1. Pengertian Digital

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pengertian Digital"

Transkripsi

1 Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai sinyal analog dan digial Menyebukan komponen yang digunakan pada sisim digial Menggambarkan perbedaan ampilan analog dan digial Waku : 6 jam Pelajaran Pengerian Dasar pakah yang dimaksud dengan "digial"?. Suau peranyaan yang logis dari para pembaca yang ingin mengeahui aau mempelajari pengeahuan enang Teknik Digial. Unuk menjawab peranyaan diaas akan lebih mudah dipahami kalau kia ulas enang perbedaan anara besaran analog dengan besaran digial. Sebagai gambaran semenara kia dapa meliha jam sebagai ala ukur waku dimana ampilannya dienukan oleh jarum penunjuk yang gerakannya selalu berubah secara koninyu, jam seperi ini dapa disebu jam analog. Disisi lain kia juga meliha jam yang ampilannya berupa angka-angka, hal seperi ini dapa dikaakan jam digial. TEKNIK DIGITL

2 . esaran nalog Pada sisim analog sinyal keluarannya berubah seiap sa'a secara koninyu sesuai dengan sinyal masukannya, sebagai conoh pengaruh emperaur erhadap egangan seperi (gambar.) dibawah ini. V, V V = Sinyal Temperaur = Sinyal nalog (berupa egangan) Gambar. Pengaruh emperaur erhadap egangan V dan keduanya menunjukkan sinyal analog, dimana seiap iik mempunyai perubahan yang sama..2 esaran Digial Pada sisim digial sinyal keluarannya berupa diskri-diskri yang berubah secara melompa-lompa yang erganung dari sinyal masukannya, sebagai conoh sisim ransfer dari egangan analog ke egangan digial (gambar.2). TEKNIK DIGITL 2

3 V Sinyal Digial Sinyal nalog Gambar.2 ransfer egangan nalog ke egangan Digial. 3. Keadaan Logika esaran digial mempunyai dua, iga aau lebih keadaan logika, seperi erliha pada (gambar.3), dimana menunjukkan 3 kemungkinan keadaan logika, yaiu ; 0 v, 5 V dan 0 V U V ms Gambar.3 Keadaan Logika Tapi pada dasarnya peralaan-peralaan digial hapir selalu menggunakan 2 keadaan, misalnya pada pulsa-pulsa lisrik yang mempunyai keadaan ada aau idak ada pulsa. Conoh lain pada benuk egangan lisrik yang mempunyai 2 harga, yaiu harga aas aau harga bawah dengan oleransi pada harga-harga ersebu seperi erliha pada (gambar.4) TEKNIK DIGITL 3

4 U V 5 4 5,5 4,5 H (High) 3 2 0,8 L (Low ) 0 Gambar.4 enuk Tegangan Lisrik Tegangan 4,5 V - 5,5 v dapa dikaakan kondisi H (High) aau logik, sedangkan egangan 0 V - 0,8 V adalah kondisi L (Low) aau logik 0,sedangkan daerah 0,8 V - 4,5 V idak di kondisikan..4 Perbandingan Sinyal nalog dengan Sinyal Digial Perbandingan sinyal analog dengan sinyal digial dapa diamai dari besaran egangan pada sumber egangan searah Tegangan searah berupa sinyal analog mempunyai nilai aau harga berupa besaran egangan yang mempunyai harga baas maksimum dan minimum misalnya + 0 vol, sedangkan besaran egangan searah pada sinyal digial mempunyai nilai aau harga yang pasi, mislalnya + 0 vol, 0 vol dan - 0 vol. Unuk lebih jelasnya dapa diliha gambar rangkaian lisrik dibawah ini (gambar.5). TEKNIK DIGITL 4

5 + 0 V P 0 V I = Sinyal nalog ID = Sinyal Digial - 0 V Gambar.5 Rangkaian Lisrik Harga besaran analog mempunyai daerah baas maksimum dan minimum, sedangkan pada harga besaran digial hanya mempunyai 2 kemungkinan keadaan seperi : Skelar eruup aau sakelar erbuka. Transisor menghanar aau ransisor menyumba Tegangan High aau egangan Low. TEKNIK DIGITL 5

6 .5 Perbedaan Tampilan nalog dengan Digial. nalog Digial i i Pulsa Pulsa 75 Km/jam 8 Kecepaan ( Km/jam ) Kecepaan ( Km/jam ) 6 = ( 4, 6 ) 4 = ( 8, 4 ) Tempa iik-iik Tempa iik-iik Waku Waku TEKNIK DIGITL 6

7 Eropa : 0 jua Km 2 sia : 44,2 jua Km 2 frika : 29,8 jua Km 2 merika : 42 jua Km 2 usralia&oseania : 8,9 jua Km 2 Luas ( 0 6 Km 2 ) Luas.6 Penggunaan Teknik Digial. Teknik Digial digunakan unuk menampilkan mengirim dan memproses informasi daa menggunakan bilangan (biner) Hampir semua rangkaian digial direncanakan unuk beroperasi pada dua pernyaaan dan berbenuk gelombang koak (pulsa). Kalau dua pernyaaan disamakan dengan egangan maka akan didapa dua besaran egangan yang berbeda pada dua pernyaaan ersebu. Pada umumnya rangkaian digial menggunakan komponen DTL (Dioda Transisor Logik), TTL (Transisor-Transisor Logik), dan CMOS (Complemenry Meal Oxide Semiconducor). Rangkaian digial biasanya erdiri dari berbagai gerbang yang mempunyai fungsi logika yang berbeda. Tiap gerbang yang mempunyai sau aau lebih masukan dan keluaran.yang paling pening dari gerbang-gerbang ersebu apa yang dinamakan dangan gerbang dasar (asic Gaes) erdiri dari gerbang fungsi logika DN, TU, TIDK (ND, OR, NOT Gaes). Dengan menghubungkan gerbang-gerbang pada berbagai cara, bisa membangun rangkaian berfungsi rimaik aau fungsi lainnya sesuai dengan kemampuan inelegensi personalnya. Kalau diinjau lagi dua pernyaaan pada eknik digial ini dalam kehidupan sehari - hari akan diemui hal-hal sebagai beriku: TEKNIK DIGITL 7

8 Ungkapan Ya Tidak Isilah umum High Low iner 0 Pulsa Lisrik/Saklar Tegangan + - Lampu Nyala Padam TEKNIK DIGITL 8

9 Lembar Kerja Tugas : Jawablah peranyaan-peranyaan beriku. Jelaskan pengerian enang DIGITL 2. Sebuah sisem bila sinyal keluaran berubah-ubah seiap saa, sisem ersebu disebu apa? erikan conohnya. 3. Sebukan keadaan logika pada gambar di bawah ini : U V Sebukan dua keadaan pada peralaan peralaan digial yang berdasarkan pulsa-pulsa lisrik. 5. Pada gambar di bawah ini, dapakah,0 V dikondisikan sebagai kondisi LOW? Jelaskan! U V 5 4 5,5 4,5 H (High) ms 3 2 0,8 L (Low) 0 6. Sebukan perbedaan nilai aau harga sinyal nalog dan sinyal Digial. 7. Gambarkan perbedaan ampilan nalog dan Digial 8. Komponen apa saja yang sering digunakan pada rangkaian Digial? 9. Sebukan fungsi logika dari gerbang dasar yang anda keahui. TEKNIK DIGITL 9

10 0. Lengkapi abel beriku : Ungkapan Ya Tidak Isilah umum iner Pulsa Lisrik/Saklar Tegangan Lampu TEKNIK DIGITL 0

11 Lembar Jawaban. Digial aau sisim digial yaiu sebuah sisim yang sinyal keluarannya berupa diskri-diskri yang berubah secara melompa-lompa sera erganung erganung dari sinyal masukannya. 2. Dinamakan sisim analog, conohnya pengaruh emperaur erhadap egangan. 3. Menunjukkan 3 kemungkinan keadaan logika, yaiu ; 20 v, 0 V dan 0 V. 4. Mempunyai 2 keadaan : ada aau idak ada pulsa. 5. Tidak dapa, karena daerah 0,8 V s.d 4,49 V idak dikondisikan. 6. Sinyal analog mempunyai nilai aau harga berupa besaran egangan yang merupakan harga baas maksimum dan minimum misalnya, sedangkan besaran egangan pada sinyal digial mempunyai nilai aau harga yang pasi. nalog Digial i i 0 0 Pulsa Pulsa Km/jam 8 Kecepaan ( Km/jam ) Kecepaan ( Km/jam ) 6 = ( 4, 6 ) 4 = ( 8, 4 ) Tempa iik-iik Tempa iik-iik TEKNIK DIGITL

12 Waku Waku 8. Komponen DTL (Dioda Transisor Logik), TTL (Transisor-Transisor Logik), dan CMOS (Complemenry Meal Oxide Semiconducor). 9. Gerbang dasar (asic Gaes) erdiri dari beberapa gerbang fungsi logika DN, TU, TIDK (ND, OR, NOT Gaes). 0. Ungkapan Ya Tidak Isilah umum High Low iner 0 Pulsa Lisrik/Saklar Tegangan + - Lampu Nyala Padam TEKNIK DIGITL 2

13 Kegiaan elajar 2 2. Gerbang Logika Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan pernyaaan logika gerbang ND, OR dan NOT Menggambarkan simbol logika gerbang ND, OR dan NOT Membua persamaan rangkaian lisrik dari gerbang ND, OR, NOT,NND,NOR Membua diagram pulsa dari gerbang ND, OR, NOT,NND,NOR Menyebukan pernyaaan logika gerbang EOR,ENOR, INHIIT-, INHIIT- Membua abel kebenaran dari gerbang ND, OR, NOT,NND,NOR, EOR,ENOR, INHIIT-, INHIIT- Menyebukan pernyaaan logika gerbang IMPLIKSI-,IMPLIKSI- Menggambarkan simbol logika gerbang IMPLIKSI-,IMPLIKSI- Waku : 6 jam Pelajaran Realisasi eknik pada rangkaiain logika berhubungan era dengan 5 macam sifa penjabaran dan penggambaran, dimanan ke 5 sifa ersebu adalah : Simbol logika Tabel kebenaran Fungsi logika Diagram pulsa Rangkaiain persamaan lisrik 2. Gerbang Dasar Gerbang dasar logika erdiri dari 3 macam gerbang, yaiu : gerbang DN (ND), gerbang TU (OR) dan gerbang Tidak (NOT). TEKNIK DIGITL 3

14 2.. Gerbang DN (ND) Pernyaaan Logika logika dari gerbang ND : pabila semua masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika salah sau masukanya berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain Gambar 2. Simbol gerbang ND Tabel Kebenaran Gambar 2.2 Tabel Kebenaran ND Fungsi Logika : = Diagram Pulsa Gambar 2.3 Diagram Pulsa ND TEKNIK DIGITL 4

15 Persamaan Rangkaian Lisrik Gambar 2.4 Rangkaian Lisrik ND 2..2 Gerbang TU (OR) Pernyaaan Logika logika dari gerbang OR : pabila salah sau masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika semua masukan berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain > = Gambar 2.5 Simbol gerbang OR TEKNIK DIGITL 5

16 Tabel Kebenaran Gambar 2.6 Tabel kebenaran OR Fungsi Logika : = Diagram Pulsa Gambar 2.7 Diagram Pulsa OR Persamaan Rangkaiai Lisrik Gambar 2.8 Rangkaian Lisrik OR TEKNIK DIGITL 6

17 2..2 Gerbang TIDK (NOT) Pernyaaan Logika logika dari gerbang NOT : pabila masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik, dan jika semua masukan berlogik, maka keluaranya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain Gambar 2.9 Simbol gerbang NOT Tabel Kebenaran 0 0 Gambar 2.0 Tabel Kebenaran NOT Fungsi Logika : = Diagram Pulsa Gambar 2. Diagram Pulsa NOT TEKNIK DIGITL 7

18 Persamaan Rangkaian Lisrik Gambar 2.2 Rangkaian Lisrik NOT 2.2 Gerbang Kombinasi Gerbang kombinasi dibenuk dari kombinasi anar gerbang dasar, dianaranya adalah gerbang TIDK DN ( NND ), gerbang TIDK TU ( NOR ), gerbang NTIVLEN ( E-OR ), gerbang QUVLEN ( E-NOR ), gerbang INHIIT dan gerbang IMPLIKSI 2.2. Gerbang TIDK DN ( NND ) Pernyaaan Logika dari gerbang NND : pabila semua masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik 0, dan hanya jika salah sau masukanya berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain Gambar 2.3 Simbol gerbang NND TEKNIK DIGITL 8

19 Pembenukan gerbang NND adalah menggabungkan secara seri gerbang ND dengan gerbang NOT seperi erliha pada (gambar 2.4) Z Gambar 2.4 Pembenukan gerbang NND Tabel Kebenaran Gambar 2.5 Tabel Kebenaran NND Fungsi Logika : = Diagram Pulsa Gambar 2.6 Diagram Pulsa NND TEKNIK DIGITL 9

20 Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.7 Rangkaiain Lisrik NND Gerbang TIDK TU ( NOR ) Pernyaaan Logika dari gerbang NOR : pabila semua masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika salah sau masukanya berlogik, maka keluaranya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain > = Gambar 2.8 Simbol gerbang NOR Pembenukan gerbang NOR adalah menggabungkan secara seri gerbang OR dengan gerbang NOT seperi erliha pada (gambar 2.9) > = Z Gambar 2.9 Pembenukan gerbang NOR TEKNIK DIGITL 20

21 Tabel Kebenaran Gambar 2.20 Tabel Kebenaran NOR Fungsi Logika : = Diagram Pulsa Gambar 2.2 Diagram Pulsa NOR Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.22 Rangkaiain Lisrik NOR TEKNIK DIGITL 2

22 2.2.3 Gerbang E-OR ( nivalen ) Pernyaaan Logika logika dari gerbang E-OR : pabila variabel masukan berlogik idak sama, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika variabel masukan berlogik sama, maka keluaranya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain = Gambar 2.23 Simbol gerbang NOR Tabel Kebenaran Gambar 2.24 Tabel Kebenaran NOR Pembenukan gerbang E-OR adalah dengan menggabungkan gerbang dasar ND, OR dan NOT seperi erliha pada (gambar 2.25) > = Gambar 2.25 Pembenukan gerbang E-OR TEKNIK DIGITL 22

23 Fungsi Logika : = ( ) ( ) Diagram Pulsa Gambar 2.26 Diagram Pulsa E-OR Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.27 Rangkaiain Lisrik E-OR TEKNIK DIGITL 23

24 2.2.4 Gerbang E-NOR ( quivalen ) Pernyaaan Logika logika dari gerbang E-NOR : pabila variabel masukan berlogik sama, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika variabel masukan berlogik idak sama, maka keluaranya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain = Gambar 2.28 Simbol gerbang E-NOR Tabel Kebenaran Gambar 2.29 Tabel Kebenaran E-NOR Pembenukan gerbang E-NOR adalah dengan menggabungkan gerbang dasar ND, OR dan NOT seperi erliha pada (gambar 2.30) > = Gambar 2.30 Pembenukan gerbang E-NOR TEKNIK DIGITL 24

25 Fungsi Logika : = ( ) ( ) Diagram Pulsa Gambar 2.3 Diagram Pulsa E-NOR Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.32 Rangkaiain Lisrik E-NOR TEKNIK DIGITL 25

26 Gerbang INHIIT- Pernyaaan Logika dari gerbang INHIIT- : pabila variabel masukan berlogik 0 dan variabel masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain Gambar 2.33 Simbol gerbang INHIIT- Tabel Kebenaran Gambar 2.34 Tabel Kebenaran INHIIT- TEKNIK DIGITL 26

27 Pembenukan gerbang INHIIT- adalah dengan menggabungkan gerbang dasar ND dan NOT yang erhubung dengan masukan seperi erliha pada (gambar 2.35) Gambar 2.35 Pembenukan gerbang INHIIT- Fungsi Logika : = TEKNIK DIGITL 27

28 Diagram Pulsa Gambar 2.36 Diagram Pulsa INHIIT- Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.37 Rangkaiain Lisrik INHIIT- TEKNIK DIGITL 28

29 Gerbang INHIIT- Pernyaaan Logika dari gerbang INHIIT- : pabila variabel masukan berlogik 0 dan variabel masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik. Simbol Logika Sandar IEC US Simbol Lain Gambar 2.38 Simbol gerbang INHIIT- Tabel Kebenaran Gambar 2.39 Tabel Kebenaran INHIIT- Pembenukan gerbang INHIIT- adalah dengan menggabungkan gerbang dasar ND dan NOT yang erhubung dengan masukan seperi erliha pada (gambar 2.40) Gambar 2.40 Pembenukan gerbang INHIIT- Fungsi Logika : = TEKNIK DIGITL 29

30 Diagram Pulsa Gambar 2.4 Diagram Pulsa INHIIT- Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.42 Rangkaian Lisrik INHIIT- TEKNIK DIGITL 30

31 Gerbang IMPLIKSI- Pernyaaan Logika dari gerbang IMPLIKSI- : pabila variabel masukan berlogik dan variabel masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US > = Gambar 2.43 Simbol gerbang IMPLIKSI- Tabel Kebenaran Gambar 2.44 Tabel Kebenaran IMPLIKSI- Pembenukan gerbang IMPLIKSI- adalah dengan menggabungkan gerbang dasar OR dan NOT yang erhubung dengan masukan seperi erliha pada (gambar 2.45) > = Gambar 2.45 Pembenukan gerbang IMPLIKSI- Fungsi Logika : = TEKNIK DIGITL 3

32 Diagram Pulsa Gambar 2.46 Diagram Pulsa IMPLIKSI- Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.47 Rangkaian Lisrik IMPLIKSI- TEKNIK DIGITL 32

33 2.2.5 Gerbang IMPLIKSI- Pernyaaan Logika dari gerbang IMPLIKSI- : pabila variabel masukan berlogik dan variabel masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik 0. Simbol Logika Sandar IEC US > = Gambar 2.48 Simbol gerbang IMPLIKSI- Tabel Kebenaran Gambar 2.49 Tabel Kebenaran IMPLIKSI- Pembenukan gerbang IMPLIKSI- adalah dengan menggabungkan gerbang dasar OR dan NOT yang erhubung dengan masukan seperi erliha pada (gambar 2.50) = > Gambar 2.50 Pembenukan gerbang IMPLIKSI- Fungsi Logika : = TEKNIK DIGITL 33

34 Diagram Pulsa Gambar 2.5 Diagram Pulsa IMPLIKSI- Persamaan Rangkaian Lisrik + U Gambar 2.52 Rangkaian Lisrik IMPLIKSI- TEKNIK DIGITL 34

35 2.3 Gerbang Logika dengan Tiga dan Lebih Variabel Masukan Dengan 2 variabel masukan akan mempunyai empa kemungkinan keluaran, ini didasari oleh bilangan dasar 2 dengan 2 2 = 4 Unuk variabel yang lebih besar dari 2, maka berlaku 2 n, dimana 2 adalah bilangan dasar dan n adalah banyaknya variabel masukan Gerbang ND dengan 3 Variabel Masukan Simbol Logika Sandar IEC C Gambar 2.53 Simbol gerbang ND 3 masukan Fungsi Logika : = C Tabel Kebenaran C Gambar 2.54 Tabel Kebenaran ND 3 masukan TEKNIK DIGITL 35

36 lernaif Pembenukan Sebuah gerbang ND dengan iga variabel masukan dapa dibangun dengan dua buah gerbang dasar seperi erliha pada (gambar 2.55). C = ( ) C Gambar 2.55 Pembenukan gerbang ND 3 masukan TEKNIK DIGITL 36

37 2.3.2 Gerbang OR dengan 4 Variabel Masukan Simbol Logika Sandar IEC C D > = Gambar 2.56 Simbol gerbang OR 4 masukan Fungsi Logika : = C D Tabel Kebenaran D C Gambar 2.57 Tabel Kebenaran OR 4 masukan TEKNIK DIGITL 37

38 lernaif Pembenukan Sebuah gerbang OR dengan empa variabel masukan dapa dibangun dengan iga buah gerbang dasar seperi erliha pada (gambar 2.58). C D > = > = > = = ( ) ( C D ) Gambar 2.58 Pembenukan gerbang OR 4 masukan TEKNIK DIGITL 38

39 2.4 Conoh Pemakaian 2.4. Gerbang ND Mesin ceak pada sebuah perceakan sura kabar digerakkan oleh sebuah moor lisrik, dimana moor hanya bekerja jika pagar besi halaman eruup, sera ombol kiri dan ombol kanan di akifkan Pembahasan Variabel Keluaran : = Moor ekerja Variabel Masukan : = Pagar Teruup = Tombol Kiri kif C = Tombol Kanan kif Tabel Kebenaran C Moor ekerja Gambar 2.59 Tabel Kebenaran Fungsi Logika : = C TEKNIK DIGITL 39

40 Prinsip Rangkaian C Sinyal Masukan Rangkaiain Logika Moor eban Gambar 2.60 Prinsip Rangkaian TEKNIK DIGITL 40

41 2.4.2 Gerbang OR larm ani maling akan berbunyi, jika sensor pada pagar depan akif aau sensor yang erpasang pada pinu idak akif (pinu erbuka) aau sensor yang erpasang pada jendela idak akif (jendela erbuka). Pembahasan Variabel Keluaran : = larm erbunyi Variabel Masukan : = Pagar Terbuka = 0 Pinu Terbuka C = 0 Jendela Terbuka Tabel Kebenaran C larm Tidak erbunyi Gambar 2.6 Tabel Kebenaran Fungsi Logika : = ν ν C TEKNIK DIGITL 4

42 Prinsip Rangkaian > = C Sinyal Masukan Rangkaiain Logika eban larm Gambar 2.62 Prinsip Rangkaian TEKNIK DIGITL 42

43 2.4.3 Gerbang E-OR Lampu inerior mobil akan padam jika kedua pinu yang ada di mobil eruup (sakelar ON), hanya jika salah sau pinu erbuka lampu akan menyala. Pembahasan Variabel Keluaran Variabel Masukan : = Lampu Menyala : = Pinu Kiri Terbuka = Pinu Kanan Terbuka Tabel Kebenaran Gambar 2.63 Tabel Kebenaran Fungsi Logika : = ( ) ( ) TEKNIK DIGITL 43

44 Prinsip Rangkaian > = eban TU = eban Gambar 2.64 Prinsip Rangkaian TEKNIK DIGITL 44

45 Lembar Kerja Tugas 2: Jawablah peranyaan-peranyaan di bawah ini dengan benar. Sebukan 5 macam sifa penjabaran dan penggambaran unuk merealisasikan rangkaian logika. 2. agaimanakah bunyi pernyaaan logika dari gerbang ND, OR, NOT. 3. Gambarkan simbol logika dari gerbang ND, OR, NOT sandar IEC. 4. Tuliskan fungsi logika dari gerbang ND, OR, NOT. 5. agaimanakah bunyi pernyaaan logika dari gerbang NND, NOR. 6. Gambarkan simbol logika dari gerbang NND, NOR sandar IEC. 7. Tuliskan fungsi logika dari gerbang NND, NOR. 8. Diagram pulsa dari gerbang apakah gambar beriku ini: 9. Persamaan rangkaian lisrik dari gerbang apakah gambar di bawah ini? + U 0. agaimanakah bunyi pernyaaan logika dari gerbang E-OR, E-NOR? TEKNIK DIGITL 45

46 . agaimanakah bunyi pernyaaan logika dari gerbang INHIIT-, INHIIT-? 2. Tenukan nama gerbang dari gambar beriku : > = 3. Dari gerbang apakah abel kebenaran di bawah ini? ua fungsi logika dari abel kebenaran di bawah ini : No TEKNIK DIGITL 46

47 Lembar jawaban 2. Unuk merealisasikan rangkaian logika,seidaknya ada 5 macam sifa penjabaran dan penggambaranyang harus kia keahui yaiu: Simbol logika Tabel kebenaran Fungsi logika Diagram pulsa Rangkaian persamaan lisrik 2. Pernyaaan Logika dari gerbang : ND: pabila semua masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika salah sau masukanya berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik 0. OR: pabila salah sau masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika semua masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik 0. NOT :pabila masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik, dan jika semua masukan berlogik, maka keluaranya akan berlogik Gambar simbol logika sandar IEC dari gerbang : ND OR NOT > = TEKNIK DIGITL 47

48 4. Fungsi logika dari gerbang: ND : = Λ OR : = V NOT : = 5. Pernyaaan Logika dari gerbang : NND : pabila semua masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik 0, dan hanya jika salah sau masukanya berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik. NOR : pabila semua masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika salah sau masukanya berlogik, maka keluaranya akan berlogik Gambar simbol logika sandar IEC dari gerbang : NND NOR > = 7. Fungsi logika dari gerbang : NND NOR = Λ = V 8. Diagram pulsa dari gerbang NND TEKNIK DIGITL 48

49 9. Persamaan rangkaian lisrik dari gerbang NOR 0. Pernyaaan Logika dari gerbang : E-OR :pabila variabel masukan berlogik idak sama, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika variabel masukan berlogik sama, maka keluaranya akan berlogik 0. E-NOR: pabila variabel masukan berlogik sama, maka keluarannya akan berlogik, dan hanya jika variabel masukan berlogik idak sama, maka keluarannya akan berlogik 0.. Pernyaaan Logika dari gerbang : INHIIT- : pabila variabel masukan berlogik 0 dan variabel masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik. INHIIT- : pabila variabel masukan berlogik 0 dan variabel masukan berlogik, maka keluarannya akan berlogik. 2. Dari gerbang pembenukan IMPLIKSI- 3. Tabel kebenaran gerbang IMPLIKSI_ 4. Fungsi logika : = Λ Λ C TEKNIK DIGITL 49

50 Kegiaan elajar 3 3. nalisa Rangkaian Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menggambarkan blok diagram analisa rangkaian Menyusun abel kebenaran dengan 2, 3 dan 4 masukan Menggambarkan rangkaian logika berdasarkan abel kebenaran Menyusun fungsi logika berdasarkan rangkaian logika Menggambarkan diagram pulsa sesuai abel kebenaran Waku : 6 jam Pelajaran Unuk menganalisa rangkaian logika perlu diperhaikan beberapa hal sebagai beriku : Gambar rangkaiain dengan gerbang logika Persamaan fungsi logika pada seiap keluaran gerbang logika Tabel kebenaran unuk seiap variabel masukan dan keluaran Diagram pulsa aau diagram waku unuk kebuuhan reparasi prakik TEKNIK DIGITL 50

51 Lebih jelasnya perhaikan blok diagram beriku : Rencana Kerja Gambar rangkaian dengan Gerbang Logika Fungsi nara Persamaan Fungsi Logika Variasi Masukan Tabel Kebenaran Diagram Pulsa Gambar 3. lok Diagram 3. Tabel kebenaran Peneuan abel kebenaran dapa di analisa dari permasalahan logika maupun dari rangkaiain logika yang elah ersedia. Variasi dari abel kebenaran pada fungsi keluarannya erganung dari banyaknya variabel masukan, sesuai denga auran beriku : 2 variabel masukan 2 2 = 4 kemungkinan kombinasi 3 variabel masukan 2 3 = 8 kemungkinan kombinasi 4 variabel masukan 2 4 = 6 kemungkinan kombinasi TEKNIK DIGITL 5

52 3.. Tabel kebenaran dengan 2 Masukan Pada (gambar 3.2) dibawah dapa dibua abel kebenaran dengan menganalisa seiap gerbang. P = Z = P Z I II III Gambar 3.2 Rangkaiain Logika 2 Masukan Rangkaian pada (gambar 3.2) diaas mempunyai 2 variabel masukan; yaiu dan. Sesuai auran yang ada maka keluaranya akan mempunyai 4 kemungkinan kombinasi seperi erliha pada abel kebenaran 2 masukan (gambar 3.3) No. P = Z = P Gambar 3.3 Tabel Kebenaran 2 Masukan Gerbang I adalah gerbang NOT dengan masukan dan keluarannya adalah, gerbang II merupakan gerbang ND dengan masukan dan. mempunyai keluaran P, dimana P = sedangkan gerbang III adalah gerbang NOT dengan masukan P sedangkan keluaranya adalah Z, dimana Z = P. TEKNIK DIGITL 52

53 3..2 Tabel kebenaran dengan 3 Masukan Dari (gambar 3.4) dibawah dapa dibua abel kebenaran dengan menganalisa seiap gerbang seperi langkah-langkah beriku dibawah ini : Menuliskan variabel keluaran pada seiap gerbang ( Z Zn) Menuliskan persamaan logikanya pada seiap variabel keluaran, Z = C, Z2 = dan Z3 = C Menuliskan fungsi logika dari gabungan seiap variabel keluaran = ( ) ( C ) Mengisi abel kebenaran unuk seiap variabel masukan dan seiap variabel keluaran seperi erliha pada ( gambar 3.5). C Z2 = Z = C II > = IV = Z2 Z3 I III Z3 = C Gambar 3.4 Rangkaian Logika 3 Masukan TEKNIK DIGITL 53

54 No. C Z = C Z2 = Z3 = Z = Z2 Z Gambar 3.5 Tabel Kebenaran 3 Masukan 3..3 Pelaksanaan Prakik Unuk pelaksanaan prakik kia dapa membua gambar rangkaiain berdasarkan persamaan fungsi logika yang dihasilkan dari permasalahan logika yang di ransfer ke dalam abel kebenaran, suau misal kia mempunyai fungsi logika sebagai beriku : Z = C ( C) Dari persama fungsi logika kia menemukan variabel masukanya adalah, dan C. Unuk variabel dan C diperlukan 2 gerbang NOT, kombinasi C diperlukan gerbang OR dengan 3 masukan dan keluaranya dimasukan kedalam gerbang NOT unuk mendapakan kombinasi ( C) diperlukan gerbang OR dengan 2 masukan. sedangkan Keluaran Z diperlukan gerbang ND dengan 2 masukan. Unuk lebih jelasnya liha gambar rangkaian ( gambar 3.6) dan (gambar 3.7) sebagai persamaannya. TEKNIK DIGITL 54

55 C C > = Z > = C Gambar 3.6 Gambar Rangkaian C C > = Z > = C Gambar 3.7 Gambar Rangkaian TEKNIK DIGITL 55

56 3.2 Persamaan Fungsi logika Pembenukan fungsi logika diperlukan langkah-langkah analisa seperi pembenukan abel kebenaran liha gambar rangkaian (gambar 3.8). C Z Z4 Z2 Z5 > = Z3 Z6 Gambar 3.8 Gambar Rangkaian Z = Z2 = Z3 = C Z4 = Z Z5 = Z6= Z2 Z3 Maka fungsi logika adalah fungsi = Z4 Z5 Z6 = (Z ) ( ) (Z2 Z3 ) = ( ) ( ) (C ) TEKNIK DIGITL 56

57 3.3 Diagram Pulsa Pembenukan diagram pulsa dapa dilakukan pada seiap rangkaian logika berdasarkan abel kebenaran, liha gambar rangkaian (gambar 3.9).dan (gambar 3.0). C Z > Z2 = > = Z3 Gambar 3.9 Gambar Rangkaian No. C Z = Z2 = C Z3 = = Z Z2 Z Gambar 3.0 Tabel kebenaran TEKNIK DIGITL 57

58 Lembar Kerja Tugas 3: Jawablah peranyaan-peranyaan di bawah ini dengan benar. Hal apa saja yang harus kia perhaikan saa menganalisa suau rangkaian logika? 2. Gambarkan blok diagram menganalisa suau rangkaian logika! 3. Pada fungsi keluarannya,erganung oleh apakah variasi suau abel kebenaran? 4. ua abel kebenaran dari rangkaian logika beriku : P = Z = P Z I II III 5. Lengkapi abel kebenaran beriku, kemudian gambarkan rangkaian logikanya! No. C Z = C Z2 = Z3 = Z = Z2 Z TEKNIK DIGITL 58

59 6. ualah persamaan fungsi logika dari rangkaian beriku C > = > = Z TEKNIK DIGITL 59

60 Lembar jawaban 3. Yang harus diperhaikan saa menganalisa rangkaian logika : Gambar rangkaian dengan gerbang logika Persamaan fungsi logika pada seiap keluaran gerbang logika Tabel kebenaran unuk seiap variabel masukan dan keluaran Diagram pulsa aau diagram waku unuk kebuuhan reparasi prakik 2. Rencana Kerja Gambar rangkaian dengan Gerbang Logika Fungsi nara Persamaan Fungsi Logika Variasi Masukan Tabel Kebenaran Diagram Pulsa 3. Variasi dari abel kebenaran pada fungsi keluarannya erganung dari banyaknya variabel masukan 4. Tabel kebenaran No. P = Z = P TEKNIK DIGITL 60

61 5. Tabel kebenaran No. C Z = C Z2 = Z3 = Z = Z2 Z Rangkaian logika : C Z2 = Z = C II > = IV = Z2 Z3 I III Z3 = C 6. Z = C ( C) TEKNIK DIGITL 6

62 Umpan alik Tuliskan saran aau keluhan anda disini, seelah membaca/ mempelajari modul ini. TEKNIK DIGITL 62

63 Dafar Pusaka. Supaa /Sugeng R; Peralaan angan, PPPGT Malang, Malang 985 (50000) 2. Lehman / ambang S ; Mengeap ; PPPGT Malang, Malang; 986 TEKNIK DIGITL 63

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

I. DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL

I. DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL I. D NGKIN EKUENIL Tujuan :. Memahami perbedaan anara rangkaian kombinasional dan sekuensial 2. Mengeri ae Diagram 3. Mengeri maksud dan ujuan Elemen Penyimpan iner 4. Dapa membua Flip-flop dari gerbang

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum MULTIVIBRATOR

Jobsheet Praktikum MULTIVIBRATOR MULTIVIBRATOR A. Tujuan Kegiaan Prakikum 8-9 : Seelah memprakekkan Topik ini, anda diharapkan dapa :. Memahami macam-macam dan prinsip kerja mulivibraor. 2. Merancang imer/clock dan delay (aplikasi mulivibraor)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1 SINYAL TEAM DOSEN Prodi Telekomunikasi Polsri Ouline Definisi Sinyal & Sinyal dalam kehidupan kia Klasifikasi Sinyal Sinyal waku koninyu & Sinyal waku Diskre Sinyal Periodik & Aperiodik Sinyal Genap &

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Roda Moor Sensor Tuas Gas Mikrokonrol BS2SX Sabilizer Sang Sensor Sang Gambar 3.1 Blok diagram sisem keamanan sepeda moor berbasis mikrokonroler. Dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB 3PERANCANGAN SISTEM

BAB 3PERANCANGAN SISTEM 16 BAB 3PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sensor Cahaa ATMEGA8535 DRIVER LAMPU LAMPU LED DC LCD Gambar 3.1.Diagram Blok Beriku deskripsi fungsi seiap blok : 1 Blok Sensor Cahaa (TSL2561) : sensor cahaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter.

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter. Rangkaian Inegraor dan Differensiaor ELIS SUSILAWATI (1127030017) FISIKA SAINS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNGUNG DJATI BANUNG TAHUN 2014 e-mail : elissusilawai533@yahoo.com Absak Aplikasi Pengua Operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci