PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi aa jenjang unuk analisis daa kuaniaif, b. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi poin biserial unuk analisis daa kuaniaif, c. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis chi kuadra unuk analisis daa kuaniaif, d. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi koningensi unuk analisis daa kuaniaif, e. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi era korik unuk analisis daa kuaniaif, f. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi phi unuk analisis daa kuaniaif, g. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi kendall au unuk analisis daa kuaniaif, h. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi chocranunuk analisis daa kuaniaif, i. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi mann whieney unuk analisis daa kuaniaif, j. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi sigh es unuk analisis daa kuaniaif, 79

2 k. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan analisis korelasi run es unuk analisis daa kuaniaif, Uraian Maeri Pemilihan eknik analisis daa erganung pada macam daa (nominal, ordinal, inerval, aau rasio) dan benuk hipoesis peneliian. A. Teknik Korelasi Taa Jenjang (Rank Order Correlaion) oleh Spearman Menuru Sudijono (987) ada iga macam cara menghiung korelasi aa jenjang, yaiu dalam keadaan () idak erdapa uruan yang kembar, () erdapa uruan daa yang kembar dua, aau (3) uruan yang kembar ada iga aau lebih. Uruan daa kembar erjadi jika ada daa yang sama. Dalam hal ini, jika uruan daa yang kembar ada dua, maka daa ersebu ersebu dijumlahkan dan dibagi dua. Jika ada iga daa yang sama, maka daa ersebu dijumlahkan dan dibagi iga. Demikian seerusnya jika ada daa yang kembar lebih dari iga. Teknik korelasi aa jenjang efekif digunakan jika jumlah daa anara 0 9. Conoh penerapan Tabel 5.. Tabel Daa dan Cara Perhiungan No Y R (Y) R () B B

3 Rumus: ρ = N 6 N B Keerangan: ρ = RHO (Spearman) = bilangan konsan 6 = bilangan konsan B = beda kuadra. Langkah-langkah perhiungan korelasi aa jenjang:. Menyiapkan abel kerja. Meneapkan uruan kedudukan skor pada variabel dan Y mulai skor eringgi sampai skor erendah 3. Menghiung perbedaan uruan uruan kedudukan iap pasangan skor anara variabel dan Y (B = R R) 4. Mengkuadrakan iap-iap B, kemudian dijumlahkan 5. Menghiung korelasi aa jenjang dengan rumus ersebu di aas 6. Memberikan inerpreasi erhadap hasil korelasi dengan membandingkan pada nilai RHO (Spearman) pada araf signifikansi erenu. Hasil perhiungan: Rumus: ρ = N 6 N B ρ = 6* = -0,95 Hal ini menunjukkan korelasi yang negaif. Nilai RHO pada abel dengan db = 0 pada araf signifikansi 5% = 0,648. RHO hiung lebih besar dari nilai abel, sehingga H0 diolak dan H dierima. Dengan demikian, dapa disimpulkan erdapa korelasi negaif yang signifikan anara variabel dan Y. Makin inggi skor variabel, makin rendah skor variabel Y. Conoh lain: 8

4 Penilaian Dua Orang Penguji erhadap orang Dalam Angka-angka Aseli dan Angka-angka Jenjang Kedudukan yang Telah Disesuaikan Tabel 5.3. Daa Hasil Koreksi Dua Orang Korekor No Angka aseli Angka aseli Jenjang Jenjang Penguji A Penguji B Disesuaikan Disesuaikan B B A B ,0 0,5 8,5 6,5 0,5,0,0 4,5 4,5 6,5 8,5,0,5,0 7,5 4,5,0,5,0 7,5 4,5 7,5 7,5,0-0,5-0,5 +,0 +,0-0,5-0,5 +,0-3,0 0,0 -,0 +,0 +,0 0,5 0,5,00 4,00 0,5 0,5,00 9,00 0,00,00,00,00 Toal ,0 9 Rumus: ρ = N 6 N B 6*9 ρ = = 4 0, Hal ini menunjukkan korelasi yang posiif. Nilai RHO pada abel dengan db = pada araf signifikansi 5% = 0,59. RHO hiung lebih besar dari nilai abel, sehingga H0 diolak dan H dierima. Dengan demikian, dapa disimpulkan erdapa korelasi posiif yang signifikan anara Penguji A dan Penguji B. Makin inggi skor Penguji A, makin inggi skor Penguji B. 8

5 B. Teknik Korelasi Poin Biserial (Korelasi Biserial Tiik) Teknik Korelasi Poin Biserial (korelasi biserial iik) adalah eknik korelasi bivaria. Teknik korelasi ini digunakan jika daa variabel merupakan variabel diskri (dikoomi) dan variabel merupakan variabel koninu (daa inerval). Teknik korelasi ini biasanya digunakan unuk menguji validias buir es objekif dengan cara mengkorelasikan skor buir dengan skor oal. Angka indek korelasi Poin Biserial dilambangkan dengan r pbi. Cara menghiung indeks Korelasi Poin Biserial:. Mencari Mean oal (M) dengan rumus M N. Mencari Mean skor dari jawaban yang menjawab benar (M p ) M p... n 3. Mencari Sandar Deviasi oal (SD ) dengan rumus n SD N N 4. Mencari proporsi (p), yaiu perbandingan anara banyaknya subjek yang menjawab benar dengan jumlah seluruh subjek. Proporsi q = -p 5. Mencari angka indeks korelasi dengan rumus: r pbi M p M SD p q Tabel 5.4. Conoh Perhiungan No Skor Buir No. () Skor Toal ()

6 M N SD ,897 p = 7 : 0 = 0,7 q = 0,7 = 0,3 M p = ( ) =: 7 =6,86 r pbi 6,86 6,897 0,7 0,3 0,3 db = 0 = 8 Nilai abel pada araf signifikansi % dengan db 8 adalah 0,765. Ini berari buir nomor idak valid karena r hiung lebih kecil dari r abel, sehingga harga r hiung non signifikan, dalam ari idak erdapa korelasi yang signifikan anara skor buir dengan skor oal. Conoh lain: Unuk daa yang berbenuk dikoomi, sebaiknya menggunakan eknik korelasi Poin Biserial, dengan rumus sebagai beriku: r pbi M p M s p q, dimana: r pbi = koefisien korelasi poin biserial M p = reraa skor dari subjek yang menjawab beul bagi buir yang dicari 84

7 Validiasnya M = reraa skor oal s = sandar deviasi dari skor oal p = proporsi siswa yang menjawab beul (banyaknya siswa yang menjawab beul dibagi dengan jumlah seluruh siswa) q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = p) Tabel 5.5. Cara menghiung Validias Buir Insrumen Dengan Korelasi Poin Biserial Responden Nomor Buir s Skor oal A B C D E F G H p 0,65 0,65 0,65 0,375 0,875 0,75 0,50 0,50 0,50 0,50 q 0,375 0,375 0,375 0,65 0,5 0,5 0,50 0,50 0,50 0,50 Misalnya akan diuji validias buir soal nomor 6, maka perhiungannya sebagai beriku. 85

8 ) mencari M p = ( ) : 6 = 38:6 = 6,33 ) mencari M = ( ) = 47:8 = 5,875 3) harga sandar deviasi dapa dihiung dengan kalkulaor aau dengan rumus beriku: SD = n n( n ) (8* 95) (47) =, 64 8(8 ) 4) menenukan harga p, yaiu 6:8 = 0,75 5) menenukan harga q, yaiu :8 =0,5 6) memasukkan ke dalam rumus: r pbi M p M p = s q 6,33 5,875,64 0,75 0,5 = 0,4799 = 0,480. C. Chi Kuadra (χ ) Teknik Chi Kuadra adalah eknik analisis daa unuk menguji perbedaan frekuensi dengan rumus sebagai beriku. f χ o fh f h dimana: χ = Chi Kuadra f o = fekuensi yang dobservasi f h = frekuensi yang diharapkan a. Conoh aplikasi χ unuk sau variabel (dua kaegori) Misalnya ingin dikeahui apakah wania mempunyai peluang yang sama dengan pria unuk menjadi kepala desa. Unuk iu diadakan peneliian di suau desa. Sampel diambil secara random sebanyak 300 orang. Dari sampel ersebu ernyaa daanya sebagai abel beriku. Tabel 5.6. Daa Hasil Peneliian Calon kepala desa Frekuensi yang diperoleh Frekuensi yang 86

9 diharapkan Calon pria Calon wania Jumlah Caaan: Jumlah frekuensi yang diharapkan adalah sama, yaiu 50% : 50% dari seluruh sampel. Hipoesis saisik: H0: p = p = 0,5 H: p p 0,5 Keenuan pengujian hipoesis: Jika harga Chi Kuadra hiung lebih kecil dari harga Chi Kuadra abel pada araf signifikansi erenu, maka H0 dierima dan H diolak. Teapi sebaliknya jika harga Chi Kuadra hiung lebih besar aau sama dengan harga Cki Kuadra abel maka H dierima. Pengujian hipoesis Tabel 5.7. Tabel Kerja unuk Menghiung Chi Kuadra Pemilih fo fh fo-fh (fo-fh) (fo-fh) fh Pria ,67 Wania ,67 Jumlah ,33 Caaan: fh dihiung dengan cara: 50% * 300 = 50. Berdasarkan perhinungan, Chi Kuadra hiung = 33,33. Harga ini harus dibandingkan dengan harga Chi Kuadra abel dengan deraja kebebasan dan araf signifikansi erenu (misalnya 5%). Deraja kebebasan unuk Chi Kuadra idak erganung pada jumlah individu dalam sampel. Deraja kebebasan akan 87

10 erganung pada kebebasan dalam mengisi kolom-kolom pada frekuensi yang diharapkan ( fh) seelah disusun ke dalam abel beriku. a m b n ( a + b ) ( m + n ) Dalam hal ini fo harus sama dengan fh. Jadi (a+b) = (m+n); dengan demikian kia idak mempunyai kebebasan unuk meneapkan frekuensi yang diharapkan (fh) = (m+n). Jadi kebebasan yang dimiliki inggal sau yaiu kebebasan dalam meneapkan m aau n.. Unuk model ini, deraja kebebasannya (db) =. Berdasarkan db dan araf signifikansi 5%, maka harga Chi Kuadra abel = 3,48. Ternyaa harga Chi Kuadra huung lebih besar dari Chi Kuadra abel sehingga H0 diolak dan H dierima. Jadi erdapa perbedaan frekuensi pilihan yang signifikan anara pria dan wania. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh ernyaa pria lebih berpeluang unuk menjadi kepala desa. b. Conoh aplikasi χ unuk sau variabel (empa kaegori) Misalnya, seorang pengushaha dagang kopi bubuk ingin mengeahui kopi cap apa yang banyak digemari oleh konsumen. Unuk iu diadakan peneliian erhadap 3000 orang sampel dengan menggunakan kuesioner. Responden dimina unuk memilih kopi cap apa yang digenari unuk dikonsumsi seiap hari. Berdasarkan pilihan responden, sebanyak 000 orang memilih kopi cap bola dunia, 900 orang memilih kopi cap seia Bali, 600 orang memilih kopi cap Banyuais, dan sebanyak 500 orang memilih kopi cap Kapal Api. Hipoesis peneliian: H0: Jumlah masyaraka yang memilih 4 jenis merek kopi bubuk idak berbeda (peluangnya sama) Ha: Jumlah masyaraka yang memilih 4 jenis merek kopi bubuk berbeda (peluang idak sama). 88

11 Tabel 5.8. Tabel Kerja unuk Menghiung Chi Kuadra Merek kopi fo fh (fo-fh) (fo-fh) (fo-fh) fh. Cap Bola Dunia Cap Seia Bali , Cap Banyuais , Cap Kapal Api ,33 Jumlah ,67 Caaan: frekuensi yang diharapkan adalah 3000 : 4 = 750 Pengujian hipoesis; Berdasarkan hasil perhiungan, diemukan bahwa Chi Kuadra hiung = 6,67. Dengan deraja kebebasan db= n- = 4- = 3. Berdasarka db = 3 dan araf signifikansi 5%, nilai Chi Kuadra abel = 7,85. Dengan demikian harga Chi Kuadra hiung lebih besar dari harga Chi Kuadra abel sehingga H0 diolak dan Ha dierima. Kesimpulan: erdapa perbedaan frekuensi yang signifikan pilihan masyaraka unuk mengkonsumsi serbuk kopi. Berdasarkan daa ernyaa masyaraka paling gemar minum kopi cap Bola Dunia. c. Conoh aplikasi χ unuk dua variabel Chi Kuadra digunakan unuk menguji hipoesis komparaif dua sampel bila daanya berbenuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhiungannya dapa menggunakan rumus yang elah ada aau dapa menggunakan Tabel Koningensi x (dua baris x dua kolom). Tabel 5.9. Tabel Koningensi Sampel Frekluensi pada: Jumlah sampel Objek I Objek II Sampel A a b a + b Sampel B c d c + d 89

12 Jumlah a+c b+d n n = jumlah sampel Berdasarkan abel koningensi dan selnya memiliki frekuensi 0 aau lebih dari 0, penyelesaiannya menggunakan rumus beriku. n(ad - bc) χ = (a + b)(a + c)(b + d)(c + d) Dengan memperhaikan koreksi Yaes, rumus yang digunakan unuk menguji hipoesis adalah sebagai beriku. n( ad - bc - ½ n) χ = (a + b)(a + c)(b + d)(c + d) Onoh aplikasi: a. Permasalahan: apakah ada perbedaan/hubungan anara ingka pendidikan dengan jenis pekerjaan yang dipilih? b. Sampel peneliian: dua kelompok sampel independen yaiu lulusan perguruan inggi sebanyak 70 orang dan kelompok lulusan SLTA sebanyak 80 orang. c. Hipoesis peneliian: H0: idak ada perbedaan/hubungan anara ingka pendidikan dan jenis pilihan pekerjaan Ha: erdapa perbedaan/hubungan anara ingka pendidikan dan jenis pilihan pekerjaan 90

13 Berdasarkan hasil kuesioner erhadap 80 orang lulusan SLTA, yang memilih pekerjaan menjadi PNS sebanyak 60 orang dan pekerjaan wiraswasa sebanyak 0 orang. Selanjunya dari kelompok lulusan perguruan inggi yang berjumlah 70 orang, sebanyak 30 orang memilih menjadi PNS dan sebanyak 40 orang memilih wiraswasa. Daa hasil peneliian seperi pada abel beriku. Tabel 5.9. Tabel Daa Hasil Peneliian Sampel Jenis pekerjaan Jumlah (lulusan sekolah) PNS Wiraswasa sampel. Lulusan SLTA. Lulusan PT Jumlah d. Perhiungan Berdasarkan daa ersebu dan dengan menggunakan rumus di aas, perhiungannya sebagai beriku. n(ad - bc) χ = (a + b)(a + c)(b + d)(c + d) 50(60*40 0*30) χ = (60 + 0)( )(0 + 40)( ) 50(800) χ = = / = 6,07 (80)(90)(60)(70) Dengan cara lain, dapa diselesaikan dengan jalan biasa, yakni dengan cara mencari frekuensi harapan sebagai beriku. Tabel 5.. Tabel Daa Hasil Peneliian 9

14 Sampel Jenis pekerjaan Jumlah PNS Wiraswasa sampel 3. Lulusan SLTA 4. Lulusan PT Jumlah Tabel 5.. Tabel daa ersebu diubah menjadi sebagai beriku. Sel fo fh (fo-fh) (fo-fh) (fo-fh) fh A 60 (90*80)/50 = 48 B 0 (60*80)/50 = 3 C 30 (90*70)/50 = 4 D 40 (60*70)/50 = ,5-44 3, ,4 6,07 Seelah dikoreksi dengan rumus Yaes, penyelesaiannya sebagai beriku. n( ad - bc - ½ n) χ = (a + b)(a + c)(b + d)(c + d) 50( 60*40 0*30 - ½ 50) χ = = 4,76 (60+0)(60+30)(0+40)(30+40) 9

15 Dengan db = (b-) (k-) = (-) (-) = dan araf signifikansi 5%, harga Chi Kuadra abel = 3,48. Ternyaa harga Chi Kuadra hiung lebih besar dari harga Chi Kuadra abel. Dengan demikian, H0 diolak dan Ha dierima. Jadi erdapa perbedaan ingka pendidikan dalam memilih jenis pekerjaan, dimana lulusan SLTA cenderung memilih pekerjaan menjadi PNS dan lulusan perguruan inggi cenderung memilih pekerjaan wiraswasa. Dengan kaa lain erdapa hubungan yang signifikan anara jenis lulusan dan pilihan erhadap jenis pekerjaan. Tugas laihan: Jika dikeahui daa seperi Tabel 7.4, hiunglah harga Chi Kuadra? Tabel 5.3. Tabel Daa Hasil Peneliian Jenis kelamin Pilihan Pekerjaan Jumlah PNS Wiraswasa sampel. Laki-laki. Perempuan Jumlah f χ o fh f h =...? D. Teknik Korelasi Koningensi (Koefisien Koningensi) CC = n Conoh aplikasinya: Berdasarkan perhiungan Chi Kuadra di aas, maka CC dapa dihiung sebagai beriku. Tabel 5.4. Tabel daa ersebu diubah menjadi sebagai beriku. Sel fo fh (fo-fh) (fo-fh) (fo-fh) fh 93

16 A 60 (90*80)/50 = 48 B 0 (60*80)/50 = 3 C 30 (90*70)/50 = 4 D 40 (60*70)/50 = ,5-44 3, ,4 6,07 Dengan demikian, Chi Kuwadra = 6,07 CC = n = 6,07 6,07 50 = 0.3 Unuk mengeahui ingka hubungan anara variabel ersebu dibukikan dengan mengukur selisih yang didapakan anara C max dengan cc. menghiung ingka aau deraja hubungan digunakan formula beriku: Unuk kolom. C max m, dimana: m = minimum di anara baris dan m C max = 0,707 Selisih Cmax dengan CC adalah: 0,707 0,3 = 0,397 Unuk mengeahui deraja hubungan anara dua variabel aau fakor adalah dengan menghiung selisih C mak dengan cc ( C mak cc ) sebagai beriku: 0,00-0,5 = hubungan inggi 0,6-0,50 = hubungan cukup inggi 0,5-0,75 = hubungan sedang 0,76 -,00 = hubungan rendah χ yang didapakan dalam perhiungan adalah 6,07.Tarap uji yang digunakan dalam hal ini adalah 0,05. Deraja bebas yang digunakan adalah ( b ) ( k - ) = 94

17 ( ) ( ) =. Ternyaa dalam able, unuk db = adalah sebesar 3,48. Dengan demikian hipoesis nol diolak,, sehingga erdapa perbedaan pilihan pekerjaan anara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih suka memili pekerjaan wiraswasa, sedangkan perempuan lebih senang memilih pekerjaan menjadi pegawai negeri. Selisih c max dengan cc adalah 0,397. Ini berari deraja korelasi yang didapakan adalah cukup inggi. Berdasarkan hal di aas dapa disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan anara jenis kelamin dengan pilihan erhadap pekerjaan. E. Teknik Korelasi Terakorik (daa dikoomi buaan dengan daa dikoomi buaan) 0 Y a b 0 c d Hiung ad dan bc Jjika bc > ad maka korelasi posiif; hiung = p, Jika bc < ad maka korelasi negaif, hiung = p. Cari nilai r yang sesuai dengan p pada abel erachoric. Tabel 5.5. Tabel Daa Siswa Sikap () Ujian (Y) Posiif () Negaif (0) Lulus () Gagal (0) A B C D E 0 95

18 F 0 G 0 H I J K L M N Y 0 (a) 8 (b) 3 (c) (d) ad = () () = bc = (8) (3) = 4 bc > ad korelasi posiif bc : ad = 4: = lebih besar dari r abel = 0,76 F. Teknik Korelasi Phi Tabel 5.6. Unuk daa: dikoomi murni dengan dikoomi murni Variabel Σ 0 Variabel Y (a) (b) a+b 0 (c) (d) c+d 96

19 Σ a+c b+d n Tabel 5.7. Conoh aplikasinya: Jenis kelamin Σ 0 Orang ua 0 (a) 0 (b) (c) 0 (d) 30 Σ Φ = = bc ad ( a b)( c d)( a c)( b d) 00 0 = 0,408 = 0,4 (0)(30)(0)(40) RANGKUMAN. Teknik Korelasi Taa Jenjang (Rank Order Correlaion) oleh Spearman dengan Rumus: ρ = N 6 N B. Teknik Korelasi Poin Biserial (Korelasi Biserial Tiik) dengan rumus r pbi M p M SD p q 3. Teknik Chi Kuadra adalah eknik analisis daa unuk menguji perbedaan frekuensi dengan rumus sebagai beriku. f χ o fh f h 4. Teknik Korelasi Koningensi (Koefisien Koningensi) 97

20 CC = n 5. Teknik Korelasi Phi dengan rumus Φ = bc ad ( a b)( c d)( a c)( b d) LATIHAN. Beriku adalah daa pendapaan di kelompok pekerja, dari dua buah kelompok karyawan.. Dua orang pakar (ahli) dimina memberikan peringka kinerja pada 0 Bank di Indonesia. Peringka diberikan mulai dari bank erbaik = peringka sedang yang erburuk diberi peringka 0. Hasilnya disajikan dalam Tabel. 98

21 Dengan araf nyaa 5% ujilah apakah apa korelasi anara peringka yang diberikan kedua pakar? 99

22 DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono Saisik Pendidikan. Raja Grafindo, Jakara Budiyono, 004. Saisika unuk peneliian, UNS Press, Surakara. Cochran WG Sampling Techniques. John Wiley & Sons, Inc. Fleiss JL, 98. Saisical Mehods for Raes and Proporions. Second Ediion. John Wiley & Sons. Furqon Saisika Terapan unuk Peneliian. Ceakan keujuh. ALFABETA: Bandung. Hanafiah KA, 003. Rancangan Percobaan, Teori & Aplikasi. Fakulas Peranian Universias Sriwijaya, Palembang. Penerbi PT RajaGrafindo Persada, Jakara. Riduwan Dasar-dasar Saisika. Bandung:Alfabea Sudjana, 996, Meode Saisika, Tarsio, Bandung, 996, Analisis Korelasi & Regresi, Tarsio, Bandung. Sugiaro, D. Siagian, LT Sunaryano, DS Oeomo, 003. Teknik Sampling. Penerbi PT Gramedia Pusaka Uama, Jakara. Sugiyono Saisik unuk Peneliian. Alfabea, Bandung. Suprano J, 000. Teknik Sampling unuk Survei dan Eksperimen. Penerbi PT Rineka Cipa, Jakara. Surisno Hadi Saisik I, Andi Offse, Yogyakara, 988. Saisik II, Andi Offse, Yogyakara Usman,Husaini Penganar Saisika. Jakara: PT Bumi Aksara Tulus Winarsunu. 00. Saisik Dalam Peneliian. Psikologi & Pendidikan, UMM Press, Malang. 00

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen Saisika Inferensi Tenang aaraa Dua Populasi Independen Populasi aa-raa = µ (idak dikeahui) Sampel Ukuran = n (besar) aa-raa = X Deviasi Sandar = S Uji Hipoesis enang Perbedaan aa-raa Sampel Besar Saisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Bagian 7. Jawab. Uji Hipotesis. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Parametrik. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Nonparametrik

Bagian 7. Jawab. Uji Hipotesis. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Parametrik. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Nonparametrik Jawab p = proporsi sekrearis di seluruh perkanoran di Bandung yang diperlengkapi dengan kompuer di ruang kerjanya Karena p idak dikeahui, asumsikan nilainya.5 q = 1 p =.5 Tingka keyakinan 95% =.5 dan /

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember) Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 135-141 135 Esimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepaiis di Kabupaen Jember (Esimaing of Survival Funcion of Hepaiis Virus in Jember) Mohamad Faekurohman Saf Pengajar

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jl. Jen Gao Subroo Kav. Jakara Selaan KOMPETISI MATEMATIKA KE MGMP MATEMATIKA DKI JAKARTA TEST PENYISIHAN KELAS : XII (DUA BELAS) HARI/TGL : MINGGU, NOVEMBER

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci