PENGEMBANGAN MODEL OPTIMISASI PERENCANAAN PROSES BERBASIS FITUR PADA PRODUK ASSEMBLY. Nilda Tri Putri *) ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODEL OPTIMISASI PERENCANAAN PROSES BERBASIS FITUR PADA PRODUK ASSEMBLY. Nilda Tri Putri *) ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL OPTIMISASI PERENCANAAN PROSES BERBASIS FITUR PADA PRODUK ASSEMBLY Nilda Tri Putri *) ABSTRACT Tolerance design affects the quality and the robustness of the roduct. Tolerance design is mostly aimed at selecting best tolerance limit that minimizes total cost. This can be done by balancing the quality loss caused by variance on roduct erformance and cost to control variances. This aer is aimed at selecting tolerance limits for assembly comonents by minimizing manufacturing and quality loss costs simultaneously. This aer exlores all alternatives of machining rocesses of all features on the comonents. To find solution of this roblem, zero-one rogramming with LINGO 8.0 software is used. The result shows that a stringent limit imlies to the use of machine with a highest rocess caability, which also results in higher total roduction cost. The result of this tolerance synthesis will be used as a recommendation for manufacturing rocess. Key Words: tolerance, quality loss, otimization PENDAHULUAN Pada roses manufaktur, material akan mengalami erubahan fisik dan geometri menjadi roduk atau komonen yang sia untuk dirakit. Karakteristik fungsional komonen baru daat diketahui setelah komonen tersebut dirakit. Oleh karena adanya variasi yang terjadi ada roses roduksi dan material, tidak ada roses manufaktur yang daat menghasilkan suatu komonen dengan geometri yang semurna. Artinya, variasi meruakan sifat umum bagi roduk atau komonen yang dihasilkan oleh suatu roses roduksi. Hal ini menuntut kesadaran erancang roduk bahwa suatu toleransi harus dierhitungkan/dirancang ada waktu sesifikasi roduk ditetakan. Tujuan desain toleransi adalah untuk menentukan batas-batas maksimum dan minimum enyimangan karakteristik roduk yang disebabkan oleh ketidaksemurnaan roses roduksi. Permasalahan enetaan toleransi akan * Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas

2 menjadi komleks aabila ditinjau dari segi biaya dan kemamuan roses roduksi. Toleransi memengaruhi kemamuan untuk merakit roduk akhir, dan diengaruhi oleh biaya roduksi, emilihan roses, tooling, biaya set u, keteramilan oerator, inseksi dan engukuran, scra dan rework. Selain itu toleransi juga secara langsung memengaruhi erformansi engineering dan kekokohan desain (robustness of design). Zhang dan Wang (1998) menetakan dua jenis toleransi, yaitu toleransi desain dan toleransi roses manufaktur. Toleransi desain memiliki dua domain engertian yang berbeda yaitu toleransi desain dari sisi erancang roduk (designer) dan toleransi desain dari sisi erancang roses. Dari sisi erancang roduk, toleransi desain meruakan variabel yang berhubungan dengan fungsional roduk. Sedangkan dari sisi erencana roses, toleransi desain meruakan informasi yang mendasari emilihan roses emesinan (beserta arameter emesinan) yang berhubungan langsung dengan biaya manufaktur. Toleransi roses manufaktur ini ditetakan dalam suatu rencana roses untuk fabrikasi komonen (art). Di satu sisi, roses enentuan toleransi ada suatu roduk dilakukan saat erancangan roduk, yaitu di mana informasi toleransi tersebut akan disertakan dengan informasi dimensi ada gambar kerja yang kemudian akan ditindaklanjuti ada erencanaan roses dan roses manufaktur. Penetaan toleransi meruakan suatu rosedur yang mendistribusikan toleransi assembly, atau mendistribusikan toleransi desain komonen akhir ada toleransi roses yang berhubungan. Toleransi assembly diketahui dari kebutuhan rancangan dan didistribusikan ada semua komonen dengan beberaa cara. Pemodelan analitik dari assembly menyediakan suatu basis kuantitatif untuk mengevaluasi variasi rancangan. Toleransi assembly biasanya telah ditetakan berdasarkan keada kebutuhan erformansi, sementara toleransi komonen sangat erat hubungannya dengan kemamuan roses roduksi. Kebanyakan ermasalahan sesifikasi toleransi yang umumnya dihadai oleh erancang adalah bagaimana mendistribusikan toleransi assembly yang ditetakan ada komonen-komonen assembly. Di sisi lain, enentuan nilai toleransi kualitas roduk seringkali dilakukan melalui trade-off antara biaya kerugian kualitas (quality loss) dan biaya

3 manufaktur. Fungsi loss menggambarkan biaya yang timbul di antara rodusen dan konsumen akibat enetaan karakteristik kualitas tertentu ada roduk. Penetaan toleransi yang longgar mengakibatkan variabilitas yang besar ada karakteristik roduk (kualitas rendah) dan biaya manufaktur un akan rendah (quality loss yang tinggi). Sebaliknya enetaan toleransi yang ketat mengakibatkan variabilitas yang rendah ada karakteristik roduk (kualitas baik), namun biaya manufaktur menjadi tinggi (quality loss yang rendah). Otimisasi daat dilakukan untuk menentukan toleransi yang otimal dengan memertimbangkan kerugian konsumen (consumer loss) dan biaya manufaktur. Keutusan mengenai toleransi seharusnya juga memertimbangkan keterbatasan kemamuan dari roses manufaktur yang dibutuhkan, selain ermasalahan fungsional dan assemblability constraint (Hong, 00). Penelitian terdahulu tentang enetaan toleransi hanya memertimbangkan salah satu fungsi tujuan saja yaitu biaya manufaktur atau biaya kerugian kualitas. Oleh karenanya toleransi otimal yang dieroleh hanya dari salah satu komonen biaya tersebut. Pada makalah ini dilakukan engembangan algoritma otimalisasi enetaan toleransi dengan memertimbangkan biaya manufaktur dan biaya kerugian kualitas agar didaatkan total biaya roduksi yang minimum, khususnya untuk roduk assembly. Algoritma yang dikembangkan digunakan untuk menentukan batas toleransi assembly yang akan meminimasi total biaya yang dikeluarkan dengan cara menyeimbangkan quality loss yang disebabkan oleh variasi ada erformansi roduk dengan biaya yang dikeluarkan untuk engendalian variasi ini. Makalah ini bertujuan untuk menentukan batas-batas toleransi untuk komonen-komonen assembly dengan meminimasi biaya manufaktur dan biaya quality loss secara simultan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan atas beberaa tahaan yang harus dilalui yaitu engembangan formulasi model erencanaan roses dan tahaan engimlementasian model dengan menggunakan contoh numerik. Model yang dikembangkan ada makalah ini bertujuan untuk memilih alternatif roses yang 3

4 mamu memberikan nilai toleransi yang daat meminimalkan kedua biaya yaitu biaya manufaktur dan biaya kerugian kualitas. Model dasar yang dadikan acuan dalam engembangan formulasi model adalah model Ye dan Salustri (000). 1. Pengembangan Model Jika sebuah rancangan roses daat diangga sebagai sebuah roduk yang terdiri dari Nr komonen maka skenario rancangan roses yang dihasilkan meruakan fungsi dari komonen rancangan roses yang diilih. Suatu komonen diandang sebagai kumulan beberaa fitur ( i ) yang memiliki ketergantungan satu dengan yang lain, dan setia fitur daat dikerjakan dengan sejumlah M alternatif roses emesinan. Skenario rancangan roses yang diilih adalah skenario yang daat memenuhi nilai toleransi roses yang mamu meminimalkan total biaya roduksi yang terdiri dari biaya manufaktur dan biaya kerugian kualitas, dengan batasan toleransi adalah toleransi roduk assembly. Skenario rancangan roses yang otimum adalah kombinasi alternatif roses yang diilih ada setia komonen rancangan roses atau dinotasikan dengan R = x x x, di mana x * menunjukkan 1 jk *, jk *,..., Njk * indeks alternatif roses ke-k yang diilih untuk memroses komonen ke-i untuk fitur ke-j. Komonen rancangan roses memiliki sejumlah M alternatif roses atau x x x,..., x i. x meruakan variabel keutusan yang menunjukkan 1, M alternatif roses ke-k yang daat diilih dari sejumlah alternatif roses untuk memroses komonen ke-i untuk fitur ke-j. Setia alternatif roses memiliki nilai karakteristik berua nilai biaya, kualitas, dan waktu roses emesinan atau c, t, w. Nilai karakteristik tersebut akan membentuk kriteria erformansi skenario rancangan roses yang dihasilkan. Karakteristik kualitas roduk akhir (y) skenario rancangan roses meruakan fungsi karakteristik kualitas dari tia komonen rancangan roses R, atau y f (R). Tujuan engembangan model adalah memilih satu alternatif roses dari sejumlah alternatif roses yang dimiliki oleh setia komonen ke-i untuk fitur ke-j ( x * ), sehingga dihasilkan skenario rancangan roses yang otimum. x bernilai 1 untuk indeks alternatif roses ke-k yang diilih dan lainnya bernilai 0. Kriteria 4

5 biaya digunakan dalam mencaai tujuan otimalisasi erancangan roses (otimalisasi enetaan nilai toleransi) yaitu biaya roduksi yang minimum. Sesifikasi roduk akhir berua sesifikasi kualitas toleransi desain/toleransi assembly d t d, di mana d dan t d masing-masing secara berurutan adalah nilai target kualitas dan nilai toleransi kualitas desain (toleransi fungsional). Sesifikasi tersebut berfungsi sebagai batasan dalam model ini. 1.1 Kriteria Fungsi Tujuan Biaya roduksi untuk komonen mencaku biaya-biaya yang berkaitan dengan roses manufaktur dan biaya kerugian kualitas. Biaya manufaktur dihitung dengan mengalikan waktu roses emesinan setia alternatif roses dengan biaya emesinan (R/jam atau R/menit). Untuk menghitung waktu roses emesinan terlebih dahulu ditentukan arameter emesinan di antaranya: keceatan sindle, keceatan makan, kedalaman otong, dan keceatan otong. Data-data ini bisa didaatkan dari machining data handbook. Perhitungan keseluruhan biaya manufaktur roses dari skenario rancangan roses yang diilih (MR) daat ditulis: MR Nr M i i 1 j 1 k 1 c w ( x )...(1) Biaya kualitas meruakan ukuran biaya kerugian kualitas yang akan dibebankan ke konsumen akibat variansi kualitas. Kerugian kualitas didefinisikan sebagai kerugian karena karakteristik kualitas menyimang dari nilai target (Jeang, 1997). Perhitungan biaya kerugian kualitas dilakukan dengan menggunakan metode endekatan fungsi kerugian kuadratik Taguchi. Kerugian kualitas Taguchi ditetakan sebagai suatu eksresi kuadratik yang terkait dengan kerugian terhada variasi dari suatu karakteristik roduk. Perhitungan besar biaya kerugian kualitas komonen ke-i untuk fitur ke-j daat ditulis: L ( x ) A ( )...() Persamaan menunjukkan ersamaan kerugian kualitas komonen ke-i, fitur ke-j secara individu, dan nilai eksektasi hasil engukuran karakteristik kualitas komonen ke-i, fitur ke-j adalah ( ), maka nilai eksektasi loss untuk setia komonen ke-i, fitur ke-j daat dituliskan menjadi: E[ L( x )] A [( ) ]...(3) 5

6 Jika diasumsikan bahwa nilai eksektasi hasil engukuran karakteristik kualitas komonen ke-i untuk fitur ke-j atau nilai rata-rata komonen ke-i untuk fitur ke-j ( ) adalah nilai target kualitas yang diinginkan dari komonen ke-i, fitur ke-j ( ) maka erhitungan eksektasi biaya kerugian kualitas komonen kei untuk fitur ke-j daat ditulis: E [ L( x )] A...(4) Persamaan 4 adalah untuk kasus nominal is the best di mana nilai tengah roses = nilai target. Jika ditetakan C = 1, akan didaat hubungan antara variansi dengan toleransi / 3, sehingga eksektasi biaya kerugian kualitas daat ditulis t kembali dengan: A E [ L ( x )] t...(5) 9 Dengan cara yang sama, besar eksektasi biaya kerugian kualitas roduk akhir E [ L ( y )] daat dihitung. L(y) daat dinyatakan dengan L x, x,..., x ) ( 1 j j Nrj. Jika QR digunakan untuk menyatakan nilai eksektasi keseluruhan biaya kerugian kualitas roduk akhir, maka QR daat ditulis: QR E...(6) [ L( y)] A di mana adalah akumulasi nilai variansi tia-tia karakteristik kualitas komonen rancangan roses. daat dihitung dengan menggunakan model statistik. Asumsi yang digunakan ada model ini adalah karakteristik kualitas hasil engukuran berdistribusi normal dan masing-masing karakteristik kualitas dari komonen rancangan bersifat indeenden satu sama lain dan menggunakan eksansi Taylor untuk endekatan fungsi karakteristik kualitas non-linear (Zhang, 1997). Perhitungan dilihat ada ersamaan berikut: sebagai fungsi dari variansi dari komonen rancangan daat Nr i y x...(7) i 1 j 1 x dimana variansi dari karakteristik kualitas roduk akhir diengaruhi oleh variansi dari masing-masing komonen roduk. Hal ini dierlihatkan dengan fungsi 6

7 turunan arsial terhada masing-masing komonen rancangan roses x yaitu y x x. Nilai y bernilai konstan yang dieroleh dengan memasukkan nilai x x nominal target kualitas masing-masing komonen rancangan roses. y daat x x juga diartikan sebagai sensitivitas karakteristik kualitas roduk akhir terhada karakteristik kualitas setia komonen ke-i untuk fitur ke-j. Karena setia komonen ke-i untuk fitur ke-j memiliki sejumlah M alternatif roses yang salah satunya daat diilih dan dengan ditetakannya C = 1 maka ersamaan 7 daat ditulis kembali menjadi: Nr i M t y x x...(8) i1 j1 k 1 x 3 Kemudian daat dihitung biaya kerugian kualitas QR dengan menggunakan: QR A Nr i M y t x i j k x x...(9) Biaya roduksi TCR dihitung dengan menjumlahkan biaya manufaktur (MR) dan biaya kerugian kualitas (QR). Biaya roduksi yang digunakan sebagai kriteria fungsi tujuan diformulasikan dengan min TCR = MR + QR Nr MinTCR= i c M i1 j1 k 1 w ( x ) + A Nr i M y t x i j k x x...(10) 1. Pembatas (Constraint) Batasan Sesifikasi Produk Nilai toleransi kualitas roduk akhir dari skenario rancangan roses yang diilih daat ditulis: t Nr M i i 1 j 1 k 1 y x x t x...(11) Kualitas roduk akhir daat dikatakan memenuhi sesifikasi roduk jika nilai toleransi kualitas roduk akhir (t ) lebih kecil dari nilai toleransi kualitas desain 7

8 (toleransi fungsional/t d ) atau t t atau d t. Kondisi ini menjadi fungsi t d embatas dalam model ini. Persamaan fungsi embatas daat ditulis: Nr M i i 1 j 1 k 1 y x Batasan Koefisien Biner x t x t d...(1) Batasan ini untuk menjamin hanya satu alternatif roses er komonen: M k 1 x 1, i, j...(13) 0,1, i, j k x,...(14) Batasan Kaabilitas Proses (Process Caability Constraint) Setia oerasi roses memunyai akurasinya sendiri dan harus dilaksanakan dalam kaabilitas rosesnya, dengan demikian: t min c max c t t...(15) Dari ersamaan kriteria fungsi tujuan dan fungsi embatas, dieroleh erumusan model otimisasi erencanaan roses dengan rograma zero-one yang dikembangkan seerti dierlihatkan dalam ersamaan: Fungsi tujuan: Nr i MinTCR= M i1 j1 k1 c w...(16) Nr i M y t ( x) + A x x i j k x Pembatas: Nr i M y (i) x t x t, d i 1 j 1 k 1 x (ii) M x 1, i, j k1, (iii) x 0,1, i, j, k. Taha-taha Imlementasi Model Taha-taha Imlementasi Model Otimisasi Perencanaan Proses adalah sebagai berikut: 8

9 1. Tentukan/identifikasi karakteristik kualitas (key characteristic). Penentuan karakteristik kualitas ini didasarkan keada sesifikasi roduk. Berdasarkan informasi mengenai sesifikasi roduk ini maka akan dieroleh karakteristik kualitas dari roduk tersebut (roduct key characteristic). Tahaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengumulkan informasiinformasi mengenai kebutuhan/keinginan konsumen terhada roduk, sehingga melalui informasi ini daat dierinci lagi menjadi sesifikasi roduk. Pada taha 1 ini akan dieroleh variabel kritis y atau karakteristik kualitas y.. Tentukan komonen rancangan roses dari variabel kritis y. Komonen rancangan roses ini meruakan komonen-komonen enyusun (x 1, x,..., x n ) agar didaatkan fungsi dari y (karakteristik kualitas) yang terilih ada taha 1. Pada taha ini dimensi komonen rancangan roses sudah lebih sesifik, y = f(x 1, x,..., x n ). Dimensi ini dierlukan untuk mendaatkan ersamaan fungsi assembly/ersamaan fungsional. Taha ini dilakukan dengan cara embacaan gambar assembly. 3. Rumuskan ersamaan fungsional dari karakteristik kualitas yang telah ditetakan ada taha. 4. Tentukan fitur-fitur yang berhubungan dengan komonen-komonen rancangan roses. Taha ini dilakukan dengan cara embacaan gambar assembly. Langkah-langkah yang harus dilakukan ada taha ini adalah: 4.a. Identifikasi komonen fungsional, yaitu komonen mana dari gambar assembly yang membentuk rantai toleransi dan tentukan jenis fitur dari toleransi tersebut. 4.b.Tentukan jenis toleransi. Pada makalah ini jenis toleransi dibatasi hanya untuk toleransi dimensi atau toleransi linear. 4.c.Pemilihan roses. Tentukan alternatif roses aa saja yang daat memroses fitur tersebut. Taha 4 ini bertujuan untuk mengelomokkan dimensi komonen yang membentuk rantai toleransi ke dalam jenis fitur dan jenis toleransi. Dengan demikian lebih memudahkan dalam menentukan alternatif roses emesinan untuk setia fitur tersebut. Tools yang digunakan adalah hasil enelitian yang telah dilakukan oleh Ikhsan (1998) dan Nainggolan (004) untuk mendaatkan 9

10 alternatif roses untuk setia fitur. Database yang dibutuhkan adalah: data jenis fitur dan data kaabilitas roses/mesin. Hitung waktu dan biaya emesinan untuk masing-masing alternatif mesin tersebut. Perhitungan waktu emesinan dan biaya emesinan dierlukan untuk mendaatkan biaya manufaktur. Dari masing-masing alternatif mesin diilih toleransi roses yang otimal (diambil dari tabel kaabilitas roses/toleransi kaabilitas dari masing-masing mesin). 5. Buat rantai toleransi untuk membentuk ersamaan emesinan untuk fitur (ersamaan error roagation untuk fitur). Persamaan error roagation untuk fitur ini didaatkan dari alternatif roses yang terilih untuk memroses fitur tersebut dengan kriteria: waktu, biaya, dan toleransi. Lakukan erhitungan waktu emesinan dengan menggunakan software Master CAM. Database yang dibutuhkan adalah data jenis fitur, data kaabilitas roses/mesin, data arameter emesinan yang meliuti: keceatan otong, keceatan makan, kedalaman otong, jenis ahat, jenis material, diameter ahat, lebar otongan (untuk mesin Milling), dan jumlah gigi ada ahat (untuk mesin Milling). 6. Buat ersamaan fungsional untuk komonen, sehingga nantinya didaatkan ersamaan fungsi assembly (variation model). 7. Buat formulasi toleransi roses. Persamaan assembly yang sudah didaatkan kemudian dimasukkan ke dalam model matematis erancangan roses. Batasan dalam model ini adalah batasan toleransi desain/sesifikasi roduk, batasan kaabilitas roses, dan batasan koefisien biner. 8. Selesaikan solusi ermasalahan otimisasi. Hasil otimisasi berua erencanaan roses yang selanjutnya meruakan rekomendasi untuk roses manufaktur komonen-komonen roduk. 9. Lakukan roses manufaktur komonen-komonen roduk dengan rekomendasi erencanaan roses yang telah didaatkan ada taha 8. Jika toleransi desain yang ditetakan sangat ketat, maka mesin yang diilih meruakan mesin dengan kemamuan roses yang aling resisi. Toleransi roses yang ketat ini mengakibatkan biaya manufaktur menjadi tinggi. Jika toleransi desain yang 10

11 ditetakan longgar, maka mesin yang terilih untuk memroses setia fitur komonen tidak semuanya mesin yang aling resisi. Hanya sebagian dimensi fitur komonen yang diroses dengan mesin dengan kaabilitas roses yang aling resisi, sedangkan dimensi fitur komonen yang lain mamu diroses oleh mesin yang kurang resisi. Toleransi roses yang longgar mengakibatkan enurunan biaya manufaktur, namun fungsionalitas roduk teta terjamin. Dengan artian bahwa toleransi kualitas roduk akhir mamu memenuhi toleransi desain yang disyaratkan dari roduk tersebut. 3. Contoh Numerik Contoh numerik ada makalah ini menggunakan roduk Slideway. Slideway memiliki dua subassembly yaitu slider subassembly (komonen 1) dan saddle subassembly (komonen ). Bentuk roduk dan dimensi komonen-komonennya daat dilihat ada Gambar 3. Gambar 3. Produk Slideway dengan clearance x 1 dan x Pada Gambar 3 terlihat clearance x 1 dan x. Clearance ini dibutuhkan untuk temat engaliran minyak elumas aabila kedua subassembly dirakit bersama. Clearance x 1 dan x meruakan karakteristik kualitas dari roduk yang digunakan dalam contoh numerik ini. Clearance ini secara langsung menentukan stabilitas dan assemblability dari roduk. Dimensi nominal dari fitur rectangular slot ada slider subassembly adalah 1,000 in (5,4 mm), dan dimensi nominal dari fitur slab ada saddle subassembly adalah 0,999 in (5,3746 mm). Sehingga total nominal clearance antara kedua subassembly ini adalah 0,001 in (0,054 mm). Dari sudut andang fungsi roduk, clearance antara 0,0005 in (0,017 mm) dan 0,0015 in (0,0381 mm) akan memenuhi ersyaratan fungsi dengan sangat baik. 11

12 Karakteristik kualitas (y) roduk Slideway adalah clearance antara slot dan slab ada Gambar 3 adalah y = x 1 + x. Sesifikasi kualitas daat ditentukan oleh sesifikasi roduk (fungsi roduk). Dalam erhitungan sesifikasi roduk, dieroleh nilai-nilai target kualitas roduk akhir ( d ) dan masing-masing komonen rancangan roses yang dinotasikan dengan d 3, d 7, d15, d16. Karaktristik kualitas roduk akhir dituliskan dalam bentuk d 6 d t d, dan mana d dan t d secara berurutan adalah nilai target dan toleransi kualitas roduk akhir (clearance antara slot dan slab). Pada tahaan kedua imlementasi model ditentukan komonen rancangan roses yang memengaruhi variabel kritis dari karakteristik kualitas y. Dimensi kritis yang memengaruhi clearance x 1 dan x adalah d3, d7, d15, d16, dan d6. Jika ditetakan d3 adalah x 11 yang berarti dimensi ada komonen 1 dan fitur 1, d7 adalah x 1 yang berarti dimensi ada komonen 1 dan fitur, d15 adalah x 1 yang berarti dimensi ada komonen dan fitur 1, d16 adalah x yang berarti dimensi ada komonen dan fitur. Karakteristik kualitas dari komonen rancangan roses d3, d7, d15, dan d16 masing-masing secara berurutan daat, di dituliskan d 3 t 11 k, d 7 t 1 k, d 15 t 1 k, dan d 16 t k di mana menunjukkan indeks dari alternatif roses ke-k untuk memroses komonen ke-i, fitur ke-j, (i = 1,), dan (j = 1,). Setia alternatif roses ke-k untuk memroses komonen ke-i,fitur ke-j memiliki karakteristik nilai biaya emesinan (c ), waktu emesinan (w ), dan toleransi kualitas (t ) yang tidak sama. Toleransi kualitas (t ) ditentukan dari kaabilitas yang dimiliki oleh mesin, di sini diambil nilai yang minimum atau dengan kata lain nilai kaabilitas yang aling resisi. Jika digunakan ersamaan 1, maka karakteristik kualitas Slideway (clearance antara slot dan slab/y) meruakan fungsi dari karakteristik komonen rancangan roses d3, d7, d15, d16, dan d6 yang daat dierlihatkan: y=f(d3,d7,d15,d16,d6)...(17) Diketahui sesifikasi kualitas clearance x 1 dan x atau karakteristik kualitas roduk akhir adalah 0,001 ± 0,0005 in (0,054 ± 0,017 mm) atau 0,001 ± 0,0015 in (0,054 ± 0,0381 mm). Berdasarkan gambar assembly dari roduk Slideway dieroleh nilai target kualitas (nominal) dari komonen rancangan roses d3, d7, 1

13 d15, dan d16 masing-masing secara berurutan adalah d 3 = 5,41 in (137,414 mm), d 7 = 6,41 in (16,814 mm), d15 (16,306 mm). = 5,39 in (136,906 mm), dan d16 = 6,39 in Pada tahaan ketiga imlementasi model dirumuskan ersamaan fungsional dari karakteristik kualitas yang telah ditetakan ada taha sebelumnya. Karakteristik kualitas yang ditetakan tersebut adalah clearance antara slot ada komonen slider dan slab ada komonen saddle. Berdasarkan ersamaan 17 daat diketahui karakteristik kualitas Slideway adalah fungsi dari komonen rancangan roses d3, d7, d15, d16, dan d6 yang daat dierlihatkan ada ersamaan: y=f(d3,d7,d15,d16,d6)=x 1 +x...(18) Dengan membaca gambar assembly daat dieroleh ersamaan x 1 = - d3 + d15 + d6 dan x = - d16 + d7 - d6. Berdasarkan ersamaan x 1 dan x daat dirumuskan ersamaan fungsional dari karakteristik kualitas yang ditetakan, y = f(r), di mana R adalah komonen rancangan roses d3, d7, d15, d16, dan d6 adalah seerti yang dierlihatkan dalam ersamaan: y = - d3 + d15 + d6 - d16 + d7 - d6 y = - d3 + d15 - d16 + d7...(19) dimana:y = clearance antara kedua subassembly; d3 = x 11 : komonen 1, fitur 1; d7 = x 1 : komonen 1, fitur ; d15 = x 1 : komonen, fitur 1; d16 = x : komonen, fitur. Hasil enurunan arsial dan nilai nominal dari masing-masing komonen rancangan roses daat disimulkan seerti yang dierlihatkan ada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Penurunan Parsial x 1 dan x Relevant constraint untuk x 1 Dimensi Nominal (in/mm) Sensitivitas d3 5,41(137,414 mm) -1,0 d15 5,39 (136,906 mm) 1,0 d6 0,015 (0,381 mm) 1,0 Relevant constraint untuk x Dimensi Nominal (in/mm) Sensitivitas d16 6,39 (16,306 mm) -1,0 d7 6,41 (16,814 mm) 1,0 d6 0,015 (0,381 mm) -1,0 13

14 Pada tahaan keemat imlementasi model ditentukan fitur yang berhubungan dengan komonen rancangan roses. Taha ini dilakukan dengan cara embacaan gambar assembly. Data yang dibutuhkan ada tahaan ini adalah: Data jenis fitur dan berbagai alternatif roses yang daat memroses setia jenis fitur tersebut didasarkan keada hasil enelitian yang telah dilakukan oleh Ikhsan (1998) dan Naingolan (004). Data kaabilitas roses (mesin) dan arameter-arameter emesinan dieroleh dari Machining Data Handbooks. Data-data ini dibutuhkan untuk menghitung waktu emesinan untuk masing-masing alternatif mesin yang daat memroses fitur ada suatu komonen. Simulasi roses emesinan dilakukan dengan software Master CAM agar dieroleh waktu emesinan untuk masing-masing dimensi komonen. Data yang dikumulkan terbagi menjadi emat kelomok data komonen rancangan roses yaitu: 1. Dimensi d3 (x 11 : komonen 1, fitur 1) Pada gambar assembly terlihat bahwa jenis toleransi dari dimensi d3 adalah toleransi dimensi. Menurut hasil enelitian yang telah dilakukan oleh Ikhsan (1998) dan Nainggolan (004), jenis fitur yang berhubungan dengan dimensi d3 adalah fitur ste. Alternatif roses yang daat memroses fitur ste ada d3 adalah mesin milling konvensional (face milling), mesin milling NC, dan mesin sekra (shaing machine). Data mengenai biaya emesinan, waktu emesinan, dan toleransi dari masing-masing alternatif roses emesinan daat dilihat dalam Tabel. Tabel. Data dimensi d3 Nilai Nominal karakteristik d 3 137, 414 Alt.roses [k] Biaya mesin [c ] (R/jam) Toleransi [t ] (mm) Waktu emesinan [w ] (jam) Milling manual (x 111 ) ,05<tol<0,05 0,94 Milling NC (x 11 ) ,001 0,75 Shaing (x 113 ) ,05<tol<0,05 1,17 mm. Dimensi d7 (x 1 : komonen 1, fitur ) Pada gambar assembly terlihat bahwa jenis toleransi dari dimensi d7 adalah toleransi dimensi. Menurut hasil enelitian yang telah dilakukan oleh Ikhsan 14

15 (1998) dan Nainggolan (004), jenis fitur yang berhubungan dengan dimensi d7 adalah fitur slot. Alternatif roses yang daat memroses fitur slot ada d7 adalah mesin milling konvensional (face milling), mesin milling NC, dan mesin sekra (shaing machine). Data mengenai biaya emesinan, waktu emesinan, dan toleransi dari masing-masing alternatif roses emesinan daat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Data dimensi d7 Nilai Nominal karakteristik 16, d Alt.roses [k] Biaya mesin [c ] (R/jam) Toleransi [t ] (mm) Waktu emesinan [w ] (jam) Milling manual (x 11 ) ,05<tol<0,05 1,5 Milling NC (x 1 ) ,001 1 Shaing (x 13 ) ,05<tol<0,05 1,56 mm 3. Dimensi d15 (x 1 : komonen, fitur 1) Pada gambar assembly terlihat bahwa jenis toleransi dari dimensi d15 adalah toleransi dimensi. Menurut hasil enelitian yang telah dilakukan oleh Ikhsan (1998) dan Nainggolan (004), jenis fitur yang berhubungan dengan dimensi d15 adalah fitur slot. Alternatif roses yang daat memroses fitur slot ada d15 adalah mesin milling konvensional (face milling), mesin milling NC, dan mesin sekra (shaing machine). Data mengenai biaya emesinan, waktu emesinan, dan toleransi dari masing-masing alternatif roses emesinan daat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Data dimensi d15 Nilai Nominal karakteristik d15 906mm Alt.roses [k] Biaya mesin [c ] (R/jam) Toleransi [t ] (mm) Waktu emesinan [w ] (jam) Milling manual (x 11 ) ,05<tol<0,05 1,19 Milling NC (x 1 ) ,001 0,95 Shaing (x 13 ) ,05<tol<0,05 1,48 4. Dimensi d16 (x : komonen, fitur ) Pada gambar assembly terlihat bahwa jenis toleransi dari dimensi d16 adalah toleransi dimensi. Menurut hasil enelitian yang telah dilakukan oleh Ikhsan (1998) dan Nainggolan (004), jenis fitur yang berhubungan dengan dimensi d16 adalah fitur slab. Alternatif roses yang daat memroses fitur slab ada 15

16 d16 adalah mesin milling konvensional (face milling), mesin milling NC, dan mesin sekra (shaing machine). Data mengenai biaya emesinan, waktu emesinan, dan toleransi dari masing-masing alternatif roses emesinan daat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5. Data dimensi d16 Nilai Nominal karakteristik 16, d Alt.roses [k] Biaya mesin [c ] (R/jam) Toleransi [t ] (mm) Waktu emesinan [w ] (jam) Milling manual (x 1 ) ,05<tol<0,05 1,17 Milling NC (x ) ,001 0,93 Shaing (x 3 ) ,05<tol<0,05 1,46 mm Perhitungan waktu emesinan untuk mesin milling dilakukan dengan menggunakan software Master CAM. Parameter-arameter emesinan seerti diameter ahat, jenis material ahat, jenis material benda kerja, kedalaman otong, keceatan otong, keceatan makan, dan lain-lain daat dilihat ada machining data handbooks. Sedangkan erhitungan waktu emesinan untuk mesin milling manual dan mesin sekra dilakukan dengan menggunakan erhitungan data waktu baku dengan memberikan faktor enyesuaian dan kelonggaran untuk fitur ada masing-masing dimensi komonen. Namun ada enelitian ini diasumsikan bahwa untuk waktu mesin milling manual diberikan kelonggaran sebesar 5 % lebih lama dari waktu mesin NC. Sementara waktu mesin sekra diasumsikan kelonggarannya 5 % lebih lama dari waktu mesin milling manual. Asumsi ini didasarkan ada engalaman oerator ada industri kecil logam. Besar M bergantung keada jumlah alternatif roses dari setia komonen rancangan roses. Dari data ada Tabel, Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5 daat dieroleh M 11 = 3, M 1 = 3, M 1 = 3, dan M = 3. Berdasarkan sesifikasi kualitas roduk (clearance antara kedua subassembly) daat diketahui t d adalah 0,001 ± 0,0005 in (0,054 ± 0,017 mm). Dengan menggunakan ersamaan 16 dieroleh erumusan matematis dari model otimisasi erencanaan roses roduk Slideway. Kemudian dengan bantuan software LINGO maka daat dieroleh solusi otimal. Perumusan model otimisasi seerti ada ersamaan 16, selanjutnya dituliskan dalam bentuk 16

17 ersamaan rogram LINGO. Nilai koefisien biaya kerugian kualitas (A ) daat dihitung dengan menggunakan ersamaan 0. Jika diasumsikan erusahaan memberi jaminan mengganti roduk reject dengan memberi beban biaya keada konsumen R ,- untuk sesifikasi kualitas roduk 0,001 ± 0,0005 in (0,054 ± 0,017 mm), maka nilai Cr adalah R ,-. Nilai A daat dihitung sebagai berikut: Cr A...(0) t d A = R , = (0.017 ) Solusi ermasalahan otimisasi dengan menggunakan software LINGO 8.0 daat dierlihatkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Solusi ermasalahan otimisasi Tol.desain D3 d7 d15 d16 Total biaya(r) t d = 0,017mm Mesin NC Mesin NC Mesin NC Mesin NC 733 SIMPULAN DAN SARAN Simulan Makalah ini mengembangkan model enetaan toleransi dengan meminimasi biaya manufaktur dan biaya kerugian kualitas untuk roduk assembly (biasanya untuk mechanical assembly) dan juga memerhatikan alternatif erencanaan roses. Artinya toleransi roses yang dihasilkan oleh alternatif roses yang terilih untuk memroses komonen-komonen assembly meminimumkan total biaya dan mamu memenuhi fungsionalitas dari roduk assembly tersebut. Saran Pada makalah ini daat disarankan beberaa hal berikut ini untuk enelitian lebih lanjut: 1. Hubungan antara variabel karakteristik komonen rancangan roses bersifat nonlinear dan deenden satu sama lain, untuk itu erlu digunakan endekatan non linear untuk merumuskan fungsi karakteristik kualitas roduk akhir dari karakteristik kualitas masing-masing komonen rancangan roses.. Toleransi yang dievaluasi tidak hanya toleransi dimensi melainkan mengikutsertakan toleransi geometrik. 17

18 3. Nilai rata-rata karakteristik kualitas dari hasil masing-masing alternatif roses tidak sama dengan nilai target dari karakteristik kualitas komonen rancangan atau dengan kata lain erlu dikembangkan model otimisasi erencanaan roses untuk toleransi asimetris. 4. Perhitungan biaya manufaktur tidak hanya mengalikan biaya emesinan dan waktu emesinan, namun biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan roses manufaktur juga ikut dimasukkan dalam erhitungan, contoh: biaya set u, biaya oerator, dan lain-lain. Sedangkan untuk waktu emesinan dilakukan erhitungan dengan menggunakan data emirik yang terdaat ada lantai roduksi. DAFTAR PUSTAKA C. Zhang dan Wang., (1998), Robust design of assembly and machining tolerance allocations, IIE Transactions, Vol G.Taguchi., (1989), Quality Engineering in Production Systems, McGraw-Hill, New York. Hong, Y. S. and Chang, T.-C., (00), A Comrehensive Review of Tolerancing Research, International Journal of Production Research, Vol. 40(11), Ikhsan, Aidil., (1998), Model Otimasi Toleransi Manufaktur Yang Memerhatikan Penumukan Toleransi untuk Benda Prismatik Dengan Bantuan Komuter, Tesis Magister, Program Studi Teknik dan Manajemen Industri, Institut Teknologi Bandung. Jeang, A., (1997), An Aroach of Tolerance Design for Quality Imrovement and Cost Reduction, International Journal of Production Research, Vol. 35(5), Nainggolan, Marihot, (004), Pembangkitan Alternatif Urutan Proses Berbasis Fitur Menggunakan Algoritma Pencarian Ruang Solusi, Tesis Magister, Deartemen Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Ye, B., and Salustri, F.A. (000), Simultaneous Tolerance Synthesis for Manufacturing and Quality. htt:// [date of access: 10 Maret 005]. 18

19 Zhang, Chao & Hong, (1997), Advanced Toerancing Techniques, John Wiley & Sons, Inc. New York. 19

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING

OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 2006 OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING Nico Gunawan* dan Abdullah Shahab**

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai Februari 2011 samai dengan Juli 2011 di PT. United Tractors Pandu Engineering yang

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN PROSES UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MANUFAKTUR, KERUGIAN KUALITAS, DAN KETERLAMBATAN PENGIRIMAN

MODEL PEMILIHAN PROSES UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MANUFAKTUR, KERUGIAN KUALITAS, DAN KETERLAMBATAN PENGIRIMAN MODEL PEMILIHAN PROSES UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MANUFAKTUR, KERUGIAN KUALITAS, DAN KETERLAMBATAN PENGIRIMAN ANI FATMAWATI 1, CUCUK NUR ROSYIDI 2, DAN WAKHID AHMAD JAUHARI 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Quick Sort

Kompleksitas Algoritma Quick Sort Komleksitas Algoritma Quick Sort Fachrie Lantera NIM: 130099 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha 10, Bandung E-mail : if099@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN MODUL PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM. Edisi/Revisi A/ Tanggal Juli Halaman dari A. Kometensi Inti KI : Memahami, menerakan, menganalisis,

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENJADWALAN PERAWAT DENGAN GOAL PROGRAMMING: SEBUAH STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN ABSTRAK

OPTIMISASI PENJADWALAN PERAWAT DENGAN GOAL PROGRAMMING: SEBUAH STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN ABSTRAK Prosiding Semirata05 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungura Pontianak OPTIMISASI PENJADWALAN PERAWAT DENGAN GOAL PROGRAMMING: SEBUAH STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN Pratiwi Siregar

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition JURAL TEKIK POMITS Vol., o., (4) Aliran Daya Otimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomosition Tri Prasetya Fathurrodli, Rony Seto Wibowo, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNACK MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Robertus Sidartawan¹ ABSTRACT

ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNACK MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Robertus Sidartawan¹ ABSTRACT ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNAK MENGGUNAKAN METODE STATISTIAL PROESS ONTROL (SP) Robertus Sidartawan¹ ¹ Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas JemberJl. Kalimantan 37

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai BAB 2 ANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai berikut: Barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal erusahaan,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO HARI MOEKTIWIBOWO DAN ADE KRISNADI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRACT PT. Hadinata

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik ISSN : 089-4767 Deartemen Perindustrian I Vol. 1 No. 5 Tahun 011 Hal. 9-35 ANCANG BANGUN SISTEM TANSMISI AT(Automatic Transmission), AMT(Automated Manual Transmission),

Lebih terperinci

Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan dan Pabrik dalam Kolaborasi Manufaktur Make-to-Order

Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan dan Pabrik dalam Kolaborasi Manufaktur Make-to-Order Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, 109-118 ISSN 1411-2485 Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan dan Pabrik dalam Kolaborasi Manufaktur Make-to-Order M. Imron Mustajib

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) D-5 Analisis Kaabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia Junta Dwi Kurnia, Sri Mumuni Retnaningsih,

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 Abstrak: Adanya MEA dan rencana swasembada gula nasional tahun 019 yang mengharuskan

Lebih terperinci

PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI

PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2: 72-83 PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI Pauline Astari Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

Optimisasi Penjadwalan Perawat Dengan Program Gol Linear

Optimisasi Penjadwalan Perawat Dengan Program Gol Linear Jurnal Sains Matematika dan Statistika Vol. No. Juli 05 ISSN 460-454 Otimisasi Penjadwalan Perawat Dengan Program Gol Linear Pratiwi Siregar Habibis Saleh M.D.H. Gamal 3 Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

ANALYSIS SYSTEM QUALITY CONTROL AND CAPABILITY PROCESSE WITH COST PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALYSIS SYSTEM QUALITY CONTROL AND CAPABILITY PROCESSE WITH COST PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALYSIS SYSTEM QUALITY CONTROL AND CAPABILITY PROCESSE WITH COST PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk Aro Namalo L Raja 1, Dr. Naniek Utami H, S.Si.,MT 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon

Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon Aditya Rahadian Fachrur dan Sri Mumuni

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan adanya ermasalahan yang ditemukan oleh enulis yakni mengenai validitas CAPM di dalam engalikasiannya terhada engukuran

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu, 4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB ANALISA KINERJA SISTEM INFORMASI TUKAR UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB) PADA KANTOR PELAYANAN KAS BRI PATTIMURA SEMARANG Dhany Andhyka 1, Wellia Shinta Sari 2 1,2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komuter,

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang dan Permasalahan Bidang ilmu analisis meruakan salah satu cabang ilmu matematika yang di dalamnya banyak membicarakan konse, aksioma, teorema, lemma disertai embuktian

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA)

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Jurnal Informatika Mulawarman ol. 10 No. 2 Setember 2015 13 OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Muslimin Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William

Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 085-990 Pekanbaru, 3 Oktober 0 Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William Darmansyah

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN PERNYATAAN LOGIKA PROPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN RULES OF INFERENCE

PEMBUKTIAN PERNYATAAN LOGIKA PROPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN RULES OF INFERENCE Jurnal Comutech & Bisnis, Vol. 3, No. 2, Desember 2009, 100-104 ISSN Pembuktian 1978-9629 Pernyataan Logika Proosisi...(Dadi Rosadi, Praswidhianingsih) PEMBUKTIAN PERNYATAAN LOGIKA PROPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK

DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 01 DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK Haryono, Muhammad Sjahid Akbar dan Sony Sunaryo Statistics, Seuluh Noember Institute of Technology

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Ani Fatmawati, NIM : I 0308032. MODEL PEMILIHAN PROSES PADA SISTEM PRODUKSI JOB SHOP DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KAPASITAS PRODUKSI DAN URUTAN PROSES. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK 1 PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK (Studi kasus ada Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiFKIP Universitas Jember angkatan tahun 2011, 2012, 2013) The Difference

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN E- E-5 E-6 V- I- E-4 E- P IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR KONTROL ALIRAN Asriyadi Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengimlementasikan kontroler PID ada sebuah simulator kontrol aliran

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

PENJADWALAN AKTIFITAS PERAWATAN MESIN BOR DENGAN PENENTUAN INTERVAL PENGGANTIAN KOMPONEN

PENJADWALAN AKTIFITAS PERAWATAN MESIN BOR DENGAN PENENTUAN INTERVAL PENGGANTIAN KOMPONEN PENJADWALAN AKTIFITAS PERAWATAN MESIN BOR DENGAN PENENTUAN INTERVAL PENGGANTIAN KOMPONEN Insannul Kamil 1, Alizar Hasan 2, Astrid Feri Sani 3 1) Research Centre for Comuter Aided Engineering (ReCCAE) Fakultas

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FUZZY RULE BASE PADA KASUS JOB-SHOP DENGAN PENJADWALAN ADAPTIF

IMPLEMENTASI METODE FUZZY RULE BASE PADA KASUS JOB-SHOP DENGAN PENJADWALAN ADAPTIF IMPLEMENTASI METODE FUZZY RULE BASE PADA ASUS JOB-SHOP DENGAN PENJADWALAN ADAPTIF Husnul Hakim Ahmad Saikhu, S.Si, MT Jurusan Teknik Informatika ITS, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Seuluh

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MULTIVARIAT PROSES PRODUKSI KERTAS HVS 50 GSM DI PT. KERTAS LECES (PERSERO)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MULTIVARIAT PROSES PRODUKSI KERTAS HVS 50 GSM DI PT. KERTAS LECES (PERSERO) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MULTIVARIAT PROSES PRODUKSI KERTAS VS 5 GSM DI PT. KERTAS LECES (PERSERO) anatri Putri Maratoni adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract

Lebih terperinci

DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain

DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI Dalam bab terdahulu, telah dielajari analisa TKA dan rosedur desain. Desain TKA telah ditamilkan sebagai metode untuk menangani tanggaan eralihan (transien) sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada embahasan dalam metode enelitian ini akan menguraikan mengenai (a) Identifikasi variabel enelitian, (b) Defenisi oerasional variabel enelitian, (c)metode engumulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri

Lebih terperinci

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA Jurnal Matematika Murni dan Teraan εsilon Vol. 07, No.01, 013), Hal. 13 0 KAJIAN KONSEP RUANG NORMA- DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA Wahidah 1 dan Moch. Idris 1, Program Studi Matematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN PEMASOK PRODUK MANUFAKTUR UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMBELIAN DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS FUZZY

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN PEMASOK PRODUK MANUFAKTUR UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMBELIAN DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS FUZZY PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN PEMASOK PRODUK MANUFAKTUR UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMBELIAN DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS FUZZY Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RINA MURTISARI

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran sungai

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI RANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PADA RANTAI PASOK BAHAN PANGAN DI JAWA TIMUR

Seminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI RANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PADA RANTAI PASOK BAHAN PANGAN DI JAWA TIMUR OTIMASI RANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI ADA RANTAI ASOK BAHAN ANGAN DI JAWA TIMUR Imron Rosyadi NR*, I Nyoman ujawan, Iwan Vanany. 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot Siklus adalah suatu rangkaian roses sedemikian rua sehingga akhirnya kembali keada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1! Gambar 1. Siklus termodinamika.

Lebih terperinci

Pengontrolan Kualitas Statistika pada Proses Produksi Woven Poly Propelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Improved Generalized Variance

Pengontrolan Kualitas Statistika pada Proses Produksi Woven Poly Propelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Improved Generalized Variance Pengontrolan Kualitas Statistika ada Proses Produksi Woven Poly Proelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Imroved Generalized Variance Ulil Azmi (3080004) ), Sri Mumuni Retnaningsih ) ) Mahasiswa

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA IndoMS Journal on Statistics Vol. 2, No. 2 (2014), Page 63-69 ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA Rika Fitriani,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN OPEN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK ARIEF INDAKA

PENYELESAIAN OPEN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK ARIEF INDAKA PENYELESAIAN OPEN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK ARIEF INDAKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 0 ABSTRACT ARIEF INDAKA.

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 6(2) (2017) UNNES Journal of Mathematics htt://journal.unnes.ac.id/sju/index.h/ujm PERBANDINGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (PLS) DAN PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION (PCR) UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

Lebih terperinci

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan.

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di  dan tidak untuk di komersialkan. 2 Standar Nasional Indonesia Tata caraa enghitungan hujan maksimumm boleh jadi dengan metode Hersfield ICS 93.010; 19.040 Badan Standardis sasi Nasional BSN 2012 Hak cita dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,

Lebih terperinci

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Peneraan Generalized Additive Model (GAM) ada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Rosalinda Nainggolan 1, Yudhie Andriyana 2, Achmad Bachrudin 3 Deartemen Statistika, Universitas Padjajaran, Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

Oleh: Emy Syuprihatin Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT

Oleh: Emy Syuprihatin Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Penerapan Multi-Choice Goal Programming (MCGP) untuk pemilihan supplier dan alokasi order bahan baku di PT. X menggunakan analisa Taguchi Loss Function dan AHP Oleh: Emy Syuprihatin 1206 100 033 Dosen

Lebih terperinci

DESAIN PERILAKU AGEN PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM

DESAIN PERILAKU AGEN PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM DESAIN PERILAKU AGEN PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM Adianto*,Sueno Mardi, ST, MT** Moch Hariadi, ST, Ms.c,Ph.D** adianto@elect-eng.its.ac.id, mardi@its.ac.id,

Lebih terperinci

Investigasi Sifat Mekanik Material Komposit Yang Terbuat Dari Pemanfaatan Limbah Batubara Dengan Matrik Resin Poliester Tak Jenuh

Investigasi Sifat Mekanik Material Komposit Yang Terbuat Dari Pemanfaatan Limbah Batubara Dengan Matrik Resin Poliester Tak Jenuh Jurnal Mechanical, Volume 1, Nomor 1,Maret Investigasi Sifat Mekanik Material Komosit Yang Terbuat Dari Pemanfaatan Limbah Batubara Dengan Matrik Resin Poliester Tak Jenuh Zulhanif Teknik Mesin UNILA Gedung

Lebih terperinci

OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas. OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas

OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas. OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas Jurnal ILMU DASAR Vol. 11 No. 1, Januari 010 : 83 91 83, dan Pada data Mengandung Multikolinearitas, dan Pada data Mengandung Multikolinearitas Yuliani Setia Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGUKURAN KINERJA PEMASARAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD STUDI KASUS PT.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGUKURAN KINERJA PEMASARAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD STUDI KASUS PT. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGUKURAN KINERJA PEMASARAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK Yudi Hardiyanto -- Achmad Holil Noor Ali -- Her Arsa Pambudi Program

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

Tuning Parameter Kontrol Proporsional Integral Menggunakan Sugeno Fuzzy Inference System

Tuning Parameter Kontrol Proporsional Integral Menggunakan Sugeno Fuzzy Inference System uning Parameter ontrol Proorsional Integral Menggunakan Sugeno Fuzzy Inference System Wahyudi Iwan Setiawan Eduward igor Abstract PI (Proortional-Interal) controller is a control method that have been

Lebih terperinci

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI Any Suryantini, Revrisond Baswir, Dumairy, dan Agus Dwi Nugroho Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada agusdwinugroho@yahoo.com/8562674433

Lebih terperinci

DESAIN PERILAKU AGEN PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM

DESAIN PERILAKU AGEN PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 00 DESAIN PERILAKU AGEN PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM Adianto*,Sueno Mardi** Moch Hariadi** *Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev Ase ajmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani /7/9 EK36 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Aroksimasi filter = roses mendaatkan fungsi

Lebih terperinci

REPRESENTASI FUNGSIONAL-2 DI l p. Yosafat Eka Prasetya Pangalela Institut Teknologi Bandung

REPRESENTASI FUNGSIONAL-2 DI l p. Yosafat Eka Prasetya Pangalela Institut Teknologi Bandung JMP : Volume 4 Nomor, Juni 202, hal. 23-29 REPRESENTASI FUNGSIONAL-2 DI l Yosafat Eka Prasetya Pangalela Institut Teknologi Bandung matrix_ye@yahoo.co.id Hendra Gunawan Institut Teknologi Bandung ABSTRACT.

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan indonesia. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan indonesia. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simosium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 09 039 Pengaruh Laju Alir Fluida ada Otimasi Diameter Pia Transmisi Minyak Titik

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Pada Loyalitas Pelanggan Dengan Mengunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Untuk Pengambilan Keputusan Hotel XYZ

Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Pada Loyalitas Pelanggan Dengan Mengunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Untuk Pengambilan Keputusan Hotel XYZ 59 Analisis Faktor Faktor Yang Berengaruh Pada Loyalitas Pelanggan Dengan Mengunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Untuk Pengambilan Keutusan Hotel XYZ Wiwik Anggraeni, Jurusan Sistem Informasi ITS, Surabaya,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N

ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL 003 ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N Keba Moto,, Lia Setiarini, dan Zufar Abubakar,. Materials

Lebih terperinci