ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU"

Transkripsi

1 ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian Universias Riau ABSTRACT The propose of his sudy is o analyze he financial feasibiliy and analyze he level of sensiiviy in he agro-business ahu in he Labuh Baru Bara vilage Payung Sekaki disric Pekanbaru. Number of respondens one person (Mr. Riyadi). Research mehods using case sudies. To deermine he financial feasibiliy of he agro-business ahu use invesmen crieria, namely: ne presen value (NPV), rae of reurn (IRR) and Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C). Resuls of his sudy indicae ha he agro-busines ahu is feasible obe developed in erms of financial feasibiliy crieria ha demonsrae he business value of NPV (posiive) Rp. 2,601,408,907, IRR (DF greaer han 16%), Ne B/C 2:24 (Ne B/C>1) and PBP 5 years 1 monh which means ha his business has been able o cover he cos of he invesmen before he end of business life. Based on invesmen crieria obained in agro-business ahu feasible o develop. The sensiiviy analysis i can be concluded ha he limi price in creasesin soybean ha can sill olelir by 10% and 20% for NPV Rp. (posiive), he value of IRR (DF 16% greaer), and value (Ne B/C<1). Meanwhile, when he price of soybeans increased by 30% effor is no worh i o run as a negaive NPV, IRR values (less han 16% DF) and (Ne B/C<1). Decrease in producion scale limis can be oleraed is a 10% because he value of NPV (posiive), he value of IRR (DF greaer han16%), and value (Ne B/C<1). Meanwhile, when a decline in he scale of producion by 20% effor is no feasible because of he value of NPV (negaive), IRR (less han 16% DF), and value (Ne B/C<1). Keywords: Agroindusry Tahu, Financial Feasibiliy Analysis, Sesnsiiviy PENDAHULUAN Peranian merupakan sekor yang sanga pening dalam perekonomian Indonesia, karena iu sekor peranian eap memegang peranan uama. Perkembangan produksi pangan dan bahan baku indusri dalam negeri sera bahan ekspor yang dihasilkan dari sekor ini akan eapi memiliki pengaruh yang sanga besar erhadap perkembangan harga, persediaan bahan menah dan penyumbang devisa negara. Pembangunan indusri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi diarahkan unuk mencipakan srukur ekonomi dengan iik bera indusri maju didukung dengan peranian yang angguh. Dalam hal ini pemerinah elah mencanangkan era indusrialisasi di bidang peranian dengan ujuan dapa meningkakan nilai ambah dari hasil peranian melalui agroindusri.

2 Pada dasarnya kegiaan agroindusri adalah meningkakan kemampuan pelaku agribisnis dalam meningkakan pendapaan, menyerap enaga kerja lebih banyak, mampu memberikan dampak posiif erhadap sekor lain dan memberikan nilai ambah dari proses ersebu, karena dengan hal ini sekor peranian dapa memperpanjang siklus usaha, menghasilkan produk sekunder yang bermuu, sehingga pihak yang erliba yaiu peani dan pelaku agroindusri memperoleh nilai ambah. Dengan kaa lain nilai ambah merupakan balas jasa dari alokasi enaga kerja dan keunungan pelaku agroindusri. Dalam perusahaan skala rumah angga, pemilik berindak apa saja; mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahkan sampai penjualan hasil agroindusri ersebu, karena dalam agroindusri skala rumah angga idak jelas pembagian ugas (Soekarawi, 2001). Agroindusri adalah indusri yang mengolah hasil peranian sebagai bahan baku aau produk akhir yang dapa meningkakan nilai ambah aas komodias peranian sekaligus merubah peranian radisional menjadi modern, akan dapa meningkakan pendapaan dan lapangan kerja di pedesaan yang enunya menuru skala usaha ani yang ekonomis sera efisien (Soekarawi, 2000). Riau merupakan propinsi yang perkembangan ekonominya sebagian besar didukung oleh sekor peranian dan sekor indusri pengolahan, maka Propinsi Riau mempunyai poensi besar sebagai empa berkembangnya indusri pengolahan berbahan baku produk peranian yang dikenal dengan agroindusri berbasis sumberdaya alam. Salah sau hasil indusri pengolahan yang memiliki nilai ekonomis inggi dan mempunyai peluang unuk dikembangkan adalah agroindusri ahu. Indusri pengolahan di Provinsi Riau sebagian besar masih dalam skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada Tahun 2010, di Provinsi Riau yang paling banyak erdapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah Koa Pekanbaru yaiu sebanyak pelaku usaha. Selanjunya diikui oleh Kabupaen Indragiri Hilir yang mencapai pelaku usaha UMKM (Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, 2011). Salah sau agroindusri pengolahan pangan di Koa Pekanbaru yang berkembang dengan baik adalah agroindusri ahu. Perkembangan agroindusri ahu diliha dari aspek produksi dan aspek pasar semakin lama umbuh dan berkembang menjadai besar dan mampu memenuhi kebuuhan pasar yang ada di koa pekanbaru. Agroindusri Adi Jaya Tahu merupakan salah sau pelaku usaha yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku kedelai menjadi produk ahu. Skala produksi agroindusri Adi Jaya Tahu cukup besar dan cukup berkembang baik. Semakin besar suau usaha dijalankan anpa adanya pengelolaan dari segi manajemen maupun pengelolaan finansial yang epa, maka akan semakin besar resiko yang dihadapinya. Resiko lain yang di hadapi oleh pengusaha agroindusri ahu yaiu adanya pesaing usaha sejenis yang banyak bermunculan dan adanya peningkaan harga inpu bahan baku maupun bahan penunjang. Peningkaan harga bahan baku kedelai dan bahan baku penunjang dapa menyebabkan para pelaku usaha agroindusri ahu di Koa Pekanbaru semakin besar dalam mengeluarkan biaya produksi yang digunakan unuk kegiaan produksi. Hal ini akan sanga mempengaruhi erhadap pendapaan pelaku usaha agroindusri ahu di Koa Pekanbaru bila idak dianisipasi dengan baik.

3 Berdasarkan kondisi yang ada penulis erarik unuk melakukan peneliian enang Analisis Kelayakan Finansial Usaha Agroindusri Tahu (Sudi Kasus Di Agroindusri Adi Jaya Tahu di Kelurahan Labuh Baru Bara Kecamaan Payung Sekaki Koa Pekanbaru. Tujuan peneliian unuk mengeahui: 1. Kelayakan finansial usaha agroindusri Adi Jaya Tahu ahu diliha dari nlai NPV, IRR, Ne B/C, dan PP). 2. Menganalisis ingka kepekaan (sensiivias) pada agroundusri Adi Jaya Tahu, apabila erjadi perubahan ingka harga bahan baku dan penurunan skala produksi. METODE PENELITIAN Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Kecamaan Payung Sekaki karena Kecamaan ini merupakan daerah senra pengembangan indusri ahu di Koa Pekanbaru. Agroindusri Adi Jaya Tahu dipilih sebagai responden dengan perimbangan bahwa agroindusri ini mempunyai skala usaha yang cukup besar sera elah ercaa dalam daa Disperindag Koa Pekanbaru dan belum pernah melakukan sudi kelayakan finansial erhadap usahanya. Meode Pengambilan Daa Meode yang dipergunakan dalam peneliian ini adalah meode sudi kasus (Case Sudy) dengan mengadakan pengamaan langsung di lapangan, mencari informasi awal enang usaha agroindusri ahu yang akan dijadikan responden. Sudi kasus (Case Sudy) merupakan suau peneliian inensif mencangkup semua informasi relevan erhadap seorang aau beberapa orang (Karano dan Gulo, 2000) dan pengerian yang kedua Sudi Kasus merupakan informasi informasi hisoris aau biografis enang seorang individu, seringkali mencangkup pengalamannya dalam suau bidang. Sumber daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini erdiri dari daa primer dan daa sekunder. Daa primer diperoleh berupa daa langsung dari agroindusri ahu melalui wawancara langsung dengan Bapak Riyadi sebagai pemilik usaha agroindusri. Daa sekunder diperoleh dari kepusakaan, Dinas Perindusrian dan Perdagangan Koa Pekanbaru, Badan Pusa Saisik, peneliian erdahulu, lieraur yang ada hubungannya dengan peneliian ini dan insansiinsansi yang erkai lainnya. Analisis Daa Analisis daa dilakukan sesuai dengan ujuan peneliian. Daa yang diperoleh erlebih dahulu diabulasi kemudian baru dianalisis dengan berbagai perhiungan: Analisis Trend Linier Persamaan rend dengan menggunakan meode leas squares mehod dijabarkan sebagai beriku: Y c a b(x)

4 Dimana: Y c = nilai yang diperkirakan a,b = nilai konsana dan coefisien dalam sebuah persamaan rend x = rangkaian ahun Analisis Krieria Invesasi Analisis Krieria invesasi anara lain; NPV (Ne Presen Value),Ne B/C Raio, IRR (Iner Rae of Reurn), Pay Back Periode (PBP). Unuk menganalisis kelayakan usaha agroindusri ahu, digunakan rumus : (Ibrahim,2009) 1. Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value (NPV) merupakan selisih anara presen value dari benefi dan presen value dari biaya selama umur proyek yang dapa dihiung dengan rumus : di mana : NB C i n keerangan : NPV > 0 NPV < 0 NPV = 0 NPV = i (1 + i) -n = Ne Benefi = Benefi - Cos = Biaya Invesasi + Biaya Operasi = Benefi yang elah di-discoun = Cos yang elah di-discoun = Discoun fakor = Tahun (waku), Usaha ersebu feasible (go) unuk dilaksanakan,, Usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan,, Usaha ersebu berada dalam keadaan break even poin 2. Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR adalah suau ingka discoun rae yang menghasilkan NPV = 0 (nol), dengan demikian jika: Unuk menenukan besarnya nilai IRR harus dihiung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai posiif maka discoun facor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan ersebu maka IRR berada anara nilai NPV posiif dan NPV negaif yaiu pada NPV = 0 Formula : IRR = i 1 +. Dimana: i 1 = ingka discoun rae yang menghasilkan NPV 1 i 2 = ingka discoun rae yang menghasilkan NPV 2 keerangan : IRR > SOCC, Usaha ersebu feasible (go) unuk dilaksanakan IRR = SOCC, Usaha ersebu berada dalam keadaan break even poin IRR < SOCC, Usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan

5 3. Ne Benefi Cos Raio Ne Benefi Cos Raio merupakan perbandingan anara ne benefi yang elah didiskon posiif (+) dengan ne benefi yang elah didiskon negaive (-) dengan formula sebagai beriku: Ne B/C = Keerangan : Ne B/C > 1 Ne B/C = 1 Ne B/C < 1, Usaha ersebu feasible (go) unuk dilaksanakan, Usaha ersebu berada dalam keadaan break even poin, Usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan 4. Pay Back Period (PBP) PBP adalah jangka waku erenu yang menunjukkan erjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulaif sama dengan jumlah invesasi dalam benuk presen value. PBP digunakan unuk mengeahui berapa lama proyek dapa mengembalikan invesasi Rumus: HASIL DAN PEMBAHASAN Kelayakan Usaha Agroindusri Tahu Analisis finansial dilakukan unuk meliha sejauh mana usaha agroindusri ahu ini dapa dikaakan layak dari aspek finansial. Unuk menilai layak aau idak usaha ersebu dari aspek finansial digunakan krieria kelayakan invesasi. Krieria kelayakan invesasi yang digunakan dianaranya Ne Presen Value(NPV), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), Inernal Rae of Reurn (IRR), dan Payback period (PBP). Analisis krieria kelayakan invesasi ersebu menggunakan arus kas (cash flow) unuk mengeahui besarnya manfaa dan biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis. Usaha agroindusri ni adalah usaha yang baru berjalan selama ± 5 ahun, yaiu dari ahun sehingga analisis finansial dalam peneliian ini bersifa evaluasi kelayakan usaha berdasarkan daa yang elah diperoleh dilapangan. Sudi kelayakan dilakukan unuk meliha apakah usaha agroindusri ini dalam waku 10 ahun kedepan masih layak unuk dikembangkan aau idak. Dalam analisis kelayakan usaha ini ingka inflasi yang dipergunakan sebesar 7.5 % dari raa-raa inflasi BI pada ahun 2003 sampai dengan 2012 dan ingka bunga yang dipergunakan sebagai discoun facor sebesar 16 % sesuai dengan ingka suku bunga pinjaman modal kerja yang di peroleh dari Koperasi Simpan Pinjam ULAM dikenakan bunga sebesar 16%.

6 Tabel 1. Nilai dan Kreeria Invesasi Agroindusri Tahu Kreeria Invesasi Nilai NPV Rp Ne B/C 2,24 IRR 38,99% PBP 5 ahun 1 bulan Sumber: Daa Olahan (2013) Dari Tabel 1, kia dapa mengeahui bahwa NPV yang merupakan selisih dari nilai sekarang dari invesasi dengan nilai sekarang dari pendapaan bersih, di masa yang akan daang NPV bernilai posiif sebesar Rp ,-. Nilai Ne B/C pada usaha agroindusri ahu 2.24 sehingga usaha agroindusri ahu layak di jalankan (Ne B/C> 1). Nilai IRR sebesar 38,99% (lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunkan 16 %), BP 5 ahun 1 bulan yang berari usaha ini sudah dapa menuup biaya invesasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhiungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak unuk dijalankan. Ne Presen Value Ne presen value (NPV) dihiung dari selisih benefi dengan Cos yang elah didiscoun facorkan erlebih dahulu aau NPV dapa menunjukkan kelebihan benefi dibandingkan dengan biaya. Dalam perhiungan nilai NPV digunakan discoun facor16%, sesuai dengan ingka suku bunga kredi modal kerja yang dipinjam dari Koperasi Simpan Pinjam ULAM. Berdasarkan abel 10 diunjukan bahwa dengan ingka discoun facor (DF) 16% akan menghasilkan nilai Ne presen value (NPV) sebesar Rp yang berari bahwa dengan ingka pengembalian bunga (Discoun Facor) sebesar 16% usaha ini akan memberikan keunungan sebesar Rp , selama umur proyek 10 ahun menuru nilai waku uang sekarang. Tabel 2. Ne Presen Value Usaha Agroindusri Tahu Tahun Benefi DF (16%) Presen Value a DF 16% (Rp) 0 ( ) 1,00 ( ) , , , , , , , , , , Toal Sumber :Daa primer, olah daa 2012

7 Tabel 2 diaas dapa diliha bahwa nilai NPV dengan discoun facor 16% adalah sebesar Rp yang bernilai posiif. Ini menandakan bahwa nilai dari NPV lebih besar dari sau, hal ini menunjukkan bahwa usaha agroindusri ahu ini layak unuk dikembangkan. Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn adalah suau krieria invesasi yang digunakan unuk mengeahui persenase keunungan kegiaan usaha seiap ahun. Pengerian IRR menuru krieria ini jika IRR lebih besar dari ingka bunga maka invesasi layak unuk dikembangkan. Nilai IRR dicari dengan cara coba-coba (Trial and error) yaiu dengan menggunakan ingka suku bunga. Cara ini dilakukan dengan menaikkan nilai discoun facor unuk mendapakan nilai IRR yang posiif dan negaif. Semakin inggi nilai discoun facor maka nilai presen valuenya semakin rendah. Dengan menggunakan meode ini maka ingka discoun facor yang digunakan adalah sebesar 37% dan 42%. Nilai NPV posiif berada pada ingka suku bunga 37% dengan nilai NPV Rp dan pada ingka suku bunga 42% menunjukan nilai NPV negaif lebih kecil dari nol dengan nilai NPV Rp. ( ). Dari hasil ersebu dapa dihiung besar nilai IRR sebagai beriku: IRR 37% ( ) (42% 37%) IRR 37% % IRR 38,99% Dari perhiungan diaas dikeahui bahwa nilai IRR sebesar 38,99%, nilai ini lebih besar dari ingka bunga pinjaman yang digunakan dalam perhiungan (16%) yang berari bahwa ingka pengembalian yang hasilkan dari invesasi pada pengembangan usaha agroindusri ini lebih besar nilainya dibandingkan ingka pengembalian yang dihasilkan dari invesasi yang dilakukan pada bank dengan suku bunga yang berlaku. Dengan demikian, krieria unuk usaha agroindusri ahu ini dinilaimasih layak unuk dikembangkan pada ingka suku bunga pinjaman yang berlaku di masyaraka (SOCC) maksimum 38,99%. Ne Benefi Cos Raio Ne benefi cos raio merupakan perbandingan anara ne benefi yang elah di discoun posiif (+) dengan ne benefi yang elah di discoun negaif (-). Presen value yang posiif diperoleh dengan mengurangkan pendapaan oal dengan biaya yang bernilai posiif (+). Sedangkan presen value yang bernilai negaif diperoleh dari hasil pengurangan pendapaan koor dengan oal biaya pada ahun nol usaha berdiri, dimana nilai presen valuenya negaif.

8 Ne B/C = n n 0 0 Ne B/C = 2,24 B B C C Berdasarkan perhiungan Ne B/C, maka diperoleh nilai Ne B/C adalah sebesar 2,24 nilai ersebu menunjukkan bahwa usaha aroindusri ahu ini layak unuk dikembangkan karena nilai Ne B/C lebih besar dari sau. Pay Back Periode (PBP) Analisis Payback Period (PBP) dilakukan berujuan unuk mengeahui jangka waku pengembalian invesasi, yang dihiung dari arus penerimaan bersih yang elah di-discoun facor. Beriku ini perhiungan nilai Payback Period (PBP) sebagai beriku : PBP PBP PBP 5 0,06 PBP 5 ahun 1bulan Tabel 2. menunjukkan bahwa unuk nilai T p-i dihiung secara kumulaif dari nilai benefi yang elah di discoun ( = Rp , karena pada ahun ke empa erdapa kumulaif benefi yang berada dibawah jumlah invesasi yang elah di discoun. Apabila diambil kumulaif benefi hingga ahun kelima, disini jumlah benefi lebih besar dari jumlah invesasi. Selanjunya nilai B p yaiu jumlah benefi pada PBP adalah sebesar Rp , arinya pada ahun kelima erdapa jumlah kumulaif benefi sama dengan jumlah invesasi. Hasil perhiungan Payback Period (PBP) agroindusri ahu ini akan mencapai iik pengembalian pada saa usaha berumur 5 ahun 1 bulan. Bila di injau dari umur usaha agroindusri yang mencapai 10 ahun, hal ini berari bahwa usaha agroindusri ini sudah dapa menuup biaya invesasi awalnya sebelum umur usaha berakhir, maka usaha ini memungkinkan dan layak unuk dikembangkan karena jangka waku pengembalian invesasi lebih kecil dari umur proyek. Analisis Sensiivias Seelah melakukan perhiungan dengan menggunakan krieria penilaian kelayakan finansial, maka perlu dilakukan analisis sensiivias unuk menganisipasi beberapa fakor kemungkinan yang akan erjadi (Musa 2012).

9 Analisis sensiivias perlu dilakukan unuk memperkirakan kesalahan pendugaan erhadap suau resiko proyek/usaha. Kesalahan dapa selalu erjadi karena fakor manusia dan fakor lingkungan. Fakor manusia arinya bahwa manusia seringkali melakukan kesalahan dalam memperhiungakan segala sesuau. Sedangkan fakor lingkungan arinya adanya kemungkinan kenaikan harga inpu secara mendadak keika proyek dilaksanakan. Akiba kenaikan harga inpu kedelai yang sering erjadi selama ini anpa di ikuinya kenaikan harga produk ahu maka akan menyebabkan suau resiko pada produsen jika idak dianisipasi secara baik. Oleh karena iu analisis sensiivias dilakukan erhadap beberapa komponen yang mungkin menimbulkan kenaikan biaya, dan mengakibakan penurunan produksi yaiu: 1. Harga Fakor Produksi Kedelai Tabel 3. Analisis Sensiivias Terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku Kedelai (Dalam Rupiah) Kenaikan Kedelai (%) NPV (Rp) IRR (%) Ne B/C (Rp) Normal ,99% 2,24 10% ,52% 1,71 20% ,87% 1,24 30%+ ( ) 11,50% 0,83 Sumber :Daa primer, olah daa Analisis Sensiivias Terhadap Perubahan Penurunan Skala Produksi Tabel 4. Analisis Sensiivias Pada Perubahan Tingka Produksi Perubahan Tingka Produksi (%) NPV (Rp) IRR (%) Ne B/C (Rp) Normal ,99% 2,24 10% ,22% 1,47 20%- ( ) 6,92% 0,70 Sumber :Daa primer, olah daa 2012 Hasil analisis sensiivias dapa disimpulkan bahwa baas kenaikan harga kedelai yang masih dapa di olelir sebesar 10% dan 20% karena nilai NPV Rp. (posiif), nilai IRR (lebih besar DF 16%), dan nilai (Ne B/C<1). Sedangkan bila harga kedelai meningka sebesar 30% usaha idak layak unuk dijalankan karena nilai NPV negaif, nilai IRR (lebih kecil dari DF 16%) dan (Ne B/C<1). Baas penurunan skala produksi yang dapa diolelir adalah sebesar 10% karena nilai NPV (posiif), nilai IRR (lebih besar dari DF 16%), dan nilai (Ne B/C<1). Sedangkan bila erjadi penurunan skala produksi sebesar 20% usaha idak layak unuk dijalankan karena nilai NPV (negaif), nilai IRR (lebih kecil dari DF 16%), dan nilai (Ne B/C<1).

10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian yang dilakukan pada usaha agroindusri ahu dapa diambil kesimpulan sebagai beriku: 1. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial menunjukkan nilai NPV Rp (posiif), nilai IRR 38,99% (lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan 16 %), nilai Ne B/C 2.24 (lebih besar dari sau ) dan PBP 5 ahun 1 bulan yang berari usaha ini sudah dapa menuup biaya invesasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhiungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak unuk dijalankan. 2. Hasil analisis sensiivias dapa disimpulkan bahwa baas kenaikan harga kedelai yang masih dapa di olelir sebesar 10% dan 20% karena nilai NPV Rp. (posiif), IRR (berada diaas discoun facor 16%), danne B/C berada diaas baas penerimaan kelayakan yaiu lebih besar dari sau (Ne B/C>1). Sedangkan bila harga kedelai meningka menjadi 30% usaha idak layak unuk dijalankan lagi karena nilai NPV negaif, nilai Ne B/C berada dibawah baas penerimaan kelayakan yaiu lebih keci dari sau (Ne B/C<1) dan nilai IRR (lebih kecil dari discoun facor 16%). Baas penurunan skala produksi yang dapa diolelir adalah sebesar 10% karena karena menghasilkan nilai NPV (posiif), nilai IRR (lebih besar dari discoun facor), dan nilai Ne B/C lebih besar dari sau (Ne B/C>1). Sedangkan bila erjadi penurunan skala produksi sebesar 20% usaha idak layak unuk dijalankan karena nilai NPV (negaif), nilai IRR (lebih kecil dari discoun facor 16%), dan nilai lebih kecil dari sau (Ne B/C<1). Saran 1. Meliha prospek usaha agroindusri ahu yang memberikan keunungan yang besar, disarankan agar agroindusri ini sebaiknya mulai melakukan pembukuan usaha yang melipui daa penjualan, daa pengeluaran usaha dan daa produksi agar dikeahui secara pasi angka penjualan, pemasukan dan pengeluaran dari usaha agroindusri. 2. Dalam melakukan pengembangan usaha kedepannya pengusaha agroindusri perlu memperhaikan besarnya biaya yang akan dikeluarkan pada saa erjadi kenaikan harga bahan baku dan bahan penunjang produksi agar dapa mengopimalkan produksi. DAFTAR PUSTAKA Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Buku Peunjuk Penumbuhan Usaha Mikri dan Usha Kecil Menengah. Provinsi Riau. Dinas Perindusrian dan Perdagangan Koa Pekanbaru, Dafar Pengusaha Tahu dikoa Pekanbaru, Pekanbaru

11 Gevisioner, Pengaruh Gejolak Harga Kedelai Terhadap Indusri Tahu/Tempe di Provinsi Riau. Balai Peneliian dan Pengembangan Provinsi Riau. Ibrahim Sudi Kelayakan Bisnis. Jakara. PT Rineka Cipa. Jakara. Kadariah Evaluasi Proyek Kepuusan Invesasi. PT Pusaka Binaman Pressindo, Jakara. Karono dan Golo, Analisis Meode Sudi Kasus hp:// (Diakses jm 10 juni 2-12) Pasaribuan, Ali Musa Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis. Andi Offse. Yogyakara Soekarawi, Sraegi pembangunan peranian yang berwawasan agribisnis dan agroindusri, PT Raja Grafindo Persada, Jakara Soekarawi, Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo press Jakara.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor) 57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN

STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN The Sraegy For Selecing The Excellen Produc and Financial Analysis of Sesame Agroindusry Luluk Sulisiyo Budi 1, M. Syamsul

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL KWU XII

LATIHAN SOAL KWU XII LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat 23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY STUDI KELAYAKAN JALAN TOL PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN A.A.G. Agung Yana 1, Keu Swijana 1, dan Saniari Dewi 2 Absrak: Ruas jalan Gilimanuk-Tabanan-Denpasar merupakan sau-saunya jalan areri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI TAHU (Agroindustri Tahu Bapak Iwan di Desa Pangkalan Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak Sri Indrapura) FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF TAHU AGROINDUSTRY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci