PENJADWALAN AKTIFITAS PERAWATAN MESIN BOR DENGAN PENENTUAN INTERVAL PENGGANTIAN KOMPONEN
|
|
- Ratna Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENJADWALAN AKTIFITAS PERAWATAN MESIN BOR DENGAN PENENTUAN INTERVAL PENGGANTIAN KOMPONEN Insannul Kamil 1, Alizar Hasan 2, Astrid Feri Sani 3 1) Research Centre for Comuter Aided Engineering (ReCCAE) Fakultas Teknik Universitas Andalas 2) Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas 3) Alumni Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas Abstract Damages of heavy equiment can degrade reliability value. Reliability system has to be suorted with reliability each comonent which forming the system. Reliability value machine reresents measure of erformance from a system. If machine often exerience of damage hence needed an action reventive maintenance eriodically. In this research determined reliability of drilling machine which consist of DM 1, DM 2, DM 3, TR 1 and TR 2 and also determination of reventive critical comonent relacement interval by using maintenance cost minimation model. Mathematical model which used in this research is Age Relacement model that is reventive relacement which relied on comonent age changed. From result of research got reliability value of drilling machine DM 3 is the lowest comared to DM 1, DM 2, TR 1 and TR 2 at the time t is equal to 360 hours machine. Reliability value of drilling machine DM 1 is 0.002, E-08 for DM 2, E-67 for DM 3, E- 17 for TR 1 and E-08 for the TR 2. Comonent with maximum relacement interval is o ring DM 1 that is equal to 272 week and comonent with minimum relacement interval is hose hydraulic um that is 30 hours machine. Keywords : reliability, critical comonent, relacement interval 1. Pendahuluan Salah satu kendala bagi sebuah industri saat ini adalah biaya emeliharaan alat berat/mesin yang selalu meningkat setia tahunnya. Deartemen Tambang PTSP adalah salah satu unit kerja yang menghadai ermasalahan ini. Penyebab utama eningkatan biaya emeliharaan yang dihadai oleh Deartemen Tambang PTSP adalah tingginya angka kerusakan alat berat. Kerusakan yang dialami oleh alat berat daat menurunkan nilai keandalan (reliability) yang meruakan ukuran erformansi dari suatu sistem. Jika mesin sering mengalami kerusakan maka dierlukan suatu tindakan erawatan emeliharaan secara eriodik. Salah satu strategi yang teat adalah enggantian komonen dengan enentuan interval enggantian komonen sehingga akan mamu meningkatkan keandalan sistem dan menjaga mesin senantiasa beroerasi. Nilai keandalan (reliability) dari suatu mesin meruakan ukuran erformansi dari suatu sistem. Jika suatu mesin memiliki keandalan yang tinggi (mendekati nilai 1) maka robabilitas mesin atau eralatan tersebut mengalami gangguan/ kerusakan adalah jarang. Keandalan sistem harus didukung dengan keandalan setia komonen yang membentuk sistem tersebut. Aktivitas engeboran (drilling) adalah salah satu kegiatan utama dalam emenuhan bahan baku yang dilakukan oleh Deartemen Tambang PTSP. Saat ini Deartemen Tambang memiliki lima unit mesin bor (drilling machine) yaitu DM 1, DM 2, DM 3, TR1 dan TR2. Mesin-mesin ini memerlukan suku cadang dan komonen serta erawatan yang teratur agar daat beroerasi dengan baik. Kegiatan erawatan yang biasa dilakukan terhada mesin bor, antara lain: kegiatan emeriksaan (insection), erbaikan (reair) terhada kondisi suatu komonen yang tidak normal, enggantian (relacement) komonen dan enyetelan suatu komonen yang tidak sesuai dengan standar oerasi. Survei awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biaya erawatan dan oerasional yang dikeluarkan untuk suku cadang dan komonen mesin bor sangat tinngi. Tingginya biaya erawatan ini disebabkan oleh seringnya mesin bor mengalami kerusakan sehingga dierlukan tindakan enghentian oerasi (shutdown). Penjadwalan Aktifitas Perawatan Mesin Bor. (Insannul Kamil) 93
2 Untuk itu erlu dilakukan tindakan enjadwalan ulang enggantian komonen mesin bor yang akan menjamin keandalan mesin bor sekaligus meminimalkan biaya emeliharaan. (Sumber : Data Pemeliharaan Alat Berat Tambang) Gambar 1. Diagram Pareto Penyebab Shutdown Mesin Bor Dari diagram di atas daat dilihat bahwa tingginya angka kerusakan yang dialami oleh mesin bor disebabkan oleh kerusakan hydraulic system sebesar 32.1%, kerusakan engine dengan sebesar 25.6% dan kerusakan dust collector sebesar 17.2%. Hal ini daat mengakibatkan mesin bor sering mengalami breakdown. Oleh sebab itu dierlukannya erhatian khusus dalam aktivitas emeliharaan dan enjadwalan enggantian komonen yang baik. Saat ini Deartemen Tambang telah memiliki jadwal emeliharaan alat-alat berat tambang, namun belum memberikan hasil yang otimal sehingga biaya emeliharan alat berat yang dikeluarkan setia tahun masih sangat besar. 2. Metodologi Penelitian Metodologi enelitian erlu disusun agar enyelesaian kasus enelitian yang dilakukan lebih terarah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam enelitian ini daat dilihat ada Gambar 3. 1,000,000,000 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Total Biaya Total Biaya 962,395, ,395, ,149, ,149, ,598, ,301, ,000, ,598, ,301, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 92,866, ,000,000 92,866, , 0 0 0, , 0 0 0, DM-1 DM-2 DM-3 T R-1 TR-2 DM-1 DM-2 DM-3 Unit T R-1 TR-2 Unit Biaya Pemeliharaan Realisasi Biaya Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan Realisasi Rencana Biaya Pemeliharaan Rencana (Sumber: Data Biaya Pemeliharaan Tahun 2004 Deartemen Tambang PTSP) Gambar 2. Biaya Pemeliharaan Unit Mesin Bor Tahun 2004 Besarnya erbedaan realisasi biaya yang dikeluarkan setia tahun dengan rencana semula diakibatkan oleh tingginya angka kerusakan mesin bor. Sehingga realisasi biaya yang dikeluarkan untuk biaya emeliharaan unit mesin bor sangat besar. Gambar 3. Skema metodologi enelitian 94 Otimasi Sistem Industri, Vol. 6 No. 2 Mei 2007:
3 3. Hasil dan Pembahasan Pada enelitian ini dilakukan erhitungan nilai keandalan untuk setia unit mesin bor serta menetukan inyerval enggatian komonen kritis masing-masing unit mesin bor. Untuk menentukan keandalan setia unit mesin bor dilakukan langkah-langkah sebagai berikut; 1. Menentukan waktu antar kerusakan setia unit mesin bor 2. Menentukan distribusi kerusakan setia unit mesin bor 3. Menentukan arameter distribusi kerusakan setia unit mesin bor 4. Menguji kecocokan distribusi kerusakan setia unit mesin bor 5. Menentukan fungsi keandalan setia unit mesin bor. Dengan menggunakan model Age relacement, maka waktu enggantian komonen kritis setia unit mesin bor dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut; 1. Menentukan biaya enggantian encegahan kerusakan ( C P / biaya reventive relacement) 2. Menentukan biaya enggantian kerusakan ( C f / biaya failure relacement) 3. Menentukan f(t) atau fungsi keadatan robabilitas (robability density function) dari waktu kerusakan komonen 4. Menentukan T atau waktu yang dibutuhkan untuk enggantian reventive, nilainya kostan dan diasumsikan selama 1 jam. 5. Menentukan T f atau waktu yang dibutuhkan untuk enggantian kerusakan (failure relacement). 6. Menentukan eksektasi total biaya enggantian er satuan waktu C (t ) dengan kriteria biaya enggantian minimum Kebijakan enggantian adalah melakukan reventive relacement saat eralatan telah mencaai umur sesifik t, dan tambahan melakukan failure relacement ada saat tertentu. Kebijakan tersebut terdaat dua kemungkinan siklus, yang diilustrasikan ada Gambar 4 dan 5. Gambar 4. Kemungkinan Siklus 1 Atau kemungkinan ke dua; Gambar 5. Kemungkinan Siklus 2 Pada siklus ertama, umur komonen sesuai dengan waktu erencanaan (t ), yaitu waktu untuk melakukan reventive relacement. Setelah unit beroerasi selang waktu tersebut tidak terdaat adanya kerusakan ada komonen. Sedangkan ada siklus kedua, unit berhenti beroerasi karena terjadinya kerusakan ada komonen, dan dilakukan enggantian kerusakan (failure relacement). Hal tersebut dikarenakan kerusakan komonen tidak daat ditentukan secara teat dan daat terjadi kaan saja (when necessary). Eksektasi total biaya enggantian er unit waktu C (t ) adalah eksektasi total biaya enggantian er siklus dibagi dengan eksektasi anjang siklus, sebagaimana diformulasikan ada ersamaan berikut yaitu; ( ) C = t Eksektasi biaya total enggantia n er siklus Eksektasi anjang siklus Eksektasi anjang siklus dalam hal ini diasumsikan (biaya yang dikeluarkan selang waktu engoerasian unit), sehingga eksektasi anjang siklus adalah, (biaya ada siklus reventive relacement x robabilitas ada siklus reventive relacement) + (biaya ada siklus failure relacement x robabilitas ada siklus failure relacement). Karena, F (t ) = 1 R(t ) Penjadwalan Aktifitas Perawatan Mesin Bor. (Insannul Kamil) 95
4 Maka eksektasi total biaya enggantian er siklus diformulasikan sebagai berikut; x R t + R ( t ) C t Nilai F (t ) = ( ) C [ 1 ] f f ( t ) dt 0 Maka eksektasi total biaya enggantian er satuan waktu adalah, C t ( ) = ( t dimana: 1. C P adalah biaya reventive relacement 2. C f adalah biaya failure relacement 3. f (t) adalah fungsi keadatan robabilitas (robability density function) dari waktu kerusakan komonen 4. T adalah waktu yang dibutuhkan untuk enggantian encegahan 5. T f adalah waktu yang dibutuhkan untuk enggantian kerusakan 6. R(t ) adalah nilai fungsi reliability dari komonen kritis 7. M (t ) adalah waku rata rata kerusakan komonen kritis untuk enggantian ada saat MTBF. C. R + T ) R t ( t ) + C. [ 1 R ( )] f t ( ) + [ M ( t ) + T f [ 1 R( ) ] 3.1 Analisis Keandalan Mesin bor (t ), nilai Nilai keandalan (reliability) dari suatu mesin meruakan ukuran erformansi dari suatu sistem. Jika suatu mesin memiliki keandalan yang tinggi (mendekati nilai 1) maka robabilitas kemungkinan mesin atau eralatan tersebut mengalami gangguan/ kerusakan adalah jarang. Nilai keandalan ada mesin bor daat ditentukan setelah melakukan erhitungan ada waktu antar kerusakan yang terjadi ada unit. Dalam hal ini, ukuran yang digunakan adalah Mean Time Between Failure (MTBF), yaitu eriode rata-rata antar kegagalan (jam) dari suatu unit. Ukuran ini menyatakan bahwa seberaa sering kegagalan terjadi ada suatu unit/ mesin dengan melakukan erhitungan berdasarkan konse ilmu statistika. Sehingga daat diketahui dengan asti bagaimana tindakan emeliharaan yang t teat terhada kegagalan/ kerusakan ada unit tersebut. Berdasarkan erhitungan nilai keandalan setia unit mesin bor, mesin bor yang memiliki nilai keandalan terendah adalah DM 3. Sedangkan nilai keandalan tertinggi ada DM 1. Nilai keandalan untuk setia unit Mesin bor ada t= 360 jam adalah sebesar untuk DM 1, E-08 untuk DM 2, E-67 untuk DM 3, E-17 untuk TR 1 dan E-08 untuk TR 2. Nilai keandalan untuk DM 1 adalah nilai keandalan terbesar dibandingkan nilai keandalan unit mesin bor lainnya. Artinya ada saat 360 jam oerasi mesin robabilitas mesin bor DM 1 tidak mengalami kerusakan adalah sebesar Analisis Keandalan Mesin bor DM 1 Dari erhitungan didaatkan bahwa rata-rata waktu antar kerusakan ada DM 1 (MTBF) adalah sebesar jam. Gangguan/ kerusakan sering terjadi selama tahun 2005, yakni setelah unit telah dioerasikan selama ± 14 tahun (mulai dioerasikan tahun 1991). Distribusi kerusakan DM 1 mengikuti distribusi Weibull dengan nilai arameter α = (α menyatakan umur), dan β = (β menyatakan bentuk kurva). Nilai arameter β yang besar dari 1 ini sangat berisiko mengalami kegagalan, artinya kegagalan semakin meningkat sejalan dengan fungsi waktu t. Nilai keandalan selama unit dioerasikan 24 jam ertama adalah sebesar Analisis Keandalan Mesin bor DM2 Rata-rata waktu antar kerusakan ada DM 2 (MTBF) dieroleh sebesar 93.9 jam. Rata-rata gangguan/kerusakan sering terjadi selama tahun Artinya unit telah dioerasikan selama ± 6 tahun (mulai dioerasikan tahun 1998). Sedangkan gangguan kerusakan terendah terjadi selama tahun Distribusi kerusakan DM 2 mengikuti distribusi Weibull. Nilai arameter α = (menyatakan umur), dan β = (menyatakan bentuk kurva). Selama 24 jam ertama, nilai keandalan unit adalah Nilai ini dinilai cuku rendah karena melihat bahwa DM 2 tergolong baru dibanding unit mesin bor lainnya. Hal ini disebabkan oleh beratnya beban kerja dan lokasi kerja mesin bor 96 Otimasi Sistem Industri, Vol. 6 No. 2 Mei 2007:
5 tersebut. Selain itu seringnya overtime yang dilakukan oleh Deartemen Tambang PTSP untuk memenuhi target roduksinya menyebabkan kerja DM 2 un dengan sendirinya melebihi jam kerja yang seharusnya berlaku di Deartemen Tambang PTSP yaitu 12 jam oerasi mesin er harinya. Sehingga menyebabkan tindakan erawatan dan emeliharaan DM 2 ini terabaikan Analisis Keandalan Mesin bor DM 3 Pada erhitungan didaatkan bahwa rata-rata waktu antar kerusakan ada DM 3 (MTBF) adalah sebesar jam. Ratarata gangguan/ kerusakan sering terjadi selama tahun Artinya unit telah dioerasikan selama ± 7 tahun (mulai dioerasikan tahun 1998). Sedangkan gangguan kerusakan terendah terjadi selama tahun Distribusi kerusakan DM 3 juga mengikuti distribusi Weibull. Nilai arameter α = (menyatakan umur), dan β = (menyatakan bentuk kurva). Nilai keandalan selama unit dioerasikan 24 jam ertama adalah sebesar DM 3 memiliki nilai keandalan yang aling rendah dibandingkan unit mesin bor lainnya. Hal ini disebabkan oleh beratnya beban kerja dan lokasi kerja DM 3 tersebut. Beratnya beban kerja yang harus dilakukan oleh DM 3 disebabkan seringnya overtime yang dilakukan oleh Deartemen Tambang PTSP. untuk memenuhi target roduksinya menyebabkan kerja DM 3 un dengan sendirinya melebihi jam kerja yang seharusnya berlaku di Deartemen Tambang PTSP yaitu 12 jam oerasi mesin er harinya Analisis Keandalan Mesin bor TR 1 Rata-rata waktu antar kerusakan ada TR 1 (MTBF) dieroleh sebesar jam. Rata-rata gangguan/kerusakan sering terjadi selama tahun Artinya unit telah dioerasikan selama ± 11 tahun (mulai dioerasikan tahun 1993). Sedangkan gangguan kerusakan terendah terjadi selama tahun Distribusi kerusakan TR 1 mengikuti distribusi Weibull. Nilai arameter α = (menyatakan umur), dan β = (menyatakan bentuk kurva). Selama 24 jam ertama, nilai keandalan unit adalah Nilai cuku rendah karena melihat bahwa TR 1 tergolong aling tua dibanding unit drilling machine lainnya. Hal ini disebabkan oleh lokasi kerja mesin bor tersebut. Selain itu seringnya overtime yang dilakukan oleh Deartemen Tambang PTSP untuk memenuhi target roduksinya menyebabkan jam oerasi TR 1 un dengan sendirinya melebihi jam oerasi yang seharusnya berlaku di Deartemen Tambang PTSP yaitu 12 jam oerasi mesin er harinya. Selain itu erformansi TR 1 yang rendah dikarenakan TR 1 telah melewati dua kali overhaul dan akan memasuki overhaul terakhir yang artinya kinerja TR 1 hanya tinggal 30% dibandingkan ketika unit ini baru dioerasikan Analisis Keandalan Mesin bor TR2 Pada erhitungan rata-rata waktu antar kerusakan ada TR 2 (MTBF) dieroleh sebesar jam. Rata-rata gangguan/kerusakan sering terjadi selama tahun Artinya unit telah dioerasikan selama ± 8 tahun (mulai dioerasikan tahun 1996). Sedangkan gangguan kerusakan terendah terjadi selama tahun Distribusi kerusakan TR 1 mengikuti distribusi Weibull. Nilai arameter α = (menyatakan umur), dan β = (menyatakan bentuk kurva). Nilai arameter β yang besar dari 1 ini sangat berisiko mengalami kegagalan, artinya kegagalan semakin meningkat sejalan dengan fungsi waktu t. Selama 24 jam ertama, nilai keandalan unit adalah Analisis Keandalan Komonen Kritis Mesin bor Rata-rata dari kelima unit mesin bor, kerusakan sering dialami oleh komonen hydraulic system, dust collector dan engine. Ketiga sistem ini meruakan bagian sistem utama unit tersebut untuk melaksanakan fungsinya. Jika komonen sistem tersebut mengalami gangguan kerusakan, maka unit tidak daat difungsikan sebagaimana mestinya. Penghitungan keandalan masingmasing komonen kritis dilakukan berdasarkan rioritas jumlah kerusakan tertinggi. Tools analysis yang digunakan adalah diagram areto. Komonen hydraulic system yang sering mengalami kerusakan ada masingmasing mesin bor adalah komonen hose. Hose yang sering mengalami kerusakan hamir sama yaitu komonen hose hydraulic, hose hydraulic um, hose clam, hose cylinder dan hose swing motor. Komonen hydraulic system lainnya yang sering mengalami kerusakan adalah Penjadwalan Aktifitas Perawatan Mesin Bor. (Insannul Kamil) 97
6 komonen O-ring. Sedangkan komonen yang sering mengalami kerusakan ada bagian engine adalah komonen hose engine, hose radiator, hose hydraulic, hose clam dan fuel filter. Sementara untuk dust collector, komonen yang sering mengalami kerrusakan adalah hose dust dan dust filter. Hose tidak hanya digunakan dalam hydraulic system akan tetai terkait dengan keseluruhan mesin bor. Hal-hal yang sering menyebabkan kerusakan komonen hose adalah adanya gesekan sesama hose akibatnya beratnya beban kerja yang dilakukan oleh hose, selanjutnya kerusakan hose juga disebabkan oleh umur hose yang sudah melewati life time yang dianjurkan dari abrik embuatnya dan emakaian hose yang tidak sesuai. Kerusakan komonen fuel filter ada engine juga disebabkan oleh beratnya beban kerja yang harus dilakukan oleh komonen tersebut. Kerusakan oleh sebab yang sama juga terjadi ada hose dust dan dust filter ada dust collector. Pemeliharaan yang baik dan terhada komonen-komonen tersebut akan daat meningkatkan erformansi mesin bor dan mengurangi terjadinya shutdown mesin bor akibat kerusakan komonen kritis tersebut Analisis Keandalan Komonen Kritis Hydraulic System dan Engine DM 1 Komonen kritis hydraulic system diantaranya adalah hose cylinder, hose clam, dan O-ring. Sedangkan komonen kritis engine adalah fuel filter. Berdasarkan erhitungan didaatkan bahwa distribusi kerusakan komonen-komonen tersebut mengikuti distribusi Weibull. Nilai arameter Hose cylinder α = , sedangkan nilai arameter β = Hose Clam yang meruakan salah satu komonen kritis hydraulic system memiliki arameter α = , dan β = dan O ring memiliki arameter α = , dan β = Sedangkan fuel filter arameter α = , β = 1.605, untuk hose engine memiliki arameter α = , dan β = Sedangkan hose clam memiliki nilai α = , dan β = dan untuk hose hydraulic memiliki nilai α = , dan β = Selama selang waktu 360 jam, didaatkan nilai keandalan komonen kritis hydraulic system dan engine tertinggi adalah hose clam nilai Sedangkan nilai keandalan terendah adalah hose engine sebesar E-08. Artinya, komonen ini sangat rentan mengalami kerusakan. Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen Analisis Keandalan Komonen Kritis Hydraulic System, Engine dan Dust Collector DM 2 Komonen kritis hydraulic system DM 2 diantaranya adalah hose cylinder, hose hydraulic dan hose hydraulic um. Sedangkan komonen kritis engine adalah fuel filter. Komonen kritis dust collector adalah hose dust dan hose clam. Berdasarkan erhitungan didaatkan bahwa distribusi kerusakan komonen kritis DM 2 mengikuti distribusi Weibull dengan nilai arameter yang bervariasi. Komonen hose hydraulic memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = 0.786, hose cylinder memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = dan hose hydraulic um memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = Nilai arameter β yang besar dari 1 ini sangat berisiko mengalami kegagalan, artinya kegagalan semakin meningkat sejalan dengan fungsi waktu t. Artinya, komonen ini sangat rentan mengalami kerusakan. Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen. Komonen kritis fuel filter memiliki arameter α = , β = Sedangkan hose dust memiliki arameter α = , β = dan hose clam dust collector memiliki arameter α = , β = Selama selang waktu 360 jam, didaatkan nilai keandalan komonen kritis tertinggi adalah hose clam dust collector dengan nilai Sedangkan nilai keandalan terendah adalah komonen hose hydraulic um dengan nilai 0. Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen tersebut. Seringnya kerusakan yang terjadi ada komonen hose aaun jenisnya disebabkan oleh beratnya kerja yang harus dilakukan oleh hose tersebut. Hose tidak hanya digunakan dalam sistem hidrolik tetai terkait dengan keseluruhan mesin bor. Hal-hal yang sering menyebabkan kerusakan komonen hose adalah adanya gesekan sesama hose akibat beratnya beban kerja yang dilakukan oleh hose, selanjutnya kerusakan hose juga disebabkan oleh umur hose yang sudah melewati life time yang dianjurkan dari abrik embuatnya dan 98 Otimasi Sistem Industri, Vol. 6 No. 2 Mei 2007:
7 emakaian komonen yang tidak sesuai untuk tie unit tersebut Analisis Keandalan Komonen Hydraulic System dan Engine DM 3 Komonen kritis hydraulic system DM 3 diantaranya adalah hose cylinder, hose hydraulic, hose clam dan hose hydraulic um. Sedangkan komonen kritis engine adalah hose clam engine, hose radiator dan fuel filter. Berdasarkan erhitungan didaatkan bahwa distribusi kerusakan komonen mengikuti distribusi Weibull dan Ekonensial dengan nilai arameter yang bervariasi. Komonen berdistribusi Weibull adalah Hose cylinder, hose clam engine, hose hydraulic um, hose radiator dan fuel filter. Parameter Hose cylinder α = , sedangkan nilai arameter β = Hose Clam engine memiliki nilai α = , dan β = 0.899, fuel filter memiliki nilai α = dan β = 1.109, hose hydraulic um memiliki nilai α = dan β = dan hose radiator memiliki nilai α = dan β = Komonen yang berdistribusi ekonensial adalah Hose clam dan hose hydraulic ada hydrulic system memiliki nilai arameter λ sebesar untuk masingmasing komonen. Selama selang waktu 360 jam, didaatkan nilai keandalan komonen kritis hydraulic system dan engine tertinggi adalah hose radiator dengan nilai Sedangkan nilai keandalan terendah adalah komonen hose hydraulic um dengan nilai Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen Analisis Keandalan Komonen Kritis Hydraulic System dan Dust Collector TR1 Komonen kritis hydraulic system TR 1 diantaranya adalah hose cylinder, hose hydraulic, hose clam dan hose hydraulic um. Sedangkan komonen kritis dust collector adalah hose dust. Berdasarkan erhitungan didaatkan bahwa distribusi kerusakan komonen kritis TR 1 mengikuti distribusi Weibull dengan nilai arameter yang bervariasi. Komonen hose hydraulic memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = 0.883, hose cylinder memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = dan hose hydraulic um memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = 0.903, hose clam memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = Sedangkan untuk hose dust memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = Selama selang waktu 360 jam, didaatkan nilai keandalan komonen kritis hydraulic system dan engine tertinggi adalah hose dust dengan nilai Sedangkan nilai keandalan terendah adalah komonen hose cylinder dengan nilai Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen tersebut. Seringnya kerusakan yang terjadi ada komonen hose aaun jenisnya disebabkan oeh beratnya kerja yang harus dilakukan oleh hose tersebut. Hose tidak hanya digunakan dalam sistem hidrolik tetai terkait dengan keseluruhan mesin bor. Hal-hal yang sering menyebabkan kerusakan komonen hose adalah adanya gesekan sesama hose akibatnya beratnya beban kerja yang dilakukan oleh hose, selanjutnya kerusakan hose juga disebabkan oleh umur hose yang sudah melewati life time yang dianjurkan dari abrik embuatnya dan emakaian komonen yang tidak sesuai dengan tie unit tersebut Analisis Keandalan Komonen Kritis Hydraulic System dan Dust Collector TR2 Komonen kritis hydraulic system TR 2 diantaranya adalah Hose cylinder, hose swing motor, o ring dan hose hydraulic um. Sedangkan dust collector komonen kritisnya adalah hose clam, dust filter dan hose dust. Berdasarkan erhitungan didaatkan bahwa distribusi kerusakan komonen kritis TR 2 mengikuti distribusi Weibull dengan nilai arameter yang bervariasi. Komonen hose swing motor memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = 1.112, hose cylinder memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = dan hose hydraulic um memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = Nilai arameter β yang besar dari 1 ini sangat berisiko mengalami kegagalan, artinya kegagalan semakin meningkat sejalan dengan fungsi waktu t. Artinya, komonen ini sangat rentan mengalami kerusakan. Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen. O ring memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = Sedangkan untuk hose dust memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = 0.914, hose clam memiliki Penjadwalan Aktifitas Perawatan Mesin Bor. (Insannul Kamil) 99
8 nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = dan dust filter memiliki nilai arameter α = , sedangkan nilai arameter β = Selama selang waktu 360 jam, didaatkan nilai keandalan komonen kritis hydraulic system dan engine tertinggi adalah hose dust dengan nilai Sedangkan nilai keandalan terendah adalah komonen hose swing motor dengan nilai Sehingga erlu diersiakan alokasi dana untuk enggantian kerusakan komonen tersebut. Kerusakan rata-rata terjadi ada hose. Seringnya kerusakan yang terjadi ada komonen hose aaun jenisnya disebabkan oeh beratnya kerja yang harus dilakukan oleh hose tersebut. Hal-hal yang sering menyebabkan kerusakan komonen hose adalah adanya gesekan sesama hose akibatnya beratnya beban kerja yang dilakukan oleh hose, selanjutnya kerusakan hose juga disebabkan oleh umur hose yang sudah melewati life time yang dianjurkan dari abrik embuatnya dan emakaian komonen yang tidak sesuai dengan tie unit tersebut. 3.3 Analisis Penjadwalan Penggantian Komonen Kritis Mesin bor Penjadwalan enggantian komonen dilakukan ada komonen yang memiliki ersentase kerusakan tertinggi. Artinya senantiasa mengalami kegagalan dan akan menyebabkan shutdown mesin bor yang tinggi, untuk enggantian kerusakan. Tools analysis yang digunakan dalam hal ini adalah diagram areto. Dari engolahan data yang dilakukan untuk mendaatkan interval enggantian yang otimal dari komonen kritis masing-masing mesin bor, didaatkan bahwa ada umumnya interval enggantian komonen kritis tersebut tidak sesuai dengan life time yang diberikan oleh abrik dimana untuk komonen hose life time nya berkisar antara jam. Komonen kritis mesin bor dengan interval enggantiannya besar dari jam hanya terdaat ada tiga komonen yaitu komonen O ring DM 1, komonen Hose Dust Collector DM 2 dan Hose Radiator DM 3, sedangkan komonen lainnya memiliki interval enggantian kurang dari 7000 jam. Adanya beberaa komonen yang interval enggantiannya tidak sesuai dengan life time komonen yang dikeluarkan oleh abrik disebabkan oleh seringnya kerusakan komonen diluar erkiraan abrik akibat beban kerja yang berat dari unit tersebut serta emakaian komonen yang tidak sesuai dengan tie unit mesin bor yang seharusnya Analisis Penjadwalan Penggantian Komonen Kritis Hydraulic System dan Engine DM 1 Penjadwalan enggantian komonen kritis hydraulic system dan engine DM 1 ada komonen hose cylinder, hose clam, hose hydraulic, hose engine, hose clam engine, fuel filter dan O-ring. Setelah dilakukan enghitungan, maka eksektasi biaya enggantian minimal di bawah 7000 jam kerja adalah eksektasi biaya enggantian komonen hose clam. Eksektasi biaya enggantian komonen hose clam adalah sebesar R 225, setelah komonen dioerasikan selama jam oerasi mesin. Sedangkan untuk komonen o ring yang daat melewati lifetime erkiraan abrik, enggantian dilakukan setelah dioerasikan selama jam oerasii mesin saat biaya enggantian komonen minimal yaitu sebesar R 45,29. Perbaikan kerusakan ada komonen- komonen kritis berlangsung selama 4 jam. Asumsi yang digunakan adalah bahwa saat itu, komonen yang akan diganti dan eralatan erkakas (misalnya kunci-kunci) yang digunakan tersedia sehingga mekanik daat langsung mengganti komonen yang ada. Dalam hal ini, mekanik diasumsikan selalu sia bekerja ada saat enggantian tiba (motivasi kerja yang tinggi) Analisis Penjadwalan Penggantian Komonen Kritis Hydraulic System dan Engine DM 2 Penjadwalan enggantian komonen kritis hydraulic system dan engine DM 2 ada komonen hose cylinder, hose hydraulic um, hose hydraulic, hose dust, hose clam dust collector, fuel filter. Setelah dilakukan enghitungan maka, eksektasi biaya enggantian minimal di bawah 7000 jam kerja adalah eksektasi biaya enggantian komonen hose clam. Eksektasi biaya enggantian komonen hose clam adalah sebesar R 99,068 setelah komonen dioerasikan selama 746 jam oerasi mesin. Sedangkan untuk komonen hose hydraulic um hanya bisa bertahan untuk 30 jam oerasi, ini berarti bahwa biaya enggantian komonen ini sangat besar. Eksektasi biaya enggantian komonen ini setelah 100 Otimasi Sistem Industri, Vol. 6 No. 2 Mei 2007:
9 dioerasikan selama 30 jam adalah sebesar R 4.637,27. Sementara untuk komonen hose dust yang daat melewati lifetime erkiraan abrik, enggantian dilakukan setelah dioerasikan selama jam oerasi mesin saat eksektasi biaya enggantian komonen minimal sebesar R 3.121,88. Perbaikan kerusakan ada komonen- komonen kritis berlangsung selama 4 jam. Asumsi yang digunakan adalah bahwa saat itu, komonen yang akan diganti dan eralatan erkakas (misalnya kunci-kunci) yang digunakan tersedia sehingga mekanik daat langsung mengganti komonen yang ada. Dalam hal ini, mekanik diasumsikan selalu sia bekerja ada saat enggantian tiba (motivasi kerja yang tinggi) Analisis Penjadwalan Penggantian Komonen Kritis Hydraulic System dan Engine DM 3 Penjadwalan enggantian komonen kritis hydraulic system dan engine DM 3 ada komonen hose cylinder, hose hydraulic um, hose hydraulic, hose clam, hose clam engine, fuel filter dan hose radiator. Setelah dilakukan enghitungan maka, eksektasi biaya enggantian minimal di bawah 7000 jam kerja adalah eksektasi biaya enggantian komonen hose clam. Eksektasi biaya enggantian komonen hose clam adalah sebesar R 191,0235 setelah komonen dioerasikan selama jam oerasi mesin. Sedangkan untuk komonen hose clam ada dust collector enggantian dilakukan setelah dioerasikan selama jam kerja mesin saat eksektasi biaya enggantian komonen minimal R 1024,442. Sementara untuk komonen hose radiator yang daat melewati lifetime erkiraan abrik, enggantian dilakukan setelah dioerasikan selama jam kerja mesin saat eksektasi biaya enggantian komonen minimal R 544,4847. Perbaikan kerusakan ada komonen-komonen kritis berlangsung selama 4 jam. Asumsi yang digunakan adalah bahwa saat itu, komonen yang akan diganti dan eralatan erkakas (misalnya kunci-kunci) yang digunakan tersedia sehingga mekanik daat langsung mengganti komonen yang ada. Dalam hal ini, mekanik diasumsikan selalu sia bekerja ada saat enggantian tiba (motivasi kerja yang tinggi) Analisis Penjadwalan Penggantian Komonen Kritis Hydraulic System dan Dust Collector TR 1 Penjadwalan enggantian komonen kritis hydraulic system dan dust collector TR 1 ada komonen hose cylinder, hose hydraulic um, hose hydraulic, hose clam, dan hose dust. Setelah dilakukan enghitungan maka, eksektasi biaya enggantian minimal di bawah 7000 jam kerja adalah eksektasi biaya enggantian komonen hose cylinder Eksektasi biaya enggantian komonen hose cylinder adalah sebesar R 556,50 setelah komonen dioerasikan selama jam oerasi mesin. Saat eksektasi biaya enggantian komonen minimal tersebut, nilai biaya enggatian komonen ini untuk jam oerasi mesin seterusnya bergerak teta ada osisi R 556,50. Sementara untuk komonen hose dust, enggantian dilakukan setelah dioerasikan selama jam oerasi mesin dengan biaya eksektasi enggantian R 342,0971. Perbaikan kerusakan ada komonenkomonen kritis berlangsung selama 4 jam. Asumsi yang digunakan adalah bahwa saat itu, komonen yang akan diganti dan eralatan erkakas (misalnya kunci-kunci) yang digunakan tersedia sehingga mekanik daat langsung mengganti komonen yang ada. Dalam hal ini, mekanik diasumsikan selalu sia bekerja ada saat enggantian tiba (motivasi kerja yang tinggi) Analisis Penjadwalan Penggantian Komonen Kritis Hydraulic System dan Dust Collector TR 2 Penjadwalan enggantian komonen kritis hydraulic system dan dust collector TR 2 ada komonen hose cylinder, hose swing motor, hose hydraulic um, o ring, hose clam dust collector, dan hose dust. Setelah dilakukan enghitungan maka, eksektasi biaya enggantian minimal di bawah 7000 jam kerja adalah eksektasi biaya enggantian komonen o ring. Eksektasi biaya enggantian komonen adalah sebesar R 407,209 setelah komonen dioerasikan selama 751 jam oerasi mesin. Perbaikan kerusakan ada komonen-komonen kritis berlangsung Penjadwalan Aktifitas Perawatan Mesin Bor. (Insannul Kamil) 101
10 selama 4 jam. Asumsi yang digunakan adalah bahwa saat itu, komonen yang akan diganti dan eralatan erkakas (misalnya kunci-kunci) yang digunakan tersedia sehingga mekanik daat langsung mengganti komonen yang ada. Dalam hal ini, mekanik diasumsikan selalu sia bekerja ada saat enggantian tiba (motivasi kerja yang tinggi). 4. Kesimulan dan Saran 4.1 Kesimulan Dari hasil enelitian yang dilakukan, didaatkan kesimulan sebagai berikut: 1. Nilai keandalan untuk setia unit Mesin bor ada t= 360 jam adalah sebesar untuk DM 1, E-08 untuk DM 2, E-67 untuk DM 3, E-17 untuk TR 1 dan E- 08 untuk TR 2. Nilai keandalan untuk DM 1 adalah nilai keandalan terbesar dibandingkan nilai keandalan unit mesin bor lainnya. Artinya ada saat 360 jam oerasi mesin robabilitas mesin bor DM 1 tidak mengalami kerusakan adalah sebesar Interval enggantian maksimum adalah komonen O ring DM 1 selama 272 minggu. 3. Interval enggantian minimum adalah komonen hose hydraulic um DM 2 yaitu setia 30 jam oerasi mesin. 4.2 Saran Setelah melakukan enelitian ada mesin bor yang beroerasi ada Area I Penambangan Batu Kaur di PTSP tentang enentuan interval engantian komonen kritis mesin bor maka saran yang daat diberikan adalah : 1. Untuk enelitian lebih lanjut sebaiknya menggunakan data dengan rentang waktu yang lebih anjang (minimal 3 tahun) agar hasil yang didaat lebih akurat. 2. Pada saat enggantian komonen kritis, hendaknya dilakukan ula emeriksaan untuk komonen yang lain. 3. Hasil enelitian ini daat digunakan untuk menjadwalkan interval enggantian komonen kritis mesin bor ada masing-masing unit mesin bor yang beroerasi ada area I Deartemen Tambang PTSP. 5. Daftar Pustaka Adianto, Hari, Peneraan Model Preventive Maintenance Smith dan Dekker di PD. Industri Unit Inkaba, Jurnal Teknik Industri Vol. 7, No. 1, Juni 2005: Anderson, Deryk. Reducing The Cost of Preventive Maintenace. Oniqua Enterrise Analitics. derik.anderson@oniqua.com Cambell, John D., Jardine, A.K.S., Maintenance Excellence, Marcel Dekker Inc, New York, Gani, A. Z., et.al, Maintenance Management I, PT. Petrakonsulindo Utama, Bandung, Ingersoll-Rand, Contruction and Mining Sare Part Manual, Ingersoll-Rand Jardine, A.K.S., Maintenance, Relacement and Reliability, Pitman Publishing Cororation, New York, Komatsu, Sesification and Alication Handbook, Komatsu Ltd, Jaan, Ramakumar, R., Engineering Reliability; Fundamental and Alications, Prentice-Hall International, Englewood Clifs, New Jersey, Sina, Ibnu, Penjadwalan Pemeliharan Komonen Mesin Pul dengan Kriteria Minimasi Biaya, Tugas Akhir Teknik Industri, Smith, David J., Reliability, Maintainability and Risk, Practical Methods for Engineers, Fourth Edition, Clays Ltd, Britain, Tamrock, Sare Parts Manual, Tamrock, Ulka, Marini, Penjadwalan Pemeliharaan Komonen Kritis Pada Sistem Hidrolik dan Engine Unit Excavator Di Deartemen Tambang PT. Semen Padang, Tugas Akhir Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, Pedoman Tata Tulis Tugas Akhir Universitas Kristen Indonesia, Edisi 3, htt:// Walole, Ronald E., Myers, Raymond H., Myers, Sharon L. Probability and Statistic for Engineers and Scientist, New Jersey, Prentice Hall International, Wolstenhome, Linda C. Reliability Modelling : A Statiscal Aroach. London, Charman & Hall/ CHCR, Otimasi Sistem Industri, Vol. 6 No. 2 Mei 2007:
PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)
Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju
Lebih terperinciINTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI REKONDISI ALAT BERAT PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA
Comutatio: Journal of Comuter Science and Information Systems, 1/2 (2017), 217-225 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REKONDISI ALAT BERAT PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA Zyad Rusdi 1, Ria Ekawati 2,
Lebih terperinciUSULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ
USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ Devi Costania Siagian, Humala Napitupulu, Ikhsan Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciSeminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017
Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK
Lebih terperinciAPLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER
Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -
Lebih terperinciPENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE
PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari * * Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email :
Lebih terperinciPENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE
PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari *) *) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email
Lebih terperinciSumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X
Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana
Lebih terperinciBiaya Modal (Cost of Capital)
Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang
Lebih terperinciOPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 27 OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. Terminal Peti Kemas Surabaya) Agus
Lebih terperinciRELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X
PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X Rizki Wahyuniardi, Arumsari H., Rizki Triana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung Jl. Dr. Setiabudi
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR
PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X Trisian Hendra Putra dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN
JADWAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN GABUNGAN SUB KOMPONEN WATER COOLING PANEL DENGAN KRITERIA MINIMISASI EKSPEKTASI TOTAL BIAYA PERAWATAN DI PT. INTER WORLD STEEL MILLS INDONESIA Fifi Herni Mustofa 1*, Kusmaningrum
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya
Lebih terperinciPenjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang
Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam
Lebih terperinciUSULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME
USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciJADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES*
Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT.
Lebih terperinciUsulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 1, JUNI 001: 18-5 IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA Tanti Octavia Ronald E. Stok Dosen Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam
Lebih terperinciTabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV Kurnia Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan alat berat untuk pekerjaan penggalian material pasir dan batu atau pertambangan galian
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012
PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.
Lebih terperinciOPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X
OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM
ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX-36000 UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM Sachbudi Abbas Ras 1 ; Andy Setiawan 2 ABSTRACT Maintenance system, surely takes important role
Lebih terperinci3 BAB III LANDASAN TEORI
3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,
Lebih terperinciKAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL. Riana Ayu Andam P. 1, Sudarno 2, Suparti 3
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 243-252 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan data mengikuti metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan : a. Penentuan komponen
Lebih terperinciPERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8
PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Lebih terperinciNelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *
OPTIMASI JADWAL PEMELIHARAAN SCREW PRESS PEMERAS DAGING BUAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE TIME BASED MAINTENANCE (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan) Nelson Manurung 1* 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Data Perbaikan Mesin Salah satu data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data penggantian komponen mesin. Data kerusakan ini diambil
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan
Lebih terperinciUsulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula
Performa (8) Vol.7, No.:9- Usulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula Wahyudi Sutopo, Ari Nugroho, Yuniaristanto Laboratorium Sistem Logistik dan Bisnis, Jurusan Teknik
Lebih terperinciOptimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber. JurusanStatistika ITS
Optimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber dan Bottomer dengan Metode Analisis Reliabilitas di PT Industri Kemasan Semen Gresik Oleh : Dosen Pembimbing : Drs. Haryono, MSIE Satria Hikmawan M.H (1309100070)
Lebih terperinciDistribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 17/12/2014
STATISTIK INDUSTRI 1 Agustina Eunike, ST., MT., MBA Rata-rata dan Variansi Rumus Umum: Distribusi Peluang Diskrit dan Kontinyu UNIFORM Distribusi Diskrit Uniform Distribusi Diskrit Uniform Contoh: Suatu
Lebih terperinciIII. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,
4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik
Lebih terperinciWillmott Peter, McCharty Dennis, 2001, TPM A-Route to World Class Perfomance, London, Butterworth Heinmann.
DAFTAR PUSTAKA Ananto, Dedy, 1997, Perancangan Ulang Sistem Penerapan Total Productive Maintenance, Bandung, Institut Teknologi Bandung. Bisnis Indonesia, 2005, Pindad Kewalahan Penuhi Permintaan Dalam
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciSistem Persediaan Komponen Multi Eselon Dengan Permintaan Berdasarkan Laju Kerusakan (Studi Kasus Di Perusahaan Tepung Ikan) *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Sistem Persediaan Komponen Multi Eselon Dengan Permintaan Berdasarkan Laju Kerusakan (Studi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo
TUGAS AKHIR SKRIPSI PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN MESIN BUCKET ELEVATOR PADA KOMPONEN CHAIN DENGAN METODE ANALISA KEANDALAN DI PT. SEMEN INDONESIA TBK. DisusunOleh : Kukuh Prabowo 09540069 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciPENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM
PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM Khawarita Siregar, Ukurta Tarigan, dan Syahrul Fauzi Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 42-51 ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG
Lebih terperinciOPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA
OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA Fransiskus Tatas Dwi Atmaji Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University franstatas@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ (Analyzing The Maintenance System for Generator Starter Component on Aricraft Engines in
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ
Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung
Lebih terperinci4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era ini, industri menggunakan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi. Namun, setiap mesin memiliki umur masing-masing. Mesin-mesin tersebut tidak selamanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota
Lebih terperinciPengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta
Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman
Lebih terperinciSeminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur
Perencanaan Perawatan pada Mesin Extruder dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) di PTPN XI Rosela Baru Surabaya Ir. Endang P W, MMT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim Abstract
Lebih terperinciOPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *
]Reka Integra ISSN: 2338-5081 [ Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01] Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [April 2014] OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON
E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 49-53 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON I PUTU YUDANTA EKA PUTRA 1, I PUTU EKA
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: 120-128 PERUMUSAN STRATEGI PENGGUNAAN MODUL PCM 4 EXCHANGE UNIT BERDASARKAN MEREK DAGANG DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY (Studi Kasus : PT. TELKOM Tbk.
Lebih terperinciPEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING
PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING
ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING Sutandani Suriono, Bernardus Bandriyana, Tri Pudjadi Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan / Palmerah
Lebih terperinciJURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:
JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 187-196 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN SERI Avida Anugraheni C. 1, Sudarno
Lebih terperinciBAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)
30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH
Lebih terperinciEvaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif
Petunjuk Sitasi: Rahman, A. (2017). Evaluasi Deviasi Dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif Dan Preventif. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C181-186). Malang: Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang
Lebih terperinciUsulan Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Komponen Menggunakan Model Persediaan Q di PT. X *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Usulan Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Komponen Menggunakan Model Persediaan
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.
ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),
Lebih terperinciPROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)
#11 PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) 11.1. Pendahuluan Masalah keandalan yang berhubungan dengan sistem secara normal adalah space memiliki sifat diskrit yaitu sistem tersebut dapat
Lebih terperinciJADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi
Lebih terperinciPengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem
Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem Pengukuran Kehandalan Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menguraikan proses perancangan kehandalan sistem 3 Kehandalan
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME
PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME Siti Nandiroh Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.
Lebih terperinciModifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi
Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI) Ranggadika Nurtrianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak
Lebih terperinciModifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi
Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran sungai
Lebih terperinciKAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3
JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 241-248 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN PENCEGAHAN KOMPONEN KOPLING DAN REM PADA MOBIL PANCAR DI DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 PENJADWALAN PERAWATAN PENCEGAHAN KOMPONEN KOPLING DAN REM PADA MOBIL PANCAR
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI Ian Ivan Langi 1, Felecia 2, Abstract: PT Prima Waru Industry is a company that produce nails. This research was intended to help the company
Lebih terperinciAnalisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang
Petunjuk Sitasi: Taufik, Fithri, P., & Arsita, R. (2017). Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C75-84). Malang: Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO HARI MOEKTIWIBOWO DAN ADE KRISNADI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRACT PT. Hadinata
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT (PT. Malang Indah) Skripsi DiajukanKepadaUniversitasMuhammadiyah Malang UntukMemenuhi Salah
Lebih terperinciANALISIS AVAILABILITY SISTEM PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.12, NO.2, SEPTEMBER 2013, 107-114 ANALISIS AVAILABILITY SISTEM PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk R.
Lebih terperinciOPTIMISASI PENJADWALAN PERAWAT DENGAN GOAL PROGRAMMING: SEBUAH STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN ABSTRAK
Prosiding Semirata05 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungura Pontianak OPTIMISASI PENJADWALAN PERAWAT DENGAN GOAL PROGRAMMING: SEBUAH STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM PADANGSIDIMPUAN Pratiwi Siregar
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciOPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X
OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X Satria Hikmawan Masdarul Huda dan Drs Haryono, MSIE dan M. Sjahid Akbar, M.Si Jurusan a, Fakultas
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING (CSM) (Studi Kasus: PT X Indonesia) Aji Mudho A., Bobby Oedy P. Soepangkat Program
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA i SURAT PENGAKUAN...ii SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PERSAMAAN
Lebih terperinciDistribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 13/11/2013
3//203 STATISTIK INDUSTRI Agustina Eunike, ST., MT., MBA Rata-rata dan Variansi Rumus Umum: Distribusi Peluang Diskrit dan Kontinyu UNIFORM Distribusi Diskrit Uniform Distribusi Diskrit Uniform Contoh:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun
Lebih terperinci