PENGARUH KETIDAKPASTIAN HARGA OUTPUT DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI OPTIMAL PERUSAHAAN ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KETIDAKPASTIAN HARGA OUTPUT DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI OPTIMAL PERUSAHAAN ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH KETIDAKPASTIAN HARGA OUTPUT DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI OPTIMAL PERUSAHAAN Tegun Jadida Efraim 1, Tumpal Parulian Nababan, Haposan Sirai 1 Mahasiswa Program Sudi S1 Maemaika Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 893 jegun@yahoo.com ABSTRACT This aricle discusses he effecs of fuure oupu price uncerainy and wage rae uncerainy on a firm s invesmen decision by assuming he compeiively riskneural whose purpose is o maximize he expeced value of a number of cash flow invesed. Opimal invesmen properies based on he average invesmen growh rae is affeced by he uncerainy of oupu price and wage raes. Changes in oupu prices have a posiive effec on invesmen while wage rae changes have a negaive impac on he invesed enerprise so ha i can be said wha he oupu price changes end o be accompanied by he change in he wage rae. Keywords: Uncerainy, oupu price, wage rae, invesmen decision, opimal invesmen ABSTRAK Arikel ini membahas enang pengaruh keidakpasian harga oupu dan ingka upah yang akan daang pada kepuusan invesasi perusahaan dengan asumsi perusahaan risk-neural dan kompeiif yang ujuannya memaksimumkan nilai harapan dari sejumlah cash flow yang diinvesasikan. Sifa invesasi opimal didasarkan pada raa-raa ingka perumbuhan invesasi yang dipengaruhi oleh keidakpasian harga oupu dan ingka upah. Perubahan harga oupu berpengaruh posiif pada invesasi sedangkan perubahan ingka upah berdampak negaif pada invesasi yang dianamkan perusahaan sehingga dapa dikaakan perubahan harga oupu cenderung diserai perubahaan ingka upah. Kaa kunci: Keidakpasian, harga oupu, ingka upah, kepuusan invesasi, invesasi opimal Reposiory FMIPA 1

2 1. PENDAHULUAN Dalam menjalankan perusahaannya, perusahaan berskala kecil, menengah maupun besar pasi akan melakukan ekspansi perusahaan guna memperbesar perusahaannya. Usaha ini dapa dilakukan dengan berbagai cara misalnya saja melakukan invesasi. Menuru Sunariyah [8, h. 4] invesasi adalah penanaman modal unuk sau aau lebih akiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waku lama dengan harapan mendapakan keunungan dimasa-masa yang akan daang. Ada banyak pilihan invesasi yang dapa dilakukan oleh perusahaan, misalnya invesasi dalam benuk akiva rill, invesasi dalam benuk sura-sura berharga aaupun dalam benuk sekurias. Dalam pengambilan kepuusan invesasi ini idaklah semudah membalikkan elapak angan. Banyak fakor-fakor yang mempengaruhi pengambilan kepuusan invesasi suau perusahaan. Sau dari beberapa fakor yang paling mempengaruhi adalah fakor keidakpasian. Suau perusahaan dikaakan berada dalam kondisi keidakpasian (uncerainy condiion) apabila manajer idak dapa mendafarkan semua kejadian yang mungkin dihadapi di masa mendaang, dan idak dapa meneapkan probabilias dari berbagai kejadian yang mungkin erjadi. Beberapa dekade belakangan ini, elah banyak yang mempelajari bagaimana keidakpasian mempengaruhi kepuusan invesasi suau perusahaan. Conohnya saja, Harman [3] menelii pengaruh kenaikan keidakpasian harga oupu di masa yang akan daang, ingka upah dan biaya invesasi erhadap invesasi perusahaan, dan mengaakan bahwa invesasi sekarang idak akan menurun karena kenaikan keidakpasian harga oupu di masa yang akan daang sedangkan dalam arikel Huang [4], Huang menelii pengaruh kenaikan keidakpasian harga oupu dan ingka upah pada invesasi perusahaan dengan asumsi perusahaan risk-neural kompeiif dan yang menarik dari arikel Huang adalah Huang menemukan bahwa sifa invesasi opimal menghasilkan ingka perumbuhan proporsional dari invesasi yang diharapkan dimana invarian (ak berbeda) dari waku ke waku. Dalam arikel ini dibahas enang pengaruh keidakpasian harga oupu dan ingka upah erhadap kepuusan invesasi opimal perusahaan dengan asumsi perusahaan risk-neural dan kompeiif yang ujuannya memaksimumkan nilai harapan sekarang dari aliran dana dengan memilih enaga kerja L dan invesasi I, sehingga menghasilkan bahwa raa-raa ingka perumbuhan hasil pendapaan marjinal dari modal dan raa-raa ingka perumbuhan proporsional dari invesasi adalah konsan dari waku ke waku apabila idak berganung pada keidakpasian harga oupu dan ingka upah yang ernyaa mempunyai korelasi yang berbenuk linear.. MODEL KETIDAKPASTIAN Perusahaan dengan kondisi risk-neural dan kompeiif yang mana fungsi produksi sesuai dengan model fungsi konkaf sera fungsi biaya sesuai dengan model fungsi konveks. Unuk kesederhanaan dan pengoperasian, fungsi produksi diambil dari fungsi produksi Cobb-Douglass yang dinyaakan oleh Chiang [, h. 363] yaiu F (K, L) = AK ω L 1 ω, unuk 0 < ω < 1, (1) Reposiory FMIPA

3 dengan K, L, A, dan ω beruru-uru adalah besar modal, banyak enaga kerja, banyak eknologi, dan elasisias produksi. Jika A = 1, maka fungsi Cobb-Douglas pada persamaan (1) dapa diulis menjadi dengan syara F (K, L) = K ω L 1 ω, () i. ii. iii. iv. F (K, L) K > 0, F (K, L) L > 0, F (K, L) K < 0, F (K, L) L < 0, F (K, L) K L > 0, F (K, L) L K > 0, F (K, L) K L = F (K, L) L K ( ) F (K, L). F (K, L) F (K, L) 0. K L K L dan Tujuan perama perusahaan adalah memaksimumkan persamaan () yaiu memaksimumkan produksi. Kemudian fungsi biaya diambil dari benuk C(I) = υi ζ, unuk υ > 0, ζ > 1, (3) dengan υ, I, ζ, beruru-uru adalah harga pembelian, invesasi koor, elasisias biaya [4]. Fungsi biaya ersebu memenuhi syara i. Jika I = 0, maka C(0) = 0 dan ii. Jika I > 0, maka C(I) > 0 mengakibakan C (I) > 0 dan C (I) > 0, disamping ujuan perama perusahaan ialah memaksimumkan produksinya, perusahaan juga memiliki ujuan kedua adalah meminimumkan persamaan (3) yaiu meminimumkan biaya produksinya. Persamaan akumulasi modal pada waku didefinisikan dengan aau benuk lainnya adalah K = I δk, dk = (I δk )d, unuk 0 < δ < 1. (4) Perubahan harga oupu dan ingka upah yang erjadi diperusahaan berlangsung dengan cepa. Berdasarkan fakor ersebu dapa dikaakan bahwa perubahan harga oupu dan ingka upah mengikui gerak Brown, karena menuru Ross [7, h. 358] gerak Brown merupakan proses sokasik dimana suau perubahan erjadi dalam waku yang cukup singka sehingga akibanya Huang [4] memodelkan sifa Reposiory FMIPA 3

4 sokasik dari harga oupu p dan ingka upah w pada waku yang menyaakan ingka imbal hasil (reurn) dari masing-masing harga oupu dan ingka upah yaiu dp = v 1 d σ 1 dw 1, p (5) dw = v d σ dw. w (6) yang mana dw 1 dan dw merupakan dua proses Wiener dengan raaan nol dan variansi sau, v 1, v menyaakan masing-masing adalah ingka inflasi unuk harga oupu dan ingka upah, dan σ 1, σ beruru-uru ialah volailias unuk harga oupu dan ingka upah. Kemudian, v 1, v, σ 1, σ adalah konsana idak nol. Disamping iu, asumsikan bahwa dw 1 dan dw berkorelasi sehingga diperoleh benuk E[dW 1 dw ] = ρ 1 d, unuk 0 ρ 1 1, (7) dengan ρ 1 koefisien korelasi unuk dua proses Wiener dw 1 dan dw, E adalah ekspekasi operaor [5, h. 483]. Kemudian auran humb nya adalah [9, h. 90] i. (dw 1 ) = d, (dw ) = d, ii. E (dw ) = (d), E (dw ) = ddw, E (dw ) = 0, iii. (d) = (d)(dw 1 ), (d) = (d)(dw ), (d) = 0, (d)(dw ) = 0, dan iv. dw 1 dw = ρ 1 d. Tujuan perusahaan risk-neural dan kompeiif adalah unuk memaksimumkan nilai harapan sekarang Ψ dari aliran dana (cash flow) dengan memilih enaga kerja L dan invesasi I. Secara maemaika, masalah opimal dapa dinyaakan sebagai Ψ(K, p, w ) = max Ls,Is E (p s Ks ω L 1 ω s w s L s υis ζ )e β(s ) ds, s, (8) dengan kendala pada persamaan (4), (5), (6), dan (7). Kemudian β > 0 adalah ingka diskon. Toal keunungan raa-raa yang diinginkan oleh perusahaan pada waku inerval d, apabila perusahaan mensyarakan ingka keunungan raa-raa β adalah memaksimumkan hasil jumlah dari aliran dana dengan ekspekasi keunungan aau kerugian yang dapa dimodelkan sebagai beriku βψd = max(p K ω L 1 ω w L υi ζ )d E (dψ), (9) dengan p K ω L 1 ω w L υi ζ dan E (dψ) adalah masing-masing aliran dana dan ekspekasi keunungan aau kerugian. Dalam kaa lain, ari opimal ialah raaraa keunungan sama dengan nilai ekspekasinya. Akibanya, unuk mengeahui opimal dari keunungan berinvesasi dapa diukur melalui ingka invesasi opimal beriku. Reposiory FMIPA 4

5 Proposisi 1 [4] Tingka invesasi opimal perusahaan I dapa dinyaakan sebagai beriku ( χ1 p 1/ω ) 1/(ζ 1) I =, (10) χ υζ dengan χ 1 = ω(1 ω) (ω 1)/ω, (11) χ = β δ v 1 (ω 1)v (1 ω)(σ 1 σ σ 1 σ ρ 1 ). (1) ω ω Buki: Perama, klaim bahwa lema Iô dapa digunakan erhadap persamaan () sampai (4), (5) dan (6). Selanjunya, erapkan lema Iô unuk menghiung keunungan aau kerugian modal dψ diperoleh dψ = Ψ K dk Ψ p dp Ψ w dw Ψ w (dw ) Ψ K (dk ) Ψ p (dp ) Ψ (dp )(dk ) Ψ (dw )(dk ) p K w K Ψ p w (dp )(dw ). (13) Dengan mensubsiusikan persamaan (4), (5) dan (6) ke dalam persamaan (13), kemudian dengan memanggil kembali auran humb bahwa (d) = 0, (d)(dw 1 ) = 0, (d)(dw ) = 0, dw 1 dw = ρ 1 d, (dw 1 ) = d, (dw ) = d diperoleh [ dψ = (I δk ) Ψ σ Ψ Ψ 1p Ψ p v 1 p v w K p w σw Ψ w σ 1 σ ρ 1 p w ]d. (14) Selanjunya karena E (dψ) = dψ sehingga akibanya dengan mensubsiusikan persamaan (14) ke dalam persamaan (9) diperoleh [ βψ =max p K ω L 1 ω w L υi ζ (I δk ) Ψ Ψ Ψ v 1 p v w K p w σ1p Ψ σ p w Ψ ] w Ψ σ 1 σ ρ 1 p w. (15) p w Unuk memaksimumkan enaga kerja L dapa dilakukan dengan perhiungan yang mudah pada persamaan (15) menghasilkan max L (p K ω L 1 ω w L ) = χ 1 p 1/ω K, (16) Reposiory FMIPA 5

6 dengan χ 1 = ω(1 ω) (ω 1)/ω dan χ 1 p 1/ω dari modal. Kemudian urunkan persamaan (15) erhadap I, diperoleh adalah hasil pendapaan marjinal Ψ K = υζi ζ 1, (17) dari persamaan (17), erliha bahwa ingka invesasi opimal sedemikian bahwa biaya marjinal dari invesasi sama dengan nilai marjinal dari modal. Lalu, dengan mensubsiusikan persamaan (16) dan (17) ke dalam persamaan (15) diperoleh βψ =χ 1 p 1/ω ( Ψ K χ 3 K σ Ψ 1p Ψ p v w w ) ζ/(ζ 1) Ψ Ψ δk v 1 p K p σw Ψ w σ 1 σ ρ 1 p w Ψ p w, (18) dengan χ 3 = υ(ζ 1)(υζ) ζ/(1 ζ) dan χ 1 pada persamaan (11). Seperi dikeahui bahwa dapa diulis kembali persamaan (17) dan (18) sebagai persamaan diferensial parsial orde dua, meskipun persamaan ersebu idak memiliki solusi secara umum. Namun, solusi eksplisi dapa dijadikan sebagai asumsi. Caa bahwa dapa dibukikan bahwa erdapa Ψ(K, p, w ) memenuhi persamaan diferensial parsial orde-kedua ak linear. Solusi eksplisi ersebu adalah Ψ(K, p, w ) = λ 1 p a w b K λ p m w n, (19) dengan λ 1, λ, a, b dan m, n adalah koefisien ak enu. Lalu, dengan melakukan urunan perama dan urunan kedua erhadap nilai harapan sekarang Ψ(K, p, w ) pada persamaan (19) erhadap masing-masing variabel bebasnya sehingga diperoleh Ψ = λ 1 p a w K, b (0) Ψ = aλ 1 p a 1 w p K b mλ p m 1 w n, (1) Ψ p = a(a 1)λ 1 p a wk b m(m 1)λ p m w n, () Ψ = bλ 1 p a w b 1 K nλ p m w n 1, w (3) Ψ = b(b 1)λ 1 p a w b K n(n 1)λ p m w n, (4) w Ψ = abλ 1 p a 1 p w w b 1 K mnλ p m 1 w n 1. (5) Dengan menerapkan meode koefisien ak enu, dan kemudian dengan mensubsiusikan persamaan (0) sampai (5) ke dalam persamaan (18) diperoleh Ψ = χ 1 p 1/ω χ K χ 4 p ζ/ω(ζ 1) w ζ(ω 1)/ω(ζ 1), (6) Reposiory FMIPA 6

7 dengan χ 4 = β (v 1 v ωv )ζ ω(ζ 1) χ 3 (χ 1 /χ ) ζ/(ζ 1) Aζσ 1 Bζσ ρ 1 (ω 1)ζ σ 1 σ ω(ζ 1), (7) A = (ω ζ ωζ), B = (ω ω ωζ ζ), χ 1 pada persamaan (11), χ pada persamaan (1) dan χ 3 = υ(ζ 1)(υζ) ζ/(1 ζ). Lalu, urunkan persamaan (6) erhadap K diperoleh Ψ K = χ 1 p 1/ω χ. (8) Kemudian dengan mensubsiusikan persamaan (8) ke dalam persamaan (17) menghasilkan ( χ1 p 1/ω ) 1/(ζ 1) I =. χ υζ Dari persamaan (6) erliha bahwa nilai perusahaannya adalah fungsi linear dari saham modal K sedangkan persamaan (10) erliha bahwa ingka invesasi opimal idak berganung pada K sehingga akibanya naik bersamaan dengan p dan urun bersamaan dengan w dikarenakan adanya elasisias produksi dan elasisias biaya yaiu 0 < ω < 1 dan ζ > PENGARUH DARI KETIDAKPASTIAN PADA INVESTASI Selanjunya dianalisa pengaruh kualiaif dari keidakpasian harga dan upah pada invesasi, diberikan nilai sekarang dari harga oupu p dan ingka upah w. Proposisi [4] Jika ϵ 1 ϵ > ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ), maka kenaikan pada keidakpasian harga oupu dan ingka upah bersamaan akan menghasilkan pengaruh posiif pada ingka invesasi opimal I. Kebalikannya, jika ϵ 1 ϵ < ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ), maka kenaikan pada dua keidakpasian akan berpengaruh negaif pada ingka invesasi opimal, sedangkan jika ϵ 1 ϵ = ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ), maka idak ada pengaruh dari perubahan dua keidakpasian erhadap invesasi. ϵ 1, ϵ masing-masing adalah flukuasi keidakpasian yang dinoasikan dengan σ 1, σ. σ 1, σ yang mana masing-masing berpadanan dengan p, w. Buki: Unuk menganalisa pengaruh dari keidakpasian pada sifa invesasi, erlebih dahulu enukan pengaruh dari keidakpasian pada ξ = χ 1 p 1/ω, χ karena I pada persamaan (10) hanya berganung pada ξ. Kemudian dengan subsiusikan persamaan (11) dan (1) ke dalam persamaan (10) menghasilkan ( I = [ υζ β δ v 1 (ω 1)v ω ω(1 ω) (ω 1)/ω p 1/ω (1 ω)(σ 1 σ σ 1 σ ρ 1 ) ω ]) 1/(ζ 1) (9) Reposiory FMIPA 7

8 pada persamaan (9), fokuskan syara hanya pada perubahan dari σ 1σ σ 1 σ ρ 1. Lalu dengan mudah menganalisa, bahwa erliha perubahan keidakpasian dari harga oupu dan ingka upah bersama-sama akan menghasilkan naik pada ingka invesasi opimal I apabila σ 1 ϵ 1 σ ϵ ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) ) > σ 1 σ σ 1 σ ρ 1, aau dapa juga diulis ϵ 1 ϵ > ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ). Dengan cara yang sama, perubahan dua keidakpasian akan menghasilkan penurunan pada ingka invesasi opimal perusahaan I apabila Kemudian, apabila sepanjang ϵ 1 ϵ < ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ). ϵ 1 ϵ = ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ), maka perubahan keidakpasian idak berpengaruh apa-apa erhadap sifa invesasi. Remark 1[4] Kesimpulan pada Proposisi memenuhi sepanjang ζ > 1, eapi idak pada fungsi penyesuaian biaya marjinal yaiu konveks (ζ > ), konkaf (ζ < ), aau linear (ζ = ). Selanjunya, dijelaskan pengaruh keidakpasian pada invesasi. Unuk mencapai ujuan perusahaan dengan asumsi risk-neural kompeiif digunakan simulasi pada arikel Huang [4] yang disebukan pada persamaan (16) bahwa χ 1 p 1/ω hasil pendapaan marjinal dari modal (seelah M ), sehingga E (M s ) = χ 1 E (p 1/ω s E (M s ) = χ 1 p 1/ω ( v1 (ω 1)v (1 ω)(σ 1 σ σ 1 σ ρ 1 ) ω e s ), karena E (p s ) = p, unuk s adalah ω )(s ). (30) Gunakan persamaan (5) sampai (7) unuk memperoleh persamaan yang kedua yang disebu sebagai nilai harapan dari hasil pendapaan marjinal dari modal yaiu ξ = E (M s )e (βδ)(s ) ds. (31) Kemudian dengan mensubsiusikan persamaan (30) ke dalam persamaan (31) diperoleh ξ = χ 1 p 1/ω, (3) χ dari persamaan (31) dan persamaan (3) dapa dikaakan bahwa pengaruh keidakpasian invesasi dengan ari pengaruh nilai harapan dari hasil pendapaan marjinal dari modal yang akan daang. Sifa pergerakan dari invesasi akan diberikan pada Proposisi beriku ini Reposiory FMIPA 8

9 Proposisi 3 [4] Sifa invesasi opimal adalah raa-raa ingka perumbuhan proporsional invesasi (konsana idak nol secara umum) yang mana konsan dari waku ke waku. Buki: Terapkan lema Iô erhadap persamaan (3) menghasilkan dξ ξ = 1 dp ω 1 ω p ω ω 1 ω dw w 1 ω ω ( ) dp 1 ω ( dw p ω dp p dw w. (33) w ) Kemudian dengan mensubsiusikan persamaan (5) dan (6) ke dalam persamaan (33) diperoleh 1 d E dξ = v 1 (ω 1)v (1 ω)(σ 1 σ σ 1 σ ρ 1 ). (34) ξ ω ω Selanjunya dengan menerapkan lema Iô erhadap persamaan (10) diperoleh di 1 = I ω(ζ 1) dp ω 1 dw p ω(ζ 1) (1 ω)(1 ωζ ω) ω (ζ 1) 1 ω ωζ ( ) dp w ω (ζ 1) p ( ) dw ω 1 ( )( dp dw w ω (ζ 1) p w ). (35) Kemudian dengan mensubsiusikan persamaan (5) dan (6) ke dalam persamaan (35) diperoleh 1 d E di = (1 ω ωζ)σ 1 (1 ω)(1 ωζ ω)σ (ω 1)σ 1 σ ρ 1 I ω (ζ 1) v 1 (ω 1)v. (36) ω(ζ 1) Dari persamaan (34) dan persamaan (36), erliha bahwa kedua raa-raa ingka perumbuhan yaiu raa-raa ingka perumbuhan hasil pendapaan marjinal dari modal dan raa-raa ingka perumbuhan proporsional dari invesasi adalah konsan dari waku ke waku. Dalam ari lain, dua raa-raa ingka perumbuhan ersebu adalah nol dalam kasus anpa keidakpasian. 4. KESIMPULAN Dengan sumber meode yang diberikan oleh Abel [1] dan Pindyck [6] sehingga dapa disimpulkan bahwa apabila diberikan nilai sekarang dari harga oupu dan ingka upah maka flukuasi keidakpasian harga oupu dan ingka upah bersama-sama akan menghasilkan pengaruh posiif pada ingka invesasi opimal I jika ϵ 1 ϵ > ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ ), sedangkan flukuasi keidakpasian akan berpengaruh negaif pada ingka invesasi opimal jika ϵ 1ϵ < ρ 1 ( (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) Reposiory FMIPA 9

10 ) σ 1 σ, dan idak ada pengaruh apa-apa dari flukuasi keidakpasian pada invesasi ( ) sepanjang ϵ 1 ϵ = ρ 1 (σ 1 ϵ 1)(σ ϵ ) σ 1 σ. Dengan ϵ 1, ϵ masing-masing adalah keidakpasian harga oupu σ1 dan keidakpasian ingka upah σ. Raa-raa ingka perumbuhan marjinal dari modal dan raa-raa ingka perumbuhan proporsional dari invesasi keduanya ak berbeda dari waku ke waku. Selain iu, berdasarkan persamaan (34) dan (36), erliha bahwa raa-raa ingka perumbuhan marjinal dari modal dikalikan elasisias invesasi erhadap nilai marjinal modal yaiu adalah sama dengan ingka perumbuhan keika fungsi 1 ζ 1 biaya penyesuaian linear (ζ = ). DAFTAR PUSTAKA [1] Abel, A. B. Opimal Invesmen under Uncerainy. American Economic Review, 73: [] Chiang, A. C. & K. Wainwrigh Dasar-Dasar Maemaika Ekonomi Jilid 1, Edisi Keempa. Dierjemahkan oleh: S. Sudigno & Narano. Penerbi Erlangga, Jakara. [3] Harman, R The Effecs of Price and Cos Uncerainy on Invesmen. Journal of Economic Theory, 5: [4] Huang, J Opimal Invesmen under Price and Wage Uncerainy. Journal of Mahemaical Finance, 3: [5] Hull, J. C Opions, Fuure and Oher Derivaives, 7 h Ed. Prenice Hall, New Jersey. [6] Pindyck, R. S Adjusmen Cos, Demand Uncerainy, and he Behavior of he Firm. American Economic Review, 7: [7] Ross, S. M Sochasics Processes, nd Ed. John Wiley & Sons, Inc., New York. [8] Sunariyah Penganar Pengeahuan Pasar Modal, Edisi Keiga. Uni Penerbi & Perceakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakara. [9] Wilmo, P., S. Howinson, & J. Dewynne The Mahemaics of Financial Derivaives: A Sudens Inroducion. Cambridge Universiy Press, Cambridge. Reposiory FMIPA 10

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H e.al. Model Invenory Tingka Linear MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H, T.P Nababan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono Bulein Ilmiah Ma. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 5, No. 3 (216), hal 195 24. PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO Naufal Helmi, Mariaul

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 Materi Penunjang

BAB 2 Materi Penunjang BAB. MATERI PENUNJANG 4 BAB Maeri Penunjang. Vanilla Opion Derivaives adalah salah sau conoh dari insrumen keuangan, aau lebih sederhananya bisa dianggap sebagai perjanjian anara dua orang, yang nilainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER

ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER Murni 1 dan Gao F. Herono 1, Program Magiser Maemaika, Deparemen maemaika FMIPA UI e-mail 1 : murni@ui.ac.id, e-mail : gao-f1@ui.ac.id

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci