BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi dua hal sebagaimana judul dalam bab ini. Pertama dikemukakan hasil penelitian dan yang kedua adalah analisis atas hasil penelitian tersebut. Dalam bagian Hasil Penelitian, Penulis gambarkan kembali secara lengkap Putusan 1887, objek analisis Penelitian dan Karya Tulis Kesarjanaan Penulis ini. 52 Kemudian, di bagian kedua dikemukakan analisis itu sendiri. Analisis dilakukan oleh Penulis dengan cara melakukan pembedahan dengan menggunakan pisau analisis berupa prinsip-prinsip hukum yang berkaitan dengan nemo dat rule yang sudah Penulis kemukakan di dalam Bab II terhadap hasil penelitian. Adapun tujuan dari pemaparan, terutama analisis itu adalah dalam rangka tindak lanjut, usaha Penulis untuk menjawab perumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab I Transaksi Perdagangan Internasional di Depan Hukum Sama halnya dengan transaksi perdagangan lokal maupun nasional, apabila timbul permasalahan hukum atau sengketa daripadanya, maka penyelesaiannya bisa dimulai dengan mekanisme penyelesaian (commercial dispute settlement) oleh para pihak, dan atas dasar persamaan di depan hukum, maka at the last resort, penyelesaian masalah dapat menempuh jalur litigasi (litigation). Demikian 52 Periksa kembali Catatan Kaki yang dikemukakan oleh Penulis di Bab I skripsi ini, sehubungan dengan beberapa kali pengulangan pemaparan Putusan yang sama (1887) sebagai Hasil Penelitian, hlm., 5, Supra. 36

2 pula dengan kasus yang berdimensi transaksi perdagangan internasional di dalam Putusan 1887 dan yang menjadi hasil penelitian skripsi ini, penyelesaian sengketa berujung pada proses litigasi yang diuraikan di bawah ini. Sengketa pada Putusan 1887 bermula pada akhir tahun 1982 dan awal tahun Pada waktu itu, PT. Gespamindo dalam hal ini merupakan suatu perusahaan yang berkedudukan di Indonesia membeli pupuk dari Phosphate Mining Co. di Australia sebanyak 3000 metric ton. Nilai uang di balik pupuk 3000 metric ton tersebut adalah seharga US $ ,-. Pupuk tersebut dipesan oleh tiga subjek hukum lainnya, yakni PT. Putra Buana, PT. Kapuas Dua Belas dan PT. Sinar Mulia Buana. Adapun pesanan masing-masing pihak tersebut adalah sebanyak 1000 metric ton pupuk. Merupakan kelaziman di dalam transaksi perdagangan internasional, bahwa setiap pembayaran yang dilakukan biasanya tidak dilakukan dengan tunai oleh pemesan barang itu sendiri namun dibeli tunai oleh Bank yang menerbitkan Letter of Credit (L/C). Pembayaran dengan nilai yang besar seperti yang terjadi dengan pembayaran harga pupuk dalam cerita di balik Putusan 1887 itu adalah menggunakan L/C, suatu surat berharga (negotiable instrument). Pembayaran transkasi perdagangan internasional dengan menggunakan surat-surat berharga sudah barang tentu harus dilakukan dengan menggunakan jasa pihak perbankan. Bank yang digunakan jasanya juga bukanlah bank biasa, namun bank yang memiliki kemampuan membayar dengan valuta asing (hard currency). 53 Oleh 53 Menurut pendapat Penulis, penggunaan hard currency sebagaimana yang nampak dalam transaksi di balik Putusan 1887 itu juga indikator penting bahwa transaksi dalam Putusan

3 sebab itulah PT. Gespamindo kemudian membuka tiga buah L/C di PT. Sejahtera Bank Umum melalui the Chartered Bank (Confirming Bank) di Jakarta untuk membayar harga pembelian atas 3000 metric ton pupuk kepada Phosphate Mining Co. melalui the Chartered Bank (Corresponding Bank) yang berada di Australia. Nilai uang ketiga buah L/C yang hendak dibayarkan oleh pihak bank kepada Phosphate Mining Co. tersebut adalah US $ ,-. Dengan demikian maka L/C tersebut merupakan bukti adanya perjanjian atau suatu kontrak (a contract) yang dibuka di antara subyek-subyek hukum (parties to contract) dalam hal ini yaitu pihak PT. Sejahtera Bank Umum sebagai the issuing bank dengan pihak PT. Gespamindo. Pihak berikutnya (the other party to contract) di dalam Putusan 1887 adalah PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia. Pihak tersebut juga merupakan suatu badan hukum perdata yakni merupakan suatu perusahaan yang menyelenggarakan jasa pengangkutan. Dalam kasus di balik Putusan 1887 tersebut, jasa pengangkutan yang dimaksud adalah jasa pengangkutan internasional, mengingat barang yang diangkut oleh pihak itu datang dari suatu negara (Australia) dan berpindah ke negara yang lain (Indonesia). PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia telah mengangkut dan mengirim pupuk yang dibeli dari Phosphate Mining Co. tersebut. Pengangkutan sesuai dengan Bill of Lading (B/L), yang sudah barang tentu B/L tersebut diterbitkan oleh PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia. Tercatat di dalam B/L sebagaimana terungkap dalam satuan penelitian yang diamati oleh adalah suatu transaksi perdagangan internasional, selain ukuran-ukuran sifat internasional lainnya yang telah Penulis kemukakan di Bab I skripsi ini, hlm.,

4 Penulis, dalam hal ini Putusan 1887, 3000 metric ton pupuk tersebut diangkut dari Australia, tepatnya dari Melbourne tertanggal 24 Maret Adapun tujuan pengangkutan 3000 metric ton pupuk hasil produksi Phosphate Mining Co. dari Australia tersebut adalah Pelabuhan Tanjung Priok yang ada di Jakarta. Biarpun belum saatnya di sini Penulis melakukan analisis, namun agar jelas pemahaman tentang nemo dat rule, maka Penulis berpendapat bahwa dengan dimuatnya 3000 metric ton pupuk di Melbourne dan di atas kapal milik PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia, maka sejatinya pupuk itu sudah menjadi millik dari pihak yang membeli, dalam hal ini pihak Bank (the Standard Chartered Bank) di Australia yang membayarkan uang harga pupuk itu kepada Phospate Mining Co. selaku eksportir. Pembayaran atas 3000 metric ton pupuk di Australia secara tunai kepada Phospate Mining Co. oleh the Standard Chartered Bank di Australia itu, sudah barang tentu atas perintah the Standard Chartered Bank di Jakarta. Mengapa demikian? Menurut pendapat Penulis, the Standard Chartered Bank Jakarta itu dapat memerintah the Standard Chartered Bank di Australia, mengingat the Standard Chartered Bank Jakarta adalah pihak (the party to contract), yakni Bank yang memberikan pinjaman uang Dolar kepada PT. Sejahtera Bank Umum di Jakarta. Ada kemungkinan, pinjaman tersebut diberikan kepada PT. Sejahtera Bank Umum, mengingat the Standard Chartered Bank di Jakarta mempunyai keyakinan bahwa PT. Sejahtera Bank Umum akan melunasi uang tersebut setelah pupuk yang diimpor sampai ke Indonesia dan dijual maka hasil penjualan itu 39

5 (proceeds) akan dipakai untuk melunasi hutang PT. Sejahtera Bank Umum kepada the Chartered Bank di Jakarta tersebut. Hal itu berarti bahwa berdasarkan semangat nemo dat rule, maka PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia kemudian menerbitkan B/L, suatu bukti kepemilikan yang nantinya dipegang oleh pihak Bank di Australia yang membayar harga 3000 metric ton pupuk kepada Phosphate Mining Co. Bukti kepemilikan tersebut, yang dalam hal ini diwakili oleh suatu dokumen yang bernama B/L tersebut akan diteruskan ke Jakarta, lalu kemudian diberikan kepada PT. Sejahtera Bank Umum sehingga dengan modal B/L tersebut, PT. Sejahtera Bank Umum dapat mengambil pupuk dari kapal PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia. Dengan begitu, singkat kata, mengingat PT. Sejahtera Bank Umum sebagai the issuing bank yang melalui the Standar Chartered Bank di Australia telah membayar harga 3000 metric ton pupuk tersebut kepada Phosphate Mining Co. di Australia melalui the Chartered Bank di Jakarta secara otomatis menguasai Documentary Credit. Isi dari Documentary Credit tersebut antara lain adalah B/L, disamping dokumen yang lain seperti L/C, Certificate of Origin dan Dokumen Asuransi Pengangkutan Laut. Dalam semangat larangan nemo dat rule yang menjadi konsen utama Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Kesarjanaan ini, maka sudah barang tentu akal sehat mengatakan bahwa hanya PT. Sejahtera Bank Umum yang telah membayar pupuk itu melalui the Chartered Bank sajalah yang mempunyai wewenang secara hukum untuk memindahkan pupuk itu kepada pihak ketiga, dalam hal ini tiga pemesan pupuk, dan bukan malah dilakukan oleh 40

6 pihak PT. Gespamindo, yang secara hukum masih harus membeli B/L dari PT. Sejahtera Bank Umum. Ternyata, seluruh pupuk yang diangkut oleh PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia telah diserahkan kepada PT. Gespamindo. Sehingga dalam perspektif nemo dat rule, maka terdapat pelanggaran terhadap asas tersebut. Dalam Putusan 1887 yang menjadi satuan amatan penelitian ini, PT. Gespamindo mengaku bahwa ia adalah pihak pembeli dari 3000 metric ton pupuk itu. Merasa bahwa ia (PT. Gespamindo) adalah pemilik yang sah dari 3000 metric ton pupuk tersebut, kemudian pupuk tersebut diserahkan (dijual) kepada pihak lain, dalam hal ini yaitu ketiga pihak yang sebelumnya, seperti terungkap dalam Putusan 1887 memang memesan pupuk masing-masing 1000 metric ton dari PT. Gespamindo. Seperti sudah dikemukakan di atas ketiga pihak itu adalah PT. Putra Buana, PT. Kapuas Dua Belas dan PT. Sinar Mulia Buana. Seperti terungkap di dalam Putusan 1887, penyerahan (deliverance) 3000 metric ton pupuk itu kepada ketiga pihak dimaksud dilakukan pengangkut atas permintaan PT. Gespamindo. Hal ini merupakan pernyataan yang tertulis dalam Putusan Menurut pendapat Penulis, penyerahan dari PT. Gespamindo yang tanpa hak itu sejatinya telah melanggar larangan nemo dat rule, asas hukum yang menjadi konsen Penelitian ini. Tidak terungkap di dalam Putusan 1887, namun menurut Penulis, bahwa pengambilan 3000 metric ton pupuk itu dilakukan oleh PT. Gespamindo, pertama, tanpa B/L. Namun bisa juga, kedua, dengan B/L, namun B/L yang digunakan oleh PT. Gespamindo tersebut adalah B/L copy-an. Seperti diketahui, B/L biasanya diterbitkan oleh perusahaan pelayaran dalam 41

7 rangkap tiga. 54 Inilah yang menjadi sebab, mengapa Sukma Masawet di dalam skripsinya mengatakan bahwa ada conversi lanjutan yang dilakukan oleh PT. Gespamindo, yang setara dengan perbuatan melawan hukum, seperti yang dipergunakan oleh para hakim yang mengadili Putusan Sementara itu, Documentary Credit yakni satu paket dokumen dalam pembayaran internasional yang di dalamnya juga terdapat B/L copy-an lainnya masih dikuasai oleh PT. Sejahtera Bank Umum sebagai the issuing bank. Dengan kata lain bahwa L/C belum dilunasi oleh PT. Gespamindo. Adapun nilai total sisa pinjaman yang harus dilunasi PT. Gespamindo seluruhnya adalah sebesar US $ ,-. Berhubung PT. Gespamindo dalam pandangan pengacara penggugat (PT. Sejahtera Bank Umum) dalam Putusan 1887 terbukti tidak melakukan pembayaran atas sisa kewajibannya, maka menurut para pengacara penggugat tersebut, PT. Gespamindo telah melakukan perbuatan melawan hukum. Pengacara PT. Sejahtera Bank Umum juga menyeret pengangkut, dalam hal ini adalah PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia. Tuduhan PT. Sejahtera Bank Umum adalah bahwa PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia sebagai pengangkut terikat dalam perikatan tanggung-menanggung dengan PT. Gespamindo untuk memenuhi pelunasan kewajiban mereka kepada PT. Sejahtera Bank Umum. Hakim yang berhasil diyakinkan oleh Penggugat, kemudian menghukum untuk secara renteng. PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia dan PT. Gespamindo secara tanggung renteng membayar kepada PT. Sejahtera Bank Umum secara tunai dan sekaligus, masing-masing 54 Perspektif mengenai hal ini dapat diperiksa dalam Bab I, Catatan kaki No. 12, Supra. 42

8 setengah bagian dari US $ ,- dan bunga sebesar US $ ,72,-. Menurut para Hakim yang memutuskan perkara itu, adil apabila resiko atas gagal bayar oleh PT. Gespamindo dan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia ditanggung secara bersama-sama karena perbuatan melawan hukum. Kedua pihak itu oleh Hakim, masing-masing dihukum untuk membayar kepada PT. Sejahtera Bank Umum uang sejumlah US $ ,-. Dalam Putusan 1887 yang dijadikan dasar hukum para Hakim dalam mengadili perkara tersebut adalah perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) sebagaimana ada dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Dalam rangka gambaran suatu Hasil Penelitian yang lebih berstruktur kontrak, maka uraian Putusan 1887 di bawah ini dimulai dengan para pihak (the parties to contract) Para Pihak dalam Transaksi Perdagangan Internasional Putusan 1887 pada hakikatnya adalah merupakan suatu Perkara Perdata (civil case), yang penyelesaiannya dilakukan dengan menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa litigasi Indonesia. Dimulai dari tingkat pengadilan pertama, yaitu Pengadilan Negeri dan berakhir di tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sengketa yang terjadi dan masuk ke proses litigasi sebagaimana telah Penulis kemukakan di atas tersebut, selain berdimensi litigasi nasional, namun pada hakikatnya adalah juga merupakan suatu sengketa dengan dimensi internasional, sebab sengketa itu dimulai dari suatu transaksi yang memiliki kharakteristik transaksi perdagangan internasional seperti Penulis singgung di Bab I karya tulis ini. Lebih daripada itu, sejatinya nemo dat rule 43

9 sebagai kaidah lex mercatoria seharusnya diperhatikan dalam mengatur sengketa itu. Para pihak (the parties to contract) dalam kasus yang berdimensi transaksi perdagangan internasional itu, seperti telah secara ringkas Penulis kemukakan di Bab I skripsi ini. Lengkapnya para pihak itu adalah PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia, berkedudukan di Jakarta, Jalan Kalibesar Barat No.43, yang diwakili oleh dan memilih domilisi di kantor kuasanya Loekman Wiriadinata, SH., dan kawan-kawan, Advokat dan Pengacara, Jalan Veteran III/7A Jakarta berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 Februari 1986 selaku Pemohon Kasasi. Pemohon Kasasi dahulu adalah pihak Tergugat I-Pembanding. Pihak Termohon Kasasi yang dahulu adalah Penggugat-Terbanding yaitu PT. Sejahtera Bank Umum, berkedudukan di Jakarta, Jalan Tiang Bendera No.15 Jakarta Barat, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Herman Widjaja, SH., dan kawan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 10 Maret Pihak Termohon Kasasi berikutnya adalah PT. Gespamindo, berkedudukan di Jakarta, Jalan Mangun Sarkoro No.8 Jakarta Pusat, Pihak Turut Termohon kasasi dahulu adalah pihak Tergugat II-Turut Terbanding Pokok Perselisihan dalam Transaksi Perdagangan Internasional Dari surat-surat yang telah dibaca oleh Mahkamah Agung, ternyata bahwa Termohon kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat pihak Pemohon Kasasi dalam persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dalil-dalil para pihak tersebut Penulis kemukakan sebagai berikut di bawah ini. 44

10 Pada akhir tahun 1982 permulaan tahun 1983, PT. Gespamindo telah melakukan impor pupuk dari Phosphate Mining Company of Christmas Island Ltd. Canberra, Australia. Seperti beberapa kali telah dikemukakan di atas, jumlah pupuk yang diimpor oleh PT. Gespamindo adalah sebanyak 3000 metric ton seharga seluruhnya US.$ ,-. Import pupuk yang dilakukan oleh PT Gespamindo tersebut dilakukan atas pesanan PT. Putra Buana, PT. Kapuas Dua Belas dan PT. Sinar Mulia Buana, masing-masing sebanyak 1000 metric ton. Untuk melaksanakan impor tersebut, atas permintaan PT. Gespamindo, pihak PT. Sejahtera Bank Umum melalui the Chartered Bank di Jakarta telah membuka tiga buah L/C untuk dibayar kepada pihak eksportir di Canberra Australia. Keseluruhan L/C tersebut berjumlah US.$ ,-. Pupuk impor tersebut telah dikirim dan diangkut oleh pihak PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia sesuai B/L dari Melbourne tertanggal 23 Maret Setelah ditebus oleh PT. Sejahtera Bank Umum dari the Chartered Bank Jakarta, semua lembar dari B/L dibuat rangkap tiga ada pada PT. Sejahtera Bank Umum. Meskipun demikian, sesuai jawaban dari PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia, ternyata seluruh pupuk impor tersebut oleh PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia telah diserahkan kepada pemesannya dengan melalui PT. Gespamindo, tanpa penyerahan B/L asli. Di sinilah mulai terlihat adanya gambaran tentang bagaimana nemo dat rule dalam Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut. 45

11 3.4. Sisa Pembayaran Ukuran Nemo Dat Rule Sesuai dengan ketentuan, maka PT. Gespamindo untuk kepentingan pembukuan L/C tersebut di atas masih mempunyai kewajiban pembayaran kepada PT. Sejahtera Bank Umum sejumlah yang rinciannya adalah sebagai berikut: pertama, untuk L/C tanggal 31 Januari 1983 No. 901/0475/83 dan tanggal 31 Januari 1983 No. 901/076/83 sebesar: 2 x US.$ ,- = US.$ ,-, baru dibayar 10% = US.$ ,-, sisa = US.$ ,-. Kedua, untuk L/C tanggal 14 Februari 1983 No. 901/0691/83, sejumlah :1 x US.$ ,- = US.$ ,-, baru dibayar 20% = US.$ ,-, sisa = US.$ ,-. Itu berarti bahwa sisa uang dan berarti hutang yang masih harus dibayarkan oleh PT. Gespamindo kepada PT. Sejahtera Bank Umum seluruhnya berjumlah US.$ ,- + US.$ ,- = US.$ ,-. Apabila PT. Gespamindo belum melunasi hutang sebagaimana dikemukakan di atas itu, maka PT. Gespamindo tidak dapat mengalihkan pupuk dengan cara memerintahkan kepada PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia untuk melepas pupuk itu kepada pihak ketiga, dalam hal ini ketiga perusahaan yang memesan dari PT. Gespamindo, sebagaimana telah dikemukakan di atas. Apabila PT. Gespamindo akhirnya memerintahkan kepada PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia untuk menyerahkan pupuk itu kepada pihak ketiga yaitu tiga perusahaan pemesan sebagaimana dikemukakan di atas, maka sejatinya, berdasarkan ukuran nemo dat rule yang telah Penulis kemukakan di Bab II, ia dapat dikatakan telah melakukan pelanggaran atas nemo dat rule. 46

12 3.5. Perbuatan Melawan Hukum PT. Gespamindo tidak melakukan pembayaran atas sisa kewajibannya kepada PT. Sejahtera Bank Umum, maka dari itu menurut hukum, demikian menurut keterangan yang tertera di dalam Hasil Penelitian atas Putusan 1887, PT. Gespamindo telah melakukan perbuatan melawan hukum (PMH). 55 Demikian juga dengan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia atas tindakannya yang secara tanpa hak menurut para Hakim, menyerahkan pupuk yang diangkutnya kepada pihak yang tidak dapat menunjukkan B/L dari pupuk tersebut, adalah merupakan perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan melawan hukum tersebut adalah pelanggaran terhadap Pasal 507, , dan atau KUHDagang. 55 Seperti telah Penulis kemukakan di atas (Bab I), hal ini oleh penelitian terdahulu dinilai sebagai suatu kesalahan sebab seharusnya merupakan wanprestasi, sementara menurut penilaian penelitian yang lain, kurang memiliki dimensi hukum perdagangan internasional karena seharusnya kaedah yang diberlakukan adalah konversi. Tidak ada yang salah dengan penilaian atau analisis-analisis sebelumnya itu. Skripsi ini melihat dari perspektif lain, yaitu nemo dat rule. 56 Konosemen dikeluarkan dalam dua lembar yang dapat diperdagangkan, yang di dalamnya dinyatakan berapa lembar seluruhnya yang dikeluarkan, berlaku semua untuk satu dan satu untuk semuanya. Lembar-lembar yang tidak dapat diperdagangkan harus dinyatakan sebagai demikian. Terhadap tiap lembar yang di dalamnya tidak terdapat pernyataan jumlah lembar yang dikeluarkan dan yang tidak ditandai bahwa tidak dapat diperdagangkan, pengangkut wajib melakukan penyerahan kepada orang yang memperolehnya dengan itikad baik dan menjaminnya dengan imbalan. 57 Konosemen atas-tunjuk dipindahtangankan dengan endosemen dan penyerahan naskahnya. Endosemen itu tidak usah memuat harga yang telah dusahakmati, begitu pula tidak usah ditentukan atas-tunjuk. Satu tanda tangan pun di halaman belakang konosemen sudah cukup. 58 Bila telah dikeluarkan konosemen, tidak dapat dituntut penyerahan barang sebelum tiba di tempat tujuan selain dengan penyerahan kembali semua lembar konosemen yang dapat diperdagangkan atau, bila tidak semua diserahkan kembali, dengan jaminan untuk semua kerugian yang mungkin diderita karenanya. Bila timbul perselisihan tentang jumlah dan sifat jaminan, maka hal itu diserahkan kepada putusan hakim. 59 Pemegang yang sah berhak menuntut penyerahan barang di tempat tujuan sesuai dengan isi konosemennya, kecuali bila ia menjadi pemegang tidak sah menurut hukum. Surat-surat yang oleh pemegang konosemen dikeluarkan kepada pihak ketiga, dengan maksud agar dengan itu diterima 47

13 3.6. Ganti Rugi yang Dituntut Dengan adanya perbuatan melawan hukum dari PT. Gespamindo dan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia tersebut, PT. Sejahtera Bank Umum berhak menuntut pembayaran dari PT. Gespamindo dan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia secara tanggung renteng sejumlah US.$ ,- ditambah ganti rugi, bunga 13% per tahun terhitung mulai tanggal 24 Maret 1983 sampai dengan 15 November 1984 = US.$ ,72, sehingga jumlah seluruhnya US.% ,72,-. Disamping ganti rugi, dalam Putusan 1887 juga diajukan suatu sita jaminan. Untuk menjamin pelaksanaan putusan dalam perkara, PT. Sejahtera Bank Umum mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut agar terhadap barang-barang bergerak milik PT. Gespamindo dan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia, diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag). PT. Sejahtera Bank Umum menuntut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk memutus di dalam provisi supaya para hakim dimaksud meletakkan sita jaminan atas barang-barang bergerak berupa alat perlengkapan kantor. Sita jaminan juga dimintakan kepada para hakim terhadap tanah berikut bangunan milik PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia yang terletak di Jalan Let. Jen. S. Parman No. 35 Jakarta Barat. PT. Sejahtera Bank Umum juga memohon agar para Majelis Hakim tersebut menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan sebelumnya. bagian dari barang-barang yang disebut dalam konosemennya, tidak memberikan hak tersendiri kepada para pemegangnya atas penyerahan terhadap pengangkut. 48

14 Selanjutnya PT. Sejahtera Bank Umum kemudian meminta supaya para hakim menyatakan bahwa PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia telah melakukan perbuatan melawan hukum. Adapun perbuatan melawan hukum yang dimaksud adalah dalam kedudukannya sebagai pengangkut dan/atau sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 3000 metric ton pupuk kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L asli, 60 sehingga merugikan kepentingan Penggugat sejumlah US.$ PT. Sejahtera Bank Umum juga menuntut kepada Pengadilan untuk menyatakan bahwa PT. Gespamindo telah melakukan perbuatan melawan hukum, yaitu dengan telah tidak memenuhi kewajibannya kepada PT. Sejahtera Bank Umum sehubungan dengan pembukaan tiga buah L/C: yaitu pertama, L/C No.901/0475/83 sebesar US.$ ,-; kedua, L/C No. 901/0476/83 sebesar US.$ ,- + US.$ ,- sudah dibayar 10% US.S ,- US.$ ,- ; ketiga, L/C No. 901/0691/83 sebesar US.$ ,-, dibayar 20% US.$ ,- US.$ ,- US.$ ,-. Dengan bunga (24 Maret 1983 sampai dengan 15 November 1984); 602 hari x 13% p.a US.$ ,72. Jadi jumlah berikut bunga sebesar US.$ ,72. PT. Sejahtera Bank Umum juga meminta Pengadilan Negeri Jakarta Barat supaya menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus uang sejumlah US.$ ,72 atau dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp 1.072,- yakni berjumlah ,72 x Rp = Rp ,- (dua ratus dua puluh juta 60 Inilah aspek yang juga menurut Penulis adalah pelanggaran terhadap nemo dat rule dalam Putusan

15 lima ratus lima puluh satu ribu sembilan ratus delapan rupiah), ditambah dengan bunga yang berlaku bagi suatu pemberian kredit dan jumlah tersebut. Adapun bunga yang dituntut adalah sebesar 2,5% per bulan, sejak mulai didaftarkannya gugatan itu sampai dibayar lunas jumlah tersebut di atas. PT. Sejahtera Bank Umum memohon Pengadilan supaya menyatakan putusan dalam perkara itu dapat dijalankan lebih dahulu, meskipun andaikata PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia dan PT. Gespamindo naik banding atau kasasi atau mengadakan verzet. Selain itu, PT. Sejahtera Bank Umum juga memohon kepada Pengadilan supaya biaya-biaya menurut hukum atau setidak-tidaknya Pengadilan memberi putusan yang seadil-adilnya sebagaimana layaknya suatu pengadilan yang baik Dalil Pengangkut dan Putusan Hakim Terhadap gugatan Penggugat Asli tersebut, oleh Tergugat Asli II, dalam hal ini yaitu suatu perusahaan pengangkutan laut yang mengangkut barang dari satu negara ke negara lain (internasional) diajukan eksepsi yang pada pokoknya dengan dalil-dalil bahwa gugatan Penggugat asli campur aduk antara wanprestasi dengan perbuatan melawan hukum seperti yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Karena itu, gugatan Penggugat Asli yang kabur itu harus ditolak dan/atau dinyatakan bahwa gugatan itu adalah mengenai wansprestasi saja atau mengenai perbuatan melawan hukum saja. Terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah mengambil putusan. Adapun Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat itu dibuat pada tanggal 18 September 1985 dengan No. 009/Pdt/G/1985/PN. Jkt. Bar. Amar putusan dimaksud adalah mengabulkan 50

16 gugatan Penggugat untuk sebagian. Para hakim menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkara. Selanjutnya para hakim juga menyatakan bahwa Tergugat I, PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia telah melakukan perbuatan melawan hukum, yakni dalam kedudukannya sebagai pengangkut dan/atau sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 3000 metric ton pupuk Phosphate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L asli, sehingga merugikan Penggugat sebesar US.$ ,- (seratus enam puluh sembilan ribu US dollar). Amar putusan hakim juga menyatakan bahwa Tergugat I dihukum untuk membayar dengan tunai dan sekaligus dengan penerimaan surat tanda pembayaran yang sah, kepada Penggugat yang sebesar US.$ ,- (seratus enam puluh sembilan ribu U$ dollar), atau dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp 1.072,- atau kurs yang sedang berlaku pada saat pembayaran dilakukan. Putusan tersebut dapat dijalankan lebih dahulu, tanpa mengindahkan Tergugat I mengajukan perlawanan, banding, atau kasasi (uitvoerbaar bij voorraad). Para hakim juga menyatakan bahwa mereka menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya dan menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara, yang hingga sekarang ditentukan sebesar Rp Di tingkat banding, Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat sebagaimana telah dikemukakan di atas dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat I telah diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusannya tanggal 8 Januari 1986 No. 544/Pdt/1985/PT. DKI. Adapun amar Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut adalah Majelis Hakim menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat I, menguatkan Putusan PN Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No.009/Pdt/G/1985PN. JKT. BAR. yang dimohonkan banding, namun demikian 51

17 para hakim tersebut melakukan perbaikan atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat sehingga berbunyi mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian. Amar putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Barat adalah menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkara tersebut; Menyatakan bahwa Tergugat I, PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia dalam kedudukannya sebagai pengakut dan sebagai agen pelayaran dengan menyerahkan barang berupa 3000 metric ton pupuk Phospate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L asli dan Tergugat II, PT. Gespamindo yang telah meminta agar 3000 metric ton pupuk itu diserahkan tanpa B/L asli, telah melakukan PMH. Hakim menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus, uang sejumlah US.$ ,- dengan nilai tukar rupiah pada saat pembayaran dilakukan, ditambah dengan ganti rugi sebesar 6% setahun dari jumlah tersebut, mulai dari gugatan didaftarkan sampai dibayar lunas. Disamping itu, hakim juga menyatakan perkara itu dapat dijalankan lebih dahulu, meskipun Tergugat I dan Tergugat II mengajukan upaya-upaya hukum seperti perlawanan, banding atau kasasi dan menolak gugatan Penggugat selebihnya. Hakim juga menghukum Tergugat I sekarang Pembanding membayar biaya perkara Perkara Kasasi di Mahkamah Agung Menyusul putusan Pengadilan Tinggi di atas telah diberitahukan kepada Tergugat I Pembanding pada tanggal 19 Februari 1986, kemudian terhadapnya oleh Tergugat I Pembanding (dengan perantaraan kuasanya khusus berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 Februari 1986) diajukan permohonan kasasi secara 52

18 lisan pada tanggal 3 Maret 1986 sebagaimana ternyata dari akta permohonan kasasi No. 014/Srt. Perdata/1986 yang dibuat oleh Panitera Kepala Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Permohonan Kasasi tersebut kemudian disusul oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kapaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 14 Maret Setelah itu oleh Penggugat- Terbanding yang pada tanggal 15 Maret 1986 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat I-Pembanding, diajukan jawaban memori kasasi, diterima Kapaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 5 April Baik pemberitahuan isi putusan maupun permohonan kasasi dilakukan sesudah Undang-Undang No.14 tahun 1985 berlaku, maka terhadap perkara kasasi tersebut diberlakukan tenggang-tenggang waktu kasasi menurut Undang-Undang No.14 tahun Permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasan yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara legal dapat diterima. Keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon kasasi dalam memori kasasi tersebut pada pokoknya adalah bahwa putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri tentang putusan dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) adalah melanggar Pasal 180 (1) HIR jo. Instruksi Mahkamah Agung tanggal 13 Februari 1958 No.348/K/5216/M dan surat Mahkamah Agung tanggal 30 Mei 1975 No. 158/0254/i/um/1975 serta suratsurat edaran Mahmakah Agung No. 06/1975 tanggal 1 Desember 1975, No.3/1971 tanggal 17 Mei 1971, No.02/1975 tanggal 28 Agustus 1975, karena 53

19 dalam perkara tersebut tidak ada hal-hal yang bersifat eksepsional. Lagipula terhadap barang-barang milik Tergugat Asal 1 telah diletakkan sita jaminan yang nilainya melebihi nilai gugatan. Menurut dalil Pemohon Kasasi terlihat bahwa dalam gugatan, yang menjadi pokok perkara bukan karena telah diserahkannya barang yang diangkut oleh Tergugat Asal I yang in casu atas permintaan Tergugat Asal II, kepada pemesan sebagaimana terlihat dalam B/L nya. Melainkan karena masih adanya kewajiban pembayaran oleh Tergugat Asal II kepada Penggugat asal, uang sejumlah US.$ ,- sebagai akibat dibukanya L/C untuk mengimpor pupuk dari Australia. Dengan adanya kenyataan tersebut, maka menurut pemohon kasasi Judex Facti seharusnya mempertimbangkan, siapa yang dibebani tanggung jawab. Pengadilan Tinggi menganggap telah terbukti bahwa Tergugat Asal II melakukan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian bagi Penggugat asal, maka sesuai dengan bunyi ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata, yang wajib mengganti kerugian adalah Tergugat Asal II. Di samping itu menurut pemohon kasasi, Judex Facti juga tidak mempertimbangkan akan hak dan kewajiban masing-masing pihak terhadap perjanjian yang dibuatnya, yang dalam perkara a quo adalah adanya L/C yang dibuat oleh dan di antara Penggugat asal dengan Tergugat Asal II dan adanya B/L yang dibuat oleh dan di antara Tergugat Asal II dengan Tergugat Asal I. Kedua perjanjian itu menurut Pemohon Kasasi berbeda, yaitu L/C diatur dalam Undang-Undang Pokok Perbankan, sedangkan B/L diatur dalam KUHD 54

20 yang menyamakan dengan konosemen atau Surat Berharga dalam mana pengangkut menerangkan bahwa ia telah menerima barang tertentu untuk diangkut ke suatu tempat tujuan yang ditunjuk dan disana menyerahkannya kepada orang yang ditunjuk (Penerima) disertai dengan janji-janji apa penyerahan akan terjadi dan dalam perkara a quo kedua perjanjian itu merupakan perjanjian yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Sehingga menurut Pasal 1338 (1) dan Pasal 1340 KUHPerdata, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya juga terpisah satu sama lain, karena perjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang membuatnya dan tidak dapat membawa rugi kepada pihak ketiga. Mengenai hal ini dapat dilihat tentang asas kepribadian dalam KUHPerdata, asas Kepribadian adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan kontrak hanya untuk kepentingan perorangan Pasal 1315 dan 1340 KUHPerdata. Atas dasar itu, menurut Pemohon Kasasi maka kerugian yang ditimbulkan oleh belum dibayarnya lunas L/C oleh Tergugat asal II tidak dapat dibebankan kepada Tergugat Asal I dengan alasan barang-barang yang diangkutnya telah diserahkan tanpa B/L asli, yang notabene penyerahan tersebut telah mendapat jaminan dari Tergugat Asal II dan sebelumnya telah mendapat pula persetujuan dari prinsipnya. Putusan Pengadilan Negeri mengenai perkara a quo mengandung kontradiksi. Di mana dalam pertimbangan hukum menyatakan telah terbukti bahwa Tergugat Asal II masih mempunyai kekurangan pembayaran kepada Penggugat asal sebesar US.$ ,- tetapi dalam amarnya menghukum pembayaran L/C sebesar US.$ ,- Tergugat Asal I secara tanggung renteng membayar kerugian itu. Putusan Pengadilan Tinggi yang menghukum Tergugat 55

21 Asal I dan II secara tanggung renteng membayar ganti rugi kepada Penggugat Asal sebesar US.$ ,- adalah melanggar Pasal 1282 KUHPerdata yang berbunyi; tiada perikatan dianggap tanggung-menanggung, melainkan jika hal itu dinyatakan secara tegas. Selama persidangan, menurut pendapat Pemohon Kasasi, Penggugat Asal tidak dapat membuktikan adanya perjanjian/ hubungan hukum antara Penggugat asal dengan Tergugat Asal I, dan juga tidak dapat membuktikan adanya suatu perjanjian tanggung renteng antara Tergugat Asal I dengan Tergugat Asal II, dan pula tidak ada undang-undang yang menetapan demikian. Selain itu, Penggugat Asal tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah sebagai akibat perbuatan Tergugat Asal I. Oleh karena Penggugat asal tidak dapat membuktikan secara terinci kerugian yang dideritanya, maka gugatan tentang ganti rugi harus ditolak. Menurut Pemohon Kasasi suatu putusan Pengadilan tidak boleh mengandung kontradiksi antara pertimbangan hukum dengan amar dalam pelaksanaannya (Putusan Mahkamah Agung tanggal 18 Desember 1971 No. 598 K/Sip/1971 dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 25 Maret 1972 No.51 K/Sip/1972). Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka menurut pendapat Pemohon Kasasi tidak ada alasan bagi Judex Facti untuk menghukum Tergugat Asal I secara tanggung renteng dengan Tergugat Asal II untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat asal. Putusan Pengadilan Tinggi yang mengabulkan bunga ganti rugi sebesar 6% setahun juga menurut pendapat Pemohon Kasasi adalah melanggar hukum yang berlaku tentang bunga pinjaman di bank. Penggugat Asal tidak dapat membuktikan bahwa antara 56

22 Tergugat Asal I dengan Penggugat Asal ada suatu hubungan hukum. Dengan demikian telah tidak terbukti pula bahwa antara Tergugat asal I dengan Penggugat asal ada perjanjian mengenai bunga. Dari Putusan Mahkamah Agung tanggal 7 Agustus 1975 No K/Sip/1972 dapat diketahui dengan jelas bahwa tuntutan bunga harus diperjanjikan dalam perjanjian, tanpa ada diperjanjikan, tuntutan bunga harus ditolak. Dalam perkara a quo, bunga yang dituntut sebagai ganti rugi tersebut tidak diperjanjikan dalam perjanjian L/C dan tuntutan bunga ganti rugi sebesar 13% per tahun bukan merupakan bunga bank sebagaimana lazimnya Letter of Credit Surat Kredit Bernilai Tunai Surat Perjanjian yang dikenal dengan L/C dapat dikatakan juga sebagai suatu perjanjian antara satu orang dengan orang lain yang mungkin berdasarkan rasa keadilan dapat ditetapkan oleh Pengadilan besarnya bunga sebagai ganti rugi, melainkan merupakan suatu perjanjian pinjam meminjam antar bank di satu pihak dengan peminjam di lain pihak. Menurut Pendapat Penulis dalam L/C "peminjam", bukan suatu hubungan hukum hutang-piutang, tetapi surat tanda bukti Pembiayaan Internasional oleh suatu Bank (the issuing Bank) berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu. Sehingga, seharusnya tentang bunga secara tegas dicantumkan dalam perjanjian dan apabila tidak adalah merupakan resiko bank sendiri. Putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan dengan perbaikan Putusan Pengadilan Negeri menurut Pemohon Kasasi terdapat ketidaktertiban dalam beracara dan mengandung kontradiksi dan kabur, serta melanggar Pasal 181 (1) HIR dan Pasal 184 (1) HIR. Dalam pertimbangan hukumnya, Pengadilan Negeri menyatakan bahwa telah terbukti berdasarkan 57

23 hukum bahwa Tergugat asal II mempunyai kekurangan pembayaran kepada Penggugat Asal sejumlah US.$ ,- hingga dengan demikian tuntutan Penggugat asal sepanjang Tergugat Asal II tidak memenuhi kewajibannya kepada Penggugat asal sejumlah US.$ ,- harus dikabulkan. Akan tetapi dalam amarnya, apa yang telah dipertimbangkan itu sama sekali tidak tercantum. Sewaktu dalam tingkat Banding, terhadap hal tersebut telah diajukan keberatan oleh Tergugat Asal I dalam memori bandingnya, sehingga Pengadilan Tinggi hendak memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri tentunya hal tersebut dipertimbangkan. Akan tetapi, kenyataannya hal tersebut tidak dipertimbangkan oleh Pengadilan Tinggi. Andaikata Pengadilan Tinggi hendak mengadili sendiri, menurut Pemohon Kasasi seharusnya Pengadilan Tinggi membatalkan Putusan Pengadilan Negeri lebih dahulu dan kemudian dengan pertimbangannya sendiri memberikan putusannya. Putusan Pengadilan Negeri mengenai ganti rugi dan tanggung renteng adalah tepat. Sehingga, Tergugat Asal I tidak memperoleh lagi dalam memori bandingnya, akan tetapi kenyataannya Pengadilan Tinggi telah meninjau Putusan Pengadilan Negeri yang tidak dibanding itu dan mengubahnya dengan mengabulkan tuntutan Penggugat Asal akan bunga ganti rugi dan tanggung renteng. Sehingga menurut Pemohon Kasasi dalam hal ini Pengadilan Tinggi telah menyimpang dari Putusan Mahkamah Agung tanggal 2 Desember 1975 No.261 K/Sip/1973. Kecuali itu, menurut Pemohon Kasasi Putusan Pengadilan Tinggi juga mengandung kontradiksi dan kabur, karena di satu pihak menyatakan bahwa kerugian yang diderita Penggugat asal adalah sebanyak sisa pelunasan L/C yang 58

24 masih harus dibayar oleh Tergugat Asal II sebesar US.$ ,-, tetapi dilain pihak menyatakan bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan melanggar hukum dan dihukum untuk membayar kerugian yang diderita Penggugat Asal sebesar US.$ ,- secara tanggung renteng, meskipun Penggugat asal tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya itu adalah akibat perbuatan Tergugat Asal I. Kemudian ternyata pula bahwa Putusan Pengadilan Tinggi telah melanggar Pasal 181 (1) HIR jo. Pasal 184 (1) HIR tentang biaya perkara, yaitu dalam putusannya, Pengadilan Tinggi telah memutuskan bahwa Tergugat Asal I dan II telah melakukan perbuatan melawan hukum dan karenanya menghukum Tergugat Asal I dan II secara tanggung renteng membayar kepada Penggugat asal uang sejumlah US.$ ,- sehingga ini berarti bahwa Tergugat Asal I dan II dinyatakan sebagai pihak yang kalau dan berdasarkan Pasal 181 (1) HIR jo 184 (1) HIR harus dihukum untuk membayar biaya perkara. Akan tetapi kenyataannya dalam amar, yang dihukum untuk membayar biaya perkara hanya Tergugat Asal I. Judex Facti baik dalam proses pemeriksaan dan dalam putusannya terdapat keanehan-keanehan dan ketidaktertiban dalam beracara. Pertimbangan Pengadilan Negeri menyatakan Tergugat Asal II terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, yaitu tidak melunasi kekurangan pembayaran L/C kepada Penggugat Asal, akan tetapi anehnya amar putusannya tidak mencantumkan hukuman terhadap Tergugat Asal II. Malah, yang dicantumkan adalah hukuman terhadap Tergugat Asal I, meskipun Penggugat 59

25 Asal tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat perbuatan Tergugat Asal I. Pada waktu putusan diucapkan jelas dinyatakan oleh Majelis Pengadilan Negeri bahwa biaya perkara dibebankan kepada Tergugat Asal II, demikian pula sebagaimana tercantum dalam akta banding, tetapi dalam amar putusan, yang dihukum membayar biaya perkara adalah Tergugat Asal I. Putusan Pengadilan Tinggi terdapat kontradiksi dan kabur, karena di satu pihak menyatakan bahwa kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah karena belum dilunasinya sisa pembayaran L/C oleh Tergugat Asal II dan karena itu tuntutan tersebut dapat dikabulkan. Akan tetapi anehnya Tergugat Asal I juga turut dihukum secara tanggung renteng, meskipun Penggugat asal tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat perbuatan Tergugat Asal I. Lebih aneh lagi, menurut Pemohon Kasasi bahwa berkas perkara dikirim oleh Pengadilan Negeri tanggal 21 November 1985, tetapi telah diterima oleh Pengadilan Tinggi pada tanggal 19 November Pertimbangan-pertimbangan Mahkamah Agung Para hakim dalam majelis Peradilan Kasasi yang terdiri dari R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata, S.H., Wakil ketua sebagai ketua, Ny. Djoewarini, S.H., dan Yahya, S.H, sebagai Hakim-Hakim Anggota mempertimbangkan jika keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi tidak dapat dibenarkan, karena hal tersebut tidak perlu dipertimbangkan, sebab amar dalam putusan kasasi tidak perlu menyebutkan tentang serta merta. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah 60

26 menerapkan hukum demikian menurut para Majelis Hakim, lagi pula keberatan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam perlaksanaan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang No.14 Tahun Tidak ada perjanjian antara Tergugat Asal I dan Tergugat Asal II yang menyatakan dengan tegas adanya tanggung jawab renteng sesuai dengan ketentuan Pasal 1282 KUHPerdata. Oleh karena telah terbukti bahwa Penggugat Asal menderita kerugian sebesar US.$ ,- sebagai akibat dari kesalahan/perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat-tergugat Asal, di mana Tergugat Asal I sebagai pengangkut dan/atau agen pelayaran atas permintaan Tergugat Asal II telah menyerahkan barang-barang yang diangkutnya kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L, maka adalah adil apabila resiko atas kesalahan bersama itu dipikul oleh Tergugat-Tergugat asal secara bersama-sama pula yakni masingmasing setengah bagian dari US.$ ,- atau Tergugat Asal I dan II masingmasing dihukum untuk membayar kepada Penggugat asal, uang sejumlah US.$ ,-. Mengenai penilaian hasil pembuktian, seperti telah dipertimbangkan di atas, keberatan serupa itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi, demikian pertimbangan para Majelis Hakim yang memutus perkara itu. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum. Pengadilan Tinggi Jakarta seharusnya membatalkan lebih dahulu Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat, sepanjang mengenai gugatan terhadap Tergugat Asal II dan bunga, dan mengadilinya sendiri tentang hal-hal tersebut. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak 61

27 salah menerapkan hukum, sebab dalam tingkat banding, perkara diperiksa lagi secara keseluruhan. Tergugat Asal I dan II telah dinyatakan kalah dalam perkara ini, maka Tergugat Asal I dan II harus dihukum untuk membayar ongkos perkara. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum, kecuali mengenai tanggung renteng. Menurut pendapat Mahmakah Agung, cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon kasasi. PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia tersebut di atas, dan untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari No. 554/PDT/1985/PT. DKI, yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/Pdt/G/1985/PN. Jkt. Bar. Sehingga Mahkamah Agung mengadili sendiri dengan amar sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara bahwa dalam perkara tersebut Pemohon kasasi/ Tergugat Asal I dan Turut Termohon Kasasi/ Tergugat Asal II sebagai pihak yang dikalahkan harus membayar semua biaya perkara, baik yang jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat banding, maupun yang jatuh dalam tingkat kasasi, masing-masing separo-separo. Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No.14 Tahun 1970 dan Undang-Undang No.14 Tahun 1985 yang bersangkutan Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986 No. 544/Pdt/1985/PT. DKI yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/Pdt/G/1985/PN. Jkt. Bar, sepanjang mengenai 62

28 tanggung renteng dan ongkos perkara. Mahkamah Agung RI yang mengadili sendiri perkara di tingkat Kasasi itu memutuskan bahwa Menolak Eksepsi Tergugat II. Selanjutnya Mahkamah Agung juga menyatakan sah dan berharga conservatoir beslag yang dilaksanakan oleh Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 29 Januari 1986 No. 009/Pdt/1985/PN. Jkt. Bar atas sebidang tanah beserta dua buah bangunan yang berdiri diatasnya yang terletak di Jalan Let. Jen. S. Parman No.35 (Slipi) Jakarta Barat. Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus, masingmasing setengah bagian dari US.$ ,- atau masing-masing sejumlah US.$ ,- ditambah dengan bunga sebesar 6% setahun dari jumlah tersebut mulai dari gugatan didaftarkan sampai dibayar lunas serta menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya. Mahkamah Agung dalam putusan atas perkara tersebut menghukum Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara, baik yang jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat banding maupun yang jatuh dalam tingkat kasasi masing-masing separo-separo dan biaya dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp , Analisis Nemo Dat Rule dalam Putusan 1887 Fakta yang dapat dilihat dalam gugatan, yakni kerugian yang dialami oleh PT. Sejahtera Bank Umum sebagai the issuing bank yang telah menerbitkan tiga buah L/C melalui the Chartered Bank di Jakarta senilai US $ ,- guna membayar secara tunai terlebih dahulu 3000 metric ton pupuk yang dibeli oleh PT. Gespamindo (importir) kepada perusahaan pupuk di Australia yakni Phosphat 63

29 Mining Co. (eksportir), merupakan akibat dari perbuatan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia sebagai pengangkut yang telah menyerahkan 3000 metric ton pupuk tersebut kepada PT. Gespamindo tanpa B/L. Kemudian, 3000 metric ton pupuk tersebut dijual kembali kepada tiga subjek hukum pemesan pupuk yakni PT. Putra Buana, PT. Kapuas Dua Belas dan PT. Sinar Mulia Buana oleh PT. Gespamindo. Disisi lain, PT. Gespamindo terbukti belum melunasi kewajibannya kepada PT. Sejahtera Bank Umum. Adapun nilai total harga pupuk yang harus dilunasi PT. Gespamindo seluruhnya adalah sebesar US $ ,-. Sehingga hakim mengadili dan memutus perkara dengan menggunakan hukum positif Indonesia yaitu KUHPerdata Pasal 1365 yakni Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daat), dan menghukum PT. Gespamindo dan PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia bertanggungjawab secara renteng, masing-masing untuk membayar kepada PT. Sejahtera Bank Umum secara tunai dan sekaligus uang sejumlah US $ ,. Meskipun pada dasarnya Hakim hanya memutuskan sesuai dengan apa yang menjadi gugatan oleh Penggugat, namun putusan akan menjadi lebih bermanfaat dan adil apabila Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara dalam Putusan 1887 tersebut seharusnya berusaha menemukan kaidah ataupun asas yang sejalan dengan hakikat dari suatu hubungan hukum dan hakikat atau inti dari suatu hubungan hukum yang terletak pada faktor-faktor yang menyebabkan hubungan hukum itu menjadi khas karakteristiknya. Hal demikian sekaligus memperdalam kualitas putusan hakim yang memutus perkara pada tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi. Putusan 64

30 Pengadilan Negeri Jakarta Barat No. 009/PDT/1985/PN.JKT.BAR., yaitu putusan tanggal 18 September 1985, menyatakan bahwa PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia telah melakukan perbuatan melawan hukum, yakni dalam kedudukannya sebagai pengangkut dan/atau sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 3000 metric ton pupuk kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L. Sehingga penyerahan pupuk tersebut merugikan Penggugat (PT. Sejahtera Bank Umum) sebesar US.$ ,-. Pengadilan juga menghukum PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia untuk membayar dengan tunai dan sekaligus dengan penerimaan surat tanda pembayaran yang sah kepada PT. Sejahtera Bank Umum sebesar US.$ ,-, atau dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp ,- atau kurs yang sedang berlaku pada saat pembayaran dilakukan. Putusan PN Jakarta Barat No. 009/PDT/G/1985/PN. JKT. BAR., di atas memang telah diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusannya tanggal 8 Januari 1986 No. 544/PDT/1985/PT. DKI. Adapun amar Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta itu adalah menguatkan Putusan PN Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/PDT/G/1985/PN. JKT. BAR., yang dimohonkan Banding ini. Akan tetapi, dengan perbaikan bahwa PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia dalam kedudukannya sebagai pengangkut dan sebagai agen pelayaran dengan menyerahkan barang berupa 3000 metric ton pupuk Phospate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L dan Tergugat II, PT. Gespamindo yang telah meminta agar 3000 metric ton itu diserahkan tanpa B/L, telah melakukan perbuatan melawan hukum. Oleh karena itu, para hakim Pengadilan Tinggi itu menghukum PT. Perusahaan Pelayaran Samudera Samudera Indonesia dan PT. Gespamindo secara tanggung 65

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Reg. No K/PDT/1986 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Reg. No K/PDT/1986 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG LAMPIRAN 78 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Reg. No. 1887 K/PDT/1986 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara perdata tingkat kasasi, telah mempunyai

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam Bab ini Penulis menggambarkan suatu hasil penelitian yang diperoleh dari putusan pengadilan No. 1887. Uraian tentang hasil penelitian atas putusan tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi dua hal sebagaimana judul bab ini. Pertama akan dikemukakan hasil penelitian dan yang kedua adalah analisis. Dalam bagian hasil penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul "Trust Receipt dalam Mengatasi Persoalan Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul Trust Receipt dalam Mengatasi Persoalan Tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Penulis memilih judul "Trust Receipt dalam Mengatasi Persoalan Tidak Dapat Dikuasainya Bill of Lading oleh Importir dalam Perdagangan Internasional", dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul & Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul & Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul & Latar Belakang Masalah Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) dengan Register Perkara Perdata No. 1887 K/PDT/1986 1 yang di dalamnya berisi

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 384/PDT/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam pengadilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 28/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR: 144/PDT/2016/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 163/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 163/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 163/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR 239 / PDT / 2017/ PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TANGGAL 18 JULI DALAM PERKARA NOMOR 3277 K/ Pdt/ 2000

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TANGGAL 18 JULI DALAM PERKARA NOMOR 3277 K/ Pdt/ 2000 BAB III DESKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TANGGAL 18 JULI 2003 DALAM PERKARA NOMOR 3277 K/ Pdt/ 2000 A.. Kasus Posisi Pada tanggal 12 November 1993 melalui seorang teman yang sama-sama sebagai guru Wetty

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 276/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 276/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 276/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam pengadilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. - 1 - P U T U S A N Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 231/PDT/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara :

P U T U S A N NOMOR : 231/PDT/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara : P U T U S A N NOMOR : 231/PDT/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 101 / PDT / 2017 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada pengadilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR.

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara - perkara perdata dalam Tingkat Banding, dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 72/Pdt/2015/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 72/Pdt/2015/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 72/Pdt/2015/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 256/PDT/2013/PT-MDN

P U T U S A N Nomor : 256/PDT/2013/PT-MDN P U T U S A N Nomor : 256/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding telah

Lebih terperinci

NOMOR : 259 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 259 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 259 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 234/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 234/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 234/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 122/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 122/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 122/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 245/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR 245/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR 245/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n :

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n : P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGG. P U T U S A N Nomor : 322/PDT/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN TINGG. P U T U S A N Nomor : 322/PDT/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 322/PDT/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA I MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 344/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 344/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 344/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 646 K/Pdt/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat

P U T U S A N No. 646 K/Pdt/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat P U T U S A N No. 646 K/Pdt/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N NO : 453/PDT/2017/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N NO : 453/PDT/2017/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N NO : 453/PDT/2017/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT DI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 166 / PDT / 2012 / PT-MDN.

P U T U S A N NOMOR : 166 / PDT / 2012 / PT-MDN. P U T U S A N NOMOR : 166 / PDT / 2012 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 124/PDT/2014/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 124/PDT/2014/PT.PBR P U T U S A N Nomor 124/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. L a w a n :

P U T U S A N. L a w a n : P U T U S A N Nomor 406/Pdt/2015/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 138/Pdt/2014/PT. Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 138/Pdt/2014/PT. Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 138/Pdt/2014/PT. Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 221/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 221/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 221/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N - S E L A DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sela sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara :

P U T U S A N - S E L A DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sela sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara : P U T U S A N - S E L A NOMOR : 231/PDT/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 415 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG)

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) MAHKAMAH AGUNG Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1 JAKARTA Jakarta, 1 Desember 1975 No Lampiran : 2 (dua) : MA./Pemb./1021/1/75 Hakim

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 271/PDT/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor : 271/PDT/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor : 271/PDT/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, berdasarkan Penetapan penunjukan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR. 131/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LA W A N :

P U T U S A N NOMOR. 131/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LA W A N : P U T U S A N NOMOR. 131/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI Awal permasalahan ini muncul ketika pembayaran dana senilai US$ 16.185.264 kepada Tergugat IX (Adi Karya Visi),

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 102/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 102/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Tinggi Medan ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 243 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa

P U T U S A N No. 243 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa P U T U S A N No. 243 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006

P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006 P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 278/Pdt/2014/PT. BDG.

P U T U S A N Nomor : 278/Pdt/2014/PT. BDG. P U T U S A N Nomor : 278/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 370/PDT/2013/PT-MDN

P U T U S A N NOMOR : 370/PDT/2013/PT-MDN P U T U S A N NOMOR : 370/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA P U T U S A N NOMOR : 14/PDT/2017/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 284 /PDT/2011/PT-MDN.- PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ; DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 284 /PDT/2011/PT-MDN.- PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ; DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 284 /PDT/2011/PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang mengadili perkara-perkara Perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 596/PDT/2017/PT.BDG.

PUTUSAN Nomor 596/PDT/2017/PT.BDG. PUTUSAN Nomor 596/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam Pengadilan Tingkat Banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 440 / Pdt / 2015 / PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 440 / Pdt / 2015 / PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 440 / Pdt / 2015 / PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 45/Pdt/2015/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 36/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 36/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 36/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 419/PDT/2011/PT-MDN

P U T U S A N NOMOR : 419/PDT/2011/PT-MDN P U T U S A N NOMOR : 419/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2012/PT-MDN

P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2012/PT-MDN - 1 - P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 128/PDT/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 176 /PDT/ 2014 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;

P U T U S A N. Nomor : 176 /PDT/ 2014 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ; P U T U S A N Nomor : 176 /PDT/ 2014 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara-perkara Perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 527/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor 527/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 527/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 160/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 160/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 160/Pdt/2014/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 422/Pdt/2015/PT.Bdg.

PUTUSAN Nomor 422/Pdt/2015/PT.Bdg. PUTUSAN Nomor 422/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 483 K/TUN/2001

P U T U S A N No. 483 K/TUN/2001 P U T U S A N No. 483 K/TUN/2001 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 159/PDT/2017/PT.BDG.

P U T U S A N Nomor 159/PDT/2017/PT.BDG. P U T U S A N Nomor 159/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 18 K/N/2000 =============================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

PUTUSAN Nomor 18 K/N/2000 =============================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG PUTUSAN Nomor 18 K/N/2000 =============================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara niaga dalam tingkat. kasasi telah mengalami putusan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 272/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 272/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 272/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 278/PDT/2015/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 278/PDT/2015/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 278/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan memutus perkara-perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 333/PDT/2017/PT BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 333/PDT/2017/PT BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 333/PDT/2017/PT BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada peradilan tingkat

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 130 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 362/PDT/2013/PT-MDN.

P U T U S A N Nomor : 362/PDT/2013/PT-MDN. P U T U S A N Nomor : 362/PDT/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 331/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 331/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 331/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 525/PDT/2013/PT. BDG

P U T U S A N NOMOR : 525/PDT/2013/PT. BDG P U T U S A N NOMOR : 525/PDT/2013/PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 303/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 303/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 303/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 108/Pdt/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 108/Pdt/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 108/Pdt/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara-perkara perdata pada peradilan tingkat Banding, menjatuhkan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 35 /PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 73/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 73/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 73/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 3216 K/Pdt/ 2001 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 606/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 606/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 606/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama di Banten, dalam persidangan majelis untuk mengadili perkara-perkara

Lebih terperinci

PERKARA NO. 451/PDT. G/ 2012/ PN. JKT BARAT

PERKARA NO. 451/PDT. G/ 2012/ PN. JKT BARAT PERKARA NO. 451/PDT. G/ 2012/ PN. JKT BARAT Penggugat Tergugat : PT Bangun Karya Pratama Lestari : Nine AM Ltd. FAKTA & LATAR BELAKANG PERKARA 1. Penggugat telah memperoleh pinjaman uang dari Tergugat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 337/Pdt/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 337/Pdt/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 185/Pdt/2015/PT.BDG.

P U T U S A N Nomor : 185/Pdt/2015/PT.BDG. P U T U S A N Nomor : 185/Pdt/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 16/PDT/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR : 16/PDT/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR : 16/PDT/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci