Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan"

Transkripsi

1 ` Hubungan Karaerisi Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Rosia Saragih SKM, MKes 1, Naalina Rumapea 2 1 Dosen Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma Agung Medan 2 Mahasiswa Program Sudi S1 Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma Agung Medan ABSTRAK Cuci angan mempunyai pengaruh besar erhadap pencegahan erjadinya infesi nosoomial rumah sai dan perawa mempunyai andil besar arena berinerasi dengan pasien selama 24 jam. Perilau cuci angan perawa saa ini adalah bahwa ada beberapa perawa yang enggan melauan cuci angan. Berdasaran daa dari PPI rumah Sai Columbia Asia Medan masih erdapa ejadian infesi nosoomial anara lain 5% pada pemasangan dower caheer, 6% ejadian plebiis sala sau, 1 asus suspec MRSA pada bulan Agusus Apabila ejadian infesi ini erus berulang, maa image rumah sai aan jele dan bisa mengaibaan Bad Occupaional Rae (BOR) rumah sai menurun. Tujuan peneliian ini unu mengeahui hubungan araerisi perawa (inga pengeahuan, inga pendidian, umur dan lama beerja) dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Jenis peneliian ini adalah peneliian desripif orelasi. Populasi dalam peneliian ini adalah semua enaga eperawaan yang beerja di Rumah Sai Columbia Asia Medan sebanya 280 orang, dengan eni probabiliy sampling sebanya 84 orang perawa. Pengumpulan daa dengan menggunaan uesioner dan analisa daa dilauan secara univaria dan bivariae menggunaan uji Pearson. Hasil peneliian menunjuan adanya hubungan yang bermana anara inga pengeahuan mengenai cuci angan dengan inga epauhan melauan cuci angan ( p = 0,02), ada hubungan yang bermana anara inga pendidian dengan inga epauhan melauan cuci angan (p = 0,04), ada hubungan yang bermana anara umur dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan (p = 0,02), ada hubungan yang bermana anara lama beerja dengan inga epauhan melauan cuci angan (p = 0,04) di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Rumah sai Columbia Asia Medan memilii inga epauhan melauan cuci angan dengan aegori epauhan minimal (72,61%). Saran yang diberian adalah epada semua perawa dimina esadarannya unu selalu pauh melauan cuci angan sesuai dengan sandar sebelum dan sesudah melauan indaan epada pasien. Kaa Kunci : Karaerisi, Kepauhan, Cuci angan

2 The Relaion Beween Nurses Characer wih The Nurses Obidience Washing Hand a Colombia Asia Hospial Medan Rosia Saragih SKM, MKes 1, Naalina Rumapea 2 1 Dosen Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma Agung Medan 2 Mahasiswa Program Sudi S1 Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma Agung Medan ABSTRACT Hand washing have he major effec o he prevenion of nosocomial infecion in hospial and nurse have he big conribuion because heir ineracion wih he paien all hrough 24 hour. Nowadays, he nurse behavior of hand washing are ha here some nurses which unwilling o do hand washing. Based on daa from Columbia Asia Hospial Medan, here is sill he occurrence of nosocomial infecion which are 5% in insallaion of dower caheer, 6% in phlebiis scale one even, 1 had case of MRSA suspec in Augus If his infecion is coninued recurring, hence he image of hospial will be bad and can resul he decrease of Bed Occupaional Rae (BOR) of hospial. Targe of his research is o now he relaionship beween nurse characerisic (level of nowledge, level of educaion, age, woring period) wih he obedience of he nurse o do hand washing a Columbia Asia Hospial Medan. The ype of his research is descripive correlaion research. Populaion in his research is 280 nurses ha woring a Columbia Asia Hospial Medan, using probabiliy sampling echnique wih 84 nurses. Daa collecing are using quesioner and he daa analyzing conduced by univariae and bivariae analysis using Pearson es. Resul of he research shows ha here is imporance relaionship beween level of nowledge wih he obedience of he nurse o do hand washing (p = 0,02), here is imporance relaionship beween level of educaion wih he obedience of he nurse o do hand washing (p= 0,04), here is imporance relaionship beween nurse age wih he obedience of he nurse o do hand washing (p = 0,02), here is imporance relaionship beween woring period wih he obedience of he nurse o do hand washing (p = 0,04) a Columbia Asia Hospial Medan. The obedience of he nurse o do hand washing a Columbia Asia Hospial Medan caegorize as minimum (72,61%). Suggesion o all nurses is he awareness o obey he hand washing procedure in line wih sandard before and afer conducing acion o he paien. Key word: characerisic, obedience, hand washing.

3 Pendahuluan Undang Undang Nomor 44 enang rumah sai menyaaan bahwa Seiap pasien mempunyai ha memperoleh eamanan dan eselamaan dirinya selama dalam perawaan di rumah sai (Tunggal, 2010). Segala benu pelayanan yang diberian rumah sai epada pasiennya berujuan agar pasien segera sembuh dari sainya dan seha embali, sehingga ida dapa dioleransi bila dalam perawaan di rumah sai pasien menjadi lebih menderia aiba dari erjadinya resio yang sebenarnya dapa dicegah. Menuru Soeroso (2000) di negara berembang ermasu Indonesia, raa-raa prevalensi infesi nosoomial adalah seiar 9,1% dengan variasi 6,1%-16,0%. Di Indonesia ejadian infesi nosoomial pada jenis/ipe rumah sai sanga beragam. Peneliian yang dilauan oleh Depes RI pada ahun 2004 diperoleh daa proporsi ejadian infesi nosoomial di rumah sai pemerinah dengan jumlah pasien orang dari jumlah pasien beresio (55,1%), sedangan unu rumah sai swasa dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah pasien beresio (35,7%). Unu rumah sai ABRI dengan jumlah pasien 254 pasien dari jumlah pasien beresio (9,1%). Pemerinah Indonesia elah mengeluaran ebijaan pencegahan infesi nosoomial di rumah sai dan fasilias esehaan lainnya. Kebijaan iu eruang dalam Kepuusan Meneri Kesehaan Nomor 270/Menes/III/2007 enang Pedoman Manajerial Pengendalian Infesi di Rumah Sai dan Fasilias Kesehaan. Selain iu Kepuusan Menes Nomor 381/Menes/III/2007 mengenai Pedoman Pengendalian Infesi di Rumah Sai dan Fasilias Kesehaan. Saa ini anga ejadian infesi nosoomial elah dijadian salah sau olo uur muu pelayanan rumah sai. Izin operasional sebuah rumah sai bisa dicabu arena ingginya anga ejadian infesi nosoomial. (Darmadi, 2008). Cara paling ampuh unu mencegah erjadinya infesi nosoomial adalah dengan menjalanan Universal Precauian yang salah saunya adalah dengan mencuci angan pada seiap penanganan pasien di rumah sai. Sebuah peneliian mengungapan bahwa dengan mencuci angan dapa menurunan 20% - 40% ejadian infesi nosoomial. Namun pelasanaan cuci angan iu sendiri belum mendapa respon yang masimal. Di negara berembang, egagalan dalam pelasanaan cuci angan sering dipicu oleh eerbaasan dana unu mengadaan fasilias cuci angan. Namun eia sudah ada dana, endala beriunya yang sebenarnya paling memprihainan adalah urangnya epauhan unu menaai prosedur. Sudi di Ameria Seria menunjuan inga epauhan perawa melauan cuci angan masih seiar 50% dan di Ausralia masih seiar 65%. Sama halnya dengan program cuci angan di Rumah Sai Cipo Mangunusumo (RSCM) yang sudah seja ahun 2008 eapi sampai saa ini epauhan perawa melauan cuci angan hanya seiar 60%. Hal ini bisa menjadi anangan yang cuup besar bagi im pengendali infesi rumah sai unu mempromosian program cuci angan ini. (Perdalin,2010). Perawa yang beerja di rumah sai mempunyai araer yang berbeda beda dan sanga beragam bai inga pendidian, umur, masa erja, maupun inga pengeahuannya. Perbedaan araerisi ini enunya aan berpengaruh erhadap penguasaan ilmu pengeahuan, eerampilan, dan siap profesional seorang perawa dalam menjalanan perannya. Rumah Sai Columbia Asia Medan adalah sebuah rumah sai PMA (Penanaman Modal Asing) yang erlea di pusa oa Medan, epanya di jalan Lisri nomor 2A Medan. Rumah sai ini menyediaan beberapa pelayanan medis yaiu Rawa Inap, Ou Paien Deparemen (OPD), Acciden and Emergency (A&E), Operaing Room(OR), Inensive Care Uni(ICU), High Dependency Uni (HDU), Neonaus Inensive Care Uni (NICU), Nursery, Execuive Healh Screening, Chemoherapy, Hemodialisa, sera uni penunjang seperi Radiologi, Laboraorium, Fisioherapy dan Farmasi. Di rumah sai ini erdapa urang lebih 11 ruang perawaan dan iap ruangan erdiri dari empa idur sera di seiap ruangan erdapa urang lebih perawa yang berugas. Unu pengendalian ejadian infesi nosoomial, Rumah Sai Columbia Asia

4 Medan mempunyai omie Pencegahan Pengendalian Infesi (PPI) rumah sai. PPI mempunyai egiaan-egiaan pencegahan dan pengendalian infesi nosoomial yang erprogram, program ersebu dapa berupa pelaihan aaupun pengawasan langsung e ruang ruang perawaan. Berdasaran daa dari PPI rumah Sai Columbia Asia Medan masih erdapa ejadian infesi nosoomial seiar 5% pada pemasangan dower caheer, 6% ejadian plebiis sala sau, 1 asus suspec MRSA pada bulan Agusus 2010, 1 asus suspec MRSA pada bulan Sepember 2010 dan 1 asus suspec MRSA pada bulan Oober Apabila ejadian ejadian infesi ini erus berulang maa image rumah sai aan jele dan selanjunya pasien pasien aan enggan daang beroba e Rumah Sai Columbia Asia Medan dan pada ahirnya aan menurunan BOR (Bed Occupoional Rae) rumah sai. Apabila BOR rumah sai menurun erus ia ahu apa yang aan erjadi rumah sai bisa uup, ida bisa beroperasional lagi arena dana yang ida cuup, aryawan aan di PHK (Pemuusan Hubungan Kerja) dan ahirnya menambah jumlah penganguran. Berdasaran uraian diaas penelii merasa erari unu melauan peneliian yang erai dengan hubungan araerisi perawa dengan epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Tinjauan Teoriis Karaerisi Karaerisi adalah ciri-ciri dari individu yang erdiri dari demografi seperi jenis elamin, umur sera saus sosial seperi, inga pendidian, peerjaan, ras, saus. (Widianingrum, 2000). Menuru Efendi, demografi beraian dengan suur pendudu, umur, jenis elamin dan saus eonomi sedangan daa ulural menganga inga pendidian, peerjaan, agama, ada isiada, penghasilan dan sebagainya. Pada peneliian ini araerisi yang dielii adalah pengeahuan, pendidian, umur dan masa erja. 1. Pengeahuan Pengeahuan adalah merupaan hasil dari ahu dan ini erjadi seelah orang melauan penginderaan erhadap suau obje erenu. Menuru Nooadmojo (2003) pengeahuan erdiri 6 ingaan yaiu: a. Tahu (now) Tahu arinya menginga suau maeri yang elah dipelajari sebelumnya. Termasu edalaman pengeahuan, inga ini adalah menginga embali (recall) sesuau yang spesifi dari seluruh bahan yang dipelajari aau rangsangan yang elah dierima. b. Memahami(comprehension) Memahami arinya sebagai suau emampuan unu menjelasan secara benar enang obje yang dieahui dan dapa menginerpreasian maeri ersebu secara benar. c. Apliasi (aplicaion) Apliasi diarian sebagai emampuan unu menggunaan maeri yang elah dipelajari pada siuasi aau ondisi sebenarnya. d. Analisa (analysis) Analisa adalah suau emampuan unu menjabaran maeri aau suau obje e dalam omponen omponen eapi masih di dalam sruur organisasi dan masih ada aiannya sau dengan yang lain. e. Sinesis (Synhesis) Sinesis menunjuan epada suau emampuan unu meleaan aau menghubungan bagian bagian di dalam eseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluaion) Evaluasi ini beraian dengan dengan emampuan unu melauan jusifiasi aau peneliian erhadap suau maeri. Sebagian besar pengeahuan aau ogniif merupaan domain yang sanga pening dalam pembenuan indaan seseorang (Nooadmojo, 2003). 2. Tinga Pendidian Pendidian berpengaruh erhadap pola fiir individu. Sedangan pola fiir berpengaruh erhadap perilau seseorang dengan aa lain pola piir seseorang yang berpendidian rendah aan berbeda dengan pola piir seseorang yang berpendidian inggi (Asmadi, 2010). Pendidian

5 eperawaan mempunyai pengaruh besar erhadap ualias pelayanan eperawaan (Asmadi, 2010). Pendidian yang inggi dari seorang perawa aan memberi pelayanan yang opimal. 3. Umur Umur berpengaruh erhadap pola fiir seseorang dan pola fiir berpengaruh erhadap perilau seseorang. Umur seseorang secara garis besar menjadi indiaor dalam seiap mengambil epuusan yang mengacu pada seiap pengalamannya, dengan semain banya umur maa dalam menerima sebuah insrusi dan dalam melasanaan suau prosedur aan semain beranggungjawab dan berpengalaman.semain cuup umur seseorang aan semain maang dalam berfiir dan berinda (Evin, 2009). 4. Masa Kerja Menuru Balai Pusaa Deparemen Pendidian dan Kebudayaan 1991 masa erja adalah (lama erja) adalah merupaan pengalaman individu yang aan menenuan perumbuhan dalam peerjaan dan jabaan. Kreiner dan Kinichi (2004) menyaaan bahwa masa erja yang lama aan cenderung membua seseorang beah dalam sebuah organisasi hal ini disebaban arena elah beradapasi dengan lingungan yang cuup lama sehingga aan merasa nyaman dalam peerjaannya. Semain lama seseorang beerja maa inga presasi aan semain inggi, presasi yang inggi di dapa dari perilau yang bai. Kepauhan Kepauhan didefinisian sebagai eseiaan, eaaan aau loyalias. Kepauhan yang dimasud disini adalah eaaan dalam pelasanaan prosedur cuci angan sebelum dan sesudah ona dengan pasien. Menuru Sme epauhan adalah inga seseorang melasanaan suau cara aau berperilau sesuai dengan apa yang disaranan aau dibebanan epadanya. Dalam hal ini perawa disaranan unu selalu melauan prosedur cuci angan pada seiap sebelum dan sesudah ona dengan pasien. Perawa Perawa aau Nurse berasal dari bahasa lain yaiu dari aa Nurix yang berari merawa aau memelihara. Perawa adalah profesi yang difousan pada perawaan individu, eluarga, dan masyaraa sehingga merea dapa mencapai, memperahanan, aau memulihan esehaan yang opimal dan ualias hidup dari lahir sampai mai. Cuci Tangan Kebersihan angan (cuci angan) merupaan suau prosedur indaan membersihan angan dengan menggunaan sabun/anisepi dibawah air mengalir aau dengan menggunaan handrub yang berujuan unu menghilangan ooran dari uli secara meanis dan mengurangi jumlah miroorganisme semenara. Persauan Pengendalian Infesi Indonesia (Perdalin, 2010). Menuru Sumuri (2008), cuci angan dilauan berujuan unu menganga miroorganisme yang ada di angan, mencegah infesi silang (cross infecion), menjaga ondisi seril, melindungi diri dan pasien dari infesi dan memberian perasaan segar dan bersih. Prosedur cuci angan dilauan sebelum dan sesudah ona dengan pasien. Selain mencuci angan dengan menggunaan sabun ani sepi di bawah air mengalir, cuci angan juga dapa dilauan dengan memaai handrub berbasis alohol. Wau unu menggunaan handrub anisepi adalah ondisi emergency dimana fasilias cuci angan suli dijangau, fasilias cuci angan inadequa, saa ronde di ruangan yang memerluan desinfesi angan dan buan penggani cuci angan bedah. Rumah sai Menuru WHO rumah sai adalah bagian inegral dari suau organisasi sosial dan esehaan dengan fungsi menyediaan pelayanan paripurna (omprehensif), penyembuhan penyai (uraif) dan pencegahan penyai (prevenif) epada masyaraa. Rumah sai juga merupaan pusa pelaihan bagi enaga esehaan dan pusa peneliian medi. Berdasaran undang-undang No. 44 Tahun 2009 enang rumah sai, yang dimasudan dengan rumah sai adalah insiusi pelayanan esehaan yang menyelenggaraan pelayanan esehaan perorangan secara paripurna yang menyediaan pelayanan rawa inap, rawa jalan, dan gawa darura.

6 Perilau cuci angan peugas esehaan Perilau adalah indaan aau aifias dari manusia iu sendiri yang mempunyai benangan yang sanga luas anara lain berjalan, berbicara, menangis, erawa, beerja, uliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diaas dapa disimpulan bahwa perilau manusia adalah semua egiaan aau aifias manusia, bai yang diamai langsung maupun yangida diamai oleh piha luar (Nooadmojo, 2003). Menuru eori Green dalam Nooadmojo (2003) menganalisis perilau manusia dari inga esehaan dimana esehaan seseorang aau masyaraa dipengaruhi oleh 2 faor poo yaiu faor perilau (Behavior Causes) dan faor diluar perilau (Non Behavior Causes). Selanjunya perilau iu sendiri dienuan aau erbenu dari 3 faor, yaiu faor-faor predisposisi (Predisposing facors) yang erwujud dalam pengeahuan, siap, epercayaan, eyainan, nilai-nilai. Kemudian faor-faor penduung (Enabling Facors) yang erwujud dalam lingungan fisi, ersedia aau ida ersedianya fasilias-fasilias aau saran-sarana esehaan misalnya fasilias unu cuci angan ; dan faor-faor pendorong (reinforcing facors) yang erwujud dalam siap dan perilau peugas esehaan aau peugas lain yang merupaan elompo referensi dari perilau masyaraa. Perubahan perilau individu baru menjadi dapa opimal jia perubahan ersebu erjadi melalui proses inernalisasi dimana perilau yang baru iu dianggap bernilai posiif bagi individu iu sendiri dan diinegrasian dengan nilai-nilai lain dari hidupnya. Tujuan Peneliian Adapun ujuan peneliian adalah unu mengeahui hubungan araerisi perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah sai Columbia Asia Medan, unu menggambaran hubungan pengeahuan perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan, unu menggambaran hubungan inga pendidian perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah sai Columbia Asia Medan, unu menggambaran hubungan umur perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan, unu menggambaran hubungan lama beerja perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan, unu menggambaran inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Manfaa Peneliian Unu menambah pengalaman melauan peneliian dan unu mengeahui lebih dalam enang prosedur cuci angan, sebagai gambaran nyaa yang dapa dimanfaaan unu evaluasi eefeifan program program pencegahan infesi nosoomial rumah sai hususnya enang epauhan perawa melauan prosedur cuci angan, sebagai bahan referensi unu penelii selanjunya eruama peneliian mengenai pengendalian dan pencegahan infesi nosoomial aau peneliian epauhan melauan cuci angan. Desain Peneliian Peneliian ini merupaan peneliian Desripif Korelasi yaiu peneliian yang dilauan unu mengeahui gambaran hubungan 2 variabel peneliian yaiu anara variabel independen (bebas) araerisi perawa (pengeahuan, pendidian, umur, masa erja) dengan variabel dependen (eria) epauhan perawa melauan cuci angan. Pendeaan yang digunaan adalah belah linang (cross secional) arena penguuran daa peneliian dilauan saa bersamaan/sesaa. empa peneliian dilauan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Alasan penelii memilih loasi ini adalah arena belum pernah dilauan peneliian enang hubungan araerisi perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan, dengan jumlah 280 orang. Sampel pada peneliian ini adalah Probabiliy sampling dengan besar sample 84 orang.

7 Hasil Peneliian Disribusi responden berdasaran inga pengeahuan enang cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Tinga Pengeahuan enang cuci angan Freuensi Persenase Bai 80 95,24 Sedang 3 3,57 Buru 1 1,19 Toal (n) ,00 bahwa mayorias responden mempunyai pengeahuan yang bai enang cuci angan (95,24%), disusul dengan pengeahuan sedang (3,57%) dan pengeahuan buru (1,19%). Disribusi responden berdasaran inga pendidian perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan Tinga Persenase Freuensi Pendidian D3 (Diploma) 74 88,10 S1 (Sarjana) 10 11,90 Toal (n) ,00 bahwa mayorias responden berpendidian Diploma (88,10%), disusul dengan Sarjana Keperawaan (11,90%). Disribusi responden berdasaran umur perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan Umur Freuensi Persenase < 25 ahun 20 23, ahun 40 47,62 > 35 ahun 24 28,57 Toal (n) ,00 bahwa mayorias responden berumur ahun (47,62%), disusul dengan umur > 35 ahun (28,57%) dan yang berumur < 25 ahun (23,81%). Disribusi responden berdasaran lama beerja perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan Lama Beerja Freuensi Persenase < 5 ahun 45 53, ahun 20 23,81 > 10 ahun 19 22,62 Toal (n) ,00 bahwa mayorias responden mempunyai masa erja < 5 ahun (53,57%), disusul dengan masa erja 5 10 ahun (23,81%) dan masa erja > 10 ahun (22,62%). Disribusi responden berdasaran inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Tinga Freuensi Persenase Kepauhan Tida pauh ,61 27,38 Toal (n) bahwa mayorias responden pauh melauan cuci angan (72,61%) dan yang ida pauh (27,38%). Disribusi abulasi silang inga pengeahuan perawa enang cuci angan dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Ting a Penge ahua n Pera wa Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Fre Prs Tida F r Prs e F r e Pr s (% )

8 Bai 59 Sedan g 2 73,7 5 66, Buru 0-1 Jumla h 61 72, ,2 5 33, , 00 27, , 24 3,5 7 1, bahwa perawa dengan inga pengeahuan bai mempunyai inga epauhan paling inggi (73,75%), disusul dengan inga pengeahuan sedang (66,67%) dan inga pengeahuan buru (0%). Disribusi abulasi silang inga pendidian perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Tinga Pendidi an Perawa D3 (Diplom a) S1 (Sarjana Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Fr e Prs % 54 72, , 00 ) Jumlah 61 72, 62 Tida Fre Prs % 20 27, , , 38 Fr e Pr s % 74 0, , bahwa perawa dengan inga pendidian D3 mempunyai inga epauhan yang paling inggi (72,97%) disusul dengan perawa dengan inga pendidian S1 (70,00%). Disribusi abulasi silang umur perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Um ur Tinga Kepauhan Perawa Melauan Per Cuci Tangan awa Tida Prs Fre (Ta Prs Fr Fr Prs hun e e ) < , , , , , , 62 > , 10 41, , Jum lah , , bahwa perawa yang berumur anara 25 ahun 35 ahun menunjuan persenase inga epauhan yang paling inggi (80,00%) disusul dengan perawa yang berumur < 25 ahun (75,00%) dan perawa yang berumur > 35 ahun (58,33%). Disribusi abulasi silang lama beerja perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. Lama Beer ja Pera wa (Tahu n) Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Fre < > Prs 77, 78 70, 00 63, 16 Tida Fre Prs 22, 22 30, 00 36, 84 Fre Prs 53, 57 23, 81 22, 62

9 Jumla h 61 72, , bahwa perawa dengan lama beerja urang dari 5 ahun mempunyai inga epauhan yang paling inggi (77,78%), disusul dengan perawa dengan lama beerja 5 ahun 10 ahun (70,00%) dan perawa yang beerja lebih dari 10 ahun (63,16%). Pembahasan Karaerisi Perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan, pengeahuan Tenang Cuci Tangan Berdasaran hasil peneliian menunjuan bahwa sebagian besar (95,23%) perawa mempunyai pengeahuan yang bai enang cuci angan. Pengeahuan adalah hasil au yang erjadi seelah seseorang melauan penginderaan erhadap sesuau obje erenu. Sebagian besar pengeahuan manusia diperoleh melalaui maa dan elinga (Nooadmojo, 2007). Pengeahuan adalah informasi aau maluma yang dieahui aau disadari seseorang. Beberapa faor yang mempengaruhi pengeahuan anara lain pendidian, media, informasi. Pendidian adalah sebuah pengubahan siap dan aa lau seseorang aau elompo dan juga usaha mendewasaan manusia melalui upaya pengajaran dan pelaihan unu ujuan mencerdasan. Media secara husus didesain unu mencapai masyaraa yang luas, informasi sebagai ransfer pengeahuan. Pendidian Berdasaran hasil peneliian menunjuan bawah inga pendidian perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan mayorias diploma iga (88,09%) dan hanya sedii (11,91%) yang berpendidian sarjana eperawaan, boleh diaaan bahwa perawa Rumah Sai Columbia Asia Medan masih berpendidian vocasional dan hanya sebagian ecil yang spesialis (ners). Pada saa ini dasar penaaan pendidian perawa adalah menuju aanan profesionalisme dan globalisai. Profesionalisme menunu perawa harus menyelesaian pendidian aademi dan profesi sebagaimana profesi lain yang berembang. Rendahnya pendidian perawa dapa menjadi rendahnya pelayanan eperawaan dan daya saing perawa ersebu dengan perawa asing (Suara Merdea Semarang, 2007). Di sisi lain Inernaional Council of Nursing (ICN) menunu seorang perawa yang aan memberian pelayanan harus melalui serifiasi dan uji ompeensi unu memperoleh Regiser Nurse (RN). Unu uji RN seseorang harus menyelesaian pendidian Ners dengan demiian dengan inernasional sandar pendidian dasar perawa harus berpendidian Ners. Demiian juga dengan regulasi perawa di dalam negeri banya perawa asing yang aan masu e Indonesia, yang memilii sandar ompeensi yang inggi. Bila ia ida menganisipasinya maa ehadiran merea aan menjadi ancaman bagi perawa-perawa Indonesia (Edi Wariano, 2007). Unu iu diunu esadaran dari perawa Rumah Sai Columbia Asia Medan unu memiiran inda lanju pendididiannya agar esisensi merea dalam pelayanan eperawaan di era globalisasi saa ini dapa diperahanan dan diingaan. Manajemen rumah sai juga diharapan memberian perhaian dan duungan bagi perawa-perawa yang ingin meningaan araf pendidiannya. Umur Hasil peneliian menunjuan bahwa mayorias perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan berada direnang usia anara 25 ahun sampai dengan 35 ahun (47,61%). Hal ini menunjuan bahwa perawa di Rumah Sai Columbia Asia Medan berada pada renang umur dewasa muda, menuru Peage dalam Anwar (2007), pada usia dewasa muda seseorang lebih flesibel, erbua dan sanga adapif. Rumah Sai Columbia Asia Medan unu menduung pengembangan rumah sai hususnya di pelayanan eperawaan, dimana sumber daya manusianya berada pada posisi yang sanga memunginan unu diaja bersama-sama meningaan ualias pelayanan hususnya pelayanan eperawaan. Teapi ida boleh dipungiri bahwa pada usia ini loyalias seseorang iu masih eruju pada diri sendiri, hal ini dapa dipahami arena, enaga erja pada

10 usia ini masih erdorong ua unu memanapan eberadaannya alau perlu pindah dari sau organisai e organisasi lain aau bahan juga pindah dari sau profesi e profesi lain (Niisenuo, 1991). Unu iu, menajemen harus jeli meliha siuasi ini agar merea dapa memperahanan aryawan erbainya. Masa Kerja Berdasaran hasil peneliian menunjuan bahwa mayorias perawa Rumah Sai Columbia Asia Medan mempunyai masa erja urang dari lima ahun (53,57%). Biasanya lama masa erja digunaan unu menguur loyalias seorang aryawan, semain lama masa erja maa semain loyallah aryawan ersebu erhadap perusahaannya. Begiu peningnya loyalias sehingga perusahaan merasa perlu menyusun berbagai ebijaan rewarding dengan memasuan faor lama beerja, misalnya penganugerahan penghargaan epada aryawan yang elah beerja seian ahun, mendapaan cui ambahana pada aryawan yang sudah beerja seian ahun dan lain-lain. Loyal adalah pauh, seia (Purwodarmina, 2002). Dengan mendapaan loyalias dari aryawannya sebuah perusahaan merasa benarbenar memilii aryawan yang siap empur demi epeningan usahanya, demiian juga bila seorang aryawan yain elah memberian loyalias, dia a perlu hawair ehilangan peerjaannya. Teapi ida sedii perusahaan menganggap bahwa loyalias adalah hal edua yang diharapan dari seorang aryawan seelah profesionalisme. Pada eadaan ini dapa diaaan bahwa perawa Rumah Sai Columbia Asia Medan belum menunjuan loyalias yang inggi erhadap rumah sai dimana pada hasil peneliian ini menunjuan lebih banya aryawan baru daripada aryawan yang elah lama beerja. Hal ini dapa menjai perimbangan manajemen unu meninjau embali beberapa ebijasanaan erai loyalias aryawan. Tinga Kepauhan Perawa Malauan Cuci Tangan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Hasil peneliian menunjuan bahwa inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan adalah 72,61% bila disesuaian dengan aegori inga epauhan perawa melauan cuci angan oleh Perdalin (2010) maa aegori inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan adalah epauhan minimal (<75%) eapi bila dibandingan dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Ameria Seria (50%) dan Ausralia (65%) dan juga di Rumah Sai Cipo Mangunusumo Jaara (65%), inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia sudah lebih bai. Pengeahuan Perawa Tenang Cuci Tangan Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Di Rumah Sai Colombia Medan Hasil peneliian menunjuan bahwa perawa dengan inga pengeahuan yang bai enang cuci angan mempunyai epauhan yang lebih inggi (73,75%) unu melauan prosedur cuci angan. Sesuai dengan Nooadmojo (2007) dimana perilau yang didasaran pengeahuan aan lebih langgeng daripada perilau yang ida didasari oleh pengeahuan. Sehingga pada eadaan ini, perawa-perawa yang mempunyai inga pengeahuan yang bai enang cuci angan menunjuan epauhannya melauan cuci angan. Tinga Pendidian Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Hasil peneliian menunjuan bahwa inga epauhan perawa yang paling inggi adalah pada perawa yang berpendidian Diploma 3 (72,97%). Berbanding erbali dengan Asmadi (2007) dimana pendidian berpengaruh dengan pola fiir individu sedangan pola fiir berpengaruh erhadap perilau seseorang, pada eadaan ini perawa yang berpendidian diploma iga malah lebih pauh dari perawa yang berpendidian sarjana. Hal ini sanga disayangan, dimana seseorang yang berpendidian lebih inggi ida pauh melauan prosedur cuci angan. Mengapa hal ini bisa erjadi, apaah mungin ida ada emauan aau esadaran unu melauannya. Kemauan adalah dorongan dasar dari dalam diri

11 yang lebih inggi daripada insing, refles, auomaisme, nafsu einginan, ebiasaan, ecenderungan dan hawa nafsu. Kemauan adalah dorongan dari alam sadar berdasaran perimbangan fiir dan perasaan sera seluruh pribadi seseorang yang menimbulan egiaan yang erarah pada ercapainya ujuan erenu yang berhubungan dengan ebuuhan hidup pribadinya (Prawira, 2010). Hal inilah yang mungin yang urang dimilii oleh perawaperawa ersebu. Walaupun inga pengeahuannya bai oleh arena inga pendidian yang inggi, eapi apabila ida ada emauan merea ida aan pauh melauan prosedur cuci angan ersebu. Umur Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Hasil peneliian menunjuan inga epauhan paling inggi adalah pada perawa berusia anara 25 ahun sampai 35 ahun (80,00%). Sesuai dengan Peage dalam Anwar (2007) yang menyaaan bahwa seseorang pada usia ini lebih adapif sehingga dalam melauan suau prosedur lebih cepa anggap dan melauannya dengan benar. Berbanding erbali dengan Sephen (2001) yang menyaaan bahwa seseorang yang lebih muda cenderung mempunyai fisi yang ua dan dapa beerja eras eapi dalam beerja urang disiplin dan urang beranggung jawab. Teapi pada peneliian ini perawa dengan umur yang lebih muda malah lebih pauh melauan prosedur cuci angan dari pada perawa yang lebih ua. Kepauhan paling rendah berada pada umur > 35 ahun (58,33%) berbanding erbali dengan Sephen (2001) yang menyaaan bahwa ualias posiif yang ada pada seseorang yang berumur lebih ua melipui pengalaman, perimbangan, eia erja yang ua dan omimen erhadap muu (dalam hal ini omimen unu selalu melauan cuci angan sesuai dengan sandar). Pada peneliian ini malah perawa-perawa yang lebih ua yang lebih ida pauh. Mengapa hal ini bisa erjadi? Apaah eia erja dan omimen para perawa yang berusia dewasa (lebih ua) sudah menurun aau bahan hilang. Hal ini mungin menjadi suau ajian yang pening bagi manajemen Rumah Sai Columbia Asia Medan sehingga edepannya dapa dieahui apa sebenarnya aar masalahnya sehingga dapa dicari solusi unu mengaasinya dengan harapan perawa-perawa ersebu bisa ermoivasi embali unu selalu beerja sesuai sandar ermasu ermoivasi unu selalu melauan prosedur cuci angan sesuai dengan sandar. Lama Beerja Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan Hasil peneliian menunjuan bahwa, perawa dengan masa erja urang dari lima ahun memilii inga epauhan yang paling inggi (77,78%), berbanding erbali dengan Gibson (1997), semain lama seseorang beerja inga presasi semain inggi, presasi yang inggi berasal dari perilau yang bai dalam hal ini perilau yang bai unu melauan prosedur cuci angan. Pada peneliian ini perawa yang masa erjanya urang dari lima ahun malah lebih pauh daripara perawa yang masa erjanya lebih dari 10 ahun. Hal ini sanga disayangan, dimana sebenarnya seseorang yang sudah lama beerja diharapan aan lebih memahami peerjaannya ermasu efe-efe dari peerjaannya ersebu. Hubungan Karaerisi Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa melauan Cuci Tangan Di Rumah Sai Columbia Asia Medan Uji orelasi berujuan unu menguji hubungan anara dua variabel dan ida menunjuan fungsional (berhubungan buan berari disebaban). Nugroho (2005). Hasil analisa saisi dalam peneliian ini adalah araerisi perawa dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan menunjuan adanya hubungan yang bermana. Sesuai dengan peneliian yang dilauan oleh Arfiani (2010) yang menyaaan bahwa ada hubungan yang bermana anara inga pengeahuan enang cuci angan dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan dan juga sesuai dengan peneliian yang dilauan oleh Sulasri (2010) yang menyaaan bahwa ada hubungan yang bermana anara pengeahuan dan lama beerja dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan, dan pengeahuan dan lama beerja merupaan variabel yang paling

12 menenuan epauhan dalam melauan cuci angan. Nurbaii (2007) mengemuaan epauhan dapa di pengaruhi oleh faor inernal dan faor exernal seperi usia, pendidian, pengeahuan dan masa erja diduung oleh Nooadmodjo yang mengemuaan bahwa faor yang mempengaruhi epauhan adalah pendidian, usia, dan moivasi. Dari semua pendapa para ahli jelas erliha bahwa memang benar araerisi perawa berhubungan dengan inga epauhan perawa ersebu dalam melauan cuci angan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hipoesa Peneliian erjawab ada hubungan yang bermana anara araerisi perawa (pengeahuan, pendidian, umur, lama beerja) dengan inga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan. 2. Tinga epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan ermasu dalam aegori epauhan minimal. Saran 1. Rumah Sai Columbia Asia Medan harus melauan evaluasi embali enang eefeifan program pencegahan infesi nusoomial rumah sai hususnya enang epauhan perawa melauan cuci angan unu meningaan epauhan perawa melauan cuci angan di Rumah Sai Columbia Asia Medan yang masih dalam aegori minimal. 2. Kepada seluruh perawa harus meningaan esadarannya unu selalu beerja sesuai dengan sandar eruama sandar dalam melauan prosedur cuci angan. 3. Bagi perawa-perawa yang masih berpendidian D3 harus memiiran inda lanju pendidiannya earah yang lebih inggi agar esisensi dalam pelayanan eperawaan di era globalisasi saa ini dapa diperahanan dan diingaan. 4. Manajemen Rumah Sai Columbia Asia Medan harus memberi perhaian husus epada perawa-perawa yang masa erjanya lebih dari 10 ahun, unu mengeahui emunginan adanya rasa jenuh pada perawaperawa ersebu sehingga dapa dicari jalan eluar agar perawaperawa ersebu ermoivasi embali dan eap semanga beerja sehingga ualias pelayanan eperawaan dapa diperahanan dan diingaan. 5. Bagi perawa-perawa yang berpendidian Sarjana eapi ida pauh melauan cuci angan harus merubah siapnya sehingga dapa menjadi pola anuan bagi perawaperawa seluruhnya, hususnya bagi perawa-perawa yang masih berpendidian D3. 6. Kepada penelii selanjunya mungin dapa melauan peneliian enang epauhan melauan cuci angan buan hanya perawa eapi epauhan melauan cuci angan oleh peugas esehaan lainnya, misalnya doer, analis, fisioerapis, houseeeping dan lain-lain, dan juga peneliian enang pengaruh pelasanaan prosedur cuci angan erhadap pencegahan infesi nosoomial. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Teori Perembangan Kogniif, 2007, Jaara : EGC. Arfiani, Absra, 2010, Semarang. Ariuno, S. Prosedur Peneliian Suau Pendeaan Prae, 2006, Jaara : Rinea Cipa. Darmadi, Infesi Nosoomial Problemaia dan Pengendaliannya, 2008, Jaara : Salemba Media. Eri, Absra, , Jogjaara.

13 Fijrijano, Daa Menuru Sala Penguuran, Jaara. Ismani, Nila, Eia Keperawaan, 2001, Jaara : EGC. Kasjono, Yasril, Tehni Sampling unu Peneliian Kesehaan, 2009, Jaara : Graha Ilmu. Mardalis Meode Peneliian. Jaara: Bumi Asara. Niven Neil, Psiologi Kesehaan Penganar unu Perawa dan Profesional Kesehaan Lain, 2002, Jaara : EGC. Nooamodjo, Prof. Dr. Soeidjo, Pendidian dan Perilau Kesehaan, Ed Nooamodjo, Prof. Dr. Soeidjo, Meode Peneliian Kesehaan, 2005, Jaara : Rinea Cipa. Nooamodjo, Prof. Dr. Soeidjo, Kesehaan Masyaraa Ilmu dan Seni, Ed PERDALIN, Handou Pengendalian Infesi Nosoomial, 2010, Jaara. Seiadi, Konsep dan Penulisan Rise Keperawaan, 2007, Jaara :Graha Ilmu. Suharsimi, Ariuno. Prosedur Peneliian (Suau Pendeaan Prai), 2006, Jaara: Rinea Cipa. Suardi. Meodologi Peneliian Pendidian, Jaara: Bumi Asara. Sulasri, Absra, Jaara. Tunggal, HS, Undang- undang Kesehaan dan Rumah Sai, Jaara: Rinea Cipa. Wasis, Ns, Pedoman Rise Prais unu Profesi Perawa, 2008, Jaara : EGC.

14

15

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X Saviri Herdianawai, Herlina Firihidajai, Tarzan Purnomo Biologi, FMIPA, Universias Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG MATRIKS RENCANA STRATEGIS 2014-2018 RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG VISI MISI 1 TUJUAN 1 : Terwujudnya Rumah Saki Rujukan Yang Handal Terjangkau Dalam Pelayanan : Meningkakan Muu Akses Pelayanan Kesehaan : Meningkakan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PADA PERILAKU KESEHATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH ABSTRACT

ANALISIS KORELASI KANONIK PADA PERILAKU KESEHATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH ABSTRACT ANALISIS KOELASI KANONIK PADA PEILAKU KESEHATAN DAN KAAKTEISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH Diah Sairi, Paramia Indrasari Program Sudi Saisia FMIPA UNDIP Alumni Program Sudi Saisia FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Vertical Transmission For Rice Price In Lampung Province)

TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Vertical Transmission For Rice Price In Lampung Province) Transmisi Verial Harga Beras... (Reni L., D.H. Darwano dan Jangung H. M.) 85 TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Verical Transmission For Rice Price In Lampung Province) Oleh : Reno Lanarsih

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG ADAPTIVE SMOOTHIG EURAL ETWORK UTUK PERAMALA ILAI TUKAR MATA UAG Wiwi Anggraeni Jurusan Sisem Infomasi, Faulas Tenologi Informasi, Insiu Tenologi Sepuluh opember Surabaya Gedung Tenologi Informasi, Jalan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT Dian Firdaus dan Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Bara, Jalan Kayuambon No. 80, Lembang 40391 ABSTRAK Program Rinisan dan Akselerasi Pemasyarakaan

Lebih terperinci