IV METODE PENELITIAN
|
|
- Sudomo Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan perimbangan bahwa pada wilayah kerja Koperasi Peernak Sapi Bandung Uara (KPSBU), TPK Cibedug memiliki jumlah anggoa peernak paling banyak dan beragam dalam kepemilikan sapi perah. Meskipun menempai posisi kedua dalam hal jumlah populasi sapi perah yang dimiliki (Lampiran 1), namun TPK Cibedug memproduksi susu paling banyak dibandingkan dengan TPK yang lain (Lampiran 2). Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Januari 2010, yaiu mulai dari persiapan pembuaan proposal sampai penyerahan skripsi, sedangkan pengambilan daa di lapang dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli Teknik Pengambilan Responden Responden merupakan peernak sapi perah anggoa KPSBU yang ergabung di TPK Cibedug dan pegawai/pengurus KPSBU yang kompeen dalam peneliian ini. Adapun jumlah peernak yang dielii akan diambil berdasarkan banyaknya jumlah peernak yang mewakili iap skala usaha. Daa diambil dari peernak sapi perah sebagai responden. Pengambilan responden berdasarkan sraified random sampling, sehingga peernak yang berada dalam sau kelompok skala bersifa homogen dalam hal skala usaha dan sisem usahaernak. Kemudian responden dipilih secara acak (simple random sampling) dengan olak ukur uama pemilihan berupa skala usaha, berdasarkan kepemilikan jumlah sapi lakasi yaiu: (1) peernak yang memiliki sapi lakasi kurang dari empa ekor, (2) peernak yang memiliki sapi lakasi empa sampai enam (3) peernak yang memiliki sapi lakasi lebih dari enam ekor. Kemudian dari masing-masing skala diambil sampel dengan alokasi yang berimbang sesuai jumlah populasi dari masing-masing skala. Namun, pada saa urun lapang ernyaa beberapa responden yang elah memenuhi krieria olak ukur kepemilikan jumlah sapi lakasi idak sesuai dengan perkiraan semula. Oleh karena iu, unuk memenuhi alokasi maka pemilihan responden penggani dilakukan dengan cara
2 snowball. Jumlah oal yang menjadi responden adalah 30 orang peernak sapi perah, dimana ini adalah jumlah sampel minimal dalam pengambilan daa dan hal ersebu juga dikarenakan keerbaasan waku dan dana yang dimiliki penulis Daa dan Insrumenasi Jenis dan sumber daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa primer dan daa sekunder, baik kualiaif maupun kuaniaif (Tabel 4). Tabel 4. Jenis dan Sumber Daa Jenis Daa Sumber Daa Informasi yang Diperoleh Primer Sekunder Peernak Pegawai dan Pengurus KPSBU KPSBU GKSI BPS Depan Disnak Lieraur Perpusakaan LSI IPB Inerne Taalaksana usahaernak sapi perah Akivias yang dilakukan KPSBU, kerjasamakerjasama yang dilakukan oleh KPSBU, penenuan harga susu di Koperasi, pemasaran hasil, aalaksana usahaernak yang umumnya dierapkan anggoa, dan eknis usahaernak yang baik Selayang pandang KPSBU, daa populasi sapi perah, daa produksi susu, dan harga produkproduk WASERDA Produksi susu anggoa GKSI, kondisi persusuan Jawa Bara Populasi ernak, dan PDB menuru lapangan usaha Saisik peernakan Harga susu segar ingka peernak di senra produksi, dan Perauran Meneri Keuangan (Permenkeu No. 19/PMK.011/2009) Budidaya sapi perah, ilmu peernakan, produksi ernak perah, kelayakan proyek, evaluasi proyek, keuangan peranian, analisis finansial, dan analisis sensiivias Peneliian-peneliian erdahulu (skripsi) enang peernakan sapi perah Produksi nasional subsekor peernakan, populasi sapi perah Kabupaen Bandung, konsumsi proein masyaraka Indonesia, konsumsi susu per kapia di Indonesia, harga susu dunia erhadap harga susu dalam negeri ingka peernak, penghapusan arif impor bahan baku susu Daa primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara langsung dengan peernak. Selain iu, wawancara dilakukan dengan pegawai/pengurus KPSBU yang kompeen sera pengamaan (observasi) secara
3 langsung di lapang. Daa sekunder diperoleh dari Koperasi Peernak Sapi Bandung Uara (KPSBU), Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), lieraur dan insansi erkai yang berhubungan dengan peneliian yang akan dikaji, seperi Badan Pusa Saisik (BPS), Deparemen Peranian (Depan), Dinas Peernakan (Disnak), Perpusakaan LSI Insiu Peranian Bogor (IPB), inerne dan Bahan Pusaka lain yang relevan Meode Pengumpulan Daa Pengumpulan daa dilaksanakan selama enam bulan, yaiu mulai dari bulan Februari sampai Juli Daa ini digunakan baik unuk pembuaan proposal maupun pembuaan skripsi. Pengumpulan daa di lapang dilaksanakan selama sau bulan, yaiu bulan Juni sampai Juli Meode yang digunakan selama pengumpulan daa anara lain pengisian kuesioner, observasi langsung, wawancara, sudi lieraur maupun browsing inerne Meode Pengolahan Daa Daa dan informasi yang elah erkumpul dikelompokkan dan disajikan dalam benuk abel (abulasi), kemudian diolah. Daa kuaniaif yang diperoleh selama peneliian diolah dengan dengan banuan kompuer menggunakan program Microsof Excel 2007 dan kalkulaor. Pemilihan program ersebu karena merupakan program yang elah lazim digunakan dan relaif mudah unuk dioperasikan. Sedangkan daa kualiaif diolah dan disajikan secara deskripif. Analisis secara kualiaif dilakukan unuk mendapakan gambaran usaha dari iapiap aspek dalam sudi kelayakan finansial. Analisis secara kuaniaif dilakukan erhadap aspek finansial. Analisis dilakukan dalam dua skenario, yaiu Skenario I menggunakan ingka suku bunga deposio dan Skenario II menggunakan ingka suku bunga pinjaman. Aspek finansial yang dianalisis adalah Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), dan Payback Period (PP). Seiap krieria menggunakan Presen Value yang elah di discoun dari arus-arus benefi dan biaya selama umur proyek.
4 1. Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value (NPV) suau proyek aau usaha adalah selisih anara nilai sekarang (presen value) manfaa dengan arus biaya. NPV juga dapa diarikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang diimbulkan oleh invesasi. Perhiungan NPV perlu dienukan ingka bunga yang relevan. Menuru Kadariah e al. (1999) penenuan nilai NPV dapa diuliskan sebagaiberiku: n B C NPV = (1 i = 1 + ) (1) Keerangan: B = benefi bruo proyek pada ahun ke- C = biaya bruo proyek pada ahun ke- i = ingka suku bunga n = umur ekonomis proyek (10 ahun) = ahun ke- ( = 1,2,3,...,10 ) Krieria kelayakan berdasarkan NPV yaiu: a) NPV > 0, arinya suau proyek sudah dinyaakan mengunungkan dan layak unuk dijalankan. b) NPV < 0, arinya proyek ersebu idak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kaa lain, proyek ersebu merugikan dan idak layak unuk dijalankan. c) NPV = 0, arinya proyek ersebu mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opporuniy cos fakor produksi normal. Dengan kaa lain, proyek ersebu idak unung dan idak rugi. Namun, pada peneliian ini perhiungan NPV idak dilakukan secara manual. Perhiungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang elah ersedia pada sofware Microsof Excel Inernal Rae of Reurn (IRR) Menuru Kadariah e al. (1999), IRR merupakan ingka keunungan aas invesasi bersih dalam suau proyek. Seiap benefi bersih yang diwujudkan secara oomais dianam kembali dalam ahun berikunya dan mendapakan
5 ingka keunungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek. Tingka IRR mencerminkan ingka suku bunga maksimal yang dapa dibayar oleh proyek unuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discoun rae yang membua NPV proyek sama dengan nol. Suau invesasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari ingka suku bunga yang berlaku dan idak layak jika nilai IRR lebih kecil dari ingka suku bunga yang berlaku. Penenuan nilai IRR dapa diuliskan sebagai beriku: NPV IRR = i + ( i' i) NPV NPV ' (2) Keerangan: NPV = Nilai NPV yang posiif NPV = Nilai NPV yang negaif i = Tingka suku bunga pada saa NPV posiif i = Tingka suku bunga pada saa NPV negaif Namun, pada peneliian ini perhiungan IRR idak dilakukan secara manual. Perhiungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang elah ersedia pada sofware Microsof Excel Ne Benefi Cos-Raio (Ne B/C) Menuru Kadariah e al. (1999), Ne B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya erdiri aas presen value oal dari benefi bersih dalam ahun-ahun dimana benefi bersih ersebu bersifa posiif, sedangkan penyebunya erdiri aas presen value oal dari biaya bersih dalam ahun-ahun erenu dimana biaya koor lebih besar daripada benefi koor. Dengan kaa lain, Ne B/C merupakan angka perbandingan anara jumlah nilai sekarang yang bernilai posiif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negaif. Penenuan Ne B/C sebagai beriku: Ne B/C = n = 1 n = 1 B C (1 + i) B C (1 + i) dimana ( B C > 0).... (3) ( B C < 0)
6 Keerangan: B = manfaa yang diperoleh iap ahun aau benefi bruo proyek pada ahun ke- C = biaya yang dikeluarkan iap ahun aau biaya bruo proyek pada ahun ke- n = jumlah ahun (10 ahun) i = ingka bunga (diskono) = ahun ke- ( = 1,2,3,,10) Krieria invesasi berdasarkan Ne B/C adalah: a) Ne B/C > 1, maka NPV > 0, proyek mengunungkan aau layak dijalankan. b) Ne B/C < 1, maka NPV < 0, proyek merugikan aau idak layak dijalankan. c) Ne B/C = 1, maka NPV = 0, proyek idak unung dan idak rugi namun masih layak dijalankan. Namun, pada peneliian ini perhiungan Ne B/C idak dilakukan secara manual. Perhiungan Ne B/C dilakukan dengan menggunakan formula yang elah ersedia pada sofware Microsof Excel Payback Period (PP) Menuru Husnan dan Muhamad (2000), payback period merupakan krieria ambahan dalam analisis kelayakan unuk meliha periode waku yang diperlukan unuk melunasi seluruh pengeluaran invesasi. Pada dasarnya semakin cepa payback period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh invesor. Daa yang digunakan unuk menghiung payback period ini menggunakan daa yang elah didiskonokan. Perhiungan payback period adalah sebagai beriku: Payback period = I... (4) A b Keerangan: I = besarnya invesasi yang dibuuhkan Ab = benefi bersih yang dapa diperoleh seiap ahunnya
7 5. Analisis Sensiivias Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha dampak dari suau keadaan yang berubah-ubah erhadap hasil suau analisis. Tujuan analisis ini adalah unuk meliha kembali hasil analisis suau kegiaan invesasi aau akivias ekonomi, apakah ada perubahan dan apabila erjadi kesalahan aau adanya perubahan di dalam perhiungan biaya aau manfaa. Analisis sensiivias ini perlu dilakukan karena dalam kegiaan invesasi, perhiungan didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung keidakpasian enang apa yang akan erjadi di waku mendaang (Giinger 1986). Analisis swiching value merupakan variasi dari analisis sensiivias. Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha dampak dari suau keadaan yang berubah-ubah erhadap hasil suau analisis. Pada analisis swiching value secara langsung memilih sejumlah nilai yang dengan nilai ersebu dapa dilakukan perubahan erhadap masalah yang dianggap pening pada analisis proyek dan kemudian dapa menenukan pengaruh perubahan ersebu erhadap daya arik proyek. Dalam peneliian ini, digunakan analisis kepekaan apabila erjadi perubahan pada kenaikan harga inpu dan penurunan harga oupu dalam dua skenario, yaiu Skenario I menggunakan ingka suku bunga deposio dan Skenario II menggunakan ingka suku bunga pinjaman. 4.6.Definisi Operasional Beberapa isilah yang digunakan dalam analisis peneliian ini, anara lain : 1) Pede adalah anak sapi yang baru lahir hingga mencapai umur delapan bulan. 2) Sauan ernak (ST) adalah sauan yang digunakan unuk menenukan populasi ernak sapi perah, dimana sau ekor sapi dewasa seara dengan sau ST, sau ekor dara aau sapi janan muda seara dengan 0,5 ST, dan sau ekor pede seara dengan 0,25 ST. 3) Sapi dara adalah sapi beina yang belum beranak. 4) Sapi lakasi adalah sapi beina dewasa yang sedang berproduksi aau menghasilkan susu. 5) Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi seha dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan
8 alaminya idak dikurangi aau diambah sesuau apapun dan belum mendapa perlakuan apapun. 6) Produksi susu adalah jumlah susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi lakasi (lier/st/hari). 7) Calving Inerval adalah jarak anara kelahiran perama dengan kelahiran berikunya. 8) Tingka Ne Calf Corp adalah ingka kemungkinan hidup pede hingga menjadi sapi bakalan (calon induk) seiap ahun. 9) Inseminasi Buaan (IB) aau kawin sunik adalah suau cara aau eknik unuk memasukkan mani (sperma aau semen) yang elah dicairkan (diencerkan) dan elah diproses erlebih dahulu yang berasal dari ernak janan ke dalam saluran ala kelamin beina dengan menggunakan meode dan ala khusus yang disebu inseminaion gun. 4.7.Asumsi Dasar Analisis kelayakan finansial usahaernak sapi perah di TPK Cibedug, Kabupaen Bandung Bara, Provinsi Jawa Bara, menggunakan beberapa asumsi yaiu: 1) Skala usaha yang dipilih adalah skala usahaernak berdasarkan sauan ernak (ST). 2) Unuk biaya yang berasal dari sumberdaya milik pribadi idak diperhiungkan, seperi pakan hijauan yang berasal dari lahan milik maupun sewa, lahan, dan enaga kerja. Jadi analisis finansial dilakukan berdasarkan apa yang benar-benar dierima dan dikeluarkan oleh masingmasing responden. 3) Umur proyek dari analisis kelayakan peernakan sapi perah yaiu selama 10 ahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis variabel yang paling lama yaiu kandang. 4) Toal produksi adalah jumlah produksi yang dihasilkan selama sau ahun, dimana seiap hari dilakukan pemerahan sebanyak dua kali. Dalam sau ahun sapi lakasi dapa diperah selama 10 bulan. Nilai oal pendapaan (penjualan susu) adalah hasil kali anara produksi dan harga jual.
9 5) Upah enaga kerja merupaka upah raa-raa unuk enaga kerja di wilayah TPK Cibedug. 6) Penenuan harga yang digunakan dalam perhiungan adalah harga yang berlaku pada saa peneliian dilakukan dan diasumsikan konsan hingga umur proyek berakhir. 7) Biaya yang dikeluarkan unuk usaha ernak erdiri dari biaya invesasi dan biaya operasional. Biaya invesasi dikeluarkan pada ahun ke-0 dan biaya reinvesasi dikeluarkan unuk peralaan yang elah habis umur ekonomisnya. 8) Biaya operasional erdiri dari biaya eap dan biaya variabel. 9) Perhiungan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan PBB yang dieapkan unuk wilayah TPK Cibedung. 10) Nilai penyusuan dihiung berdasarkan perhiungan nilai sisa dengan menggunakan meode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. 11) Keadaan ekonomi selama proyek berlangsung eap dengan kebijakan penghapusan arif impor susu eap berlaku. 12) Tingka suku bunga yang digunakan pada Skenario I menggunakan ingka suku bunga deposio raa-raa Bank Indonesia (BI) pada bulan Juni ahun 2009, yaiu sebesar ujuh persen. Pemilihan ini berdasarkan bahwa di Lembang erdapa berbagai macam bank swasa sera modal usaha pemilik seluruhnya berasal dari modal pribadi bukan berasal dari pinjaman. Pada Skenario II menggunakan ingka suku bunga pinjaman kredi invesasi Bank Rakya Indonesia (BRI) pada bulan Juni ahun 2009, yaiu sebesar 14 persen. Pemilihan ini dikarenakan BRI adalah bank yang paling banyak memberikan pendanaan unuk sekor agribisnis. Besarnya ingka suku bunga pada kedua skenario ersebu diasumsikan eap selama umur proyek.
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciTuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciKELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT
KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI
I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi
Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat
ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciKELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT
KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciKAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)
57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinci