BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Dewi Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase bisnis mereka. Belanja modal biasanya memerlukan pengeluaran yang besar seperi pembelian bangunan baru dan pembaruan fasilias yang ada. Capial Expendiure juga erkadang disebu sebagai capial expense aau capial spending dan dilaporkan pada laporan ahunan dari perusahaan sehingga pemegang saham dapa dengan jelas meliha seberapa besar uang yang diinvesasikan unuk jangka panjang. Anandarajah (1998:31) menyaakan Capial Expendiure dalam definisi beriku ini : Capial Expendiure is an expendiure on long-lived asses, also referred o as fixed asses or non-curren physical asses Dari deskripsi ersebu, dapa disimpulkan bahwa Capial Expendiure berkaian dengan dua unsur, yaiu : 1. Expendiure aau pengeluaran 2. Long lived asses aau ase yang memiliki masa ekonomis yang panjang Sedangkan menuru Saphiro (2005), Capial Expendiure merupakan invesasi yang dikeluarkan dengan harapan akan menghasilkan aliran kas masuk di masa depan. Oleh karenanya dibuuhkan persiapan yang maang dalam merencanakan Capial Expendiure. Terkai dengan deskripsi di aas, erkadang Capial Expendiure juga dideskripsikan sebagai capial invesmen. 7
2 8 Jenis jenis Capial Expendiure Ada beberapa jenis Capial Expendiure menuru Saphiro (2005), yaiu : 1. Equipmen Replacemen Hal yang dimaksud dalam poin ini adalah adanya ambahan ase karena adanya kebuuhan baru aaupun karena usangnya peralaan yang lama.sebagai conoh adanya pengganian kompuer di sebuah perusahaan karena rusaknya kompuer yang ada, maka kompuer baru ersebu dikaegorikan sebagai Capial Expendiure. 2. Expansion o mee growh in exising producs Jika suau perusahaan memuuskan unuk melakukan ekspansi demi meningkakan produk yang ada (baik dari segi efisiensi maupun pengembangan pangsa pasar) maka biaya dalam proyek ekspansi ersebu dapa dikaegorikan sebagai Capial Expendiure. 3. Expansion generaed by new producs Begiu pula dengan adanya rencana unuk mengeluarkan produk baru, sehingga dibuuhkan, misalnya pabrik baru. Seluruh biaya dalam menghasilkan pabrik yang siap beroperasi dapa dimasukkan ke dalam Capial Expendiure. 4. Projeced mandaed by law Hal ini berkaian dengan keegasan hukum yang erjadi. Jenis erahir ini, makin sering dihadapi perusahaan belakangan ini, eruama yang bergerak di bidang perambangan aaupun indusri lain yang bidang operasinya mengambil sesuau dari alam. Ininya, seluruh pengeluaran yang dikeluarkan demi kesesuaian dengan hukum (perauran) yang berlaku dapa dikaegorikan sebagai Capial Expendiure. Misalnya jika ada perauran negara yang menyebukan bahwa di sekiar pabrik yang mengeluarkan limbah yang berbahaya diwajibkan keberadaan
3 9 empa pengolahan limbah, maka seluruh pengeluaran yang berkaian dengan siap dipakainya empa pengolahan limbah ersebu dapa dikapialisasi dan digolongkan sebagai Capial Expendiure Dalam pelaksanaannya erkadang susah unuk membedakan biaya manakah yang ermasuk ke dalam Capial Expendiure dan biaya yang ermasuk ke dalam rouine expense. Perbedaan yang jelas anara keduanya erleak pada hasil yang diperoleh, jika suau biaya dapa menaikkan nilai dari sebuah ase maka biaya ersebu digolongkan sebagai Capial Expendiure namun jika biaya yang ada hanya dipakai unuk memperahankan kondisi kerja yang ada maka biaya ersebu digolongkan sebagai rouine expense. Sebagai conoh biaya unuk insalasi kamar mandi di sebuah warne adalah Capial Expendiure karena meningkakan nilai dari warne ersebu namun biaya unuk memperbaiki kompuer yang rusak besar pun biayanya ermasuk ke dalam rouine expense karena hanya memperahankan kinerja warne seperi yang dulu. Perusahaan dalam melakukan kepuusan Pembelian Capial Expendiure memang idak digolongkan ke dalam biaya produksi, namun eap merupakan sebuah pengeluaran dan beban bagi perusahaan. Selain iu pengaruh kepuusan Capial Expendiure yang signifikan erhadap cash flow dan biaya depresiasi membua kedua jenis beban ersebu jelas sanga besar pengaruhnya bagi keadaan keuangan perusahaan, eruama dari segi likuidias dan renabilias karena akan memakai ase perusahaan dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini, pengendalian sangalah dibuuhkan unuk mencapai efisiensi dan efekifias dalam Capial Expendiure, sehingga kebuuhan akan Capial Expendiure dapa erpenuhi dan kegiaan perusahaan dapa berjalan dengan lancar dan beban keuangan yang erjadi idak sampai mengganggu operasi perusahaan.unuk iu sebagai salah sau ala pengendaliannya dibualah penganggaran Capial Expendiure.
4 10 Tujuan dari pengendalian Capial Expendiure menuru Rina (2008) adalah : 1.1 Agar pelaksanaan invesasi benar benar sesuai dengan rencana yang dibua dalam anggaran 2.1 Unuk memanfaakan pendayagunaan dana perusahaan seopimal mungkin agar ercapai ingka efisiensi yang inggi dengan mengaur skala priorias baik dari segi pendanaan maupun segi waku 3.1 Menjaga efisiensi dengan cara menyeleksi perminaan invesasi sesuai dengan cos dan benefinya Unuk mencapai ujuan uama perusahaan yaiu memaksimalkan kekayaan pemegang saham maka perusahaan harus erus berumbuh dan erus mengimprovisasi bisnisnya unuk mencapai keunungan di jangka panjang sehingga unuk mencapai hal iu sekarang perusahaan harus mengambil suau kepuusan yang dapa erus membua perusahaan iu eap eksis. Unuk mencapai perumbuhan di masa mendaang diperlukan invesasi pada masa sekarang yang epa dan efisien dimana unuk melakukannya diperlukan suau perencanaan Capial Expendiure yang memadai. Capial Expendiure yang dikeluarkan bisa berbeda jumlahnya sesuai dengan skala dari perusahaan ersebu. Pada perusahaan besar bisa saja mereka mengeluarkan sampai rausan milliar hanya unuk Capial Expendiure seperi misal membeli uni usaha lain dan lain lain. Namun pada skala perusahaan kecil pembelian priner pun bisa digolongkan sebagai Capial Expendiure dimana pengambilan kepuusan Capial Expendiure ini harus hai hai karena akan membua ase dari perusahaan akan menjadi idak likuid dalam jumlah yang besar. Besarnya nilai Capial Expendiure yang ada membua nilai yang ada pun di amorisasi sepanjang hidup dari ase bisa berkisar dari 3 ahun sampai 40 ahun, hal ini karena idaklah mungkin unuk membebankan semua biaya Capial Expendiure
5 11 hanya pada suau kurun waku erenu karena idak efisien dan fungsi ase yang dibeli pun biasanya idak langsung hilang hanya dalam suau kurun waku erenu. 2.2 Laba Perusahaan Pada peneliian kali ini yang dipakai sebagai laba perusahaan adalah Operaing Profi aau Earnings Before Ineres Taxes (EBIT)/laba operasional. Menuru Keown (2005) Laba operasional didapa dengan cara mengurangkan penjualan dengan harga pokok penjualan dan dengan beban operasional Nilai dari laba operasional mencerminkan laba yang didapa dari kegiaan uama perusahaan dengan juga memasukkan pos penyusuan dari Capial Expendiure sedangkan laba koor hanya mengurangkan penjualan dengan harga pokok penjualan belum menghiung beban sampai barang yang ada sampai ke konsumen adapun laba bersih memasukkan pula unsur non kegiaan uama perusahaan seperi laba lain-lain dan beban lain-lain. Sehingga unuk dengan epa mengeahui berapa efisiensi dari perusahaan dalam menjalankan kegiaan uamanya diliha dari laba operasionalnya. 2.3 Akiva ( Asse ) Adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan, Menuru Keown (2005) Dalam pelaksanaannya akiva dapa dibagi ke dalam 3 bagian yaiu : a. Akiva Lancar, yaiu akiva yang manfaa ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waku sau ahun aau kurang misalnya kas, sura berharga, piuang dan persediaan. b. Akiva Berwujud, yaiu akiva yang memiliki wujud fisik, digunakan dalam operasi sehari- hari perusahaan dan memberikan manfaa ekonomi lebih dari sau ahun. Conohnya adalah anah, gedung, mesin, peralaan dan kendaraan.
6 12 c. Akiva lain-lain aau akiva Tak Berwujud, yaiu akiva yang idak memiliki wujud fisik dan biasanya berupa hak isimewa yang memberikan manfaa ekonomi bagi perusahaan unuk jangka waku lebih dari sau ahun. Misalnya hak paen, goodwill,royaly, copyrigh, franchise dan license. 2.4 Reurn on Asse (Tingka Pengembalian Aas Toal Akiva) Produkivias akiva keseluruhan dapa dinyaakan sebagai ingka pengembalian aas oal akiva (ROA) aau ingka produkivias akiva. Tingka ini dihiung dengan membagi laba bersih dengan oal akiva yang digunakan unuk menghasilkan laba bersih. Menuru Young and O Bryne (2001) Tingka ini mengukur efisiensi dengan menggunakan sumber daya unuk mencipakan laba bersih. Semakin besar nilai ROA maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan akiva yang ada unuk mendapakan laba bersih. Perusahaan dapa memperoleh nilai ROA yang inggi dengan cara meningkakan profi margin aau dengan memanfaakan akiva yang dimilikinya dengan lebih efisien unuk meningkakan penjualan perusahaan Damodaran (2002:45). Nilai ROA dapa juga digunakan invesor unuk membandingkan kinerja perusahaan yang sau dengan perusahaan lainnya 2.5 Capial Budgeing Capial Budgeing merupakan ala yang harus dikuasai oleh manajer eruama dalam hal kepuusan invesasi dalam meliha cash flow yang benar benar dapa dihasilkan perusahaan di masa daang. Dalam hal ini manajer harus benar benar jeli dalam meliha dan memilih sau dari berbagai alernaif yang ada.sebelum memilih manajer harus melakukan evaluasi, pembandingan dan pada akhirnya ialah pemilihan dari pilihan yang ada dan kegiaan inilah yang disebu sebagai Capial Budgeing. Capial Budgeing diperlukan karena belanja modal yang dilakukan perusahaan biasanya besar dan akan berpengaruh erhadap keuangan perusahaan sehingga dengan iu perlu
7 13 dilakukan perencanaan capial budgeing yang epa dalam memilih kepuusan belanja modal yang epa. Capial Budgeing yang epa juga dapa membua perusahaan lebih logis, rasional dan sisemais dalam mengambil kepuusan sehingga kepuusan yang diambil dapa menghasilkan keunungan jangka panjang dan pada akhirnya memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Hal ini menjadi pening karena Capial/Modal adalah sumber daya yang erbaas, memang perusahaan bisa erus meminjam uang ke bank eapi bank pun memiliki baasan erenu dalam memberikan pinjaman selain iu perusahaan juga bisa menerbikan sebanyak banyaknya saham namun hal ini pun malah akan membua kepemilikan pemegang saham individu menjadi semakin kecil sehingga pengumpulan uang yang sebesar besarnya memang akan membua perusahaan dapa dengan lebih mudah unuk memilih invesasi yang akan dijalankan namun jelas hal ini idaklah efisien karena semakin ingginya cos of capial yang mesi perusahaan bayarkan. Dalam melakukan Capial Budgeing manajer harus memperhaikan fakor inernal dan fakor eksernal Perusahaan. Fakor inernal perusahaan mencakup kekuaan dan kelemahan dari perusahaan seperi ase, jumlah karyawan, dana yang dimiliki dan sebagainya. Fakor-fakor ini dapa dikendalikan oleh manajer perusahaan. Sedangkan fakor-fakor eksernal seperi kurs, harga bahan baku,harga anah, bangunan, dan kendaraan, biaya eap dan biaya variabel, inflasi, ingka suku bunga, selera konsumen, perauran pemerinah, dan sebagainya idak dapa dikendalikan oleh manajer.namun sanga berpengaruh erhadap Capial Budgeing yang ada sehingga disini pening bagi perusahaan unuk selalu mengawasi dan mengevaluasi perubahan dari fakor-fakor eksernal dan fakor-fakor inernal yang dimiliki sehingga mengurangi ancaman keidakpasian di masa daang dan mendapa sebuah kepuusan invesasi yang benar benar epa. Ada beberapa ala yang biasanya menjadi pedoman bagi manajer unuk memilih suau invesasi dibanding invesasi lainnya Keown (2005) yaiu :
8 14 Payback period : Meliha seberapa cepa invesasi yang dilakukan perusahaan mencapai break even poin nya sehingga lebih cepa maka lebih menarik invesasi ersebu. Ne presen value (NPV) : Meliha nilai presen cash flow yang benar benar akan dierima perusahaan dikurangi dengan nilai dari iniial oulay yang dikeluarkan perusahaan lebih inggi nilai dari NPV maka semakin menarik invesasi ersebu. NPV FCF n =1 (1 + k) IO Inernal rae of reurn (IRR) : Meliha rae sebenarnya yang dihasilkan perusahaan dengan invesasi yang dilakukannya, semakin besar nilai IRR maka semakin menarik sebuah proyek, nilai IRR juga biasanya dibandingkan dengan nilai yang didapa jika berinvesasi di empa lain seperi bunga deposio dan lainlain. IRR FCF n =1 (1 + IRR) = IO Profiabiliy index (PI) : meliha nilai dari presen value cash flow perusahaan dibagi dengan iniial oulay yang ada semakin inggi nilai dari PI maka semakin menarik suau invesasi unuk dilakukan. PI n FCF 1 (1 k) = + IO Dengan FCF = Free Cash Flow Pada Periode IO n k = Iniial Oulay = Ekspekasi umur proyek = Discoun rae
9 15 Pada akhirnya perencanaan dan pelaksanaan Capial Budgeing yang epa akan mampu menggambarkan kondisi perusahaan di masa depan sehingga sangalah pening bagi manajer unuk memilih eknik yang epa dalam melaksanakan Capial Budgeing agar dapa menggunakan sumber daya dengan efisien sera menghasilkan kepuusan invesasi yang epa dan berkepanjangan bagi perusahaan menuju ercapainya kekayaan pemegang saham.
Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi
Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciLATIHAN SOAL KWU XII
LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciKAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)
57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT
ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat
ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Sistem
8 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Sisem Sisem didefinisikan sebagai seperangka elemen aau sekumpulan eniy yang saling berkaian, yang dirancang dan diorganisir unuk mencapai sau aau beberapa ujuan (Manesch
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciRUMAH KOST DI SEMARANG DALAM KAJIAN EKONOMI. Isnadi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Absrac RUMAH KOST DI SEMARANG DALAM KAJIAN EKONOMI Isnadi Jurusan Teknik Sipil Polieknik Negeri Semarang Boarding house in urban developmen, especially adjacen o he campus is he poenial, proven over he
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinci20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)
Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI
I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinci2
2 3 4 5 6 7 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ii iii iv v vi vii
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. maupun lahan yang dikuasai oleh negara. Hutan rakyat tersusun dari satuan
II. TINJAUAN PUSTAKA Huan rakya adalah huan yang pengelolaannya dilaksanakan oleh organisasi masyaraka baik pada lahan individu, komunal (bersama), lahan ada, maupun lahan yang dikuasai oleh negara. Huan
Lebih terperincit I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo
l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang)
JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November 207 44 ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMUHAN LAA (Sudi Kasus Pada UMN Perbankan Terbuka Yang erdomisili Di Koa Pangkalpinang)
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Budidaya Paprika Paprika adalah salah sau komodias sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang inggi, dimana sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinci