. P.U Manual Kapasias Jalan Indonesia (MKJI), Direkora Jenderal Bina Marga, Jakara. Hermawai, P Sudi Kelayakan Pembangunan Jalan Alernaif Denpasar-Nusa Dua, Program Magiser Teknik Sipil Fakulas Teknik Universias Udayana, Denpasar Ichsan, M Sudi Kelayakan Proyek, Universias Brawijaya, Malang. Kadoaie, R.J Analisis Ekonomi Teknik, Andi Offse, Yogyakara. Mcshane, W.R Traffic Engineering, Unied Saes. Siladharma, A Sudi Kelayakan Jalan Tohpai-Kusamba (Ruas Jalan Bau Klook-Kusamba), Tugas Akhir Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakulas Teknik Universias Udayana, Denpasar. Soeharo, I Manajemen Proyek (Dari Konsepual Sampai Operasional), Erlangga, Jakara. Sumariani Penenuan Tarif Tol Rencana Ruas Jalan Serangan- Tanjung Benoa, Jurusan Teknik Sipil Fakulas Teknik Universias Udayana, Denpasar. Tamin, O.Z Perencanaan dan Pemodelan Transporasi, Penerbi ITB, Bandung. Wells, G.R Highway Planning Techniques, Griffin, London. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, A.A Rekayasa Lalu Linas, UMM. 44

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA

Jurnal Spektran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA Jurnal Spekran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. Asri Dewi 1, P Ali Suhanaya 2 dan D. M. Priyanha Wedagama 2 Absrak: Ruas jalan By

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI Pande N. Sari Saraswai 1, I G. B. Sila Dharma 2, I Gs. Keu Sudipa 2 Absrak : Pengangkuan sampah di Koa Bangli saa ini menggunakan pola individual langsung (door

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN

ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 77-86 ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN Cu Suciaina Silvia 1, Masimin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci