LDMOSFET dengan beberapa keunggulannya. Struktur dasar dan prinsip kerja. LDMOSFET akan didiskusikan. Selain itu, didiskusikan pula model-model

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LDMOSFET dengan beberapa keunggulannya. Struktur dasar dan prinsip kerja. LDMOSFET akan didiskusikan. Selain itu, didiskusikan pula model-model"

Transkripsi

1 BB II TINJUN PUSTK Pada bab ini, perama-ama, ami aan memberian elaah mengenai devais LDMOSFET dengan beberapa eunggulannya. Sruur dasar dan prinsip erja LDMOSFET aan didisusian. Selain iu, didisusian pula model-model nonlinear FET. Beriunya, hal-hal yang beraian dengan pengua daya MW/RF dari mulai opologi dasar, inerja, dan perancangannya juga dibahas. Meodemeode analisis nonlinear didisusian dan emudian dilanjuan dengan araerisasi disorsi inermodulasi dua-nada.. LDMOSFET Pada awalnya, pengua daya gelombang miro (MW dan freuensi radio (RF unu sisem omuniasi nirabel ida menggunaan devais berbasis silion. lasan uamanya adalah inerja silion yang ida menduung. Tenologi pengua daya MW/RF didominasi oleh enologi Gas arena Gas memilii inerja dan efisiensi daya yang sanga bai pada freuensi inggi. an eapi, eadaan ersebu berubah eia lebar gae MOS dapa diperecil hingga di bawah 0,5 m sehingga dapa beerja pada freuensi inggi. Devais anal permuaan Laporan Peneliian - 5

2 silion dapa menghasilan freuensi masimum lebih dari 65 GHz unu panjang gae 0, m dengan dd =,0. Karena devais ini dapa beroperasi pada cau daya rendah, devais CMOS submiron unu apliasi linear freuensi inggi sedang mendapaan banya perhaian. Pengua daya LDMOS silion menghasilan inerja dan efisiensi yang sanga bai pada daya eluaran inggi pada,9 GHz hingga,6 GHz, menyaingi Gas. Devais daya LDMOS silion juga memberian sabilias yang bai dan onfigurasi rangaian yang lebih sederhana daripada devais berbasis Gas... Sruur dasar Sruur dasar LDMOSFET diilusrasian pada Gambar.. Seperi FET pada umumnya, LDMOSFET merupaan devais dengan iga erminal yaiu gae, drain, dan source. Subsranya erbua dari silion ipe-n. Drain dan source merupaan daerah dengan doping N+. an eapi, berbeda dengan MOSFET biasa, pada LDMOSFET daerah source (N+ berada pada daerah P yang didoping secara laeral. Doping P ini dimasudan unu meningaan gain RF dan mencegah punch-hrough pada egangan drain-source, DS, inggi. source gae drain P N+ N+ Subsra ipe-n Gambar. Sruur dasar LDMOSFET. Laporan Peneliian - 6

3 .. Prinsip erja Prinsip erja ransisor dapa dipahami dari Gambar.. Seperi FET pada umumnya, erja LDMOS didasaran pada pengauran arus drain e source oleh egangan gae. Pada egangan gae-source, GS, nol, source dan drain merupaan sambungan p-n yang erhubung saling membelaangi. Hanya arus bocor yang dapa mengalir dari drain e source. Jia GS posiif diberian, lapisan inversi permuaan aau anal dibenu pada daerah p sehingga source dan drain erhubung oleh anal n ondusi. Keia egangan drain-source, DS, diberian, arus aan mengalir dari drain e source. Konduansi anal ini dapa dimodulasian dengan mengubah-ubah GS. I DS DS Gambar. Kurva araerisi I- FET secara umum. Jia DS ecil diberian, arus aan mengalir dari drain e source melalui anal ondusi. Kanal berinda sebagai resisor dan arus drain sebanding dengan DS. Ini merupaan daerah linear. Jia egangan drain meninga, aan dicapai suau ii dimana lebar anal menjadi nol, disebu ii pinch-off. Pada ii pinchoff, arus drain-source relaif onsan. rus drain sebagai fungsi GS dan DS diunjuan pada Gambar.. Laporan Peneliian - 7

4 .. Model sinyal ecil Model sinyal ecil adalah model ransisor yang didediasian unu masuan dengan ampliudo ecil. Pada masuan sinyal ecil ransisor beerja secara linear sehingga model ini disebu juga model linear. Pada dasarnya, mesipun seiap jenis FET memilii sruur berbeda, model insrinsi sinyal ecilnya sama. Model inrinsi ini diperlihaan pada Gambar. dan parameer-parameer yang erai dijelasan secara singa pada paragraf beriu. L g r g r d L g C gd C gs g m Cds g ds r i r s L s Gambar. Model sinyal ecil LDMOS silion. Rangaian yang berada dalam oa puus-puus adalah rangaian inrinsi, sedangan bagian luarnya adalah rangaian esrinsi. Transonduansi, g m, menunjuan seberapa besar perubahan arus drainsource, I DS, erhadap perubahan egangan gae-source, GS, pada egangan drainsource, DS, onsan. Secara maemais, I DS g m (. GS onsan DS Laporan Peneliian - 8

5 Konduansi eluaran, g ds, adalah perubahan arus drain-source erhadap perubahan egangan drain-source pada egangan gae-source onsan. Konduansi eluaran merupaan emiringan grafi I DS - DS pada daerah saurasi. Secara maemais, I DS g ds (. DS onsan G D S Kapasiansi gae-source, C gs, berganung pada daerah deplesi di bawah gae dan onsenrasi pembawa pada anal sera berganung pada egangan gae dan poensial anal laeral. Kapasiansi ini erdisribusi dan secara resisif erhubung dengan anal ondusi. Rangaian masuan gae-source dapa dinyaaan dengan ombinasi seri erdisribusi dari apasiansi C gs dan R i. Kapasiansi gae-drain, C gd, menyaaan jalur umpan bali anara gae dan drain aiba penggandengan anara gae dan drain. Kapasiansi ini juga erdisribusi dan erhubung dengan resisivias ecil e anal ondusi. Kapasiansi drain-source, C ds, adalah apasiansi yang muncul anara drain dan source. Kapasiansi ini juga berhubungan dengan jalur ondusi di dalam devais. Selanjunya, mesipun model inrinsi unu semua FET umumnya sama, model yang beraian dengan bagian esrinsinya berbeda, erganung pada sruur devais FET ersebu. Teapi, secara umum seiap LDMOS memilii rangaian eivalen esrinsi dasar yang hampir sama seperi yang erliha pada Gambar.. R d dan L d menyaaan resisansi dan induansi pad drain, R s dan L s Laporan Peneliian - 9

6 menyaaan resisansi dan induansi pad source, dan R g dan L g menyaaan resisansi dan induansi pad gae...4 Model sinyal besar Model sinyal besar disebu juga model nonlinear, arena pada esiasi sinyal besar, linearias erja ransisor sudah ida dapa dijamin lagi. Model nonlinear disusun dengan asumsi dasar bahwa araerisi ransisor sendiri ida pernah benar-benar linear. sumsi linear yang dibua pada model sinyal ecil, hanyalah linear sepoong-sepoong ecil saja, yaiu sinyal bergera pada daerah yang dapa diasumsian linear arena perubahan harga g m yang ida erlalu besar pada daerah ersebu. Pada enyaaannya, harga g m berubah-ubah arena fungsi yang menghubungan I DS dengan gs, buanlah fungsi linear. Dewasa ini elah banya model nonlinear FET yang elah diembangan oleh beberapa ahli pemodelan, di anaranya model Curice-Eenberg, TOM, dan Parer-Sellern. Disusi mengenai model-model ini diberian pada subbab ersendiri seelah ini.. Model-model Nonlinear FET.. Model Curice-Cubic Curice dan Eenberg menggani huum uadra yang sebelumnya dipaai dengan polinomial ubi dengan empa parameer penyesuai. Model ini menggunaan Laporan Peneliian - 0

7 polinomial orde iga, disebu model Curice-Cubic, dengan menganggap bahwa arus drain-source memenuhi persamaan beriu [7]: I anh( (. ds 0 ds dengan ( ]. (.4 gs[ ds0 ds Parameer β mengendalian perubahan egangan pinch-off erhadap ds, ds0 adalah egangan drain-source pada saa oefisien i dievaluasi. Model ubi lebih apabel unu simulasi harmoni orde eiga dan disorsi inermodulasi yang aura dalam erja elas daripada model-model populer lainnya. Kelemahan uama model Curice-Cubic adalah bahwa model ini ida pernah pinch-off... Model TOM Model TOM menganggap bahwa arus drain-source memenuhi fungsi analiis dalam benu beriu : I I (.5 ds ds0 dsids 0 dengan Q I [ ( f ] K anh( (.6 ds0 gs ds o g ds Beberapa fiur model TOM mudah mengendalian penyesuaian (fiing g m sebagai fungsi gs, modulasi umpan bali elerosai (yani, egangan pinch-off yang besarnya meninga erhadap peningaan ds dan merupaan cara Laporan Peneliian -

8 pemodelan sederhana enang eberganungan R ds pada gs, ds, dan emperaur anal. Model TOM juga memasuan efe umpan bali drain bersamaan dengan pengurangan onduansi drain yang disebaban oleh pemanasan sambungan melalui penggunaan parameer δ... Model Parer-Sellern Model Parer-Sellern (PS merupaan model FET empiris yang sanga omprehensif yang ersedia unu simulasi rangaian. Model PS dapa dipandang sebagai perluasan besar dari model TOM. Pada model TOM, umpan bali elerosai diungapan dalam isilah ds. Model PS mempunyai versi yang diperluas dari efe elerosai yang diungapan dalam isilah gs dan gd. gs gs ( hf o ( lf hf gs( dc lf gs( dc hf gd( dc lf gd( dc gd( ac gd( dc (.7 ( hf hf gd( dc hf gs( dc gs( ac Ungapan efe elerosai pada DC dan freuensi yang lebih besar dari 0 MHz memerluan parameer-parameer yang berbeda. Ini diunjuan oleh gs (DC dan gs (C. Disorsi yang berganung freuensi mencaup dampa ionisasi, pemanasan sendiri, dan efe rapping yang menyebaban modulasi pinch-off yang berganung pada bias dan freuensi. Ini merupaan efe disorsi yang berganung freuensi dari devais yang menyebaban araerisi DC dan RF-nya berbeda sau sama lainnya. Model TOM memasuan efe disorsi Laporan Peneliian -

9 berganung freuensi parsial sebagai resisor nonlinear yang paralel dengan sumber arus. Pada model PS, unu mendapaan efe pinch-off halus, g diransformasian dalam ungapan beriu: gs g s( mvsdsln exp (.8 ( m s vs ds Isilah s pada persamaan di aas mengendalian ehalusan pinch-off. Ungapan di aas menuju nol jia gs < 0 dan menuju gs jia gs > 0. Keajaman ransisi ini diendalian oleh s. Tranformasi oninyu anara dua daerah ini menghasilan onvergensi selama simulasi. Hasil pinch-off halus ini adalah nol yang menyilang urunan orde eiga dari arus drain yang selalu eramai dalam devais nyaa dan ida erpredisi oleh model yang ida mengimplemenasian pinch-off halus. Unu mempredisi perilau FET dalam daerah saurasi, model PS menggunaan huum panga yang sama dengan model TOM I Q Q ds0 g ( g d (.9 Efe pemanasan sendiri pada anal dan pengurangan mobilias eleron yang dihasilan dimodelan oleh pengurangan β yang efeif erhadap disipasi daya. Dalam model PS, daerah riode digambaran oleh huum panga sebarang yang erpisah. Ini berbeda dari huum panga yang digunaan dalam model TOM (model TOM menggunaan huum panga yang sama unu daerah saurasi dan daerah riode. Laporan Peneliian -

10 P Q P g dp ds (.0 Q b o Persamaan-persamaan beriu menangani ransisi anara daerah riode dan daerah saurasi. ( M ( g g b o sa (. ( M g ( b o dan d dp z sa z sa dp z sa z sa (. Loasi ransisi anara daerah riode dan saurasi erhadap ds, jia gs divariasian, diendalian oleh Persamaan (.. Posisinya diendalian oleh ζ dan M ζ memberian nada yang halus pada eberganungan gs. Poensial buil-in ona Schoy direpresenasian oleh b. Persamaan (. mengendalian eajaman ransisi. Nilai z rendah menghasilan ransisi yang lebih curam anara daerah riode dan saurasi. Persamaan (. menghadiran ransisi yang halus anara dp dan sa, dengan d sama dengan nilai erecil dari edua variabel ersebu. Transisi yang halus menjamin onvergensi dalam simulasi domain wau. Beberapa fiur bagian DC dari model PS adalah huum panga riode yang independen, endali eajaman nee, pemanasan sendiri LF, endali lous nee, umpan bali elerosai LF berganung bias, dan pinch-off halus berganung bias dengan faor ehalusan yang dapa diaur. Laporan Peneliian - 4

11 . Pengua Daya MW/RF Pada sisem omuniasi modern, pengua daya gelombang miro dan freuensi radio memilii peranan yang signifian. Beberapa hal yang beraian dengan pengua daya dibahas pada bagian beriu... Topologi dasar da iga macam opologi pengua daya, yaiu pengua daya source bersama, drain bersama, dan gae bersama. an eapi, opologi yang umumnya dipaai adalah pengua daya source bersama, arena memilii linearias yang lebih bai daripada opologi lainnya. Topologi source bersama diunjuan pada Gambar.4. DD RFC o GS R Gambar.4 Topologi pengua daya source bersama... Kinerja da beberapa parameer unu menyaaan inerja pengua daya. Parameer ersebu dijelasan secara singa pada paragraf beriu. Laporan Peneliian - 5

12 Parameer perama yang menyaaan inerja pengua daya adalah daya eluaran. Level daya eluaran sebuah pengua daya diberian oleh persamaan beriu: P ou ( ds R L sa (. dengan P ou adalah daya eluaran pengua, ds adalah egangan drain-source, sa adalah egangan saurasi ransisor, dan R L adalah resisansi beban. Selanjunya, perbandingan anara level daya eluaran dan level daya masuan disebu gain (penguaan. Secara maemais, gain pengua dinyaaan sebagai P ou G (.4 P in dengan P in adalah level daya masuan pada pengua. Parameer yang menggambaran seberapa besar daya masuan DC yang diubah menjadi daya eluaran MW/RF disebu efisiensi drain. Secara maemais, efisiensi drain didefinisian sebagai perbandingan anara daya eluaran MW/RF dan daya masuan DC sebagai beriu: P P ou DC (.5 dengan P DC adalah daya yang dihasilan dari sumber DC, yaiu peralian anara egangan drain-source dan arus drain. Selain iu, parameer lain yang sering digunaan adalah efisiensi penambahan daya (PE, yang dinyaaan oleh Laporan Peneliian - 6

13 P P ou in PE (.6 DC P Dengan memperhaian Persamaan (.4 dan Persamaan (.5, Persamaan (.6 dapa disusun embali menjadi: PE (.7 G.. Klasifiasi Kelas pengua dienuan oleh bias yang diberian pada ransisor. Terdapa beberapa elas penguaan yang berbeda. Kelas-elas yang populer adalah elas, B, dan B. Gambar.5 menunjuan ii erja masing-masing elas pengua daya. I DS Garis beban B B DS Gambar.5 Tii-ii bias yang mungin unu pengua elas, B, dan B. Pada pengua elas, ondisi bias memunginan arus eluaran mengalir seiap saa beraian dengan sudu ondusi ransisor sebesar Pengua elas merupaan ipe pengua yang sanga linear dan memilii efisiensi masimum 50%. Laporan Peneliian - 7

14 Semenara iu, pengua elas B memilii sudu ondusi Efisiensi masimumnya 78,5% sehingga lebih efisien daripada pengua elas. an eapi, linearias pengua elas B lebih rendah dibandingan elas dan, aibanya, eluarannya mengalami disorsi. Pengua elas B didesain unu melauan rade-off anara linearias dan efisiensi. Pada pengua elas B, arus drain mengalir pada sudu ondusi anara 80 0 dan 60 0 dari sinyal inpu. Efisiensi elas ini anara 50% dan 78.5%...4 Perancangan Perancangan pengua daya dierjaan seelah proses pemodelan selesai. Seperi disinggung sebelumnya, onfigurasi pengua yang digunaan umumnya onfigurasi source bersama. Diagram pengua daya ermasu jaringan penyesuai masuan dan eluarannya diunjuan pada Gambar.6. P avs P in P avn Devais P l Z S Jaringan Penyesuai Masuan Jaringan Penyesuai Keluaran Z l S G S G f G l S Z in Z ou l in ou Gambar.6 Diagram pengua daya source bersama dengan jaringan penyesuai masuan dan eluaran. Pada Gambar.6 ia dapa mendefinisian ou = S dan in = S. gar diperoleh maximum unilaeral ransducer power gain (G umas, penyesuai Laporan Peneliian - 8

15 impedansi didesain sedemiian sehingga menghasilan L = S * dan s = S *. Gain yang diperoleh adalah [4] S G umas (.4 ( S ( s dengan ou adalah oefisien reflesi oupu, in adalah oefisien reflesi inpu, S oefisien reflesi pada por eia ida ada daya masuan dari por, dan S adalah oefisien reflesi pada por unu ondisi mached erminaion pada por. S * dan S * beruru-uru merupaan complex onjugae dari S dan S. Perancangan pengua linear dapa dibagi dalam dua aegori, yaiu pengua linear sinyal ecil dan pengua linear sinyal besar. Pada desain pengua linear yang beerja pada swing sinyal yang ecil, misalnya pada apliasi LN, daa parameer-s masih merupaan parameer yang sanga berguna sehingga desain rangaian penyesuai impedansi dapa menggunaan daa parameer-s yang disediaan pabri. Di lain piha, perancangan pengua linear sinyal besar lebih omples daripada perancangan unu sinyal ecil. Pada pengua sinyal besar, harga parameer S mulai berubah pada swing sinyal yang besar. Proses desain yang paling bai adalah dimulai dari penyusunan model ransisor secara lengap, eruama model nonlinear yang powerful. Dengan model nonlinear yang diperoleh, selanjunya dapa dihasilan parameer-s yang berganung daya (power dependen S-parameer, Parameer-S ini digunaan unu merancang penyesuai impedansi. an eapi, jia daerah operasi ransisor dideai sebagai daerah Laporan Peneliian - 9

16 linear sempurna, model sinyal ecil dapa dipaai, menginga unu mendapaan model nonlinear buanlah hal yang mudah. Pada operasi elas, parameer-s dapa juga digunaan sebagai aprosimasi asar erhadap inerja sinyal besar. Pada pengua daya, rangaian eluaran merupaan bagian yang menenuan. Rangaian eluaran dirancang erlebih dahulu, guna memperoleh daya eluaran yang masimum. Selanjunya, rangaian masuan diopimasi unu memenuhi parameer perancangan yang lain..4 Sisem Linear dan Nonlinear Pada dasarnya, semua devais memilii sifa linear dan nonlinear sealigus. Devais diaaan linear apabila sifa nonlinearnya sanga ecil sehingga dapa diabaian. Pengua daya, misalnya, yang dioperasian dengan sinyal masuan ecil, sifa linearnya aan lebih dominan dibandingan dengan sifa nonlinearnya sehingga sifa nonlinearnya dapa diabaian. an eapi, jia ia diberi sinyal masuan besar, sifa nonlinearnya memberian pengaruh yang cuup dominan dan ida dapa diabaian. x( y( devais/sisem Gambar.7 Devais/sisem dengan masuan x( dan eluaran y(. Laporan Peneliian - 0

17 Unu memahami sifa linear dan nonlinear devais, injau sebuah sisem dengan masuan x( dan eluaran y( seperi yang diilusrasian pada Gambar.7. Secara umum, eluaran suau devais dapa diungapan menggunaan dere Taylor sebagai beriu: y ( [ x( x ] [ x( x ] [ x( ]... ( x0 dengan x( beraian dengan omponen C, x 0 beraian dengan omponen DC (ii erja, dan n adalah oefisien disorsi orde e-n. Secara maemais, oefisien disorsi orde e-n dinyaaan oleh: n n [ y( ] (.6 n x x0 n! x Dua erm perama pada Persamaan (.5 menunjuan sifa linear, sedangan erm-erm beriunya menunjuan sifa nonlinear dari devais. Jia [x( x 0 ] ecil, erm eiga, eempa, dan seerusnya pada Persamaan (.5 nilainya sanga ecil dan dapa diabaian. Dengan aa lain, sifa nonlinearnya dapa diabaian sehingga Persamaan (.5 menjadi y [ x( ] (.7 ( 0 x0 yang merupaan persamaan linear. Pada rangaian eleronia, sifa nonlinear devais umumnya ida diinginan, eruama unu devais yang henda diapliasian pada suau sisem yang sifa linearnya menjadi syara uama yang harus dipenuhi. Pada sisem omuniasi mulianal, misalnya, sifa nonlinear pengua daya dapa mengaibaan sinyal eluaran erdisorsi dan muncul omponen-omponen Laporan Peneliian -

18 freuensi baru yang dapa berinerferensi dengan anal lain yang berdeaan. Sifa nonlinear hanya diperluan pada rangaian seperi mixer dan pelipa ganda freuensi aau dalam asus erenu yang sifa nonlinearnya dapa diesploiasi unu eperluan fungsi erenu..5 Meode nalisis Nonlinear.5. Meode dere olerra Dere olerra perama ali diperenalan oleh ahli maemaia Ialia, io olerra. Penerapannya pada analisis rangaian nonlinear dilauan oleh Norber Wienner, yang menggunaannya secara umum unu menganalisis berbagai masalah ermasu sperum sisem FM dengan masuan derau Gauss (Gaussian noise inpu. Seelah iu, dere olerra banya digunaan unu menghiung disorsi ecil pada pengua ransisor dan sisem lainnya. Dalam analisis dere olerra, rangaian digambaran sebagai ombinasi dari elemen linear dan nonlinear. Termasu elemen-elemen linear adalah resisor, apasior, jalur ransmisi, dan lain-lain. Elemen-elemen nonlinear diungapan dalam espansi dere Taylor dari araerisi I- aau Q- ransisor. Sebagai conoh, injau sebuah resisor nonlinear yang memilii araerisi I-: I f ( (.8 dinyaaan dalam dere Taylor di seiar ii erja ( 0, I 0 : I 0 i I 0 df d 0 v d f d d f d 0 v 0 v... (.9 Laporan Peneliian -

19 dengan i dan v adalah arus dan egangan sinyal ecil. Unu arus dan egangan sinyal ecil, urunan pada sebarang ii erja adalah onsan. Dengan demiian, pada ii erja erenu, Persamaan (.9 dapa diulis: i g v g v g... (.0 v Rangaian eivalen resisor nonlinear sesuai analisis dere olerra diilusrasian pada Gambar.8 [9]. i + v + v i g v g v g v Gambar.8 Resisor nonlinear dapa diubah menjadi resisor linear paralel dengan sumber arus nonlinear. Dere Taylor hanya berlau unu simpangan ecil dari nilai engahnya, jadi ungapan pada Persamaan (.0 unu arus sinyal ecil hanya valid jia v << 0 dan I << I 0. Syara ini merupaan baasan dasar dari analisis dere olerra: analisis dere olerra hanya berlau jia esiasinya cuup ecil sehingga urunan araerisi I- eap onsan erhadap deviasi egangan dan arus ac dari ii erja. Jadi, analisis dere olera hanya coco unu rangaian nonlinear lemah. Implemenasi yang sanga umum dari analisis dere olerra menggunaan suau eni yang disebu meode arus nonlinear. Pada meode ini, seiap elemen Laporan Peneliian -

20 rangaian nonlinear digani oleh elemen linear paralel dengan sejumlah sumber arus. Nonlinearias elemen diungapan oleh sumber-sumber arus ersebu. rus pada seiap orde nonlinearias berganung pada egangan elemen orde-orde yang lebih rendah, jadi arus dihiung secara berulang-ulang. Tegangan elemen orde perama dihiung, emudian arus orde edua. Rangaian emudian diberi arus orde edua dan egangan elemen orde edua diperoleh. rus orde eiga diperoleh dari egangan orde perama dan edua, dan proses ini berulang hingga semua produ campuran dari semua orde diemuan..5. Meode eseimbangan-harmoni Meode yang coco unu menganalisis rangaian/sisem nonlinear ua, seperi mixer, osilaor, dan pelipaganda freuensi, adalah analisis eseimbangan harmoni (harmonic-balance. Meode ini memisahan rangaian menjadi dua subrangaian, yaiu subrangaian linear dan subrangaian nonlinear. Subrangaian linear erdiri dari omponen-omponen linear, ida berganung pada bias, dan dianalisis dalam domain freuensi. Semenara iu, subrangaian nonlinear erdiri dari omponen-omponen nonlinear, berganung pada bias, dianalisis dalam domain wau. Transformasi anara domain wau dan domain freuensi dilauan menggunaan analisis Fourier. Berbeda dengan analisis dere olerra, meode eseimbangan harmoni memerluan ierasi dan ransformasi Fourier. Diagram alir analisis eseimbangan harmoni diilusrasian pada Gambar.9. Laporan Peneliian - 4

21 Menguur arus rangaian linier Domain freuensi mulai Menguur egangan rangaian linier Invers FFT Tegangan nonlinier Menghiung arus rangaian linier FFT arus nonlinier Domain freuensi Domain wau Domain wau Domain freuensi Perbaii egangan ya eror < oleransi egangan ida selesai Gambar.9 Diagram alir analisis eseimbangan harmoni..6 Karaerisasi Disorsi Inermodulasi Dua-nada Sebelum mendisusian enang araerisasi disorsi inermodulasi (IMD, injau embali dere Taylor pada Persamaan (.5. Persamaan ersebu dapa ia ulis lagi, sampai orde eiga, dalam benu sebagai beriu: v v v v (. 0 i i i dengan v i dan v o beruru-uru merupaan egangan masuan dan eluaran. Persamaan (. digunaan unu meliha eluaran yang dihasilan oleh devais/sisem nonlinear, pengua daya misalnya. Pada analisis dua-nada, sisem diberi masuan serempa berupa dua nada dengan freuensi berbeda, dan, dan secara maemais diulisan []: v i cos( cos( (. Laporan Peneliian - 5

22 Laporan Peneliian - 6 dengan dan adalah ampliudo masuan perama dan edua. Jia Persamaan (. disubsiusian e Persamaan (., diperoleh ( cos cos( cos( ( cos ( cos ( cos cos( cos( ( cos ( cos cos( cos( v o (. dengan menggunaan idenias rigonomeri: cos( cos( cos cos maa Persamaan (.9, seelah disusun, menjadi cos(( cos(( cos(( cos(( cos( cos( cos(( cos(( cos( cos( cos( cos( v o (.4 Persaman (.4 menunjuan bahwa eluaran sisem nonlinear didominasi oleh dua freuensi fundamenal, dan. Perhaian bahwa edua freuensi fundamenal ersebu beraian dengan bagian linear dari respon eluaran. Selain iu, muncul onribusi dua level DC (freuensi nol, harmoni orde edua, dan orde eiga. mpliudo seiap omponen freuensi eluaran dapa diliha pada Tabel -. Semenara iu, dengan menggunaan ransformasi Fourier, sperum eluaran sisem adalah seperi yang diunjuan pada Gambar.0.

23 Tabel - Komponen freuensi eluaran dan ampliudo yang beraian. Freuensi mpliudo DC ( ( - dan + - dan dan + 4 Punca sperum, yang memilii level daya paling inggi, adalah omponen fundamenal, dan. Beriunya, omponen harmoni yang paling dea dengan omponen fundamenal adalah omponen orde eiga ( rd order yaiu freuensi dan. Sisem pemancar-penerima biasanya mempunyai lebar pia yang ida begiu lebar sehingga omponen sinyal orde eiga (orde ganjil ini menjadi pening. Semenara iu, omponen orde dua (orde genap leanya cuup jauh dan biasanya dapa diaasi dengan menggunaan filer. Laporan Peneliian - 7

24 Level daya eluaran freuensi Gambar.0 Sperum eluaran pengua daya unu masuan dua nada. Seiap omponen daya mempunyai hubungan masuan-eluaran yang berbeda. Komponen sinyal fundamenal dan omponen sinyal orde eiga mempunyai hubungan masuan-eluaran seperi yang diunjuan pada Gambar.. Tii perpoongan anara omponen fundamenal dan omponen harmoni orde eiga disebu IP Semain besar IP, level daya omponen harmoni orde eiga semain ecil dibandingan dengan omponen fundamenal. Hal ini menunjuan bahwa semain besar IP, linearias pengua ersebu semain bai. Selain IP, parameer lain yang juga pening dalam menggambaran linearias pengua adalah daya eluaran pada ii ompresi db (P db. P db adalah daya eluaran (pada daerah nonlinear saa gain daya urun sebesar db dari gain linearnya. Ilusrasi P db dapa diliha pada Gambar.. P ou IP Fundamenal Harmoni orde P in Gambar. Tii perpoongan IMD orde eiga dan fundamenal (IP. Laporan Peneliian - 8

25 P ou (dbm db P db P in (dbm Gambar. Ilusrasi lea ii db di bawah ompresi gain (P db. Laporan Peneliian - 9

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN EORI.. Dasar Dari ransfer Panas Ilmu pengeahuan ermodinamia ang berhubungan dengan jumlah ransfer panas sebagai suau sisem ang menjalanan suau proses dari sau ii sabil e ii sabil lainna, dimana

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG ADAPTIVE SMOOTHIG EURAL ETWORK UTUK PERAMALA ILAI TUKAR MATA UAG Wiwi Anggraeni Jurusan Sisem Infomasi, Faulas Tenologi Informasi, Insiu Tenologi Sepuluh opember Surabaya Gedung Tenologi Informasi, Jalan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

METODE NUMERIK STEPEST DESCENT TERINDUKSI NEWTON

METODE NUMERIK STEPEST DESCENT TERINDUKSI NEWTON Uomo, R. B. Jurnal Pendidian Maemaia STKIP Garu METODE NUMERIK STEPEST DESCENT TERINDUKSI NEWTON DALAM PEMECAHAN MASALAH OPTIMISASI TANPA KENDALA INDUCTED NEWTON STEEPEST DESCENT AS A NUMERICAL METHOD

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN TRAFO SISIPAN T. 416 PADA TRAFO HL. 017 DI JARINGAN TEGANGAN RENDAH DESA GUYANGAN KECAMATAN BAGOR KABUPATEN JOMBANG

ANALISA PERENCANAAN TRAFO SISIPAN T. 416 PADA TRAFO HL. 017 DI JARINGAN TEGANGAN RENDAH DESA GUYANGAN KECAMATAN BAGOR KABUPATEN JOMBANG ANALISA PERENCANAAN TRAFO SISIPAN T. 416 PADA TRAFO HL. 017 DI JARINGAN TEGANGAN RENDAH DESA GUYANGAN KECAMATAN BAGOR KABUPATEN JOMBANG Oleh: Muhlasin, Machrus Ali Teni Elero, Faulas Teni-Undar muhlasin.g@gmail.com,

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Persamaan Gelombang Nonlinier pada Dasar Perairan Miring

Persamaan Gelombang Nonlinier pada Dasar Perairan Miring Huaaean ISSN 085-98 Jurnal Teoreis dan Terapan Bidang eayasa Sipil Persamaan Gelombang Nonlinier pada Dasar Perairan Miring Syaaluddin Huaaean Pusa Sudi Teni Kelauan aulas Teni Sipil dan Lingungan Insiu

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan ` Hubungan Karaerisi Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Rosia Saragih SKM, MKes 1, Naalina Rumapea 2 1 Dosen Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

Optimasi Filter Kalman dengan Metode Steepest Descent dan Least Mean Square pada Rekonstruksi Citra Dinamis

Optimasi Filter Kalman dengan Metode Steepest Descent dan Least Mean Square pada Rekonstruksi Citra Dinamis Proceeding of NIONL CONFNC ON COMPU SCINC & INFOMION CHNOLOGY 007 January 9-30, 007, Faculy of Compuer Science, Universiy of Indonesia Opimasi Filer Kalman dengan Meode Seepes Descen dan Leas Mean Square

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

MODUL 1 MODULASI ANALOG

MODUL 1 MODULASI ANALOG Uni I Ampliude Modulaion MODUL 1 MODULASI ANALOG Tujuan Prakikum 1. Memahami prinsip kerja modulasi dan demodulasi Ampliude Modulaion (AM) dan Frequency Modulaion (FM). Dapa menganalisa pengaruh index

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Kunang-Kunang Untuk Penjadwalan Mata Kuliah di Universitas Ma Chung

Implementasi Algoritma Kunang-Kunang Untuk Penjadwalan Mata Kuliah di Universitas Ma Chung Seiawan, Implemenasi Algorima Kunang-Kunang unu Penjadwalan Maa Kuliah di Universias Ma Chung 269 Implemenasi Algorima Kunang-Kunang Unu Penjadwalan Maa Kuliah di Universias Ma Chung Hendry Seiawan 1,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II MODULASI AMPLITUDO

BAB II MODULASI AMPLITUDO BAB II MODULASI AMPLITUDO Secara umum, modulasi adalah suau proses dimana properi aau parameer dari suau gelombang divariasikan secara proporsional erhadap gelombang yang lain. Parameer yang diubah erganung

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X Saviri Herdianawai, Herlina Firihidajai, Tarzan Purnomo Biologi, FMIPA, Universias Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi

Lebih terperinci

Perubahan Bentuk pada Perambatan Signal Bi-kromatik dan Pengaruhnya terhadap Amplitudo Maksimum. Departemen Matematika, Institut Teknologi Bandung 2)

Perubahan Bentuk pada Perambatan Signal Bi-kromatik dan Pengaruhnya terhadap Amplitudo Maksimum. Departemen Matematika, Institut Teknologi Bandung 2) Jurnal Maemaia Sains Vol 8 No, Juni 3, hal 8 87 Perubahan Benu pada Perambaan Signal Bi-romai Pengaruhnya erhadap Ampliudo Masimum Marwan, Andonowai Deparemen Maemaia, Insiu Tenologi Bandung Jurusan Maemaia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kwalitas daya yang dikirimkan dari sumber ke beban. Filter sistem tenaga listrik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kwalitas daya yang dikirimkan dari sumber ke beban. Filter sistem tenaga listrik BAB TINJAUAN PUSTAKA. Filer Akif Filer Akif adalah suau perangka elekronik yang dapa memperbaiki kwalias daya yang dikirimkan dari sumber ke beban. Filer sisem enaga lisrik biasanya erdiri dari Filer Akif

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA 55 Unju Kerja Call Admission Conrol Berbasis SR pada Sisem Seluler CDMA Suwadi Mulimedia Telecommunicaion Research Group, Dep of Elecrical Engineering, TS Surabaya ndonesia 60111, email: suwadi@eeisacid

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 Materi Penunjang

BAB 2 Materi Penunjang BAB. MATERI PENUNJANG 4 BAB Maeri Penunjang. Vanilla Opion Derivaives adalah salah sau conoh dari insrumen keuangan, aau lebih sederhananya bisa dianggap sebagai perjanjian anara dua orang, yang nilainya

Lebih terperinci

tidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama

tidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama BB IV PENGENDLIN TERDESENTRLISSI Untu menstabilan sistem yang tida stabil, dengan syarat sistem tersebut tida mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilauan dengan memberian ompensator terdesentralisasi.

Lebih terperinci

KAJIAN DISTORSI INTERMODULASI PADA PENGUAT DAYA RF LDMOS

KAJIAN DISTORSI INTERMODULASI PADA PENGUAT DAYA RF LDMOS KAJIAN DISTORSI INTERMODULASI PADA PENGUAT DAYA RF LDMOS Aip Saripudin Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Uniersitas Pendidikan Indonesia Jl. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci