KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)
|
|
- Dewi Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Sebelas Mare ABSTRAK. Padi merupakan anaman pangan yang banyak diproduksi masyaraka Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningka mengakibakan semakin inggi kebuuhan konsumsi pangan khususnya padi. Kebuuhan pangan yang meningka harus diimbangi dengan jumlah produksi yang meningka pula. Unuk menghindari jumlah impor beras yang berlebihan, perlu dilakukan opimalisasi produksi padi di koa/kabupaen. Peneliian ini berujuan mengklasifikasi daa produksi padi Pulau Jawa. Meode yang digunakan adalah klasifikasi dengan Algorime C4.5. Daa yang digunakan bersumber dari Badan Pusa Saisik. Berdasarkan hasil peneliian, klasifikasi daa produksi padi Pulau Jawa menghasilkan model pohon kepuusan dengan 9 auran klasifikasi dan 4 klasifikasi saus koa/kabupaen. Tingka keakuraan yang diperoleh dari pohon kepuusan sebesar 83.19% sehingga pohon kepuusan yang erbenuk cukup layak dalam mengklasifikasi produksi padi Pulau Jawa. Kaa kunci: klasifikasi, produksi padi, algorime C PENDAHULUAN Padi merupakan anaman pangan yang dikonsumsi oleh mayorias masyaraka Indonesia.Sampai saa ini keerganungan masyaraka Indonesia erhadap anaman pangan khususnya padi masih sanga besar. Menuru Las [9], padi merupakan makanan pokok yang dikonsumsi lebih dari seengah penduduk dunia dan padi mengandung sekiar 60-70% kalori.produksi padi di Indonesia dipengaruhi oleh fakor luar (eksernal) dan dalam (inernal).menuru Ina [7], fakor luar yang mempengaruhi produksi padi yaiu keadaan iklim dan geografis.keadaan iklim melipui curah hujan, suhu, cahaya maahari, air, dan musim.keadaan geografis melipui keinggian empa dan luas lahan.menuru Hanum [6], curah hujan yang cocok unuk perumbuhan anaman padi yaiu mm/ahun.padi umbuh subur pada keinggian mdpl dengan suhu 22 C-27 C sera pada keinggian mdpl dengan suhu 19 C-23 C. Indonesia juga merupakan penghasil komodias pangan erbesar eruama padi. Hampir di seiap daerah menghasilkan anaman pangan padi, salah saunya 1
2 di Pulau Jawa. Badan Pusa Saisik (BPS) mencaa bahwa angka produksi padi ahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan ahun 2014, yaiu sebanyak 2,31 jua on [1]. Produksi padi yang idak diimbangi dengan banyaknya kebuuhan padi dapa berdampak pada impor beras. Oleh karena iu, unuk menghindari impor beras perlu dilakukan sraegi yaiu mengopimalkan produksi padi koa/kabupaen di Pulau Jawa dengan eknik klasifikasi. Klasifikasi merupakan salah sau eknik dalam daa mining yang menggunakan pohon kepuusan unuk membenuk daa dalam grup aau kelas.salah sau algorime yang digunakan dalam pohon kepuusan adalah Algorime C4.5. Pada peneliian ini, dilakukan penerapan Algorime C4.5 unuk mengklasifikasi daa produksi padi Pulau Jawa ahun 2015 yang menghasilkan pohon kepuusan dan auran klasifikasi, sehingga dapa mengeahui saus koa/kabupaen di Pulau Jawa. 2. DATA MINING Daa mining didefinisikan sebagai proses menemukan pola dalam daa. Proses ini bekerja secara oomais aau semi oomais dan menghasilkan pola yang memberikan kemudahan bagi penelii. Pola ersebu diidenifikasi, divalidasi, dan digunakan unuk membua sebuah prediksi (Wien e al. [12]). Sebagaimana diulis oleh Larose [8], salah sau eknik yang dimiliki daa mining berdasarkan ujuan yang dicapai, yaiu klasifikasi. Klasifikasi merupakan proses yang berujuan membedakan kelas daa dalam beberapa kaegori. Menuru Han dan Kamber [5], pohon kepuusan adalah salah sau meode klasifikasi paling popular dan mudah unuk diinerpreasikan. Pohon kepuusan juga berguna unuk mengeksplorasi daa dan menemukan hubungan ersembunyi anara sejumlah variabel inpu (independen) dengan sebuah variabel arge (dependen). 3. ALGORITME C4.5 Algorime Classificaion Version 4.5 (C4.5) merupakan pengembangan dari Algorime Ieraive Dichoomiser 3 (ID3) yang diperkenalkan oleh Quinlan ahun 1993 (Quinlan [10]). Idenya yaiu membua pohon kepuusan dengan simpul awal sebagai aribu yang paling signifikan. Kelebihan dari Algorime C4.5 yaiu dapa menangani daa diskri dan koninyu. Langkah-langkah menggunakan Algorime C4.5 dalam membua sebuah pohon kepuusan (Florin [4]) yaiu: 2
3 1. Mempersiapkan daa raining, yaiu daa yang sudah dikaegorikan ke dalam kelas-kelas erenu. 2. Menghiung nilai gain raiosebagai percabangan awal. Ada beberapa langkah unuk menghiung nilai gain raio sebagai beriku. a. Enropy. Enropy adalah ukuran keberagaman dalam suau kumpulan daa. Semakin inggi nilai enropy maka semakin inggi ingka keberagaman. n Enropy(S) = i=1 p i x log 2 (p i ) (2.1) dengan S adalah himpunan kasus, n adalah banyaknya kelas, dan p i adalah proporsi S i erhadap S. b. Gain. Gain adalah ukuran efekivias dari aribu daa. n Gain(S, A) = Enropy(S) S i i=1 x Enropy(S) (2.2) dengan A adalah aribu, S i adalah banyakya kasus dalam S i, dan S adalah banyaknya kasus dalam S. c. Spli Informaion. Unuk menghiung gain raio perlu dikeahui suau erm baru yang disebu pemisahan informasi (spli informaion). n Spli Informaion = j=1 p j x log 2 (p j ) (2.3) dengan p j adalah proporsi S j erhadap S. d. Gain Raio. Gain raio digunakan dalam menenukan aribu sebagai simpul (Wei Ji, e al. [11]). Gain Raio = Gain Spli Informaion S. (2.4) 3. Ulangi langkah ke 2 dan langkah ke 3 hingga semua record erparisi. 4. Proses parisi pohon kepuusan akan berheni saasemua record dalam simpul A mendapa kelas yang sama. 4. CONFUSION MATRIX Menuru Bramer [2], confusion marix merupakan abel yang mencaa hasil kerja klasifikasi. Meode ini menggunakan abel mariks seperi pada Tabel 1. Correc Classificaion Tabel 1. Model Confusion Marix Classified Marix rue posiive false negaive - false Posiive rue negaive 3
4 Pengujian daa berdasarkan nilai akurasi, yaiu ukuran dari seberapa baikmodel mengkorelasi anara hasil dengan aribu dalam daa (Han dan Kamber [5]). Akurasi (%) = Jumlah daa yang benar jumlah daa yang diuji x 100% (2.5) Semakin inggi nilai akurasi maka semakin inggi keepaan model pohon kepuusan dalam melakukan proses klasifikasi. 5. METODE PENELITIAN Meode yang dierapkan dalam peneliian ini adalah Algorime C4.5. Langkah-langkah menggunakan AlgorimeC4.5 sebagai beriku. 1. Menghiung jumlah kasus unuk daa produksi di aas median aau di bawah median pada seiap aribu. 2. Menghiung nilai enropy, gain, spli informaion, dan gain raio menggunakan persamaan (2.1), (2.2), (2.3), dan (2.4). 3. Meneapkan salah sau aribu dengan nilai gain raio eringgi sebagai akar dan aribu dengan nilai gain raio eringgi berikunya sebagai cabang. 4. Proses akan berheni apabila semua kasus pada cabang memiliki kelas yang sama. Hasil yang diperoleh yaiu pohon kepuusan dan menginepreasikan pohon kepuusan berupa auran klasifikasi.unuk mengeahui keakuraan dari pohon kepuusan yang erbenuk, maka dilakukan pengujian akurasi erhadap daa yang elah diklasifikasi menggunakan Algorime C HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Deskripsi Aribu Daa. Aribu yang digunakan erdiri dari suhu, curah hujan, luas panen, dan keinggian wilayah. Aribu berfungsi sebagai variabel inpu yang digunakan dalam penenuan variabel arge (produksi padi) yang diunjukkan pada Tabel Tabel 2.Kaegori Variabel Targe Jumlah Produksi (on) Produksi Padi di aas median <
5 Selain variabel arge, variabel inpu juga dikaegorikanke dalam kelas-kelas erenu sebagai ahapan proses klasifikasi. Pengkaegorian variabel inpu berdasarkan pendapa ahli yang diunjukkan pada Tabel 3 (Hanum [6]). Tabel 3. Kaegori Variabel Inpu Variabel Kaegori Keerangan > Ha Luas Luas Panen Ha Ha Sedang < Ha Sempi Keinggian mdpl > 27 C Tinggi Suhu 22 C 27 C Cukup Keinggian mdpl > 23 C Tinggi 19 C 23 C Cukup > 2000 mm/ahun Tinggi Curah Hujan mm/ahun Cukup < 1500 mm/ahun Rendah Keinggian mdpl Rendah mdpl Tinggi 7.1. Analisis Algorime C4.5. Beriku adalah penjelasan dalam pembenukan pohon kepuusan menggunakan Algorime C Menenukan node akar. Langkah awal yang dilakukan yaiu menghiung nilai enropy, gain, spli informaion, dan gain raio. Ierasi Aribu Gain Spli Info Gain Raio 1 Suhu Curah Hujan Keinggian 5.48E E-06 Luas Panen Perhiungan ierasi perama diperoleh nilai gain raio eringgi yaiu luas panen sebesar Kaegori luas dansempi sudah mengklasifikasikan kasus ke dalam produksi padi di aas dan. Kaegori sedang perlu dilakukan ierasi karena belum dapa diklasifikasikan. 2. Menenukan node cabang. Penenuan node cabang berdasarkan nilai gain raio eringgi seelah menghapus aribu yang sudah erpilih sebagai node akar. Ierasi Aribu Gain Spli Info Gain Raio 2 Suhu Curah Hujan Keinggian Perhiungan ierasi kedua diperoleh nilai gain raio eringgi yaiu curah hujan sebesar Kaegori rendah sudah mengklasifikasikan kasus ke dalam produksi di bawah 5
6 median. Ierasi Aribu Gain Spli Info Gain Raio 3 Suhu Keinggian Perhiungan ierasi keiga diperoleh nilai gain raio eringgi yaiu suhu sebesar Suhu kaegori cukup perlu dilakukan ierasi sehingga diperoleh aribu keinggian sebagai node erakhir. Keinggian kaegori rendah dan inggi sudah mengklasifikasikan kasus ke dalam produksi di aas dan. Suhu kaegori inggi perlu dilakukan ierasi sehingga diperoleh aribu keinggian sebagai node erakhir. Keinggian kaegori rendah dan inggi sudah mengklasifikasikan kasus ke dalam produksi di bawah dan di aas median. Ierasi Aribu Gain Spli Info Gain Raio 4 Suhu Keinggian Perhiungan ierasi keempa diperoleh nilai gain raio eringgi yaiu keinggian sebesar Keinggian kaegori inggi dan rendah perlu dilakukan ierasi sehingga diperoleh aribu suhu sebagai node erakhir. Suhu kaegori cukup dan inggi sudah mengklasifikasikan kasus ke dalam produksi di bawah dan di aas median. Pada ierasi keiga dan keempa menggunakan aribu yang sama karena berada pada kaegori curah hujan yang berbeda. Hasil pohon kepuusan diunjukkan pada Gambar 1. Luas Panen l se di aas median s Curah Hujan Suhu Keinggian Keinggian Gambar 1. Pohon Kepuusan Produksi Padi Dari Gambar 1, diperoleh klasifikasi saus koa/kabupaen di Pulau Jawa Suhu berdasarkan aribu luas panen yang diunjukkan pada Tabel 4. c r Tabel 4. Klasifikasi Saus Koa/Kabupaen Klasifikasi Saus Koa/Kabupaen 1 Luas Panen Luas dan Produksi Padi Tinggi 2 Luas Panen Sedang dan Produksi Padi Tinggi 3 Luas Panen Sedang dan Produksi Padi Rendah 4 Luas Panen Sempi dan Produksi Padi Rendah c r Keinggian r r c di aas median di aas median di aas median 6
7 Selain iu, pohon kepuusan yang erbenuk dapa diierpreasikan berupa auran klasifikasi yang diunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Auran Klasifikasi No. Auran Klasifikasi 1 Jika luas panen sempi maka produksi padi. 2 Jika luas panen sedang, dan curah hujan rendah maka produksi padi di bawah median. 3 Jika luas panen sedang, curah hujan cukup, suhu cukup, dan keinggian rendah maka produksi padi di aas median. 4 Jika luas panen sedang, curah hujan cukup, suhu cukup, dan keinggian inggi maka produksi padi. 5 Jika luas panen sedang, curah hujan cukup, suhu inggi, dan keinggian rendah maka produksi padi. 6 Jika luas panen sedang, curah hujan cukup, suhu inggi, dan keinggian inggi maka produksi padi di aas median. 7 Jika luas panen sedang, curah hujan inggi, keinggian inggi aau rendah, suhu cukup maka produksi padi. 8 Jika luas panen sedang, curah hujan inggi, keinggian inggi aau rendah, suhu inggi maka produksi padi di aas median. 9 Jika luas panen luas maka produksi padi di aas median. Klasifikasi saus koa/kabupaen digunakan unuk menggambarkan pea wilayah Pulau Jawa. Gambar klasifikasi produksi padi iap koa/kabupaen di Pulau Jawa diunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Klasifikasi produksi padi iap koa/kabupaen di Pulau Jawa Berdasarkan Gambar 2, dikeahui bahwa koa/kabupaen yang produksi padinya perlu diopimalkan yaiu koa/kabupaen yangmasuk dalam Klasifikasi 2 karena memiliki luas panen sedang dan menghasilkan produksi padi inggi Pengujian Akurasi. Menuru Chauhan dan Anu [3], pengujian akurasi pada 7
8 pohon kepuusan menggunakan abel confusion marix diunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6.Confusion Marix Classified Marix Correc Di aas Di bawah Classificaion median median Persenase Di aas median % Di bawah median % Berdasarkan Tabel 6, dikeahui bahwa dari jumlah daa sebayak 113 erdapa 94 daa dengan klasifikasi benar. Perhiungan nilai akurasi menggunakan persamaan (2.5) dan diperoleh persenase akurasi sebesar 83.19%. Persenase unuk mengklasifikasi produksi padi di aas median secara epa yaiu sebesar 71.43% dan 94.74% unuk mengklasifikasi produksi padi secara epa. 8. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pohon kepuusan dengan Algorime C4.5 digunakan mengklasifikasi daa produksi padi di koa/kabupaen Pulau Jawa sehingga diperoleh koa/kabupaen yang ermasuk dalam klasifikasi 2 merupakan koa/kabupaen yang produksi padinya perlu diopimalkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Pusa Saisik, Saisik Indonesia Tahun 2016, Jakara Pusa: Badan Pusa Saisik, [2] Bramer, M., Principles of Daa Mining, London: Springer, [3] Chauhan, H. and A. Chauhan, Implemenaion of Decision Tree Algorihm C4.5, Inernaional Journal of Scienific and Research Publicaions, [4] Florin, G., Daa Mining Conceps Models and Technique, Berlin: Springer, [5] Han, J. and M. Kamber, Daa Mining Concep and Tehniques,San Fransisco: Morgan Kauffman, [6] Hanum, C., Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2, Deparemen Pendidikan Nasional, Jakara, [7] Ina, H., Bercocok Tanam Padi, Jakara: Azka Mulia Media, [8] Larose, D. T., Discovering Knowledge in Daa, New Jersey: John Willey and Sons, [9] Las, L., Inovasi Teknologi unuk Peningkaan Produksi Padi dan Kesejaheraan Peani, Balai Peneliian Tanaman Padi, Sukamandi, [10] Quinlan, J. R., Inducion of Decision Trees, Machine Learning 1,1986, [11] Wei, D. and Wei Ji, A Map Reduce Implemenaion of C4.5 Decision Tree Algorihm, Inernaional Journal of Daabase Theory and Applicaion, [12] Wien, I. H., Frank, E., and Hall, M. A., Daa Mining Pracical Machine Learning Tool and Techniques (3rd ediion), USA: Elsevier,
BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
Laar Belakang PENDAHULUAN Basis daa saa ini elah berkembang sanga cepa. Di dalam umpukan daa ersebu mungkin erdapa informasi ersembunyi yang sanga pening aau menjadi pening pada saa dibuuhkan. Penumpukan
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA
PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinci*Corresponding Author:
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciPenerapan Algoritme C4.5 Pada Klasifikasi Produksi Ubi Jalar di Pulau Jawa
Penerapan Algoritme C4.5 Pada Klasifikasi Produksi Ubi Jalar di Pulau Jawa Seno Setiyawan 1, Yuliana Susanti 2,Tri Atmojo Kusmayadi 3 1,3 Program Studi Matematika FMIPA, Universitas Sebelas Maret 2 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)
Jurnal Gradien Vol.4 No. Juli 8 : 386-393 Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menenukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Sudi Kasus PT. X) Sugandi Yahdin, Endro SC, Nova Desmala Jurusan Maemaika, Fakulas
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan
Lebih terperinciProyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran
Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPerbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X
JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas
Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPerancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah
Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciPEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK
PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan
Lebih terperinciASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan
Lebih terperinciPENERAPAN SENTIMENT ANALYSIS PADA HASIL EVALUASI DOSEN DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE
PEERAPA SETIMET AALYSIS PADA HASIL EVALUASI DOSE DEGA METODE SUPPORT VECTOR MACHIE Valonia Inge Sanoso¹, Gloria Virginia², Yuan Lukio³ Program Sudi Teknik Informaika Fakulas Teknologi Informasi Universias
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciKadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***
PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:
Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciPemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK
Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS
Lebih terperinci