KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I Kantor Bank Indonesia Palembang

2 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2011 dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Palembang, Mei 2011 Ttd Didy Laksmono R. Pemimpin

3 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

4 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GRAFIK... ix INDIKATOR EKONOMI... xiii BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik, Gas, dan Air Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Sektor Jasa Jasa SUPLEMEN I PERBAIKAN KONDISI USAHA DIDORONG OLEH PENGUATAN HARGA INTERNASIONAL Sisi Permintaan Konsumsi SUPLEMEN II KEYAKINAN KONSUMEN PANGKALPINANG MENINGKAT; EKSPEKTASI KONSUMEN MENJADI PENDORONG UTAMA Investasi Ekspor dan Impor... 20

5 Daftar Isi BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI PANGKALPINANG Inflasi Kota Pangkalpinang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi Inflasi Inti Non Inti Inflasi Kota Pangkalpinang per Kelompok Barang SUPLEMEN III CORE INFLATION MERANGKAK NAIK SUPLEMEN IV TINGGINYA INFLASI PEDESAAN MENGGERUS KESEJAHTERAAN PETANI BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Kondisi Umum Kelembagaan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK Menurut Kabupaten/Kota Penyaluran Kredit/Pembiayaan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Secara Sektoral Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Kabupaten Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Konvensional di Bangka Belitung Perkembangan Suku Bunga Simpanan Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Perkembangan Spread Suku Bunga Kualitas Kredit/Pembiayaan Rentabilitas Perbankan Kelonggaran Tarik iv

6 Daftar Isi 3.9 Risiko Likuiditas BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2011 Bangka Belitung Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten/Kota Dana Bagi Hasil (DBH) Kabupaten/Kota Realisasi Penerimaan Pajak Bangka Belitung SUPLEMEN V MENAKAR KEMAMPUAN ANGGARAN BANGKA BELITUNG BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Aliran Uang Masuk dan Uang Keluar serta Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Aliran Uang Masuk dan Uang Keluar Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS) Penyediaan Uang Layak Edar BAB 6 PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Lapangan Pekerjaan Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Nilai Tukar Petani (NTP) Kemiskinan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indikator Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan Survei Konsumen v

7 Daftar Isi Indikator Ketenagakerjaan Indikator Penghasilan BAB 7 OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Kondisi Perekonomian Internasional dan Domestik Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Sisi Permintaan Proyeksi Inflasi vi

8 3. DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Bangka Belitung (%)... 8 Tabel 1.2 Pertumbuhan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%) Tabel 2.1 Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Pangkalpinang, Palembang dan Nasional Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Pangkalpinang per Kelompok Barang Tabel 3.1 Perkembangan DPK Perbankan per Wilayah Bangka Belitung (Rp Juta) Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Sektoral Bangka Belitung (Rp Juta) Tabel 3.3 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan Bangka Belitung (Rp Juta) Tabel 3.4 Indikator Kinerja Perbankan terkait Laba Triwulan I Tabel 4.1 Alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten/Kota di Bangka Belitung Tahun (Miliar Rp) Tabel 4.2 Alokasi Dana Bagi Hasil SDA Perikanan Kabupaten/Kota di Bangka Belitung Tahun 2011 (Juta Rp) Tabel 4.3 Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil SDA yang Dialokasikan dalam APBN 2011 (Juta Rp) Tabel 5.1 Perputaran Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Bangka Belitung Tabel 6.1 Ketenagakerjaan Bangka Belitung Tabel 6.2 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Bangka Belitung Tabel 6.3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Bangka Belitung Tabel 6.4 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin (Maret Maret 2010) Tabel 6.5 Garis Kemiskinan menurut Daerah dan Komponen (Rupiah per Kapita per Bulan) Tabel 6.6 IPM Menurut Provinsi Tabel 6.7 IPM Kabupaten/Kota di Bangka Belitung Tabel 6.8 Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan... 64

9 Daftar Tabel Tabel 6.9 Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 Bulan YAD Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Tabel 6.10 Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Tabel 6.11 Pendapat Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Responden per Bulan Tabel 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Bangka Belitung Tabel 7.2 Tinggi Gelombang Laut viii

10 4. DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 PDRB Nominal dan Pertumbuhan Ekonomi (%) Bangka Belitung... 7 Grafik 1.2 Survei Konsumen Kota Pangkalpinang... 7 Grafik 1.3 Curah Hujan Bangka Belitung... 8 Grafik 1.4 Produksi Padi Bangka Belitung... 8 Grafik 1.5 Produksi Minyak Bumi... 9 Grafik 1.6 Pertumbuhan Triwulanan Industri Pengolahan... 9 Grafik 1.7 Indikator Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas, dan Air Grafik 1.8 Indikator Pertumbuhan Sektor Bangunan Grafik 1.9 Arus Bongkar Muat Pelabuhan Grafik 1.10 Jumlah Wisatawan Grafik 1.11 Arus Penumpang Grafik 1.12 Indikator Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Grafik 1.13 Indikator Pertumbuhan Konsumsi Grafik 1.14 Indikator Pertumbuhan Investasi Grafik 1.15 Net Ekspor Bangka Belitung Grafik 1.16 Indikator Ekspor Bangka Belitung Grafik 1.17 Indikator Impor Bangka Belitung Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Pangkalpinang,Palembang, dan Nasional Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan Core, Administered Price, dan Volatile Foods Grafik 2.3 Perkembangan Inflasi Bulanan Core, Administered Price, dan Volatile Foods Grafik 2.4 Indikator Tekanan Inflasi Grafik 2.5 Indikator Tekanan Inflasi Sisi Penawaran Grafik 2.6 Ekspektasi Inflasi Konsumen Grafik 2.7 Produksi Beras ARAM I Grafik 2.8 Arus Bongkar Pelabuhan Grafik 2.9 Kontribusi Inflasi Tahunan Grafik 2.10 Inflasi Kelompok Bahan Makanan Grafik 2.11 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Grafik 2.12 Inflasi Subkelompok Bahan Makanan... 28

11 Daftar Grafik Grafik 2.13 Perkembangan Harga Gula Grafik 2.14 Inflasi Subkelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Grafik 2.15 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Grafik 2.16 Inflasi Subkelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Sandang Grafik 2.18 Inflasi Subkelompok Sandang Grafik 2.19 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Grafik 2.20 Inflasi Kelompok dan Subkelompok Kesehatan Grafik 2.21 Inflasi Kelompok dan Subkelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Grafik 2.22 Inflasi Kelompok dan Subkelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Bangka Belitung Grafik 3.2 Jumlah Kantor Bank dan ATM di Bangka Belitung Grafik 3.3 Perkembangan Komponen DPK Perbankan di Bangka Belitung Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan Triwulan I 2011 di Bangka Belitung Grafik 3.5 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Bangka Belitung Grafik 3.6 Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Bangka Belitung Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Bangka Belitung Grafik 3.8 Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan Bangka Belitung Triwulan I 2011 Berdasarkan Wilayah Grafik 3.9 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Bangka Belitung Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga Kredit Bangka Belitung Grafik 3.11 Perkembangan Spread Suku Bunga Bangka Belitung Grafik 3.12 Perkembangan NPL Perbankan Bangka Belitung Grafik 3.13 Perkembangan NPL per Kelompok Bank Grafik 3.14 Komposisi NPL menurut Sektor Ekonomi Grafik 3.15 Perkembangan Undisbursed Loan Perbankan Bangka Belitung Grafik 3.16 Perkembangan Risiko Likuiditas Bangka Belitung Grafik 4.1 Trend Persentase Kelompok Belanja Daerah Grafik 4.2 Trend Persentase Kelompok Pendapatan Daerah Grafik 4.3 Perkembangan Penerimaan PPh Pasal Grafik 4.4 Perkembangan Penerimaan PPh Pasal 21 dan PBB x

12 Daftar Grafik Grafik 5.1 Perkembangan Outflow, Perputaran Kliring, RTGS, dan Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Grafik 5.2 Perkembangan Perkasan Pangkalpinang (Inflow, Outflow, & Net In-Out) Grafik 5.3 Perkembangan RTGS Bangka Belitung Grafik 6.1 Perkembangan Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 6.2 Perkembangan TPAK dan TPT Grafik 6.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani (Indeks) Grafik 7.1 Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Kedepan Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Bangka Belitung Grafik 7.3 Indeks Makanan Dunia Grafik 7.4 Ekspektasi Perubahan Harga Tiga Bulan Kedepan xi

13 Daftar Grafik Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank xii

14 5. INDIKATOR EKONOMI A. Makro Sumber : BPS Bangka Belitung Ekspor Impor

15 Indikator Ekonomi B. Perbankan *) Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) s.d Februari 2011 ** Total Aset Bank Pelapor *** DPK Berdasarkan Lokasi Penghimpun Dana xiv

16 Indikator Ekonomi C. Sistem Pembayaran xv

17 Indikator Ekonomi Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank xvi

18 I/11 RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Ekonomi Regional Bangka Belitung Abstraksi Perekonomian Bangka Belitung pada triwulan I 2011 bertahan di level yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh masih tingginya harga timah di pasar internasional yang pada akhirnya memicu kinerja pada berbagai sektor ekonomi daerah. Selain itu, optimisme di kalangan konsumen cukup baik. Peran fiskal di tahun ini relatif lebih kontraktif dibandingkan tahun sebelumnya. Inflasi meningkat dipicu oleh menguatnya penghasilan dan optimisme di kalangan konsumen dan juga permasalahan distribusi dari luar provinsi. Walaupun demikian, peningkatan kesejahteraan kelompok grass-root mulai melambat. Kinerja perbankan relatif meningkat untuk membiayai kegiatan konsumsi. Pada triwulan II 2011, perekonomian Bangka Belitung diperkirakan terakselerasi secara triwulanan. Pertumbuhan ekonomi tetap tinggi didukung oleh harga timah yang masih berpotensi terus meningkat sampai dengan akhir tahun. Di sisi lain, terdapat risiko penurunan kinerja subsektor perkebunan. Inflasi diperkirakan dapat mengalami perlambatan yang didukung oleh membaiknya produksi dan distribusi pangan serta sejalan dengan menurunnya harga komoditas pangan di pasar internasional.

19 Ringkasan Eksekutif Perekonomian Bangka Belitung pada triwulan I 2011 tetap tumbuh tinggi sebesar 5,8% (yoy), meskipun sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,0% (yoy). Secara triwulanan ekonomi Bangka Belitung sedikit terkontraksi sebesar 0,1%, terkait faktor musiman. Perkembangan usaha secara umum di Bangka Belitung menunjukkan peningkatan seiring dengan perkembangan perekonomian nasional. Peningkatan ini ditunjukkan dengan penguatan permintaan domestik dan luar negeri, investasi, dan harga komoditas dunia seperti karet, timah, dan Crude Palm Oil (CPO). Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendala yang membatasi perkembangan usaha baik saat ini maupun proyeksi ke depan antara lain (i) regulasi terkait pelaksanaan pengawasan bahan oleh karet yang belum berjalan di daerah, (ii) kondisi infrastruktur yang masih belum memadai baik jalan maupun ketersediaan listrik, (iv) keterbatasan bahan baku, dan (v) kondisi cuaca yang kurang mendukung untuk pemenuhan bahan baku komoditas tertentu. Terjaganya perekonomian Bangka Belitung pada level yang tinggi terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen Kantor Bank Indonesia (KBI) Palembang menunjukkan konsumen dalam memandang perekonomian Bangka Belitung semakin optimis di tahun 2011 meskipun sempat turun pada bulan Februari. Survei Tendensi Konsumen BPS Bangka Belitung juga memperlihatkan optimisme konsumen memandang baik perekonomian saat ini maupun yang akan datang. Masih tingginya harga timah di pasar internasional secara langsung masih jadi penopang pertumbuhan Bangka Belitung. Hampir semua sektor mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, hanya sektor industri pengolahan dan bangunan yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh permintaan domestik, yaitu konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Selain itu investasi pada triwulan I juga mengalami percepatan pertumbuhan yang signifikan. Permintaan luar negeri juga mengalami peningkatan terlihat dari naiknya ekspor. Inflasi tahunan (yoy) Kota Pangkalpinang pada triwulan I 2011 tercatat sebesar 9,95% atau masih berada dalam range proyeksi KBI Palembang yaitu 10,15±1%. Inflasi Kota Pangkalpinang dibanding inflasi Nasional tercatat jauh lebih tinggi, inflasi nasional hanya sebesar 6,65%. Inflasi tahunan tersebut mengalami peningkatan jika dibanding triwulan IV 2010 yang sebesar 9,36%. Kenaikan ini terkait buruknya kondisi laut dan berkurangnya produksi bahan makanan pada awal tahun (Januari 2

20 Ringkasan Eksekutif Februari), sehingga mengurangi pasokan barang di Bangka Belitung dan menaikkan harga. Kontribusi inflasi tahunan pada triwulan I 2011 masih berasal dari kelompok inflasi volatile foods meskipun sudah menurun jika dibanding triwulan sebelumya. Inflasi tahunan kelompok volatile foods menurun dari 17,92% di triwulan IV 2010 menjadi 16,48% pada triwulan I Penurunan inflasi tahunan juga terjadi pada kelompok administered price, namun di sisi lain tejadi peningkatan inflasi tahunan pada kelompok core yang cukup tajam. Dari sisi permintaan, tekanan inflasi pada triwulan I 2011 berasal dari relatif membaiknya penghasilan masyarakat yang diperlihatkan masih optimisnya konsumen terhadap penghasilan saat ini maupun akan datang. Peningkatan optimisme terkait dengan naiknya harga timah di pasar internasional. Selain itu, naiknya inflasi inti pada triwulan I 2011 terkait dengan kondisi perairan Bangka Belitung yang tidak kondusif pada awal periode yang menyebabkan menurunnya pasokan barang di saat daya beli masyarakat meningkat sehingga menyebabkan naiknya harga-harga secara signifikan. Selain itu di saat kondisi perairan kurang baik, pengangkutan diprioritaskan untuk bahan makanan yang tidak tahan lama, sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada kelompok sandang, perumahan, dan kesehatan. Ekspektasi inflasi di triwulan I 2011 meningkat dibanding triwulan sebelumnya, terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang menunjukkan peningkatan indeks ekspektasi harga pada triwulan I 2011 dibanding triwulan IV Secara umum, kinerja perbankan di Bangka Belitung pada triwulan I 2011 (hingga bulan Februari) dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit/pembiayaan secara umum mengalami sedikit peningkatan baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Perkembangan penyaluran kredit menunjukkan penggunaan yang semakin cenderung konsumtif dan semakin terkonsentrasi di ibukota provinsi, dengan menggunakan dana surplus yang berasal dari wilayah yang relatif kurang maju. Total belanja daerah Bangka Belitung pada tahun 2011 sebesar Rp1,07 triliun atau turun 3,71% dibanding tahun sebelumnya. Hampir semua komponen pada belanja daerah mengalami penurunan, hanya belanja pegawai dan belanja modal yang mengalami peningkatan. Sementara itu penurunan terbesar terjadi pada belanja barang dan jasa yaitu 18,16%. Porsi belanja modal terus mengalami peningkatan dari tahun 3

21 Ringkasan Eksekutif 2008 sampai Hal ini baik bagi perekonomian Bangka Belitung, diharapkan tambahan modal dapt meningkatkan output. Total pendapatan daerah Bangka Belitung pada tahun 2011 sebesar Rp0,97 triliun atau naik 9,24% dibanding tahun sebelumnya, dimana peningkatan yang cukup besar terjadi pada pos Pendapatan Asli Daerah yang naik 18,53%. Porsi dana perimbangan dari tahun mengalami penurunan namun tidak signifikan, porsi dana perimbangan masih tetap pada kisaran 60%. Cukup besarnya porsi dana perimbangan memperlihatkan keuangan pemerintah daerah masih sangat bergantung pada pemerintah pusat. Tercatat terjadi penurunan nett-outflow kegiatan kas titipan di Pangkalpinang, perputaran kliring, dan nilai transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dibanding triwulan sebelumnya, yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang melambat dibanding triwulan sebelumnya. Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Palembang, optimisme konsumen Pangkalpinang dalam memandang penghasilan dan ketersediaan tenaga kerja baik saat ini maupun enam bulan yang akan datang menguat. Ekspektasi penghasilan enam bulan yang akan mendatang meningkat, terkait peningkatan omset usaha. Ekspektasi ketersediaan tenaga kerja enam bulan yang akan datang juga naik terkait dengan kegiatan atau proyek pemerintah dan swasta yang meningkat. Indeks NTP di Bangka Belitung pada triwulan I 2011 mulai bulan Februari melambat setelah di bulan Desember dan Januari mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan petani mengalami perlambatan disebabkan oleh kenaikan biaya. Kinerja sektor pertanian diperkirakan mengalami peningkatan yang terjadi di semua subsektor yaitu perkebunan, tanaman bahan makan, dan perikanan. Subsektor perikanan diperkirakan juga mengalami peningkatan terkait dengan kondusifnya kondisi perairan Bangka. Sementara itu, subsektor perkebunan diperkirakan sedikit melambat terkait harga CPO yang mengalami koreksi dan musibah di Jepang yang menyebabkan ekspektasi penurunan permintaan karet. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan menguat didukung harga timah yang menunjukkan perbaikan pada triwulan I 2011 dan diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan akhir tahun Peningkatan harga timah terdorong oleh adanya defisit antara produksi dan permintaan timah dunia (sudah memperhitungkan permintaan Jepang terhadap timah yang diperkirakan turun signifikan yaitu 30%). 4

22 Ringkasan Eksekutif Produksi diperkirakan juga naik, baik yang berasal dari penambangan darat maupun penambangan laut. Hal ini terkait dengan kondusifnya kondisi laut dan rendahnya curah hujan. Sama halnya dengan sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh meningkat. Faktor musiman produksi timah (logam dan konsentrat timah) sepanjang triwulan II (April, Mei, dan Juni) diperkirakan meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan akan terjadi pada industri pengolahan karet dan sawit. Kinerja investasi diperkirakan meningkat terkait membaiknya iklim investasi Indonesia umumnya dan Bangka Belitung secara khusus. Ekspor produk-produk unggulan Bangka Belitung diprediksi akan tetap tumbuh tinggi terkait masih tingginya harga timah di pasar internasional. Tingginya harga timah masih disebabkan kurangnya produksi dunia mencukupi permintaan. Inflasi tahunan diperkirakan akan sedikit melambat dari 9,95% (yoy) pada triwulan I 2011, menjadi 9,44±1% di triwulan II Secara triwulanan diperkirakan akan terjadi deflasi tipis yaitu 0,06±1% (qtq). Proyeksi tersebut saat ini mempunyai kecenderungan bias ke atas. Melambatnya inflasi tahunan didukung oleh membaiknya pasokan bahan makanan karena adanya musim panen dan menurunnya curah hujan secara signifikan. Selain itu dari sisi distribusi diperkirakan kondisi perairan Bangka Belitung relatif kondusif. Tendensi penurunan harga CPO, gula, dan beras di pasar internasional juga akan berpengaruh pada harga pangan di dalam negeri. Sehingga, inflasi volatile foods pada triwulan II 2011 ini akan relatif terkendali. Ekspektasi inflasi masyarakat ke depan menurun, yang ditunjukkan oleh hasil survei konsumen dimana sepanjang triwulan I terjadi penurunan indeks ekspektasi harga tiga bulan yang akan datang. Di sisi lain, risiko tekanan inflasi dari sisi kenaikan biaya masih cukup tinggi mengingat harga minyak internasional yang masih meningkat. 5

23 Ringkasan Eksekutif Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank 6

24 Bab 1 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomian Bangka Belitung triwulan I 2011 tumbuh cukup tinggi meskipun sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Penguatan harga timah masih menjadi penopang utama perekonomian. Perekonomian Bangka Belitung pada triwulan I 2011 tetap tumbuh tinggi sebesar 5,8% (yoy), meskipun sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,0% (yoy). Secara triwulanan ekonomi bangka Belitung sedikit terkontraksi sebesar 0,1%, terkait faktor musiman. Cukup terjaganya laju perekonomian Bangka Belitung pada level yang tinggi terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen 1 Kantor Bank Indonesia (KBI) Palembang menunjukkan konsumen dalam memandang perekonomian Bangka Belitung semakin optimis di tahun 2011, meskipun sempat turun pada bulan Februari. Survei Tendensi Konsumen BPS Bangka Belitung juga memperlihatkan optimisme konsumen memandang baik perekonomian saat ini maupun yang akan datang. Grafik 1.1 PDRB Nominal dan Pertumbuhan Ekonomi (%) Bangka Belitung Sumber : BPS Bangka Belitung Grafik 1.2 Survei Konsumen Kota Pangkalpinang 1.1 Sisi Penawaran 1 Survei Konsumen menghasilkan beberapa indeks yang mencerminkan optimisme atau pesimisme konsumen, antara lain IKK. Konsumen dikatakan optimis jika indeks berada di atas 100 sebaliknya apa bila di bawah 100, konsumen berada dalam kondisi pesimis.

25 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Masih tingginya harga harga timah di pasar internasional yang berada pada US$ ,70 di bulan Maret masih menjadi penopang pertumbuhan Bangka Belitung. Hampir semua sektor mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan dibanding triwulan sebelumnya, hanya sektor industri pengolahan dan bangunan yang meningkat. Namun di sisi lain industri pengolahan mengalami kontraksi bersamaan dengan sektor pertambangan dan penggalian. Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Bangka Belitung (%) Sumber : BPS Bangka Belitung Sektor Pertanian Grafik 1.3 Curah Hujan Bangka Belitung Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pangkalpinang Grafik 1.4 Produksi Padi Bangka Belitung Sektor pertanian tumbuh sedikit melambat dibanding triwulan IV 2010, yaitu dari 1,1% (yoy) menjadi 0,9% (yoy), di lain sisi pertumbuhan triwulanan meningkat 0,6% (qtq). Pada subsektor tanaman pangan berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) terjadi penurunan produksi padi sebesar 73,87% (yoy) di periode Januari-April tahun Masa puncak panen bergeser ke periode Mei-Agustus. Di subsektor perkebunan, membaiknya harga CPO dan karet di pasar internasional memberikan dorongan pada pertumbuhan pertanian secara keseluruhan. Sumber : BPS Bangka Belitung 8

26 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian terkontraksi 4,3% (qtq), namun secara tahunan tetap tumbuh 2,3% (yoy) melambat dibanding triwulan sebelumnya 4,3% (yoy). Faktor yang dapat menjaga tumbuhnya sektor ini adalah terus menguatnya harga timah di pasar internasional, sementara produksi menurun akibat tidak kondusifnya cuaca pada pertambangan baik darat maupun laut di triwulan I. Berdasarkan pelaku usaha, penambangan laut akan mulai beroperasi normal pada bulan April. Hal yang sama terjadi pada minyak bumi, baik lifting maupun gross revenue menurun. Lifting menurun 42,03% (qtq) atau 33,38% (yoy) dan gross revenue turun 32,33% (qtq) atau 12,10% (yoy). Sama halnya dengan timah, harga minyak juga terus menguat pada bulan Maret harga minyak WTI mencapai USD102,92/barel. Grafik 1.5 Produksi Minyak Bumi Sumber : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Grafik 1.6 Pertumbuhan Triwulanan Industri Pengolahan Sumber : BPS Bangka Belitung Sektor Industri Pengolahan Sejalan dengan laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan juga terkontraksi sebesar 1,2% (qtq), namun secara tahunan tetap tumbuh 5,0% (yoy). Produksi timah, karet, dan kelapa sawit sebagai input sektor ini diperkirakan menurun, sementara harga internasional komoditas tersebut tetap tinggi. Berdasarkan survei yang dilakukan BPS Bangka Belitung, industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar 5,05% (yoy), dimana kontraksi terdalam pada barang galian bukan logam sebesar 8,78% (qtq) diikuti dengan makanan dan minuman sebesar 2,35% (qtq). Sementara itu, industri karet, barang dari karet, dan barang dari plastik tetap tumbuh 6,73% (qtq). 9

27 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.7 Indikator Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas, dan Air Sumber : PLN Wilayah Bangka Belitung, diolah Sumber : Pertamina Bangka Belitung, diolah Sektor Listrik, Gas, dan Air Sektor Listrik, Gas, dan Air (LGA) merupakan sektor dengan pertumbuhan tahunan tertinggi yaitu mencapai 36,3% (yoy), selain itu secara triwulan juga tumbuh 2,1% (qtq). Kenaikan terkonfirmasi dari percepatan pertumbuhan tahunan penjualan listrik dari 14,64% (yoy) di triwulan IV 2010 menjadi 18,19% (yoy). Peningkatan penjualan listrik terbesar pada segmen pemerintah diikuti dengan segmen bisnis masing-masing tumbuh dari 0,58% (yoy) menjadi 8,29% (yoy) dan dari 46,22% (yoy) menjadi 52,94% (yoy). Konsumsi elpiji juga mengalami percepatan pertumbuhan dari 25,04% (yoy) menjadi 30,20% (yoy). Grafik 1.8 Indikator Pertumbuhan Sektor Bangunan Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sektor Bangunan Kinerja paling baik terjadi pada sektor bangunan, pertumbuhan tahunan triwulan I 2011 dibanding triwulan IV 2010 merupakan yang terbesar diantara sektor lainnya yaitu dari 15,3% (yoy) menjadi 17,3% (yoy), dan pertumbuhan triwulanannya tertinggi sebesar 2,7% (qtq). Banyaknya pembangunan perumahan baru merupakan salah satu faktor pendorong. Realisasi pengadaan semen juga meningkat dari 10,34% (yoy) triwulan IV 2010 menjadi sebesar 18,48% (yoy). Namun sayangnya, peningkatan permintaan ini juga dibarengi dengan naiknya inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan komoditas penyumbang terbesar tarif bukan mandor, batu bata, dan semen. 10

28 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor perdagangan, hotel, dan restoran tetap tumbuh tinggi sebesar 7,3% (yoy), meski sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Subsektor hotel dan restoran mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah wisatawan yang meningkat dari 32,68% (yoy) di triwulan IV 2010 menjadi 59,06% (yoy). Indikator lainnya adalah naiknya jumlah penumpang melalui udara yang juga mengalami peningkatan. Subsektor perdagangan besar dan eceran diperkirakan juga mengalami peningkatan terkait masih kuatnya daya beli masyarakat tercermin dari meningkatnya pendaftaran kendaraan baru dan kenaikan sebesar 10% (yoy) penjualan pelaku usaha di bidang perdagangan. Faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya perayaan Imlek dan Cheng Beng. Grafik 1.9 Arus Bongkar Muat Pelabuhan Bangka Belitung Sumber : PT Pelindo Cabang Pelabuhan Pangkalbalam dan Tanjungpandan, diolah Grafik 1.10 Jumlah Wisatawan Sumber : BPS Bangka Belitung, diolah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh pada level yang tinggi 12,0% (yoy) meski sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya tumbuh 12,3% (yoy). Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang udara, namun pengangkutan laut mengalami penurunan akibat tidak kondusifnya perairan. Grafik 1.11 Arus Penumpang Sumber : PT Pelindo Cabang Pelabuhan Pangkalbalam, Tanjungpandan, dan PT Angkasa Pura diolah 11

29 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Grafik 1.12 Indikator Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Sektor keuangan, persewaan, dan jasa tumbuh 0,9% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya, dan pertumbuhan tahunannya masih tinggi sebesar 10,9% (yoy) meski sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya 11,1% (yoy). Pada subsektor keuangan, terlihat dari kinerja perbankan di Bangka Belitung pada triwulan I 2011 (hingga bulan Februari) dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana, dan penyaluran kredit/pembiayaan secara umum mengalami peningkatan secara triwulanan. Pada subsektor persewaan dan jasa, diperkirakan mengalami peningkatan didorong oleh masih terjaganya daya beli masyarakat Sektor Jasa Jasa Sejalan dengan tingginya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan, dan sektor jasa keuangan, pertumbuhan sektor jasa-jasa juga tumbuh tinggi sebesar 8,4% (yoy) atau 2,8% (qtq). Subsektor jasa swasta merupakan pendukung sektor-sektor tersebut. Subsektor jasa swasta meningkat terkait masih terjaganya daya beli masyarakat, sementara subsektor pemerintahan umum diperkirakan menurun terkait siklus realisasi APBD. 12

30 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen 1 PERBAIKAN KONDISI USAHA DIDORONG OLEH PENGUATAN HARGA INTERNASIONAL 2 Perkembangan usaha secara umum di Bangka Belitung menunjukkan peningkatan seiring dengan perkembangan perekonomian nasional. Peningkatan ini ditunjukkan dengan peningkatan permintaan domestik dan luar negeri, investasi, dan harga komoditas dunia seperti karet, timah, dan CPO. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendala yang membatasi perkembangan usaha baik saat ini maupun proyeksi ke depan antara lain (i) regulasi terkait pelaksanaan pengawasan bahan oleh karet yang belum berjalan di daerah, (ii) kondisi infrastruktur yang masih belum memadai baik jalan maupun ketersediaan listrik, (iv) keterbatasan bahan baku, dan (v) kondisi cuaca yang kurang mendukung untuk pemenuhan bahan baku komoditas tertentu. Terdapat peningkatan penjualan baik domestik maupun ekspor dengan pendorong utama menguatnya harga internasional komoditas primer dan olahannya terutama timah, karet, dan kelapa sawit. Ke depan, peluang ekspor masih terbuka lebar untuk komoditas tersebut didukung oleh tingginya kebutuhan di negara-negara tujuan ekspor antara lain Cina dan India. Pada permintaan domestik juga masih terdapat peluang ekspansi pada masa mendatang karena masih ada beberapa pasar yang belum terpenuhi. Peningkatan penjualan ini direspon oleh pelaku usaha dengan peningkatan produksi yang tercermin dari naiknya tingkat utilisasi. Selain itu, pelaku usaha juga melakukan investasi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan ke depan dengan penambahan mesin produksi, perluasan lahan, pembelian kapal keruk, penambahan kapasitas bengkel, pembangunan pembangkit dan penambahan tenaga kerja. Harga jual secara umum mengalami kenaikan seiring naiknya beberapa komoditas ekspor dan tingginya permintaan. Namun naiknya harga jual juga dibarengi dengan peningkatan biaya operasional yaitu biaya tenaga kerja, bahan baku, dan energi. Peningkatan biaya bahan baku khususnya karet dan timah akibat dari kenaikan harga komoditas tersebut di pasar internasional, sementara kenaikan biaya tenaga kerja dikarenakan meningkatnya Upah Minimum Provinsi (UMP). Peningkatan harga jual yang disertai naiknya biaya bahan baku menyebabkan keuntungan yang diterima pelaku usaha tidak dapat optimal, selain itu apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar menyebabkan menurunnya nilai ekspor yang didapat. 2 Diperoleh dari hasil Business Survey yang merupakan kegiatan pemantauan kondisi usaha dengan mewawancarai lansung pelaku usaha. 13

31 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2 Sisi Permintaan Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh permintaan domestik, yaitu konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Selain itu investasi pada triwulan I juga mengalami percepatan pertumbuhan yang signifikan. Permintaan luar negeri juga mengalami peningkatan terlihat dari naiknya ekspor. Tabel 1.2 Pertumbuhan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%) Sumber : BPS Bangka Belitung, diolah Konsumsi Konsumsi pada triwulan I 2011 tetap tumbuh tinggi sebesar 4,5% (yoy) atau 0,36% (qtq). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor swasta nirlaba, diikuti dengan sektor pemerintah dan rumah tangga. Konsumsi swasta nirlaba tetap tumbuh tinggi meski melambat dibanding triwulan sebelumnya, dari 7,2% (yoy) menjadi 6,8% (yoy). Masih tingginya pertumbuhan konsumsi swasta nirlaba terkait dengan terus membaiknya kinerja usaha yang terkonfirmasi dari hasil business survey yang dilakukan Bank Indonesia (Suplemen 1). Selain itu peningkatan konsumsi swasta ini terlihat juga dari naiknya penggunaan listrik pada segmen bisnis. Sama halnya dengan konsumsi swasta nirlaba, konsumsi pemerintah tetap tumbuh tinggi meski melambat dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari 7,8% (yoy) menjadi 6,3% (yoy). Perlambatan ini sejalan dengan menurunnya anggaran belanja daerah pada APBD 2011 dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,71%. Secara triwulanan, konsumsi pemerintah terkontraksi 1,2% (qtq) terkait dengan siklus realisasi APBD yang masih rendah pada awal tahun. Konsumsi rumah tangga mengalami percepatan pertumbuhan dari 3,7% (yoy) pada triwulan IV 2010 menjadi 4,0% (yoy), selain itu secara triwulanan juga tumbuh 0,7% (qtq). Kegiatan ekonomi mayoritas masyarakat Bangka Belitung terkait dengan timah, sehingga tingginya harga timah di pasar internasional menyebabkan menguatnya daya beli. Peningkatan konsumsi rumah tangga terkonfirmasi dari naiknya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, menguatnya optimisme masyarakat terhadap penghasilan saat 14

32 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ini, naiknya pendaftaran kendaraan baru, penggunaan listrik segmen rumah tangga, dan konsumsi elpiji tabung 12 kg. Grafik 1.13 Indikator Pertumbuhan Konsumsi Sumber : Pertamina, diolah Sumber : Dispenda Bangka Belitung, diolah 15

33 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen 2 KEYAKINAN KONSUMEN PANGKALPINANG MENINGKAT; EKSPEKTASI KONSUMEN MENJADI PENDORONG UTAMA I. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen 3 Selama Triwulan I 2011 Tingkat Keyakinan Konsumen Pangkalpinang terhadap kondisi perekonomian selama triwulan I 2011 berdasarkan Survei Konsumen 4 secara umum mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada periode laporan mencapai 128,72, meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya yang sebesar 123,72. Namun demikian, Indeks Keyakinan Ekonomi Saat Ini (IKESI) turun ke level 122,78 dari sebelumnya yang sebesar 123,28. Sementara itu, rata-rata Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menjadi pendorong utama optimisme konsumen dengan peningkatan cukup signifikan dari sebesar 124,17 pada triwulan sebelumnya menjadi 134,67. Grafik 1. IKK, IKESI, IEK Tahun Beberapa hal yang menjadi perhatian utama konsumen di Pangkalpinang antara lain: tingkat penghasilan pada periode laporan dan ekspektasi penghasilan serta kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang (lihat grafik 2). 3 Indeks Keyakinan Konsumen diperoleh dari Survei Konsumen. 4 Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilaksanakan Bank Indonesia sejak Januari Di Kota Pangkalpinang survei dilaksanakan sejak tahun 2005 terhadap 200 rumah tangga setiap bulan sebagai responden (stratified random sampling). Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada responden secara rotated. Indeks dihitung dengan metode balance score (net balance + 100), sehingga jika indeks diatas 100 berarti optimis, sebaliknya dibawah 100 berarti pesimis. 16

34 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 2. Pembentuk Keyakinan Konsumen Tahun II. Keyakinan Konsumen Secara umum IKK selama triwulan I 2011 mengalami tren peningkatan. Pada bulan Januari tercatat sebesar 130,58, dengan IKESI dan IEK masing-masing 127,50 dan 133,67. Pada bulan Februari mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 126,67 dengan IKESI dan IEK masing-masing sebesar 120,33 dan 133,00. Sementara itu, IKK pada bulan Maret naik menjadi sebesar 128,92 dengan IKESI dan IEK masing-masing sebesar 120,50 dan 137, Pendapat Responden terhadap Kondisi Ekonomi Mayoritas responden menilai bahwa kondisi ekonomi selama periode laporan relatif lebih baik dibandingkan kondisi 6 bulan sebelumnya. Hal itu terkonfirmasi dari besarnya persentase responden yang berpendapat demikian, yakni sebesar 45,67%. Namun demikian, dengan jumlah yang hampir sama, sebanyak 42,33% responden berpendapat bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak mengalami perubahan. 2.2 Pendapat Responden terhadap Ketersediaan Lapangan Kerja Dari sisi ketersediaan lapangan kerja, 43,17% responden berpendapat bahwa ketersediaan lapangan kerja saat ini tidak berbeda dibandingkan kondisi 6 bulan sebelumnya. Sementara itu, 37,67% berpendapat bahwa kondisi ketersediaan lapangan kerja saat ini lebih baik dibandingkan kondisi 6 bulan sebelumnya. Pada 6 bulan mendatang pun, optimisme responden terhadap ketersediaan lapangan kerja relatif tidak banyak berubah dengan 42,00% responden berkeyakinan bahwa kondisi ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan yang akan datang tidak akan mengalami perubahan. 2.3 Pendapat Responden terhadap Penghasilan Sebanyak 54,67% responden berpendapat bahwa penghasilan mereka saat ini lebih baik dibandingkan kondisi 6 bulan sebelumnya. Hanya sekitar 5,33% responden yang berpendapat bahwa peghasilannya lebih buruk. Terkait dengan optimisme menjelang Idul Fitri yang berlangsung pada bulan Agustus 2011, sebagian besar responden (52,50%) merasa optimis bahwa penghasilan mereka pada 6 bulan mendatang akan lebih baik. 17

35 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 2.4 Perkiraan Perkembangan Harga Barang/Jasa 3 Bulan Mendatang Lebih dari setengah jumlah responden berpendapat bahwa harga barang/jasa pada 3 bulan yang akan datang akan mengalami peningkatan. Hal tersebut tercermin dari 75,83% responden yang berpendapat bahwa harga-harga akan naik. Bahkan sebanyak 24,00% responden berkeyakinan bahwa harga pada 3 bulan mendatang akan naik dengan signifikan. III. Profil Responden 3.1 Profil Responden Bulan Januari 2011 Profil responden pada bulan Januari 2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Profil Responden Survei Konsumen Kota Pangkalpinang Periode Bulan Januari Profil Responden Bulan Februari 2011 Profil responden pada bulan Februari 2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Profil Responden Survei Konsumen Kota Pangkalpinang Periode Bulan Februari

36 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 3.3 Profil Responden Bulan Maret 2011 Profil responden pada bulan Maret 2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Profil Responden Survei Konsumen Kota Pangkalpinang Periode Bulan Maret

37 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Investasi Pertumbuhan tahunan investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto pada triwulan I 2011 sebesar 8,0% (yoy) melonjak cukup tajam dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,0%. Indikator investasi nonbangunan seperti impor barang modal menunjukkan ada peningkatan dan investasi bangunan yaitu realisasi pengadaan semen secara tahunan juga meningkat. Penerapan sistem terpadu satu pintu untuk investasi dapat meningkatkan kinerja investasi. Grafik 1.14 Indikator Pertumbuhan Investasi Ekspor dan Impor Net ekspor periode Desember 2010 Februari 2011 tercatat sebesar US$501,85 juta, mengalami peningkatan yaitu dari 40,43% pada triwulan IV 2010 (yoy) menjadi 55,67% (yoy). Secara triwulanan net ekspor naik 13,45% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Grafik 1.15 Net Ekspor Bangka Belitung a. Ekspor Berdasarkan data nilai ekspor non migas menurut kelompok Standard International Trade Classification (SITC) Bank Indonesia, total nilai ekspor non migas di Bangka Belitung dari bulan Desember 2010 sampai Februari 2011 tercatat sebesar US$513,77 juta, atau naik 12,82% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang tercatat US$455,41 juta, secara tahunan (yoy) juga mengalami percepatan pertumbuhan dari 37,45% (yoy) menjadi 51,78% (yoy). Perbaikan ini didukung oleh terus menguatnya harga komoditas unggulan Bangka Belitung di pasar internasional. Timah sebagai penyumbang terbesar ekspor Bangka Belitung, harganya mengalami peningkatan tajam yaitu sebesar 74,03% (yoy) atau 15,20% (qtq). Namun dari sisi produksi, baik penambangan darat maupun 20

38 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional laut belum optimal berproduksi terkendala cuaca. Berdasarkan negara tujuan, pasar ekspor terbesar tetap ke wilayah Asia, diikuti oleh Eropa, dan Amerika. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Singapura. Berdasarkan data BPS dalam PDRB, ekspor juga mengalami percepatan pertumbuhan dari 4,8% (yoy) di triwulan IV 2010 menjadi 5,6% (yoy). Grafik 1.16 Indikator Ekspor Bangka Belitung Sumber : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg 21

39 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional b. Impor Berdasarkan data nilai impor non migas menurut kelompok Standard International Trade Classification (SITC) Bank Indonesia, total nilai impor non migas di Bangka Belitung dari bulan Desember 2010 Februari 2011 tercatat sebesar US$11,93 juta. Impor didominasi oleh barang penunjang produksi seperti bahan bakar dan perelatan atau mesin. Alat pengangkut lainnya, yaitu kapal isap dan kapal keruk, memiliki pangsa terbesar yaitu 59,25%. Pembelian ini dilakukan sejak tahun 2009 oleh para pelaku industri penambangan timah untuk melakukan ekspansi penambangan laut. Grafik 1.17 Indikator Impor Bangka Belitung 22

40 Bab 2 2. PERKEMBANGAN INFLASI PANGKALPINANG Tekanan inflasi yang berasal dari kelompok volatile foods mulai berkurang terkait dengan masuknya musim panen dan membaiknya kondisi perairan Bangka yang mendukung distribusi. 2.1 Inflasi Kota Pangkalpinang Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Pangkalpinang,Palembang, dan Nasional Tabel 2.1 Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Pangkalpinang, Palembang dan Nasional Januari 2008 Maret 2011 Sumber: BPS,diolah Inflasi tahunan (yoy) Kota Pangkalpinang pada triwulan I 2011 tercatat sebesar 9,95% atau masih berada dalam range proyeksi BI Palembang yaitu 10,15±1%. Inflasi Kota Pangkalpinang dibanding inflasi nasional tercatat jauh lebih tinggi, inflasi nasional hanya sebesar 6,65%. Inflasi tahunan Kota Pangkalpinang secara historis lebih fluktuatif dibandingkan dengan inflasi nasional. Angka standar deviasi Kota Pangkalpinang dari bulan Januari 2008 sampai dengan Maret 2011 mencapai 5,42%, lebih tinggi dibandingkan angka standar deviasi nasional yang tercatat 3,09%. Inflasi tahunan (yoy) Kota Pangkalpinang pada triwulan I 2011, mengalami peningkatan jika dibanding triwulan IV 2010 yaitu dari 9,36% menjadi 9,95%. Kenaikan ini terkait buruknya kondisi laut dan berkurangnya produksi bahan makanan pada awal tahun (Januari Februari), sehingga mengurangi pasokan barang di Bangka Belitung sehingga harga meningkat.

41 2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi Kontribusi inflasi tahunan pada triwulan I 2011 masih berasal dari kelompok inflasi volatile foods, meskipun menurun jika dibanding triwulan sebelumya. Inflasi tahunan (yoy) kelompok ini menurun dari 17,92% di triwulan IV 2010 menjadi 16,48% pada triwulan I Penurunan inflasi tahunan (yoy) juga terjadi pada kelompok administered price, yaitu dari 5,58% menjadi 4,81%. Namun di sisi lain tejadi peningkatan inflasi tahunan (yoy) pada kelompok core yang cukup tajam yaitu dari 5,98% menjadi 8,13%. Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan Core, Administered Price, dan Volatile Foods Grafik 2.3 Perkembangan Inflasi Bulanan Core, Administered Price, dan Volatile Foods Sumber: BPS Bangka Belitung,diolah Sumber: BPS Bangka Belitung,diolah Inflasi Inti Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor dasar, seperti (i) interaksi permintaan dan penawaran, (ii) lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi, dan inflasi mitra dagang), dan (iii) ekpektasi inflasi dari pedagang dan konsumen. Perkembangan inflasi inti mulai meningkat sejak triwulan II 2010 sampai triwulan I Dari sisi permintaan, tekanan inflasi pada triwulan I 2011 berasal dari relatif membaiknya penghasilan masyarakat yang diperlihatkan masih optimisnya konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan yang lalu dan ekspektasi penghasilan enam bulan yang akan datang. Optimisme konsumen tersebut berdasarkan Survei Konsumen di Kota Pangkalpinang selama triwulan I Peningkatan optimisme terkait dengan naiknya harga timah di pasar internasional. Keterkaitan antara pergerakan harga timah internasional dengan inflasi diperlihatkan dari pergerakan yang identik pada dua variabel. Selain itu, naiknya inflasi inti pada triwulan I 2011 terkait dengan kondisi perairan Bangka Belitung yang tidak kondusif pada awal periode yang menyebabkan 24

42 2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang menurunnya pasokan barang di saat daya beli masyarakat meningkat sehingga menyebabkan naiknya harga-harga secara signifikan. Selain itu di saat kondisi perairan kurang baik, pengangkutan diprioritaskan untuk bahan makanan yang tidak tahan lama, sehingga terjadi peningkatan harga yang cukup signifikan pada kelompok sandang, perumahan, dan kesehatan. Perkembangan Inflasi yoy dan Harga Timah Grafik 2.4 Indikator Tekanan Inflasi Survei Konsumen Sumber: BPS Bangka Belitung dan Bloomberg, diolah Event Analysis Inflasi Kota Pangkalpinang Sumber: BPS Bangka Belitung, diolah Grafik 2.5 Indikator Tekanan Inflasi Sisi Penawaran Likert Scale Biaya Energi & Inflasi yoy Likert Scale Tingkat Upah & Inflasi yoy Likert Scale Bahan Baku & Inflasi yoy 25

43 2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang Ekspektasi inflasi di triwulan I 2011 meningkat dibanding dibanding triwulan sebelumnya, terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang menunjukkan peningkatan indeks ekspektasi harga pada triwulan I 2011 dibanding triwulan IV Grafik 2.6 Ekspektasi Inflasi Konsumen Sumber: BPS Bangka Belitung dan Survei Konsumen BI, diolah Non Inti a. Volatile Foods Grafik 2.7 Produksi Beras ARAM I 2011 Inflasi tahunan (yoy) volatile foods naik dari 13,63% di triwulan IV 2010 menjadi 17,92%. Inflasi bulanan yang cukup besar terjadi di bulan Januari dan Februari, sementara di bulan Maret sudah mulai mengalami deflasi terkait mulai masuknya penen raya. Sumber: BPS Bangka Belitung dan Sumatera Selatan, diolah Pada awal triwulan I 2011, pasokan Grafik 2.8 Arus Bongkar Pelabuhan bahan makanan berkurang akibat menurunnya produksi dan tidak kondusifnya perairan Bangka Belitung. Pada bulan Januari, jalur pelayaran Jakarta (Pelabuhan Tanjung Priok) Bangka Belitung (Pelabuhan Pangkalbalam) sempat tidak beroperasi Sumber: PT Pelindo Cabang Pangkalbalam dan PT Pelindo akibat kondisi cuaca yang tidak Cabang tanjung Pandan, diolah memungkinkan. Pada triwulan I 2011 telah terjadi penurunan jumlah barang yang di bongkar di Pelabuhan Pangkalbalam sebesar 27,36%. Tidak kondusifnya laut di sekitar Bangka juga menyebabkan berkurangnya frekuensi pelayaran jalur Palembang (Pelabuhan 35 Ilir) ke Bangka (Pelabuhan Tanjung Kelayang) dari semula tiga kali sehari menjadi satu kali di bulan Januari, namun di bulan Februari seiring membaiknya kondisi perairan jalur pelayaran sudah normal kembali. Jakarta dan Palembang merupakan dua kota utama pemasok kebutuhan Bangka Belitung, dengan terhambatnya jalur dari dua kota tersebut maka mengurangi pasokan barang di Bangka 26

44 2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang Belitung secara signifikan. Pada bulan Maret kondisi mulai membaik, di Pulau Jawa dan Sumatera sudah mulai masuk panen raya dan kondisi perairan sudah kondusif sehingga menyebabkan cukupnya barang yang masuk ke Bangka Belitung. b. Administered Price Inflasi administered price merupakan inflasi pada kelompok barang yang harganya diatur oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Inflasi administered price menurun dari 5,58% (yoy) di triwulan IV 2010 menjadi 4,81% (yoy) di triwulan I Inflasi Kota Pangkalpinang per Kelompok Barang Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kenaikan inflasi tahunan pada Pangkalpinang per Kelompok Barang triwulan I 2011 dibanding triwulan IV 2010, terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar, kelompok sandang, kesehatan, Sumber: BPS Bangka Belitung serta kelompok transportasi, Grafik 2.10 Kontribusi Inflasi Tahunan komunikasi, dan jasa keuangan. Di lain Triwulan IV 2010 sisi kelompok bahan makanan, makanan jadi, serta pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan. Inflasi kelompok bahan Sumber: BPS Bangka Belitung,diolah Triwulan I 2011 Grafik 2.9 Inflasi Kelompok Bahan Makanan makanan pada triwulan I 2011 masih berada pada level yang tinggi meski mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari 17,68% (yoy) menjadi 16,32% (yoy). Tekanan inflasi yang tinggi terjadi di bulan Januari dan Februari namun mulai mereda di bulan Maret terkait mulai masuknya masa panen raya. Subkelompok yang memiliki Sumber: BPS, Bangka Belitung, diolah 27

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank KATA PENGANTAR Segala puji

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Mei 2017 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

4. Outlook Perekonomian

4. Outlook Perekonomian 4. Outlook Perekonomian Pada tahun 2007-2008, ekspansi perekonomian Indonesia diprakirakan terus berlanjut dengan dilandasi oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2007 diprakirakan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL ProvinsiKepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Mementum pemulihan ekonomi makro regional Kepulauan Riau diperkirakan terjadi pada triwulan ini. Laju penurunan nilai tambah ekonomi (PDRB) semakin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG i TRIWULAN I 2016 Edisi Triwulan I 2016 Buku Kajian dan Keuangan ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017 Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Pangkalpinang, Februari 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Bayu Martanto Deputi Direktur i

Pangkalpinang, Februari 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Bayu Martanto Deputi Direktur i i Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV 2014 dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci