KENDALA PERENCANAAN DARI PONDASI RAKIT TIANG PANCANG
|
|
- Erlin Yulia Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal item Teknik Indutri Volume 6, No. Oktober 5 KENL PERENCNN RI PONI RKIT TING PNCNG Mawardi ta Pengajar epartemen Teknik ipil FT UU btrak: Kendala dari perilaku pondai rakit-tiang pacang udah banyak diteliti dan digunakan ecara prakti. Maalah yang berhubungan dengan model tokatik dari iat tanah,dalam pendekatan pengaruh dari autokorelai dari parameter tanah dapat dipertimbangkan. Perhitungan dibuat dengan Metode Keandalan Orde Pertama berdaarkan tingkatan kedua dari analia keandalan. Kemudian hail yang diperoleh dibuat dalam bentuk table untuk kapaita daya dukung pondai rakit tiang pancang. Kata Kunci: Keamanan,Indek Keamanan,Keandalan,Kombinai Pondai Rakit-Tiang Pancang.. PENHULUN tandard dan Perencanaan dari kombinai pondai rakit-tiang pancang belum ada ampai ekarang, tetapi maalah perencanaan pondai rakittiang pancang menjadi lebih penting pada tahuntahun terakhir, ini diebabkan ketika begitu banyak dibangun gedung-gedung pancakar langit. Pondai rakit-tiang pancang adalah pondai yang baik dan ekonomi pada truktur gedung-gedung tinggi ebab baik kapaita dukungan (bearing) dari pondai rakit dan pondai rakit dan pondai tiang bekerja ama dan digunakan ecara baik. Pondai rakit-tiang pancang terjadi ketika uatu kontruki kompoit dengan tiga elemen tiang, rakit dan tanah bagian bawah (uboil). ebagai perbandingan degan metode perencanaan pondai ecara konveional. Pondai rakit-tiang pancang lebih baik karena ukuran baru ecara total dari interaki tanah bagian bawah dengan truktur bagian ata, karena perencanaan pondai ecara konveional. Pondai rakit-taing pancang lebih baik karena ukuran baru ecara total dari interaki tanah bagian bawah dengan truktur bagian ata, karena perencanaan baru menggunakan tiang pancang ampai kapaita dukung (bearing) iltimit terhadap interaki tiangtanah. Ini akan lebih baik ketika uatu pondai dengan penurunan agak kecil,jika kekakuan tanah bertambah terhadap kedalamannya. Tujuan dari tulian ini adalah menguraikan konep, keamanan dari pondai rakit-tiang pancang, yang akan meyakinkan tingkat keandalan yang ama eperti pada peraturan perencanaan pondai rakittiang pancang ekarang ini. nalia dibagi dalam bagian : Pertama analia keandalan kapaita dukung (bearing) pondai dan kedua analia keandalan dari elemen truktur beton bertulang pondai.. nalia keandalan dari kapaita bearing dari pondai rakit-tiang pancang. Fungi keadaan bata Berdaarkan model makanika, keadaan bata yang dipilih ditunjukkan dengan ungi ebagai G = R- () engan arti ungi ini, domain yang aman dipiahkan dari domain yang tidak aman. omain yang aman ketika G> dan gagal ketika G dengan R adalah tahanan truktur dan adalah aki. Tahan dari pondai rakit-tiang pancang Pondai rakit-tiang pancang terdiri dari elemen rakit dan tiang pancang. Jadi tahanan dari pondai rakit-tiang pancang dapat ditunjukkan ebagai berikut: R pondaitota = R rakit + R tiang () R rakit adalah tahanan rakit R tiang adalah tahanan tiang eluruh variable pada peramaan adalah acak R rakit = ab σ (x, y) dxdy (3) rakit σ rakit (x.y) adalah tekanan kontak pada ii bawah dari rakit (variable acak) x,y adalah umbu dari koordinat datar eprti paa penyerdehanaan pertama dari metode modulu yang tertanam digunakan dengan teori kerja (Paternak, 985).Tekanan kontak dapat ditulikan ebagai σ rakit (x.y) = K (x,y) * (x,y) = E (x,y). (x,y) () b. ƒ o dimana K (x,y) adalah modulu yang tertanam (ini adalah tekanan kontak, yang menyebabkan penurunan). (x,y) adalah kekakuan tanah (modulu elati) b ƒ o adalah lebar pondai nilai pengaruh penurunan terhadap titik yang berhubungan. Beberapa penyederhanaan dibuat menggunakan peramaan. Penurunan dianggap tetap (kontan) dan menentukan untuk eluruh lua pondai. Kekakuan tanah E adalah beba (independent) Pada koordinat x dan y tetapi dianggap ebagai variable acak menurut teori keandalan ehingga dapat 85
2 Kendala Perencanaan dari Pondai Rakit-Tiang Pancang Mawardi ditulikan ebagai σ tiang ( x, y) = E = t * E (5) b. t o adalah uatu nilai kontan dan bergantung pada parameter geometrikal. ari peramaan () dan (5) kita dapat memperoleh peramaan berikut menggunakan rumu (3) : R rakit b b = ( E. τ ) = E. τ. b. b = E. τ dx. dy (6) ari peramaan (6) yang dapat kita lihat bahwa hanya kekakuan tanah E (ebagi variable acak) mempunyai pengaruh pada kapaita dukung. Karena itu angat mungkin untuk membuat harga yang diharapkan dan tandard deviai dari tahanan rakit dengan bantuan peramaan E[ Rrakit ] = E E.. τ (7) δ [ Rrakit ] = δ E.. τ (8) engan mengambil jumlah variable dari kekakuan tanah E. itu mungkin untuk membuat rata-rata E di ata daerah. E. = E d (9) E = rata - rata E diata. Harga yang diharapkan dari E. akan terhadap titik yang diharapkan E [E ] E E[ E ] E. = () Variabelita dari kekakuan tanah E dari titik ke titik diukur dengan tandard deviai δ[e ]. ecara ama, tandard deviai dari rata-rata [E. ] adalah δ[e. ]. aerah terbear di ata kekakuan tanah yang dirata-ratakan, luktuai yang lebih E cenderung dihilangkan pada proe peratarataan terebut. Kecenderungan ini menyebabkan reduki pada tandard deviai karena ukuran daerah bertambah. Ini memungkinkan untuk menulikan δ[e. ] ebagai : δ[e. ] = Г E ()* δ[e ]. () imana Г E () = actor reduki untuk daerah. ari peramaan () dan () yang dapat diperoleh koeiien variai untuk E. : imana V[E. ] = Г E ()* V[E ]. () Untuk kau tanah iotropi kita peroleh : Г E () = Г E (b ) * Г E (b ) (3) uatu cara klaik untuk menggambarkan variabelita dari E adalah menggunakan ungi autokorelai ρ E (Δx) ; Δx adalah jarak antara titik anggapan (ditentukan). Untuk interval Δx yang angat kecil,koeiien ρ E (Δx) akan mendekati,dan biaanya berkurang karena Δx bertambah. Beberapa pernyataan analitik yang peiik telah diuulkan untuk ungi korelai. Pada model dari Pottahart digunakan. ρ () 6 E ( Δ x) = exp ( Δx) x X o adalah jarak akhir dideiniikan ebagai jarak terkecil dimana korelai tidak nampak lagi. Gambar. Fungi autokorelai dan jarak terkecil. Jeni aktor reduki pada peramaan (3) bergantung pada jeni ungi korelai yang dipilih : Untuk pondai bujurangkar a = b, Lua = a. engan koeiien korelai (), aktor reduki diperoleh ebagai x 6. a 6. a Γ ( ) exp (5) 8 E = + α x x Tahanan tiang dapat dibagi dalam dua bagian : Tekanan geek elubung tiang dan tekanan kaki tiang. Peramaan yang umum adalah ebgai R tiang = R elubung + R tiang (6) emua variable adalah random (acak) Tahanan dari geekan elubung adalah : Z R = U. τ ( z) dz (7) eluung iman z o adalah kedalaman tiang dalam tanah τ adalah tekanan geek elubung U = π* adalah keliling tiang adalah diameter tiang Berdaarkan penyerderhanaan pertama τ dianggap kontan diata panjang tiang tetapi variabel acak (random). Kemudian peramaan (7) menjadi R elubung = U* z o * τ (8) imana = U* z o * lua geekan elubung tiang dengan model makanikal menurut (8) harga yang diharapkan dan tandard deviai dari tahanan geekan elubung dapat dituli ebagai E [R elubung ] = M * E[τ ] (9) δ[r elubung ] = M * δ[τ ] () 86
3 Jurnal item Teknik Indutri Volume 6, No. Oktober 5 Gaya kaki tiang dari tiang dapat dinyatakan ebagai tekanan kaki : Rkaki = * σ () dimana σ adalah tekanan kaki tiang harga yang diharapkan dan tandard deviai untuk gaya kaki tiang : E[ Rkaki ] = * E[ σ ] () σ [ Rkaki ] = * E[ σ ] (3) nalia keandalan dari kombinai pondai rakit tiang pancang engan mengambil jumlah tahanan dari elemen yang berbeda pada pondai rakit-tiang pancang dan peramaan () ungi keadaan bata untuk kapaita dukung dapat ditulikan ebagai G = R rakit + R elubung R kaki G Q () emua variable adalah acak dan mempunyai ungi ditribui probabilitic dan koeiien variai ebagai R rakit adalah tahanan pondai rakit, ditribui lognormal R elubung adalah tahanan dari tekanan geek elubung tiang, ditribui lognormal G adalah berat endiri (beban mati), ditribui lognormal Q adalah beban hidup, harga ditribui tipe yang ektrim. Berdaarkan pengalaman raio antara harga ratarata dari beban hidup dan harga rata-rata dari berat endiri diambil.. Fungi keadaan bata () adalah ungi penurunan. Pada konep perncanaan untuk pondai rakit-tiang pancang baik keadaan bata ultimit dan keadaan bata layan dideiniikan dengan pembataan penurunan. Pondai rakit-tiang pancang telah didiain pada penurunan bata,ul untuk keadaan ultimit dan bata,l untuk keadaaan layan (gambar ) Gambar. Kapaita dukung dari pondai rakittiang pancang (δz total tandard deviai dari beban dan tahanan) Karena kurangnya nilai numeric untuk penurunan bata ini. Level penurunan yang berbeda dapat dipertimbangkan dan aktor keamaanan global yang berhubungan erta aktor keamanan parial data ditentukan. Nilai diain untuk emua variable pada peramaan () dihitung dengan rata-rata dari Metode Keandalan Orde Pertama berdaarkan level kedua dari teori keandalan. eperti yang dideeniikan pada ECI, 99 indek keandalan β ama dengan.7 untuk atu tahun, atau 3.8 untuk umur rencana jika bekerja ampai dengan 5 tahun. 3. Proedur dan Hail Pondai rakit-tiang pancang adalah truktur yang angat kompelek yang terdiri dari komponen yang berbeda dengan pengaruh yang aling bergantung, karena interaki truktur tanah akan dimaukkan. Karena tingkat keulitan dari maalah maka diputukan untuk memulai penyelidikan berdaarkan pada model yang ederhana. engan atu tiang pondai rakit-tiang pancang, dimana elemen daar dari pondai rakit-tiang pancang udah relevan untuk pemodelan. ebagai daar untuk parameter tanah maka diambil tanah lempung (clay). Hail perhitungan dapat dilihat pada table.parameter dari pondai rakit-tiang pancang dapat dilihat pada gambar 3. dan pada table. Table. Parameter tanah Parameter tanah Nilai atuan udut geekan ǿ Kohei c KN/m Modulu elati E 5 /m Poion raio μ.5 Tekanan tanah diam K o.6 Faktor kapaita konu α udut konu β 3.6 Tahanan umbu konu d 3.55 KN/m Berat atuan γ/ γ 9/9 KN/m 87
4 Kendala Perencanaan dari Pondai Rakit-Tiang Pancang Mawardi Tabel Varian geometric truktur Elemen truktur atuan Varian 3 Panjang tiang m iameter tiang m iameter lab (plat) m Kedalaman lab (plat) m - - Hail perhitungan dibuat dengan program elemen hingga yang dituli dengan memperhitungkan pengaruh penurunan dan deormai dengan mengembangkan uatu model dari pondai rakit-tiang pancang dengan metode rucker-prager. Hail dari nilai rata-rata dari bagian yang berbeda pada pondai rakit-tiang pancang dapat dilihat pada table 3. apat dicatat juga bahwa awal dari beban pada gaya geek elubung lebuh bear dibandingkan dengan gaya pada kaki tiang. engan pertambahan penurunan, tekanan kaki tiang bertambah bear dan geekan elubung dikurangi. Untuk beberapa penurunan harga diain dari emua variable dan aktor keamanan parial dihitung dengan Metode Keandalan Orde Pertama (level II) eperti yang telah diebutkan di ata. Yang dapat dilihat dari pengurangan koeiien variai dari tahanan mengakibatkan aktor keamaan tahana parial menjadi lebih kecil pada beban yang ama.ari hail diata dapat dilihat bahwa aktor keamanan tidak merubah. Pertambahan penurunan, karenanya untuk menyimpulkan harga ekak yang dipilih untuk keadaaan bata yang relevan tidak begitu penting dalam perhitungan probabilita. Gambar 3. item pondai yang dimodelkan Tabel 3. Hail perhitungan Penu runan Hail perhitungan Panjang tiang L=5.m,diameter =.9, Lua pondai rakit = 8.5m Beban Rakit Tiang Geekan elubung Q rt pondai rakit tiang Q rakit Q tiang Q elubung Tekanan Kaki Tiang Q kaki Beban pondai rakit-tiang Hubungan dari beban tunggal Terhadap Beban pondai Beban dari tiang Rakit Q kaki/ Q rt Tiang Q tiang/ Q rt Geekan elubung Q elubung /Q tiang Tekanan kaki Q kaki /Q tiang (cm)
5 Jurnal item Teknik Indutri Volume 6, No. Oktober 5 Faktor keamanan global diperoleh untuk emua varian antara.9 ampai.. Faktor keamanan global berkurang dengan harga β yang lebih kecil.. Keimpulan ari hail di ata dapat dilihat bahwa keandalan pondai rakit-tiang pancang cukup baik karena pengaruh daya dukung plat untuk pondai rakit dantiang pada pondai tiang pancang. Faktor keamanan global untuk pondai rakittiang pancang dapat diaumikan pertama kali dengan nilai. ini angat baik untuk kondii tiang tunggal dan ecara umum diambil aktor keamanan global β dari.9 ampai.. Untuk perencanaan diperlukan uatu peraturan yang mendetail untuk pondai rakit-tiang pancang ini dengan kondii berbagai jeni dan jumlah tiang yang lebih banyak. FTR PUTK ENV 99, Bai o eign and ction on tructure, Part eign ugut 99. Paternak,P, Reliability theory o Foundation, 985 Carten nher, mitri oukhov, Gert Konig, Reliability pect o eign o Combined Pilet-Rat Fondation (CPRF), 998. Vanmarke, E.M, Probabilitic Modeling o oil Proile, J. Goetechn. Eng. iv, CE 3, GT (977),p
ANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR
Analia Keandalan terhadap enurunan pada ondai Jalur ANALIA KANDALAN TRHADA NURUNAN ADA ONDAI JALUR Juruan Teknik ipil UU Abtrak: erencanaan ecara tradiional dari pondai jalur (trip footing) untuk tanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI LAJUR BERDASARKAN KEANDALAN. John Tri Hatmoko 1)
ANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI LAJUR BERDASARKAN KEANDALAN John Tri Hatmoko 1) 1) Program Studi Teknik Sipil, Univerita Atma Jaya Yogyakarta,Jln. Babarari No. 44 Yogyakarta E-mail: john@uajy.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat
Lebih terperinciLentur Pada Balok Persegi
Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok
Lebih terperinciPERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR
PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. melayani kapal, dalam bongkar/muat barang dan atau menaikkan/menurunkan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Dermaga adalah bangunan di tepi laut (ungai, danau) yang berfungi untuk melayani kapal, dalam bongkar/muat barang dan atau menaikkan/menurunkan penumpang (Aiyanto, 2008). Dermaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian
Lebih terperinciDEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I
DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciSurat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Fondai Jembatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jakarta, 05 Mei 2010 Kepada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON BERPENAMPANG BULAT MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Indra Degree Karimah
ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON BERPENAMPANG BULAT MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Indra Degree Karimah ABSTRAK Perhitungan raio tulangan pada kolom beton angat ignifikan karena dalam perhitungan raio
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya
Lebih terperinciPenyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008
Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
Lebih terperinciMODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)
MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai
Lebih terperinciSET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.
MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciPengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t
Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian
Lebih terperinciMENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI
Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan
Lebih terperinciSTUDI KOLOM BIAKSIAL BERPENAMPANG LINGKARAN TANPA PENGEKANGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0
STUDI KOLOM BIAKSIAL BERPENAMPANG LINGKARAN TANPA PENGEKANGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh 1.Tavio, S.T., M.T., Ph.D Doen /Staf pengajar Juruan Teknik Sipil Intitut Teknologi 10 Nopember
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konep Daar Beton Bertulang Beton bertulang adalah beton ang ditulangi dengan lua dan jumlah tulangan ang tidak kurang dari nilai minimum, ang diaratkan dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB 5 PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG PARKIR
BB 5 PERENCNN STRUKTUR TS GEDUNG PRKIR 5.1 PENDHULUN 5.1.1 Fungi Bangunan Bangunan yang akan dideain adalah bangunan parkir kendaraan yang diperuntukkan untuk penumpang pada Bandara Internaional Jawa Barat.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciTINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI (SHELTER) KEC. KOTO TANGAH II KOTA PADANG
TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI (SHELTER) KEC. KOTO TANGAH II KOTA PADANG Muhammad Radinal, Yuriman, Taufik Juruan Teknik Sipil, Fakulta Teknik
Lebih terperinciISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI
ISSN 4-735 MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI Setiyadi, Suratno Lourentiu, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S. Juruan Teknik Kimia, Fakulta Teknik, Univerita Katolik Widya Mandala,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi
Lebih terperinciTeam Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciBAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK
BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (
Lebih terperinciTEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik
TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIK SISTEM FISIK
MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam uatu truktur bangunan beton bertulang khuunya pada kolom akan terjadi momen lentur dan gaya akial yang bekerja ecara berama ama. Momen - momen ini yang diakibatkan
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada
0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.
Lebih terperinciBAB VI TRANSFORMASI LAPLACE
BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE Kompeteni Mahaiwa mampu. Menentukan nilai tranformai Laplace untuk fungi-fungi yang ederhana. Menggunakan ifat-ifat tranformai untuk menentukan nilai tranformai Laplace untuk
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)
STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN
BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER
PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan
Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciMA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB
MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK
ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinci4 Analisis Struktur Dermaga Eksisting
Bab 4 4 Analii Struktur Dermaga Ekiting Penanganan Keruakan Dermaga Studi Kau Dermaga A I Pelabuhan Palembang 4.1 Umum Anali truktur dermaga ekiting dengan menggunakan perangkat lunak Structural Analyi
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG
GROUP BAB VII PERENANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG 7. Perenanaan Balok Induk Portal Melintang Perenanaan balok induk meliputi perhitungan tulangan utama, tulangan geer/ engkang, tulangan badan, dan
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciKajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua
Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita
Lebih terperinciTransformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )
MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB
Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB
Lebih terperinciStudi Mekanisme Upheavel Buckling pada Pipa Penyalur Bawah Laut. Ricky L. Tawekal 1)
Tawekal Vol. 11 No. 3 Juli 004 urnal TEKNIK SII Studi Mekanime Upheavel Buckling pada ipa enyalur Bawah aut Ricky. Tawekal 1) Abtrak engkungan awal pada pipa penyalur yang terpaang bia terjadi akibat ketidakrataan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat
Lebih terperinciPEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari
PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN
ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN Khairil Anwar* * Abtract Thi reearch aimed to ind out heat traner rate between cooling air upply and clinker in grate cooler o cement indutry.
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut
Lebih terperinciUJI TAHANAN GESEK MODEL FONDASI TIANG TERHADAP PERPINDAHAN KECIL DI DALAM BOX UJI
POLITEKNOLOGI VOL. 15 NO. 1 JANUAI 2016 UJI TAHANAN GESEK MODEL FONDASI TIANG TEHADAP PEPINDAHAN KECIL DI DALAM BOX UJI ABSTACT Andikanoza Pradiptiya 1 dan Yuwono 2 Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. tarik dan mempunyai titik pusat yang sama dengan. titik pusat tulangan tersebut, dibagi dengan
Daftar Notai hatam.an. - 1 DAFTAR NOTASI.:'#, a = bentang geer, jarak antara beban terpuat dan muka dari tumpuan. a = tinggi blok peregi tegangan tekan ekivalen. A = lua efektif beton tarik di ekitar tulangan
Lebih terperinciBAB XV PEMBIASAN CAHAYA
243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciPENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR
Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN
Lebih terperinciKata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya
Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?
Lebih terperinciBANK SOAL DASAR OTOMATISASI
BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......
Lebih terperinciTORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI
TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,
Lebih terperinciAnalisis Kolom Langsing Beton Mutu Tinggi Terkekang terhadap Beban Aksial Tekan Eksentris. Bambang Budiono 1)
Budiono Vol. 1 No. 4 Oktober 3 urnal TEKNIK SIPIL Analii Kolom Langing Beton Mutu Tinggi Terkekang terhadap Beban Akial Tekan Ekentri Bambang Budiono 1) Abtrak Studi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku
Lebih terperinciANALISIS DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON BEBAN BERULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON BEBAN BERULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Chritin Remayanti, Sri Murni Dewi, Alwafi Pujiraharjo Juruan Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita
Lebih terperinci